Anda di halaman 1dari 29

KOMA

• Koma (Yunani : tidur nyenyak)


• Kedokteran : kondisi hilang sadar yang sangat
dalam
• Pasien koma tidak dapat dibangunkan, tidak
memberikan respons normal terhadap rasa
sakit, rangsangan cahaya, tidak memiliki
siklus tidur-bangun, dan tidak dapat
melakukan tindakan sukarela.
Pengertian Koma :
Situasi darurat medis yang penderitanya mengalami
keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu karena
menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh
beberapa kondisi.
Kondisi Koma :
1. Tidak menyadari keadaan di sekeliling
2. Tidak dapat mendengar suara atau merespons rasa
sakit.
3. Sebagian yang mengalaminya ada yang terlihat
seperti tidur
4. Sebagian lagi ada yang matanya terbuka bahkan ada
yang terdengar seperti mengeluarkan suara
• Tingkat kesadaran penderita koma tergantung
seberapa besar bagian otak yang masih berfungsi
• Koma ada yang berubah seiring waktu. Ketika
berangsur sadar, yang awalnya tidak bisa
merasakan rasa sakit akan mulai merasakan rasa
sakit, kemudian mulai menyadari keadaan di
sekitar, dan akhirnya mampu berkomunikasi.
• Namun peluang sembuh dari koma akan sangat
tergantung dari penyebab koma itu sendiri.
• Koma dapat timbul karena berbagai kondisi:
1. Keracunan
2. Keabnormalan metabolik
3. Penyakit sistem saraf pusat
4. Trauma neorologis akut : stroke dan hipoksia
5. Gegar otak : kecelakaan berat
6. Koma juga dapat secara sengaja ditimbulkan
oleh agen farmasentika untuk mempertahankan
fungsi otak setelah timbulnya trauma otak lain
Penyebab Koma:
1. Stroke.
2. Cedera berat di kepala.
3. Diabetes
4. Infeksi pada otak :meningitis dan ensefalitis.
5. Keracunan : karbon monoksida.
6. Overdosis : alkohol atau narkoba
7. Kekurangan oksigen.
8. Kejang
9. Tumor pada otak
10.Kegagalan organ hati (koma hepatikum).
Diagnosis koma :
1. Ukuran pupil mata
2. Memeriksa refleks dan gerakan
3. Memeriksa adanya tanda-tanda cedera pada kepala.
4. Memeriksa pola napas penderita
5. Memeriksa reaksi penderita terhadap rasa sakit.
6. Sebelum pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
penyebab koma, dokter biasanya akan meminta
keterangan pada keluarga, teman-teman, atau
orang-orang terdekat dari penderita yang
mengetahui kondisinya sebelum mengalami koma.
• Yang ditanyakan :
1. Riwayat kesehatan pasien, misalnya apakah dia
pernah mengidap stroke.
2. Tanda-tanda kehilangan kesadaran yang terlihat
dan bagaimana penderita kehilangan kesadaran,
misalnya apakah secara perlahan atau tiba-tiba.
3. Gejala-gejala sebelum penderita mengalami
koma : sakit kepala, kejang atau muntah-
muntah.
4. Penggunaan obat-obatan sebelum koma
5. Perilaku penderita sebelum mengalami koma.
Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan darah : hormon tiroid, glukosa,
elektrolit. Tujuannya adalah untuk mengetahui
adanya pemicu koma, misalnya overdosis alkohol atau
obat-obatan, keracunan karbon dioksida, dan
gangguan organ hati.
2. Elektroensefalografi atau EEG. Pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara mengukur aktivitas elektrik
dalam otak ini bertujuan untuk mengetahui apakah
koma dipicu oleh kejang.
3. MRI scan dan CT scan : tumor, stroke, atau pun
pendarahan di dalam otak.
4. Pungsi lumbal : infeksi pada sistem saraf.
Tingkatan koma : Skala Koma Glasgow

1. Hal pertama : respons verbal terhadap perintah. Poin 0 pada


kategori ini diartikan bahwa pasien tidak merespons. Poin 5
sebagai poin tertinggi diartikan bahwa pasien sadar dan bisa
berbicara.
2. Hal kedua : pembukaan mata. Di dalam kategori ini, poin 0
berarti pasien tidak merespons. Poin 4 sebagai yang tertinggi
diartikan bahwa pasien dapat membuka mata secara spontan.
3. Hal ketiga : respons gerakan terhadap perintah. Di sini. Poin 0
diartikan sebagai tidak adanya respons. Poin 6 sebagai yang
tertinggi artinya pasien patuh terhadap perintah.
4. Makin tinggi total nilai yang dikumpulkan dari ketiga kategori
tersebut, maka makin sedikit fungsi otak yang terganggu.
Sebaliknya, makin rendah total nilai yang didapatkan, maka
makin banyak bagian otak yang mengalami kerusakan dan
makin parah koma yang dialami.
Pengobatan koma :
1. Pengobatan koma tergantung dari penyebab koma itu
sendiri. Obat pengendali kejang, antibiotik jika koma
terjadi akibat infeksi pada otak, alat-alat pendukung,
seperti alat bantu napas atau transfusi darah.
2. Peluang sadar penderita akan tergantung kepada hasil
pengobatan itu sendiri dan lamanya jangka waktu
koma.
3. Koma yang disebabkan oleh cedera di kepala dan
overdosis obat-obatan memiliki peluang sembuh yang
lebih tinggi dibandingkan dengan koma akibat
kekurangan oksigen. Namun jika cedera kepala yang
dialami penderita cukup parah hingga merusak otak,
bukan tidak mungkin penderita akan sulit untuk sadar
atau mengalami cacat ketika dia sadar.
Pulih dari koma :
• Tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan
bertahap
• Ada sebagian penderita yang dapat sembuh
total dari koma tanpa mengalami cacat sedikit
pun. Sebagian lainnya tersadar, namun dengan
fungsi otak atau tubuhnya mengalami
penurunan, bahkan kelumpuhan.
• Pada kasus penderita yang mengalami cacat
setelah koma, biasanya harus ditangani lebih
lanjut dengan beragam terapi oleh para ahli,
misalnya fisioterapi, psikoterapi, dan terapi
okupasi.
Tradisional
• Hangat – panas menyerang ke dalam, api –
phlem menghambat mengganggu SEN
sehingga kesadaran terselubung.
• Koma derajat ringan : sedikit reaksi rangsang
kuat, refleks otot ekstremitas berlebihan
• Koma berat : tidak ada reaksi, refleks cahaya
dan pergerakan hilang, otot lemas, refleks
kornea dan tenggorokan hilang, BAB dan BAK
tidak terkendali
Keadaan kaku kejang :
• Titik utama : DU 26, LI 4, L3
• Titik tambahan : DU 14, PC 6, ST 40, KI 1
Keadaan Lemas :
• Titik utama : DU 20 + moksa, Ren 6 + moksa,
Ren 4 + moksa, DU 25, LU 9, KI 7
• Titik tambahan : LI 4, PC 8, ST 36
Lokasi : 1/3 kranial atau 2/3 kaudal Jarak hidung
dengan tepi bibir atas
Antara Os Meta karpal I & II pertengahan tepi radial Os
Metakarpalis II
Sudut atas antara tulang metatarsal 1 dan 2
Di bawah prosesus spinalis cervikalis VII setinggi pundak
2 cun proksimal lipat pergelangan tangan, antra tendon M.
palmaris longus dan tendon M. fleksor karpi radialis
Pada garis penghubung Dubi dan Jiexi (ST 41), 1 jari fibular
dari krista tibialis
ST 40 : Satu jari lateral dari Tiaokou (ST 38), Pertengahan
garis penghubung Dubi (ST 35) dan Jiexi (ST 41)
Pada lekuk Artrikulus metatarso-falangealis II dan III yang
terjadi saat kaki plantar fleksi
Titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan
garis yang menghubungkan Kedua ujung kranial daun
telinga
3 cun kaudal umbilicus
1,5 cun kaudal umbilicus
Tepat di puncak hidung
Pada lekuk ujung radial lipat melintang kulit volar
pergelangan tangan den tepi radial dari arteriradialis
2 cun proksimal (Ki 3), pada tepi ventral tendon achiles
Pada garis telapak tangan, antara ujung jari-jari II dan III,
bila jari tengah di tekuk

Anda mungkin juga menyukai