Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Teori Organisasi”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah teori organisasi

Dosen Pengampu :

Lisda L Asi, M.Si

Disusun oleh Kelompok 3 :

Aprilia Ento (931421186) Alya Vinansyah F.Afon Ali (931421231)

Siska Giante (931421187) Ruli Rianto (931421232)

Sri Afrilliya Pakaya (931421188) Nasywa Nafilah Bugis (931421233)

Arif Ramadhan Humulungo (931421189) Fakhira Salsabila Abdulatif (931421234)

Putri Maharani Olii (931421190) Ibnu Abdillah (931421235)

Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Gorontalo

Tahun ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam tetap

tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya

hingga akhir zaman. Atas berkat karunia-Nya. Kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul Teori Organisasi.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah teori organisasi di program studi

s1 manajemen Fakultas Ekonomi pada Universitas Negeri Gorontalo. selanjutnya penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lisda L Asi, M.Si Selaku

dosen mata kuliah teori organisasi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan

bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini

Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini, maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruksi dari para pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 15 Oktober 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4

1.2 MANFAAT PENULISAN...............................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5

2.1 ORGANISASI DARI LINGKUPNYA (ORGANIZATIONS FROM THE SCOPE).....5

2.2 KONFLIK DAN TEKHNIK NEGOISASI....................................................................13

2.3 KINERJA ORGANISASI..............................................................................................19

BAB III.....................................................................................................................................20

PENUTUP................................................................................................................................20

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................20

3.2 SARAN...........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan lain

didalam suatu kelompok orang-orang, adapun organisasi sebagai suatu organisasi yang

bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan bahwa organisasi merupakan proses kerja

sama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan yang sistematis, formal dan

hierarki yang berpikir Dan bertindak seirama demi terciptanya tujuan secara efektif dan

efisien.

Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakatAkan jasa publik dan layanan sipil. Organisasi publik sering dilihat pada

bentuk organisasi pemerintahan yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah, organisasi

pemerintahan adalah organisasi tertinggi memimpin dan anggotanya biasa berasal dari

organisasi non pemerintah, organisasi massa di indonesia bisa dirunut semenjak

terjadinya perubahan sosial ekonomi pada masa kolonial, terutama ketika kapitalisme

merkantilis mulai di diperkenalkan oleh belanda, munculnya kesadaran baru dikalangan

kaum elit pribumi yang kemudian mendorong terbentuknya organisasi-organisasi modern

di awal abad ke 20.

1.2 MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah dapat mempelajari, memperluas

wawasan dan pengetahuan penulis dalam penulisan makalah terkait masalah yang diteliti,

serta merupakan tugas awal bagi penulis untuk bisa belajar menyusun makalah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ORGANISASI DARI LINGKUPNYA (ORGANIZATIONS FROM THE SCOPE)

A. Organisasi Publik (Public Organization)

Publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan jasa publik dan layanan civil. Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar

yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan

mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi

pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi

warga negaranya, dan melayani keperluannya. Organisasi publik berorientasi pada

pelayanan kepada masyarakat tidak pada profit/laba/untung. Untuk memahami konsep

organisasi publik secara utuh, perlu memahami definisi dan teori "organisasi" dan makna

kata "publik" itu sendiri.

Banyak pakar yang telah mendefinisikan organisasi, beberapa pakar yang

memberikan pendefinisian tersebut, yaitu: Menurut Prajudi Atmosudirdjo

menggambarkan bahwa organisasi memiliki sifat yang abstrak, sulit dilihat namun bisa

dirasakan eksistensinya. Menurut James D. Mooney, organisasi adalah segala bentuk

setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut D.

Millet, organisasi adalah sebagai kerangka struktur di mana pekerjaan dari beberapa

orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Menurut Herbert A.

Simon, organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan lain di

dalam suatu kelompok orang-orang. Secara teoretis, organisasi memang dapat dipahami

dari berbagai macam sudut pandang atau perspektif. Miftah Thoha memaknai organisasi
sebagai kesatuan rasional dalam upaya untuk mengejar tujuan, sebagai koalisi

pendukung yang kuat di mana organisasi merupakan instrumen untuk mengejar

kepentingan masing-masing, sebagai suatu sistem terbuka di mana kelangsungan hidup

organisasi sangat tergantung input dari lingkungan, sebagai alat dominasi. sebagai suatu

organisasi yang bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan organisasi merupakan proses

kerja sama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan yang sistematis, formal

dan hierarkial yang berpikir dan bertindak seirama demi terciptanya tujuan secara efektif

dan efisien.

Organisasi sektor publik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tidak mencari keuntungan finansial.

2. Dimiliki secara kolektif oleh publik.

3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham.

4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan konsensus.

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya:

layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik dan sebagainya.

Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor swasta,

misalnya: fungsi birokrasi pemerintahan sebagai konsekuensinya, akuntansi sektor publik

dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi sektor swasta.

Organisasi sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tujuan - ntuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap dalam kebutuhan

dasar dan kebutuhan lainnya, baik jasmani maupun rohani..


2. Aktivitas Pelayanan publik (publik services) - Seperti dalam bidang pendidikan,

kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan

pangan.

3. Sumber pembiayaan - Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan

retribusi, laba perusahaan negara, pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-

lain yang sah dan tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku.

4. Pola pertanggung jawaban - Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui

lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD).

5. Kultur organisasi - Bersifat birokratis, formal dan berjenjang.

6. Penyusunan anggaran - Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan

program. Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk

dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh wakil dari

masyarakat di DPR, DPD, dan DPRD.

7. Stakeholder - Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai

organisasi, para kreditor, para investor, lembaga-lembaga internasional termasuk

lembaga donor internasional seperti Bank Dunia, IMF (International Monetary

Fund), ADP (Asian Development Bank), PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),

UNDP (United Nation Development Program, USAID, dan Pemerintah luar

negeri.

B. Organisasi Privat (Private Organizations)

Istilah privat berasal dari bahasa Latin "set apart" (yang terpisah). Organisasi privat

atau bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada

konsumen, yang dibedakan dari kemampuannya membayar barang dan jasa tersebut sesuai
dengan hukum pasar. Lingkungan dalam organisasi privat: lingkungan otorisasi, misal dewan

komisaris atau rapat umum pemegang saham yang menentukan pendanaan dan batas-batas

wewenang perusahaan. Akan tetapi, lingkungan otorisasi pada organisasi privat tidak

sekompleks organisasi publik. Proses penciptaan nilai dalam organisasi privat, mentitik

beratkan proses pengambilan keputusan pada naik-turunnya permintaan pasar, sehingga

pengambilan keputusan biasanya berlangsung lebih cepat.

C. Organisasi Masyarakat (Community Organizations)

Organisasi Kemasyarakatan atau Ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk

oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan,

kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya

tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Sementara Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mendefinisikan organisasi massa sebagai "perkumpulan

yang anggotanya adalah orang-orang yang mempunyai profesi yang sama".

1. Sejarah Organisasi Massa

Keberadaan organisasi massa ini muncul seiring dengan timbulnya organisasi

masyarakat sipil (civil society). Sejarah perkembangan masyarakat sipil sebenarnya berasal

dari sejarah masyarakat Barat. Akar perkembangannya dapat dirunut mulai Cicero (106-43

SM), seorang orator dan pujangga Roma. Cicerolah yang memulai menggunakan istilah

societies civilis dalam filsafat politiknya. Dalam tradisi Eropa sampai abad ke-18, pengertian

Civil Society dianggap sama dengan pengertian negara (the state), yakni suatu kelompok atau

kekuatar yang mendominasi seluruh kelompok masyarakat lain. Maka ketika J.J. Rousse

(1712-1778) menggunakan istilah Societes Civille, ia memahaminya seb negara yang salah

satu fungsinya adalah menjamin hak milik, kehidupan kebebasan para anggotanya yang

memulai menggunakan istilah societies civilis dalam filsafat.


2. Organisasi Massa di Indonesia

Paska kemerdekaan (tahun 1950-an), pertumbuhan Civil Society di Indonesia

mengalami kemajuan. Pada saat itu, organisasi-organisasi sosial dan politik dibiarkan tumbuh

bebas dan memperoleh dukungan kuat dari warga masyarakat yang baru saja merdeka. Selain

itu, Indonesia yang baru lahir belum memiliki kecenderungan intervensionis, sebab kelompok

elit penguasa berusaha keras untuk mempraktikkan sistem demokrasi parlementer. Civil

Society yang mulai berkembang itu segera mengalami penyurutan terus-menerus. Bahkan

akibat dari krisis-krisis politik pada level negara ditambah dengan kebangkrutan ekonomi

dalam skala masif, distorsi-distorsi dalam masyarakat pun meruyak. Hal ini pada gilirannya

menghalangi kelanjutan perkembangan Civil Society. Orde Baru yang menggantikan rezim

Sukarno membawa dampak tersendiri bagi perkembangan Civil Society di Indonesia. Pada

tataran sosial ekonomi, akselerasi pembangunan lewat industrialisasi telah berhasil

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia juga telah

mendorong terjadinya perubahan struktur sosial masyarakat Indonesia yang ditandai dengan

perkembangan ruang publik bebas. Praktik pembredelan pers sering dilakukan oleh negara.

D. Organisasi politik

1. Pengertian politik

Menurut Penelitian Paramita Politik berasal dari Bahasa Yunani “politeia” yang berarti

kiat memimpin kota (polis). Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut berperan

serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat. Menurut Arsitoteles, politik

adalah usaha warga negara dalam mencapai kebaikan bersama atau kepentingan umum.

Politik juga dapat diartikan sebagai proses pembentukan kekuasaan dalam masyarakat yang

antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Dari definisi yang bermacam-macam tersebut, konsep politik dapat dibatasi menjadi :
a) Politik sebagai kepentingan umum

Politik merupakan suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, jalan, cara, serta alat

yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, atau suatu keadaan yang

kita kehendaki.

b) Politik dalam arti kebijaksanaan

Politik dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah penggunaan pertimbangan -

pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha,

cita-cita, keinginan atau keadaan yang kita kehendaki

c) Politik dalam organisasi

Di suatu organisasi, bukanlah dituntut untuk selalu berpolitik dengan aktif. Tetapi

lebih menuju untuk membangun hubungan-hubungan baik. Dalam Winardi (2004:

8) para manajer harus pula mengembangkan keterampilan-keterampilan

“political” lainnya..

2. Perilaku politik

Perilaku politik adalah perilaku di luar sistem kekuasaan normal, dirancang untuk

memberikan manfaat pada induvidu atau sub-unit.

Perilaku-perilaku politik yaitu :

a. Perilaku yang biasanya diluar sistem kekuasaan yang legitimate dan dikenal.

b. Perilaku yang dirancang memberikan manfaat pada induvidu atau sub-unit, sering atas

beban organisasi.

c. Perilaku yang dimaksud dan dirancang untuk memperoleh dan memelihara kekuasaan

(Gibson, James L, John M. Ivancevich, James H. Donelly, Jr. And Robert Konopaske,

2012: 302).
3. Politik Organisasional

Politik Organisasional menyangkut tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan

atau melindungi selfinterset induvidu atau kelompok. Penekanan pada self-intereset

membedakan bentuk ini dengan pengaruh sosial. Manajer secara tetap ditantang untuk

mencapai keseimbangan anatara self-interest pekerja dengan organisasi. Apabila terjadi

keseimbangan yang tepat, pengejaran self-intereset pada gilirannya menuju organizational

interset. Perilaku pokitik menjadi kekuatan negatif ketika self-interest mengalahkan

organizational interest. Manuver politik terutama dipicu oleh ketidak pastian.

Terdapat lima sumber ketidak pastian dalam organisasi, yaitu :

a. Unclear objectives, sasaran tidak jelas

b. Vague performance measures, ukuran kinerja tidak jelas

c. Ill-defined decision processes, proses keputusan salah didefinisikan

d. Strong individual or group competition, kompetisi individu atau kelompok kuat

e. Any type change, tipe perubahan apa saja (Kreitner dan Kinicki, 2010: 452).

4. Strategi dan Taktik Politik

Strategi dan taktik politik antara lain dengan melakukan manajemen kesan, bermain

politik, taktik politik dan proteksi diri.

a. Impression Management

Impression management atau manajemen kesan merupakan suatu proses dengan mana

orang berusaha mengontrol atau memanipulasi reaksi orang lain untuk memberikan citra diri

atau gagasan mereka (Kreitner dan Kinicki, 2010: 455). Kebanyakan impression management

berusaha untuk diarahkan membuat kesan baik, good impression. Tetapi beberapa pekerja

berusaha menunjukkan kesan buruk, bad impression. Apabila kesan ingin ditunjukkan pada
atasan, maka dinamakan upward impression management. Taktik upward impression

management dapat dibedakan dalam tiga kategori yaitu Job-focused adalah memanipulasi

informasi tentang kinerja seseorang, Superior-focused adalah menghargai atau melakukan

kebaikan untuk penyelia, dan (self-focused) adalah manunjukkan dirinya sebagai orang sopan

dan menyenangkan.

Taktik upward impression management tidak menyenangkan bawahan yaitu sebagai berikut :

1. Decreasing performance adalah menurunkan kinerja dengan membatasi produktivitas,

membuat lebih banyak kesalahan dari pada biasanya, menurunkan kualitas,

mengabaikan tugas

2. Not working to potential adalah Tidak bekerja sessuai potensinya dengan berpura-

pura mengabaikan, mempunyai kapasitas tidak dipergunakan.

3. Witdrawing adalah Menarik diri dengan suka terlambat, istirahat berlebihan, berpura-

pura sakit.

4. Dalam Displaying a bad attitude adalah menunjukkan sikap buruk dengan cara

mengeluh, menjadi bingung dan amarah, bertindak aneh, tidak bergaul dengan rekan

kerja.

5. Broadcasting limitation adalah menyiarkan keterbatasan dengan membiarkan rekan

sekerja tahu tentang masalah fisik dankesalahan seseorang, baik secar verbal maupun

nonverbal.

b. Etika dalam politik keorganisasian

1. Memerankan sifat utilarian (berguna semua kalangan)

2. Menghormati hak-hak individu

3. Menghargai persamaan hukum


2.2 KONFLIK DAN TEKHNIK NEGOISASI

1. Hakikat Konflik

Ketika interaksi orang-orang dan kelompok di dalam organisasi itu terjadi, maka

konflik menjadi potensial untuk muncul. Konflik didalam organisasi dapat menimbulkan

konsekuensi positif dan negatif, dapat mendorong inovasi organisasi, kreativitas dan adaptasi.

Organisasi bisa tidak berkembang karena pimpinan terlalu berpuas diri, sehingga kurang peka

terhadap perubahan dan faktor lingkungan eksternal, tidak ada perbedaan pendapat maupun

gagasan baru. Sekalipun beberapa konflik yang terjadi bermanfaat bagi kemajuan organisasi,

akan tetapi konflik yang sering terjadi dan muncul kepermukaan adalah konflik yang bersifat

disfungsional. Konflik seperti ini dapat menurunkan produktivitas, menimbulkan ketidak

puasan, meningkatkan ketegangan dan stres dalam organisasi.

2. Perubahan Pandangan Tentang Konflik

a. Pandangan tradisional

Pandangan ini terjadi antara tahun 1930-an dan tahun 1940-an. Pandangan ini

menganggap bahwa semua konflik adalah berbahaya dan oleh karenanya harus

dihindari. Pandangan aliran hubungan manusia

b. Pandangan ini menganggap bahwa konflik adalah sesuatu yang lumrah dan terjadi

secara alami dalam setiap kelompok dan organisasi.

c. Pandangan interaksionis John Aker dari IBM menjelaskan pendapat baru tentang

konflik yang disebut sebagai perspektif interaksionis. Pendekatan interaksionis

mendorong konflik pada keadaan yang “harmonis” tidak adanya perbedaan pendapat

yang cendrung menyebabkan organisasi menjadi statis, apatis dan tidak tanggap

terhadap kebutuhan akan perubahan dan inovasi.


3. Konflik Fungsional dan Disfungsional

A. Konflik fungsional

Konflik ini berkaitan dengan pertentangan antar kelompok, yang bermanfaat

bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi. Dari hasil studi menemukan

bahwa konflik tidak hanya membantu tetapi juga merupakan suatu kondisi yang

diperlukan untuk menumbuhkan adanya kreativitas. Kelompok yang anggotanya

heterogen menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat yang menghasilkan solusi

yang lebih baik dan ide yang lebih kreatif. Berdasarkan studi tentang proses

pengambilan keputusan kelompok telah mengarahkan teori pada suatu kesimpulan

bahwa konflik dapat menghasilkan banyak manfaat positif bagi organisasi jika

dikelola dengan baik (Cherington,1989).

B. Konflik disfungsional

Konflik ini berkaitan dengan pertentangan antara kelompok yang merusak atau

menghalangi pencapaian tujuan organisasi/kelompok. Sebagian organisasi dapat

menangani dan mengelola konflik yang terjadi sehingga memiliki dampak fungsional.

Akan tetapi, sebagian besar organisasi mengalami konflik pada tingkat yang lebih

besar dari yang diinginkan (yang fungsional), dan prestasi akan membaik jika konflik

yang terjadi dapat dikurangi. Jika konflik yang terjadi begitu parah, maka prestasi

organisasi mulai merosot.

4. Jenis-Jenis Konflik dalam Organisasi

A. Konflik dalam diri sendiri

Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus memilih

tujuan yang saling bertentangan.

B. Konflik antar individu


Konflik antar individu seringkali disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu

tertentu, Tindakan dan tujuan di mana hasil bersama sangat menentukan.

C. Konflik antar golongan kelompok

Dalam kelompok dapat mengalami konflik subtantif atau konflik afektif. Konflik

subtantif adalah konflik yang terjadi karena latar belakang keahlian yang berbeda.

Sedangkan konflik afektif adalah konflik yang terjadi didasarkan atas tanggapan

emosional terhadap suatu situasi tertentu.

D. Konflik antar kelompok

Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau

tujuan kelompoknya masing-masing.

C. Konflik intra organisasi.

Konflik intra organisasi meliputi empat subjenis yaitu ; konflik vertikal, horizontal,

lini-staf dan konflik peran. Konflik vertikal terjadi antara manajer dengan bawahan

yang tidak sependapat tentang cara terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas. Konflik

horizontal terjadi antar karyawan atau departemen yang memiliki hirarkhi yang sama

dalam organisasi. Konflik lini-staf yang sering terjadi karena adanya perbedaan

persepsi tentang keterlibatan staf (staf ahli) dalam proses pengambilan keputusan oleh

manajer lini. Dan konflik peran bisa terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu

peran yang saling bertentangan.

D. Konflik antar organisasi

Konflik antar organisasi bisa terjadi karena mereka saling ketergantungan satu sama

lain terhadap pemasok, pelanggan, maupun distributor.


2. Sumber-Sumber Konflik

McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa konflik dalam organisasi dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti sebagai berikut :

A. Saling ketergantungan tugas

Ada tiga jenis ketergantungan yaitu : Ketergantungan yang dikelompokkan

adalah aktivitasnya tidak tergantung antara kelompok yang satu dengan yang lainnya,

akan tetapi prestasi yang dikelompokkan akan menentukan prestasi organisasi secara

keseluruhan, Ketergantungan berurutan adalah suatu kelompok baru dapat memulai

tugasnya jika kelompok yang lainnya telah menyelesaikan tugasnya. Ketergantungan

seperti ini sangat potensial menimbulkan adanya konflik, Ketergantungan timbal balik

adalah saling tergantung antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.

Saling ketergantungan timbal balik terjadi pada berbagai organisasi.

B. Perbedaan tujuan dan prioritas

Perbedan orientasi dari masing-masing subunit atau kelompok mempengaruhi

cara dari masing-maising subunit atau kelompok mengejar tujuannya, dan seringkali

tujuan dari masing-masing subunit tersebut saling bertentangan. Tujuan bagian

produksi adalah memproduksi barang dengan biaya yang rendah dengan proses

produksi yang sama dalam jangka panjang, yang berarti model, warna dan jenis sangat

sedikit. Tujuan ini bertentangan dengan tujuan bagian pemasaran yang mencoba untuk

meningkatkan penjualan dengan menjanjikan kepada konsumen barang dengan corak

yang unik, warna yang anggun dan dapat melayani konsumen dengan segera. Bagian

pemasaran juga menginginkan produk dijual denagn kredit dan pembayaran pertama

dapat ditunda tiga bulan. Akan tetapi bagian kredit menghendaki pembayaran dengan

kas.
C. Faktor birokratik (lini-staf)

Jenis konflik birokrasi yang bersifat klasik adalah konflik antara fungsi atau

wewenang garis dan staf. Fungsi atau wewenang garis adalah terlibat secara langsung

dalam menghasilkan keluaran organisasi. Manajer lini atau garis mempunyai

wewenang dalam proses pengambilan keputusan dalam lingkup bidang fungsionalnya.

Sedangkan fungsi staf adalah memberikan rekomendasi atau saran dan tidak berhak

mengambil suatu keputusan. Di beberapa organisasi orang-orang yang berada dalam

fungsi ini menganggap dirinya sebagai sumber organisasi yang menentukan orang-

orang yang berada dalam fungsi staf sebagai pemain kedua. Kondisi seperti ini

menimbulkan adanya konflik dalam organisasi.

D. Kriteria penilaian prestasi yang saling bertentangan/tidak tepat

Mungkin konflik antar subunit dalam organisasi tidak disebabkan karena tujuan

yang saling bertentangan, tetapi karena cara organisasi dalam menilai prestasi yang

dikaitkan dengan peroleh animbalan membawanya ke dalam konflik. Contoh, konflik

yang terjadi antara bagian produksi dan bagian pemasaran. Persaingan terhadap

sumber daya yang langka. Sikap menang kalah Jika dua kelompok bersaing kalah

menang, maka dengan mudah dipahami mengapa konflik itu terjadi. Dalam kondisi

seperti ini maka ada kelompok yang menang dan ada kelompok yang kalah. Kondisi

yang memungkinkan terjadinya sikap menang-kalah :Jika suatu kelompok hanya

mengejar kepentingan saja, jika kelompok tertentu mencoba untuk meningkatkan

kekuasaan posisinya, jika kelompok tertentu menggunakan ancaman untuk mencapai

tujuan, jika kelompok tertentu selalu berusaha untuk mengeksploitasi kelompok yang

lain, jika kelompok tertentu berusaha mengisolasi kelompok yang lain.


3. Dampak Konflik Terhadap Perilaku Kelompok

McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa dampak konflik antar kelompok

terhadap perilaku kelompok dapat dianalisis sebagai berikut :

A. Perubahan perilaku yang terjadi interen kelompok itu sendiri

secara interen masing-masing kelompok adalah Meningkatnya kohesivitas atau

kepaduan, konflik persaingan maupun ancaman dari luar biasanya menyebabkan

anggota kelompok mengesampingkan adanya perbedaan-perbedaan di antara mereka,

meningkatnya loyalitas, meningkatnya kepemimpinan yang bersifat otokratis,

orientasi aktivitas, penilaian berlebihan

B. Perubahan yang terjadi di antara kelompok

Konflik antar kelompok selain menimbulkan adanya perubahan interen

kelompok itu sendiri, juga menimbulkan adanya perubahan yang terjadi di antara

kelompok tersebut yaitu : menurunnya komunikasi,stereotip yang negatif.

4. Mengelola Konflik antar Kelompok

McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa tejadinya konflik sejalan dengan

meningkatnya kompleksitas organisasi, oleh karenanya manajer atau pimpinan organisasi

harus mampu untuk mengendalikan konflik yang disfungsional. Konflik seperti itu dapat

menurunkan prestasi organisasi. Kemampuan untuk mengendalikan konflik yang terjadi

membutuhkan keterampilan manajemen tertentu. Ada empat strategi yang dapat

dipergunakan untuk mengurangi konflik yang terjadi dalam organisasi yaitu : Strategi

penghindaran merupakan dua strategi penghindaran yang dapat dilakukan konflik dan

pemisahan secara fisisk, strategi intervensi kekuasaan, strategi penggembosan


2.3 KINERJA ORGANISASI

Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan

mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai dari

perilaku anggota organisasi.

A. Evaluasi Nilai (Evaluation of Value)

Pada umumnya konsep evaluasi sebagai proses adalah mengumpulkan informasi

,menggunakan standar atau kriteria dalam evaluasi, menarik kesimpulan, menetapkan

suatu keputusan yang berguna yang dapat diaplikasikan pada semua situasi yang

dihadapkan pada pimpinan organisasi. Ketiga unsur tersebut dicakup pada semua

evaluasi. Semua metode kerja, kegiatan dan situasi dalam suatu organisasi dapat

dievaluasi. Evaluasi dalam konteks manajemen terutama digunakan untuk membantu

memilih dan merancang kegiatan yang akan datang. Studi evaluasi dapat menilaiatau

menduga keadaan yang dihasilkan suatu kegiatan dalam hal ini perubahan organisasi

(mencakup keluaran/output dan hasil/outcome) dan distribusi manfaat di antara berbagai

kelompok sasaran, dan dapat menilai efektivitas biaya dari proyek dibanding dengan

pilihan lainnya.

B. Sikap prilaku

Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan antara manusia dengan

lingkungan sekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam organisasi meliputi

kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalu.

Sementara itu, karakteristik manusia akan masuk ke dalam lingkungan kerja yang baru

yaitu organisasi atau lembaga lainnyaPada dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh
hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang mana seseorang seringkali mempunyai motif

dalam pencapaian tujuan tersebut.

C. Prestasi Kolektif (Collective Achievement)

Prestasi merupakan amanah, amanah dari orang tua yang telah membesarkan dan

membiayai kita untuk mengenyam pendidikan, amanah dari negara dan agama untuk

menjadi generasi penerus yang akan menerima estafet kepemimpinan di masa depan.

Akan tetapi, sebagai makhluk sosial tentu kita tidak bisa lepas dari peran orang lain.

D. Rentang Kendali (Full Range)

Rentang manajemen akan selalu berkaitan erat dengan koordinasi. Sehingga sering

kali muncul anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif. Rentang manajemen

merupakan salah satu aspek utama dari struktur Organisasi yang mempengaruhi seorang

individu bila dia bergabung dengan uatu organisasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi

memiliki arti penting dalam masyarakat karena organisasi dapat membantu dan mengajak

masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan & kehidupannya, organisasi bisa sebagai

pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah lingkungan bermasyrakat, yang paling

utama organisasi merupakan tempat dan wadah aspirasi dari sekelompok individu yang

berbeda-beda tanpa adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu
kerja sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam

sebuah organisasi tersebut.

3.2 SARAN

Sebagai penyusun, kami akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu

kami penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan

makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya

untuk kemajuan Organisasi-organisasi yang sangat penting di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Purwadhi, Yadiman. 2020. Teori Organisasi. Bandung : PT Refika aditama.

Wijaya, Candra. 2017. Perilaku OrganisasiI. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan

Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Supratha, Desah. 2017. Perilaku Organisasi. Denpasar Timur : CV. Setia Bakti.

Yunus, dkk. 2013. Teori Organisasi. Majalengka : Universitas Majalengka.

Badu, Novianty. 2017. Kepempinan & Perilaku Organisasi, Goronalo : Ideas Publishing.

Anda mungkin juga menyukai