Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-6
1.3 Hubungan Antar Dokumen I-9
RPJMD Tahun 2021-2026 dan RPJPD Kota
1.3.1 I-9
Samarinda Tahun 2005-2025
RPJMD Tahun 2021-2026 dan RPJM
1.3.2 I-10
Nasional 2020-2024
RPJMD Tahun 2021-2026 dan Rencana Tata I-11
1.3.3
Ruang Wilayah 2014-2034
RPJMD Tahun 2021-2026 dan Rencana I-12
1.3.4
Strategis Organisasi Perangkat Daerah
RPJMD Tahun 2021-2026 dan Rencana
1.3.5 I-13
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
1.4 Maksud dan Tujuan I-14
1.5 Sistematika Penulisan I-15
ii
Kapita
2.4.2 Rasio ketergantungan II-99
iii
6.5 Skenario Pengembangan Stuktur Ruang VI-85
6.6 Pengembangan Pusat-Pusat Kegiatan Kota Samarinda VI-86
BAB IX PENUTUP
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2020 Kota Samarinda II-2
2.2. Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng dan Klasifikasi II-3
Kedalaman Tanah Tahun 2019 Kota Samarinda
2.3. Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah Kota Samarinda II-4
2.4. Luas Wilayah Menurut Tipe Fisiografi II-5
Kota Samarinda
2.5. Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, II-6
Kecepatan Angin, CurahHujan dan Penyinaran Matahari
Melalui Stasiun Meteorologi Samarinda Tahun 2019 Kota
Samarinda
2.6. Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun II-7
2019 Provinsi Kaltim
2.7. Luas Wilayah Kota Samarinda berdasarkan II-13
Penggunaannya Tahun 2018 Kota Samarinda
2.8. Jenis Pertanian Tahun 2019 Kota Samarinda (Ha) II-13
2.11. Lifting Minyak dan Gas Bumi Tahun 2018 Kota Samarinda II-16
2.12. Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) Kabupaten/Kota II-17
Tahun 2019 Provinsi Kalimantan Timur
2.13. Kelas Bahaya Dominan Kota Samarinda II-17
2.14. Rincian Luas Potensi Bahaya Banjir Per Kecamatan II-18
Kota Samarinda
2.15. Perencanaan Antisipasi dan Penanganan Banjir Kota II-20
Samarinda
2.16. Rincian Luas Potensi Bahaya Longsor Per Kecamatan II-21
Kota Samarinda
2.17. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2019 II-22
Kota Samarinda
2.18. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
2016-2020 Kota Samarinda II-24
2.19. PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2016-2020 II-25
Kota Samarinda
2.20. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan II-26
Usaha Tahun 2016-2020 Kota Samarinda
2.21. Kontribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun II-27
2016-2020 Kota Samarinda(%)
2.22. Laju Inflasi Tahun 2016-2020 Kota Samarinda II-29
v
Tabel Halaman
2.23. Inflasi Kota Samarinda Menurut Kelompok Komoditi II-30
Tahun 2017-2019Kota Samarinda
vi
Tabel Halaman
2.46. Perkembangan Jaringan Irigasi Tahun 2017-2020 II-51
Kota Samarinda
2.47. Persentase Rumah Tangga berakses Air Minum Layak II-52
Tahun 2017-2020 Kota Samarinda
2.48. Luasan Permukiman Kumuh Tahun 2017-2020 II-53
Kota Samarinda
2.49. Persentase Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2017-2021 II-54
Kota Samarinda
2.50. Luas Tempat Pemakaman Umum Tahun 2017-2020 Kota II-54
Samarinda
2.51. Rasio Pol PP dan Linmas Tahun 2017-2021 Kota II-55
Samarinda
2.52. Penegakan PERDA Tahun 2017-2021 Kota Samarinda II-56
2.53. Cakupan Patroli Petugas Satpol PP Tahun 2017-2021 Kota II-56
Samarinda
2.54. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Kegiatan II-57
Seminggu yang Lalu serta Jenis Kelamin di 2017-2020
Kota Samarinda (orang)
2.55. Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2017-2020 Kota II-58
Samarinda
2.56. Data Kasus Kekerasan terhadap Anak dan Dewasa Tahun II-59
2016-2020 Kota Samarinda
2.57. Jumlah Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2017- II-58
2020 Kota Samarinda
2.58. Ketersediaan Pangan Utama Tahun 2016-2020 Kota II-61
Samarinda
2.59. Identifikasi Lokasi Pengamatan dan Nilai DTBP Kota II-69
Samarinda
2.60. Persentase Penanganan Sampah Tahun 2017-2021 Kota II-71
Samarinda
2.61. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terhadap II-71
Jumlah Penduduk Tahun 2017-2021 Kota Samarinda
2.62. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL II-72
Tahun 2017-2021 Kota Samarinda
2.63. Kepemilikan KTP-el dan Kartu Keluarga Tahun 2018-2020 II-72
Kota Samarinda
2.64. Kepemilikan Akta Perkawinan Tahun 2017-2020 Kota II-73
Samarinda
2.65. Kepemilikan Akta Perceraian Tahun 2017-2020 Kota II-73
Samarinda
2.66. Kepemilikan Akta Kelahiran Tahun 2017-2020 Kota II-74
Samarinda
2.67. Perpindahan Penduduk Tahun 2017-2020 Kota Samarinda II-74
vii
Tabel Halaman
2.69. Presentase PMKS Tahun 2017-2021 Kota Samarinda II-78
2.70. Persentase Keluarga Pra Sejahtera Tahun 2017-2020 Kota II-78
Samarinda
2.71. Jumlah Arus Penumpang Tahun 2017-2021 Kota II-79
Samarinda
2.72. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Kota II-80
Samarinda Tahun 2017-2021
2.73. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2017-2020 Kota II-81
Samarinda
2.74. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2018-2020 Kota II-81
Samarinda
2.75. Persentase Koperasi Aktif Tahun 2017-2020 Kota II-83
Samarinda
2.76. Jumlah UMKM Tahun 2017-2019 Kota Samarinda II-83
2.87. Produksi Padi Sawah dan Ladang Kota Samarinda Tahun II-94
2017-2019
2.88. Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2017-2021 Kota II-95
Samarinda
2.89. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 II-96
Sektor Perdagangan Tahun 2017-2020 Kota Samarinda
2.90. Jumlah Sarana Perdagangan Tahun 2017-2021 Kota II-96
Samarinda
2.91. Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Sektor II-97
Industri Pengolahan Tahun 2017-2020 Kota Samarinda
2.92. Jenis Industri Tahun 2017-2020 Kota Samarinda II-97
2.93. Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Tahun 2017-2020 Kota II-99
Samarinda
viii
Tabel Halaman
2.94. Rasio Ketergantungan Tahun 2017-2020 Kota Samarinda II-99
2.95. Angka Kriminalitas Tahun 2017-2021 Kota Samarinda II-101
2.96. Evaluasi Keberhasilan Misi (Target Indikator Sasaran) II-103
Pada Pelaksanaan RPJMD 2016-2021
2.97. Rasio Derajat Otonomi Fiscal (DOF) Kota Samarinda Tahun II-113
2016 – 2020
2.98. Rasio Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Kota Samarinda Tahun II-114
2020
2.99. Capaian Target Indikator Misi 4 Memantapkan Sektor Jasa dan II-124
Perdagangan Sebagai Sektor Unggulan tahun 2017- 2020
(Tahun ke 4 – 2020)
2.100. Indeks Pembangunan Manusia Kota Samarinda Tahun 2010 – II-126
2020
2.101. Capaian Target Indikator Misi 5 Mewujudkan Masyarakat Kota II-129
Samarinda Yang Berkarakter, Sehat, Cerdas, Serta Berdaya
Saing Nasional dan Internasional Tahun 2017- 2020 (Tahun ke
4 – 2020)
2.102. Capaian target Indikator Misi 6 Mewujudkan Iklim Kehidupan II-131
Masyarakat Kota Samarinda yang Harmoni, Berbudaya, dan
Religius Tahun 2017-2021 (Tahun ke 4 – 2020)
2.103. Capaian TPB Kota Samarinda II-133
2.112. Target dan Realisasi Pelayanan Dasar Minimal Perumahan dan II-145
Pemukiman Tahun 2020
2.114. Target dan Realisasi Pelayanan Dasar Minimal Sosial Tahun II-147
ix
Tabel Halaman
2020
x
Tabel Halaman
3.24 Daftar Utang Tahun 2021 Perangkat Daerah Pemkot III-23
Samarinda Kepada Pihak Ketiga
4.1 Hasil Evaluasi AKIP Tahun 2016-2019 Kota Samarinda IV-3
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Alur Keterhubungan Dokumen RPJMD Kota Samarinda Tahun I-12
2021-2026 dan RTRW Kota Samarinda Tahun 2014-2034
1.2 Alur Keterhubungan Dokumen RPJMD Kota Samarinda Tahun I-13
2021-2026 dan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun
2021-2026
1.3 Posisi RPJMD Kota Samarinda dengan Dokumen Perencanaan I-14
Lainnya
2.1. Perkembangan Penduduk Kota Samarinda sejak Tahun 2009- II-8
2039
2.2. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Samarinda II-10
2.13. Peta Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Indikatif Kota II-64
Samarinda
2.14. Peta Status DDDTLH Penyedia Air dari Air PDAM dan Air II-65
tanah
2.15. Peta Status DDDTLH Penyedia Air dari Air Permukaan II-66
(Mahakam)
xii
Gambar Halaman
Samarinda
2.22. Grafik Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Kota Samarinda Tahun II-114
2016 - 2020
2.23. Grafik Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Kota Samarinda Tahun II-115
2020
2.24. Pencapaian Target Pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016- II-117
2021 Kota Samarinda
2.26. Pencapaian target pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016 - II-119
2021 Untuk Indikator persentase lingkungan Pemukiman
Kumuh
2.28. Pencapaian target pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016 - II-120
2021 indikator persentase sarana dan prasarana perhubungan
2.32. Umur Harapan Hidup Saat Lahir di Kota Samarinda Tahun II-127
2017 – 2020
2.33. Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Tahun II-127
2017 – 2020
xiii
Gambar Halaman
2.39. Capaian TPB pada Pilar Lingkungan II-138
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.2
Alur Keterhubungan Dokumen RPJM Kota Samarinda Tahun 2021 - 2026 dan
Rencana Strategis Daerah Tahun 2021 - 2026
Gambar 1.3.
Posisi RPJMD Kota Samarinda dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
b. Tujuan
Tabel 2.1.
Tabel 2.3.
Luas Wilayah Menurut Jenis Tanah
Kota Samarinda
Tabel 2.4.
Luas Wilayah Menurut Tipe Fisiografi
Kota Samarinda
Tabel 2.5.
Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan Angin, Curah
Hujan dan Penyinaran Matahari Melalui Stasiun Meteorologi Samarinda
Tahun 2020 Kota Samarinda
Suhu Udara
Tekanan Kecepatan Curah Penyinaran
Bulan Rata- Kelembaban Udara Angin Hujan Matahari
Min Max Udara (%)
rata (Mbs) (Knot) (mm3) (%)
( C)
o ( C)
o
(oC)
Januari 24,8 32,8 28,2 80 1012,5 4 239,6 63
Februari 24,6 33,5 28,6 76 1013,2 5 56,1 67
Maret 24,7 33,6 28,7 78 1012,7 4 140,0 62
April 25,0 33,4 28,6 79 1012,8 4 170,7 63
Mei 25,2 32,8 28,4 83 1011,8 3 210,3 45
Juni 24,7 31,8 27,6 85 1011,9 3 168,2 36
Juli 24,7 31,4 27,3 83 1011,1 3 148,0 34
Agustus 24,4 32,2 27,5 83 1011,8 3 230,0 45
September 23,8 32,0 27,6 83 1011,8 3 269,1 42
Oktober 24,8 32,5 28,0 75 1011,5 3 166,4 44
November 24,7 32,5 28,1 81 1010,7 3 171,6 45
Desember 23,0 35,8 27,7 83 1011,0 3 119,0 43
Rata-rata 24,5 32,9 28,0 81 1011,9 3 174,1 49
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Samarinda
Gambar 2.1.
Perkembangan Penduduk Kota Samarinda sejak Tahun 2009-2039
Sumber : Draft Materi Teknis Revisi RTRW 2019 dan Hasil Analisis 2020
Luas
No Penggunaan Tanah Persentase
(Ha)
1 Sawah 3.769 5,24
2 Tegal/Kebun 5.501 7,66
3 Ladang/Huma 1.330,5 1,85
4 Perkebunan 4.631,5 6,45
Hutan Rakyat, Tambak, Kolam/ Tebat/
5 4.166,5 5,80
Empang
6 Lahan Sementara Tidak Diusahakan 6.809 9,48
Lahan Bukan Pertanian (Rumah/ Bangunan,
7 45.528,5 63,41
Hutan Negara, Rawa-rawa dan Lainnya)
Jumlah / Total 71.800 100,00
Sumber: Indikator Ekonomi Kota Samarinda Tahun 2019
Tabel 2.8.
Jenis Pertanian Tahun 2019
Kota Samarinda
(Ha)
Jenis Pertanian
Kecamatan Sawah Sawah
Holtikultura Perkebunan
Irigasi Tadah Hujan
Samarinda Kota - - - -
Samarinda Ulu - - 327,0 64,0
Samarinda Ilir - - 8,0 -
Samarinda - -
11,0 10,0
Seberang
Samarinda Utara 220,0 1.459,5 2.240,0 1.160,0
Palaran - 593,5 1.897,0 2.990,0
Sungai Pinang - - 73,0 1,0
Sungai kunjang - 50,0 341,5 -
Sambutan 34,0 386,0 2.445,0 290,0
Loa Janan Ilir - 308,0 130,0 30,0
Kota Samarinda 254,0 2.808,0 7.471,5 4.535,0
Sumber: Dinas Pertanian Kota Samarinda Tahun 2020
Tabel 2.9.
Populasi Hewan Ternak Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(ekor)
Tabel 2.10.
Komoditi Perikanan Per Kecamatan
Kota Samarinda
Komoditi Unggulan
No Kecamatan Benih Budidaya Pengolahan Konservasi
Tangkap Sumber
Ikan Ikan Ikan
Daya
1 Samarinda Ulu x
2 Samarinda Seberang X
6 Sungai Kunjang x
7 Sambutan X x x
8 Loa Janan Ilir x
Sumber: Peraturan Daerah Kota Samarinda No.2 Tahun 2014 tentang RTRW Kota
Samarinda 2014 –2034
Tabel 2.11.
Lifting Gas Bumi Tahun 2019
Kota Samarinda
Tabel 2.12.
Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) Kabupaten/Kota Tahun 2019
Provinsi Kalimantan Timur
Tabel 2.13.
Kelas Bahaya Dominan
Kota Samarinda
No Nama Bencana Kelas Bahaya
1 Banjir Tinggi
2 Cuaca Ekstrim Tinggi
3 Difteri Rendah
4 Epidemi dan Wabah Penyakit Rendah
5 Kebakaran Hutan dan Lahan Rendah
6 Kekeringan Sedang
7 Konflik Sosial Sedang
8 Longsor Sedang
Sumber: Dokumen Kajian Resiko Bencana Kota Samarinda Tahun 2018-
2022
Luas
Potensi Persentase dari
Kelas Dominan
No Kecamatan Bahaya Luas Wilayah
Wilayah Banjir
Banjir (%)
(Ha)
1 Loa Janan Ilir 578 18,22 Tinggi
2 Palaran 4.862 24,94 Tinggi
3 Samarinda Ilir 221 39,22 Tinggi
4 Samarinda Kota 287 79,19 Tinggi
5 Samarinda Seberang 609 52,11 Tinggi
6 Samarinda Ulu 723 13,40 Tinggi
7 Samarinda Utara 3.476 15,29 Tinggi
8 Sambutan 3.572 41,42 Tinggi
9 Sungai Kunjang 1.691 24,04 Tinggi
10 Sungai Pinang 582 18,34 Tinggi
Kota Samarinda 16.601 23,14 Tinggi
Sumber: Dokumen Kajian Resiko Bencana Kota Samarinda Tahun 2018-2022
Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia.
Sekarang ini banjir sering terjadi disebabkan ulah manusia yang mulai tidak
menghiraukan keseimbangan alam. Banjir merupakan peristiwa tergenang dan
terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat. Banjir juga dapat terjadi
karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat curah hujan yang tinggi,
peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Beberapa penyebab terjadinya
banjir adalah:
a. Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
b. Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.
c. Pengupasan lahan untuk pemukiman, kawasan niaga dan perkantoran yang
mengurangi kapasitas penyerapan air pada permukaan tanah
d. Penimbunan kawasan dataran rawa, dataran banjir dan pembangunan kawasan
pemukiman, niaga dan perkantoran serta infrastruktur umum di kawasan tersebut
e. Pengupasan lahan dan penggalian batuan untuk kegiatan penambangan batubara
atau bahan galian lain, yang menghilangkan tanah sebagai penyimpan air maupun
penghantar air ke batuan induk di bawahnya, serta menghilangkan kemampuan
batuan induk asli untuk menyimpan air karena telah digali dan dipindahkan ke
tempat lain sebagai batuan campuran.
f. Perilaku masyarakat dalam penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air
tersumbat akibat pembuangan sampah ke saluran air atau sungai.
g. Bendungan dan saluran air yang mengalami pendangkalan. Penutupan tanah
dengan semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap air.
h. Penghilangan vegetasi khususnya di daerah dimana daya serap air sangat kurang
Tabel 2.15.
Perencanaan Antisipasi dan Penanganan Banjir
Kota Samarinda
Jumlah
Jumlah Panjang Kolam Jumlah
Penangkap
No Kecamatan Titik Saluran Retensi Pompa
Lumpur
Banjir (Km) (buah) (buah)
(buah)
1 Palaran 9 57,25 4 8 124
2 Samarinda Ilir 7 34,35 7 8 95
3 Samarinda Kota 4 18,00 - 2 51
4 Sambutan - - - - -
5 Samarinda Seberang 6 29,70 3 5 84
6 Loa Janan Ilir 4 25,50 2 4 51
7 Sungai Kunjang 5 34,25 4 4 63
8 Samarinda Ulu 4 34,25 3 6 66
9 Samarinda Utara 7 33,75 4 9 87
10 Sungai Pinang 4 19,50 4 8 58
Total 50 286,55 31 54 679
Sumber: Skenario Masterplan Banjir Kota Samarinda Tahun 2016-2035
Tabel 2.16.
Rincian Luas Potensi Bahaya Longsor Per Kecamatan
Kota Samarinda
Persentase dari
Luas
Luas Wilayah
No Kecamatan Potensi Kelas Dominan
Kecamatan
(Ha)
(%)
1 Loa Janan Ilir 3.170 99,90 Sedang
2 Palaran 19.422 99,62 Sedang
3 Samarinda Ilir 563 99,91 Rendah
4 Samarinda Kota 364 100,00 Rendah
5 Samarinda Seberang 1.172 100,00 Rendah
6 Samarinda Ulu 5.398 100,00 Rendah
7 Samarinda Utara 22.663 99,69 Sedang
8 Sambutan 8.605 99,79 Rendah
9 Sungai Kunjang 6.994 99,42 Rendah
10 Sungai Pinang 3.169 99,88 Sedang
Kota Samarinda 71.520 99,71 Sedang
Sumber: Dokumen Kajian Resiko Bencana Kota Samarinda Tahun 2018-2022
Indeks risiko tinggi terdapat pada sisi barat laut kelurahan Bantuas, bagian
tengah kelurahan Rawa Makmur, bagian barat kelurahan Bukuan, sisi timur laut
kelurahan Simpang Pasir, sebagian sisi tenggara dan barat laut kelurahan Sungai Siring,
sebagian sisi selatan kelurahan Budaya Pampang sisi barat kelurahan Gunung Lingai
2.1.8 Demografi
Laju pertumbuhan dan dominasi perekonomian yang didominasi oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor jasa-jasa dalam perekonomian Kota
Samarinda, memberikan efek langsung terhadap pertumbuhan penduduk yang sebagian
besar disebabkan oleh migrasi penduduk. Berdasasarkan hasil Sensus Penduduk tahun
2020 oleh BPS, jumlah penduduk Kota Samarinda tahun 2020 mencapai 827.994 jiwa
dengan kepadatan 1.153,19 Jiwa/km2. Penduduk Kota Samarinda mengalami
pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Hal ini menandakan Kota Samarinda
memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi para penduduk di luar daerah, khususnya daya
tarik bagi investasi maupun peluang sektor perdagangan. Kondisi ini semakin
mengukuhkan peran Kota Samarinda sebagai kota jasa dan perdagangan.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, terjadi perubahan jumlah penduduk
terbanyak di Kota Samarinda, yang sebelumnya terdapat di Kecamatan Samarinda Ulu
berubah menjadi Kecamatan Sungai Kunjang. Hal ini menandakan bahwa dalam 10
tahun terakhir, pemerataan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Samarinda dapat dikatakan berhasil karena mampu memecah konsentrasi penduduk
yang sebelumnya terpusat di tengah kota. Tidak hanya itu, perubahan juga terjadi pada
penduduk terpadat, yang awalnya berada di Kecamatan Samarinda Kota berubah
menjadi Kecamatan Samarinda Ulu yang mencapai 5.868,26 jiwa/km 2. Secara rinci,
sebaran penduduk di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.17.
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2020
Kota Samarinda
Luas Jumlah
Kepadatan
No Kecamatan Wilayah Penduduk
(jiwa/km2)
(km2) (jiwa)
1 Palaran 221,31 63.189 285,55
2 Samarinda Ilir 17,18 69.142 4.024,56
3 Samarinda Kota 11,12 31.718 2.852,34
4 Sambutan 100,95 57.941 573,96
5 Samarinda Seberang 12,49 64.050 5.128,10
6 Loa Janan Ilir 26,13 65.892 2.521,70
7 Sungai Kunjang 43,04 133.543 3.102,76
8 Samarinda Ulu 22,12 129.806 5.868,26
9 Sungai Pinang 34,16 105.970 3.102,17
Pada gambar dapat dilihat sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan
berdasarkan jenis kelamin. Total penduduk perempuan sebesar 405.370 jiwa dan
penduduk laki-laki sebesar 422.624 jiwa. Gambar tersebut juga menunjukkan bahwa
struktur penduduk Kota Samarinda didominasi usia 15-19 tahun. Dilihat dari sebaran
penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk usia produktif (usia 15-
64 tahun) di tahun 2020 sejumlah 585.697 jiwa, dan jumlah penduduk usia tidak
produktif (0-15 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah 242.297 jiwa. Data ini memberikan
gambaran potensi yang ada di Kota Samarinda terutama dalam rangka meningkatkan
produktivitas daerah, karena semakin tinggi usia produktif maka akan semakin banyak
penduduk yang terlibat dalam produksi barang dan jasa, sehingga produktivitas daerah
akan semakin meningkat.
Gambar 2.4.
Piramida Penduduk Kota Samarinda Tahun 2020
Perempuan Laki-Laki
Sumber: Kota Samarinda Dalam Angka Tahun 2020, Penyediaan Data Untuk Perencanaan
Tabel 2.19.
PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
PDRB
No Dengan 2017 2018 2019 2020
Migas
ADHB
58.443.748,70 63.564.686,76 67.701.781,88 66.542.454,84
(Rp. juta)
1
Pertumbuhan
11,01 8,76 6,51 -1,71
(%)
ADHK
41.274.972,30 43.323.568,68 45.485.738,33 45.000.473,45
(Rp. juta)
2
Pertumbuhan
3,85 4,96 4,99 -1,07
(%)
Sumber: Kota Samarinda Dalam Angka 2020
6 4.96 4.99
5
3.85
4 4.77
3
2 3.13
2.67
1
0.56
-0.38 -0.34
0
-1.07
-1 2016 2017 2018 2019 2020 Tw.1 2021
-0.61
-2
-3
-4 -2.85
Samarinda Kaltim
Perekonomian Kota Samarinda pada awal tahun 2021 ini mengalami penurunan
sebesar 0,39% jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y).
Sejalan dengan Kota Samarinda, pada Triwulan I-2021 ini laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan sebesar 2,96% (y-on-y).
Pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda pada Triwulan I-2021 masih terkontraksi dan
belum sepenuhnya pulih.
Secara year on year (y-on-y), turunnya pertumbuhan Triwulan I-2021 ini dipicu
oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa sektor jika dibandingkan dengan kondisi
Triwulan I-2020. Pada Triwulan I-2021 secara y-on-y, kontraksi terdalam terjadi pada
Sektor Industri Pengolahan sebesar 4,85%; lalu Sektor Konstruksi sebesar 1,77%;
kemudian Sektor Pertanian sebesar 0,85%; dan Sektor Jasa-jasa terkontraksi sebesar
0,17%. Meskipun demikian, masih terdapat sektor yang tumbuh positif. Sektor dengan
pertumbuhan y-on-y tertinggi yaitu Sektor Listrik & Air Bersih yang tumbuh sebesar
9,34%. Sektor Pertambangan & Penggalian dan Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran
juga tumbuh positif walaupun tidak besar, masing-masing sebesar 1,34% dan 1,18%.
Tabel 2.20.
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(%)
Tabel 2.21.
Kontribusi PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(%)
35
30
25
20
15
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Konstruksi
Perdagangan besar dan eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor
Pertambangan dan penggalian
b. Laju Inflasi
Pengendalian inflasi di Kota Samarinda tergolong berhasil, karena telah
memperoleh berbagai penghargaan dari pemerintah pusat untuk Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID). Namun pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 turut
mengubah komoditi yang berkontribusi terhadap inflasi. Pada tahun 2019 inflasi
tertinggi terjadi pada komoditi sandang yang mencapai 4,99%, sedangkan tahun 2020
inflasi tertinggi terjadi pada komoditi perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai
6,23%. Hal ini mengindikasikan bahwa secara makro terjadi kenaikan harga pada barang
dan jasa yang termasuk dalam komoditi perawatan pribadi dan jasa lainnya, dalam hal
ini yaitu vitamin, cairan pembersih, atau peralatan pendukung lainnya untuk PHBS
(Perilaku Hidup Bersih Sehat) di tengah pandemi COVID-19.
Tabel 2.22.
Laju Inflasi Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(%)
Tabel 2.24.
Inflasi Kota Samarinda Menurut Kelompok Komoditi Tahun 2020-2021
Kota Samarinda
(%)
Tabel 2.25.
PDRB Per Kapita Kota Samarinda ADHK 2010 Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
PDRB Per kapita Kota Samarinda mencapai Rp. 54.348.792 per tahun, atau bila
dirata-ratakan sebesar Rp. 4.529.066 per bulan. PDRB per kapita yang semakin tinggi
dapat menjadi pendekatan untuk melihat kemampuan daya beli masyarakat secara
makro, yang tentunya akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apabila
dihubungkan dengan lapangan usaha yang memberikan kontribusi tertinggi dalam
PDRB Kota Samarinda, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat yang terlibat dalam
kegiatan produksi barang dan jasa pada konstruksi, perdagangan serta pertambangan
akan memiliki daya beli yang lebih besar, sehingga kesejahteraannya akan semakin
meningkat.
d. Kemiskinan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi
perhatian seluruh pemerintah daerah. Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan
alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan inilah yang bisa menjadi pemicu bagi permasalahan sosial
lainnya, seperti kriminalitas, kekumuhan, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemerintah
Kota Samarinda terus mengupayakan penanggulangan kemiskinan dari hulu ke hilir
sehingga tidak berpotensi menimbulkan masalah baru. Tolok ukur paling jelas dalam
melihat sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam menangani kemiskinan adalah
angka kemiskinan. Angka kemiskinan menggambarkan persentase penduduk yang
berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan representase dari
Tabel 2.26.
Persentase Penduduk Miskin Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Tabel 2.27.
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2017-2020
Provinsi Kaltim dan Kabupaten/Kota se-Kaltim
(Poin)
Kalimantan
75,12 75,83 76,61 76,24
Timur
1 Samarinda 79,46 79,93 80,20 80,11
2 Bontang 79,47 79,86 80,09 80,02
3 Balikpapan 79,01 79,81 80,11 80,01
4 Berau 73,56 74,01 74,88 74,71
Kutai
5 72,25 73,15 73,78 73,59
Kartanegara
6 Kutai Timur 71,91 72,56 73,49 73,00
7 Paser 71,16 71,61 72,29 72,04
Penajam Paser
8 70,59 71,13 71,64 71,41
Utara
9 Kutai Barat 70,18 70,69 71,63 71,19
10 Mahakam Ulu 66,09 66,67 67,58 67,09
Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2020, data diolah oleh Walidata
IPM Kota Samarinda menjadi yang tertinggi di Kaltim, yang menunjukkan bahwa
kualitas hidup manusia di ibukota ini menjadi yang terbaik di provinsi ini. Namun
meskipun seperti itu, pada tahun 2020 IPM Kota Samarinda mengalami penurunan,
dari 80,20 di tahun 2019 menjadi 80,11. Penurunan ini pun terjadi pada IPM Provinsi
Kaltim yaitu dari 76,61 pada tahun 2019 menjadi 76,24 pada tahun 2020. Apabila
ditinjau lebih jauh lagi, maka penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pada
pengeluaran per kapita yang diindikasikan sebagai dampak dari banyaknya perusahaan
yang terpaksa melakukan pengurangan karyawan pada masa pandemi COVID-19.
Sedangkan bila di perhatikan berdasarkan jenis kelamin, IPM laki-laki lebih tinggi dari
IPM perempuan. Hal ini menandakan bahwa laki-laki berpeluang memiliki kualitas
hidup yang lebih baik dari pada perempuan.
Gambar 2.7.
Perkembangan Harapan Lama Sekolah Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(tahun)
14.89
14.64 14.66 14.7
Tabel 2.29.
Harapan Lama Sekolah Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017-2020
47.22
Tabel 2.31.
Umur Harapan Hidup Penduduk Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017-2020
e. Kesempatan Kerja
Dalam rangka menyejahterakan penduduk Kota Samarinda, maka pemerintah
perlu meningkatkan kesempatan kerja melalui perluasan lapangan kerja. Semakin
tingginya investasi dan proyek pembangunan di Kota Samarinda, maka akan
menyebabkan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja. Apabila tenaga kerja semakin
banyak yang terserap, maka pengeluaran per kapita akan semakin meningkat, yang
artinya daya beli semakin tinggi. Oleh karena itu peningkatan kesempatan kerja akan
semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Samarinda
Tabel 2.32.
Jumlah Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(orang)
Tabel 2.33.
Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2020
Provinsi Kaltim dan Kabupaten/Kota se-Kaltim
Kalimantan
6,87
Timur
1 Bontang 9,46
2 Balikpapan 9,00
3 Samarinda 8,26
Penajam Paser
4 6,22
Utara erau
Kutai
5 5,70
Kartanegara
6 Kutai Timur 5,45
7 Berau 5,08
8 Kutai Barat 4,97
9 Paser 4,52
10 Mahakam Ulu 3,49
Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2021
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat pengangguran terbuka Kota Samarinda
masih dibawah Kota Bontang dan Balikpapan.
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Laju Laju
Laju Pertumbuha Pertumbuha
1 5,60 5,80 5,90 6,10 6,20 2-4 5,00 5,60 -1.07 1.13 2.26 2.45 4.79
Pertumbuhan n Ekonomi n Ekonomi
Ekonomi (%) (%) (%)
Tingkat Tingkat Tingkat
2 Kemiskinan 9,81 9,43 9,00 8,55 8.15 Kemiskinan 4,5 4,75 4,21 Kemiskinan 4.76 4.48 4.3 4.25 4.21
(%) (%) (%)
Tingkat Tingkat
Tingkat Penganggura Penganggur
3 4,20 4,00 3,80 3,40 3,10 3-3,5 5,85 5.36 8.25 7.14 6.9 6.51 6.1
Pengangguran n Terbuka an Terbuka
Terbuka (%) (%) (%)
Indeks Indeks
Indeks 74,60- Pembanguna Pembangun
4 80,34 80,20 81,83 80.11 80.17 80.32 80.46 80.59
Pembangunan 84,23 n Manusia an Manusia
Manusia (IPM) (IPM) (IPM)
0,360-
5 0.313 0.313 0.313 0,324 0.29 0.29 0.29 0.29
Rasio Gini 0,474 Rasio Gini Rasio Gini
Penurunan Penurunan
6 Penurunan 27,3 Emisi GRK Emisi GRK
Emisi GRK (%) (%) (%)
JUMLAH
Sumber: RPJMN Tahun 2019- 2024, Perubahan RPJMD Provinsi Kaltim Tahun 2018-2023, dan Data Diolah Oleh Walidata
Tabel 2.35.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(%)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kota Samarinda usia 7-12 tahun pada tahun
2020 mencapai 99,85%, yang artinya sebanyak 99,85% penduduk usia 7-12 tahun
Gambar 2.9.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2016-2020
Kota Samarinda
(%)
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020
SD/MI SMP/MTs
Pada tahun 2020, APK SD/MI mencapai 107,27%, artinya bahwa siswa yang
mengenyam pendidikan pada jenjang SD/MI sebanyak 107,27% dari seluruh penduduk
usia 7-12 tahun di Kota Samarinda. Kondisi ini menandakan bahwa sebanyak 7,27%
merupakan siswa yang diluar usia 7-12 tahun atau bukan penduduk Kota Samarinda
namun bersekolah pada jenjang SD/MI di Kota Samarinda. Sedangkan APK SMP/MTs
menunjukkan angka 101,12%, artinya siswa yang mengenyam pendidikan pada jenjang
SMP/MTs sebanyak 101,12% dari seluruh penduduk usia 13-15 tahun di Kota Samarinda.
120
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020
SD/MI SMP/MTs
Pada tahun 2020 APM SD/MI mencapai 98,08%, menandakan bahwa jumlah
siswa usia 7-12 tahun yang menempuh pendidikan jenjang SD/MI sebanyak 99,24% dari
seluruh penduduk usia 7-12 tahun di Kota Samarinda. Sedangkan APM SMP/MTs
mencapai 78,16% yang menandakan bahwa jumlah siswa usia 13-15 tahun yang
menempuh jenjang pendidikn SMP/MTs sebanyak 78,16% dari seluruh penduduk usia
13-15 tahun di Kota Samarinda.
Meskipun fluktuatif, kondisi tersebut menandakan bahwa secara konsisten
masyarakat di Kota Samarinda memiliki minat yang besar untuk mengenyam
pendidikan pada jenjang yang sesuai dengan usianya. Hal ini juga memberikan
gambaran bahwa akses pendidikan yang telah disiapkan oleh pemerintah Kota
Samarinda dipergunakan oleh masyarakat sebagaimana mestinya.
Jenjang
No 2016/2017 2017/2018 2018/2019 2019/2020
Pendidikan
SD/MI
1 Jumlah Guru
4.766 4.818 4.820 4.768
(orang)
Jika dilihat dari rasio guru terhadap murid secara umum, Kota Samarinda
memiliki tenaga pengajar yang lebih dari cukup dimana pada tahun ajaran 2019/2020
rasio guru terhadap murid untuk SD/MI mencapai 1:19 atau 5-6 guru per 100 murid,
SMP/MTs sebesar 1:15 atau 6-7 guru per 100 murid. Namun yang perlu menjadi
perhatian pemerintah Kota Samarinda adalah jumlah guru dari tahun ke tahun yang
semakin menurun baik jenjang SD/MI maupun SMP/MTs. Sehingga perlu langkah-
langkah strategis untuk pemenuhan guru, seperti melakukan rekrutmen yang
berkualifikasi dengan didukung peningkatan kesejahteraan guru sesuai kemampuan
keuangan daerah.
2.3.12 Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Kota Samarinda menjadi bagian dari pembangunan
nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Bahkan untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan anggaran
minimal 10% dari APBD untuk dialokasikan dalam bidang kesehatan. Alokasi anggaran
tersebut diarahkan pada pelayanan kesehatan di semua usia, mulai dari bayi dalam
kandungan hingga masyarakat lanjut usia, yang kesemuanya mengarah pada
peningkatan indikator kinerja daerah dibidang kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan dua dari beberapa indikator kinerja daerah
yang harus menjadi perhatian pemerintah Kota Samarinda. Bahkan pada tahun 2019-
2020 isu stunting menjadi indikator tambahan pada pembangunan bidang kesehatan di
seluruh daerah, termasuk Kota Samarinda.
Tabel 2.38.
Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Dalam kurun waktu 2017-2021, AKB menunjukkan angka yang semakin tinggi.
Terlepas dari menurunnya angka kelahiran secara keseluruhan, namun kondisi ini
menunjukkan bahwa intervensi pemerintah khususnya dibidang kesehatan masih belum
fokus atau belum tepat sasaran. Hal ini disebabkan karena angka kematian bayi
merupakan tolok ukur yang sensitif.
Tabel 2.39.
Persentase Balita Gizi Kurang Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Menjadi salah satu target dalam SDGs, persentase balita gizi kurang tentunya
merupakan indikator yang penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan bidang
kesehatan di Kota Samarinda. Dalam 5 tahun terakhir, tren persentase balita gizi kurang
menunjukkan penurunan, dari 1,12% pada tahun 2017 menjadi 0,27% pada tahun 2020.
Hal ini menandakan bahwa program imunisasi bagi anak balita yang di topang oleh
program posyandu memberikan efek yang sangat besar.
d. Prevalensi Stunting
Indikator ini mengukur persentase anak balita yang tingginya dibawah ketinggian
rata-rata penduduk acuan. Stunting pada anak-anak mencerminkan efek yang luas dari
Gambar 2.11.
Prevalensi Stunting Tahun 2016-2020
Kota Samarinda
(%)
1.2 1.05
1
0.2
0
2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 2.40.
Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Tabel 2.41.
Perkembangan Dokter dan Tenaga Medis Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(orang)
Tabel 2.42.
Panjang Jaringan Jalan Menurut Kondisi Jalan Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(km)
Panjang jalan di Kota Samarinda mencapai 881,3 km, yang terdiri atas 67 km
jalan nasional, 103 km jalan provinsi, dan 709 km jalan kota. Kondisi jalan baik di Kota
Samarinda semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 terdapat 410,96
km jalan mantap atau 57,91%, selanjutnya pada tahun 2021 menjadi 570,60 km atau
80,41%. Peningkatan signifikan ini tidak terlepas dari program pemerintah Kota
Samarinda yang responsif untuk sesegera mungkin melakukan perbaikan jalan,
terutama ditengah curah hujan yang tinggi atau adanya keluhan masyarakat. Tidak
hanya itu, peningkatan inipun tidak terlepas dari peran masyarakat yang selalu aktif
memberikan informasi kepada pemerintah Kota Samarinda.
Tabel 2.43.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tahun 2019
Kota Samarinda
Persentase Kawasan
1 1,12 1,12 1,06 1,02 0,94
Banjir
2 Jumlah Titik Banjir 41 40 36 33 32
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Samarinda
Berbagai program dan kegiatan penanganan banjir yang telah dicanangkan pada
akhirnya mampu memberikan hasil yang baik, terlihat dari penurunan persentase
kawasan banjir dari 1,12% pada tahun 2017 menjadi 0,94% di tahun 2020. Penurunan
pun terjadi pada titik banjir, dari 41 titik menjadi 32 titik dalam kurun waktu 5 tahun.
Keberhasilan penanganan banjir salah satunya ditempuh melalui program
pembangunan dan rehabilitasi drainase yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Samarinda. Pada tahun 2017, drainase dalam kondisi baik
hanya sebesar 151.699 meter atau 27,1%, namuan pada tahun 2021 menjadi 400.756
meter atau 62,07%. Perhatikan table kondisi drainase berikut :
Tabel 2.45.
Penanganan Banjir Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(meter)
Tabel 2.46.
Perkembangan Jaringan Irigasi Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(meter)
Meskipun saat ini telah memiliki 81.335 meter jaringan irigasi dalam kondisi
mantap (baik dan sedang), sampai tahun 2020 di Kota Samarinda masih terdapat 28.577
meter yang dalam kondisi rusak. Hal ini tentunya masih perlu menjadi perhatian
pemerintah Kota Samarinda, mengingat produksi pertanian dan perkebunan dapat
mendukung program ketahanan pangan serta dapat berpotensi menjadi produk kuliner
daerah.
Tabel 2.47.
Persentase Rumah Tangga berakses Air Minum Layak Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Jumlah Rumah
Tangga yang
149.397 156.278 159.497 159.614 SR
3 berakses Air
Minum Layak
Persentase Rumah
4 97,96 98,63 99,85 SR
Tangga
Sumber: - PDAM
- BPS Buku Inkesra
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan investasi, sampai pada tahun
2020 pemerintah Kota Samarinda melalui PDAM telah meningkatkan jumlah jaringan.
Pada tahun 2017 jumlah jaringan mencapai 1.387.254 SR (Sambungan Rumah) yang
kemudian menjadi 1.452.366 SR. Peningkatan jaringan tersebut ditujukan untuk
meningkatkan cakupan layanan PDAM, yang tergambar dengan persentase rumah
tangga yang mendapatkan akses air minum. Pada tahun 2017, persentase rumah tangga
yang menggunakan air bersih mencapai 97,96%, kemudian pada tahun 2019 mencapai
99,85%. Program tersebut dilakukan guna memenuhi pelayanan air bersih secara
merata ke seluruh wilayah, mengingat masih ada beberapa wilayah yang terlayani PDAM
tidak secara terus-menerus.
a. Permukiman Kumuh
Menyandang status sebagai ibukota provinsi, Kota Samarinda tentunya perlu
mengalami perubahan fisik agar menjadi “rumah” yang nyaman bagi masyarakatnya.
Program penanganan kawasan permukiman kumuh terus di galakkan, baik melalui
APBD Kota Samarinda maupun pemerintah provinsi dan pusat. Melihat kerentanan
terjadinya permasalahan sosial, program tersebut semakin ditingkatkan dan terlihat
nyata pada saat dicanangkannya program nasional 100 0 100, yang diantaranya adalah
0% permukiman kumuh.
Tabel 2.48.
Luasan Permukiman Kumuh Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(Ha)
Tabel 2.49.
Persentase Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(%)
Tabel 2.50.
Luas Tempat Pemakaman Umum Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(Ha)
Tabel 2.51.
Rasio Pol PP dan Linmas Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(orang)
Tabel 2.54.
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Kegiatan Seminggu yang Lalu serta
Jenis Kelamin di 2017-2020
Kota Samarinda
(orang)
Apabila melihat perkembangan data BPS, terlihat bahwa TPAK Kota Samarinda
terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 TPAK masih berada pada angka 63,16%,
selanjutnya pada tahun 2020 meningkat ke angka 65,16% yang artinya sebanyak 65,16%
penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Samarinda aktif secara ekonomi. Kondisi ini
tentunya sangat bagus untuk mendukung iklim investasi, karena lebih 50% usia
produktif di Kota Samarinda terlibat aktif memproduksi barang dan jasa dalam
mendukung perekonomian daerah.
b. Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran
terhadap jumlah angkatan kerja. Angka ini mengindikasikan besarnya persentase
angkatan kerja yang masuk dalam pengangguran. Semakin tinggi TPT maka semakin
tinggi pula angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.
Tabel 2.55.
Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(%)
Pada tahun 2017 TPT Kota Samarinda masih berada pada angka 6,19%, namun
pada tahun 2020 meningkat menjadi 8,25% meskipun sempat menurun selama 3 tahun
berturut-turut. Peningkatan angka pengangguran diduga sebagai akibat dari pandemi
COVID-19 yang melanda pada tahun 2020. Melandanya pandemi COVID-19 di Kota
Samarinda membuat pemerintah harus mengeluarkan kebijakan strategis guna
memutus rantai penyebaran yang salah satunya adalah menghindarkan terjadinya
kerumunan melalui penutupan tempat wisata dan seluruh usaha perdagangan termasuk
perhotelan. Keadaan ini membuat para pelaku usaha melakukan pengurangan tenaga
kerja sebagai tindak lanjut atas penurunan penerimaan (revenue).
Apabila dibandingkan dengan provinsi Kaltim, TPT Kota Samarinda justru
berada diatas rata-rata provinsi, merupakan kejadian pertama dalam kurun waktu 5
tahun terakhir. Hal ini menandakan bahwa peran Kota Samarinda sebagai pusat
Tabel 2.56.
Data Kasus Kekerasan terhadap Anak dan Dewasa Tahun 2016-2020
Kota Samarinda
Kelompok 2016 2017 2018 2019 2020
Usia L P L P L P L P L P
Anak 209 136 156 114 96 93 40 67 43 59
Dewasa 15 63 5 30 11 24 0 25 1 26
Jumlah 224 199 161 144 107 117 40 92 44 85
Tabel 2.57.
Jumlah Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(orang)
2021
No Uraian 2017 2018 2019 2020
Jumlah perempuan yang
1 4 3 3 4 4
menempati jabatan eselon II
Jumlah perempuan yang
2 56 62 61 55 50
menempati jabatan eselon III
Jumlah perempuan yang
3 376 375 375 348 359
menempati jabatan eselon IV
Pekerja perempuan di
4 4.034 4.425 4.383 4.314 4.357
pemerintahan
Sumber: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Samarinda
2.3.1.8 Pangan
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di Kota Samarinda menuntut
pemerintah untuk menyediakan segala kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan),
terlebih lagi dengan adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan
Timur yang secara tidak langsung menjadikan Kota Samarinda sebagai kota penyangga.
Berbicara pemenuhan kebutuhan pangan maka sangat erat kaitannya dengan
pemenuhan sembilan bahan pokok, salah satunya beras yang telah turun-temurun
menjadi makanan pokok masyarakat di Indonesia. Namun pertumbuhan penduduk
yang semakin tinggi tidak sebanding dengan peningkatan produksi beras. Hal ini
disebabkan karena penurunan jumlah lahan sebagai akibat tingginya perubahan fungsi
lahan dari pertanian menjadi lahan lainnya. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan
a. Ketersediaan Pangan
Melihat kondisi Kota Samarinda yang terus tumbuh baik ekonomi maupun
penduduknya, tentunya mempunyai beban tersendiri untuk menyediakan kebutuhan
pangan masyarakat. Jumlah penduduk yang mencapai 900 ribu jiwa tentunya
membutuhkan pangan utama yang amat besar, bahkan apabila ada keterlambatan
dalam pemenuhannya maka akan berakibat pada kelangkaan pangan utama yang
berujung pada inflasi. Kondisi ini yang selalu menjadi perhatian oleh pemerintah Kota
Samarinda, terutama menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan.
Tabel 2.58.
Ketersediaan Pangan Utama Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
87
85.8
86
85
84.4
84
83.3
83
82.1
82
81
80
2017 2018 2019 2020
Dalam aplikasinya Pola Pangan Harapan (PPH) dikenal dengan pola konsumsi
pangan yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah menu B2SA.
Gambar 2.14.
Peta Status DDDTLH Penyedia Air dari Air PDAM dan Air tanah
(DLH Samarinda, 2020)
Dua peta di atas menyajikan status daya dukung penyedia air di Kota Samarinda
berdasarkan sumber air yang berbeda: (1) distribusi PDAM dan airtabah dan (2)
airpermukaan dari Sungai Mahakam. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian
besar wilayah di Kota Samarinda telah terlampaui daya dukung lingkungan hidup untuk
fungsi penyedia airnya bila sumber air yang diperhitungkan adalah dari distribusi PDAM
dan airtanah. Hanya sebagian dari kawasan di Kecamatan Samarinda Utara, Sambutan,
Palaran dan Sungai Kunjang yang masih dalam status belum terlampaui. Adapun analisis
yang menggunakan data debit andalan Sungai Mahakam yang disetarakan berdasarkan
luas wilayah Kota Samarinda sebagai input perhitungan status daya dukung penyedia air,
wilayah yang status penyediaan airnya telah terlampaui didominasi oleh wilayah
perkotaan dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Kecamatan Samarinda Kota,
Samarinda Ilir, Samarinda Seberang, sebagian Kecamatan Samarinda Ulu dan Sungai
Pinang dan wilayah didominasi kegiatan pertanian yaitu sebagian besar Kecamatan
Samarinda Utara, Palaran dan Loa Janan Ilir serta sebagian kecil Kecamatan Samarinda
Ulu di perbatasan dengan Kecamatan Tenggarong Seberang.
Secara umum, kelurahan-kelurahan yang telah terlampaui daya dukung airnya dalam
selisih yang cukup besar meliputi Kelurahan Sempaja Utara, Lempake, Sindang Sari,
Sungai Pinang Dalam, Tani Aman, Pelita dan Sidomulyo. Sementara itu, kelurahan yang
merupakan wilayah perkotaan sebagian besar telah terlampaui daya dukung airnya.
oleh Dinas Lingkungan Hidup pada tahun 2019 menunjukkan bahwa dari seluruh lokasi
pengamatan sebanyak 36 titik diperoleh hasil bahwa rata-rata indeks pencemaran sungai
tertinggi terdapat pada 3,36 pada lokasi kawasan jembatan segiri (Perniagaan) pada
segmen tengah, sedangkan terendah dengan nilai indeks 0,75 pada lokasi kawasan
jembatan perumahan Griya Mukti yang masuk dalam kawasan segmen hulu. IP =< 1
Gambar 2.17.
Nilai Indeks Pencemar berbagai segmen di Sungai Karangmumus (DLH Samarinda, 2020)
Sumber: Dokumen Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Karangmumus (DLH, 2019)
Tabel 2.59.
Identifikasi Lokasi Pengamatan dan Nilai DTBP Kota Samarinda
DTBP DTBP
No Lokasi (Hulu) No Lokasi (Tengah)
kg/hari % kg/hari %
0 Waduk Benanga 38,92 69,15 20 Sebelum Jembatan Pasar 763,90 66,93
Gn Lingai
1 Pemukiman di sekitar Waduk 314,81 66,79 21 UPTD P2KUPM Jl -67,25 -4,84
Kesejahteraan
2 Muang Luar 104,76 63,10 22 Jl Pemuda IV 23,84 1,82
3 Muang 582,45 64,22 23 Jl Pemuda II Kiri FKM 2.186,11 72,57
UNMUL
4 Persawahan 1 509,32 56,72 24 Pompa Banjir Jl Gelatik 2.703,53 52,83
5 Persawahan 2 703,16 53,07 25 FKIP UNMUL 684,99 68,19
6 Pos Sekolah Sungai 412,59 52,96 26 Pedesterian Taman Cerdas 4.450,41 68,93
Karangmumus
7 Jembatan Bayur 1.538,02 59,39 27 Setelah Gg Nibung Jl Dr 6.300,76 69,67
Soetomo
8 Bayur 01 298,51 58,61 28 Kanan setelah Jembatan 4.338,13 71,77
Kayu Pasar Segiri
9 Bayur 02 907,40 58,98 29 Sebelum Jembatan Pasar 3.075,60 71,59
Segiri Jl Perniagaan
10 Jl. Bayam Bengkuring 674,77 65,85
11 Jl Pakis Bengkuring 913,43 62,83 Lokasi (Hilir)
12 Jl Terong Bengkuring 537,51 62,73 30 Setelah Jembatan Baru -1.690,33 -14,53
(Bongkar Muat Pasir)
13 Jembatan Titian 1.015,89 55,32 31 Setelah Jembatan Jl 9.264,56 58,66
Lambung Mangkurat
14 Depan Perumahan 817,15 65,49 32 Setelah Jembatan Jl 3.505,56 57,30
Bengkuring Kehewanan
15 PDAM Gn Lingai 328,18 45,94 33 Setelah Jembatan Jl 2.540,46 51,08
Biawan
Gambar 2.18.
Peta Indeks Pencemaran Sungai Karangmumus (DLH Samarinda, 2020)
Sumber: Dokumen Daya Tampung Beban Pencemar Sungai Karangmumus (DLH, 2019)
Hasil pengukuran daya tampung beban pencemar seluruh lokasi di sungai Karang
Mumus memperlihatkan kondisi kemampuan daya dukung yang masih baik artinnya
masih memliki daya tampung yang cukup terhadap beban pencemar yang masuk ke
dalam Sungai Karangmumus kecuali dua lokasi yang sudah tidak mampu menampung
yaitu di segmen tengah Jl. Kesejahteraan (UPTD P2KUKM) yang temasuk wilayah
Kecamatan Samarinda Utara dan Sungai Pinang dengan jumlah daya tampung -67.25
kg/hari (-4,84%). Lokasi lainnya adalah jembatan bongkat muat pasir yang masuk pada
segmen hilir di wilayah Kecamatan Samarinda Ulu dan Sungai Pinang dengan jumlah
daya tampung-1690.33 kg/hari (-14,53%) (DLH Samarinda, 2019).
Pada tahun 2020, volume produksi sampah yang dihasilkan di Kota Samarinda
mencapai 873.582 m3, sedangkan volume sampah yang bisa ditangani sebesar 639.982
m3 atau 73,26%. Angka tersebut menunjukkan penanganan sampah melalui tempat
pembuangan akhir di Kota Samarinda mencapai 73,26%, sedangkan sisanya ditangani
melalui 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Berdasarkan data ini, maka pemerintah Kota
Samarinda perlu menyusun langkah strategi untuk memaksimalkan penanganan
sampah, baik meningkatkan sarana prasarana persampahan, maupun mengoptimalkan
3R.
Tabel 2.61.
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terhadap Jumlah Penduduk
Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Tabel 2.62.
Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(perusahaan)
Tabel 2.63.
Kepemilikan KTP-el dan Kartu Keluarga Tahun 2018-2020
Kota Samarinda
Tabel 2.64.
Kepemilikan Akta Perkawinan Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Kepemilikan Akta
No 2017 2018 2019 2020
Perkawinan
1
Memiliki (orang) 5.162 7.028 10.227 12.356
2
Tidak Memiliki (orang) 24.847 23.331 20.800 18.709
3
Jumlah (orang) 30.009 30.359 31.027 31.065
Persentase kepemilikan akta 79,55
4 17,20 23,15 65,92
perkawinan
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda
Tabel 2.65.
Kepemilikan Akta Perceraian Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Kepemilikan Akta
No 2017 2018 2019 2020
Perceraian
1.
Memiliki (orang) 306 218 273 332
2.
Tidak Memiliki (orang) 1.609 214 224 233
3.
Jumlah (orang) 1.915 432 497 565
Persentase kepemilikan akta 58,76
4. 15,98 50,46 54,93
perceraian
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda
Kepemilikan Akta
No 2017 2018 2019 2020
Kelahiran
1 Memiliki (orang) 247.081 297.672 314.718 343.577
2 Tidak Memiliki (orang) 443.349 481.211 478.858 473.677
3 Jumlah (orang) 345.215 389.442 396.788 408.627
4 Persentase kepemilikan akta 84,08
71,57 76,44 79,32
kelahiran
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda
Gambar 2.19.
Kepemilikan Akta Kematian 2018-2020
Kota Samarinda
(orang)
28137
23160
18391
Tabel 2.67.
Perpindahan Penduduk Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
1.9 1.83
1.8 1.74
1.71
1.7
1.6
1.5
1.4
1.3
1.2 1.12
1.1
1
2016-2017 2017-2018 2018-2019 2019-2020
2.3.1.12 Sosial
Program sosial merupakan langkah pemerintah untuk menjadikan alokasi
belanja dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, yaitu dalam bentuk bantuan sosial.
Program sosial juga diarahkan untuk menangani permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengurangi potensi
masalah sosial. Berbagai program mulai dari pemberian bantuan sosial, pemberdayaan
masyarakat agar dapat berkembang mandiri secara ekonomi, serta penanganan
penyandang masalah kesejaheraan sosial telah dilaksanakan oleh pemerintah Kota
Samarinda. Hal ini semata-mata ditujukan agar pemerintah Kota Samarinda dapat
menyejahterakan masyarakat dan menekan angka kemiskinan.
Sejak pandemi COVID-19 yang melanda tahun 2020, program bidang urusan
sosial diarahkan kepada pemberian bantuan sosial, baik untuk pasien COVID-19 dan
warga terdampak COVID-19. Bahkan bantuan sosial ini dilaksanakan secara terpadu
dengan berbagai sumber dana, mulai dari APBN hingga APBD. Tidak hanya itu,
mengingat pentingnya bantuan sosial ini, pemerintah menetapkan 3 program
penanganan COVID-19, yang mana salah satunya adalah jaring pengaman sosial (social
safety net).
Tabel 2.69.
Presentase PMKS Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
Tabel 2.70.
Persentase Keluarga Pra Sejahtera Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
1 Jumlah KK
2 Jumlah Pra Sejahtera 16.107 16.205 16.288 16.288
3 Persentase
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencanan Kota Samarinda tahun
2020
2.3.1.13 Perhubungan
Perubahan fisik Kota Samarinda tidak hanya dilakukan pada bidang pekerjaan
umum & penataan ruang serta bidang perumahan & permukiman, tetapi juga pada
bidang perhubungan. Bidang perhubungan menjadi sektor strategis karena berkaitan
Tabel 2.71.
Jumlah Arus Penumpang Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(orang)
Sejak diresmikannya Bandara APT Pranoto pada tahun 2018 oleh Presiden Joko
Widodo, kunjungan orang yang keluar/masuk ke Kota Samarinda semakin meningkat.
Peningkatan tersebut sangat terasa pada tahun 2019, yang mana jumlah penumpang
mencapai 1.112.668 orang setelah sebelumnya hanya sebesar 100.858 orang pada tahun
2018. Namun pandemi COVID-19 tahun 2020 sangat mempengaruhi jumlah
penumpang keluar/masuk bandara, hal ini sebagai akibat dari kebijakan pemerintah
untuk memutus rantai penyebaran. Beberapa kebijakan dimaksud yaitu penutupan
bandara, larangan mudik pada saat lebaran, dan larangan melakukan perjalanan dinas
bagi ASN. Kebijakan ini menyebabkan penurunan drastis hampir 50% jumlah
penumpang keluar/masuk bandara menjadi 572.918 orang.
Tidak hanya melalui bandara atau pelabuhan udara, tingginya arus penumpang
juga turut ditentukan dengan transportasi bus dan kapal. Transportasi bus masih banyak
diminati oleh masyarakat baik di Kota Samarinda maupun diluar Kota Samarinda,
Tabel 2.72.
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bus Kota Samarinda
Tahun 2017-2021
(unit)
b. Jumlah Kecelakaan
Pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda semakin meningkat setiap tahun. Hal ini
ditandai dengan semakin tingginya jumlah penduduk yang saat ini mencapai 886.806
jiwa. Jumlah penduduk tersebut tentunya akan menyebabkan pergerakan orang yang
tinggi setiap harinya, sehingga pemerintah Kota Samarinda perlu menjamin
kenyamanan dan keamanan mereka dalam berkendara. Kenyamanan dan keamanan
dalam berkendara merupakan salah satu tujuan dalam penyediaan sarana prasarana
jalan dan lalu lintas seperti Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU), traffic light, marka
jalan, median jalan dan trotoar, bahkan penempatan CCTV. Kenyamanan dan keamanan
tersebut dapat dikatakan tercapai apabila angka kecelakaan lalu lintas dapat
diminimalkan.
Angka kecelakaan lalu lintas di Kota Samarinda semakin menurun, dari 171 kasus
pada tahun 2017 menjadi 64 kasus pada tahun 2020. Penurunan angka kecelakaan lalu
lintas tersebut juga menurunkan jumlah korban dan kerugian material. Jumlah korban
kecelakaan pada tahun 2017 sebesar 215 orang dengan kerugian Rp. 618,9 juta,
kemudian pada tahun 2020 menjadi 97 orang dengan kerugian Rp. 145,9 juta.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa pembangunan bidang perhubungan di Kota
Samarinda telah menunjukkan hasil yang positif. Selain itu, penurunan ini juga sebagai
bukti nyata bahwa program pemerintah #dirumahsaja dalam memutus rantai
penyebaran COVID-19 secara tidak langsung turut menekan angka kecelakaan lalu
lintas.
Tabel 2.74.
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2018-2020
Kota Samarinda
(unit)
Pada tahun 2018 sebanyak 704 mobil penumpang umum semuanya telah
melewati uji KIR dengan persentase sebesar 100%. Sedangkan dari 604 mobil bus yang
harus uji KIR, yang menjalani uji hanya 490 unit atau sebesar 81%. Adapun pada tahun
2020 209 mobil penumpang umum yang harus uji KIR, hanya 154 yang telah melakukan
uji atau 74%. Sedangkan mobil bus yang harus uji KIR sebanyak 313 unit, namun yang
menjalani uji sebanyak 86%. Hal ini tentunya menjadi PR bagi pemerintah Kota
Samarinda untuk terus mendorong transportasi umum agar melakukan uji KIR sesuai
jadwal, sehingga kenyamanan dan keamanan pengguna lalu lintas dapat tercapai.
a. Perkembangan Koperasi
Pembangunan koperasi di arahkan untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang
tujuan akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Koperasi adalah
sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip Gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Tabel 2.75.
Persentase Koperasi Aktif Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
b. Perkembangan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu unggulan
dalam pembangunan Kota Samarinda yang berbasis jasa dan perdagangan. UMKM
menjadi usaha primadona bagi masyarakat Kota Samarinda, dikarenakan tidak padat
modal dan tidak membutuhkan SDM yang banyak untuk memulai usahanya, terutama
usaha mikro dan kecil. Apalagi dengan semakin banyaknya aplikasi startup dan
maraknya penggunaan media sosial, yang mendorong UMKM mulai tumbuh dan
berkembang melalui sistem jual beli online. Hal ini berdampak positif, karena dengan
semakin tingginya minat masyarakat untuk berwirausaha melalui UMKM, maka
ekonomi kerakyatan di Kota Samarinda dapat terwujud. Namun apabila
pertumbuhannya tidak dikendalikan oleh pemerintah Kota Samarinda, maka secara
perlahan berpotensi melanggar tata ruang.
Tabel 2.76.
Jumlah UMKM Tahun 2017-2019
Kota Samarinda
(unit)
Tabel 2.77.
Realisasi Investasi Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(Juta Rupiah)
Pada tahun 2019 realisasi investasi PMDN mencapai Rp. 233,47 triyun, dan
merupakan angka tertinggi dalam kurun waktu 2017-2021. Sedangkan PMA mencapai
Rp. 913,61 milyar, merupakan angka terendah dalam kurun waktu 2017-2021. Realisasi
PMDN tertinggi berasal dari sektor tersier (service/jasa), sesuai dengan perekonomian
Kota Samarinda yang didominasi oleh sektor tersebut. Dominasi sektor tersier dalam
perekonomian Kota Samarinda menjadi keunggulan tersendiri, karena meskipun
terjadinya penurunan ekonomi global, Kota Samarinda masih mampu tumbuh secara
positif meskipun dalam persentase yang kecil. Oleh karena itu, Kota Samarinda yang
dikenal sebagai kota jasa dan perdagangan terus mengupayakan pembangunan disemua
sektor, agar investasi terus meningkat setiap tahun.
2.3.1.16 Kebudayaan
Pembangunan bidang kebudayaan tidak hanya diarahkan pada melestarikan
peninggalan leluhur, tetapi melestarikan sesuatu yang mampu mengingatkan kembali
perilaku-perilaku luhur khas negara Indonesia yang saat ini sudah mulai ditinggalkan
karena kemajuan zaman. Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang diajarkan oleh
Tabel 2.78.
Sarana Dan Prasarana Seni Budaya Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
(unit)
Tabel 2.79.
Perkembangan Seni dan Budaya Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Tabel 2.80.
Bangunan & Situs Cagar Budaya Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
2.3.1.17 Perpustakaan
Meningkatkan daya saing SDM tidak bisa ditempuh hanya melalui pendidikan
formal dan non formal, namun perlu dukungan berbagai sarana prasarana, dalam hal ini
perpustakaan. Lebih jauh lagi, keberadaan perpustakaan juga ditujukan untuk
meningkatkan minat baca, sehingga masyarakat dapat memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas, dan pada akhirnya daya saing pun meningkat. Peningkatan daya
saing itulah yang nantinya menjadi cikal bakal negara maju dan sejahtera.
Pembangunan bidang perpustakaan saat ini dilakukan dengan mengikuti
perkembangan zaman. Kemajuan teknologi secara global dan maraknya penggunaan
smartphone di Kota Samarinda membuat masyarakat lebih senang mengakses dan
membaca media atau buku secara online, yang menyebabkan kunjungan ke
perpustakaan menjadi menurun. Hal inilah yang menjadi factor pendorong
dikembangkannya perpustakaan online yang berisikan buku dan media elektronik.
Tabel 2.81.
Koleksi Buku Perpustakaan Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
2.3.1.18 Kearsipan
Dalam rangka penyelenggaraan reformasi birokrasi, maka melalui Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah urusan Kearsipan
diletakkan dalam urusan wajib bukan pelayanan dasar. Status wajib terhadap urusan
kearsipan ini ditetapkan karena fungsi arsip termasuk kebutuhan dasar dalam hal
pelayanan, baik pelayanan untuk masyarakat maupun pelayanan bagi kelancaran urusan
internal pemerintah daerah maupun masing-masing Organisasi Perangkat Daerah
(OPD). Arsip harus dikelola dan diselamatkan oleh negara, karena mampu
menggambarkan identitas dan jati diri bangsa, serta sebagai memori, acuan, dan bahan
pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tabel 2.84.
Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(ton)
Selain perikanan budidaya, perikanan tangkap pun memberikan hasil yang cukup
besar dan menunjukkan peningkatkan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 hasil
perikanan tangkap mencapai 18.748,6 ton, yang kemudian meningkat menjadi 24.405,6
ton tahun 2019 seiring dengan peningkatan pada produksi perikanan laut. Sementara
itu kondisi yang berbeda ditunjukkan pada tahun 2020, dikarenakan kondisi pandemi
COVID-19, pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan menutup restoran maupun
tempat makan, sehingga membuat produksi perikanan tangkap menurun. Namun secara
keseluruhan, meskipun bukan menjadi sektor penting dalam perekonomian, tetapi
produksi perikanan baik tangkap maupun budidaya mampu bernilai secara ekonomis
dan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kota Samarinda, sehingga inflasi dapat
terkendali.
Tabel 2.85.
Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(Ton)
2.3.2.2 Pertanian
Pembangunan pertanian berperan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
strategis tersebut ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukan kapital, penyediaan
bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergy, penyerap tenaga kerja,
sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui
7 Kedelai - 1,4
8 Kacang Hijau
Sumber: Dinas Pertanian Kota Samarinda
Tabel 2.87.
Produksi Padi Sawah dan Ladang Kota Samarinda
Tahun 2017-2019
(Ton/Ha)
2.3.2.3 Pariwisata
Kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang patut diprioritaskan secara
nasional dan diarahkan kepada pariwisata berkelanjutan untuk mendukung Sustainable
Development Goals (SDGs). Pariwisata berkelanjutan menjadi penting mengingat
sektor pariwisata memiliki potensi untuk memberikan nilai tambah yang sangat tinggi,
sehingga kemajuannya mampu menggerakkan sektor lain di daerah serta mewujudkan
ekonomi kerakyatan. Melihat potensi yang teramat besar pada sektor kepariwisataan,
maka sudah saatnya daerah yang bergantung pada sumber daya alam baik terbarukan
atau tidak terbarukan untuk beralih secara perlahan ke pariwisata.
Tabel 2.88.
Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(orang)
2.3.2.5 Perdagangan
Kota Samarinda yang telah dikenal sebagai kota jasa dan perdagangan tidak dapat
dipungkiri lagi sangat bergantung dengan nilai tambah yang diberikan sektor ini.
Pembangunan bidang perdagangan dapat menumbuhkan nilai tambah ekonomi pada
sektor lain dan mengendalikan perekonomian daerah, serta mampu mewujudkan
ekonomi kerakyatan. Bidang perdagangan mampu membuka akses antara permintaan
dan penawaran suatu barang dan jasa melalui pasar baik tradisional maupun modern.
Selain itu, perdagangan juga berperan dalam menjaga kestabilan stok pangan di
pasaran, sehingga harga tetap stabil dan inflasi dapat terkendali. Bidang perdagangan
juga mampu memberikan akses terhadap pemberdayaan masyarakat dalam aktivitas
ekonomi sebagai bentuk perwujudan ekonomi kerakyatan. Seluruh peran yang telah
dijalankan bidang perdagangan tersebut yang menjadi penopang perekonomian Kota
Samarinda ketika terjadi penurunan ekonomi global.
Perdagangan termasuk dalam 3 sektor besar yang mendominasi perekonomian
Kota Samarinda setelah konstruksi. Dalam kurun waktu 2017-2020, kontribusi
perdagangan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dari 16,02% pada tahun
2017 menjadi 17,09% pada tahun 2020. Laju pertumbuhan perdagangan pun terbilang
tinggi, yaitu 7,50% tahun 2017, 5,65% pada 2018 dan 1,84% tahun 2020 di saat kondisi
pandemi COVID-19. Peningkatan kontribusi perdagangan disertai laju pertumbuhan
yang tinggi semakin mempertegas Kota Samarinda sebagai kota jasa dan perdagangan.
Tabel 2.90.
Jumlah Sarana Perdagangan Tahun 2017-2021
Kota Samarinda
(buah)
1 Pasar Tradisional 28 24 25 25 25
2 Pasar Lokal 0 0 0 0 0
3 Pasar Regional 0 0 0 0 0
Pasar Swalayan /
4 15 14 14 17 17
Supermarket / Toserba
5 Hipermarket 7 7 7 7 7
6 Pasar Grosir 3 3 3 3 3
7 Mal/Plaza 6 6 6 6 6
2.3.2.6 Perindustrian
Peran perindustrian di Kota Samarinda terus mengalami penurunan dalam
beberapa tahun terakhir. Kini perindustrian menjadi sektor urutan keempat yang
mendominasi perekonomian Kota Samarinda. Penurunan ini disebabkan karena
semakin rendahnya permintaan terhadap beberapa komoditi yang dahulu menjadi
andalan Kota Samarinda terutama dalam kelompok industri logam, mesin,
perekayasaan, dan elektronika serta industri hasil hutan. Pergeseran minat masyarakat
dari industri menjadi UMKM juga turut mendorong penurunan kontribusi
Tabel 2.91.
Distribusi dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2010 Sektor Industri Pengolahan Tahun
2017-2020 Kota Samarinda
(%)
Tabel 2.92.
Jenis Industri Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
Jenis
No 2017 2018 2019 2020
Pengeluaran
Makanan 671.842 649 402 723 328 832.226
1
Persentase 41,71 42,12 40,94 43,00
Non makanan 938.778 892 353 1.043.535 1.103.403
2
Persentase 58,29 57,88 59,06 57,00
Jumlah 1.610.620 1.541.755 1.766.863 1.935.629
Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Samarinda Tahun 2017
Tabel 2.94.
Rasio Ketergantungan Tahun 2017-2020
Kota Samarinda
EVALUASI KEBERHASILAN MISI (TARGET INDIKATOR SASARAN) PADA PELAKSANAAN RPJMD 2016-2021 (Tahun Ke 4 - 2020)
Tingkat Tingkat
Tingkat
Target Pada Capaian Capaian
Capaian
Akhir Tahun Target Target
Data Target pada tahun ke - Capaian Target Pada Tahun Ke- Target Perangkat Daerah
Perencanaan Tahun Tahun
Capaian Tahun Ke 4
(2021) Ke 2 Ke 3
Pada (2020)
Indikator (2018) (2019)
Sasaran Awal
sasaran
Tahun
Perencan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
aan 2017 ke 2 ke 3 2020 2021 2017 Ke- 2 Ke 3 Ke 4
(2018) (2019) (2018) (2019) (2020)
Misi 1: MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, BEBAS KORUPSI, DITUNJANG APARATUR YANG BERINTEGRITAS TINGGI, PROFESIONAL, DAN INOVATIF
Nilai indeks
Terwujudnya SPBE (e- N/A N/A 2,8 3 3,2 3,4 3,4 ….. 2,64 2,79 3,28 94,29 93,00 102,50 Dinas Kominfo
pelayanan publik government)
yang berkualitas,
transparan,
akuntabel dan bebas
korupsi
Indeks
80,00 81,94 86,00
Kepuasan 73% 73% 75% 76% 78% 80% 80% 80,5% 107,33% Setdakot (Bag.Ortal)
% % % 107,82 110,26
Masyarakat
Predikat Kinerja ST ST ST
Misi 2 : MEMANTAPKAN KAPASITAS PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SAMARINDA YANG AKUNTABEL DALAM MENUNJANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Opini BPK
terhadap
WTP
Meningkatnya Laporan WTP DPP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 100 100 100 BPKAD
DPP
pendapatan & Keuangan
pengelolaan Daerah
keuangan daerah
yang efektif, efisien & Persentase
akuntabel PAD terhadap 21,01 21,79 23,25 24,20 57,74 18,49 16,77 17,05
15,04 % 23,79 % 24,20 % BAPENDA
Pendapatan % % % % % % % % 84,86 72,13 71,65
Daerah
Meningkatnya Persentase
kualitas infrastruktur luas daerah 85,00 97,00 94,00 91,00 82,00
100,00% 97,00% 94,00% 91,00% 88,00% 85,00% 93,18% Dinas PU & PR
dan Lingkungan masih % % % % % 100,00 100,00
Hidup. tergenang
Persentase
lingkungan 24,70 12,91 Dinas Perumahan dan
61,60% 18,70% 11,69% 4,67% 1,82% 0,00% 0,00% 7,51% 7,42% 40,62
pemukiman % % 11,04 48,97 Permukiman
kumuh
Proporsi
panjang jalan 76,14 78,97 82,47 85,73
73,30% 78,64% 83,98% 89,32% 94,66% 100% 100% 90,57 Dinas PU & PR
dalam kondisi % % % % 94,03 92,33
baik
Persentase
Sarana dan
Prasarana 61,87 71,33 71,33
61,87% 61,87% 61,87% 65,81% 68,87% 70% 70% 62% Dinas Perhubungan
Perhubungan % % % 100,00 108,08 103,38
dalam Kondisi
Baik
Persentase
berkurangnya 56,00 80,00 68,00 60,00
100% 80,00% 72,00% 68,00% 60 56% 72% 100,00 Dinas Perhubungan
titik % % % % 100,00 100,00
kemacetan
Adipura 70,00 72 73 73 74 74 74 71,25 67,39 70,05 70,05 92,32 95,96 94,66 Dinas Lingkungan Hidup
Persentase
penanganan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100 100 100 BPBD
bencana
Pertumbuhan
11,11 4,26 0,15 0,29 -10,27 - 176,76 DPMPTSP
Investasi 25,75 10,73 0,15 0,10 0,05 0,05 100,00 290,00
60.60 61.70 63.70 67.60 71.60 75,6 69,3 74.5 78,6 78,6
Pendapatan 75,6 Juta/
Juta/ Juta/ Juta/ Juta/ Juta/ Juta/ Juta/t Juta/t Juta/t Juta/t 109,78 BAPPEDA
perkapita tahun 116,95 116,27
tahun tahun tahun tahun tahun tahun hn hn hn hn
Meningkatnya
kemandirian ekonomi
Pertumbuhan 85,50 85,00 85,00 40,00
17% 85,50% 20 22 25 28 28 DISKOP & UKM
Usaha Mikro % % % % 85,00 85,00 40,00
Tingkat
penggangura 4,86% 6,63% 4-4,5% 3,5-4% 3,5-4% 3-3,5% 3-3,5% 6,19% 6,16% 5,87% 5,87% Dinas Tenaga Kerja
136,47 156,53 146,75
n terbuka
Tingkat Inflasi 2,83% 3,69 3-4% 3-4% 3-4% 3-4% 3-4% 3,69% 3,32% 1,49% 1,49% 42,57 BAPPEDA
Menurunnya angka 94,86 42,57
kemiskinan Angka
4,72 4,77 4,70 4,65 4,60 4,50 4,50 4,77 4,59 4,59% 4,59% 99,78 Dinas Sosial
Kemiskinan 97,66 98,71
Rata -Rata Capaian Kinerja (%)
105,16 131,51 43,69
Predikat Kinerja ST ST SR
Misi 5 : MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA SAMARINDA YANG BERKARAKTER, SEHAT, CERDAS, SERTA BERDAYA SAING NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Wistar Wistar Wistar Wistar Wistar
Terwujudnya Kota Sehat Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara 100 100 100
a a a a a
Samarinda sebagai
Angka Dinas Kesehatan
Kota Sehat dan Kota
Harapan 73,68 73,71 73,73 73,76 73,80 73,87 73,87 73,71 73,93 74,17 74,17 100,00 100,00 100,00
Bebas Narkoba
Hidup
Angka
100,0 100,0
Kelulusan (AL) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00 100,00 100,00 Dinas Pendidikan
0% 0%
SD/MI
Meningkatnya Angka
100,0
Pendidikan yang Kelulusan (AL) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00 100,00 100,00
0%
Berkualitas SMP/MTs
Predikat Kinerja ST ST ST
Misi 6 : MEWUJUDKAN IKLIM KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA SAMARINDA YANG HARMONI, BERBUDAYA, DAN RELIGIUS
Persentase
Terwujudnya 72,00 75,00 75,00
Pelestarian 55% 65% 77% 77% 77% 80% 80% - 93,51 97,40 97,40 Dinas Kebudayaan
Pelestarian Budaya % % %
Seni Budaya
Persentase
organisasi
pemuda aktif 79,00 83,00 84,20 Dinas Kepemudaan dan
57% 60% 64% 68% 72% 75% 75% 80% 125,00 122,06 116,94
Terwujudnya dan % % % Olahraga
pembangunan organisasi
pemberdayaan olahraga aktif
masyarakat & Persentase
perempuan partisipasi Dinas Pemberdayaan
15,56
perempuan 20% 20% 20% 30% 30% 30% 30% 20% 18% 20% 90,00 100,00 51,87 Perempuan &
%
pada lembaga Perlindungan Anak
legislatif
Persentase
Penanganan
Tercapainya stabilitas kasus
keamanan & gangguan 100,0 100,0 100,0
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100 100 100 BADAN KESBANGPOL
ketertiban serta iklim ketenteraman 0% 0% 0%
yang kondusif dan
ketertiban
umum
Rata -Rata Capaian Kinerja (%) 102,13 104,87 98,44
Predikat Kinerja ST ST ST
TOTAL RATA-RATA CAPAIAN KINERJA DARI SELURUH SASARAN (%) 97,55 102,07 86,32
PREDIKAT KINERJA DARI SELURUH SASARAN ST ST T
Gambar 2.21.
Tingkat Capaian Misi RPJMD 2016-2021 Kota Samarinda
Tahun ke 2 (Tahun 2018), Tahun ke 3 (Tahun 2019) dan Tahun ke 4 (Tahun
2020)
120
100
80
60
40
20
0
Misi 1 Misi 2 Misi 3 Misi 4 Misi 5 Misi 6
Berdasarkan grafik diatas , dapat dijelaskan bahwa ada 6 misi yang mendukung
tercapainya RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016 – 2021. Adapun uraian setiap misi
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.97.
Rasio Derajat Otonomi Fiscal (DOF) Kota Samarinda Tahun 2016 – 2020
TOTAL PENDAPATAN
NO TAHUN PAD DOF (%) KRITERIA
DAERAH
1 2016 Rp 391.404.293.290,97 Rp 2.437.626.649.388,97 16,06 Kurang
2 2017 Rp 519.640.806.807,82 Rp 2.288.550.678.418,82 22,71 Sedang
3 2018 Rp 498.888.664.159,96 Rp 2.700.306.264.071,77 18,48 Kurang
4 2019 Rp 560.679.282.249,81 Rp 3.344.082.920.155,59 16,77 Kurang
5 2020 Rp 485.143.157.813,33 Rp 2.846.320.359.015,33 17,04 Kurang
Grafik Derajat Otonomi Fiskal (DOF) Kota Samarinda Tahun 2016 - 2020
a.
b.
DOF KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 - 2020
25
c.
22.71
20 d.
18.48
e. 16.77 17.04
16.06
15
f.
10 g.
h.
5
i.
0 j.
2016 2017 2018 2019 2020
k.
DOF
Tabel 2.98.
Gambar 2.23.
30 30.48
25 24.58
21.85
20 20.21 19.63
17.61 18.07
16.8
15 14.35 14.4
10 10.88
9.4
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
DOF
Gambar 2.24.
Pencapaian Target Pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016-2021 Kota Samarinda
Untuk Indikator Persentase Luas daerah Masih Tergenang
95 97 97
94 94
90
91 91
85 88
80 82
75
70
2017 2018 2019 2020
Gambar 2.25.
Capaian Pengurangan Kumuh di Kota Samarinda
Tahun 2016 – 2020
298.87
133.33
69.65
38.22
Luasan Kumuh
Pencapaian target pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016 -2021 Untuk
Indikator persentase lingkungan Pemukiman Kumuh
20 18.7
15 12.91
11.69
10 7.51 7.42
4.67
5
1.82
0
2017 2018 2019 2020
Gambar 2.27.
94.66
89.32 85.73
83.98 82.47
78.64 76.14 78.97
Gambar 2.28.
Pencapaian target pada RPJMD Kota Samarinda Tahun 2016 -2021 untuk
indikator persentase sarana dan prasarana perhubungan dalam kondisi baik
71.33 71.33
68.87
65.81
Dari gambar diatas terlihat bahwa pencapaian dari target indikator RPJMD
untuk persentase sarana dan prasana perhubungan daam kondisi baik
sudah mencapai target di tahun ke 3 RPJMD ( tahun 2019) dan terlihat
semakin menunjukkan angka peningkatan di tahun ke 4 (tahun 2020).
5) Persentase berkurangnya titik kemacetan
Persentase berkurangnya titik kemacetan merupakan salah satu
indikator sasaran yang ada pada misi 3. Indikator ini mencakup pada
pembinaan penataan parkir, pengawasan pengendalian lalu lintas, jumlah
24 titik macet dan di lokasi Kecamatan Samarinda Utara 3 titik, Kecamatan
Gambar 2.29.
76
74
72
70
68
66
64
2017 2018 2019 2020
Jika dilihat dari tabel diatas, adipura yang merupakan indikator dari
sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur dan Lingkungan Hidup,
belum mencapai target pada perubahan RPJMD Tahun 2016-2021.
Perlu menjadi perhatian, untuk dapat meraih anugerah Adipura perlu
dilakukan pembenahan yang signifikan terhadap kondisi kebersihan dan
keteduhan serta system pengelolaan (pemilahan dan pengolahan) sampah,
dimana kondisi kebersihan di beberapa lokasi yang menjadi Kawasan yang
dinilai dalam penilaian Adipura masih belum maksimal dan perlu lebih
ditingkatkan lagi. Di RPJMD selanjutnya perlu diperhatikan lagi untuk
meletakkan besaran nilai target yang ingin dicapai.
7) Persentase penanganan bencana
Selama 5 tahun berturut-turut, BPBD memiliki indikator yang
mendukung sasaran Meningkatnya kualitas infratstruktur dan lingkungan
hidup berupa persentase penanganan bencana berhasil mencapai target
pada perubahan RPJMD 2016-2021 yaitu 100 persen.
Capaian Target Indikator Misi 4 Memantapkan Sektor Jasa dan Perdagangan Sebagai Sektor Unggulan tahun 2017- 2020 (Tahun ke 4 – 2020)
Pertumbuhan Tidak
25,75 4,26% 0,15% 0,29% -10,27% DPMPTSP
Investasi 10,73 0,15 0,10 0,05 0,05 Tercapai
Tingkat
3,5- 3- Perlu Upaya
pengganguran 4,86% 6,63% 4-4,5% 3,5-4% 6,19% 6,16% 5,87% 5,87% Dinas Tenaga Kerja
4% 3,5% Keras
terbuka
Dalam
Menurunnya angka
Tingkat Inflasi 2,83% 3,69 3-4% 3-4% 3-4% 3-4% 3,69% 3,32% 1,49% 1,49% kondisi BAPPEDA
kemiskinan
normal
Untuk diketahui bahwa IPM Kota Samarinda terus meningkat sejak tahun 2010.
Dalam kurun waktu sembilan tahun, IPM Kota Samarinda naik 4,35 poin. Peningkatan
IPM ini tentu didorong oleh kemajuan tiga indikator pembentuk IPM yaitu kesehatan,
pendidikan dan ekonomi. BPS mengelompokkan status IPM menjadi 4 kelompok yaitu :
sangat tinggi (IPM ≥ 80); tinggi (70 ≤ IPM < 80); sedang (60 ≤ IPM < 70); dan rendah
(IPM < 60). Di tahun 2010, Kota Samarinda masih dalam kategori IPM tinggi dan di tahun
2019 meningkat menjadi kategori sangat tinggi. Dan hal ini tentu menjadi catatan yang
positif.
Tabel 2.100.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Samarinda
Tahun 2010 – 2020
IPM Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Samarinda 75,85 77,05 77,34 77,84 78,39 78,69 78,91 79,46 79,93 80,20 80,11
Gambar 2.31.
Grafik Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
Kota Samarinda , Tahun 2010 – 2020
75
74
73 72.26 72.38
71.78 72
72
71
70
69
2017 2018 2019 2020
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.33.
Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
Tahun 2017 – 2020
HLS RLS
14,000
13,800
2017 2018 2019 2020
Misi 5 : MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA SAMARINDA YANG BERKARAKTER, SEHAT, CERDAS, SERTA BERDAYA SAING NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Terwujudnya Kota Sehat Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara Wistara 100 100 100 Tercapai
Samarinda
sebagai Kota Angka Dinas Kesehatan
Sehat dan Harapan 73,68 73,71 73,73 73,76 73,80 73,87 73,71 73,93 74,17 74,17 100,00 100,00 100,00
Kota Bebas Tercapai
Hidup
Narkoba
Angka
Kelulusan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100,00% 100,00 100,00 100,00 Tercapai
(AL) SD/MI
Meningkatnya Angka
Pendidikan Kelulusan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100% 100,00 100,00 100,00 Tercapai Dinas Pendidikan
yang (AL)
Berkualitas SMP/MTs
Harapan
Lama 14,23 14,64 14,89 15,16 15,43 15,99 14,64% 14,66 14,70% 14,89% 98,46 96,97 96,50 Tercapai
Sekolah
Predikat Kinerja ST ST ST
Target pada tahun ke - Capaian Target Pada Tahun Ke- Tingkat Tingkat Tingkat
Data
Capaian Capaian Capaian
Capaian
Indikator Target Target Target
Sasaran Pada Awal Status Capaian Perangkat Daerah
sasaran Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun
2017 ke 2 ke 3 2020 2021 2017 Ke- 2 Ke 3 Ke 4 Ke 2 Ke 3 Ke 4
Perencanaan
(2018) (2019) (2018) (2019) (2020) (2018) (2019) (2020)
Misi 6 : MEWUJUDKAN IKLIM KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA SAMARINDA YANG HARMONI, BERBUDAYA, DAN RELIGIUS
Terwujudnya Persentase
Pelestarian Pelestarian 55% 65% 77% 77% 77% 80% - 72,00% 75,00% 75,00% 93,51 97,40 97,40 Tercapai Dinas Kebudayaan
Budaya Seni Budaya
Persentase
organisasi
pemuda aktif Dinas Kepemudaan dan
57% 60% 64% 68% 72% 75% 79,00% 80% 83,00% 81,43% 125,00 122,06 113,10 Tercapai
Terwujudnya dan Olahraga
pembangunan organisasi
olahraga aktif
pemberdayaan
masyarakat & Persentase
perempuan partisipasi Dinas Pemberdayaan
perempuan 20% 20% 20% 30% 30% 30% 20,00% 20,00% 20,00% 15,56% 90,00 100,00 51,87 Tidak Tercapai Perempuan & Perlindungan
pada lembaga Anak
legislatif
Persentase
Tercapainya Penanganan
stabilitas kasus
keamanan & gangguan
ketenteraman
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100,00% 100% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Tercapai BADAN KESBANGPOL
ketertiban
serta iklim dan
yang kondusif ketertiban
umum
Rata -Rata Capaian Kinerja (%) 102,13 104,87 91,55
Predikat Kinerja T T T
II- 132
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
2.6. Capaian TPB Kota Samarinda
Setelah melalui proses yang cukup panjang mulai dari membentuk kelompok kerja
(Pokja) yang beranggotakan hampir semua perangkat daerah, mengumpulkan dan
mengolah data sesuai dengan buku metadata indikator TPB, capaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) secara keseluruhan dapat disajikan dalam rangkaian
tabel dan gambar sebagai berikut.
Tabel 2.103.
Capaian TPB Kota Samarinda
II- 133
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
No TPB Deskripsi TPB SS SB BB NA Total
TPB 12. Menjamin pola produksi dan 1 4 5
konsumsi yang berkelanjutan
Keterangan
SS : Indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target nasional
SB : Indikator yang sudah dilaksanakan tapi belum mencapai target nasional
BB : Indikator yang belum dilaksanakan dan belum mencapai target nasional
NA : Indikator yang tidak memiliki data (tidak pernah didata)
Secara grafis, capaian TPB Kota Samarinda berdasarkan masing-masing Tujuan disajikan dalam
gambar sebagai berikut.
II- 134
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Gambar 2.35.
Capaian TPB Kota Samarinda per TPB
Capaian TPB Kota Samarinda
Sebagaimana dapat dilihat pada grafik di atas, secara keseluruhan capaian TPB Kota Samarinda
sudah cukup baik karena di dominasi oleh status sudah dilaksanakan dan sudah tercapai (SS),
diikuti dengan status sudah dilaksanakan tapi belum tercapai (SB) dan tdak ada data (NA). Hanya
sedikit indikator dengan status belum dilaksanakan dan belum tercapai (BB). Secara keseluruhan
disajikan sebagai berikut.
Gambar 2.36.
Capaian TPB Kota Samarinda secara Keseluruhan
CAPAIAN TPB KOTA SAMARINDA
Tidak Ada Data
48
21.62%
Belum Dilaksanakan
4
1.80%
Sudah Dilaksanakan
Sudah Tercapai
119
53.60%
Sudah Dilaksanakan
Belum Tercapai
51
22.97%
Tampilan rekap capaian 16 TPB yang ada di Kota Samarinda sebagaimana disajikan pada tabel
dan gambar di atas merupakan akumulasi dari empat pilar pembangunan yang ada. Oleh karena
itu untuk melihat dan mencermati capaian TPB berdasarkan pilar-pilar pembangunan,
berikutnya disajikan capaian TPB untuk masing-masing Pilar Pembangunan yaitu Pilar Sosial,
Pilar Ekonomi, Pilar Lingkungan, Pilar Hukum dan Tata Kelola.
II- 135
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
2.6.1 Capaian Indikator TPB pada Pilar Sosial
Pada bagian ini disajikan capaian TPB pada pilar pembangunan sosial yang terdiri dari
TPB 1 perihal mengakhiri kemiskinan, TPB 2 perihal menghilangkan kelaparan dengan
ketahanan pangan, TPB 3 perihal jaminan kesehatan, TPB 4 perihal jaminan pendidikan dan
TPB 5 perihal kesetaraan gender.
Tabel 2.104.
Capaian Indikator TPB pada Pilar Sosial
Indikator pada 5 TPB di pilar pembangunan sosial ini berjumlah 97 indikator. Dimana
program yang dilaksanakan dan mencapai target (SS) sebanyak 58 indikator dengan persentase
sebesar 59,6%. Untuk program yang sudah dilaksanakan tapi belum mencapai target (SB)
sebanyak 25 indikator dengan persentase 25,8%. Untuk indikator yang belum dilaksanakan (BB)
tidak ada, sedangkan untuk indikator yang tidak ada datanya sejumlah 14 indikator atau sebanyak
14,4%. Rincian indikator pada masing-masing capaian TPB di pilar pembangunan sosial ini
disajikan pada gambar berikut.
Gambar 2.37.
Capaian TPB pada Pilar Sosial
Capaian TPB di Pilar Sosial
40
5
30
2 8
20 6
4
1 21 3
10 4
17 4 3
6 7 7
0
TPB 01 TPB 02 TPB 03 TPB 04 TPB 05
II- 136
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
perihal infrastruktur industri inklusif yang berkelanjutan, TPB 10 perihal mengurangi
kesenjangan intra dan antarnegara dan TPB 17 perihal kemitraan global untuk pembangunan.
Tabel 2.105.
Capaian Indikator TPB pada Pilar Ekonomi
6
0 5
2
10
5 2
11 2
1 8
6
1 3
0 1
0
TPB 07 TPB 08 TPB 09 TPB 10 TPB 17
II- 137
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tabel 2.106.
4
11
2
2
10
0
2
10
7 4 1
0
1
0 1
2 0
1 2
0 0
TPB 06 TPB 11 TPB 12 TPB 13 TPB 15
2.6.4. Capaian Indikator TPB pada Pilar Hukum dan Tata Kelola
Pada bagian ini disajikan capaian TPB pada pilar pembangunan lingkungan yang hanya
terdiri dari TPB 16 perihal menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
II- 138
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tabel 2.107.
Capaian TPB pada Pilar Hukum Tata Kelola
TPB Sudah Sudah Belum Tidak Total
Dilaksanaka Dilaksanaka Dilaksanakan Ada
n dan n Tetapi dan Tidak Data
Tercapai Belum Tercapai (BB) (NA)
(SS) Tercapai
(SB)
6 Sanitasi 13 5 0 3 21
Jumlah 13 5 0 3 21
Persentase 61,9% 23,8% 0,0% 14,3% 100,0
Sumber: Hasil Analisis Pokja KLHS RPJMD Kota Samarinda, 2021
Indikator pada TPB 16 di pilar pembangunan hukum dan tata kelola berjumlah 21
indikator. Dimana indikator yang sudah dilaksanakan dan sudah mencapai target (SS) sebanyak
13 indikator dengan persentase sebesar 61, 9%. Untuk indikator yang sudah dilaksanakan tapi
belum mencapai target nasional sebanyak 5 indikator dengan persentase 23,8%. Untuk indikator
yang belum dilaksanakan (BB) sebanyak 3 indikator dengan besaran persentase yaitu 14,3%.
Rincian indikator pada masing-masing capaian TPB di pilar hukum tata kelola disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 2.40.
Capaian TPB pada Pilar Hukum Tata Kelola
20 3
0
5
10
13
0
TPB 16
II- 139
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tabel 2.108.
Capaian TPB pada Semua Pilar Pembangunan
Pilar Pembangunan Sudah Sudah Belum Tidak Total
Dilaksanaka Dilaksanaka Dilaksanakan Ada
n dan n Tetapi dan Tidak Data
Tercapai Belum Tercapai (NA)
(SS) Tercapai (BB)
(SB)
Sosial 58 25 14 97
Ekonomi 28 15 2 10 49
Lingkungan 20 6 2 21 55
Hukum Tata Kelola 13 5 3 21
Jumlah 119 51 4 48 222
Persentase 53,6% 22,97% 1,80% 21,62% 100,00
Sumber: Hasil Analisis Pokja KLHS RPJMD Kota Samarinda, 2021
Indikator 16 TPB yang berjumlah 220 pada semua pilar pembangunan untuk Kota
Samarinda yang sudah dilaksanakan dan mencapai target (SS) sebanyak 119 indikator dengan
persentase sebesar 53,6%. Untuk indikator yang sudah dilaksanakan tetap belum mencapai target
(SB) sebanyak 51 indikator dengan persentase 22,97%. Untuk indikator yang belum dilaksanakan
(BB) sebanyak 4 indikator dengan besaran persentase yaitu 1,80%. Sedangkan indikator yang
tidak ada datanya (NA) sejumlah 48 indikator atau sebanyak 21,62%.
Gambar 2.41.
Capaian Indikator TPB per Pilar
II- 140
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
2.7. Target dan realisasi pencapaian SPM oleh Daerah
2.7.1. Urusan Pendidikan.
Target dan realisasi pencapaian standar pelayanan minimal urusan pendidikan Kota
Samarinda dapat diukur dengan indikator sebagai berikut ini :
Tabel 2.109.
Target dan Realisasi
Pelayanan Dasar Minimal Pendidikan Tahun 2020
Standar Pelayanan Minimal
No Jenis Pelayaanan Target Realisasi %
Indikator
Dasar
1 asar
Pendidikan Dasar Jumlah Warga Negara Usia 7 172.965 169.061 97.74
- 15 Tahun yang berpartisipasi
dalam pendidikan dasar
2 Pendidikan Jumlah Warga Negara Usia 7 4.405 4.352 98.80
Kesetaraan – 18 Tahun yang belum
menyelesaiakan pendidikan
dasar dan atau menengah
yang perpartisipasi dalam
pendidikan
kesataraan
3 nak
Pendidikan Anak Jumlah Warga Negara Usia 5- 36.210 33.968 93.81
Usia Dini 6 Tahun yang
berpartisipasi dalam
pendidikan PAUD
II- 141
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
2.7.2. Urusan Kesehatan.
Target dan realisasi pencapaian standar pelayanan minimal urusan kesehatan
Kota Samarinda dapat diukur dengan indikator sebagai berikut ini :
Tabel 2.110.
Target dan Realisasi
Pelayanan Dasar Minimal Kesehatan Tahun 2020
II- 142
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Standar Pelayanan Minimal
No Jenis Target Realisasi %
Indikator
Pelayanan
Dasar
12 Pelayanan kesehatan Jumlah Warga Negara 25.253 18.286 72.41
orang dengan risiko terinfeksi virus
dengan risiko yang melemahkan daya tahan
terinfeksi virus yang tubuh manusia (Human
melemahkan daya Immunodeficiency Virus)
tahan tubuh yang mendapatkan layanan
manusia (Human kesehatan
Immunodeficiency
Virus)
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target SPM urusan Kesehatan adalah :
Tidak semua satuan pendidikan bersedia memberikan data-data yang butuhkan
(SPM 5)
Tidak semua satuan pendidikan bersedia untuk meneruskan informasi secara
terus-menerus kepada peserta didiknya (SPM 5)
Belum ada data yang akurat untuk sasaran yang berada di luar satuan pendidikan
(SPM 5)
Minimnya jaringan internet di Faskes, bahkan lebih sering menggunakan kuota
milik pribadi (SPM 12)
Ketersediaan alat bantu pelaporan seperti komputer/laptop tidak semua layanan
mendapat fasilitas dari Faskes (SPM 12)
SDM yang sudah mendapat pelatihan dipindah tugaskan, tidak ada pelimpahan
tugas dalam pergantian SDM (SPM 12)
Anggaran untuk pengadaan terbatas sehingga pencetakan buku KIA dan form
MTBM tidak sesuai sasaran (SPM 3)
Tidak tersedianyan anggaran untuk pengampu SPM 5 di Dinkes T.A. 2020 (SPM
5)
Tidak munculnya kegiatan yang mencakup SPM 5 pada Renstra Dinas Kesehatan
Tahun 2016 - 2020 (SPM 5)
Anggaran kegiatan dihentikan dan dialihkan untuk pandemi (SPM 12)
Minimnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan terkait prognas terutama HIV
dan P2M (SPM 12)
Tidak adanya kegiatan pembelajaran tatap muka di seluruh satuan pendidikan di
Kota Samarinda dikarenakan Pandemi Covid-19, sehingga proses penjaringan
kesehatan anak sekolah dilaksanakan melalui google form (SPM 5)
Dalam pengisian google form, terlalu banyak data yang harus diisi dan diukur
oleh peserta didik atau orang tua peserta didik sehingga banyak dari mereka tidak mau
mengisi formulir google form tersebut (SPM 5)
Tidak semua rumah tangga memiliki alat screening kesehatan misalnya
pengukur tinggi badan, berat badan sehingga peserta didik atau orang tua peserta didik
tidak melakukan pengisian formulir google form (SPM 5)
Tidak adanya reward atau punishment dari sekolah untuk peserta didik yang
mengisi maupun tidak mengisi google form (SPM 5)
Kegiatan yang sifatnya mobile dan mengumpulkan massa untuk dilakukan
screening dan KIE tidak dapat dilakukan karena pandemi (SPM 12)
Faskes Membatasi waktu dan jumlah pelayanan hanya untuk hal-hal yang
urgensi agar tidak terjadi penumpukan pasien terkait pandemi (SPM 12)
Petugas pemegang program UKS dan PKPR di Puskesmas kebanyakan memiliki
rangkap tugas, sehingga untuk pengumpulan data ke Dinas Kesehatan sering tidak tepat
waktu (SPM 5)
Dinkes Provinsi memiliki kebijakan untuk format laporan tetap sama dengan
tahun sebelumnya, sehingga petugas harus melakukan dua kali rekapitulasi data, yaitu
rekaitulasi google form, kemudian direkapitulasi kembali ke laporan manual (SPM 5)
Faskes yang melakukan layanan prognas tidak semua melaporkan capaian dan
laporan tidak tepat waktu (SPM 12)
Laporan tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan, sehingga data tidak dapat
digunakan (SPM 12)
II- 143
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tidak ada koordinasi di Dinkes, baik seksi maupun bidang dan lintas bidang
terkait SPM (SPM 12)
Bekerja sendiri sendiri dan tidak ada evaluasi di tingkat Dinkes kota untuk semua
pengelola program terkait SPM (SPM 12)
Faskes dalam pelayanan HIV tidak mempunyai ruang konseling dan fasilitas
tidak memadai
Tabel 2.111.
Target dan Realisasi
Pelayanan Dasar Minimal Pekerjaan Umum Tahun 2020
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target SPM urusan Dinas PUPR adalah :
Belum adanya personil khusus yang melakukan pengumpulan data secara
berkelanjutan
Kurangnya anggaran yang tersedia untuk melakukan pengumpulan data
Sumber daya manusia (SDM) yang tersedia belum memenuhi secara kualitas
maupun kuantitas
Masih minimnya perencanaan dan penganggaran untuk memenuhi kebutuhan
SPM
Kurangnya anggaran dan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan
SPM
Kurangnya sinkronisasi antar OPD dalam hal pelaporan
II- 144
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tabel 2.112.
Target dan Realisasi
Pelayanan Dasar Minimal Perumahan dan Pemukiman Tahun 2020
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target SPM urusan Perumahan dan
Permukiman adalah:
Terkait subsidi uang sewa masyarakat terdampak kegiatan meminta hak kepada
pemerintah daerah hanya berdasarkan durasi bertempat tinggal di lokasi
Terkait subsidi uang sewa terdapat kekurangan anggaran di awal pelaksanaan
kegiatan karena besaran nilai yang berbeda-beda
Terkait sertifikat pelaksanaan dilapangan terkendala tata ruang
Tabel 2.113.
Target dan Realisasi
Pelayanan Minimal Trantibunlinmas Tahun 2020
II- 145
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Standar Pelayanan Minimal
No Jenis Pelayaanan Target Realisasi %
Indikator
Dasar
sesuai Mutu
II- 146
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
Tabel 2.114.
Target dan Realisasi
Pelayanan Dasar Minimal Sosial Tahun 2020
Permasalahan yang digadaapi dalam mencapai target SPM urusan Sosial adalah :
Pendataan yang sering berubah-ubah karena data klien selau berpindah tempat
Data yang didapat dari klien tidak lengkap karena tidak memiliki identitas diri
dan kurangnya dukungan dari keluarga
Melakukan verifikasi ulang data masyarakat sebelum menerima bantuan yang
diberikan oleh pemerintah
Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Kota
Samarinda
Kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan kerja dan dilaporkan
kewalikota samarinda melaui (KESRA)
Kurangnya anggaran penyediaan sandang bagi korban bencana dan tidak adanya
sarana tempat yang siap untuk mendistribusikan bantuan bagi korban bencana
II- 147
RPJMD Kota Samarinda Tahun 2021-2026
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Dari tabel di atas tampak bahwa derajat otonomi fiskal Kota Samarinda
mengalami fluktuasi dimana terjadi penurunan dari tahun 2017 sampai dengan
tahun 2019, yang menunjukkan masih tingginya ketergantungan Pendapatan
Daerah pada Pendapatan Pemerintah Pusat, namun pada tahun 2020 persentase
derajat desentralisasi fiskal daerah naik menjadi 16,89%. Diharapkan di tahun-
tahun mendatang, Pemerintahan Kota Samarinda dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah dalam era desentralisasi fiskal sehingga dapat
mewujudkan kemandirian fiskal.
Rata-rata
4,33 27,03
(%)
Naik turunnya pendapatan daerah dapat dilihat dari perilaku PAD. Oleh karena
itu perlu dilihat perilaku dari PAD terhadap pengeluaran daerah (belanja).
Tabel 3.4
Rasio Kemandirian Keuangan Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Kota Samarinda
Rasio
Pengeluaran
Tahun Total PAD PAD/Total
Daerah
Pengeluaran
Tabel 3.5
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Pemerintah Kota Samarinda (Juta Rupiah)
Rata-Rata
Pertumbuha
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 n (%)
2.437.62 2.288.55 2.700.30 3.345.52 2.872.83
PENDAPATAN 7 1 6 0 6 2,89
Pendapatan Asli
Daerah
Pendapatan Pajak 256.130 298.973 352.827 369.978 314.003
Daerah 4,10
Pendapatan Retribusi 58.592 52.124 48.481 49.520 42.756
Daerah -8,41
Pendapatan Hasil 4.360 5.057 11.708 12.483 8.011
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
5,25
Lain-lain PAD Yang Sah 72.323 163.487 85.873 128.463 120.420 -2,04
Pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat
Bagi Hasil Pajak 117.725 100.731 93.507 70.168 101.585 -6,73
Bagi Hasil Bukan 578.268 259.195 523.612 770.820 527.291
Pajak/Sumber Daya
Alam -21,68
Dana Alokasi Umum 665.150 653.466 659.323 707.114 670.357
(DAU) 0,09
Dana Alokasi Khusus 256.823 238.686 234.160 256.326 230.887
(DAK) -2,98
Dana Penyesuaian 5.000 30.087 35.336
Pendapatan Transfer
Pemerintah Daerah
Pendapatan Bagi Hasil 188.524 338.713 400.575 392.307 286.847
Pajak 5,23
Bantuan Keuangan
Bantuan Keuangan dari 234.733 178.120 208.483 475.603 439.043
Pemerintah Daerah
Provinsi Lainnya 7,65
Lain- Lain
Pendapatan Yang
Sah
Pendapatan Hibah dari 81.757 82.650 7.747
Pemerintah
Pendapatan Hibah Dana 88.554
BOS
Tabel 3.6
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Anggaran Belanja Daerah
Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Pemerintah Kota Samarinda (Juta Rupiah)
Rata-Rata
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuha
n (%)
BELANJA 2.331.92 2.283.03 2.515.28 3.065.21 2.976.08
9 2 9 6 6 6,76
BELANJA OPERASI 1.635.117 1.578.03 1.697.07 1.856.74
4 6 5 1.816.179 2,82
Belanja Pegawai 1.016.85 931.254 1.214.252 1.268.40
2 4 1.216.845 5,59
Belanja Barang dan Jasa 584.913 618.904 456.354 564.254 467.030 -3,51
Belanja Hibah 31.692 26.678 26.471 22.179 132.304 115,93
Belanja Bantuan Sosial 0 1.908
Struktur APBD selain terdapat komponen pendapatan dan belanja daerah, juga
mencakup pembiayaan daerah yang meliputi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Penerimaan Pembiayaan Kota Samarinda tahun 2016- 2020 antara lain berasal
dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu (SiLPA) dan Penerimaan Pinjaman
Daerah. Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Penyertaan
Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok Utang.
Tabel 3.7
Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Pemerintah Kota Samarinda (Juta Rupiah)
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Elemen utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas
dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-sub rekening yang
lebih terinci. Perkembangan Neraca Pemerintah Kota Samarinda tahun 2016-2020 dan
rata-rata pertumbuhannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8
Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Kota Samarinda (Juta Rupiah)
Rata-Rata
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuh
an (%)
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 167.120 170.372 356.584 630.529 522.640
Kas di Bendahara Penerimaan 194 217 10 0 0
Kas di Bendahara Pengeluaran 812 869 392 0 59
Kas di BLUD 3.204 5.493 3.142 11.070 14.522
Kas Lainnya 11.976 7.725 7.514 3.735 2.941
Piutang Pendapatan 308.968 353.334 222.163 252.919 339.511
Piutang Lainnya 12.825 11.926 31.842 14.825 4.220
Penyisihan Piutang -97.925 -92.091 -102.515 -125.611 -141.690
Rata-Rata
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020 Pertumbuhan
(%)
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang 282 148 128 107 87
Kemitraan dengan Pihak 94.975 74.791 74.791 62.551 58.430
Ketiga
Aset Tidak Berwujud 9.931 8.985 12.501 12.014 13.699
Aset Lain-lain 102.320 843.257 320.782 666.295 630.167
JUMLAH ASET LAINNYA 207.507 927.181 408.202 740.968 702.382 91,79
JUMLAH ASET 11.838.702 18.779.396 18.424.212 19.087.291 19.387.006
15,48
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK
Utang Perhitungan Pihak 823 0 0 0 178
Ketiga (PFK)
Pendapatan Diterima Dimuka 9.954 10.596 6.882 4.527 4.511
Utang Beban 251.462 0 18.477 7.651 3.190
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan asset
lancar lainnya dari sebuah entitas dengan kewajiban lancarnya untuk melihat
kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Ada beberapa macam rasio
likuiditasi, namun yang lazim dipakai, termasuk untuk melihat neraca Kota samarinda
adalah rasio lancar dengan rumusan seperti dibawah ini :
Rasio Lancar =
Tabel 3.9
Rasio Lancar Kota Samarinda Tahun 2016-2020 (Juta Rupiah)
URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020
Aktiva lancar 434.244 482.543 548.125 813.106 787.305
Kewajiban 733.748 517.332 116.945 91.342 109.054
jangka pendek
Rasio Lancar 0,59 0,93 4,69 8,90 7,22
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
Tabel diatas menunjukkan rasio lancar Kota Samarinda mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun hingga mencapai 8.90 pada tahun 2019, pada tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi 7.22, Dengan rasio lancar sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di
atas maka dapat disimpulkan bahwa posisi keuangan Kota Samarinda sangat baik,
dimana adanya peningkatan aktiva lancar untuk kemapuan pengembalian kewajiban
jangka pendek.
Tabel 3.10
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Kota Samarinda Tahun 2016 s/d Tahun 2020 (Juta Rupiah)
Rasio total hutang terhadap modal (ekuitas) seperti yang ditunjukkan oleh tabel
diatas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun dengan angka yang berada
jauh dibawah 0 (nol) dapat disimpulkan bahwa nilai hutang masih jauh dibawah modal
yang dimiliki oleh pemerintah Kota Samarinda. Meskipun demikian, pemerintah Kota
Samarinda harus memperhatikan adanya kenaikan pada hutang (kewajiban) terutama
hutang jangka pendek.
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
Menurut tabel diatas, rasio hutang terhadap total aktiva tertinggi berada pada
tahun 2016 yang mencapai 7,08 persen. Namun keseluruhan angka tersebut
menunjukkan bahwa posisi keuangan Kota Samarinda sangat sehat dimana keseluruhan
aset sebesar 0,999 atau 99,9 persen tidak dibebani oleh utang.
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas entitas
dalam menggunakan aktiva (aset) yang dimilikinya, atau dapat pula dikatakan rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektifitas) pemanfaatan sumber daya
entitas. Dikarenakan adanya perbedaan antara laporan keuangan pemerintah dengan
laporan keuangan perusahaan, maka dalam laporan keuangan Kota Samarinda yang
dapat dilihat adalah tingkat rasio pemanfaatan sumber daya entitas dalam menggali
Pendapatan Asli Daerah. Ada 2 (dua) rasio yang digunakan dalam mengukur rasio
aktivitas laporan keuangan Kota Samarinda, yaitu:
Tabel 3.13
Rasio Perputaran Total Aktiva
Kota Samarinda Tahun 2016 s/d Tahun 2020 (Juta Rupiah)
URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020
PAD 391.404 519.641 498.889 560.445 485.189
Aktiva 11.838.702 18.779.396 18.424.212 19.087.291 19.387.006
Rasio 3,31% 2,77% 2,71% 2,94% 2,50%
Perputar
an Total
Aktiva
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
Dengan rasio perputaran total aktiva sebagaimana ditunjukkan dalam tabel di
atas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran aktiva masih rendah dengan angka 2,71
persen tahun 2018. Namun hal ini dapat dipahami karena sebagian besar asset tidak
sepenuhnya dapat digunakan secara langsung dalam menghasilkan Pendapatan Asli
Daerah.
Berikut adalah rekapitulasi analisis rasio keuangan Kota Samarinda tahun 2016-
2020:
Tabel 3.15
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
Kota Samarinda Tahun 2015 s/d Tahun 2019
Tahun Opini BPK
2015 WTP PP
2016 WTP PP
2017 WTP PP
2018 WTP PP
2019 WTP PP
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
Target ke depan pada periode berikutnya tahun 2020, Kota Samarinda harus
mempertahankan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah Kota Samarinda
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan fokus terus berusaha membenahi pengelolaan
aset daerah yang selama ini menjadi titik lemah dalam Laporan Keuangan Daerah.
Tabel 3.16
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kota Samarinda Tahun 2016 s/d Tahun 2020 (Juta Rupiah)
Total Belanja Total Pengeluaran
Prosenta
No Tahun Pemenuhan Kebutuhan (Belanja + Pembiayaan
se (%)
Aparatur (Rp) Pengeluaran) (Rp)
1 2016 1.016.852.128.034,57 2.331.928.898.582,64 43,61
2 2017 931.254.208.717,18 2.283.031.685.052,45 40,79
3 2018 1.214.251.946.146,00 2.516.081.345.996,38 48,26
4 2019 1.268.404.148.597,19 3.065.215.869.366,89 41,38
5 2020 1.216.845.222.333,00 2.976.086.465.839,36 40,89
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
*audited
Tabel 3.17
Defisit Riil dan Penutup Defisit Riil Anggaran Pemerintah Kota Samarinda
Tahun 2016 s/d Tahun 2020 (Juta Rupiah)
2016 2017 2018 2019 2020
NO URAIAN
Dikurangi realisasi: - - - - -
Memperhatikan tabel diatas, terlihat bahwa defisit riil di Kota Samarinda terjadi
pada 2020 mencapai 103 milyar. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan
pada sisi belanja yang tidak sebanding dengan pertumbuhan dari sisi pendapatan. Pada
tahun 2016-2019 mengalami surplus masing-masing sebesar 105 milyar pada tahun
2016 dan sebesar 5 milyar pada tahun 2017. Untuk menutup defisit riil tersebut, maka
dilakukan penyusunan komposisi penutup defisit riil anggaran pemerintah Kota
Samarinda dalam tabel berikut :
Tabel diatas memperlihatkan bahwa defisit riil yang terjadi pada tahun 2020
sebesar 103 milyar dapat ditutupi dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun
anggaran sebelumnya sebesar 645 milyar, sehingga bila dihitung selisihnya akan
menjadi sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan yang mencapai 539 milyar.
Tabel 3.19
Realisasi SILPA Kota Samarinda Tahun 2016 s/d Tahun 2020
Pemerintah
Daerah
4. Pembiayaan 366.997
73.458 0,00 183.884 645.333
Netto
5. Sisa Lebih
Pembiayaan
179.155 184.676 366.997 645.333 539.984
Anggaran tahun
berjalan
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
Tabel 3.20
Proyeksi Pendapatan Daerah
Tahun 2022 s/d Tahun 2026
Kota Samarinda (Juta Rupiah)
Proyeksi
Rata-Rata
Kode Uraian Pertumbu
2022 2023 2024 2025 2026 han
(%)
PENDAPATAN
4 DAERAH
PENDAPATAN
ASLI DAERAH
4.1 (PAD) 541.587 552.419 568.991 591.751 621.338 0,035
Dana Transfer
4.2.01.01.01 Umum 1.054.150 1.099.303 1.146.873 1.197.014 1.249.893 0,044
Dana Bagi Hasil
Pajak dan Bukan
Pajak 351.958 376.593 403.045 431.452 461.961 0,070
Dana Bagi Hasil
Pajak 66.276 68.688 71.188 73.778 76.463 0,036
Dana Bagi Hasil
Bukan
Pajak/Sumber Daya
Alam 285.682 307.905 331.858 357.674 385.498 0,078
Dana Alokasi
Umum (DAU) 702.192 722.710 743.828 765.563 787.933 0,029
Dana Transfer
4.2.01.01.02 Khusus (DAK) 255.143 256.395 257.654 258.919 260.190 0,005
Dana Insentif
4.2.01.02 Daerah 32.163 37.774 44.365 52.105 61.196 0,174
Pendapatan
Transfer Antar
4.2.02 Daerah 850.562 885.390 921.816 959.923 999.794 0,041
Pendapatan Bagi
Hasil Pajak
4.2.02.01 Provinsi 315.592 334.371 354.267 375.347 397.681 0,060
Bantuan Keuangan
4.2.02.02 dari Provinsi 534.970 551.019 567.550 584.576 602.113 0,030
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG
4.3 SAH 90.100 91.376 92.669 93.980 95.311 0,014
Apabila dilihat secara totalitas proyeksi anggaran pendapatan daerah, maka rata-
rata pertumbuhannya adalah 0,039%. Sedangkan apabila dilihat secara sektoral masing-
masing jenis pendapatan maka rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah
diproyeksikan sebesar 0,035%, dan rata-rata pertumbuhan pendapatan transfer
diproyeksikan sebesar 0,041%.
PROYEKSI
No Uraian
2022 2023 2024 2025 2026
A Belanja Operasi
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 589.189 603.919 619.017 634.492 650.355
2 Tambahan Penghasilan PNS 268.715 268.715 268.715 268.715 268.715
Belanja Penerimaan Anggota
dan Pimpinan DPRD serta
3 38.879 38.879 38.879 38.879 38.879
Operasional
KDH/WKDH
4 Belanja Bunga - - - - -
5 Belanja Bantuan kepada 2.099 2.099 2.099 2.099 2.099
Partai Politik
6 Belanja Bagi Hasil - - - - -
7 Belanja Honorarium PNS 131.081 131.081 131.081 131.081 131.081
Khusus Untuk
Guru dan Media
8 Belanja Beasiswa Pendidikan - - - - -
PNS
Belanja Jasa Kantor (khusus
tagihan bulanan kantor
9 38.471 38.471 38.471 38.471 38.471
seperti listrik, air,
telepon, dan sejenisnya)
Belanja sewa gedung kantor
10 (yang telah ada kontrak - - - - -
jangka panjangnya)
Belanja sewa perlengkapan
dan peralatan kantor (yang
11 - - - - -
telah ada
kontrak jangka panjangnya)
B Pengeluaran Pembiayaan
1 Pembentukan Dana Cadangan - - - - -
2 Pembayaran Pokok Utang - - - - -
TOTAL BELANJA WAJIB
DAN PENGELUARAN
YANG WAJIB MENGIKAT 1.068.434 1.083.164 1.098.262 1.113.737 1.129.600
SERTA PRIORITAS
UTAMA
Sumber: BPKAD Kota Samarinda
Dari perkiraan belanja gaji dan tunjangan serta belanja wajib dan mengikat
tersebut dapat diketahui kapasitas riil keuangan daerah. Kapasitas riil adalah dana yang
tersedia untuk melaksanakan pembangunan daerah dengan rumusan total penerimaan
dikurangi belanja gaji dan tunjangan serta belanja wajib dan mengikat. Adapun tabel
berikut menunjukkan kapasitas riil ataupun dana yang tersedia setiap tahunnya untuk
melaksanakan pembangunan daerah di Kota Samarinda.
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan
Kapasitas riil merupakan kemampuan sesungguhnya pemerintah Kota Samarinda
untuk membiayai pembangunan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
terbagi kedalam prioritas I, prioritas II, dan prioritas III.
Tabel 3.22
Proyeksi Kapasitas Riil Kota Samarinda
Tahun 2022 s/d Tahun 2026 (Juta Rupiah)
No Proyeksi
Uraian
. 2022 2023 2024 2025 2026
1. Pendapatan 2.823.704 2.922.656 3.032.368 3.153.692 3.287.723
2. Pencairan dana cadangan - - - - -
(sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan - - - -
Anggaran
Total penerimaan 2.823.70 2.922.65 3.032.36 3.153.69 3.287.72
4 6 8 2 3
Dikurangi: - - - - -
Prioritas II
Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang
merupakan penjabaran dari analisis pada tiap bidang urusan. Prioritas II berhubungan
dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-
masing segmentasi masyarakat. Program/kegiatan unggulan ini harus disesuaikan
dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi terkait dengan layanan dasar serta
tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan.
Prioritas III
Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja tidak langsung seperti belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan, serta belanja tidak terduga.
Tabel 3.23
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kota Samarinda
Tahun 2022 s/d Tahun 2026 (Juta Rupiah)
2.823.70 3.287.72
1 Pendapatan 2.922.656 3.032.368 3.153.692
4 3
3 SILPA
2.823.70 3.287.72
Total Penerimaan 2.922.656 3.032.368 3.153.692
4 3
Belanja dan pengeluaran
pembiayaan yang wajib 1.129.60
4 1.068.434 1.083.164 1.098.262 1.113.737
dan mengikat serta 0
prioritas utama
2 Dinas Kebudayaan -
18 Dinas Pariwisata -
23 Sekretariat Dewan -
25 Inspektorat -
30 Dinas Pertanahan -
32 Dinas Perpustakaan -
33 Dinas Kearsipan -
34 Dinas Pertanian -
35 Dinas Perikanan -
36 Dinas Perdagangan -
37 Dinas Perindustrian -
44 Kecamatan Sambutan -
Total 90.908.918.491,73
Dana CSR merupakan sebuah komitmen atau tanggung jawab perusahaan untuk
berkontribusi pada pembangunan Pemerintah berkelanjutan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Samarinda. Dengan maksud tersebut,
jelas bahwa dana CSR mempunyai kontribusi dalam pembangunan kota Samarinda.
Dengan kata lain, dana CSR dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sumber
pembiayaan pembangunan selain APBD Kota Samarinda. Sebagaimana perusahaan
lainnya, perusahaan-perusahaan di Kota Samarinda telah melaksanakan CSR, baik
melalui program yang di lakukan Pemerintah Kota Samarinda maupun melalui
pengelolaan secara mandiri. Dengan demikian, diharapkan dapat diketahui berapa
kebutuhan dana CSR yang di perlukan Pemerintah Kota Samarinda dalam membantu
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan rekomendasi
kebijakan bagi Pemerintah Kota Samarinda dalam melaksanakan CSR agar dapat
berjalan efektif dan efisien di masa yang akan datang. Dana CSR yang diterima
pemerintah Kota Samarinda akan digunakan sesuai dengan sasaran dan kebijakan
dalam RPJMD Kota Samarinda 2021-2026.
Tabel 4.3
Identifikasi Masalah dan Akar Masalah
“Pelaksanaan reformasi birokrasi belum menyentuh seluruh area”
Kota jasa dan perdagangan yang melekat di Kota Samarinda tentu tidak hanya
lahir dari UMKM dan koperasi, namun sektor lainnya pun bisa memberikan nilai
tambah yang sama apabila dikelola secara fokus dan terarah, contohnya pertanian dan
pariwisata. Meskipun PDRB dari pertanian menunjukkan kontribusi terendah, bukan
berarti sektor ini tidak mampu menghasilkan lebih banyak lagi. Industri hilir untuk
komoditi pertanian bisa menjadi salah satu langkah tepat untuk meningkatkan nilai
tambah pertanian. Namun hingga saat ini, industri hilir belum dikelola dengan baik
oleh pemerintah Kota Samarinda, sehingga hasil penjualannya pun masih belum
mampu bersaing. Sedangkan pariwisata sendiri masih belum mampu menempati
sektor yang strategis di Kota Samarinda. Saat ini dominasi kunjungan ke Kota
Samarinda dilakukan terbanyak pada wisata religi, wisata buatan dan wisata susur
Buatan
25%
Belanja
Religi
6%
61%
Masalah lain terkait lingkungan di Kota Samarinda adalah masalah banjir. Akar
dari penyebab dari terjadinya banjir perlu menjadi perhatikan di Kota Samarinda
yaitu dari perubahan penggunaan lahan daerah resapan air, serta pendangkalan dan
sedementasi sungai. Penyebab banjir lainnya adalah mengenai isu pengelolaan limbah
karena jumlah limbah padat yang berakhir di sungai sangat banyak. Tingginya jumlah
limbah rumah tangga menunjukkan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan
prinsip-prinsip pengelolaan limbah yang baik, baik dalam mengurangi dan
mendaurulang. Saat ini, tidak ada peraturan daerah yang secara khusus mencakup
peningkatan nilai ekonomi melalui limbah dan bentuk insentif yang diberikan untuk
keberhasilan pengelolaan limbah rumah tangga.
Tabel 4.6
Identifikasi Masalah dan Akar Masalah
“Pembangunan lingkungan belum menggambarkan Samarinda Kota TEPIAN”
Selain identifikasi masalah pokok, masalah, dan akar masalah yang menjadi
prioritas pemerintah Kota Samarinda, pada bagian ini di tampilkan pula
permasalahan setiap urusan yang akan menjadi fokus OPD.
4.1.1 Pelayanan Umum Wajib Dasar
A. Pendidikan
B. Kesehatan
Masih rendahnya angka usia harapan hidup Kota Samarinda bila
dibandingkan dengan propinsi, dimana pada tahun 2019 sebesar 74,17
tahun, sedangkan propinsi 74,22 tahun.
Belum maksimalnya tingkat mutu pelayanan rumah sakit, dan puskesmas
dan puskesmas pembantu
Belum optimalnya kualitas, kuantitas dan distribusi sumber daya manusia
kesehatan
Belum meratanya jumlah sarana/fasilitas/ jaringan dan kualitas
pelayanan kesehatan
Masih ditemukannya kasus kematian ibu dan bayi, serta gizi kurang (ada
kecenderungan prevalensi malnutrisi pada anak usia kurang dari lima
tahun cenderung naik)
Masih ditemukannya kasus stunting dan ada kecenderungan meningkat
Masih ditemukannya kasus penyakit menular dan adanya kecenderungan
meningkatnya kasus penyakit tidak menular
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pola hidup bersih
dan sehat serta menjaga kesehatan lingkungan. Terdapat kecenderungan
prevalensi obesitas pada penduduk usia >18 tahun terus naik.
Minimnya perluasan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
miskin dengan lebih proaktif.
Belum maksimalnya perhatian terhadap asuransi kesehatan penduduk
K. Statistik
Belum meratanya ketersediaan data di OPD untuk menggambarkan
capaian bidang urusan dan termasuk penyediaan data untuk capaian
indikator tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs)
Belum terlaksananya pemanfaatan data dan berbagi pakai data melalui
sistem integrasi data sektoral
L. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kurang optimalnya kelembagaan dan pengawasan bagi Koperasi dan UKM
Kurang optimalnya kelembagaan dan pengawasan bagi KUKM
Kurangnya pengikutsertaan Koperasi dan UKM dalam kegiatan
pemerintah
Masih kurangnya kontribusi koperasi yang ada di kota Samarinda terhadap
peningkatan perekonomian
Rendahnya daya saing Koperasi dan UKM
Kurangnya kerjasama Koperasi dan UKM dengan Lembaga keuangan dan
perbankan
M. Penanaman Modal dan PTSP
Belum optimalnya dan pelayanan perijinan terhadap masyarakat dan
investasi;
Peningkatan daya saing investasi melalui dukungan infrastruktur
pendukung masih kurang;
Pemberian insentif dan kemudahan investasi belum optimal diterapkan
dalam menarik investasi;
B. Pariwisata
Belum maksimalnya pengembangan potensi alam menjadi destinasi wisata
Belum optimalnya promosi pariwisata sehingga kunjungan wisatawan
masih sangat rendah.
Kurangnya pengelolaan tempat wisata (alam, budaya, buatan dan lain-lain)
Kurangnya infrastruktur pendukung pariwisata
Tidak adanya pengembangan wisata buatan
C. Pertanian
Masih rendahnya tingkat produksi pangan pengganti padi
Masih rendahnya tingkat kualitas padi yang sesuai dengan karateristik
lahan di daerah
Rendahnya produktifitas pangan dan perkebunan
Belum adanya pengembangan rumah potong hewan
Belum adanya regulasi lahan pertanian berkelanjutan di daerah
Rendahnya tingkat pengawasan terhadap pemotongan unggas di luar
rumah potong yang dilakukan oleh pedagang
Belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna dalam pertanian
Kurangnya sarana dan prasarana pertanian yang baik
D. Perdagangan
Belum adanya regulasi zonasi untuk pedagang sektor informal lainnya
sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kegiatan lainnya
Belum terwujudnya pengelolaan pasar tradisional menjadi pasar sehat
Belum optimalnya perlindungan konsumen dan tertib niaga
Belum adanya komoditi unggulan karateristik daerah
4.1.4 Penunjang
A. Urusan Perencanaan Pembangunan Daerah
Belum optimalnya sinergi sumber-sumber pembiayaan pembangunan,
baik pemerintah (APBN, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota) dan non
pemerintah (KPBU, CSR, dll).
Belum terbangunnya Sistem Satu Data Pembangunan dan Terpadu;
Belum optimalnya sinergi antar dokumen perencanaan dan penganggaran;
Belum optimalnya pemanfaatan data dan informasi untuk perencanaan
pembangunan;
Kurang optimalnya implementasi perencanaan pengembangan wilayah
pada kawasan cepat tumbuh
F. Sekretariat Daerah
Belum optimalnya sinergitas antar OPD
Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD,
partai politik dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan
daerah serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal;
Pelayanan publik di kecamatan masih belum terakreditasi
Kurangnya pembinaan dalam penyusunan laporan akuntabilitas
Belum dilakukan evaluasi terhadap SOTK perangkat daerah menyesuaikan
peraturan perundangan terbaru
4.2.5 Isu Strategis Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD Kota Samarinda
Tahun 2021-2026
Evaluasi capaian TPB telah menghasilkan enam isu strategis yang telah
diintegrasikan ke dalam dokumen RPJMD Kota Samarinda yaitu:
7. Pengembangan destinasi wisata baru baik yang bersumber dari alam maupun
buatan
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Untuk memenuhi keinginan wisatawan diperlukan
peningkatan sarana, prasarana dan kapasitas SDM. Kenyamanan seorang
wisatawan akan berdampak positif terhadap pengembangan destinasi wisata
tersebut, dimana pariwisata juga bagian kehidupan manusia menyangkut kegiatan
sosial dan ekonomi. Pengelolaan pariwisata yang baik akan meningkatkan
perekonomian masyarakat lokal dan berimbas pada peningkatan kapasitas fiscal
Kota Samarinda.
10. Penyediaan Sarana dan Prasarana pelayanan dasar terkait ketersediaan air minum,
air limbah, persampahan dan drainase lingkungan
Pemenuhan layanan dasar air minum dan pengelolaan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase lingkungan) menjadi hal yang sangat penting di era
sekarang ini, karena secara langsung akan mempengaruhi kualitas hidup manusia
dan juga lingkungannya. Pemenuhan kebutuhan air minum yang layak dan aman
akan meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesehatan masyarakat. Sementara itu,
pengelolaan sanitasi secara baik akan mencegah pencemaran lingkungan terutama
pencemaran sumber air baku, yang dapat berpotensi menurunkan tingkat
kesehatan masyarakat itu sendiri. Adapun beberapa upaya dalam peningkatan
akses air minum layak diantaranya ialah dengan peningkatan kapasitas produksi
air minum, peningkatan cakupan layanan air minum perpipaan dan penurunan
kebocoran. Selanjutnya upaya dalam peningkatan akses air limbah layak
Tabel 4.8.
Hubungan Permasalahan Pokok dan Isu Strategis
Kota Samarinda
5.1.1. Visi
1. Bidang sosial, yang dicirikan dengan terwujudnya sumber daya manusia yang
unggul (memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual), memahami hak dan
kewajiban sebagai anggota masyarakat, dalam tatanan kehidupan yang
harmonis, toleran dan egaliter antar komponen masyarakat serta mempunyai
semangat kegotong royongan.
2. Bidang ekonomi, ditandai dengan meningkatnya kemandirian ekonomi daerah
dan standar kesejahteraan masyarakat, dengan terbukanya ruang-ruang
berusaha (entreprenuer) yang berkeadilan untuk seluruh elemen masyarakat.
3. Bidang politik, ditandai dengan terwujudnya pemerintahan demokratis yang
diperkuat dengan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan
akuntabel, mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan serta meningkatnya partisipasi publik.
4. Bidang agama dan budaya ditandai dengan terwujudnya masyarakat yang
beriman dan bertakwa, menerapkan prinsip dan nilai-nilai Keagamaan dalam
berbagai sendi kehidupan, yang tidak melepaskan Nilai-nilai kearifan lokal dan
pelestarian nilai-nilai luhur budaya dan adat istiadat.
5. Bidang fisik infrastruktur dicirikan dengan tersedianya sarana dan prasarana
yang mantap, penggunaan teknologi modern sehingga mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
5.1.2. Misi
(5) Mewujudkan lingkungan kota yang aman, nyaman, harmoni dan lestari.
Adapun tujuan dari misi 5 yaitu mewujudkan kota yang tangguh dan
berkelanjutan. Sebuah kota yang baik harus mampu memberikan kenyamanan dan
Visi dan misi pembangunan jangka menengah Kota Samarinda Tahun 2021-
2026 yang telah dirumuskan terdiri dari 6 (enam) tujuan dan 21 (dua puluh satu)
sasaran. Indikator dan target pembangunan per tahun akan ditentukan pada setiap
tujuan dan sasaran pembangunan. Adapun 6 (enam) tujuan Kota Samarinda Tahun
2021-2026 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1
Keselarasan RPJMD dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs)
No Tujuan RPJMD Tujuan SDGs
Tujuan dan sasaran pembangunan Kota Samarinda yang akan dicapai dalam
lima tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan Kota
Samarinda Tahun 2021-2026.
Perumusan
DAN ARAH
STRATEG
PROGRAM PEMBANGUNAN
Impleme
Strtegi
DAERAH
ntasi
4 Program social security Sistem satu chip (kartu cerdas) yang Terselenggaranya sistem Program pengelolaan Capil
number (satu kartu untuk bisa memenuhi segala kebutuhan satu chip (kartu cerdas) informasi administrasi
semua layanan) dan keperluan masyarakat dengan kepada masyarakat kependudukan
proses yang efektif dan efisien berupa identifikasi - Kegiatan
jati diri, perlindungan pengembangan
keamanan, jaminan sosial aplikasi SI-DUKCAPIL
dan seluruh kepentingan - Kegiatan peningkatan
pelayanan publik. kualitas dan kuantitas
data dan pelayanan
kependudukan
Program pengelolaan
Aplikasi Informatika
8 Pengembangan badan usaha Instrument pemberdayaan ekonomi Terbentuknya Badan Program Kecamatan
milik RT (berbasis lokal dengan berbagai ragam jenis Usaha Milik RT per pemberdayaan
kelurahan) usaha sesuai dengan potensi yang kelurahan masyarakat desa dan
dimiliki desanya kelurahan
Program Penyuluhan
Pertanian
Pertaninan
Program Pemberdayaan
Usaha Menengah, Usaha Koperasi
Kecil dan Usaha Makro dan UKM
(UMKM)
Program Pengembangan Perkim
Perumahan
Program Pengelolaan
Lingkunga
Keanekaragaman Hayati
n Hidup
(KEHATI)
Program pemberdayaan
masyarakat Lingkunga
desa/kelurahan n Hidup
Kecamatan
10 Program penciptaan 10.000 Penciptaan wirausaha baru dengan Peningkatan layanan dan Program Pelatihan Kerja
wira usaha baru (star up) basis produk ekonomi mikro dukungan kemudahan dan Produktivitas Tenaga Disnaker
Kerja,
Gambar 6.2
Fokus RPJMD Tahun 2021-2026
2026
2025
Memantapkan
2024 Infrastuktur,dan
kualitas SDM
Memantapkan dalam
2023 kehidupan Kota mendukung
Samarinda yang Kota Samarinda
Meningkatkan
nyaman, melalui
2022 kehidupan Kota
Pembangunan
yang beriman, ,
Samarinda yang mandiri,
Pembangunan infrastruktur ,
nyaman, melalui sejahtera dan
Infrastuktur dan SDM didukung
Pembangunan modern
peningkatan oleh tata kelola
Penguatan kualitas SDM infrastruktur ,
pemerintahan
ketangguhan SDM didukung
yang efektif dan
daerah di masa oleh tata kelola
efisien.
pandemi covid 19 pemerintahan
yang efektif dan
efisien.
1.1.1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Usia Harapan Hidup 74,17 Tahun 74,67 Tahun Dinkes
Pembangunan Program
Sarana Prasarana Pemenuhan
dan Peningkatan Upaya
Pelayanan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan Perorangan Dan Urusan
Rasio Puskesmas
akses dan mutu Upaya Pemerintahan Dinas
terhadap jumlah 0,51 0,61
pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan
penduduk
kesehatan Masyarakat Kesehatan
Urusan
Rasio Daya Tampung
Pemerintahan Dinas
Rumah Sakit Terhadap 0,49 0,72
Bidang Kesehatan
jumlah penduduk
Kesehatan
Program
Peningkatan Peningkatan Persentase Urusan
kualitas SDM dan Kapasitas peningkatan Pemerintahan Dinas
1,54 100%
kelembagaan Sumber Daya kompetensi tenaga Bidang Kesehatan
Kesehatan Manusia kesehatan Kesehatan
Kesehatan
Persentase
Rekomendasi yang Urusan
diberikan pada seluruh Pemerintahan Dinas
13,54 25,46
sarana Tempat Bidang Kesehatan
Pengolahan Pangan Kesehatan
(TPP)
Program
Persentase Murunkan Urusan
Pemberdayaan
Angka Kesakitan Pemerintahan Dinas
Masyarakat 12 9,5
Penyakit Tidak Bidang Kesehatan
Bidang
Menular Kesehatan
Kesehatan
Urusan
Peningkatan
Peningkatan Pemerintahan
kualitas Rate Angka Kelahiran Dinas
Pelayanan, Program Bidang
pelayanan, Total (TFR) per Wanita Pengendalia
Advokasi Dan KIE Pengendalian 2,4 2,15 Pengendalian
Advokasi dan KIE Usia Subur (15-49 n Penduduk
Keluarga Penduduk Penduduk Dan
keluarga Tahun) dan KB
Berencana Keluarga
berencana
Berencana
Urusan
Rate Angka Kelahiran Pemerintahan
Program Dinas
Remaja Usia 15-19 Bidang
Pembinaan Pengendalia
Tahun (Age Specific 32 16 Pengendalian
Keluarga n Penduduk
Fertility Rate/ASFR 15- Penduduk Dan
Berencana (KB) dan KB
19) Keluarga
Berencana
Urusan
Persentase Pemakaian Pemerintahan
Kontrasepsi Modern Bidang
(Modern Contraceptiv 61,3 68,05 Pengendalian
Prevalence Rate / Penduduk Dan
mCPR) Keluarga
Berencana
Urusan
Pemerintahan
Persentase Peserta KB
Bidang
Aktif (PA) Metode
8,3 7,1 Pengendalian
Kontrasepsi Jangka
Penduduk Dan
Panjang (MKJP)
Keluarga
Berencana
Urusan
Pemerintahan
Persentase kebutuhan
Bidang
ber KB yang tidak
17 13 Pengendalian
terpenuhi (Unmet
Penduduk Dan
Need)
Keluarga
Berencana
Rata-rata lama
10,48 10,78 URUSAN
sekolah
PEMERINTAH Dinas
1.1.2 Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
AN BIDANG Pendidikan
Harapan lama sekolah 14,70 15,00 PENDIDIKAN
Urusan
APK Jenjang Pemerintahan
99,00 101,50
Pembangunan SMP/MTs/SMPLB Bidang
Peningkatan Sarana prasarana Program Pendidikan
Dinas
akses dan mutu dan Peningkatan Pengelolaan
Pendidikan
pendidikan Pelayanan Pendidikan Urusan
APK Jenjang
Pendidikan Pemerintahan
Pendidikan Anak Usia 32,56 33,72
Bidang
Dini (PAUD) 4-6 tahun
Pendidikan
Urusan
APK Jenjang
Pemerintahan
Kesetaraan (Paket A/ 2,29 2,37
Bidang
Paket B/ Paket C)
Pendidikan
Persentase
Urusan
Ketersediaan Buku
Pemerintahan
Kurikulum Muatan 0% 51,95%
Bidang
Lokal Pendidikan
Pendidikan
Dasar
Program
Dinas
Pengembangan
Pendidikan
Kurikulum
Persentase
Ketersediaan Buku Urusan
Kurikulum Muatan Pemerintahan
0 60,67
Lokal Pendidikan Anak Bidang
Usia Dini dan Pendidikan
Pendidikan Nonformal
Persentase guru
berkualifikasi minimal Urusan
S1 pada Satuan Pemerintahan
85,66 89,32
Pendidikan Dasar, Bidang
PAUD, dan Pendidikan Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
Program
Pendidik Dan Dinas
Tenaga Pendidikan
Kependidikan
Persentase guru
bersertifikat Pendidik Urusan
pada Satuan Pemerintahan
40,21 43,97
Pendidikan Dasar, Bidang
PAUD, dan Pendidikan Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan
Urusan
Program Nilai Tingkat Dinas
Meningkatkan Pemerintahan
Pembinaan Kegemaran Membaca 58,00% 66,00% Perpustakaa
minat baca Bidang
Perpustakaan Masyarakat n
Pendidikan
Dinas
Indeks Pembangunan Kepemudaa
1.1.3 Meningkatnya prestasi Pemuda dan olahraga N/A 77,04
Pemuda n Dan
Olahraga
Program Urusan
Tingkat Partisipasi Dinas
Pengembangan Pemerintahan
Pemuda dalam Kepemudaan
Kapasitas Daya 0,02 0,14 Bidang
kegiatan ekonomi Dan
Saing Kepemudaan
Pengembangan mandiri Olahraga
Kepemudaan Dan Olahraga
fasilitasi dan
pendampingan
permodalan
Urusan
usaha pemuda Program Dinas
Persentase organisasi Pemerintahan
Pengembangan Kepemudaan
kepramukaan yang 76,19 76,19 Bidang
Kapasitas Dan
aktif Kepemudaan
Kepramukaan Olahraga
Dan Olahraga
Urusan
Program Pemerintahan
Pengarus Bidang
Persentase tenaga
Utamaan Gender Pemberdayaa
PPRG terlatih pada 83,05% 100% DP2PA
Dan n Perempuan
seluruh PD
Meningkan Pemberdayaan Dan
Perempuan Perlindungan
peran, Penguatan
Anak
pemberdayaan kelembagaan dan
dan jejaring
perlindungan perempuan, anak
Urusan
perempuan, dan lansia Pemerintahan
anak dan lansia Bidang
Program
Persentase Indeks Pemberdayaa
Peningkatan 10% 20% DP2PA
keluarga Tinggi n Perempuan
Kualitas Keluarga
Dan
Perlindungan
Anak
Urusan
Pemerintahan
Program
Bidang
Pengelolaan
Persentase data Pemberdayaa
Sistem Data 50% 100% DP2PA
gender dan anak n Perempuan
Gender Dan
Dan
Anak
Perlindungan
Anak
Urusan
Pemerintahan
Rasio kekerasan
Bidang
Perlindungan Program terhadap perempuan
Pemberdayaa
perempuan anak Perlindungan termasuk TPPO per 0,0062 0,0035 DP2PA
n Perempuan
dan lansia Perempuan 100.000 penduduk
Dan
perempuan
Perlindungan
Anak
Urusan
Pemerintahan
Bidang
Program
Pemberdayaa
Pemenuhan Hak Kota Layak Anak (KLA) 700 900 s/d 1000 DP2PA
n Perempuan
Anak (Pha)
Dan
Perlindungan
Anak
Urusan
Persentase Pemerintahan
Pencegahan Bidang
Program
Kekerasan terhadap Pemberdayaa
Perlindungan 0,095% 0,209% DP2PA
Anak yang melibatkan n Perempuan
Khusus Anak
Parapihak Lingkup Dan
Daerah Kab./Kota Perlindungan
Anak
Urusan
Program
Persentase Terbinanya Pemerintahan Dinas
Pengembangan 60,00% 80,00%
Lembaga Adat Bidang Kebudayaan
Kebudayaan
Kemitraan Kebudayaan
pemerintah, Pelestarian Nilai
masyarakat dan Budaya melalui
Program Urusan
berbagai penyediaan Persentase
Pelestarian Dan Pemerintahan Dinas
pemangku sarana prasarana Terlestarikannya Cagar 29% 100%
Pengelolaan Bidang Kebudayaan
kepentingan penunjang dan Budaya
Cagar Budaya Kebudayaan
dalam apresiasi penguatan
kebudayaan kelembagaan
daerah. Urusan
Program Persentase
Pemerintahan Dinas
Pengelolaan Terkelolanya 60% 100%
Bidang Kebudayaan
Permuseuman Operasional Museum
Kebudayaan
Program Urusan
Menggali potensi Persentase
Menggali potensi Pengembangan Pemerintahan Dinas
dan menetapkan terlestarinya Kesenian 65,00% 75,00%
budaya lokal Kesenian Bidang Kebudayaan
budaya lokal Tradisional
Tradisional Kebudayaan
Urusan
Program
Jumlah Dokumentasi/ Pemerintahan Dinas
Pembinaan 1 buku 3 Buku
Literasi Sejarah Lokal Bidang Kebudayaan
Sejarah
Kebudayaan
Pertumbuhan
2.1 Terciptanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi -1,07 4,81
Ekonomi
Program
Urusan
Perencanaan Pertambahan Jumlah Dinas
Pemerintahan
Dan Industri Kecil dan 2,2 2,45 Perindustria
Bidang
Pembangunan Menengah n
Perindustrian
Industri
Pengelolaan
Meningkatnya industri kecil Program Urusan
Dinas
daya saing melalui Pengendalian Pelaku usaha Industri Pemerintahan
275 1475 Perindustria
industri kecil dan pendataan, Izin Usaha yang diawasi Bidang
n
menengah pembinaan dan Industri Perindustrian
pelatihan
Program Urusan
Jumlah Pelaku IKM Dinas
Pengelolaan Pemerintahan
yang menyampaikan 5 29 Perindustria
Sistem Informasi Bidang
informasi industri n
Industri Nasional Perindustrian
Persentase pelaku
usaha yang
Program memperoleh izin Urusan
Perizinan Dan sesuai dengan Pemerintahan Dinas
21,90% 404,29%
Meningkatkan Pendaftaran ketentuan (IUPP/SIUP Bidang Perdagangan
sarana & Perusahaan Pusat perbelanjaan Perdagangan
Meningkatkan dan IUTM/IUTS/SIUP
prasarana,
peran sektor Toko Swalayan)
promosi,
perdagangan
keamanan
dalam
perdagangan &
perekonomian