EMPLOYMENT
Lia Alizia, S.H. –
Managing Partner
Makarim & Taira S.
15 Januari 2021
ET – Asia
Webinar Corporate Lawyer Starter Kit Batch IV
1. Variasi Bentuk Perjanjian Kerja
Pengertian
PERJANJIAN KERJA PEKERJA/BURUH PEMBERI KERJA
“Perjanjian antara pekerja/buruh “orang yang bekerja dengan “Orang perseorangan, pengusaha,
dengan pengusaha atau pemberi menerima upah atau imbalan badan hukum, atau badan-badan
kerja yang memuat syarat-syarat dalam bentuk lain.” lainnya (termasuk badan usaha yang
kerja, hak, dan kewajiban para berada di luar negeri) yang
pihak. mempekerjakan tenaga kerja
Indonesia dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain.”
Jenis
1. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT)
2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian kerja yang dibuat 2. Perjanjian kerja tidak dapat 4. Segala hal dan/atau biaya
secara tertulis sekurang- ditarik kembali dan/atau
yang diperlukan bagi
kurangnya memuat: diubah, kecuali atas
pelaksanaan pembuatan
persetujuan para pihak.
a. nama, alamat perusahaan, dan perjanjian kerja
jenis usaha;
dilaksanakan oleh dan
b. nama, jenis kelamin, umur, dan 3. Ketentuan dalam perjanjian
alamat pekerja/buruh; menjadi tanggung jawab
kerja tidak boleh
c. jabatan atau jenis pekerjaan; pengusaha/pemberi kerja.
d. tempat pekerjaan; bertentangan dengan
e. besarnya upah dan cara Peraturan Perusahaan
5. Dibuat dalam Bahasa
pembayarannya; (PP), Perjanjian Kerja
f. syarat-syarat kerja yang memuat Indonesia atau dwi Bahasa
Bersama (PKB), dan
hak dan kewajiban pengusaha dan (Bahasa asing dan Bahasa
peraturan perundang-
pekerja/buruh; Indonesia): UU No. 24 tahun
g. mulai dan jangka waktu undangan yang berlaku.
2009.
berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian
kerja dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam
perjanjian kerja.
PENGERTIAN DAN KETENTUAN PKWT
“Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan
kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.”
KETENTUAN
1. Harus dibuat secara tertulis serta menggunakan Bahasa Indonesia dan huruf latin. 7. PKWT didasarkan atas jangka waktu
atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
2. Apabila dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa asing, maka yang berlaku adalah (ditentukan berdasarkan perjanjian
Bahasa Indonesia. kerja). Ketentuan lebih lanjut mengenai
PKWT berdasarkan jangka waktu atau
3. Dilarang mencantumkan masa percobaan. Pelanggaran ketentuan ini akan menyebabkan selesainya suatu pekerjaan tertentu
pasal ttg masa percobaan batal demi hukum dan masa kerja tetap dihitung. diatur dalam Peraturan Pemerintah.
4. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat 8. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis
tetap dan hanya dapat dilakukan untuk jenis pekerjaan tertentu, yaitu: dan sifat atau kegiatan pekerjaan, jangka
waktu, dan batas waktu perpanjangan
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; perjanjian kerja waktu tertentu diatur
b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dalam Peraturan Pemerintah.
dan paling lama 3 tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau 9. Apabila PKWT berakhir karena
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. atau selesainya suatu pekerjaan tertentu,
e. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap. maka pengusaha wajib memberikan
uang kompensasi kepada pekerja/ buruh.
Apabila dilanggar maka PKWT akan berubah menjadi PKWTT.
PENGERTIAN DAN KETENTUAN PKWTT
“Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan
pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang
bersifat tetap (tidak ada pembatasan waktu).”
KETENTUAN
1. Dapat mensyaratkan masa 2. Ditandatangani 2 3. PKWTT dibuat secara lisan, wajib
percobaan kerja paling lama 3 bulan rangkap PKWTT. ada surat pengangkatan
selama tercantum secara jelas di sekurang-kurangnya memuat:
perjanjian kerja dan UMP berlaku. a. nama dan alamat
pekerja/buruh;
b. tanggal mulai bekerja;
c. jenis pekerjaan; dan
d. besarnya upah.
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PEMBERI KERJA DAN PEKERJA
PEMBERI KERJA PEKERJA
Hak Tanggung Jawab Hak Tanggung Jawab
Perusahaan berhak atas hasil Tidak membayar upah kurang Menerima pembayaran upah Bekerja dengan baik sesuai
dari pekerjaan karyawan. dari upah minimum yang tidak kurang dari upah dengan standar yang
Tidak membayar upah pekerja Membayar atau memberikan minimum dan hak-hak ditentukan oleh
apabila pekerja tidak hak-hak normatif seperti: cuti normatif lainnya perusahaan/pemberi kerja.
melakukan pekerjaan, kecuali tahunan, upah lembur (kecuali
karena alasan yang ditetapkan diatur sebaliknya), BPJS. Memperoleh perlakuan yang Mematuhi peraturan atau
oleh hukum. layak dari pemberi kerja, ketentuan kerja yang
Mengenakan tindakan disiplin Memelihara lingkungan kerja seperti jam kerja sesuai UU ditetapkan oleh
terhadap pekerja yang yang sehat dan aman. No. 13 tahun 2003 tentang perusahaan/pemberi kerja
melanggar ketentuan internal Ketenagakerjaan (UU
dari pemberi kerja dalam Ketenagakerjaan)
Peraturan Perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama. Membentuk serikat pekerja
Memperlakukan pekerja tanpa
diskriminasi. Bekerja di lingkungan kerja
yang sehat dan aman
HAK – HAK DASAR PEKERJA
(Sebagaimana diubah oleh UU CK)
1. UPAH MINIMUM 2. JAM KERJA 3. CUTI DAN WAKTU ISTIRAHAT
[PASAL 90 UU KETENAGAKERJAAN ] [PASAL 77 (2) UU KETENAGAKERJAAN] [PASAL 79 (2) UU KETENAGAKERJAAN]
a. Upah di atas upah minimum a. 7 jam per hari dan 40 jam per minggu Waktu istirahat wajib diberikan kepada
ditetapkan berdasarkan kesepakatan untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu; atau pekerja/buruh paling sedikit meliputi:
antara pengusaha dan pekerja/buruh. b. 8 jam per hari dan 40 jam per minggu a. Istirahat antara jam kerja;
b. Upah minimum berlaku bagi untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. b. Istirahat mingguan;
pekerja/buruh dengan masa kerja c. Pekerja berhak atas kesempatan yang
kurang dari 1 (satu) tahun pada cukup untuk melaksanakan ibadah Cuti yang wajib diberikan kepada
perusahaan yang bersangkutan. yang diwajibkan oleh agamanya. pekerja/buruh, yaitu cuti tahunan, paling
c. Dalam hal komponen upah terdiri d. waktu kerja lembur hanya dapat sedikit 12 (dua belas) hari kerja setelah
atas upah pokok dan tunjangan tetap, dilakukan paling lama 4 (empat) jam pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja
besarnya upah pokok paling sedikit dalam 1 (satu) hari dan 18 (delapan selama 12 (dua belas) bulan secara terus
75% (tujuh puluh lima persen) dari belas) jam dalam 1 (satu) minggu. menerus (diatur dalam perjanjian kerja, PP,
jumlah upah pokok dan tunjangan Ketentuan lebih lanjut mengenai waktu atau PKB).
tetap. kerja lembur dan upah kerja lembur
diatur dalam Peraturan Pemerintah. Perusahaan tertentu dapat memberikan
e. Pelaksanaan jam kerja bagi istirahat panjang yang diatur dalam
pekerja/buruh di perusahaan akan perjanjian kerja, PP, atau PKB (Ketentuan
diatur lebih lanjut dalam perjanjian lebih lanjut mengenai perusahaan tertentu
kerja, PP atau PKB. diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3. (Lanjutan) CUTI DAN WAKTU ISTIRAHAT
[PASAL 93 UU KETENAGAKERJAAN]
Selain alasan PHK tersebut, dapat ditetapkan alasan pemutusan hubungan kerja
lainnya dalam perjanjian kerja, PP, atau PKB.
Ketentuan Efisiensi Karyawan
a. menutup atau memperkecil ukuran divisi tertentu atau shift kerja di
perusahaan;
b. kurangnya pekerjaan di perusahaan;
Alasan yang paling umum dari
efisiensi adalah sebagai berikut: c. kerugian perusahaan;
d. meningkatnya persaingan.
Lia.Alizia@makarim.com
www.makarim.com
This presentation was prepared by the Indonesian law firm, Makarim & Taira S. It is only intended
to provide general information on the topics covered and should not be treated as legal advice or
relied upon when making investment or business decisions. If you have any questions or
comments about anything in this presentation, please contact your usual M&T contact.