Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program pemerintah dalam rangka mempercepat tercapainya Indonesia

sehat 2010 maka pemerintah mendirikan berbagai upaya kesehatan antara lain dalam

bentuk upaya kesehatan masyarakat tingkat dasar yaitu mendayagunakan ilmu

pengetahuan dan tehnologi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat seperti

puskesmas. Ada enam jenis pelayanan tingkat dasar yang harus di laksanakan oleh

puskesmas yakni promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,

kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.

Upaya tersebut tertuang dalam Undang-Undang no 4 tahun 1984 tentang wabah

penyakit menular (SKN, 2004)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia

sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia Demam

Berdarh Dengue (DBD) timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya

pada tahun 1968. Sampai saat ini Demam Berdarah Dengue (DBD) dilaporkan dari

26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan

selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan

“Case Fatality Rate”3,9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti sebagai factor utama, nyamuk Aedes

Albopictus. (http://eug3n14.wordpress.com/DBD).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita

melalui nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie, E,1995).

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang terutama terdapat

pada anak remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri

otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam, dan

limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola

mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan dan petekie spontan.

(Mansjoer, A,dkk ,2000 : 428).

Tanda dan gejala awal Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam

mendadak selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tampak lemas, lesu, sering terasa

nyeri uluhati dan tampak bintik-bintik merah pada kulit selanjutnya penderita

gelisah, tangan dan kakinya dingin berkeringat, kadang-kadang mimisan

(perdarahan di hidung) disertai muntah atau berak (Dinkes Prop. Jabar, 2004 : 87).

Mengingat bahayanya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini sangat

dibutuhkan peran serta seluruh komponen yang ada tidak terkecuali tenaga

kesehatan dan keluarga. Dukungan keluarga sangat penting karena keluarga

merupakan unit terkecil dalam kelompok masyarakat tapi unit utama dalam

pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling

mempengaruhi antara sesame anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula


keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan (Effendy N,

1998:39).

Berdasarkan latar belakang di atas ternyata di Indramayu khususnya di

Puskesmas Babadan relatif kecil namun bila tidak segera ditangani dampaknya akan

merugikan semua pihak khususnya pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) itu

sendiri.

Adapun data yang diperoleh dari Puskesmas Babadan periode Januari-

Desember 2009, jumlah pasien yang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Puskesmas Babadan sebagai berikut.

Tabel 1.1

Data Penderita Demam Berdarah Dengue dalam Wilayah

Kerja Puskesmas Babadan Tahun 2009

Bulan
Desa Ja Feb Mar Apri Me Ju Ju Ags Sep okt No De
n et l i n l t t p s
Dermayu - - 2 - 1 - - - 1 1 - -
Sindang 2 1 7 - 1 - 1 - - - - -
Penganjang - - - - - - - - - - - -
Babadan 1 - - - - - - - - - - -
Wanantara - - - - - - - - - - - -
Jumlah 18
Sumber : Puskesmas Babadan-Indramayu tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas jumlah penderita DBD di Puskesmas Babadan pada

tahun 2009 sebanyak 18 orang, dan penderita paling banyak terdapat pada bulan

Maret sedangkan pada bulan-bulan yang lainnya jumlah penderita turun.

Berdasarkan hasil study pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan

peneliti pada tanggal 30 Januari 2010 kepada warga Desa Babadan kabupaten

Indramayu berjumlah 10 orang, 4 orang diantaranya mengatakan Demam Berdarah

Dengue (DBD) adalah demam yang disertai pendarahan, 2 orang diantaranya

mengatakan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam tinggi karena

gigitan nyamuk, 3 orang diantaranya mengatakan pernah mendengar istilah Demam

Berdarah Dengue (DBD) itu tetapi tidak mengerti, dan 1 orang diantaranya

mengatakan tidak tahu apa itu Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa warga tersebut belum

mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) sehingga demikian perlu

dicari kebenarannya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “pengetahuan kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Desa Sindang wilayah kerja Pusksmas Babadan Kabupaten Indramayu

tahun 2010”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana pengetahuan kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Desa Sindang wilayah kerja Puskesmas Babadan Indramayu tahun 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Setelah dilakukan penelitian, peneliti dapat mengetahui pengetahuan

kepala keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sindang

wilayah kerja Puskesmas Babadan Kabupaten Indramayu tahun 2010.

1.4.2 Tujuan khusus

Setelah dilakukan penelitian, peneliti dapat :

1.4.3 Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang pengertian DBD

1.4.4 Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang penyebab DBD

1.4.5 Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang tanda dan gejala DBD

1.4.6 Mengetahui pengetahuan kepala keluarga tentang pencegahan DBD melalui

PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

1.4.7 Mengetahui pengetahuan kepala keluarga cara penanganan di rumah

penderita DBD.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan sebagai berikut :


1.5.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

pengalaman yang lebih bervariasi juga menimbulkan dan mengaplikasi ilmu

yang didapat selama pendidikan.

1.5.2 Bagi kepala keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kepala

keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)

1.5.3 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidikan sebagai

bahan perbendaharaan bacaan khususnya mata kuliah yang berhubungan dengan

judul yang diajukan.

1.5.4 Bagi tempat yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap Demam

Berdarah Dengue (DBD).


1.6 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada gambaran pengetahuan

pada tingkat kognitif satu yaitu “Tahu” meliputi pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, pencegahan, dan penangganan Demam Berdarah Dengue, populasi

dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sindang , sampel dengan

menggunakan random sampling, penelitian dilaksanakan pada bulan Februari

2010.
BAB III

Topik Bahasan

3.1 Kerangka Teori dan konsepsional

3.3.1 Kerangka Teori

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang diamati atau dilakukan melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2002).

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan KK tentang DBD


meliputi :
Pengertian DBD Pengetahuan baik
Penyebab DBD Penyakit DBD Pengetahuan cukup
Tanda dan gejala DBD Pengetahuan kurang
Pencegahan DBD
Penanganan DBD

Keterangan :

: diteliti
3.1.2 Definisi Operasional dan Variabel

Variabel Sub Variabel Definisi Alat Ukur Cara Skala Katagori


Operasiona Ukur
l
1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :
Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang secara benar menjawab
penyakit tentang dengan benar ≥
DBD penyakit 76%
DBD Cukup :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%.
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :
Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang secara benar menjawab
pengertian tentang dengan benar ≥
penyakit pengertian 76%
DBD penyakit Cukup :
DBD Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%.

1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :
Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang secara benar menjawab
penyebab tentang dengan benar ≥
penyakit DBD penyebab 76%
penyakit Cukup :
DBD Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :
Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang tanda secara benar menjawab
dan gejala tentang dengan benar ≥
penyakit DBD tanda dan 76%
gejala Cukup :
penyakit Jika responden
DBD mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%

1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :
Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang secara benar menjawab
pencegahan tentang dengan benar ≥
penyakit pencegahan 76%
DBD penyakit Cukup :
DBD Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%

Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Test Ordinal Baik :


Kepala untuk Jika responden
Keluarga menjelaskan mampu
tentang secara benar menjawab
penanganan tentang dengan benar ≥
penyakit penanganan 76%
DBD penyakit Cukup :
DBD Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar
56-75%
Kurang :
Jika responden
mampu
menjawab
dengan benar ≤
55%
3.2 Hipotesis penelitian
Adapun s penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang adanya penyakit
demam berdarah dengue

REFERENSI

Epstein, Judith E. dan Stephen Hoffman. 2006. Tropical Infection Disease Principles,

Pathogens, and Practice: Typhoid Fever. Elsevier Inc. Widodo, Djoko. 2006. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Demam Tifoid. Jakarta:

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Sinha A, Sazawal S, Kumar R, et al: 1999. Typhoid fever in children aged less

than 5 years. Lancet 354:734–737.18.

Lin FY, Vo AH, Phan VB, et al: The epidemiology of typhoid fever inthe Dong

Thap Province, Mekong Delta region of Vietnam. Am J Trop Med Hyg

62:644–648, 2000.

Crump JA, Luby SP, Mintz ED: The global burden of typhoid fever. Bull World

Health Org 82:346–353, 2004.

Departemen Kesehatan RI. Data Surveilans tahun 1994. Jakarta, 1995 p43. Data

Surveialns tahun 1996. Ditjen P2M Direktorat Epidemiologi dan Imunisasi

Subdirektorat Surveilans. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2996. P. 37.


Gubler, DJ: Epidemic dengue/dengue hemorrhagic fever as a public health, social and

economic problem in the 21st century. Trends Micriobiol 10:100, 2002.

Suhendro, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Demam Berdarah Dengue.

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

World Health Organization: Strengthening implementation of the global strategy for

dengue fever/dengue haemorrhagic fever prevention and control. Report of the

Informal Consultation, World Health Organization, October 18–20, 1999, Geneva,

2000.

World Health Organization: Dengue Hemorrhagic Fever: Diagnosis, Treatment and

Control, 2nd ed. Geneva, World Health Organization, 1997.

Gubler DJ: Dengue and dengue hemorrhagic fever. Clin Microbiol Rev 11:480, 1998.

Anda mungkin juga menyukai