Anda di halaman 1dari 41

PERTOLONGAN DASAR

GAWAT DARURAT
 Disebut dasar : tindakan pertolongan dasar
keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa
berupa henti jantung dan pernapasan.
 Mengancam jiwa : tidak selalu masalah kardiogenik
misalnya trauma, tenggelam, tersengat listrik,
keracunan dll
 Tenaga kesehatan mutlak menguasai ketrampilan
pertolongan dasar sebelum penderita mendapat
pertolongan lanjut
 Teori dan praktek tidak cukup tapi juga
disertai rasa percaya diri untuk bertindak
melakukan pertolongan dan segera
menghubungi petugas pra rumah sakit
 Dua pertiga jumlah kematian mendadak
karena penyakit jantung koroner terjadi di
luar rumah sakit dan umumnya 2 jam
setelah timbul gejala
 Kematian dapat dicegah :
a. Melakukan basic life suport tepat
b. Akses
c. CPR di tempat
d. Defibrilasi segera
 Pertolongan dapat dilakukan pada :
a. Trauma
b. Tenggelam
c. Tersengat listrik
d. Tercekik
e. Sumbatan jalan napas
f. Keracunan obat
Untuk mencegah kerusakan otak
 Pencegahan primer :
a. Pengetahuan tentang faktor resiko
b. Pengenalan tanda gangguan kardiovaskular
 Pencegahan sekunder :
Pengidap penyakit jantung dari henti jantung
dan infark myokard
 Faktor resiko :
a. Pola makan
b. Merokok
c. Sosial budaya
d. Perilaku
e. Alkohol
 Pertolongan gawat darurat jantung :
a. Mengenal tanda awal
b. Mengaktifkan sistem pertolongan 118
c. Mencegah komplikasi
d. Menenangkan penderita
e. BLS segera
f. Menstabilkan penderita
g. Kirim penderita
 CPR yang dikerjakan benar dapat :
a. Mencegah henti jantung
b. Mengembalikan fungsi nafas
c. Mempertahankan fungsi jantung dan nafas
sampai datangnya pertolongan lanjutan
CPR tidak membutuhkan peralatan khusus
 Transportasi cepat tanpa life suport tidak
dapat dianggap pertolongan darurat.
 Yang ditekankan :
a.Tersedianya pertolongan / defibrilasi
b. CPR
c. Stabilitasi
Mencegah keterlambatan
 BLS harus dimulai oleh siapa saja jika terjadi henti
jantung atau henti nafas
 Keberhasilan tergantung dari orang yang mengerti
kebutuhan pertolongan melalui sistem EMS dan
ketersediaan melakukan CPR
 BLS ditingkat ini tergantung dan tanggung jawab
masyarakat awam
 Peran pelayanan kesehatan : membimbing dan
mendidik melalui pendidikan dan pelatihan kepada
masyarakat
 Pendekatan yang terbaik untuk
menangani penderita :
a. Akses yang cepat ke EMS
b. Segera CPR
c. Segera defibrilasi
d. Segera pertolongan lanjut
Penjelasan istilah

 Henti jantung : berhentinya aktivitas


mekanik jantung, ini merupakan
diagnosis klinik yang ditandai dengan :
a. Hilang kesadaran
b. Tidak terabanya denyut nadi
c. Henti nafas
 Resusitasi kardiopulmonar (CPR) :
Segala usaha tindakan dan teknik yang dipakai
untuk mengembalikan sirkulasi spontan
 CPR dasar / CPR orang awam :
CPR yang dikerjakan siapa saja yang menemukan
penderita yang bukan dari EMS / petugas ambulan
 BLS (Basic Life Suport) :
Fase yang terdiri dari mengenal henti jantung,
menghubungi sistem EMS, CPR dasar juga
program pelatihan yang berkaitan dengan hal
tersebut.
 Petugas EMS (Emergency Medical Services)
Orang yang bertanggung jawab atas keadaan
gawat darurat yang merupakan anggota dari
badan yang melayani
 Advanced CPR atau ACLS (advanced cardiac
life suport) :
Usaha untuk mengembalikan sirkulasi spontan
dengan menggunakan CPR dasar ditambah
penatalaksanaan lanjut jalan nafas, intubasi
endotrakeal, defibrilasi dan pemberian obat-
obatan intravena. ACLS juga merupakan
program pelatihan untuk melaksanakan teknik
ini
 EMS dispatcher
Orang yang bertanggung jawab mengirim
EMS responder ke tempat penderita
gawat, memberikan instruksi melalui
telepon kepada penolong di tempat
kejadian sambil menunggu kedatangan
petugas profesional
 EMS responder :
Anggota EMS yang datang ke tempat untuk
memberikan pertolongan gawat darurat
dengan kendaraan gawat darurat (ambulan).
Mereka terlatih ACLS atau BLS dan mampu
melakukan defibrilasi, EMT (Emergency
Medical Technician) umumnya mempunyai
kemampuan BLS.
Sistem ECC :
Meliputi semua segi ECC, tergantung
kemampuan personil. ECC yang diperluas
termasuk CPR orang awam, aktivasi cepat
dari EMS, UGD, ICU rehabilitasi, program
pencegahan, program pelatihan BLS dan
ACLS serta defibrilasi
 Rantai kelangsungan hidup (chain of survival) :
Merupakan istilah untuk menyatakan saling
ketergantungan tindakan penanggulangan
gawat darurat henti jantung di masyarakat.
Tindakan ini terdiri dari 4 rantai yaitu akses
cepat, CPR segera, defibrilasi segera dan ACLS
segera
 Perkiraan Penyebab henti jantung
Masalah jantung sebagai penyebab henti jantung
merupakan fokus utama dalam ECC. Henti jantung
karena sebab di luar jantung dianggap kemudian.
Semua henti jantung dianggap disebabkan oleh
karena masalah jantung, kecuali jika penyebab non
cardiac dapat diidentifikasi dengan jelas.
Penyebab non cardiac : kematian bayi, keracunan
obat, bunuh diri, tenggelam, trauma, kehilangan
darah, dan keadaan terminal penyakit.
 Perhitungan waktu (time interval)
Dianjurkan memakai perhitungan waktu.
Interval waktu dilaporkan nilai dari awal
kejadian sampai datang pertolongan. Ini
lebih baik daripada menggunakan ukuran-
ukuran yang tidak pasti seperti down time
atau response time.
 Waktu panggilan (118 call to dispatch
interval) merupakan waktu dari panggilan
masuk sampai kendaraan berangkat menuju
sasaran.
 Waktu kendaraan mencapai tempat kejadian,
lama waktu yang digunakan sejak kendaraan
berangkat sampai di tempat kejadian, tidak
termasuk waktu petugas mencapai penderita
atau melakukan tindakan defibrilasi
 Waktu kendaraan yang sudah berada di
tempat kejadian mencapai penderita, adalah
lama waktu dari berhentinya ambulan di
tempat kejadian hingga petugas berada disisi
penderita
 Waktu defibrilasi, waktu dari panggilan 118
sampai penderita memperoleh DC shock
pertama
 Henti napas dan Tidak cukup napas
Tidak ada napas. Tidak cukup napas
(insufficiency), mencerminkan walaupun
pernapasan ada, tetapi tidak cukup menjaga
kandungan / tingkat normal O2 dan CO2 dalam
darah
 Sumbatan Jalan Napas
Penyebab tersering : tertutupnya jalan napas
atas oleh lidah dan epiglotis. Semua keadaan
yang menyebabkan hilangnya kesadaran atau
hilangnya tonus otot rahang dapat
menyebabkan lidah atau epiglotis jatuh ke
belakang dan menyumbat jalan napas.
Menyebabkan 3805 kematian pada 1988.
 Kegagalan Pusat Pernapasan
Pusat pernapasan di otak, sangat
dipengaruhi oleh aliran darah ke otak,
seperti pada stroke, syok atau henti jantung,
overdosis obat, pemakaian narkotika,
trauma kepala dll.
FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG

FAKTOR RESIKO YANG FAKTOR RESIKO YANG FAKTOR LAIN


TIDAK DAPAT DIUBAH DAPAT DIUBAH
Keturunan Merokok Diabetes
Jenis kelamin Hipertensi Obesitas
Usia Kolesterol Stress
Aktivitas fisik
BASIC LIFE SUPORT (BLS) DEWASA

 TUJUAN :
1. Mencegah berhentinya respirasi dan
sirkulasi
2. Memberi bantuan ventilasi dan eksternal
terhadap sirkulasi penderita henti jantung
dan napas dengan CPR
 Tujuan utama CPR :
Memberi oksigen ke otak dan jantung
sampai dimulainya pengobatan medik yang
definitif dan tepat sehingga dapat
mengembalikan fungsi jantung dan paru
kembali normal.
 Keberhasilan dapat diperoleh setelah mendapatkan
BLS dalam 4 menit sejak henti jantung terjadi dan
dalam 4 menit kemudian diberikan ALS.

Waktu CPR (menit) Waktu ACLS (menit) Angka kelangsungan


hidup (%)

0-4 0-8 43
0–4 16+ 10
8 - 12 8 - 16 6
8 - 12 16+ 0
12+ 12+ 0
 Dalam tenggang waktu 4-6 menit sejak
terjadinya henti jantung dapat terjadi
kerusakan otak, dan bila lebih dari 6 menit
hampir dipastikan terjadi kerusakan otak.
Yang terpenting bagi orang yang dekat
dengan korban :
1. Tahu keadaan darurat, telepon 118
2. Mengerjakan CPR
3. Bebaskan jalan napas
Tugas
1. Bagi menjadi 8 kelompok
2. Buat makalah tentang kegawatdaruratan tentang
kasus umum 6 kelompok dan tentang kasus
akupunktur 2 kelompok
3. Judul tidak boleh sama
4. Makalah berisi : definisi, penyebab, cara menangani,
bila memungkinkan disertai gambar-gambar
5. Sumber : ditulis di daftar pustaka, lebih baik bila dari
jurnal terbaru
6. Presentasikan dalam power point

Anda mungkin juga menyukai