Gambar 2 Peran imunologi dan metabolisme hepatosit. Hepatosit melakukan sejumlah peran imunologis yang
penting, selain peran metabolisme esensial mereka. diantaranya: produksi protein plasma seperti faktor pembekuan,
komplemen dan protein antimikroba; produksi protein fase akut pada infeksi lokal atau sistemik; dan presentasi
antigen ke sel T di dalam hepar.
Populasi Sel Kekebalan Myeloid Hepar
Makrofag adalah kunci pendeteksi molekul mikroba dan produsen mediator inflamasi
dalam tubuh. KC menyumbang hingga 90% dari total populasi makrofag tetap dalam tubuh dan
merupakan hampir sepertiga dari sel non-parenkim di hepar.14 KC dilengkapi dengan sejumlah
besar PPR,15 reseptor komplemen16 dan reseptor Fc,17 di mana mereka merespons dengan
peningkatan aktivitas fagositosis dan produksi sitokin inflamasi. Mereka memiliki peran penting
dalam regulasi kekebalan, perbaikan jaringan dan regenerasi hepar18 dan mampu merespons
sitokin, Toll-like receptor (TLR),19 dan persinyalan RIG-like receptor and NOD-like receptor.20
Populasi sel dendritik (DC), termasuk sel myeloid dan plasmasitoid, ditemukan di hepar yang
sehat. Populasi sel dendritik hepar digambarkan sebagai sel yang belum matang secara fenotip
meskipun mereka dapat merangsang respons sel T yang kuat dalam situasi tertentu. 21 Baru-baru
ini, sub-populasi CD141+ sel dendritik manusia telah terbukti berperan sebagai penghasil sitokin
dan aktivator sel T yang kuat.11 Myeloid-derived suppressor cells (MDSC) juga terdapat pada
hepear yang sehat22 dan berkembang pada penyakit hepar kronis.23 MDSC ditentukan oleh
kemampuannya untuk menekan aktivasi sel T melalui produksi molekul imunosupresif IL-10,
transforming growth factor (TGF) dan arginase.24 Sel granulositik, seperti neutrofil, diperkirakan
sebagian besar tidak terdapat pada hepar yang sehat, hanya terakumulasi sebagai respons
terhadap infeksi dan peradangan.25 Namun, neutrofil dan progenitornya berbagi beberapa
penanda fenotipik dengan MDSC, adapun data yang menjelaskan secara secara komprehensif
terkait karakterisasi populasi sel tersebut pada hepar manusia masih kurang.
Tabel 1. Sintesis protein serum oleh hepar selama respons fase akut
Protein fase akut Contoh Fungsi kekebalan
Protein komplemen C3, C4 dan C9 Meningkatkan fagositosis, bertindak sebagai
chemoattractantor, menginduksi degranulasi sel,
meningkatkan permeabilitas vaskular dan menginduksi
lisis sel bakteri
Iron-binding protein Haptoglobin, Bertindak untuk mengurangi zat besi bebas dalam serum
hemopexin, ferritin dan berfungsi antimikroba
and hepcidin
Antimicrobial protein Liver expressed Aktifitas mikrobial
antimicrobial peptide
2, hepcidin
Faktor pembekuan Fibrinogen, Memicu koagulasi
prothrombin, factor
VIII, factor IX and
Von Willebrand factor
Protein inflamasi IL-6, Meningkatkan sinyal pro-inflamasi dan mempotensiasi
lipopolysaccahride-
respon fase akut
binding protein and
secreted phospholipase
A2
Lectins, pentraxins, Protein C-reaktif, Komplemen aktif dan meningkatkan fagositosis
ficolins and collectins lektin pengikat
mannose, hati kolektin
1, ficolin-2 dan serum
amiloid P
Protease inhibitors 2-Macroglobulin, 1- Fungsi anti-inflamasi melalui penghambatan koagulasi,
antichymotrypsin dan neutrofil dan sel mast
1-antitrypsin
Gambar 4 Pemeliharaan homeostasis lokal di hepar sebagai respons terhadap kerusakan hepar. Proses inflamasi
sangat penting untuk mempertahankan homeostasis hepar setelah kematian sel atau infeksi. Pada cedera akut,
kematian sel atau infeksi, hepatosit apoptosis melepaskan berbagai DAMP dan/atau MAMP (1) yang dikenali oleh
dan diaktifkan hepatosit, HSC, dan populasi sel imun yang menetap di hepar. Sel yang teraktivasi mensekresi
mediator inflamasi yang mengarah pada pemanggilan leukosit dan transdiferensiasi HSC menjadi miofibroblas,
yang memulai fibrosis melalui sintesis komponen matriks ekstra seluler (2). Inisiasi peradangan mengarah terhadap
ekspresi faktor pro-penyelesaian dari leukosit yang direkrut dan apoptosis miofibroblas (3), memungkinkan
regenerasi jaringan dan kembalinya homeostasis (4). Jika fase resolusi ini tidak terjadi, peradangan persisten
menyebabkan perkembangan progresif dari fibrosis hepar dan akhirnya sirosis. Singkatan: DAMPs, kerusakan pola
molekul terkait; ECM, komponen matriks ekstra seluler; HSC, sel stellata hepar; MAMP, pola molekul terkait
mikroba.