Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan di
laboratorium untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Oleh karena pengukuran volume
berperan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga disebut dengan analisis volumetrik.
Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama kimia analitik dan perhitungannya
didasarkan pada hubungan kuantitatif reaksi-reaksi kimia. Menurut Raymond Chang, reaksi
kimia yang digunakan sebagai dasar titrasi adalah (1) reaksi yang melibatkan asam kuat dan
basa kuat, (2) reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat,dan (3) reaksi yang
melibatkan asam kuat dan basa lemah.
Pada titrasi asam basa yang perlu diperhatikan adalah: (a) larutan standar, yaitu
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya, (b) indikator yang fungsinya untuk mengetahui
titik akhir titrasi, dan (c) prosedur untuk menghitung konsentrasi larutan yang ditentukan.
Tujuan dari titrasi untuk menentukan secara kuantitatif suatu zat dalam larutan dengan
zat/larutan lain yang konsentrasinya telah diketahui melalui reaksi secara bertahap hingga
mencapai titik stoikhiometri.
1. Konsep Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer maupun titran. Titer
adalah larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan
ditempatkan dalam buret, sedangkan titran adalah larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya, biasanya ditempatkan dalam labu Erlenmeyer. Kadar atau konsentrasi
asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Reaksi yang terjadi
pada titrasi asam basa adalah berdasarkan reaksi penetralan, sehingga titrasi asam-basa
sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah
reaksi netralisasi yaitu:
H+ + OH H2O
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen dari larutan asam dengan ion hidroksida
dari larutan basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi
netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (pemberi) dengan
akseptor proton (penerima). Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai
titik ekivalen atau titik stoikhiometri, yakni ion hidrogen dan ion hidroksida habis
bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator yang
berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik dimana perubahan warna indikator terjadi
disebut titik akhir titrasi.
2. Jenis-Jenis Titrasi Netralisasi
a. Asam Kuat – Basa Kuat
Pada proses titrasi asam kuat dengan basa kuat dan sebaliknya, kedua larutan dapat
terionisasi dengan sempurna, hal ini dikarenakan larutan asam kuat dan basa kuat
termasuk kedalam larutan elektrolit kuat yang dapat terionisasi secara sempurna
didalam air. Penambahan basa kuat ke dalam asam kuat (atau sebaliknya) adalah
jenis titrasi yang paling sederhana. Reaksi kimianya adalah netralisasi7:
H3O+ (aq) + OH- (aq) → 2H2O(l)
Asam dan basa kuat terurai sempurna dalam larutan berair, oleh karena itu, pH pada
berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam
dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen, pH ditentukan oleh tingkat
terurainya air. Pada 25oC pH air murni adalah 7,00.