Anda di halaman 1dari 13

MENUMBUHKAN KARAKTER AKADEMIK DALAM PERKULIAHAN

BERBASIS LOGIKA

Dedi Heryadi
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Email: dediheryadi 61 @ yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji urutan perkuliahan berbasis logika, dan
mengetahui pengaruhnya terhadap tumbuhnya karakter akademik mahasiswa (ketelitian
berpikir, sikap kritis, dan tanggung jawab). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
Penelitian dan Pengembangan (R&D). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara, dan pengukuran (test). Pelaksanaan penelitian dilakukan pada
mahasiswa semester pertama di FKIP, Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Data diolah secara
kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya diketahui bahwa urutan model perkuliahan berbasis logika
berpengaruh positif terhadap tumbuhnya karakter akademik mahasiswa (ketelitian berpikir,
sikap kritis, dan tanggung jawab). Diharapkan hasil penelitian ini ditindaklanjuti dan
divalidasi oleh orang-orang yang memiliki profesi yang sama.
Kata Kunci : model perkuliahan, logika, karakter akademik, ketelitian berpikir, sikap kritis,
tanggung jawab

GROWING ACADEMIC CHARACTERS IN LOGICAL- BASED LECTURING

Abstract: The aim of this research are to study a logical-based lecturing order, and to
recognize it‟s impact toward the growth student accademic characters ( precision thinking,
critical atitude, and responsibility). The method used in this study is Research and
Development. Besides the tecnique of data collecting was taken by observation, interview,
and examination. The research held for student in 1st semester of 2015/2016 accademic year
at Faculty of Teacher Training and Education Siliwangi University Tasikmalaya. The data
were processed quantitativeli and qualitatively. The result know that syntax of lacturing based
on the logic model have a positive impact toward student accademic characters ( precision
thinking, critcal attitude, and reponsibility). To strether this research result the it is suggested
that the research should be followed up and validated by whom in the same profesion.
Keywords: lecturing model, logic, accademic characters, precision thinking, critical attitude,
and responsibility.

PENDAHULUAN Fahinu (2013: 163) bahwa proses


Dalam interaksi belajar mengajar di pembelajaran di perguruan tinggi masih
Universitas Siliwangi Tasikmalaya peristiwa banyak penekanannya pada pembelajaran
menyimak penjelasan dosen masih berupa hapalan bukan penalaran, sehingga
merupakan andalan yang ditempuh kemampuan berpikir kritis mahasiswa tidak
mahasiswa. Dari hasil Audit Mutu Internal berkembang.
Universitas Siliwangi pada tahun 2014 Perkuliahan yang bersifat ekspositori
diketahui bahwa rata-rata dua pertiga dari tersebut tidak berkategori jelek, jika
alokasi waktu perkuliahan yang tersedia perkuliahan itu menghantarkan para
digunakan oleh mahasiswa untuk mahasiswa menjadi manusia yang kritis,
mendengarkan kuliah dari para dosennya. kreatif, mandiri, demokratis, kompetitif,
Keadaan demikian sejalan dengan temuan serta bertanggung jawab dalam menghadapi

1
2

pelbagai masalah kehidupan. Perkuliahan di menggabungkan proposisi-proposisi itu


pergguruan tinggi tidak hanya diarahkan menjadi wacana baru atau mengulang
untuk menumbuhkan kemampuan bentuk yang mengandung isi yang sama
mahasiswa dalam memahami apa yang dengan wacana perkuliahan yang
diperoleh dari dosennya karena hal tersebut disimaknya. Tahap 3 mahasiswa
berdampak pada tumbuhnya sikap memverifikasi isi wacana perkuliahan yang
konformisme (yaitu sikap penerima dan dipahaminya berdasarkan pengetahuan dan
penurut). Pendidikan tinggi harus pengalaman yang dimilikinya hingga ia
menghindarkan mahasiswa dari memunculkan simpulan sebagai respons
konformisme, sebab konformisme terhadap isi perkuliahan yang disimaknya
merupakan musuh kreativitas yang terbesar. (Heryadi, 2013).
Untuk membentuk model Pengetahuan tersebut manjadi dasar
perkuliahan yang dapat menumbuhkan sikap keyakinan bahwa dalam proses
kritis, kreatif, teliti, dan tanggung jawab, mendengarkan kuliah para mahasiswa perlu
para dosen perlu memiliki pijakan teoretis memiliki kemampuan berlogika dengan
(approach) yang tepat. Salah satu teori yang benar. Keyakinan tersebut memunculkan
dipertimbangkan sebagai pendekatan dalam sebuah pemikiran bahwa dalam upaya
pengembangan model perkuliahan adalah menunmbuhkan ketelitian, ketajaman
teori logika (Heryadi, 2013). Pertimbangan berpikir, sikap kritis, dan kejujuran
ini bertolak pada hasil kajian teoretis tentang mahasiswa dalam perkuliahan dosen perlu
hakikat proses perkulihan dari sudut teori membiasakan mahasiswanya menerapkan
psikolinguistik dan teori logika. Perkuliahan pola berlogika..
(khusus yang bersifat ekspositori) Dasar pemikiran ini menjadi pijakan
merupakan proses mental dengan berpola pokok dimunculkan model perkuliahan
pada berpikir logis ketika menangkap berlandasan atau berbasis logika. Dengan
gagasan-gagasan yang disampaikan model tersebut prosedur perkuliahan
dosennya. Yang dimaksud dengan pola dikembangkan secara bertahap dan
berpikir logis atau berlogika dalam bersistem dengan tujuan lebih diarahkan
pernyataan tersebut adalah bernalar secara pada penumbuhan dan pemantapan
sistematis dalam menghasilkan keputusan- kemampuan mahasiswa dalam hal: (1)
keputusan yang benar. Berlogika dengan memahami konsep-konsep yang terkandung
benar dalam proses mendengarkan kuliah dalam materi yang disimaknya; (2)
meliputi tiga tahapan, yaitu diawali dengan membentuk dan menggabungkan proposisi-
tahap pemahaman konsep (conception), proposisi berdasarkan konsep-konsep yang
kemudian tahap pembentukan proposisi- dipahaminya sehingga membentuk
proposisi (conceptualisation), dan diakhiri pemahaman pesan yang sama dengan
dengan tahap pengambilan keputusan pesan/isi perkuliahan yang disimaknya; dan
(coclusion)”. (3) memverifikasi pesan yang dipahaminya
Untuk membuktikan gambaran pola dengan melalui pertimbangan-pertimbangan
belogika yang terjadi saat proses yang logis sehingga menghasilkan respons
mendengarkan kuliah dapat dijelaskan yang tepat terhadap isi perkuliahan yang
dalam tiga tahap berikut ini. Tahap 1 disimaknya. Gabungan dari ketiga
mahasiswa mentransmisi dan mempersepsi kemampuan tersebut diyakini dapat
bunyi-bunyi ujaran, hingga ia memahami membangun kemampuan memahami materi
konsep-konsep yang terkandung dalam dari kuliahnya, serta tumbuh karakter
materi wacana perkuliahan. Tahap 2 ketelitian, kekritisan, dan kejujuran yang
mahasiswa mengonseptualisasi konsep- baik.
konsep yang dipahaminya menjadi Sebagai realisasi dari dasar
proposisi-proposisi; kemudian ia pemikiran di atas dicoba dikembangkan
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
3

model perkulihan berbasis logika. Untuk semata-mata hanya menumbuhkan


menguji ketepatannya, model perkulihan keterampilan para mahasiswa memahami
tersebut dicoba diaplikasikan pada materi kuliah yang disampaikan para
mahasiswa semester pertama di FKIP dosennya, melainkan juga dapat bermanfaat
Universitas Siliwangi Tasikmalaya. untuk menumbuhkan kebiasaan mahasiswa
Atas dasar pemikiran yang dalam berpikir teliti, kritis, dan jujur atau
dikemukakan dalam uraian di atas, tanggung jawab terhadap segala hal yang
dirumuskanlah masalah penelitian sebagai didengarnya.
berikut. 1) Bagaimanakah langkah-langkah Untuk mengkaji permasalah di atas
(syntax) model perkuliahan yang dilandasi perlu dikemukakan konsep karakter secara
teori logika? 2) Bagaimana dampak model singkat di sini. Karakter merupakan sifat-
perkuliahan berbasis logika terhadap sifat kejiwaan, akhlak, tabiat, watak atau
karakter ketelitian, berpikir kritis, dan budi pekerti yang membedakan seseorang
tanggung jawab para mahasiswa? dengan yang lain. Karakter dapat menjadi
Penerapan teori berpikir logis dalam penciri seseorang atau sekelompok orang
pengembangan model perkuliahan yang yang menduduki profesi, kesukuan dan
dilaksanakan kepada mahasiswa FKIP di keyakinan. Lingkungan sangat dominan
lingkungan Universitas Siliwangi mempengaruhi karakter seseorang. Namun,
Tasikamalaya, bertujuan untuk 1) ada karakter khas yang dibentuk berdasarkan
mengetahui langkah-langkah (syntax) model status atau keprofesian. Contohnya,
perkuliahan yang dilandasi oleh teori mahasiswa sebagai sivitas akademika di
logika, dan 2) mengetahui dampak model perguruan tinggi wajib ditumbuhkan
perkuliahan berbasis logika terhadap karakter yang khas sebagai dasar menjadi
tumbuhnya karakter akademik yang terukur manusia yang berkualitas untuk
dalam perilaku ketelitian, kekritisan, dan dipersiapkan menjadi pemimpin masyarakat
kejujuran berpikir para mahasiswa. yang dapat membawa kehidupan yang
Model perkuliahan berbasis logika semakin sejahtera. Mahasiswa harus menjadi
merupakan model baru dalam khazanah manusia yang beriman dan bertakwa kepada
perkuliahan. Oleh karena itu, hasil penelitian Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
ini untuk pengembangan model perkuliahan sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
di perguruan tinggi sangat bermanfaat terampil, kompeten, dan berbudaya untuk
sebagai pelengkap model-model perkuliahan kepentingan bangsa.
yang sudah ada. Sebagai penjabaran dari tujuan
Jika diamati secara seksama, model pendidikan tinggi yang harus diwujudkan
perkuliahan yang saat ini sering digunakan oleh setiap lembaga perguruan tinggi,
di perguruan tinggi berupa model-model dikembangkanlah ranah-ranah kompetensi
yang hanya diarahkan untuk menumbuhkan yang saling berkaitan antara ranah satu dan
kemampuan mahasiswa dalam memahami ranah lainnya. Ranah-ranah yang dimaksud
materi kuliahnya. Model seperti demikian adalah sikap pengetahuan, keterampilan.
belum menyokong tumbuhnya kebiasaan Sebagaimana dijelaskan di dalam
bernalar dengan baik. Dalam perkuliahan Permenristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015,
berbasis logika, tahapan-tahapan tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
perkuliahan yang dilaksanakan tidak hanya Pasal 5 ayat (1), bahwa standar kompetensi
diarahkan untuk menumbuhkan kemahiran lulusan merupakan keriteria minmal tentang
memahami isi kuliah yang disampaikan kualifikasi kemampuan lulusan yang
dosennya melainkan juga untuk tumbuhnya mencakup sikap, pengetahuan, dan
kemampuan bernalar dengan baik. Oleh keterampilan yang dinyatakan dalam
karena itu, hasil perkuliahan yang dicapai rumusan capaian pembelajaran lulusan.
dengan menggunakan model ini tidak Terkait dengan ranah sikap dan keterampilan
____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika
4

umum, rumusan capaian pembelajaran tentang model perkuliahan yang hanya


sebagai karakter yang harus dimiliki oleh membekali pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa sudah ditetatakan oleh adalah keliru. Model perkuliahan yang
pemerintah yang tertera dalam lampiran diharapkan adalah model perkuliahan yang
yang tidak terpisahkan dengan Permenristek dapat menambah pengetahuan,
Dikti Nomor 44 Tahun 2015. Perlu keterampilan, serta membekali kebiasaan
ditegaskan bahwa salah satu capaian berpikir teliti, kritis dan jujur atau tanggung
pembelajaran keterampilan umum yang jawab para mahasiswa.
harus menjadi penciri karakter para Model perkuliahan merupakan pola
mahasiswa adalah mampu menerapkan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan oleh dosen berdasarkan teori pembelajaran
inovatif dalam konteks pengembangan atau yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan
iplementasi ilmu pengetahuan dan teknologi perkuliahanan yang telah ditetapkan dalam
yang memperhatikan dan menerapkan nilai kurikulum. Tokoh pembelajaran yang cukup
humaniora yang sesuai dengan bidang terkenal pada abad XX, namun teorinya saat
keahliannya. ini masih sangat berpengaruh di LPTK yaitu
Memperhatikan peraturan menteri Joice and Weil (2009: 1) mengemukakan, “A
tersebut sangat jelas bahwa menumbuhkan model of teaching is aplan or pattern that
karakter mahasiswa sebagai generasi can be used to shape curriculum (long-term
penerus pemimpin bangsa harus menjadi courses of studies), to design intructional
sasaran dalam pelaksanaan pendidikan di materials, an to guide intruction in
perguruan tinggi. Karakter-karakter yang classroom and other setting.” Menurut
harus ditumbuhkan di antaranya adalah beliau (Joice dan Weil) dalam
karakter ketelitian, berpikir kritis, dan mengembangkan model pembelajaran
tanggung jawab. Karakter tersebut penulis terdapat tiga hal yang perlu dilalui, ketiga
kategorikan sebagai karakter akademik hal tersebut yaitu menentukan pendekatan
dengan alasan kerakter tersebut menjadi (orientasi model), metode (desain
penciri orang cendikia. pembelajaran) dan teknik (prosedur yang
Perlu dijelaskan juga bahwa dilksanakan dalam kelas).
pelaksanaan perkuliahan di perguruan tinggi Dalam mengembangkan model
sebagain besar masih dipandang sebagai pembelajaran pengajar harus dapat
bentuk interaksi searah antara dosen dan menciptakan lingkungan yang memberikan
mahasiswa. Model ceramah masih menjadi dampak langsung (intructional effect) dan
andalan dosen dalam proses perkuliahan. dampak sampingan (nurturent effect).
Kejadian seperti ini tidak berarti salah, Dampak langsung adalah dampak yang telah
asalkan dosen melalui model ceramahnya diprogramkan sebagai tujuan pembelajaran,
memberi kesempatan untuk mengkreatifkan sedangkan dampak tidak langsung atau
dan mengaktifkan pikiran para dampak penyerta adalah dampak tidak
mahasiswanya. Dalam Permenristek Dikti, diprogramkan secara langsung dalam
No 44, Tahun 2015 Pasal 11 ayat (1), rancangan pembelajaran. Contoh dampak
dijelaskan bahwa untuk dapat mewujudkan tidak langsung dalam pembelajaran adalah
Standar Kompetansi Lulusan model tumbuhnya sikap kejujuran, kerja sama,
perkuliahan yang dikembangkan harus demokratis, dan kritis sebagai dampak dari
bersifat interaktif, holistik, integratif, model pembelajaran yang digunakan di
saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kelas.
kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Diketahui pula penelitian yang
Atas dasar penjelasan tersebut dosen perlu bertujuan menumbuhkan kemampuan
mengembangkan model-model perkuliahan berpikir kritis para siswa. Untuk itu,
yang inovatif. Oleh karena itu, pemahaman dilaksanakan penelitian dengan
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
5

menggunakan strategi pembelajaran berbasis konsep yang hendak dipikirkan. Memahami


inkuiri dengan siklus 5 E (engagement, konsep atau pengertian menjadi isi pokok
explorasi, explanation, elaborasi, and berpikir. Seseorang dapat berpikir atau
evaluation). Hasil penelitian menunjukkan menyusun jalan pikirannya hanya melalui
bahwa strategi pembelajaran berbasis inkuiri pemahaman konsep atau pengertian-
dengan siklus belajar 5 E sangat signifikan pengertian.
dalam meningkatkan keterampilan berpikir Setelah pengertian/konsep terbentuk
kritis dibandingkan dengan strategi tahap berikutnya dalam berlogika adalah
pembelajaran konvensional (Asna, 2014: pembentukan pendapat/pernyataan.
154). Jika dikaji tentang strategi Membentuk pernyataan atau proposisi yaitu
pembelajaran inkuiri dengan siklus 5E, pasti meletakan hubungan antara dua buah atau
akan ditemukan bahwa setiap tahapan dalam lebih pengertian. Hasil pengamatan terhadap
pembelajaran tersebut para peserta didik suatu objek atau kejadian secara umum tidak
sangat dituntut berlogika, sehingga dapat terjadi hanya sekedar munculnya pengertian
berdampak pada tumbuhnya keterampilan melainkan terjadinya perangkaian
berpikir kritis. pengertian. Rangkaian pikiran itulah yang
Dalam menumbuhkan karakter, membentuk pendapat atau pernyataan
selain melalui model pembelajaran dapat tentang suatu objek atau kejadian.
pula melalui pengembangan media dan buku Dari pernyataan-pernyataan yang
pelajaran. Sebagai contoh, terdapat hasil dimunculkan berdasarkan konsep-konsep
penelitian yang mencoba mengembangkan yang muncul dalam pikiran, tahap
media pembelajaran berbasis logika. berikutnya terjadi suatu proses nalar untuk
Hasilnya menunjukkan bahwa media munculnya proposisi baru sebagai simpulan
berbasis logika berdampak positif dalam atau respons terhadap objek/kejadian yang
menumbuhkan kretivitas dan kecerdasan diamati. Penyimpulan adalah kegiatan pikir
anak (Sulchan, 2014 : 19). Kemudian, ada manusia, yang diawali dari pengetahuan
hasil penelitian tentang penguatan karakter yang dimiliki dan berdasarkan pengetahuan
di perguruan tinggi dengan cara itu melakuan evaluasi atau pertimbangan
pengembangan buku ajar yang berbasis yang bergerak kepada pengetahuan baru. Di
pembelajaran kolaboratif (Diana, 2016). dalam proses penyimpulan ini tindakan
penimbangan/judgement pemikiran yang
Konsep penting yang perlu tepat merupakan syarat dasar untuk
dijelaskan di sini adalah logika. Istilah memperoleh proposisi baru sebagai
logika berasal dari bahasa Yunani „logos’ simpulan yang benar.
artinya, sabda, pikiran, ilmu. Secara Tujuan utama mendengarkan adalah
etimologis logika adalah ilmu tentang memahami dan merespons pesan yang di-
pikiran atau ilmu menalar. Logika sering sampaikan oleh pembicara. Untuk dapat
didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum- mencapai tujuan mendengarkan, pendengar
hukum pemikiran. Berlogika adalah proses harus beraktivitas mental yang tinggi dalam
mental. Oleh karena itu, berlogika dapat melaksanakan tahapan-tahapan menyimak.
dipastikan merupakan suatu kegiatan yang Menurut Heryadi (2013), “Tahapan proses
bertahap. Proses berlogika pada pokoknya menyimak terbagi atas hearing (mendengar),
meliputi tiga langkah, yaitu pembentukan understanding (memahami pesan),
pengertian, pembentukan pendapat, dan evaluating (mempertimbangkan pesan), dan
penarikan simpulan (Suryabrata, 2012: 54) . responding (memberi tanggapan terhadap
Pembentukan pengertian atau konsep pesan yang dipahami)”.
merupkan unsur paling mendasar dalam ber- Pada tahap hearing, pendengar
pikir. Manusia tidak dapat berpikir tanpa menangkap dan mengenali rangkaian bunyi-
didasari oleh kemampuan memahami bunyi ujar. Jika bunyi-bunyi ujar yang
____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika
6

didengar itu merupakan bunyi-bunyi yang memahami konsep, memahami hubungan


dikenal maka akan terjadilah rangkaian konsep-konsep menjadi pesan yang
bunyi membentuk kata, frase, klausa dan dipahami, dan kemampuan memverifikasi
kalimat. Pada tahap ini ke-mampuan dasar pesan hingga menjadi keputusan untuk
yang harus dimiliki pendengar adalah munculnya respons terjadi dalam proses
kemampuan linguistik yang dapat mendengarkan kuliah.
membangun konsep-konsep (conceptus).
Pada tahap understanding terjadi METODE
tranformasi bunyi-bunyi ujaran ke dalam Penelitian ini menggunakan prosedur
syaraf-syaraf pendengaran, kemudian penelitian dan pengembangan (R&D)
melalui proses persepsi bunyi-bunyi itu melalui tahapan-tahapan: (1) studi
diterjemahkan menja-di pesan-pesan pendahuluan yang meliputikajian teoretis
bermakna yang dipahami. Pada tahap ini dan empiris untuk mendapatkan landasan
pendengar dituntut mampu mempersepsi dalam pengembangan model pembelajaran
konsep-konsep yang terkandung dalam menyimak; (2) pembentukan model
unsur-unsur bahasa lisan. Untuk pembelajaran menyimak; (3) uji lapangan
memperoleh pemahaman seorang penyimak model yang diikuti dengan analisis dan
harus mengguna-kan pengetahuan linguistik revisi model, (4) validasi model; dan (5)
untuk mengidentifikasi bunyi ujar, kemudian diseminasi model.
dengan menggunakan strategi linguistiknya Pada tahap studi pendahuluan
disertai dengan kemampuan lain (mengusai dilakukan dua kegiatan yaitu studi lapangan
situasi, gerak-gerik tubuh, dan lain-lain), ia dengan tujuan untuk mengenali masalah
dapat mengolah bunyi-bunyi ujar yang telah yang ada dalam pelaksanaan perkuliahan di
membentuk konsep menjadi rangkaian pesan Universitas Siliwangi, dan studi literatur
yang bermakna. dalam mengkaji hakikat mendengarkan saat
Pada tahap evaluating atau proses perkuliahan dari sudut psikolinguistik
memverifikasi pesan, pendengar dituntut dan logika. Hasil pengkajian teoretis
untuk mampu secara intelektual diperoleh dasar pemikiran yang dijadikan
mempertimbangkan pesan yang landasan dalam pengembangan model
diperolehnya berdasarkan pengetahuan dan perkuliahan pada mahasiswa FKIP
pengalamannya. Pada tahap ini dalam Universitas Silkiwangi Tasikmalaya. Dasar
kognisi pendengar terjadi proses pengujian, pemikiran yang diperoleh yaitu (1)
penelaahan dan penilikan dari berbagai segi. Mendengarkan adalah proses berpikir logis
Apakah pesan yang diterimanya didukung dalam menangkap informasi yang didengar,
oleh fakta-fakta atau tidak, apakah pesan itu (2) mendengarkan dalam proses perkuliahan
baik atau jelek dan sebagainya. Pada merupakan aktivitas berpikir logis
akhirnya pendengar memutuskan untuk mahasiswa dalam menangkap informasi,
menerima atau menolak. menimbang, dan memberi keputusan tentang
Pada tahap reponding, pendengar materi kuliah yang didengarnya..
dituntut mampu memberi respons yang Dasar-dasar pemikiran di atas
benar-benar sesuai dengan keputusan hasil dijadikan pertimbangan dalam menyusun
verivikasi pesan. Respons itu dapat berupa draf model. Draf model perkuliahan yang
verbal atau nonverbal. Apabila muncul disusun dimulai dengan draf kasar yang
aktivitas verbal maka aktivitas berlogika masih bersifat konsptual sehingga
sangat dituntut pula. memerukan pengkajian lebih seksama dan
Dari uraian di atas sangat tampak perinci. Dari hasil pengkajian terhadap
bahwa aktivitas mental berlogika sangat model konseptual dapat dihasilkan model
proses mendengarkan dalam kuliah sangat awal yang siap untuk diuji lapangan. Model
diperlukan. Aktivitas mental dalam
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
7

awal yang dapat dibentuk dapat dilihat pada


gambar 1 berikut.

- Mendengarkan adalah proses berpikir logis dalam me-


nangkap yang didengar.
ORIENTASI
- Mendengarkan perkuliahan adalah upaya berpikir logis
MODEL
dalam menangkap, memahami, menimbang dan memberi
keputusan tentang materi kuliah yang didengar.

PENENTUAN TUJUAN PEMBELAJARAN


- dapat mengenali konsep-konsep pokok perkuliahan dengan
teliti
- dapat menceritakan kembali materi perkuliahan dengan
tanggung jawab
- dapat merespons materi perkuliahan dengan kritis.
PEMBEN-
TUKAN PENENTUAN MATERI & ALAT EVALUASI
MODEL
PROSEDUR PEMBELAJARAN

FASE 1 FASE 2 FASE 3


Pemaham- Penerapan pemahaman tahapan berpikir Pembahasan
an konsep logis dalam menyimak hasil penerap-
tahapan a. mendengarkan kuliah dari dosen an fase 2
berlogika b. memahami konsep-konsep penting
dalam dalam materi perkuliahan
kuliah c. membuat pernyataan-pernyataan
berdasarkan kkonsep-konsep penting
d. menceritakan isi perkuliahan dengan
tanggung jawab
e. merespon isi wacana dengan
pertimbangan kritis dan tanggung
jawab

FASE 4
FASE 5 Pembimbingan
Evaluasi Hasil

Gambar 1. Model Awal Perkuliahan Berbasis Logika

Untuk memperoleh model yang siap dalam mendengarkan materi ceramah; 2)


pakai, model awal perlu diuji lapangan melaksanakan proses perkuliahan dengan
terlebih dahulu. Uji lapangan model melalui prosedur yang telah dirancang; 3)
dilakukan dengan melalui tujuh tahapan, melaksanakan tes akhir ketelitian, kekritisan
yaitu: 1) melaksanakan tes awal ketelitian, berpikir, dan tanggung jawab dalam
kekritisan berpikir, dan tanggung jawab mendengarkan materi perkuliahan; 4)
____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika
8

malakukan analisis hasil; 5) melakukan mengenai perkuliahan yang telah


interpretasi; 6) meminta umpan balik; dan 7) ditempuhnya. Untuk mendapatkan data
melakukan penyempurnaan. Setelah melalui tersebut digunakan teknik pengukuran,
uji lapangan, hasilnya dievaluasi, dianalisis, pengamatan, dan wawancara.
dan direvisi sehingga diperoleh model Untuk merealisasikan teknik
perkuliahan berbasis logika yang efektif. pengumpulan data tentang karakter
Untuk memperoleh model akademik mahasiswa disiapkan instrumen
Perkuliahan berbasis Logika yang konsisten pengukuran ketelitian, kekritisan berpikir,
perlu pengujian kembali melalui validasi dan tanggung jawab maha-siswa. Cara
model. Validasi model dilakukan dengan uji pengukuran ketelitian dilakukan dengan
lapangan kembali kepada kelompok pengukuran kemampuan membuat ringkasan
mahasiswa yang memiliki tingkatan yang materi perkuliahan. Cara pengukuran
sama dengan jumlah yang nomal dalam kekritisan berpikir dilakukan dengan
rombongan kelas. Tahapan uji validasi pengukuran kemampuan memberi respons
dilakukan melalui tahapan yang sama kritis terhadap keputusan yang telah
dengan pengujian sebelumnya. Hasilnya ditetapkan. Cara pengukuran sikap tanggung
dianalisis dan dibahas. jawab dilakukan dengan pengukuran
Hasil dari proses validasi diperoleh kemampuan memberi alasan atau solusi
model perkuliahan berbasis logika yang siap terhadap respons kritis yang dibuatnya.
didiseminasikan atau dipublikasikan. Untuk mendapatkan data pendukung
Pendiseminasian dilakukan dalam bentuk disiapkan instumen pengamatan tentang
seminar yang diikuti para dosen di aktivitas mahasiswa saat proses perkuliahan
Universitas Siliwangi dan publikasi pada berlangsung. Yang diamati meliputi
jurnal penelitian yang siap menerbitkan. kreativitas, dan kesungguhan, mahasiswa
Penyelenggaraan perkuliahan men- saat proses perkuliahan berlangsung.
cakup banyak komponen, di antaranya Kemudian, untuk mendapatkan informasi
adalah kurikulum, dosen, mahasiswa, model tambahan tentang motivasi mahasiswa
(metode) sarana pendukung, dan evaluasi mengikuti kuliah dengan pola penerapan
untuk menentukan hasil yang dicapai. Di logika digunakan instrumen wawancara.
dalam penelitian ini semua aspek Data yang terkumpul ada dua
perkuliahan terlibat, namun ada dua aspek kategori, yaitu data kualitatif dan data
yang menjadi fokus yaitu model perkuliahan kuantitatif. Yang tergolong data kualitatif
yang digunakan dan hasil perkuliahan yang adalah uraian tahapan/langkah-langkah
berupa sikap (karakter akdemik) yang dapat pelaksanaan perkuliahan berbasis logika.
terbentuk oleh model perkuliahan yang Yang termasuk data kuantitatif adalah skor
digunakan. Oleh karena itu, yang variabel hasil pengukuran ketelitian, kekritisan
penelitian ada dua yaitu model perkuliahan berpikir, dan tanggung jawab mahasiswa.
berbasis logika sebagai variabel bebas, dan Berdasar pada dua jenis data primer
hasil belajar yang berupa karakter akademik yang diperoleh, maka analisis data dilakukan
sebagai variabel terikat. dengan dua cara yaitu cara kualitatif dan
Data primer yang dibutuhkan adalah cara kuantitatif. Pengolahan data dengan
karakter akademik (yaitu ketelitian, cara kualitatif dilakukan pada pengkajian
kekritisan dan tanggung jawab) mahasiswa data tentang tahapan-tahapan proses
sebagai dampak dari perkuliahan berbasis peerkuliahan berbasis logika. Setiap langkah
logika. Selain data primer diperlukan pula perkuliahan yang dilalui dikaji dan
data pendukung (data skunder) seperti dipertimbangkan efektivitasnya sehingga
informasi tentang aktivitas mahasiswa saat diperoleh langkah-langkah (syntax)
proses perkuliahan berlangsung, serta perkuliahan yang layak untuk dibakukan
informasi tentang pendapat mahasiswa dalam sebuah model perkuliahan. Data
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
9

kuantitatif dianalisis, dengan menggunakan dan uji validasi model diperolehlah hasil
teknik statistika, seperti uji rata-rata dan uji penelitian yang berupa langkah-langkah
beda. Uji rata-rata digunakan untuk (sintax) perkuliahan berbasis logika yang
mengetahui kecenderungan memusat skor telah teruji keefektifannya, serta gambaran
ketelitian, kekritisan berpikir, dan tanggung ringkas data skor karakter akademik
jawab. Uji beda digunakan untuk (ketelitian, kekritisan berpikir, dan tanggung
mengetahui kemajuan karakter akademik jawab) mahasiswa dari hasil uji lapangan
(ketelitian, kekritisan berpikir, dan tanggung dan hasil uji validasi.
jawab) mahasiswa dari sebelum dengan Langkah-langkah (sintax) model
sesudah perlakuan perkuliahan berbasis perkuliahan berbasis logika yang telah
logika. terbukti efektif dalam menumbuhkan
karakter akademik adalah sebagai berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Setelah melalui proses pembentukan
model koseptual, uji lapangan, revisi model,
Fase pendahuluan
Memberikan orientasi tentang perkuliahan yang akan dilaksanakan

Fase Inti
a. mendengarkan kuliah dari dosen dengan penuh konsentrasi;
b. memahami konsep-konsep pokok materi perkuliahan dengan teliti (terbentuk dalam
peta konsep);
c. menceritakan kembali ringkasan materi perkuliahan dengan teliti;
d. merespon materi perkuliahan dengan pertimbangan kritis dan bertanggung jawab;
e. membahas/mendiskusikan hasil kerja setiap mahasiswa;
f. memberi bimbingan khusus pada mahasiswa yang menghadapi kesulitan.
Fase Penutup
a. merefleksi hasil perkuliahan
b. pengukuran hasil

Hasil penelitian dari uji lapangan dan yang meliputi gabungan dari karakter
validasi model perkuliahan berbasis logika ketelitian berpikir, sikap kritis, dan tanggung
dalam menumbuhkan karakter akademik jawab tertera pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Perlakuan Model Perkuliahan Berbasis Logika
Sebelum Perlakuan PBL Setelah Perlakuan PBL
No. Kategori x1 x2 x3 ẋ y1 y2 y3 ý Nilai Taraf
Kegiatan T signif
1. Uji Lapangan 29,9 21,2 23,9 24,4 70,2 62,0 67,0 66,4 9,21 0,01
2. Uji Validasi 30,0 18,0 20,2 22,7 75,8 72,6 74,5 74,3 20,16 0,01
Keterangan : x1 = rata-rata ketelitian sebelum perlakuan
x2 = rata-rata sikap kritis sebelum perlakuan
x3 = rata-rata sikap tanggung jawab sebelum perlakuan
y1 = rata-rata ketelitian setelah perlakuan
y2 = rata-rata sikap kritis setelah perlakuan
y3 = rata-rata sikap tanggung jawab setelah perlakuan
ẋ = rata-rata karakter akademik sebelum perlakuan
ý = rata-rata karakter akademik setelah perlakuan

____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika
10

Pembahasan Setelah dilakukan revisi model sesuai


Dari hasil penelitian ini diperoleh dengan hasil analisis, dilakukan uji validasi
temuan-temuan yang dapat menjadi model dengan melaksanakan perlakuan
khazanah pengetahuan dan pengalaman, perkuliahan pada mahasiswa kelompok
khusunya tentang pelaksanaan perkuliahan. kedua dengan jumlah 35 orang. Hasilnya
Temuan-temuan yang dimaksud adalah diperoleh bahwa rata-rata karakter akademik
sebagai berikut. (ketelitian, kekritisan, dan tanggung jawab)
Teori logika sangat efektif dijadikan sebelum diberi perlakuan diperoleh rata-rata
landasan atau pendekatan pelaksanaan skor 22,7 dengan kategori rendah. Setelah
perkuliahan di perguruan tinggi. Temuan ini diberi perlakuan diperoleh rata-rata skor
telah dibuktikan dengan terbentuknya model 74,3 dengan kategori baik.
Perkuliahan Berbasis Logika yang Data tersebut dijadikan dasar bahwa
dilaksanakan kepada mahasiswa semester Perkuliahan berbasis logika dapat
pertama FKIP Universitas Siliwangi dinyatakan efektif dalam menumbuhkan
Tasikmalaya. Temuan ini menjadi karakter akademik mahasiswa yang meliputi
pendukung pandangan tentang pentingnya ketelitian berpikir, sikap kekritis, dan
kajian teori indisipliner sebagai dasar tanggung jawab. Setelah dilakukan
pertimbangan dalam penetapan metode pengkajian ternyata dalam model
perkuliahan. Pemahaman hakikat perkuliahan berbasis logika dapat
mendengarkan dan hakikat proses mengolaborasikan teori belajar kognitif,
mendengarkan dalam perkuliahan, serta teori teori belajar komunikatif, teori belajar
logika ternyata sangat berguna sebagai dasar kooperatif, teori belajar mahasiswa aktif
pijakan (approach) dalam menetapkan (student active learning theory), dan teori
model perkuliahan di perguruan tinggi. belajar behavioristik. Temuan ini
Dari tabel hasil perlakuan perkuliahan mendukung salah satu asumsi teori
berbasis logika dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang menyatakan bahwa
model perkuliahan berbasis logika dalam proses pembelajaran, guru/dosen
diujicobakan dua kali yaitu uji lapangan sebaiknya dapat mengkolaborasikan banyak
sebagai tahap pengujian model untuk teori pembelajaran yang disesuaikan dengan
mencari bagian-bagian yang harus direvisi, kebutuhan. Dengan mengolaborasikan teori-
dan uji validasi untuk menjastifikasi teori belajar tersebut dapat membangun
keefektifan model yang sudah direvisi. Hasil sebuah proses perkuliahan yang cukup
uji lapangan pada mahasiswa kelompok variatif, sehingga dapat membuat para
pertama dengan jumlah 30 orang diperoleh mahasiswa lebih kreatif, sungguh-sungguh,
hasil pengukuran tentang karakter akademik dan tumbuh motivasi belajar sehingga
(yang meliputi ketelitian berpikir, sikap mereka terhindar dari kejenuhan.
kritis, dan tanggung jawab) sebelum diberi Karena model perkuliahan berbasis
perlakuan memperoleh rata-rata skor 24,4 logika mengkolaborasikan model kognitif
dengan kategori sangat rendah, sedangkan dan koperatif, maka hasil penelitian ini
sesudah perlakuan memperoleh rata-rata secara tidak langsung dapat memperkuat
skor 66,4 dengan kategori cukup. Skor yang pula beberapa hasil penelitian terdahulu
diperoleh pada tahap uji lapangan menjadi yang telah membuktikan bahwa model
umpan balik untuk revisi model. Tahapan pembelajaran koperatif dapat berpengaruh
yang direvisi dalam syntax model positif terhadap hasil belajar perilaku. Di
Perkuliahan Berbasis Logika yaitu pada antaranya hasil penelitian yang
tahap pembimbingan yang masih kurang, menunjukkan bahwa model koperatif
sehingga dalam revisi perlu ada penambahan kelompok sindikat berpengaruh positif pada
aktivitas. tumbuhnya sikap terhadap lingkungan.
Model kelompok sindikat memiliki kekuatan
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
11

dalam mengembang-kan sikap bertanggung adalah mahasiswa yang berkecerdasan baik


jawab, terutama dalam proses belajar yang dan memiliki motivasi belajar yang tinggi;
dilakukannya (Dewi, 2011: 75). Selain itu, (2) Usia dan jenis kelamin yang dimiliki
ada pula hasil penelitian tentang dampak mahasiswa tampak tidak secara signifikan
model koperatif numbered head dan model mempengaruhi keberhasilannya dalam
koperatif jigsaw, yang menyimpulkan mengikuti model perkuliahan ini. Temuan
bahwa kedua model tersebut berpengaruh hasil penelitian ini, khususnya yang
positif terhadap hasil belajar afektif. Kedua berkaitan dengan usia dan jenis kelamin
model tersebut sangat berfungsi untuk pembelajar tampak ada kontradiksi dengan
meningkatkan rasa tanggung jawab, pandangan para ahli psikologi, seperti
motivasi, mengembangkan gagasan, dan Alfred Binet, yang terkenal dengan
kemampuan berkomunikasi (Rahmawati, keahliannya dalam pengukuran intelegensi,
2014: 106). Model lainnya di luar model kemudian Piaget yang terkenal dengan
koperatif yang telah diteliti pengaruhnya keahliannya dalam bidang penatahapan
terhadap tumbuhnya sikap yaitu model kematangan berpikir, selalu mengaitkan
discovery learning. Model ini memiliki kemampuan berpikir seseorang dengan usia
pengaruh yang sangat positif terhadap yang dimilikinya. Dari hasil kajian mereka
motivasi belajar dan kemampuan berpikir tergambarkan bahwa bertambahnya usia
kritis (Rahmayanti, 2015: 121). Kemudian, akan seiring dengan bertambahnya
ada pula hasil penelitian yang kematangan berpikir. Namun, dari temuan
menunujukkan bahwa kekritisan berpikir hasil penelitian ini dengan sumber data
mahasiswa dapat disokong oleh kompetensi mahasiswa yang berusia antara 18 tahun
akuntansi. Jika keterampilan berpikir sampai dengan 45 tahun ternyata usia tidak
mahasiswa mau ditingkatkan, maka mempengaruhi karakter mereka melalui
tingkatkanlah kompetensi akuntansinya model perkuliahan ini.
(Pujiastuti, 2013 :1). Dari hasil penelitian ini, peneliti
Mahasiswa semester pertama FKIP hanya bisa menyatakan bahwa model
Universitas Siliwangi Tasikmalaya sangat perkuliahan berbasis logika cocok diberikan
antusias dan bermotivasi tinggi diberi kepada peserta didik di tingkat perguruan
perkuliahan berlandasan logika. Hal ini tinggi. Untuk tingkat pendidikan menengah
terjadi karena mereka merasakan dan masih perlu dilakukan penelitian lebih
menyadari kompetensi yang dipelajari lanjut. Sebagai contoh di antaranya adalah
melalui Perkuliahan Berbasis Logika sangat di lingkungan pesantren penumbuhan
diperlukan dalam kehidupannya; kemudian karakter (kemandirian dan kedisiplinan)
materi sajian tersusun secara sistematis; dan ternyata lebih cocok melalui metode
didukung pula oleh sistem pelaksanaan pembiasaan, pemberian nasihat, metode
pembelajaran yang cukup bervariasi. pahala dan sanksi, serta metode keteladanan
Temuan ini mendukung teori pembelajaran dari para kiai dan ustad (Tanshzil, 2012: 1).
bahwa dalam meningkatkan motivasi Kemudian, di lingkungan anak prasekolah
belajar, dosen perlu menyajikan materi penumbuhan tingkah laku prososial ternyata
pembelajaran yang diperlukan dalam cocok dengan menggunakan model
kehidupan pembelajar, serta urutan pembelajaran berdasarkan permainan (Chin
penyajian materi pembelajaran harus & Zakaria, 2015).
memiliki keterjalinan dengan baik.
Selain dari kajian pokok penelitian PENUTUP
yang dapat ditemukan, ada beberapa temuan Melalui tahapan metode penlitian
yang perlu diungkapkan, yaitu: (1) pengembangan yang meliputi pembentukan
Mahasiswa sangat cocok diberi perkuliahan model konseptual, pengujicobaan model
dengan model perkuliahan berbasis logika secara empiris, dan validasi model, maka
____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika
12

terbentuklah model Perkuliahan Berbasis yang dapat dijadikan landasan


Logika. Tahapan (syntax) perkuliahan pengembangan perkuliahan. Keempat, agar
dengan model tersebut pada garis besarnya temuan hasil penelitian ini menjadi
adalah a) mendengarkan kuliah dengan pengetahuan yang bermanfaat dalam
penuh konsetrasi dari dosen, b) memahami pengembangan model perkuliahan di
konsep-konsep pokok dalam materi perguruan tinggi, agar para peneliti dan
perkuliahan yang dibuat dalam bentuk peta pemerhati pembelajaran untuk
konsep, c) menceritakan/menuliskan mengembangkan lebih lanjut dalam bentuk
ringkasan isi perkuliahan dengan teliti, d) penelitian pada sumber data yang lebih luas
merespon isi perkuliahan dengan sikap kritis dengan tingkat/jenjang pendidikan yang
dan bertanggung jawab, e) berbeda.
membahas/mendiskusikan hasil kerja setiap UCAPAN TERIMA KASIH
mahasiswa, dan f) memberi bimbingan Selesainya tulisan ini tidak terlepas
khusus kepada mahasiswa yang menghadapi dari bantuan berbagai pihak, baik secara
kesulitan. Dampak yang muncul dari sistem langsung maupun tidak langsung. Dalam
interaksi model perkuliahan berbasis logika kesempatan ini penulis mengucapkan terima
yaitu dapat tumbuh sikap-sikap positif yang kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
sangat dibutuhkan oleh mahasiswa dalam pihak yang telah membantu, khususnya
menjalani kehidupan, yang meliputi: kepada ketua dewan redaksi Jurnal
tumbuhnya sikap ketelitian dalam Pendidikan Karakter (Dr. Marzuki, M. Ag.)
memahami konsep dan menyampaikan yang telah menerima dan menyunting tulisan
kembali materi perkuliahan yang diterima ini hingga layak untuk dimuat di sini.
dari dosen; kritis dan tanggung jawab Semoga tulisan ini memberikan sumbangsih
dalam menanggapi dan menyimpulkan dalam upaya pendidikan karakter di
materi perkuliahan yang dipahaminya. perguruan tinggi.
Berdasarkan temuan dan simpulan
penelitian, peneliti menyampaikan 4 DAFTAR PUSTAKA
rekomendasi sebagai berikut. Pertama,
sebaiknya para dosen dalam melaksanakan Asna, Hamdatul. 2014. Implementasi
perkuliahan yang bersifat ekspositori Strategi Pembelajaran Berbasis
(ceramah) dilandasi dengan teori logika, Inquiri dengan Siklus 5E untuk
karena selain meningkatkan pemahaman isi Meningkatkan Keterampilan
kuliah juga menunjang tumbuhnya karakter Berpikir Kritis. Jurnal Penelitan
akademik. Kedua, perkuliahan di perguruan Pendidikan UPI 2 (14), 154 – 162.
tinggi lebih cenderung bersifat ekspositori
(model ceramah satu arah) yang lebih Chin, Lu Chung & Efendi Zakaria. 2015.
diarahkan untuk mencapai sasaran Effect of Game-Based Learning
tumbuhnya pengetahuan dan keterampilan Activities on Childeren‟s Positive
para mahasiswa. Pemahaman seperti Learning and Prosocial Behaviours.
demikian sebaiknya sudah ditinggalkan Jurnal Pendidikan Malaysia 40 (2),
karena tidak sesuai dengan tuntutan 159 – 165.
kehidupan saat ini dan masa depan. Ketiga,
dalam melaksanakan perkuliahan sudah Dewi, Isye Putri. 2011. “Perbedaan Hasil
saatnya para dosen menciptakan model- Belajar antara Model Pembelajaran
model perkuliahan yang dapat menciptakan Kelompok Sindikat dan Model
lingkungan yang dapat membentuk karakter Pembelajaran Ceramah pada
yang sesuai dengan tuntutan kehidupan. Pendidikan Lingkungan Hidup”
Untuk dapat menciptakan model perkuliahan Tesis. Tasikmalaya: Program
yang diharapkan dosen perlu mengkaji teori Pascasarjana Universitas Siliwangi.
_______________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
13

Diana, Purwati Ziska. 2016. Pengembangan Rahmayanti, Ai Ade. 2015. Perbedaan


Buku Ajar Bahasa Indonesia Motivasi Belajar dan Kemamuan
Berbasis Pembel-ajaran Kolaboratif Berpikir Kritis antara Model
untuk Penguatan Pendidikan Problem Based Learning dan
Karakter di Perguruan Tinggi. Discovery Learning dengan
Disertasi. Surakarta: Program Pendekatan Scientific. Tesis.
Pascasarjana Universitas Sebelas Tasikmalaya: Program Pascasarjana
Maret. Universitas Siliwangi.
Sulchan, Ali.2014. Pengembangan Media
Fahinu. 2013. Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Berbasis Logika dan
Berpikir Kritis dan Kemandirian Kreativitas sebagai Peningkatan
Belajar Matemati-ka pada Kecerdasan Anak Usia Dini.
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Tersedia pada http//p4tksb-
Generatif. Desertasi. Bandung: jogja.com/arsip/index.php? option-
Program Pascasarjana Universitas Ali Sulchan- Pengembangan media
Pendidikan Indonesia. berbasis logika.

Heryadi, Dedi. 2013. Penerapan Teori Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi


Berpikir Logis dalam Pengembangan Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.
Menyimak Bahasa Indonesia.
Disertasi. Bandung: Program Tanshzil, Sri Wahyuni. 2012. Model
Pascasarjana Universitas Pendidikan Pembinaan Pendidikan Karakter
Indonesia. pada Lingkungan Pondok Pesantren
dalam Membangun Kemandirian dan
Joice, Bruce, Marsha Weil, Emily Calkom. Disiplin Santri. Jurnal Penelitian
2009. Model of Teaching. New Pendidikan UPI 12, (2), 1 – 12.
Jersey: Pearson /Allyn and Bacon
Fublisher.

Kementrian Riset, Teknologi dan


Pendidikan Tinggi. 2016. Permen
Ristek Dikti, Nomor 44 Tahun 2015,
tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Jakarta: Biro
Hukum Kemenristek-Dikti.
Pujiastuti. 2013. Pengaruh Kompetensi
Akuntansi terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal
Penelitian Pendidikan UPI. 13 (2), 1
– 7.

Rahmawati, Shopie . 2014. Perbedaan Hasil


Belajar Siswa pada Model
Pembelajaran Koperatif Tife
Numbered Head Togather dengan
Model Pembelajaran Tife Jigsaw.
Tesis. Tasikmalaya: Program
Pascasarjana Universitas Siliwangi.

____________________________________________________________________________________________________
Menumbuhkan Karakter Akademik Dalam Perkuliahan Berbasis Logika

Anda mungkin juga menyukai