Anda di halaman 1dari 3

Validasi metoda analisis

Merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan


percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya.
Selama tahap kualifikasi atau validasi fungsional, maka dilakukan :

1. Kualifikasi instalasi. Proses IQ dibagi menjadi 2 langkah yaitu pre-instalasi dan instalasi fisik.
2. Kualifikasi operasional. Proses OQ menjamin bahwa modul-modul yang menjelaskan secara
spesifik sistem operasional instrumen telah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
3. Kualifikasi kinerja. Proses PQ memverifikasi kinerja sistem. Uji PQ dilakukan di bawah kondisi
penggunaan instrumen yang sebenarnya pada kisaran kerja yang telah diantisipasi

Parameter penentuan analisis :

Menurut USP (United States Pharmacopeia), ada 8 langkah dalam validasi metode analisis: Presisi,
Akurasi, Batas deteksi, Batas kuantifikasi, Spesifisitas, Linieritas dan rentang, Kekasaran, Ketahanan

Menurut ICH (Internacional Conferenceon Harmanization) sebagai berikut : Presisi, Akurasi, Batas
deteksi, Batas kuantifikasi, Spesifisitas, Linieritas, Kisaran, Ketahanan, Kesesuaian system.

(Sumber : Swartz and Krull, 1997).

Penjelasan masing-masing parameter penentuan analisis :

1. Kecermatan (accuracy) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil


analit dengan kadar analit yang sebenarnya. Dinyatakan sebagai recovery analit yang
ditambahkan. Bergantung pada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan
analisis. Dilakukan dengan 2 cara yaitu
a. metode simulasi (spiked-placebo recovery) : sejumlah analit bahan murni
ditambahkan dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu dianalisis dan
dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan.
b. metode panambahan baku (standard addition method) yaitu sampel dianalisis lalu
sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan dalam sampel dan dianalisis
lagi, selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya
Kriteria kecermatan sangat tergantung pada konsentrasi analit dalam matriks sampel
dan keseksamaan metode (RSD). Harga rata-rata selisih harus 1,5% atau kurang.
2. Keseksamaan (Precision) yaitu ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual. Dinyatakan sebagai keterulangan yaitu keseksamaan metode jika
dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sana dalam interval waktu
yang pendek. Dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu : keterulangan, presisi
antara, dan ketertiruan.
3. Selektivitas (spesifitas) yaitu kemampuan untuk mengukur zat tertentu secara cermat
dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Dinyatakan sebagai derajat penyimpangan. Dilakukan dengan membandingkan hasil
analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa
asing lainnya dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan. Cara kerja : zat
yang akan diuji ditentukan terlebih dahulu panjang gelombang maksimum,
selanjutnya dibuat larutan baku, larutan uji dan larutan blanko. Menurut ICH
spesifitas ada 2 kategori yaitu uji identifikasi dan uji kemurnian atau pengukuran.
4. Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara
langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Dinyatakan dalam istilah variansi sekitar
arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang
diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit.
5. Rentang (range) adalah konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode
analisis menunjukkan akurasi, presisi, dan linieritas yang mencukupi.
6. Batas Deteksi (Limit Of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit Of Quantification)
LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih
memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas deteksi merupakan
parameter uji batas. Penentuannya ada 2 macam yaitu :
- Analisis tidak menggunakan instrument, ditentukan dengan mendeteksi analit
dalam sampel pada pengenceran bertingkat
- Analisis menggunakan instrument, ditentukan dengan mengukur respon blanko
dan formula
LOQ adalah konsentrasi analit terendah dalam sample yang dapat ditentukan dengan presisi
dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan.
Cara lain untuk menentukan batas deteksi dan kuantitasi adalah melalui penentuan
rasio S/N.
7. Ketangguhan Metode (ruggedness) atau kekasaran adalah derajat ketertiruan hasil uji
yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal.
Dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi/lingkungan kerja pada
hasil uji. Ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen
dalam lab yang berbeda dan lingkungan yang berbeda tetapi prosedur dan parameter
ujinya sama.
8. Kekuatan (robustness) atau ketahanan adalah kapasitas metode untuk tetap tidak
terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil, dengan cara dibuat
perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan mengevaluasi respon analitik
dan efek presisi dan akurasi.
9. Kesesuaian Sistem adalah uji utnuk menjamin bahwa metode tersebut dapat
menghasilkan akurasi dan presisi yang dapat diterima.

Seleksi parameter analitik untuk validasi dapat bervariasi bergantung pada tipe prosedur
analitik. Metode yang digunakan untuk pemeriksaan produk farmasetika dapat
dikalsifikasikan seperti :
- Kategori I : metode analitikl utk kuantitatif komponen maupun substansi bahan baku obat
- Kategori II : metode analitikal untuk menentukan campuran dalam substansi bahan baku
atau komponen sisa pada produk akhir farmasetika
- Kategori III : metode analitik untuk menentukan performa karakteristik

Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter
kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis, karenanya metode harus divalidasi
ketika:

1. Metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu


2. Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau karena munculnya
suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus direvisi
3. Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah seiring dengan
berjalannya waktu
4. Metode baku digunakan di laboratorium yang berdeda, dikerjakan oleh analis yang berbeda, atau
dikerjakan dengan alat yang berbeda
5. Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar 2 metode, seperti antara metode baru dan metode
baku
-

Anda mungkin juga menyukai