LAPORAN MAGANG
i
PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
R0017094
Sekolah Vokasi
Pembimbing,
ii
PENGESAHAN PERUSAHAAN
Laporan Magang
Mengesahkan,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan dalam pelaksanaan
magang serta penyusunan laporan Magang dengan judul “Implementasi
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Serta Lingkungan di PT. Kayaba
Indonesia Cikarang, Bekasi, Jawa Barat”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Drs. Santoso Tri Hananto, M,Acc.,Ak, selaku Direktur Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Iwan Suryadi, S.KM., M.Kes, selaku Kepala Program Studi D.III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sarsono, Drs, M.Si ,selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Ibu Seviana Rinawati, S.KM., M.Si, selaku Penguji yang telah memberikan
saran perbaikan dalam penyusunan laporan ini.
5. Bapak Hapron Junaidi, selaku HRD Departemen Head PT. Kayaba Indonesia
yang telah menerima penulis untuk melaksanakan magang di PT. Kayaba
Indonesia ini.
6. Bapak Jefri Akbar, selaku EHS Departemen Head PT. Kayaba Indonesia
yang telah memperkenankan penulis melaksanakan magang dan menimba
ilmu di PT. Kayaba Indonesia.
7. Bapak Anton Wijayanto, selaku EHS Departemen Section Head yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan laporan ini.
8. Ibu Yuliati Rahmah, selaku EHS Environment dan Sistem yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan laporan ini dan telah
membantu dalam penerimaan magang di PT. Kayaba Indonesia.
9. Seluruh keluarga besar PT. Kayaba Indonesia yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan, bimbingan dan sambutan
hangat yang diberikan selama penulis melaksanakan program magang.
10. Seluruh Dosen dan karyawan Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja
serta asisten yang telah mengajarkan ilmu-ilmunya yang luar biasa.
11. Orang tuaku tersayang, Bapak Hermanto dan Ibu Juminingsih telah
memberikan doa serta dukungan moril, spritual, dan materil serta mbak-
mbakku tersayang Mbak Dessi Indrayani, Mbak Nuri Handayani, Mbak
Novitri Minang Astuti, Mas Yadi, Mas Antok, Mbak Ciprut serta keponakan
ku tersayang Mas Yuda, dan Dek Ika yang selalu memberikan kecerian, saran
dan masukan setiap harinya.
iv
12. Rizka Kurnia Putri sebagai teman magang selama di PT. Kayaba Indonesia,
yang selalu mendukung, memotivasi, memberikan saran serta membantu
selama pelaksanaan kegiatan magang dan penyelesaian laporan penulis.
13. Nisa, Shania, Yuli, Afifah, Nurul, Titi, Aurel, Tiara serta seluruh teman dan
sahabat yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, saran serta
membantu selama pelaksanaan kegiatan magang dan penyelesaian laporan.
14. Amal, Rizka, Hana, dan segenap keluarga besar angkatan 2017 D.III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
15. Ade, Kevin, Rizka, Jatmi serta seluruh keluarga besar KEMA Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Kabinet Transformasi yang saya sayangi.
16. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan untuk penulis
hingga laporan ini bisa terselesaikan.
Semoga semua kebaikan dari bantuan dan perhatian dari semua pihak bisa
mendapat keberkahan dari Allah SWT. Penulis menyadari dalam penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan penulis demi penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Surakarta, 2020
Penulis,
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................... iii
PRAKATA.................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Tujuan Magang....................................................................... 2
C. Manfaat Magang..................................................................... 2
BAB II METODE PENGAMBILAN DATA......................................... 4
A. Persiapan................................................................................. 4
B. Lokasi..................................................................................... 4
C. Pelaksanaan............................................................................ 4
D. Analisis Data.......................................................................... 5
BAB III HASIL MAGANG...................................................................... 10
A. Gambaran Umum Perusahaan................................................. 10
B. ProsesProduksi........................................................................ 12
C. Higiene Perusahaan................................................................. 17
D. Keselamatan Kerja................................................................. 26
E. Kesehatan Kerja...................................................................... 38
F. Sistem Manajemen K3............................................................ 44
G. Ergonomi................................................................................. 59
H. Pengelolaan Lingkungan......................................................... 67
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 72
A. Higiene Perusahaan................................................................ 72
B. Keselamatan Kerja.................................................................. 79
C. Kesehatan Kerja...................................................................... 87
D. Sistem Manajemen K3............................................................ 94
E. Ergonomi................................................................................ 105
F. Pengelolaan Lingkungan........................................................ 108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 114
A. Simpulan................................................................................. 114
B. Saran....................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 117
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan alur proses Produksi PT. Kayaba Indonesia, Cikarang Barat,
Bekasi ..................................................................................................13
viii
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era revolusi 4.0 yang disertai dengan perkembangan pembangunan di
Indonesia telah meningkatkan intesitas kerja di berbagai sektor yang beresiko
kecelakaan. Hal tersebut mengakibatkan semakin tingginya tuntutan dalam
mencegah terjadinya kecelakaan di lingkungan kerja. Revolusi industri
mempunyai dampak bukan hanya menghilangkan pekerjaan tetapi telah
menghilangkan pekerjaan baru yang pada akhirnya akan mempengaruhi
mekanisme sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di era sekarang.
Pekerjaan yang mengandung risiko tinggi di era sekarang seperti pada
pekerjaan di bidang industri manufaktur telah menjadi masalah yang serius
(International Labour Organization, 2019).
Berdasarkan data dari BPJS Ketenagakerjaan Indonesia pada tahun
2018 sebanyak 173.415 kasus kecelakan kerja dengan total klaim Rp 1,22
triliun dan di akhir September 2019 terdapat 130.923 kasus dengan klaim Rp
1.09 triliun. Kasus kecelakaan kerja yang dilaporkan masih didominasi oleh
kasus-kasus kecelekaan di lingkungan industri sebanyak 50.358 kasus. Kasus
yang tidak hanya menyebabkan kematian tetapi kerugian materiil dan
kerusakan lingkungan sekaligus mempengaruhi produktivitas dan ke-
sejahteraan masyarakat (Menteri Ketenagakerjaan, 2019).
Peranan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting
sebagai upaya mengurangi kerugian yang terjadi sehingga dapat terlaksana
pekerjaan secara efektif dan efisien di seluruh industri baik yang berskala
besar maupun berskala kecil. Pemerintah telah membuat sistem untuk
memenuhi kebutuhan akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja. Peraturan-peraturan yang dimaksud antara lain seperti Undang-undang
No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 yang menyebutkan bahwa ”Setiap
perusahaan wajib melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
1
2
3. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan higiene
perusahaan, kesehatan kerja, keselamatan kerja, ergonomi, Sistem
Manajemen K3, dan Lingkungan hidup.
b. Membandingkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dengan penerapan
di perusahaan.
c. Mengetahui penerapan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja dalam
lingkungan perusahaan.
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA
A. Lokasi
Pelaksanaan kegiatan Magang dilaksanakan di PT. Kayaba Indonesia,
Jl. Jawa Blok II No.4 Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Bekasi, Jawa
Barat 17520.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 3 Februari
sampai tanggal 13 Maret 2020, setiap hari Senin s.d Jum’at dari pukul 07.30-
16.00 WIB dan kegiatan magang secara daring dari tanggal 16 Maret – 3 Mei
2020. Tahapan pelaksanaan magang ini antara lain :
1. Pengajuan proposal magang ke Departemen HRD pihak PT. Kayaba
Indonesia.
2. Melakukan orientasi terkait peraturan dan kebijakan di PT. Kayaba
Indonesia
3. Penempatan magang pada Departemen EHS PT. Kayaba Indonesia.
4. Melakukan observasi dan penelitian di semua departemen serta
mewawancarai karyawan yang berkompeten dibidangnya untuk
mendapatkan gambaran tentang perusahaan secara umum.
5. Pemberian materi yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) secara teknis di lapangan maupun tertulis oleh pembimbing
magang.
6. Melakukan penelitian untuk melengkapi tugas akhir.
C. Sumber Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data yang diperoleh dari observasi lapangan, wawancara, serta diskusi
dengan karyawan dan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
4
5
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, dapat berupa dokumen-
dokumen milik perusahaan dan juga literatur yang lain.
D. Analisis Data
Dari semua data yang telah diperoleh penulis selama magang di PT.
Kayaba Indonesia, Cikarang, Kota Bekasi, kemudian dianalisis untuk
mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, untuk selanjutnya
ditinjau upaya pengendalian terhadap ketidak sesuaian dengan regulasi yang
berlaku sebagai upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
menekan angka kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan meningkatkan
produktivitas perusahaan.
1. Higiene Perusahaan
a. Faktor Fisika
b. Faktor Kimia
c. Faktor Biologi
2. Keselamatan Kerja
3. Kesehatan Kerja
5. Ergonomi
6. Pengelolaan Lingkungan
1. Profil Perusahaan
PT. Kayaba Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur
di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1976. Dengan keberhasilan dan
kinerja yang baik, PT. Kayaba Indonesia telah menjadi kepercayaan
berbagai produsen mobil dan motor sebagai pemasok produk-produk
yang berkualitas dan bermutu.
PT. Kayaba Indonesia memproduksi Shock Absorber (peredam kejut)
yang dikelola oleh beberapa pemegang saham dan modal dari banyak
perusahan yang ternama. Dengan slogan ”Our Precision, Your
Advantage”, PT. Kayaba Indonesia berkomitmen untuk selalu menjaga
mutu produksi dalam meingkatkan kepercayaan pelanggan terhadap
produknya.
Didukung dengan adanya teknologi, produk awal berupa Shock
Absorber dikembangkan dengan memproduksi jenis produk lain seperti
Oil Cushion Unit (OCU) dan Front Fork (FF) dengan berbagai jenis
komponen.
2. Sejarah berdiri
PT. Kayaba Indonesia berdiri sejak 25 Februari 1976. Perusahaan ini
merupakan anak dari perusahaan Astra International dimana kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh:
a. ASTRA Otopart (50%)
b. KYB Corporation (30%)
c. Toyota Tsusho Corporation (10%)
d. Yamaha Indonesia Motor Mfg (10%)
PT. Kayaba Indonesia memiliki 2 plant produksi, yaitu plant I yang
merupakan head office berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung. Plant
II berlokasi di Kawasan Industri MM2100 Cibitung dengan luas tanah
10
11
B. Proses Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan produk di PT. Kayaba Indonesia terdiri
dari bahan baku mentah dan bahan setengah jadi yang dipasok oleh
supplier. Bahan baku mentah terdiri dari iron pipe (pipa besi), piston dan
ingot. Sedangkan untuk bahan setengah jadi terdiri dari spring, under
bracket, dan komponen kecil seperti nut, leaf valve, bolt, cap, o’ring, dan
lain-lain.
2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan pembuatan produk antara lain ada oli, thinner dan
cat untuk proses plating, cairan coolant untuk proses grinding, dan gas
karbondioksida untuk proses welding. Bahan pendukung lainnya dalam
13
proses produksi adalah kain majun, plastik, kardus dan kertas label untuk
packaging produk jadi.
3. Proses Produksi
PT Kayaba Indonesia memproduksi Front Fork untuk roda dua, Oil
Cushion Unit untuk roda dua, dan Shock Absorber untuk roda empat.
4) Cover
Pada bagian ini dilakukan Inspection terlebih dulu pada raw
material, kemudian Cutting Off, Cleaning, dan Welding dengan
hasil Assembling tiga tahapan sebelumnya. Selanjutnya adalah
proses Mounting, Painting, Inspection, dan proses terakhir yaitu
Packaging sebelum dikirim ke Customers.
1. Faktor Fisika
a. Intensitas Kebisingan
1) Identifikasi Sumber
Sumber kebisingan utama yang ada di PT. Kayaba Indonesia
berasal dari area produksi dan area non-produksi. Kebisingan yang
melebihi NAB berasal dari area produksi yaitu Ruang Generator,
Area Konstruksi M/C Gerinda, Area Konstruksi M/C Cutting.
2) Kegiatan Pemantauan
Pemantauan intensitas kebisingan dilakukan pada area kerja
oleh pihak PT. Kayaba Indonesia setiap enam bulan sekali melalui
pihak ketiga yaitu dari laboratorium penguji PT. Medialab
Indonesia.
3) Penilaian
Penilaian dari kegiatan pemantauan intensitas kebisingan
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel. 1 Hasil Pemantauan Intensitas Kebisingan
No Customer Sample ID Result Unit
1 Casting Gravity 1-15 81,4 dBA
2 Casting Gravity 16-30 77,3 dBA
3 Casting Gravity 31-42 78,4 dBA
4 Casting Gravity 43-56 77,8 dBA
5 Area Buffing 76,9 dBA
18
getaran yang diukur adalah getaran pada lengan dan tangan. Setiap
tenaga kerja terpapar getaran mekanis selama 8 jam dalam 1 shift.
2) Kegiatan Pemantauan
Pemantauan intensitas getaran di PT. Kayaba Indonesia
dilakukan pada area kerja setiap enam bulan sekali melalui pihak
ketiga yaitu dari laboratorium penguji PT. Medialab Indonesia.
3) Penilaian
Penilaian dari kegiatan pemantauan menunjukkan intensitas
getaran pada proses buffing masih dibawah NAB. Dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pemantauan Intensitas Getaran
No Customer Sample ID Result Unit
1 Outer Tube Buffing 0,032 m/s2
Sumber : PT. Kayaba Indonesia, 2020
4) Tindakan Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan oleh PT. Kayaba Indonesia
terhadap paparan getaran yaitu dengan sarung tangan anti getaran
untuk mengurangi paparan getaran yang diterima oleh pekerja serta
pemasangan peredam suara.
c. Intensitas Pencahayaan
1) Identifikasi Sumber
Jenis pencahayaan yang ada di PT. Kayaba Indonesia yakni
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami
merupakan pencahayaan yang sumbernya berasal dari sinar
matahari secara alami, sedangkan pencahayaan buatan berperan
sebagai pencahayaan tambahan yang digunakan jika pencahayaan
alami tidak mencukupi kebutuhan. Pada area produksi, sumber
pencahayaan berasal dari lampu TL dan LED sesuai dengan
kebutuhan jenis pekerjaan.
Sedangkan pada area kantor, sumber pencahayaan berasal dari
lampu LED sesuai dengan kebutuhan jenis pekerjaan perkantoran
20
4) Pengendalian
Pengendalian paparan debu pada area produksi dilakukan
dengan mewajibkan penggunaan masker kain untuk setiap pekerja
yang berada di area tersebut dan pemakaian mesin dust collector
untuk menghisap debu yang dihasilkan dari proses produksi.
b. Gas Bahan Kimia
1) Identifikasi Sumber
Sumber gas bahan kimia yang ada di perusahaan berasal dari
gas buang mesin Painting dan proses Plating.
2) Kegiatan Pemantauan
Pemantauan gas bahan kimia dilakukan pada area kerja setiap
enam bulan sekali oleh laboratorium penguji PT. Medialab
Indonesia.
3) Penilaian
Penilaian dari kegiatan pemantauan gas bahan kimia
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pemantauan Gas Bahan Kimia
No Area Test Description Result Unit
1 Area Casting NO2 0.002 ppm
SO2 0.152 PSD
CO 1.33 ppm
2 Area Painting NO2 0.003 ppm
SO2 <0.033 PSD
CO 2.00 ppm
3 Area Assembly NO2 0.003 ppm
FF Assy SO2 <0.033 PSD
CO 1.67 ppm
4 Area Welding NO2 0.003 ppm
SO2 <0.033 PSD
CO 2.00 ppm
5 Area O/T Mach NO2 0.003 ppm
24
e) Pagar
Pagar digunakan terutama di area mesin robot,
penggunaan pagar bertujuan agar mengisolasi robot dan
mencegah pekerja terbentur lengan robot saat sedang
beroperasi.
f) Lock Out Tag Out (LOTO)
Lock Out Tag Out digunakan untuk mengisolasi energi
dan harus digunakan saat proses perbaikan agar mesin tidak
dapat dioperasikan saat perbaikan sedang berlangsung.
g) Genba
Genba atau inspeksi rutin dilakukan pada mesin
produksi untuk memastikan tidak ada potensi bahaya dan
apabila ditemukan potensi bahaya maka akan segera
dilakukan tindak lanjut untuk mengurangi terjadinya potensi
bahaya.
h) Rambu
Rambu yang digunakan sesuai dengan bahayayang
terdapat pada mesin produksi dan dipasang ditempat yang
mudah terlihat sertaterbuat dari material yang tahan dari
percikan oli dan material kerja lainnya.
i) Pelatihan
Pelatihan penggunaan mesin produksi dilaksanakan
pada safety dojo dengan simulator mesin produksi yang
mengsimulasikan penggunaan langsung mesin produksi dan
potensi bahaya nya.
2) Crane
Jenis crane yang digunakan pada area produksi yaitu hoist
crane. Hoist crane dioperasikan oleh operator yang telah
mendapatkan SIO untuk mengoperasikan crane. Safe Working
Load tiap crane tertulis pada konstruksi crane sehingga crane
dapat dikenali kapasitas penggunaannya dan saat crane
36
1. Kebijakan K3
PT. Kayaba Indonesia memiliki kebijakan LK3, kebijakan ini di
tandatangani oleh President Director dan Vice President Director dari
PT. Kayaba Indonesia. Kebijakan ini juga terintegrasi dengan KIPKA,
45
IR, CSR dan ASMS. Kebijakan mengenai LK3 PT. Kayaba Indonesia
berisi:
a. Menjadikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai prioritas
utama dalam mencegah insiden berupa Kecelakaan Kerja, Penyakit
Akibat Kerja (PAK), kerusakan properti dan nearmiss.
b. Mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan zat padat, cair,
dan gas melalui pengelolaan yang baik disertai pemanfaatan limbah
dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) baik dari kategori
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) maupun Non B3.
c. Membuat dan atau menghasilkan produk dari bahan yang ramah
lingkungan dan terbebas dari berbagai substansi yang dilarang, baik
yang disyaratkan pemerintah maupun customer.
d. Melakukan efisiensi Sumber Daya Energi (Bahan Bakar, Listrik,
dan Gas) dan pengurangan pencemar udara (Gas Rumah Kaca).
e. Melakukan konservasi air dan penurunan beban pencemaran ke
lingkungan.
f. Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan konservasi sumber
daya biologi dan Keanekaragaman Hayati.
g. Memenuhi segala kewajiban kepatuhan (compliance obligation),
meliputi peraturan perundangan LK3, ASMS, CSR, KIPKA, IR dan
persyaratan lainnya yang relevan.
h. Senantiasa melakukan perbaikan berkelanjutan pada sistem
manajemen LK3 dalam rangka meningkatkan kinerja LK3
perusahaan.
2. Perencanaan K3
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko (IBPR)
PT. Kayaba Indonesia telah melaksanakan proses identifikasi
bahaya dan penilaian risiko (IBPR) secara periodik pada setiap
proses produksi dengan menggunakan standar form yang telah
ditentukan. Proses pembuatan IBPR dilaksanakan departemen EHS
bersama dengan penanggung jawab line produksi tersebut.
46
e) Safety Driving
f) Chemical Handling
g) Stop Six
h) Operator Forklift
i) Operator Towing
j) Operator Alat Angkat Angkut
k) Internal Auditor
PT. Kayaba Indonesia juga melakukan pelatihan terkait
penggunaan mesin produksi dan peralatan produksi yang
dilaksanakan di safety dojo menggunakan alat simulasi yang
memperagakan kondisi saat bekerja langsung.
c. Komunikasi K3
PT. Kayaba Indonesia telah memiliki prosedur terkait
komunikasi dan konsultasi K3. Dalam prosedur tersebut telah diatur
bahwa informasi, kebijakan dan kinerja mengenai K3 harus
disampaikan kepada setiap pekerja dalam berbagai media yaitu:
1) Safety meeting
Safety meeting dilakukan setiap bulan dan rapat Manajemen
Review dilakukan 1 tahun untuk mengevaluasi kinerja K3 dan
melakukan perbaikan untuk tahun selanjutnya.
2) Safety induction
Penerapan safety induction dilakukan apabila ada tamu atau
pengunjung datang ke PT. Kayaba Indonesia. Safety induction
dilakukan dengan tujuan memberi gambaran tentang area
perusahaan, adanya potensi bahaya ditempat kerja, kewajiban
menggunakan APD, serta titik kumpul yang aman saat
terjadikeadaan darurat.
3) Pemasangan rambu K3
Rambu K3 adalah jenis rambu larangan, perintah, informasi
atau peringatan. Rambu ini dipasang di area produksi serta
instalasi berbahaya yang mudah terlihat.
51
4) Informasi K3
Menyediakan sejumlah informasi terbaru mengenai K3
dalam bentuk tulisan maupun gambar yang telah dipasang di
setiap departemen, seperti stand point yang terdapat di tiap line
produksi, mading milik EHS atau menggunakan poster
himbauan.
d. Dokumentasi K3
PT. Kayaba Indonesia mendokumentasikan setiap prosedur dan
dokumen yang dibutuhkan dalam proses berjalan nya sistem
manajemen K3. Pendokumentasian bertujuan untuk menyatukan
secara sistematik kebijakan, tujuan dan sasaran K3 serta tanggung
jawab dalam pelaksanaan sistem manajemen K3. Pendokumentasian
dilakukan pada:
1) Manual LK3
Dokumen ini berisi tentang kebijakan yang terintegrasi
dengan sistem yang ada di perusahaan. Di dalam dokumen
terdapat visi misi perusahaan, komitmen dalam mejalankan
program K3 dan sebagai pedoman untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dengan tujuan utama
untuk mencapai K3 yang lebih baik.
2) Prosedur
Prosedur bertujuan untuk memberi arahan tenaa kerja agar
meakukan pekerjaan dengan aman.
3) Safety Rule
Safety Rule bertujuan untuk memberikan informasi tata cara
pelaksanaan kegiatan K3, pemeriksaan dan pemantauan K3, tata
cara penggunaan alat yang aman, dan spesifikasi modifikasi
pada area kerja.
4) Formulir dan Checksheet
52
e) Face Shield
f) Respirator
g) Masker N95
h) Masker Partikel
i) Sarung Tangan Vinyl
j) Sarung Tangan Kain
k) Sarung Tangan Kulit
l) Apron Kulit
m) Apron Kain
n) Safety Full Body Harness
2) Lock Out Tag Out (LOTO)
Lock Out Tag Out adalah gabungan antara penerapan
metode mekanis (pemasangan gembok) dan sistem peringatan
tertulis (pemasangan label) yang dipasang pada suatu peralatan
sebagai peringatan kepada orang lain bahwa peralatan
bersumber energi berbahaya dimaksud sedang diisolasi dan
tidak boleh dioperasikan selama gembok dan label terpasang
pada peralatan tersebut. Lock Out Tag Out harus dilakukan pada
saat melaksanakan pekerjaan dibawah ini:
a) Aktivitas atau pekerjaan dengan memasukkan seluruh
anggota badan kedalam mesin, masuk kedalam mesin,
berarti berada di dalam area yang terpasang berbagai safety
device untuk mencegah operator tersentuh mesin seperti
cover, pagar pelindung dan sensor.
b) Aktivitas atau pekerjaan dengan memasukkan sebagian
anggota badan, dari bagian pintu masuk mesin yang tidak
terpasang safety device, misalnya membuka cover yang
telah dikencangkan dengan baut lalu memasukkan tangan
ke dalam mesin tersebut.
c) Saat masuk ketempat yang terpasang alat pemadam
kebakaran otomatis.
54
dari posisi duduk pekerja cuku, sehingga mata pekerja tidak cepat
lelah akibat menatap monitor. Kursi yang digunakan memiliki
sandaran dan lebar yang cukup untuk menopang tubuh pekerja.
Kursi kerja dapat diatur sesuai kenyamanan pemakainya dan
dilengkapi dengan roda untuk memudahkan dalam melakukkan
pergeseran. Ketinggian kursi dapat diatur menggunakan tuas
sehingga desain stasiun kerja tetap ideal.
Selain itu untuk penyimpanan dokumen atau file-file penting
ditempatkan pada almari geser yang diletakkan pada sisi dinding
sehingga tidak memakan banyak tempat dan tidak menghalangi
aktivitas pekerja. Pada setiap diberi label dan penempatan yang rapi
dapat memudahkan dalam pencarian dokumen.
b. Ergonomi Area Produksi
Pada area produksi, penataan disesuaikan dengan panjang dan
lebar mesin produksinya serta ditempatkan sesuai alur proses
produksi. Pada setiap line produksi diberkani tanda atau penamaan
yang jelas sesuai nama proses atau nama area sebagai petunjuk dan
dilengkapi dengan meja foreman serta papan informasi di setiap area
produksi. Mesin-mesin yang digunakan telah disesuaikan dengan
postur tubuh orang Indonesia, Jalur transportasi orang dan barang
diberi tanda yaitu dengan pengecatan lantai warna hijau dengan garis
kuning sebagai garis batasnya.
2. Waktu Kerja
PT Kayaba Indonesia menerapkan sistem 5 hari kerja, Senin sampai
Jum’at dan 2 hari libur mingguan. Waktu kerja di PT Kayaba Indonesia
diatur sebagai berikut:
a. Untuk karyawan yang bekerja shift
PT. Kayaba Indonesia membagi tiga shift untuk pekerja area
produksi, tiga shift antara lain:
Shift I : Pukul 22.30-06.00 WIB
Shift II : Pukul 06.00-14.30 WIB
61
H. Pengelolaan Lingkungan
1. Faktor Fisika
a. Intensitas Kebisingan
PT. Kayaba Indonesia telah melakukan pengukuran kebisingan
secara berkala setiap enam bulan sekali melalui pihak ketiga yaitu
laboratorium penguji PT. Medialab Indonesia. Hal tersebut telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja pasal 5 ayat (1) huruf a menyebutkan
“Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana
dimakud dalam pasal 4 dilakukan melalui kegiatan: a. Pengukuran
dan pengendalian lingkungan kerja”, dan sesuai dengan pasal 10 ayat
(1) yang berbunyi “Pengukuran dan pengendalian kebisingan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) huruf b harus
dilakukan pada tempat kerja yang memiliki sumber bahaya
kebisingan dari operasi peralatan kerja.”
Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan dengan waktu paparan
8 jam/hari diperolah data bahwa kebisingan masih dibawah 85 dBA.
Namun kebisingan yang dihasilkan pada Ruang Generator, Area
Konstruksi M/C Gerindra, Area Konstruksi M/C Cutting melebihi
NAB maka hal tersebut belum sesuai dengan Lampiran I Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja yang
menyebutkan bahwa lama pemaparan 8 jam per hari NAB yang
diperkenankan yaitu 85 dBA.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan PT. Kayaba Indonesia
di area yang melebihi nilai ambang batas yaitu dengan pemasangan
rambu peringatan, penggunaan earplug dan earmuff serta
72
73
2) Hydrant
PT. Kayaba Indonesia mempunyai 47 buah Hydrant yang
diletakkan di setiap titik sumber bahaya untuk menanggulangi
terjadinya kebakaran dalam skala besar. Hal ini telah sesuai
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
No. 186 Tahun 1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja Pasal 2 huruf b yaitu “Kewajiban mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang
meliputi: penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran, sarana evakuasi.” Hal ini juga sesuai dengan
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
pasal 3 ayat (1) huruf b yang berbunyi “ Mencegah, mengurang,
dan memadamkan kebakaran.”
Hydrant (hydrant box ) pada area luar gedung ditemukan
terhalang oleh barang hasil produksi. Hal ini belum sesuai
dengan keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
02/KPTS/1985 tentang Ketentuan Pencegahan Dan
Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung Pasal 20
ayat 4 huruf (e) yang berbunyi “Kotak hydrant gedung harus
mudah dibuka, dilihat, dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda
lain”.
3) Fire Alarm
PT. Kayaba Indonesia menyediakan Fire Alarm jenis
manual yang dapat dioperasikan oleh pekerja. Hal ini telah
sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia No. 186 Tahun 1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja Pasal 2 huruf b yaitu “Kewajiban
mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat
kerja yang meliputi: penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam
kebakaran, sarana evakuasi.”
b. Sistem Potensi Kebakaran Pasif
82
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf e harus dilakukan pada Tempat Kerja yang
memiliki potensi bahaya Faktor Psikologi.”
6. Penilaian Musculoskeletal
PT. Kayaba Indonesia belum melakukan pengukuran postur kerja
musculoskeletal. Perusahaan belum memenuhi dengan Permenaker No. 5
Tahun 2018 tentang K3 di Lingkungan Kerja Pasal 23 Ayat (1) yaitu
“Pengukuran dan pengendalian Faktor Ergonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d harus dilakukan pada Tempat Kerja yang
memiliki potensi bahaya Faktor Ergonomi.” Maka dari itu sebaiknya
perusahaan melakukan pengukuran postur kerja musculoskeletal pada
pekerja karena adanya potensi mengalami kelainan dari proses kerja yang
ada.
7. Manual/Automatic handling
PT. Kayaba Indonesia telah membuat prosedur terkait metode
manual handling dan pelatihan dalam melakukan manual handling. Alat
bantu untuk pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dengan manual handling
telah disediakan oleh perusahaan. Perusahaan belum memenuhi dengan
Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3 di Lingkungan Kerja Pasal 23
Ayat (1) dan Pasal 4 yaitu “Pengukuran dan pengendalian Faktor
Ergonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d harus
dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya Faktor
Ergonomi.” dan “(4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan dengan a. menghindari posisi kerja yang janggal; b.
memperbaiki cara kerja dan posisi kerja; f. melakukan pekerjaan dengan
sikap tubuh dalam posisi netral atau baik; dan/atau menggunakan alat
bantu.”
8. House keeping
PT. Kayaba Indonesia telah melakukan program house keeping
dengan penerapan aturan 5R. Perusahaan telah memenuhi Undang Undang
No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 Ayat (1) poin P yaitu
“Dengan peraturan perundangan-undangan ditetapkan syarat-syarat
108
F. Pengelolaan Lingkungan
A. Simpulan
113
114
f. Saran