Anda di halaman 1dari 8

1.

Pola tipe etsa

2. Kok bisa mikroporus relaps? Etsa menghilangkan apa? Hidroksiapatit atau yang lain?

3. Ikatan hynrid layer, kolagen fibril dengan apa

4. Kapan pakai etsa/bonding kapan tidak pada bonding generasi 9 universal

5. Sklerotik dentin dan affected dentin

6. Komposit yg digunakan sesuai dengan gigi

7. Berapa mpa kekuatan rk, berapa mpa kekuatan dentin dan enamel, dan bandingin dengan
porcelain dan zirconia

8. Kapan pakai open sandwitch kapan pakai closed sandwitch

9. Buckfill kenapa bisa digunakan langsung 4 mm

10. Beda abrasi dan abfraksi (klinisnya gimana)

11. Kenapa RK harus finishing dan polishing

12. Lesi pada laporan kasus 1 karena apa

Bulk fill memiliki iskositas yang rendah dan merubah transluensinya dengan mengurangi bahan
inorganik partikel (44-55% dari olume) dan menambah bahan organik matriks, yang membuat
mudah mengalir dan mudah handling, waktu aplikasi pendek.

- Resin komposit bulkfill memiliki ukuran partikel ≤ 400nm, yang menyebabkan resin komposit
bulkfill dapat ditransmisi sinar lebih besar karena ukuran partikel lebih kecil. Transmisi sinar
adalah salah satu faktor penting untuk menghasilkan derajat polimerisasi resin komposit.
semakin sinar da[at bertransmisi melalui resin komposit, maka derajat polimerisasi tinggi
yang mengakibatkan kekerasan resin komposit semakin tinggi.
- Indeks refraksi pada resin komposit bulkfill yaitu 1,51. Indeks refraksi yang sesuai anatar
resin matriks dan filler menyebabkan bulkfill lebih translusen dan sifat optis lebih bagus
dibandingkan dengan pakcable. Material yang mempunyai translusensi tinggi maka sinar
light curing unit dapat menembus lebih dalam dan tersebar lebih luas
- Resin komposit bulkfill selain mengandung camphorquinone, juga mengandung ivocerin
sebagi inisiator booster ( merk Tetric N Ceram Bulkfill, Ivoclar Vivadent). Hal ini
menyebabkan resin komposit bulkfill lebih reaktif apabila terpapar sinar lightcuring unit,
sehingga RK dapat berpolimerisasi pada kavitas yang dalam. [ CITATION Rat17 \l 1057 ]
- Resin komposit bulkfill dapat disinari hingga kedalaman kurang lebih 4mm, karena arnanya
15% lebih tranlusen sehingga cahaya dapat masuk ke lapisn yang lebih dalam.
- Kandungan polymerization booster (ivocerin), Inisiator ini memiliki absorbsi panjang
gelombang dengan rasio yang lebih luas dibandingkan dengan camphorquinone sehingga
bulkfill bisa diaplikasikan sampai 4mm[ CITATION Nov18 \l 1057 ]
[ CITATION Sak121 \l 1057 ]
1. Pola etsa
- Tipe 1  inti prisma enamel hilang bagian pinggir utuh (honeycomb)

- Tipe 2  pinggiran enamel hilang inti prisma enamel utuh (cobblestone)  pada etsa

- Tipe 3  tidak beraturan

2. Fungsi etsa
- Ketika permukaan gigi diubah menggunakan instrumen tangan atau rotari, debris
pemotongan terkumpul pada permukaan email dan dentin, membentuk smear layer. Etsa
dentin menghilangkan smear layer. Ketika gigi dipreparasi terbentuk partikel kecil matriks
kolagen termineralisasi terbentuk. Debris ini membentuk smear layer pada permukaan gigi
yang dipreparasi. Untuk mengikat bahan restoratif ke struktur gigi, smear layer ini harus
dihilangkan atau dimodifikasi dengan etsa atau conditioning.
- proses peningkatan reaktivitas permukaan dengan menghilangkan mineralisasi lapisan
kalsium superfisial dan dengan demikian menciptakan tag email. Tag ini bertanggung jawab
untuk ikatan mikromekanis antara gigi dan resin restorative
- Smear layer didefinisikan sebagai puing-puing termineralisasi yang dihasilkan oleh
- reduksi atau instrumentasi email, dentin atau sementum.
3. Ikatan hybrid layer
- Proses infiltrasi resin di antara jejaring kolagen dentin disebut hibridisasi (hybridization).
Lapisan yang terbentuk oleh karena infiltrasi resin diantara serat-serat kolagen dan
hidroksiapatit sebagai retensi mikromekanis dari restorasi resin komposit ke jaringan dentin
disebut sebagai hybrid layer.
- Hybrid layer yang ideal dikarakterisasi dengan adanya jaringan kolagen yang dilekati dan
diperkuat polimer.
- Terbentuknya hybrid layer dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain: demineralisasi
jaringan anorganik dentin oleh etsa asam, bahan adhesif/ bonding, kelembaban dentin,
kolagen dentin dan peran enzim matriks ekstraselular.
- Perbedaan jarak antara kedalaman demineralisasi dentin dan infiltrasi adhesif
menunjukkan bahwa ada kolagen yang terbuka di hybrid layer
- Hibridisasi adalah proses pembentukan lapisan hibrida. Lapisan hibrida adalah fenomena
pembentukan interlocking resin pada permukaan dentin yang terdemineralisasi (Gbr. 16.30).
Ketika dentin dirawat dengan kondisioner, itu mengekspos fibril kolagen jaringan dengan
mikroporositas interfibrillar. Ketika primer adalah diterapkan, ruang ini diisi dengan
monomer viskositas rendah.
- Lapisan ini dibentuk oleh demineralisasi dentin, infiltrasi monomer dan polimerisasi
berikutnya disebut hybrid lapisan/lapisan yang diperkuat resin. Lapisan hibrida ini
bertanggung jawab untuk ikatan mikromekanik antara gigi dan resin.
- Zona Lapisan Hibrida

Lapisan hibrida terdiri dari tiga zona yang berbeda :

 Lapisan atas: Terdiri dari fibril kolagen yang tersusun longgar dan ruang interfibrilar diisi
dengan resin.
 Lapisan tengah: Terdiri dari ruang interfibrilar di mana: kristal hidroksiapatit telah
digantikan oleh resin monomer karena proses hibridisasi.
 Lapisan bawah: Terdiri dari dentin yang hampir tidak terpengaruh dengan zona dentin
yang sebagian demineralisasi.

4. Universal bonding
- Perkembangan terbaru di bidang kedokteran gigi adhesif adalah bahan adhesif Universal.
Generasi ini dikenal sebagai bahan adhesif “Multi mode” atau “Multi purpose” karena dapat
digunakan dengan teknik etch-and-rinse, self-etch atau selective etch. Generasi ini
dikembangkan untuk mengatasi ketidakmampuan generasi bahan adhesif one-step self-etch.
Aplikasi bahan adhesif ini dapat digunakan bersama dengan atau tanpa asam fosfat.
- Methacryloyloxydecyl Dihydrogen phosphate (MDP) merupakan monomer asam hidrofilik
yang banyak ditemukan pada adhesif generasi ini. Prinsip kerja dari monomer tersebut
adalah terbentuknya ikatan ion antara gugus karboksilat dan atau fosfat dari MDP dengan
kalsium dari hidroksiapatit, untuk membentuk senyawa MDP-kalsium. Selain itu, bahan
adhesif ini juga mengandung biphenyl dimethacrylate (BPDM), dipentaerythritol
pentaacrylate phosphoric acid ester (PEN-TA) dan kopolimer asam polialkenoat, yang dapat
meningkatkan ikatan dengan struktur gigi. Komposisi lain yang terkandung adalah kombinasi
monomer hidrofilik (hydroxyethul methacrylate /HEMA), hidrofobik (decandiol
dimethacrylite /D3MA) dan intermediet (bis-GMA).
- Beberapa pabrik juga menambahkan silane dalam komposisinya agar dapat diaplikasikan
untuk melekatkan resin komposit pada bahan lain, seperti: keramik/porselin, metal, zirconia
dan resin komposit. Berdasarkan hal tersebut, maka bahan adhesif generasi ini dapat
diaplikasikan pada restorasi direk maupun indirek.
Keuntungan dari bahan adhesif ini adalah para klinisi dapat memilih melakukan prosedur
etsa atau tidak, berdasarkan kasus klinisnya. Contoh pada kasus dentin sklerotik dan untuk
mendapatkan ikatan yang kuat di email, maka etsa dapat dilakukan. Sebaliknya prosedur
tanpa etsa dapat dilakukan pada kasus waktu kunjungan yang singkat atau pasien anak-anak
5. Dentin sklerotik dan affected
- Dentin sklerotik terbentuk baik sebagai proses reaktif atau penuaan dan terlihat di bagian
oklusal dan apikal, yang terakhir lebih sering terjadi. Stimulus tidak hanya menginduksi
pembentukan tambahan dentin reparatif tetapi juga menyebabkan perubahan protektif
pada dentin yang ada. Dalam situasi karies, atrisi, abrasi, dan preparasi kavitas, rangsangan
yang cukup dibuat untuk menyebabkan serat kolagen dan kristal apatit mulai muncul di
tubulus dentin. Kristal apatit awalnya hanya tidak teratur dalam tubulus dentin tetapi secara
bertahap tubulus menjadi penuh dengan anyaman kristal yang halus. Dengan demikian
perbedaan indeks refraksi antara bahan organik intratubular dan bahan anorganik
ekstratubular akan seimbang sehingga meningkatkan translusensi dentin.  permukaan
dentinnya berkurang
- Affected Dentin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dentin yang telah
terpapar asam bakteri tetapi belum terinfeksi oleh bakteri kariogenik. Bergantung pada
penilaian klinis aktivitas lesi karies pada saat pemeriksaan, dentin yang terkena mungkin
lunak jika terjadi demineralisasi (aktif) atau mungkin keras jika lesi tertahan/remineralisasi
(tidak aktif). Dentin yang terkena sering bernoda atau berubah warna, yang tidak selalu
menjadi alasan untuk operasi pengangkatan terutama jika dentin telah mengalami
remineralisasi. Lebih keras dri infected, tdk ada bakteri, masih ada kolagen
Tidsk ada bakterinya tp bisa kena. Bisa reminaralisasi karena ada kolagennya sebagai tempat
menempel kalsium, fosfat, makannya dia diharaokan bisa bisa reminarisasi lagi. Kalo
infected kolagen sudah kolap
6. Jenis RK
Nanofiller
RK nanofiller adalah gabungan dari filler berukuran nanopsrtikel (5-75nm) nanocluster pada
RK nanofiller membuat struktur tumpatan menjadi lebih padat sehingga lbih tahan abrasi
7. Kekuatan
8. Open dan close
- Restorasi sandwich adalah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua macam bahan
yaitu glass ionomer cement dan resin komposit yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson
dan McLean (1988). Teknik ini dikenal dengan istilah restorasi laminasi dengan
menggunakan GIC sebagai bahan pengisi, yang memiliki biokompatibilitas, sifat fisik dan
kekuatan perlekatan yang baik terhadap dentin.
- Penggabungan kedua bahan dalam satu restorasi ini bertujuan untuk mendapatkan suatu
restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass ionomer cement dan jaringan keras
gigi.
Restorasi sandwich dibedakan menjadi 2 macam, yaitu restorasi sandwich dengan teknik
open (restorasi laminasi terbuka) dan restorasi sandwich dengan teknik closed (restorasi
laminasi tertutup). Restorasi sandwich dengan teknik open merupakan indikasi pada kavitas
kelas II dan kelas V dengan batas dinding gingival pada daerah cementoenamel junction
(CEJ). Glass ionomer cement diaplikasikan pada dasar restorasi bagian proksimal dan resin
komposit diaplikasikan di atasnya. Pada restorasi ini, glass ionomer cement pada bagian
proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan langsung berhubungan dengan
lingkungan rongga mulut. Restorasi sandwich dengan teknik closed, glass ionomer cement
dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Glass ionomer cement
pada teknik ini terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas
9. Bulkfill
10. Abrasi dan abfraksi
a. Abrasi
Abrasi gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang mengalami keausan yang
disebabkan kontak dengan benda asing secara terus menerus. Kavitas abrasi disebabkan
karena tekanan pada saat menyikat gigi dalam arah horizontal yang terlalu kuat sehingga
terjadi keausan jaringan keras gigi. Adanya abrasi gigi bukan hanya disebabkan oleh cara
penyikatan gigi yang salah, tapi juga disebabkan oleh frekuensi menyikat gigi, durasi
menyikat gigi, dan pasta gigi yang mengandung bahan abrasif
b. Abfraksi
- gigi merupakan kehilangan mikrostruktural substansi gigi pada area gigi yang tertekan dan
umumnya terjadi pada servikal gigi karena adanya tekanan yang kuat pada garis servikal.
Pada kasus ini terjadi pelunakan serta patahan pada bagian enamel rods sehingga servikal
gigi mudah patah. Abfraksi disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
adalah kontak oklusi yang tidak normal (maloklusi), dan faktor ekstrinsik adalah tekanan
pada saat mengunyah terlalu kuat. Kebiasaan buruk seperti menggigit benda, bruksisme,
perkerjaan misalnya musisi alat tiup, dan karena peralatan gigi dalam mulut seperti alat
orthodonsi, cengkeram gigi tiruan lepasan.
- Gambaran klinis abfraksi, Yaitu:
 Kelainan ditemukan pada daerah servikal labial/bukal gigi
 Berupa parit yang dalam dan sempit berbentuk huruf V
 Pada umumnya hanya terjadi pada satu gigi yang mengalami tekanan
 Eksentrik pada oklusal yang berlebihan atau adanya halangan yang mengganggu oklusi.
11. Tujuan finishing polishing
- RK setelah di light cure akan terbentuk oxygen inhibit layer (lapisan yang terbentuk pada
permukaan rresin setelah penyinaran akibat adanya keterlibatan oxygen) sehingga
permukaan menjadi lengket apabila tidak dilakukan finishing dan polishing. Tujuan dari
finishing dan polishing adalah untuk menghilangkan kelebihan resin komposit dan
memperbaiki margin restorasi, lalu untuk mengurangi risiko fraktur karena permukaan kasar
mungkin cenderung mudah patah, kemudian untuk mengurangi ketidaksempurnaan
permukaan sehingga mengurangi permukaan daerah dan dengan demikian dapat
mengurangi risiko kerusakan permukaan dan korosi. Tujuan lainnya adalah menghasilkan
permukaan yang halus sehingga mengurangi perlekatan plak, untuk meningkatkan fungsi
pengunyahan sehingga makanan bergeser/bergerak dengan mudah di permukaan gigi yang
dipoles, untuk menghasilkan permukaan halus yang memudahkan prosedur pembersihan
mulut dengan akses ke semua permukaan, area marginal dan interproksimal.
12. Laporan kasus

- Menurut Panjaitan (1997) orang dengan tingkat konsumsi karbohidrat yang tinggi
terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada giginya namun orang dengan
diet yang banyak mengandung lemak dan protein memiliki resiko rendah terkena
karies.Pengaruh substrat terhadap pembentukan plak adalahmembantu perkembangbiakan
dan kolonisasi mikroorganisme padapermukaan enamel dengan menyediakan bahan
metabolismebagi mikroorganismeyang menyebabkan timbulnya karies.
- Patofisiologi karies gigi pada awalnya asam (H+) terbentuk karena adanya gula (sukrosa)
dan bakteri dalam plak (kokus). Gula (sukrosa) akan mengalami fermentasi oleh
bakteridalam plak hingga akan terbentuk asam dan dextran. Dextran akan melekatkan
asam (H+) yang terbentuk pada permukaan email gigi. Apabila hanya satu kali makan
gula (sukrosa), maka asam (H+) yang terbentuk hanya sedikit. Tapi bila konsumsi gula
(sukrosa) dilakukan berkali-kali atau sering maka akan terbentuk asam hingga pH mulut
menjadi ±5 .
- Asam dengan pH ±5 ini dapat masuk ke dalam email melalui enamel port (port d’entre).
Permukaan email lebih banyak mengandung kristal fluorapatit yang tahan terhadap
serangan asam sehingga asam hanya dapat melewati permukaan email dan akan
masuk ke bagian bawah permukaan email. Asam yang masuk ke bagian bawah
permukaan email akan melarutkan kristal hidroksiapatit yang ada.
Apabila asam yang masuk ke permukaan email sudah banyak, maka reaksi akan terjadi
berulang kali. Jumlah Ca2+yang lepas bertambah banyak yang lama kelamaan Ca2+akan
keluar dari email. Proses ini disebut dekalsifikasi yang terjadi pada bagian bawah email
maka biasa disebut dekalsifikasi bagian bawah email

Anda mungkin juga menyukai