Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biokimia
Dosen Pengampu : Musrifah Nusi, S.Pt, M.Sc

Disusun Oleh :
AHMAT RIFAI
NIM 621420006

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Sel
Hewan dan Sel Tumbuhan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-
satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada Ibu Musrifah Nusi, S.Pt, M.Sc selaku dosen mata
kuliah Biokimia.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan

penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi

kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima

kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Gorontalo, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA‌.....................................................................................................4
2.1 Sel Prokariotik..........................................................................................................4
2.2 Sel Eukariotik.....................................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
3.1 Sel Prokariotik....................................................................................................6
3.1.1 Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik............................................................6
3.1.2 Reproduksi Sel Prokariotik.........................................................................9
3.1.3 Cara Gerak Sel Prokariotik.......................................................................10
3.2 Sel Eukariotik...................................................................................................10
3.2.1 Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik...........................................................10
3.2.2 Reproduksi Sel Eukariotik........................................................................13
3.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan........................................................14
3.3.1 Sel Hewan................................................................................................14
3.3.2 Sel Tumbuhan...........................................................................................14
A. Selulosa...............................................................................................................15
B. Plastisida..............................................................................................................15
C. Elistisitas Bentuk Sel...........................................................................................16
D. Sentrosoma..........................................................................................................16
E. Jumlah Mitokondria.............................................................................................16
F. Jumlah dan Ukuran Vakuola................................................................................16

iii
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan............................................................................................................17
4.2 Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel merupakan unit terkecil kehidupan. Bagian –bagian sel tidak


dapat berdiri sendiri untuk menyusun kehidupan. Sel tersusun atas
membran sel, sitoplasma, dan organel-organel sel lainnya Salah satu
kemajuan ilmu teknologi saat ini adalah adanya berbagai penemuan yang
diperoleh melalui penelitian pada tingkat sel. Dalam bidang kedokteran,
para dokter dengan ahli biologi mempelajari ciri-ciri sel kanker. Dalam
bidang peternakan, dikembangkan kawin suntik pada sapi atau hewan
ternak lainnya, yaitu pembuahan sel telur oleh sperma tanpa melibatkan
pejantan. (Anonim 2004: 1).
Sel pertama kali dilihat pada tahun 1665, ketika seorang ilmuwan
asal inggris yang bernama Robert Hooke mengamati penampang
melintang pada sayatan tipis gabus dari batang tumbuhan dibawah
mikroskop Robert Hooke melihat rongga kosong. Segi enam yang mirip
dengan kamar sehingga ia menamakannya dengan nama sel (celluler =
kamar). Kemudian Mathias Jacob Scheleiden dan Theodor Schwann pada
tahun 1838 membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong,
melainkan berisi cairan sitoplasma yang mendukun segala aktivitas dasar
makhluk hidup (Aryulina 2003: 3).
Sel hewan tidak memiliki plastid (kloroplas) untik berkembang
biak, sel hewan dapat berkembang biak secara vegetatif maupun generatif.
Tidak sebagian sel hewan berkembang biak dengan sendirinya seperti
amoeba. Sel hewan memiliki sentriol dan lisosom. Sentriol pada sel hewan
terdapat pada sitoplasma didekat permukaan sebelah luar nukleus. Setiap
sentriol terdiri atas sebaris silinder sebanyak 9 mikri tubula. Kedua sentriol
biasanya berhadapan dengan sudut tegak lurus. Sentriol biasanya
berduplikasi untuk membentuk silia dan flagella. Flagella sendiri

1
digunakan untuk bergerak. Lisosom pada hewan berperan penting dalam
matinya sel-sel. Bila sel luka atau mati lisosom membantunya dalam
menghancurka sel tersebut. Kematian sel merupakan tingkatan yang
penting dalam daur hidup orgsnisme. Lisosom terutama banyak ditemukan
di dalam segala macam sel hewan. Contohnya pada saat kecebong berubah
menjadi katak, ekornya secara bertahap akan diserap proses ini disebut
transport aktif (Kimball 2000: 105).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu cirri yang
membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan dapat dilihat secara
struktural yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis. Pada umumnya
sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai ukuran 30 mikro sampai 50
mikro. Dalam sayatan segar yang diamati di bawah mikroskop biologi, sel
tersebut terlihat sangat transparan. Biasanya yang dapat kita lihat dengan
cukup jelas adalah dinding sel, sitoplasma, inti ( nukleus ) dan butir butir
inti (nukleous) serta vakuola (Anonim 2010: 8).
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi ilmu
kimia. Seluruh organisme terdiri dari sel. Dalam hirarki organisasi
biologis, sel ini merupakan kumpulan materi paling sederhana dan dapat
hidup. Selain itu, terdapat bragam bentuk kehidupan yang berwujud
sebagai organisme sel tunggal. Namun demikian, ketika sel ini disusun
menjadi tingkat sel yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ, sel dapat
dipisahkan sebagai unit dasar dari struktur dan fungsi organisme. Apapun
yang dilakukan organisme, terjadi secara mendasar pada tingkat seluler,
dan sel merupakan model mikroskomik, kita akan melihat bahwa
kwhidupan tingkat seluler muncul dari keteraturan struktural yang
memperkuat tema tentang sifat-sifat baru dan kolerasi antara struktur dan
fungsi sel (Campbell 2002: 112).
Mahkluk hidup dibentuk oleh sel, Ada yang dibangun oleh satu sel
atau uni seluler .misalnya bakteri,dan ada pula yang dibangun oleh banyak
sel atau multiseluler. Misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan. Di dalam
sel berlangsung semua kegiatan seperti respirasi, ekskresi, transportasi dan

2
sintesis. Jadi, sel merupakan unit terkecil makhluk hidup dan merupakan
tempat terselenggaranya fungsi kehidupan (Muslim 2004: 34).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi sel prokariotik dan sel eukariotik
2. Untuk mengidentifikasi struktur dan fungsi organel sel
3. Untuk mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA‌

2.1 Sel Prokariotik


Prokariot merupakan organisme uniseluler yang tidak berkembang atau
berdiferensiasi menjadi bentuk multiseluler. Beberapa bakteri tumbuh dalam
filamen atau kumpulan sel, tetapi kumpulan sel dalam koloni tersebut identik dan
mampu memiliki eksistensi independen. Sel-sel dapat berdekatan satu sama lain,
sebab mereka tidak terpisah setelah pembelahan sel. Mereka tetap terbungkus di
dalam membran dengan cairan yang disekresikan sel. Namun, tidak terdapat
hubungan dan komunikasi antar sel. Prokariot dapat ditemuan hampir di seluruh
penjuru bumi, mulai dari laut dalam hingga ke tepian mata air panas, bahkan
diseluruh permukaan tubuh kita (Santoso, 2016).
Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan
archae) umumnya berukuran lebih kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana
daripada sel eukariotik. Perbedaan utama antara kedua jenis sel itu adalah bahwa
materi genetic (DNA) sel prokariotik tidak terletak dalam suatu struktur membran
ganda yang disebut nucleus. Sedangkan pada sel eukariotik, semua materi
genetiknya terdapat pada molekul DNA, yang terdapat sebagai kromosom.
Kromosom adalah struktur – struktur linier berjumlah banyak yang terletak
didalam nucleus. (Stansfield. 2006: 2).

2.2 Sel Eukariotik


Sel-sel eukariotik berukuran 10 kali lebih besar daripada sel prokariotik
dan volumenya dapat 1000 kali lipatnya. Perbedaan dasarnya dalah adanya
kompartemen dalam sel berlapis membran, aktivitas metabolisme terjadi. Hal
yang paling penting adalah adanya DNA di dalam nukleus. Berdasarkan struktur
inilah nama eukariot yang berarti inti sebenarnya diberikan (Santoso, 2016). Sel
eukariot umumnya berdiameter 10-100 µ. Selain itu, eukariotik bergerak dengan
silia atau flagel yang kompleks, terkecuali pada tumbuhan tingkat tinggi
(Campbell, 2010).

4
Sel eukariotik juga mempunyai organel – organel bermembran lain di
dalam sitoplasmanya (suatu daerah antara nucleus dan membrane plasma).
Struktur – struktur subseluler ini mempunyai struktur dan fungsi yang amat
beragam.
Sebagian besar  sel eukariotik mempunyai mitokondria, yang mengandung
enzim dan mekanisme untuk resprasi aerob dan fosforilasi oksidatif. Dengan
demikian, fungsi utama mitokondria adalah menghasilkan adenosin trifosfat
(ATP), satuan utama pertukaran energi yang terjadi didalam sel. Organel ini
dikelilingi oleh membrane ganda. Membrane dalamnya, yang mengandung rantai
transport elektron dan enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan ATP, terdiri
dari lipatan – lipatan yang disebut krista (cristae). Krista tersebut menonjol ke
dalam matriks atau rongga sentral. Mitokondria mempunyai DNA dan ribosom
sendiri, akan tetapi sebagian proteinnya diimpor dari sitoplasma. Menurut
Stansfield(2006: 2-3), sel eukariot meliputi sel hewan dan tumbuhan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sel Prokariotik


3.1.1 Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik

Struktur sel prokariotik secara umum dapat dilihat pada gambar struktur
sel bakteria di bawah ini. Struktur umum sel prokariotik terdiri dari kapsul,
dinding sel (membran luar dan peptidoglikan merupakan anggota karbohidrat),
membran plasma, sitoplasma yang mengandung ribosom dan nukleoid.

Bagian luar sel bakteri terdiri dari kapsula, dinding sel, dan membran
plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lender. Beberapa bakteri
mempunyai kapsul polisakarida atau glikokaliks yang mengelilingi dinding
selnya. Kapsul tersebut dapat melindungi bakteri dari sel predator dan berfungsi
sebagai tempat melekatnya berbagai objek dan sesama bakteri. Bahan kimia
pembangun kapsula adalah polisakarida. Hampir semua bakteri mempunyai
dinding sel kaku yang mengelilingi membran plasmanya, tetapi strukturnya
berbeda dari sel tumbuhan, yaitu pada kandungan protein, lipid maupun
polisakaridanya. Dinding sel ini terbuat dari peptidoglikan dan terdiri dari
berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, beberapa garam anorganik, dan
berbagai asam amino.(Stansfield. 2006: 5).

6
Contoh sel prokariotik adalah bakteri (Bacteria) sert Sianobakteri
(Cyanobacteria). Sel prokariotik ini terdapat pada kingdom monera (bakteri) yang
berupa makhluk uniseluler atau bersel satu.
Struktur sel prokariotik terdapat penyusun yang memiliki fungsi masing-
masing. Untuk lebih jelasnya, simak bagian-bagian dari struktur sel yang tidak
memiliki membran inti berikut ini :

1. Membran Plasma

Merupakan membran biologis yang memisahkan bagian dalam sel dengan


lingkungan luar. Pada membran plasma tersusun dari fosfolipid serta protein.
Namun pada sel prokariotik tertentu, terdapat lebih dari dua membran plasma.
Membran plasma berfungsi untuk mengontrol zat organik serta ion agar dapat
keluar masuk pada sel. Dapat kita katakan bahwa bagian ini bertugas untuk
melindungi sel dengan menyaring dan mengatur lalu lintas ion. Baik itu dari
dalam maupun dari luar tubuh sel.
2. Sitoplasma
Struktur sel prokariotik selanjutnya sitoplasma yang merupakan bagian
berbentuk cairan yang berada dalam membran plasma. Sitoplasma tersusun dari
air, protein, lipid, mineral, dan beberapa enzim.
Dalam bagian ini terjadi metabolisme sel yang berupa penyusunan
(anabolisme) serta penguraian (katabolisme). Dari zat-zat yang kemudian berguna
sebagai energi bagi sel tersebut. Sitoplasma pada sel prokariotik merupakan
bagian terbesar yang kosong atau tidak terisi organel-organel.

3. Ribosom

Bagian ribosom merupakan mesin nano yang sangat kecil dan berfungsi
sebagai sintesis protein. Selain itu, ribosom juga berguna untuk menerjemahkan
pesan dari DNA.
Ribosom prokariotik memiliki perbedaan dengan ribosom eukariotik. Untuk
ukuran ribosom prokariotik sendiri lebih kecil dengan RNA yang lebih sedikit.

7
4. Materi Genetik

Struktur sel prokariotik terdapat materi genetik yang terbagi menjadi dua unit
besar yaitu DNA dan RNA. Pada DNA tersusun atas gula deoksiribosa, basa
nitrogen, dan fosfat. Unit ini merupakan bagian yang membawa informasi genetik
atau pewarisan sifat dari suatu organisme.
Pada sel prokariotik, DNA tersebar pada sitoplasma namun biasanya terlihat
berkumpul pada satu area bernama nucleoid. Beberapa DNA nantinya dapat
bertranskripsi menjadi RNA.
Sementara RNA sendiri berfungsi untuk membawa kode genetik pesanan
DNA. Kemudian pada proses sintesis protein ditranskripsikan menjadi urutan
asam amino.

5. Dinding Sel

Sel ini terdapat dinding sel yang merupakan struktur pelapis terluar sel.
Memiliki struktur yang lebih keras dan kaku, berada pada antara kapsula serta
membran plasma.
Komponen struktur sel prokariotik ini sebagian besar adalah peptidoglikan
yang berupa molekul kompleks. Tersusun oleh N-acetylglucosamine (NAG)
serta N-acetylmuramic acid (NAM) yang berhubungan melalui peptida pendek.
Pada beberapa bagian dinding sel memiliki pori-pori sebagai jalan masuk dan
keluar molekul serta ion. Bagian struktur ini bertugas untuk memberi bentuk serta
melindungi organel internal sel.

6. Flagela

Bagian flagela merupakan tonjolan panjang berbentuk seperti cambuk yang


membantu dalam gerak selular. Pada prokariotik, struktur fagella lebih sederhana
ketimbang eukariotik karena hanya terdiri atas serat tunggal protein flagellin.
Flagela sering memiliki fungsi sebagai organel sensoring, yang mana sensitif
akan bahan kimia serta suhu luar sel. Gerakan flagela prokariotik terlihat seperti
memutar-mutar.
Demikian struktur sel prokariotik yang terbagi menjadi beberapa bagian sel.
Setiap bagian sel ini memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan
hidup sebuah sel. Namun bagian ini saling berkaitan dan bekerja sama dalam
menjalankan fungsinya. (R10/HR Online).

8
3.1.2 Reproduksi Sel Prokariotik

Reproduksi pada sel prokariotik dikenal dengan pembelahan biner yang


artinya pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan spontan. Proses
pembelahan ini juga dikenal dengan proses pembelahan amitosis. Amitosis artinya
pembelahan yang tidak melibatkan kromosom. Pembelahan biner dapat
ditemukan pada sel bakteri, proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik,
pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma.(Stansfield. 2006: 7).
Pada pembelahan biner, kromosom diduplikasi dan akan menempel pada
membrane plasma. Kemudian akan terjadi pertumbuhan di antara dua tempat
pelekatan kromosom tersebut. Hal ini untuk melakukan pemisahan inti.
Sitokinesis dan pembentukan dinding sel kemudian terbentuk sehingga dua sel
anak terbentuk.(Stansfield. 2006: 7).

3.1.3 Cara Gerak Sel Prokariotik

Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri


lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Bakteri motil
biasanya didorong oleh satu atau lebih embelan serupa rambut yang disebut
flagela. Flagela berasal dari membran plasma dan berputar seperti baling-baling.
Filamen ini tersusun atas protein flagelin. Beberapa jenis bakteri lainnya
mempunyai rambut panjang yang disebut pili atau fimbriae yang terdiri dari
protein yang disebut pilin. Struktur ini tidak berperan dalam motilitas, akan tetapi
berperan dalam daya lekat bakteri terhadap bakteri lain dan proses konjugasi.
(Stansfield. 2006: 5).

3.2 Sel Eukariotik

9
3.2.1 Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik

Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup


multiseluler kecuali sel ragi. Sel eukariotik tersusun atas membran sel, sitoplasma,
nukleus, sentriol, retikulum endoplasma, ribosom, kompleks golgi, lisosom, badan
mikro, mitokondria, mikrotubulus, dan mikrofilamen. Organel-organel di dalam
sel memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sel tersebut
(Novel, 2012).
Menurut Stanfield (2006: 8), komponen-komponen sel eukariotik terbagi
atas 13 jenis, yakni :

1. Mikrofilamen (Filamen Aktin)

Merupakan komponen-komponen sitoskeleton, strukturnya antara lain; dua


untai aktin yang teranyam, masing-masing merupakan polimer sub unit aktin.
Fungsi utama yaitu untuk mempertahankan bentuk sel dan perubahan bentuk sel.

2. Mikrotubulus(Polimer Tubulin)

Merupakan komponen-komponen sitoskeleton strukturnya antara lain tabung


berongga, dinding terdiri dari 13 kolom molekul tubulin. Fungsi utama yaiu untuk
mempertahankan bentuk sel.

3. Mitokondria

Struktur mitokondria dibatasi oleh membran ganda; membran dalam memiliki


pelipatan ke dalam (krista). Fungsinya untuk respirasi selular.

4. Ribosom

Struktur ribosom terdiri atas dua sub unit yang terbuat dari RNAribosom dan
protein; dapat bebas dalam sitosol atau terikat ke RE. Fungsinya adalah untuk
sintesis protein.

5. Kloroplas

10
Struktur kloroplas umumnya terdiri dari dua membran di sekeliling stroma
cair, yang mengandung tilakoid bermembran yang tertumpuk menjadi grana
(dalam tumbuhan). Fungsinya untuk fotosintesis.

6. Plasmodesmata

Berupa saluran yang menembus dinding sel yang menghubungkan sitoplasma


pada sel-sel yang bersebelahan.

7. Badan golgi

Strukturnya berupa tumpukan kantong pipih bermembran. Fungsinya adalah


untuk modifikasi protein, karbohidrat pada protein, dan fosfolipid; sintesis banyak
polisakarida; pemilahan produk-produk golgi, yang kemudiandilepaskan dalam
vesikel. Atau, bisa dianggap aparatus golgi sebagai pusat pembuatan,
penggudangan, pemilahan, dan pengiriman.

8. Membran plasma

Strukturnya berupa molekul lemak dan protein menyusun tepi luar dan dalam
membran; selain itu ada protein yang menembus ke dalam dua lapisan lemak
(disebut protein integral). Fungsinya: sangat penting untuk menjaga kehidupan
sel, melindungi isi sel (mempertahankan isi sel), mengatur keluar masuknya
molekul-molekul.

9. Dinding sel

Strukturnya terdiri atas selulosa , polisakarida, dan protein. Fungsinya adalah


untuk mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan meka

10. Peroksisom

Strukturnya antara lain kompartemen metabolik terspesialisasi yang dibatasi


membran tunggal. Fungsinya adalah untuk mentransfer hidrogen ke air (karena
mengandung enzim), menghasilkan hidrogen peroksida sebagai produk
sampingan, yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain di peroksisom.

11
11. Retikulum Endoplasma

Strukturnya jejaring luas tubulus dan kantong yang dibatasi membran. Membran
memisahkan lumen dari sitosol;tersambung dengan selaput nukleus. RE Halus
berfungsi untuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, penyimpanan Ca 2+,
detoksifikasi obat dan racun. RE Kasar berfungsi membantu sintesis protein
sekresi dan berbagai nprotein lain dari ribosom terikat.

12. Nukleolus

Strukturnya dikelilingi oleh selaput nukleus (membran ganda) berpori-pori.


Selaput nukleus tersambung dengan retikulum endoplasma. Fungsinya untuk
mewadahi kromosom yang terbuat dari kromatin (tempat subunit ribosom dibuat).

13. Vakuola

Strukturnya adalah vesikel besar yang dibatasi membran besar dalam tumbuhan.
Fungsinya adalah untuk pencernaan, penyimpanan, pembuangan zat sisa,
keseimbangan air , pertumbuhan sel , dan perlindungan.

3.2.2 Reproduksi Sel Eukariotik

Pembelahan sel eukariotik secara tak langsung melalui tahapan dibedakan


menjadi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan
nukleus yang pada umumnya disertai dengan sitokinesis, pembelahan sitoplasma.
Sel yang semula satu menjadi dua sel yang memiliki genetik yang sama dengan
sel induk. Meiosis yaitu pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anakan
dengan jumlah kromosom ½ kromosom induknya. (Campbell. 2009 :245-246).

12
Siklus sel eukariotik terdiri dari empat fase. Fase S adalah tahap dimana
terjadi sintesis DNA untuk mereplikasi kromosom dengan cara membentuk dua
sister kromatid yang identik.  Periode antara fase S dan awal  mitosis (fase M)
merupakan suatu gap, atau masa pertumbuhan, yang disebut fase G2 , Gap atau
masa pertumbuhan lain yang disebut fase G1 terjadi antara fase M dan S dan
menyempurnakan siklus yang terjadi. (William D . 2006 : 9-10).

3.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


3.3.1 Sel Hewan

13
Sel-sel hewan sangat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, susunan organel
dan fungsi utama secara fisiologi. Oleh karena itu, tidak ada sel yang khas dapat
menjadi sebagai suatu contoh dari semua sel-sel hewan. Walaupun demikian
dalam organisasinya ada sejumlah struktur sel yang umum bagi sebagian besar
sel-sel hewan. Yang dimiliki sel hewan namun tidak dimiliki oleh sel tumbuhan
yaitu lisosom dan sentrosom.

3.3.2 Sel Tumbuhan

Semua organel yang diuraikan sebagai penyusun tetap dari sel hewan, juga
ditemukan pada banyak sel tumbuhan. Namun selain organel tersebut banyak lain
yang unik pada sel tumbuhan, meliputi dinding sel yang kaya karbohidrat,
plasmodesmata, kloroplas dan vakuola yang besar.. Organel yang dimiliki oleh sel
tumbuhan tetapi tidak dimiliki oleh sel hewan adalah kloroplas, vakuola yang
besar, dinding sel, dan plasmodesma.

Jika berbicara tentang struktur sel secara global, maka perbedaan sel


tumbuhan dan sel hewan sebenarnya nyaris tidak ada. Pada pembahasan
tentang Struktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan dijelaskan bahwa semua sel terdiri
dari dua bagian pokok, yaitu memberan sel (dinding sel) dan protoplasma yang
tersusun atas sitoplasma dan organel-organel yang jumlahnya cukup banyak.

14
Namun  jika kita perinci lagi perbedaan perbedaan sel tumbuhan dan sel
hewanakan tambak pada bentuk sel dan jumlah atau jenis komponen-komponen
yang membangun sebuah organel sel.  Berikut tabel perbedaan sel tumbuhan dan
sel hewan.

A. Selulosa
Memberan sel pada hewan maupun tumbuhan sama-sama tersusun atas lemak dan
protein. Bedanya pada sel tumbuhan memberan dilapisi oleh dinding yang terbuat
dari selulosa yang merupakan karbohidrat yang cukup sulit untuk dicerna.
Adapun sel hewan tidak memiliki dinding semisal yang terbuat dari selulosa.

B. Plastisida
Plastisida merupakan organel yang menghasilkan kloroplas yang berperan dalam
proses fotosintesis. Jenis organel ini tidak dimiliki oleh hewan.

C. Elistisitas Bentuk Sel


Pada memberan sel hewan tidak terdapat dinding keras yang terbuat dari selulosa.
Hal ini menjadikan sel hewan lebih elastis dan dapat berubah-ubah bentuk.
Berbeda dengan sel hewan yang cenderung keras dan memiliki bentuk tetap
sebagai dampak adanya dinding pelapis memberan yang terbuat dari selulosa.

D. Sentrosoma
Sentrosom atau sentrosoma merupakan wilayah yang terdiri dari  sepasang
sentriol yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan
bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Intinya sentrosoma
merupakan organel yang berperan dalam proses pembelahan sel dan hanya
terdapat pada hewan.

15
E. Jumlah Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi bagi sel. Mitrokondria pada sel hewan
lebih banyak ketimbang jumlah mitrokondria pada sel tumbuhan.

F. Jumlah dan Ukuran Vakuola


Vakuola merupakan ruangan sel. Pada sel hewan vakuola berukuran kecil namun
memiliki jumlah yang banyak. Adapun pada sel tumbuhan vakuola berukuran
relatif besar yang berisi banyak cadangan makanan dan pigmen warna.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sel prokariotik merupakan sel yang sederhana yang terdapat pada
organisme uniseluler dan beberapa multiseluler. Sel prokariotik memiliki
membran plasma namun tidak memiliki membran inti sehingga tidak ada
membran yang membatasi antara daerah inti dengan daerah lainnya. Dalam sistem
sel, prokariotik tidak menggunakan sistem endomembran. Ukuran sel prokariotik
lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik karena tidak adanya beberapa
organel di dalam sel prokariotik.

Unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup disebut sebagai sel. Sel
hewan dan sel tumbuhan sama-sama merupakan jenis sel eukariotik yang ternyata
memiliki beberapa substansi lagi di dalamnya yang menyusun sel itu. Substansi-
substansi ini dikenal dengan nama organel sel. Tentunya, ada beberapa perbedaan
antara sel hewan dan sel tumbuhan dari segi ukuran, bentuk, tekstur, bahkan
organel yang menyusunnya. Sel tumbuhan memiliki organel yang tidak dimiliki
sel hewan yaitu dinding sel, vakuola, dan plastida. Begitu pula sel hewan
memiliki organel yang tidak dimiliki sel tumbuhan yaitu membran sel (pengganti
dinding sel), lisosom, sentriol, dan flagela/silia.

4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang Sel Hewan dan Tumbuhan guna menambah
wawasan untuk pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

“Artikel DosenPendidikan.CO.ID.” Dosenpendidikan.co.id, 9 Mar. 2021,

www.dosenpendidikan.co.id/sel-prokariotik/ . Accessed 14 Apr. 2021.


admin. “Tabel Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan.” Abimuda,
Abimuda, 21 Feb. 2021, www.abimuda.com/fokus-perbedaan-sel-
tumbuhan-dan-sel-hewan/ . Accessed 14 Apr. 2021.
‌amirotul bahiyah. “Sel Prokariotik.” Academia.edu, 2020,
www.academia.edu/9849097/ Sel_Prokariotik. Accessed 14 Apr.
2021.
Jujang. “Struktur Sel Prokariotik, Makhluk Hidup Yang Tidak Memiliki
Membran Inti.” Harapan Rakyat Online, 18 Nov. 2020,
www.harapanrakyat.com/2020/11/struktur-sel-prokariotik/ .
Accessed 14 Apr. 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai