Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14 No.

1 Juni 2019 | 13-28

JURNAL KEPENDUDUKAN INDONESIA


p-ISSN : 1907-2902 (Print)
e-ISSN : 2502-8537 (Online)

IDENTIFIKASI DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP


TENAGA KERJA TOKO RITEL INDONESIA: STUDI KASUS TOKO X

(IDENTIFYING THE IMPACT OF TECHNOLOGICAL PROGRESS ON THE LABOR


OF RETAIL STORES: A CASE STUDY OF STORE X)
Luciana Saragih
Program Studi Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia

Korespondensi penulis: luciana.saragih2@gmail.com

Abstract Abstrak

Technological developments in the era of the Perkembangan teknologi di era revolusi industri
fourth industrial revolution are like two sides of a keempat ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi,
coin. On one hand, they open up opportunities to kondisi ini membuka kesempatan meraih
achieve progress and prosperity; On the other kemajuan dan kemakmuran. Namun di sisi lain,
hand, machines and automation replace the role mesin dan otomatisasi menggantikan peran tenaga
of workers with low skills. The author studied kerja dengan keterampilan rendah. Penelitian ini
Store X, the first future store prototype in mempelajari Toko X yaitu purwarupa toko masa
Southeast Asia using qualitative methods, which depan pertama di Asia Tenggara dengan
included observation, in-depth interviews, and menggunakan metode kualitatif yang meliputi
SWOT analysis techniques. The results of the observasi, wawancara mendalam, dan teknik
study are that X stores use a variety of cutting- analisis SWOT. Hasil penelitian adalah Toko X
edge technologies such as artificial intelligence, menggunakan beragam teknologi mutakhir seperti
big data, cloud computing, and connected digital kecerdasan buatan, data besar, komputasi awan,
equipment systems. The technology is beneficial dan sistem peralatan digital yang saling
for retail and consumer entrepreneurs, but terkoneksi. Teknologi tersebut bermanfaat bagi
whether or not to benefit workers is still a pengusaha ritel dan konsumen, namun apakah
question, because the effect will be seen when the menguntungkan pekerja atau tidak masih menjadi
implementation of this technology extends in the pertanyaan, karena pengaruhnya akan terlihat
next few years. Low-skilled retail workers must ketika implementasi teknologi ini meluas pada
get training from the company, and the most beberapa tahun ke depan. Setiap tenaga kerja
important thing is to have a strong willingness to berketerampilan rendah harus mendapatkan
increase his capacity to remain relevant to the pelatihan baru dari perusahaan, dan yang paling
needs of the retail industry in the future. Only penting adalah mempunyai kemauan kuat untuk
workers who master STEM (science, technology, meningkatkan kapasitas dirinya sendiri agar tetap
engineering and math) well will be able to fill this relevan dengan kebutuhan industri ritel di masa
new job market. Therefore, all stakeholders need depan. Hanya tenaga kerja yang menguasai ilmu
to collaborate to raise the level of education and STEM (science, technology, engineering and
skills of these workers. math) dengan baik yang akan dapat mengisi pasar
kerja baru ini. Oleh sebab itu, semua pemangku
Keywords: retail store, technology, automation, kepentingan perlu bekerja sama untuk
artificial intelligence, retail workforce

13
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

mengangkat taraf pendidikan dan keterampilan berkisar 31 persen. Total penjualan tahunan belanja
para pekerja tersebut. daring senilai $7 milyar atau naik 22 persen.
Gambaran kelas menengah Indonesia yang
Kata kunci: toko ritel, teknologi, otomatisasi, menggiurkan tersebut menjadi magnet kuat bagi
kecerdasan buatan, tenaga kerja ritel. perusahaan-perusahaan raksasa perdagangan
elektronik kelas dunia untuk datang berbisnis ke
PENDAHULUAN Indonesia. Mereka menginvestasikan miliaran dolar
AS untuk menaklukkan pasar Indonesia yang besar,
Indonesia telah memasuki era ekonomi digital yang walaupun saat ini pembangunan infrastruktur fisik dan
berdasarkan komputasi, teknologi informasi, dan digital belum maksimal. Amazon, perusahaan
komunikasi digital. Indonesia adalah salah satu negara perdagangan raksasa asal Amerika Serikat diberitakan
dengan infrastruktur digital yang paling cepat memulai kiprahnya di Indonesia dalam waktu dekat
berkembang di dunia, yakni ekonomi digital dengan menggarap bisnis komputasi awan (Chan,
diperkirakan mencapai USD200 miliar pada tahun 2018). Panji dalam Negara dan Suryadinata (2018)
2025 (Azali, 2017). Keusgen (2018) memaparkan menuturkan grup Alibaba —perusahaan perdagangan
proyeksi perkembangan kelas menengah Indonesia elektronik terbesar di Tiongkok— berinvestasi di pasar
pada 2022. Pendapatan per kapita pada 2018 adalah Indonesia dengan cara membeli Lazada, grup
$3.900 dan pada 2022 akan mencapai $6.200. Kelas perdagangan elektronik terbesar di Asia Tenggara.
atas dan menengah pada 2018 diperkirakan berjumlah Perusahaan perdagangan elektronik raksasa lain asal
88 juta orang, dan pada 2022 diperkirakan jumlah ini Tiongkok yang merupakan pesaing utama Alibaba
akan meningkat menjadi 140 juta orang. Demikian memulai operasinya di Indonesia pada 2015.
juga jumlah orang yang mempunyai tabungan, pada Perusahaan kedua inilah yang merintis toko ritel 4.0
2018 berjumlah 96 juta orang, dan pada 2022 berkisar atau toko tanpa kasir di sebuah pusat perbelanjaan di
di angka 164 juta orang. Kondisi lain dapat dilihat dari Jakarta pada awal Agustus 2018. Toko tersebut sedang
penetrasi ponsel pintar yang pada 2018 baru berjumlah menjalani tahapan “test the water” di lokasi terbatas
93 juta unit, sedangkan pada 2022 angka ini dengan target konsumen yang spesifik.
diperkirakan akan meningkat pesat menjadi 162 juta
unit. Konsumen perdagangan elektronik saat ini masih Toko-toko ritel telah mengadopsi konsep Industri 4.0
berkisar 12 juta orang, dan pada 2022 diperkirakan 46 yang diperkenalkan pertama kali kepada publik di
juta orang lebih memilih belanja daring. Jumlah orang Hannover Fair, yaitu sebuah pameran dagang
yang berpendidikan tinggi pada 2018 hanya berjumlah terkemuka di dunia yang memasarkan teknologi
14 orang, sedangkan pada 2022 akan naik menjadi 25 industri buatan Jerman pada 2011, yang kemudian
juta orang. menjadi awal dari Revolusi Industri 4.0. Industri 4.0
mendorong manufaktur tradisional berintegrasi dengan
Perusahaan manajemen media sosial Hootsuite (2018) serangkaian Internet of Things (IoT)1 yang terdiri dari
merilis Digital Indonesia, yaitu laporan pola perilaku teknologi digital dan konektivitas internet ekstrem
digital dan belanja daring masyarakat Indonesia sehingga memungkinkan ekosistem pabrik menjadi
terkini. Penduduk Indonesia adalah keempat terbesar otonom, terdesentralisasi, dan memungkinkan layanan
di dunia, dengan usia rata-rata 28 tahun telah menjadi produk terpadu (Davies, 2015; Santos, Mehrsai,
kelas menengah perkotaan yang menggemari teknologi Barros, Araújo, & Ares, 2017; Carvalho, Chaim,
dan bebas mengakses internet. Pengguna ponsel pintar Cazarini, & Gerolamo, 2018). Industri 4.0 bertujuan
mencapai 60 persen dari 256 juta penduduk Indonesia. mencapai tingkat efisiensi, produktivitas operasional,
Balea dalam Azali (2017) menjelaskan sebagian orang dan otomatisasi yang lebih tinggi (Lu, 2017). Ritel 4.0
Indonesia mempunyai dua atau lebih ponsel pintar. adalah inovasi baru di industri perdagangan eceran
Pengguna laptop atau desktop computer sekitar 22 yang mengandalkan infrastruktur digital canggih
persen, sedangkan pengguna tablet sekitar 8 persen. seperti kecerdasan buatan, data besar, komputasi awan,
Waktu rata-rata penggunaan internet melalui perangkat
apa pun setiap hari sekitar 8 jam 51 menit. Waktu rata-
rata penggunaan media sosial melalui perangkat apa
pun setiap hari sekitar 3 jam 23 menit. Jumlah 1
IoT memungkinkan orang-orang dan peralatan digital
konsumen yang membeli produk lewat layanan daring saling terkoneksi kapan saja, di mana saja, dengan apapun
mencapai 28 juta orang, naik 13 persen, dengan dan siapapun menggunakan jaringan dan layanan apapun.
penetrasi setara 11 persen dari total populasi. Interkoneksi dan jaringan perangkat melalui internet
Konsumen yang belanja daring lewat laptop atau memungkinkan individu untuk merekam, memantau, dan
desktop computer dan ponsel pintar masing-masing mengoptimalkan aktivitas mereka secara real time
(Schuelke-Leech, 2018).

14
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

dan IoT. Ritel 4.0 menganut prinsip customer centric2 dan ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi
yang berfokus mewujudkan pengalaman belanja yang dari negara-negara maju yang disebabkan oleh
nyaman, unik, memuaskan, serta memberikan harga lambatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tepat kepada konsumen. Tujuannya adalah di dalam negeri. Ancaman internal berupa
meningkatkan penjualan, membangun loyalitas dan pengangguran tinggi. Data BPS Februari 2018
kepercayaan konsumen terhadap merek, dan membuat menyebutkan penduduk berumur 15 tahun ke atas
mereka kembali lebih sering ke toko untuk berbelanja yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut
(Deloitte, 2017). golongan umur dan lapangan pekerjaan utama
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
Perdagangan eceran sangat relevan dengan kehidupan sepeda motor berjumlah sekitar 11,6 juta orang.
kita sehari-hari, dan menjadi sektor penting di Industri dan tenaga kerja yang tidak mampu berinovasi
sebagian besar negara maju dan negara-negara dan beradaptasi dengan perubahan teknologi akan
berkembang. Industri ritel termasuk ke dalam industri memicu industry shock dan manpower shock sehingga
padat karya karena sanggup menyerap sangat banyak berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja massal,
tenaga kerja. Definisi industri padat karya menurut sekaligus gejolak sosial di dalam dan di luar
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia perusahaan (Dhakiri, 2018). Padahal, 15 tahun yang
No. 51/M-IND/PER/10/2013 tentang Definisi dan akan datang seharusnya menjadi “masa emas” bagi
Batasan Serta Klasifikasi Industri Padat Karya Indonesia yang akan menikmati bonus demografi.
Tertentu (Kementerian Perindustrian RI, 2013) adalah
industri yang mempekerjakan tenaga kerja minimal Artikel ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan
200 orang. Sebuah toko ritel berskala besar sanggup pengetahuan tentang perkembangan ritel 4.0 di
memperkerjakan sekitar 1.000 orang karyawan tetap, Indonesia. Konsep ritel 4.0 masih sangat baru di
belum termasuk karyawan tidak tetap, serta karyawan Indonesia, namun sudah populer di luar negeri. Sinyal
pemula lulusan sekolah menengah umum (SMU) dan awal transformasi ini penting untuk mendapatkan
sekolah menengah kejuruan (SMK). perhatian dari berbagai pihak, karena perubahan
teknologi menghadirkan ancaman, tantangan, tetapi
Sayangnya, Will Robots Take My Job (2018) juga peluang bagi pasar yang sedang berkembang
memperkirakan penggunaan mesin dan otomatisasi seperti Indonesia. Penulis membagi artikel menjadi
yang masif di era Revolusi Industri 4.0 akan tiga bagian. Bagian pertama membahas situasi toko
mematikan sejumlah pekerjaan tradisional di bidang ritel Indonesia saat ini. Bagian kedua membahas profil
ritel seperti kasir (97 persen), petugas keamanan (84 dan ragam teknologi yang digunakan Toko X. Bagian
persen), pramuniaga (92 persen), dan petugas ketiga menjabarkan dampak transformasi berupa
kebersihan (66 persen). Data tersebut selaras dengan ancaman, tantangan, dan peluang apa yang akan
data ILO (2017) yang menyatakan 91 persen tenaga dihadapi tenaga kerja ritel dengan kehadiran ritel 4.0,
kerja di industri ritel dan perbaikan kendaraan serta strategi sederhana dan praktis yang dapat
bermotor sangat berisiko kehilangan pekerjaan akibat dilakukan kita semua untuk beradaptasi dengan
otomatisasi. Forum Ekonomi Dunia (2016) transformasi dramatis di masa depan.
menambahkan lapangan pekerjaan yang terkait
pelayanan dan informasi pelanggan, pencatat dan METODE
penjaga stok barang, manajer umum dan operasional
perlahan-lahan akan lenyap pada 2022. Umumnya Penelitian ini berlangsung selama bulan September-
pekerjaan tersebut merupakan tipe pekerjaan kognitif 3 November 2018. Pendekatan penelitian yang
dan manual rutin (Parray, 2018). digunakan adalah metode kualitatif berlandaskan hasil
Buku Putih Pertahanan Nasional Indonesia tahun 2008 wawancara mendalam; catatan dari hasil observasi di
memaparkan bahwa ancaman berdimensi ekonomi dan Toko X, seminar-seminar bertema pekerjaan masa
teknologi dalam konteks Indonesia terdiri dari dua depan, diskusi publik, pameran ritel 4.0, jurnal-jurnal,
kategori, yaitu internal dan eksternal (Kementerian video-video, dan laporan resmi.
Pertahanan RI, 2008). Ancaman eksternal berupa daya
saing rendah, tidak siap menyongsong era globalisasi,

2
Cara-cara bisnis yang memberikan pengalaman positif dan
maksimal kepada konsumen pada saat sebelum dan sesudah
belanja. Tujuannya adalah membangun loyalitas merek agar
konsumen kembali berbelanja, dan menghasilkan laba.
3
Kegiatan intelektual secara sadar seperti berpikir, bernalar,
atau mengingat.

15
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

Gambar 1. Kerangka Konseptual Gambar 2. Alur Belanja dan Teknologi di Toko


Konvensional
Ritel konvensional
1. Masuk ke toko
Transformasi
Tenaga
Teknologi
kerja 2. Belanja barang
dan
(ancaman,
inovasi
tantangan, 3. Pembayaran di kasir
(tren) dan pengemasan
peluang)
Dampak

1. Sistem Point of Sales (PoS)


2. Pemindai barcode
3. Barcode
Ritel 4.0 4. Kamera pengawas
5. Gerbang pendeteksi
HASIL DAN PEMBAHASAN 6. Kode QR
7. Pemindai barcode
Situasi Toko Ritel Saat Ini 8. IoT (internet of things) yang
terdiri dari barcode
Narasumber yang merupakan konsultan informasi 9. Sistem Point of Sales (PoS)
teknologi untuk industri ritel menuturkan para 10. Social commerce chatbot
pengusaha ritel Indonesia sebenarnya ‘tergelitik’
mengikuti kecenderungan digitalisasi ritel, termasuk
toko-toko konvensional yang berlokasi di daerah.
Kendala utama penerapan teknologi baru seperti Teknologi lainnya adalah virtual reality (VR)5 dan
kecerdasan buatan adalah investasi yang sangat besar, augmented reality (AR)6 yang telah digunakan
dan para pengusaha ritel masih meragukan apakah beberapa merek minimarket terkemuka untuk
investasi tersebut akan kembali atau tidak, sehingga membangun toko virtual di ponsel pintar untuk
rencana itu ditunda untuk sementara. Pertimbangan meningkatkan penjualan di toko-toko fisik mereka.
yang masuk akal adalah tetap memperkerjakan tenaga Penjual hanya perlu melakukan satu kali registrasi dan
kerja manusia karena upah yang murah, dan para mengeluarkan modal yang sangat terjangkau,
karyawan umumnya sanggup mengerjakan banyak hal menyiapkan ponsel pintar dengan spesifikasi umum
mulai dari mengelola toko dan gudang, mengisi dan mengunduh aplikasi toko virtual. Konsumen dapat
kembali rak kosong, hingga menjadi kasir. Beberapa memesan beragam produk kebutuhan rumah tangga
teknologi lama yang masih tetap digunakan adalah kepada penjual melalui aplikasi chat, bertemu
pintu gerbang pendeteksi dan pemindai metal Garrett langsung di acara arisan atau pertemuan pribadi.
untuk memaksimalkan keamanan di dalam toko, serta Barang-barang pesanan akan dikirim dari minimarket
sistem ritel POS (Point of Sale)4 yang murah meriah terdekat ke rumah atau kantor konsumen. Para penjual
seharga Rp400.000/bulan. umumnya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga hingga
anak-anak sekolah yang ingin berwirausaha dan
mencari penghasilan tambahan. Setiap transaksi
memberikan keuntungan bervariasi. Jumlah

5
Skenario yang dihasilkan komputer yang mensimulasikan
sebuah pengalaman yang realistis (Schuelke-Leech, 2018).
6
Sebuah teknologi yang melapiskan citra/gambar yang
4
Point of Sale (POS) adalah sistem transaksi yang dihasilkan komputer pada pandangan pengguna tentang
mempermudah aktivitas jual beli barang atau layanan antara dunia nyata, sehingga memberikan pandangan kombinasi
penjual dan pelanggan. atau gabungan (Schuelke-Leech, 2018).

16
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

anggotanya kini telah mencapai sekitar 13 ribu orang Gambar 3. Tren Ritel 4.0
di seluruh Indonesia.

Merek minimarket yang lain menempatkan social Pilihan


commerce chatbot yang terintegrasi dengan aplikasi produk dan
Konsumen
chat untuk menjawab pertanyaan sederhana dari
berinteraksi pelayanan
konsumen, hingga mengorganisir aktivitas promosi Big
secara otomatis. Chatbots adalah algoritma komputer dengan merek yang mengena
data dan
otomatis yang telah ‘dilatih’ oleh manusia dan dimanapun
dirancang untuk mensimulasikan percakapan manusia dan kapanpun memuaskan
(Schuelke-Leech, 2018).

Profil Toko X Format


toko
Toko X adalah toko tanpa kasir pertama di Indonesia
dan juga di Asia Tenggara yang berlokasi di pusat Omni Format
perbelanjaan gaya hidup modern di Pantai Indah
Kapuk (PIK). Narasumber menyebutkan perusahaan
channel + pengalaman belanja
induk Toko X adalah perusahaan perdagangan baru
elektronik raksasa dan pesaing utama Alibaba di menggunakan
Tiongkok. Perusahaan induk memulai operasional teknologi mutakhir
toko daringnya pada 2015, dan saat ini dikenal sebagai
salah satu merek toko daring terpopuler di Indonesia.
Sumber: diolah dari presentasi Intelligent Retail
Perusahaan induk Toko X telah mengoperasikan lebih
dari 20 toko tanpa kasir di seluruh Tiongkok. Gagasan (Alibaba Cloud, 2018)
Toko X sudah dimulai sejak tahun 2017. Perusahaan Piotrowicz & Cuthbertson (2014) menyebutkan
induk Toko X mempersiapkan sumber daya manusia konsep omnichannel didorong oleh teknologi baru
dan seluruh peralatannya terlebih dahulu. Misi seperti perangkat ponsel pintar dan tablet serta
utamanya adalah ingin memperlihatkan kepada perangkat lunak (aplikasi, sistem pembayaran dan
konsumen bahwa di Indonesia sudah ada teknologi kupon elektronik, iklan digital, serta layanan berbasis
ritel 4.0. Mereka ingin mendorong konsumen mencoba lokasi). Perubahan teknologi mendorong pengurangan
langsung teknologi yang sudah ada lebih dahulu di biaya dan akses ke teknologi big data serta cloud
luar negeri. Toko X merupakan toko permanen computing memungkinkan layanan personal dan
sekaligus proyek percontohan untuk menguji reaksi optimalisasi harga. Toko fisik yang menggabungkan
konsumen dan mengetahui apa yang akan terjadi di data, pengalaman belanja, personalisasi, dan sentuhan
Indonesia apabila teknologi ritel terbaru diterapkan. manusia dipercaya akan sukses di masa depan (Collier,
Toko ini menawarkan pengalaman belanja yang 2018).
berbeda dan mutakhir. Walaupun Toko X
menggunakan banyak teknologi baru, kondisi ini tidak Tahapan Berbelanja di Toko X
menghilangkan peran tenaga kerja manusia. Saat ini
Toko X memperkerjakan sekitar 18 orang karyawan Ragam teknologi menjadi pembeda esensial antara
untuk shift siang dan shift malam. Toko X juga toko konvensional dan toko tanpa kasir. Tahapan
menyesuaikan diri dengan kebiasaan orang Indonesia berbelanja di toko tanpa kasir adalah sebagai berikut:
yang suka bertanya dan berinteraksi dengan karyawan
toko ketika berbelanja dengan menempatkan sejumlah 1. Tahap pertama: Konsumen mengunduh aplikasi
petugas customer service di dalam toko untuk Toko X berdasarkan sistem operasi yang
melayani dan menjawab pertanyaan-pertanyaan digunakan ponsel pintar, yaitu iOS atau Android.
konsumen. Setelah aplikasi terpasang di ponsel pintar,
konsumen harus mendaftarkan diri dan
Toko X mengadopsi pendekatan konsep omnichannel, mengaktifkan akun pribadinya terlebih dahulu
yaitu model bisnis ritel yang memadukan berbagai agar aplikasi tersebut dapat digunakan untuk
saluran untuk memberikan pengalaman belanja yang masuk ke toko dan berbelanja.
konsisten saat konsumen berinteraksi dengan suatu
merek (Gambar 3). 2. Tahap kedua: Proses registrasi mencakup:
pertama, mengambil swafoto dengan wajah bersih
tanpa aksesoris menggunakan ponsel pintar

17
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

sampai foto terekam, hingga muncul tanda 5. Tahap kelima: Konsumen membayar barang di
centang berwarna hijau. Foto tersebut disimpan di scan and go box atau populer disebut self-
basis data toko dan akan menjadi identitas diri checkout. Konsumen masuk ke dalam kotak
saat memasuki toko. Kedua, mengaktifkan tersebut, lalu berdiri sesaat di dalam kotak sambil
pembayaran tanpa PIN senilai Rp10.000,- dan membawa keranjang belanja. Computer vision
akan dikembalikan dalam 7-14 hari kerja. Ketiga, akan mendeteksi barang-barang di dalam
mengisi kolom metode pembayaran dengan kartu keranjang, kemudian kecerdasan buatan
kredit. Keempat, bank meminta pembuktian menghitung semua barang hanya dalam lima detik
keaslian kepemilikan kartu kredit menggunakan secara akurat. Penulis menemukan satu
one-time password (OTP).7 Toko X telah kelemahan, yakni kotak ini sempat gagal
menambah pilihan baru membayar menggunakan memindai satu produk di dalam keranjang karena
uang digital yang disimpan dalam ponsel pintar. ada kesalahan teknis. Bila konsumen masih ingin
Keempat, konfirmasi pengaktifan pembayaran membeli barang yang tidak terdeteksi itu,
tanpa PIN. Kelima, kode quick response (QR)8 konsumen harus masuk kembali ke dalam toko
akan muncul dan dapat digunakan untuk masuk dan mengulang tahapan belanja di atas. Dengan
ke toko. Toko X telah menempatkan seorang kemampuan menghitung lebih cepat dari manusia,
resepsionis di depan toko untuk membantu kotak ini dipercaya dapat memberikan
konsumen mengatasi kesulitan teknis pada pengalaman berbelanja yang lebih baik, yaitu
tahapan registrasi. mengeliminasi antrian panjang. Apabila
pengunjung Toko X sedang ramai maka antrian
3. Tahap ketiga: Konsumen meletakkan ponsel akan tetap ada, tetapi waktu tunggu antrian
pintar berisi informasi identifikasi kode QR di menjadi lebih pendek. Kotak inilah yang akan
mesin pemindai sambil mengarahkan wajahnya menggantikan pekerja kasir di masa yang akan
ke arah kamera yang terpasang di pintu toko. datang.
Kamera tersebut tersambung dengan sistem
pengenalan wajah (face recognition) yang 6. Tahap keenam: Pengemasan barang dilakukan
mengidentifikasi wajah konsumen yang terbaca oleh petugas resepsionis yang memiliki peran
oleh kamera, kemudian memverifikasinya dengan ganda, yaitu melayani konsumen dan mengemasi
swafoto konsumen yang telah tersimpan di dalam barang yang biasanya dikerjakan oleh kasir.
basis data. Ketika verifikasi berhasil, pintu masuk
terbuka dan konsumen dapat masuk ke dalam Teknologi-teknologi Toko X
toko.
Di dalam toko berukuran 270 m2 ini, pengunjung dapat
4. Tahap keempat: Setelah konsumen masuk ke menjumpai beberapa teknologi baru, yaitu:
toko, mereka akan menemukan suasana toko yang Data Besar (Big Data)
hampir sama dengan toko-toko konvensional.
Toko X menjual barang-barang kebutuhan sehari- Data besar atau big data memungkinkan perusahaan
hari seperti makanan dan minuman ringan, bahan ritel memiliki akses ke lebih banyak informasi yang
memasak, perlengkapan bayi, pakaian dan tas, dapat digunakan untuk menciptakan inovasi,
kosmetik, dan aksesoris ponsel pintar yang pengalaman belanja yang unik dan memuaskan, serta
dipasok langsung dari toko daring mereka. membangun hubungan yang lebih erat antara
Konsumen akan menemukan teknologi Radio- pelanggan, merek, dan pengecer. Data-data tersebut
Frequency Identification (RFID) berupa label dikumpulkan dari jaringan, sensor, komputer, dan
yang terpasang di setiap barang yang dijual. perangkat elektronik untuk mengidentifikasi dan
mengeksploitasi pola tingkah laku manusia (Schuelke-
Leech, 2018).
Penelitian IBM Institute for Business Value dan
7
OTP adalah kata kunci berupa enam angka yang hanya Universitas Oxford (2012) menyebutkan sumber-
dapat dipakai untuk satu kali transaksi. sumber data besar adalah transaksi belanja (100
8
Kode QR banyak dimanfaatkan industri ritel karena kode persen), data log (67 persen), acara-acara (25 persen),
tersebut dapat diproduksi dengan mudah dan dirancang
email (40 persen), media sosial (43 persen), sensor (40
untuk pembacaan dengan kecepatan tinggi, berbiaya rendah,
bahkan ada yang gratis. Kode QR berbentuk kotak persegi persen), pemindaian RFID atau data POS (57 persen),
dengan blok piksel hitam dan putih yang tersusun geospasial (25 persen), audio (25 persen), foto-foto
sedemikian rupa sehingga kamera ponsel pintar dapat atau video (20 persen).
mengenalinya (Jackson, 2011).

18
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

Data besar memiliki setidaknya dua keunggulan. mendeteksi misalnya wajah konsumen A terlebih
Pertama, data besar membantu pemilik toko dahulu, dan dapat menyebutkan siapa orang tersebut,
memahami perilaku konsumen secara menyeluruh, si A atau si B atau si C. Model deteksi wajah
mendata semua barang yang dijual secara teliti, memberikan skor probabilitas bahwa gambar tersebut
efektivitas operasional, hingga menyusun strategi adalah wajah manusia dan mengoordinasikan lokasi di
untuk menetapkan harga barang yang kompetitif. Data mana wajah tersebut pernah muncul. Model ini sangat
perilaku konsumen di dalam data besar terbagi ke bagus untuk toko yang membuat aplikasi untuk
dalam dua kategori, yaitu data internal dan data memantau atau mendeteksi aktivitas manusia. Ketiga,
eksternal. Data internal termasuk kebiasaan belanja menghubungkan proses pengenalan produk dan
konsumen di toko, barang yang sering dibeli dan konsumen secara bersamaan. Misalnya, konsumen A
disukai konsumen, perilaku belanja daring, riwayat datang ke toko dan menghampiri sebuah produk,
penelusuran di ponsel pintar pribadi, hingga data-data kecerdasan buatan akan menandai dan mengetahui
transaksi. Sedangkan data eksternal terdiri dari lalu obyek tersebut adalah konsumen A. Seandainya
lintas aktivitas media sosial konsumen, dan data-data konsumen A berupaya mencuri produk tersebut,
lainnya. Data dari kedua kategori tersebut dapat kecerdasan buatan sudah mengetahui bahwa produk
digabung, dianalisis, dinilai, dan hasilnya adalah tersebut diasosiasikan dengan konsumen A, dan
wawasan utuh mengenai perilaku konsumen. Setelah memasukkan tagihan ke kartu kredit konsumen A
itu, tim pemasaran dapat memilih promosi yang cocok secara otomatis. Skenario ini masih terus
untuk setiap konsumen menggunakan saluran-saluran disempurnakan hingga beberapa tahun yang akan
pemasaran yang ada, misalnya buletin digital, email datang.
berkala, notifikasi promosi di aplikasi, dan lain-lain.
Visi Komputer (Computer Vision)
Kedua, data besar dapat digunakan untuk menganalisis
arus lalu lintas konsumen di dalam toko sehingga Visi komputer berfungsi mendigitalkan setiap produk
membantu memperbaiki tata letak rak-rak barang dan di setiap lintasan di dalam toko untuk mengembangkan
penempatan barang (Intel, 2014; Collier, 2018). potensi setiap rak. Foto setiap barang di dalam toko
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) disimpan di dalam repositori atau tempat penyimpanan
data yang didukung oleh algoritma khusus ritel dan
Kecerdasan buatan adalah sistem komputer yang mesin pembelanjaran atau machine learning. Mesin
melaksanakan kegiatan yang biasanya diasosiasikan pembelajaran berfungsi mengawasi setiap barang
dengan kecerdasan manusia, seperti belajar, berbicara, secara aktif selama 7 hari 24 jam, mengidentifikasi
membedakan, dan persepsi (Schuelke-Leech, 2017). seluruh produk lama dan baru yang ditempatkan di
Toko X merupakan purwarupa sistem dunia maya rak, dan memperbarui basis data secara real-time
yang melaksanakan tugas-tugas dan mengambil sehingga data selalu aktual (Trax, 2018).
berbagai macam keputusan secara independen tanpa
intervensi manusia. Ada pengecualian, apabila terdapat Sistem Pengenalan Wajah (Face Recognition)
tujuan yang saling bertentangan, tugas pengambilan
keputusan akan didelegasikan ke tingkat yang lebih Chao (2007) menjelaskan bahwa sistem pengenalan
tinggi, yaitu manusia (Rizky, 2018). wajah adalah teknologi berbasis foto atau gambar yang
diambil menggunakan kamera digital yang terpasang
Dalam hal keamanan, toko-toko di negara maju sudah di dalam ponsel pintar. Teknologi ini bertujuan
memulai implementasi kecerdasan buatan bersama mengidentifikasi atau memverifikasi identitas
teknologi lainnya untuk mengeliminasi aksi pencurian seseorang atau beberapa orang yang berada di dalam
barang yang dilakukan konsumen atau karyawan toko. foto, atau gambar, atau video menggunakan basis data
Industri ritel di Amerika Serikat menderita kerugian wajah yang terdokumentasikan. Identitas yang
hingga 49 milyar dolar AS pada 2016, dan biasanya tersimpan adalah ciri-ciri dan ekspresi wajah, lokasi,
semakin parah di musim liburan. usia, jenis kelamin, dan ras. Basis data yang
menyimpan ekstrak gambar dan karakteristik wajah-
Bagaimana cara kecerdasan buatan menekan pencurian wajah orang sangat dibutuhkan untuk melakukan
dan mengambil alih peran petugas sekuriti? Kalia pengenalan otomatis. Proses pengenalan wajah berupa
(2018) menyebutkan tiga tahapan cara, yaitu: pertama, mencocokkan karakteristik wajah seseorang dengan
pengenalan produk. Kecerdasan buatan harus setiap klasifikasi wajah yang tersimpan di dalam basis
terhubung ke pendataan barang yang dijual di toko. data. Dua penerapan umum sistem pengenalan wajah
Kedua, mengenali sosok pelanggan. Data wajah terdiri dari identifikasi dan verifikasi. Identifikasi
konsumen didapatkan pada proses registrasi dan wajah yaitu memberi foto seseorang kepada sistem
masuk ke toko. Kemudian, kecerdasan buatan harus untuk mengetahui siapa orang tersebut, sedangkan

19
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

verifikasi wajah yaitu mengirim foto seseorang kepada Kamera kubah yang terpasang di pintu masuk toko
sistem untuk menebak identitas orang tersebut. terhubung dengan suatu sistem untuk memantau dan
menghitung lalu lintas pengunjung di luar toko dan di
Internet untuk Segalanya atau IoT (Internet of dalam toko, memonitor ketertarikan konsumen dengan
Things) toko dan produk-produk yang dijual, hingga tingkat
Internet untuk segalanya (IoT) memungkinkan orang- konversi jendela toko atau persentase pengunjung
orang dan peralatan digital saling terkoneksi kapan yang melakukan tindakan yang diinginkan toko,
saja, di mana saja, dengan apapun dan siapapun misalnya mengunduh aplikasi, melakukan registrasi
menggunakan jaringan dan layanan apapun, seperti keanggotaan, memutuskan untuk masuk ke toko dan
interkoneksi dan jaringan perangkat melalui internet, berbelanja, dan lain-lain. Sedangkan kamera kasir
serta individu untuk merekam, memantau, dan otomatis berfungsi sebagai kamera pengenalan wajah
mengoptimalkan aktivitas mereka secara real time. orang yang melakukan self-checkout, serta menghitung
Teknologi ini mendorong minat baru pada penggunaan jumlah orang dan barang yang terjual pada hari itu
data besar untuk memperoleh data perilaku konsumen (Nexcom, 2018).
dalam jumlah sangat besar yang dapat disimpan,
diproses, dan diakses. Data didapatkan dari perangkat- Deskripsi alur belanja dan teknologi di Toko X
perangkat digital yang saling terhubung seperti kamera sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.
pintar, rak pintar, sensor, label RFID dan lain-lain. Di
bidang operasional, internet untuk segalanya Gambar 4. Alur Belanja dan Teknologi di Toko X
menunjang tugas manajer toko dalam meningkatkan
efisiensi toko, yakni mengurangi antrian, mempelajari 1. Unduh aplikasi Toko X
efektivitas desain tata letak toko, hingga mengatur
jadwal staf dengan lebih baik (Schuelke-Leech, 2017;
Microsoft, 2018).
2. Registrasi (satu kali)
RFID (Radio-Frequency Identification)
RFID adalah salah satu teknologi IoT yang bekerja
menggunakan gelombang radio. Teknologi ini terdiri 3. Masuk ke toko
dari pembaca (reader) dan label yang terpasang di
setiap produk. Pembaca RFID mampu mengenali
berbagai obyek yang diberi label RFID secara otomatis 4. Belanja barang
selama masih berada dalam jangkauan yang sudah
ditentukan. Setiap label RFID berisi chip dan antena
yang memuat sensor nirkabel untuk melacak gerak- 5. Masuk ke Scan and Go Box
gerik dan lalu lintas orang di dalam toko dengan untuk membayar
tingkat akurasi tinggi. Fungsi strategis lainnya adalah
menyuplai informasi berharga tentang kebiasaan
belanja konsumen secara real-time, misalnya produk- 6. Pengemasan
produk apa saja yang diminati dan dibeli konsumen,
atau produk-produk apa saja yang kurang laku.
Informasi tersebut membantu tim operasional
memantau dan mengatur inventaris toko kapan saja,
lebih cepat, dan lebih akurat bila dibandingkan dengan
kode bar tradisional. Contohnya, pembaca RFID
menyampaikan informasi bahwa beberapa rak
kehabisan barang, lalu tim operasional dapat segera
mengisinya kembali. Label RFID populer karena
harganya murah, dapat dipasang di barang dan
dibuang oleh peritel dan konsumen dengan mudah,
serta tidak membutuhkan sumber daya energi lokal
seperti baterai (Levy, Weitz, & Grewal, 2014; Stelter,
2015).

Kamera Kubah dan Kamera di dalam Scan and Go


Box

20
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

institusi, kebijakan publik, dan kadangkala lingkungan


fisik. Disrupsi kedua memiliki ciri-ciri utama, yaitu:
Teknologi-teknologi yang digunakan: pertama, teknologi tersebut adalah hasil
pengembangan teknologi fundamental yang tidak
1. One-time password (OTP)
terlokalisasi dan dinamis, serta menggabungkan
2. Kode QR banyak teknologi tunggal. Kedua, teknologi ini
3. Sistem pengenalan wajah memiliki aplikasi yang tersebar luas di industri yang
(face recognition) berbeda. Ketiga, teknologi ini mengatur ulang,
4. Kecerdasan buatan mengganggu norma dan standar sosial, kelembagaan
(artificial intelligence) dan standar, operasi, produksi, tren, tidak terbatas pada
5. Data besar (big data) pasar atau industri tertentu. Globalisasi menarik lebih
6. Komputasi awan banyak pemain ke kancah persaingan dan
(cloud computing) mengintensifkan persaingan antar pengusaha ritel
7. IoT (internet of things) terdiri dari sehingga memaksa industri ritel di Indonesia
lapisan aplikasi yaitu ponsel pintar berinovasi dengan menerapkan teknologi baru agar
berbasis sistem operasi iOS atau bisnisnya berkelanjutan.
Android; lapisan jaringan yaitu
internet 3G/4G/5G, Wi-Fi; lapisan Rihanta dalam Basri (2012) menjelaskan perilaku
persepsi yaitu label RFID, sensor konsumsi masyarakat yang semakin maju, ditandai
infra merah. oleh konsumen yang ingin berbelanja dengan cepat,
memilih tempat belanja yang menyediakan produk-
produk berkualitas baik dengan harga kompetitif yang
Sumber: diolah dari wawancara, hasil observasi, dan sesuai dengan tingkat penghasilannya, menjamin
catatan lapangan keamanan pembayaran, serta memberikan nilai
tambah. Nilai tambah yang dimaksud adalah nuansa
Perusahaan, pengusaha, pekerja, ilmuwan, dan khusus yang mampu menarik minat konsumen dan
insinyur memiliki andil mendorong perkembangan menawarkan pengalaman baru berbelanja. Pengusaha
teknologi dalam upaya memecahkan masalah dan harus melakukan inovasi dengan memanfaatkan
memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan politik perubahan teknologi agar operasi bisnisnya tetap
(Nübler, 2016). bertumbuh dan efisien (Caro & Sadr, 2018).
Masyarakat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta
Toko X adalah contoh inovasi disruptif yang artinya telah bertransformasi menjadi masyarakat yang
pendatang atau bisnis baru belum tentu akan menggemari teknologi, menyukai segala sesuatu yang
menggantikan pemain lama atau bisnis tradisional. serba instan dan efisien, dan teknologi membantu
Pemain lama yang memanfaatkan teknologi tinggi mereka memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tidak
dapat bertahan dengan berkonsentrasi memuaskan mengejutkan transformasi menuju toko ritel 4.0 pada
konsumen yang banyak menuntut, sekaligus sensitif akhirnya hadir di Jakarta.
terhadap harga (Yu & Hang, 2010). Schuelke-Leech
(2017) menuturkan bahwa inovasi teknologi adalah Dampak Transformasi
inti dari inovasi ekonomi. Produk, layanan, dan
pengetahuan baru menyediakan sarana untuk Pembahasan mengenai dampak transformasi pada
menciptakan nilai, memecahkan masalah, dan bagian ini terdiri dari ancaman, tantangan, dan
meningkatkan kualitas hidup. Disrupsi pertama adalah peluang.
disrupsi tingkat mikro yang ditandai produk atau
layanan baru yang diperkenalkan ke pasar komersial. Ancaman (Threats)
Disrupsi kedua merupakan disrupsi tingkat makro
yang memicu perubahan berskala besar terhadap Hasil observasi terhadap Toko X menunjukkan
banyak industri, mengubah norma hingga institusi beberapa pekerjaan menghilang dan pekerjaan baru
masyarakat secara signifikan. Faktor-faktor pemicu muncul. Pekerjaan yang menghilang adalah profesi
disrupsi tingkat kedua berawal dari interaksi teknologi kasir dan petugas keamanan. Profesi lain yang
dengan sistem sosial dan satu sama lain. Jaringan berpotensi menghilang adalah pengawas toko dan
insinyur, pengusaha, dan pemodal yang kuat, dan customer service. Hal tersebut terjadi karena manusia
pekerja dengan kemampuan untuk menyerap di masa depan akan cenderung melayani diri sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru harus hadir agar (self-service) dan teknologi akan mendominasi
ekosistem inovasi tercipta. Teknologi ini sanggup sehingga interaksi antarmanusia akan berkurang.
mengacaukan interaksi sosial, struktur organisasi, Contoh lainnya adalah chatbots dan asisten digital

21
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja sudah Tantangan (Challenges)
menggantikan banyak pekerja di bagian call center
dan berperan sebagai customer service di sebuah Hadianto (2018) mengidentifikasi empat tantangan
merek minimarket (Fauzan, 2018). Selain itu, investasi yang akan dihadapi tenaga kerja berkualifikasi
di bidang robotika terus meningkat. Robot yang pendidikan dasar. Pertama, kesenjangan pendapatan.
dilengkapi kecerdasan buatan akan menjadi rekan Tenaga kerja yang pendidikannya rendah akan sulit
tenaga kerja manusia. Contohnya, cobots atau co- mendapatkan peningkatan karir dan upah karena hanya
worker robots adalah robot yang melakukan beragam akan meraih pendapatan di bawah rata-rata sesuai upah
jenis kerja manual di lini produksi dan bekerja di minimum regional (Dhakiri, 2018). Standar kualitas
belakang layar (Cox, 2016; Prevett, 2018). Industri hidup para pekerja dengan keterampilan dan
ritel mungkin akan menggunakan sobots di masa yang penghasilan menengah akan turun karena mereka
akan datang. Sobots atau social robots adalah robot kurang fleksibel dalam beradaptasi dengan gelombang
sosial yang berinteraksi dengan konsumen manusia, perubahan teknologi. Sedangkan tenaga kerja yang
mampu berbicara, mendeteksi emosi, dan menghibur berketerampilan tinggi berpeluang mendapatkan
mereka. penghasilan tinggi dan memiliki kualitas hidup lebih
baik (Baweja, Donovan, Haefele, Siddiqi, & Smiles,
Kejahatan Revolusi Industri 4.0 atas negara-negara 2016).
seperti Indonesia yang masih berkutat di revolusi
industri ketiga bahkan revolusi industri kedua karena Kedua, pengembangan kualitas sumber daya manusia
belum siap beralih ke digitalisasi adalah konsumen dan Indonesia masih terjebak di peringkat menengah.
pengusaha lebih diuntungkan daripada pekerja Indonesia mengalami kelebihan suplai tenaga kerja di
(Warman, 2018). Ketika teknologi semakin maju, tingkat bawah, tetapi masih kurang di tingkat
produk akan menjadi lebih baik. Harga perangkat menengah dan tingkat atas.
keras dan lunak akan turun. Perangkat lunak dapat
digandakan semudah copy dan paste. Segala Ketiga, tantangan lapangan pekerjaan. Toko X telah
kemudahan tersebut membantu percepatan penyebaran membuktikan teknologi telah menggantikan pekerjaan
teknologi sehingga disrupsi di pasar tenaga kerja yang repetitif dan manual seperti kasir dan petugas
belum siap beradaptasi akan lebih besar dan memicu keamanan, dan membutuhkan pekerja yang mampu
pengangguran massal (Budiharto, 2018). Dhakiri mengoperasikan mesin dan perangkat lunak. Forum
(2018) menegaskan bonus demografi Indonesia yang Ekonomi Dunia (2016) memprediksi akan ada 133 juta
berkualitas standar atau di bawah standar akan lapangan pekerjaan baru secara global yang
mengalami kesulitan bertahan di dunia kerja yang berhubungan dengan teknologi, seperti analis dan
semakin fleksibel dan kompleks. saintis data, spesialis kecerdasan buatan, pengembang
perangkat lunak dan aplikasi, spesialis data besar,
Najib (2018) menuturkan teknik kecerdasan buatan spesialis transformasi digital, spesialis teknologi baru,
terkini sangat haus akan data. Pertama, dari sisi privasi spesialis pengembangan organisasi, dan lain-lain.
dan keamanan data, teknologi kecerdasan buatan dan Contohnya, seorang saintis data bertugas
data besar yang digunakan Toko X memungkinkan mengumpulkan, memroses, menganalisis, dan
data perilaku belanja konsumen Indonesia akan mengolah data melimpah yang tersimpan di data besar
berpindah ke negara perusahaan induknya, dan data menjadi knowledge atau pengetahuan yang sangat
tersebut dapat digunakan sebagai upaya ekspansi ke dibutuhkan pucuk pimpinan perusahaan untuk
pasar ritel Indonesia di masa depan. Revolusi Industri mengambil keputusan. Namun, semua pekerjaan di
4.0 memungkinkan negara-negara yang mempunyai atas hanya dapat dilakukan oleh para pekerja dengan
banyak data dan menguasai bidang teknologi keterampilan tinggi dan menguasai STEM (science,
informasi seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan technology, engineering and math) karena memahami
mungkin Jepang, akan semakin mendapatkan banyak teknologi baru secara lebih efektif, mampu
sumber daya (resources). Sumber daya yang bernilai menyesuaikan diri dan memaksimalkan keuntungan
tinggi di masa depan adalah data, bukan lagi sumber ekonomi (Baweja dkk., 2016). Ada tiga bidang yang
daya alam. Negara-negara pengguna seperti Indonesia harus dikuasai oleh seorang saintis data yaitu teknologi
akan semakin dieksploitasi dan tertinggal. Ancaman informasi, statistik dasar, dan bisnis.
yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0 dengan
revolusi sebelumnya lebih menyeramkan karena Keterampilan di bidang teknologi informasi mencakup
Indonesia berpotensi menjadi bangsa yang tidak kemampuan mengoperasikan SQL, yaitu bahasa
berguna dan dilupakan (useless nation). standar pengolahan basis data, bahasa pemrograman R
dan Phyton; kemampuan di bidang statistik dasar
adalah menguasai istilah atau fungsi statistik, dan tipe

22
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

distribusi data; kemampuan di bidang bisnis adalah membutuhkan banyak ahli dalam beberapa tahun ke
pengetahuan tentang industri yang digeluti, konsumen, depan. Digitalisasi pendidikan hadir di saat yang tepat,
pemasaran, serta produk-produk (Bianda, 2019). memungkinkan semua orang tanpa memandang latar
Sayangnya, ILO (2017) menjelaskan hanya 24,4 belakang ekonomi, profesi, pendidikan, dan usia
persen perempuan Indonesia yang mengambil jurusan memiliki kesempatan sama untuk mempelajari ilmu-
STEM, dibandingkan dengan 50 persen laki-laki ilmu yang relevan dengan perkembangan industri
Indonesia. terkini. Kursus-kursus daring dari dalam negeri dan
luar negeri bertebaran di internet. Ketika seseorang
Keempat, ketidakcocokan antara kualitas lulusan sudah menyelesaikan kursus akan meraih sertifikat
pendidikan dan kebutuhan industri. Kurikulum saat ini gratis ataupun berbayar yang dapat digunakan untuk
tidak dapat mengikuti perkembangan Revolusi Industri melengkapi daftar riwayat hidup atau melamar
4.0 dan ekonomi digital. Perubahan karakter pekerjaan pekerjaan. Rizky (2018) menyarankan setiap orang
memengaruhi karakter keterampilan yang dibutuhkan dapat menggunakan kesempatan tersebut dengan
di masa depan. Akses vokasional dan pelatihan ulang sebaik-baiknya, memutuskan bidang baru apa yang
menjadi penting karena menjembatani angkatan kerja paling diminati, setelah itu berupaya menjadi spesialis
baru yang rata-rata menurut statistik ada di angka 2,9 di satu bidang tertentu, misalnya di bidang analisis
juta orang/tahun, yang belum semuanya bisa masuk ke data.
pasar kerja karena masalah ketidaksesuaian
keterampilan dan kualifikasi yang rendah. Dari 10 Ginanjar (2018) mengatakan bahwa perusahaan
orang, hanya 3-4 orang atau 37 persen yang memenuhi teknologi raksasa seperti Google dan Microsoft tidak
persyaratan kerja, sebaliknya 6-7 orang atau 63 persen lagi memperhitungkan ijazah dan gelar akademik
tidak memenuhi syarat (Dhakiri, 2018). Keterampilan sebagai syarat utama agar dapat bekerja di
vokasional khusus harus dikembangkan dan dipadukan perusahaannya. Anak-anak muda berkualifikasi
dengan pengetahuan dasar terkait keaksaraan, pendidikan dasar dengan keterampilan digital yang
berhitung, beradaptasi dan penyelesaian masalah bagus mungkin lebih berpeluang dibandingkan calon
(Autor, 2015). karyawan bergelar sarjana dengan keterampilan digital
biasa-biasa saja.
Kelima, Ellen (2018) menekankan sangat penting
mewujudkan pola pikir budaya digital di kalangan Tenaga kerja berkualifikasi pendidikan dasar di
generasi muda Indonesia. Kompetisi di masa depan industri ritel dapat memulai langkah awal
akan berbeda dengan kompetisi di masa kini. meningkatkan kapasitas dirinya dengan mempelajari
Kompetisi sudah menjadi modal pergaulan di berbagai bahasa pemrograman atau coding, serta cara membaca
tempat dan bidang. Kompetisi terjadi antarindividu, dan mengolah data. Anak-anak muda seperti Nicholas
antardesa/kota, antarprovinsi/negara, antarbenua, Rahardja & Marco Widodo telah membangun situs
antarentitas, dan akan terjadi di semua tempat. Sumber belajar coding gratis berbahasa Indonesia yang dapat
daya manusia dengan kualitas di atas standar pasti diakses siapa saja yang mempunyai komputer atau
menang. Misalnya, anak-anak muda yang mempunyai ponsel pintar, serta terhubung ke internet. Pekerjaan
keterampilan digital yang mumpuni akan mempunyai masa depan berkaitan dengan coding dan teknologi
kesempatan bekerja hingga ke luar negeri dan menjadi sehingga penguasaan coding adalah kewajiban semua
tuan rumah di negaranya sendiri, sehingga perusahaan- orang. Basis produk-produk canggih seperti ponsel
perusahaan Indonesia tidak perlu lagi mendatangkan pintar, aplikasi hingga komputer super adalah coding
banyak tenaga kerja asing untuk mengerjakan proyek- (Rahardja & Widodo, 2018). Ponsel pintar memainkan
proyeknya. Sedangkan tenaga kerja yang standar bisa peranan penting karena para pekerja tidak perlu lagi
menang dan bisa kalah, kalau di bawah standar sudah datang belajar ke kelas di hari Sabtu dan Minggu.
pasti kalah (Dhakiri, 2018). Contohnya, pekerja kasir dan petugas keamanan yang
tidak mempunyai waktu untuk belajar di hari kerja
Peluang (Opportunities) dapat mengakses pelajaran coding di ponsel pintarnya
kapanpun dan dimanapun.
Indonesia harus optimis karena Faisal dalam Wahyudi
(2018) menyiratkan penduduk usia muda di perkotaan
lebih mudah beradaptasi dengan transformasi Setiap orang dapat mempelajari coding mulai dari
tantangan kerja industri. Revolusi Industri 4.0 tingkat dasar, naik ke tingkat menengah, dan
sebenarnya sudah melahirkan pekerjaan-pekerjaan menyelesaikan tingkat tertinggi. Modal utama belajar
baru. Jumlah perusahaan dan lembaga di Indonesia coding adalah kemauan yang kuat (Taher, 2018). Salah
yang memanfaatkan teknologi seperti data besar dan satu kursus coding diikuti oleh beraneka ragam murid
kecerdasan buatan terus bertambah, sehingga dari berbagai usia, murid termuda berusia 11 tahun dan

23
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

murid tertua berusia 73 tahun. Laman kursus coding banyak perusahaan multinasional datang berinvestasi
tersebut menekankan bahwa untuk mempelajari di Indonesia. Para investor ini membawa teknologi-
pemrograman tidak membutuhkan pendidikan teknologi baru yang belum pernah ada di Indonesia
minimum. Setiap murid hanya diwajibkan menguasai sebelumnya, dan sudah pasti menimbulkan disrupsi.
keterampilan komputer dasar, seperti berselancar di Dampak positifnya adalah mendorong Indonesia
internet dan mengoperasikan perangkat lunak meraih kemajuan baru dan meninggalkan
pengolah data dan angka yang sudah dipelajari selama ketertinggalan. Sedangkan dampak negatifnya adalah
pendidikan wajib belajar 9 tahun. industri dan sumber daya manusia Indonesia yang
belum siap mengadopsi dan beradaptasi dengan
Pemerintah Indonesia juga telah bekerja sama dengan teknologi tersebut akan mengalami industry shock dan
perusahaan-perusahaan swasta berbasis teknologi, dan manpower shock. Jumlah penduduk yang besar tetapi
organisasi seperti G20, PBB, APEC, ASEAN, berkualitas rendah atau standar akan menghadapi
Asosiasi Asia-Eropa, serta Jerman selaku perintis banyak masalah di masa depan.
Revolusi Industri 4.0 untuk menyediakan akses
internet dan teknologi ke berbagai lapisan masyarakat Pada saat ini, toko konvensional masih mendominasi
di Indonesia. Contohnya adalah program 1.000 industri ritel Indonesia sehingga dampak ritel 4.0 yang
wirausaha pemula, atau program melatih 100.000 ahli sesungguhnya akan terlihat dalam beberapa tahun ke
pemrograman (Hadianto, 2018; Keusgen, 2018). depan. Waktu tunda ini harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Piotrowicz & Cuthbertson (2014) menekankan bahwa manusia melalui kolaborasi erat seluruh pemangku
teknologi sebaiknya menyelesaikan masalah manusia, kepentingan di Indonesia, yaitu pemerintah, sektor
bukan melahirkan masalah baru; ketika manusia ingin usaha, sektor pendidikan, hingga tenaga kerja itu
menerapkan suatu teknologi harus berdasarkan alasan sendiri, termasuk bekerja sama dengan negara-negara
dan tujuan yang jelas. Fauzan (2018) menyatakan lain yang sektor industri dan pendidikannya sudah
ketika sesuatu diotomatisasi, maka hal itu akan terjadi. lebih maju. Pemerintah sebaiknya memberikan
Mungkin sekarang belum terjadi, tetapi di masa depan, dukungan penuh kepada individu-individu atau
mungkin pekerjaan kita akan digantikan kecerdasan perusahaan atau lembaga yang mempunyai inisiatif
buatan, sehingga masyarakat Indonesia harus selalu menciptakan platform belajar digital untuk
berpikir maju ke depan, menambah keterampilan dan mempercepat pemerataan pendidikan digital ke
pengetahuan secara berkelanjutan karena manusia seluruh Indonesia agar mimpi Indonesia Emas 2045
mungkin akan digantikan mesin suatu hari nanti. tidak mustahil untuk diraih.
KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Penulis menyimpulkan dua hal penting terkait tren ritel Alibaba Cloud. (2018, 19-22 September). Intelligent
4.0. Pertama, teknologi pada dasarnya netral dan Retail.The Computing Conference Hangzhou.
memainkan peran sangat penting bagi perkembangan Diakses dari https://www.alibabacloud.com/the-
peradaban manusia. Teknologi baru tidak perlu computing-conference-2018
ditakuti karena umat manusia telah hidup
berdampingan dengan mesin dan proses otomatisasi Autor, D.H. (2015) Why are there still so many jobs?
sejak revolusi industri pertama, tetapi perlu The history and future of workplace automation.
diwaspadai. Toko X adalah format ritel baru berbasis Journal of Economic Perspectives, 29(3), pp. 3-
teknologi mutakhir dan merefleksikan bahwa tenaga 30. doi: 10.1257/jep.29.3.3
kerja manusia sanggup bekerja sama dengan mesin Azali, K. (2017). Indonesia’s Divided Digital
dalam mengoperasikan sebuah toko dan beradaptasi Economy. Perspective, 17(70),1-12. Diakses dari
dengan proses otomatisasi, sedangkan di sisi https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/ISEAS_Pers
konsumen, teknologi telah merevolusi pengalaman pective_2017_70.pdf
belanja konsumen. Namun, yang perlu diingat adalah
dampak yang ditimbulkan kecerdasan buatan dan data Baweja, B., Donovan, P., Haefele, M., Siddiqi, L., &
besar diprediksi akan berbeda dari revolusi industri Smiles, S. (2016). Extreme automation and
sebelumnya. connectivity: The global, regional, and investment
implications of the Fourth Industrial Revolution.
Kedua, globalisasi tidak mungkin dapat dihalangi. UBS. Diakses dari
Populasi dan basis konsumsi yang besar, posisi https://www.ubs.com/global/en/about_ubs/follow
geografis strategis untuk perdagangan, serta _ubs/
pemerintahan yang berpihak pada bisnis telah menarik highlights/davos-2016.html

24
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

Bianda, M. (2019, 14 February). Meet Women in Data The Future of Jobs and Jobs of the Future.
Science. Lektur publik yang disampaikan di Meet Jakarta: CSIS.
Women in Data Science. Purwadhika, Jakarta.
Ellen. (2018, 27 Oktober). Mobile Learning in Your
Budiharto, W. (2018, 11 Januari). Wawancara pribadi. Grasp. Lektur publik yang disampaikan di The
Importance of Technology for Indonesia’s Youth.
Caro, F., & Sadr, R. (2019) The Internet of Things
Jakarta: Atamerica.
(IoT) in retail: Bridging supply and demand.
Business Horizons, 62(1), pp. 47-54. doi: Fauzan, R. (2018, 7 September). Chatbots Untuk
10.1016/j.bushor.2018.08.002 Bisnis. Lektur publik yang disampaikan
di Artificial Intelligence to Support Your
Carvalho, N., Chaim, O., Cazarini, E., & Gerolamo,
Business. Jakarta: UnionSPACE.
M. (2018) Manufacturing in the fourth industrial
revolution: A positive prospect in Sustainable Forum Ekonomi Dunia. (2016). Laporan Pertemuan
Manufacturing. Procedia Manufacturing, 21, pp. Tahunan Forum Ekonomi Dunia Tahun 2016
671-678. doi: 10.1016/j.promfg.2018.02.170 (World Economic Forum Annual Meeting 2016).
Diakses dari
Chan, F. (2018, 22 September). Amazon plans 14
http://www3.weforum.org/docs/WEF_AM16_Re
trillion-rupiah investment in Indonesia.
port.pdf
Diakses dari
https://www.straitstimes.com/asia/se- Ginanjar, D. (2018, 23 November). Wawancara
asia/amazon-planning-14-trillion-rupiah- pribadi.
investment-in-indonesia
Hadianto, M. (2018, 10 November). Future of Work.
Chao, W.-L. (2007). Face Recognition. Diakses dari Presentasi disampaikan dalam lektur publik
disp.ee.ntu.edu.tw/~pujols/Face%20Recognition- Indonesia Youth Diplomacy Youth Talk – Future
survey.pdf of Work for Youth. Jakarta: Tokopedia.
Collier, M. (2018, 26 Maret). Omni-Channel Retail Is Hootsuite. (2018). Digital 2018 Indonesia [Slide
The New Black [Video]. Diakses dari Powerpoint]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=oVZLBbcuY https://www.slideshare.net/DataReportal/digital-
8U 2018-indonesia-january-2018
Cox, L. (2016, 24 November). Robot, Cobot or Sobot? Hu, S.J. (2013) Evolving paradigms of manufacturing:
Diakses dari https://disruptionhub.com/robot- From mass production to mass customization and
cobot-sobot/ personalization. Procedia CIRP, 7, pp. 3-8. doi:
10.1016/j.procir.2013.05.002
Davies, R. (2015). Industry 4.0 Digitalisation for
productivity and growth. European Parliamentary IBM Institute for Business Value & Universitas
Research Service. Diakses dari Oxford. (2012). Analytics: The real-world use of
http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/B big data in financial services. Oxford: IBM
RIE/2015/ Institute for Business Value & Saïd Business
568337/EPRS_BRI(2015)568337_EN.pdf School, Universitas Oxford. Diakses dari
https://www.ibm.com/downloads/cas/E4BWZ1P
Deloitte. (2017). Disruptions in Retail through Digital
Y
Transformation. Reimagining the Store of the
Future. Diakses dari ILO (2017). Laporan Ketenagakerjaan Indonesia 2017.
https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/i Diakses dari
n/Documents/CIP/in-cip-disruptions-in-retail- http://www.oit.org/wcmsp5/groups/public/---
noexp.pdf asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_613626.pdf
Departemen Pertahanan Republik Indonesia. (2008).
Buku Pertahanan Indonesia. Diakses dari Intel. (2014). Getting Started with Big Data Analytics
https://www.kemhan.go.id in Ritel. Diakses dari
/wp-content/uploads/2015/ https://www.intel.com/content/www/us/en/retail/r
12/04f92fd80ee3d01c8e5c5dc3f56b34e31.pdf etail-big-data-solution-blueprint.html
Dhakiri, M. H. (2018, 11 April). Ekosistem Jackson, D. (2011). Standard Bar Codes Beware-
Ketenagakerjaan Indonesia Saat Ini dan Pekerjaan Smart Phone Users May Prefer QR Codes. Law
Masa Depan. Lektur publik yang disampaikan di Library Journal. 103.

25
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

Kalia, V. (2018, 10 Agustus). Artificial Intelligence Nübler, I. (2016). New technologies:


Applications: How Artificial Intelligence will A jobless future or golden age of job creation?
END Shoplifting (in 3 Steps) [Video]. Diakses International Labour Organization. Diakses dari
dari https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
https://www.youtube.com/watch?v=3WBY1Kp1h dgreports/---
1Q inst/documents/publication/wcms_544189.pdf
Kementerian Perindustrian RI. (2013). Peraturan Parray, O. (2018, 11 April). Harnessing Technology
Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. for Growth and Jobs. Lektur publik yang
51/M-IND/PER/10/2013 tentang Definisi dan disampaikan di The Future of Jobs and Jobs of the
Batasan Serta Klasifikasi Industri Padat Karya Future. Jakarta: CSIS.
Tertentu. Jakarta: Kementerian Perindustrian
Piotrowicz, W., & Cuthbertson, R. (2014).
Republik Indonesia. Diakses dari
Introduction to the Special Issue
http://jdih.kemenperin.go.id/site/baca_peraturan/1
Information Technology in Retail: Toward
586
Omnichannel Retailing. International Journal of
Kementerian Pertahanan RI. (2008). Buku Putih Electronic Commerce, 18(4), 5–16. doi:
Pertahanan Indonesia 2008. Jakarta: Kementerian 10.2753/JEC1086-4415180400
Pertahanan Republik Indonesia. Diakses dari
Prevett, R. (2018, 2 Januari). The Disruptive
https://www.kemhan.go.id/ppid/2014/01/20/buku-
Technology Trends That Shaped 2017. Diakses
putih-pertahanan-indonesia-2008/
dari https://disruptionhub.com/15-disruptive-
Keusgen, T. (2018, 4 September). Emerging technology-trends-watch-2017/
Indonesia. Lektur publik yang disampaikan di
Rihanta, T (2012). Membangun Sinergi Pasar
A Conversation with Tony Keusgen (Managing
Tradisional dan Modern. Dalam Basri, M.C.
Director of Google Indonesia). Jakarta:
(Ed,). Rumah Ekonomi Rumah Budaya:
Atamerica.
Membaca Kebijakan Perdagangan Indonesia (hal.
Levy, M., Weitz, B.A., & Grewal, D. (2014). Retailing 240-241). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Management 9th Edition. New York,
Rizky, A. (2018, 13 Oktober). Revolusi Industri 4.0.
NY: McGraw-Hill Education.
Lektur publik yang disampaikan di Industrial
Lu, Y. (2017). Industry 4.0: A survey on technologies, Revolution 4.0: Seize The Opportunities. Depok:
applications and open research issues. Journal of Fakultas Matematika dan Ilmu Alam Universitas
Industrial Information Integration, 6, 1-10. doi: Indonesia.
10.1016/j.jii.2017.04.005
Santos, C., Mehrsai, A., Barros, A.C., Araújo, M., &
Microsoft. (2018, 24 Januari). IoT Powered Intelligent Ares, E. (2017) Towards Industry 4.0: an overview
Retail [Video]. Diakses dari of European strategic roadmaps. Procedia
https://www.youtube.com/watch?v=n- Manufacturing, 13, pp. 972-979. doi:
ouKu9tNPM 10.1016/j.promfg.2017.09.093
Najib, M. (2018, 20 September). Artificial Schuelke-Leech, B.-A. (2018) A model for
Intelligence. Lektur publik yang disampaikan di understanding the orders of magnitude of
Deklarasi Inovator 4.0 Indonesia: Kerja dan disruptive technologies. Technological
Membangun Indonesia dengan Data. Galeri Forecasting and Social Change, 129, pp. 261-274.
Cemara 6, Jakarta. doi: 10.1016/j.techfore.2017.09.033
Negara, S. D., Suryadinata, L. (2018). Indonesia And Stelter, S. (2015). Understanding Real-World ROI for
China’s Belt and Road Initiatives: Perspectives, RFID in Retail. ChainLink Research. Diakses dari
Issues and Prospects. Trends in Southeast Asia, http://www.clresearch.com/media/docs/original/U
18(11), 1-51. Diakses dari nderstandingRealWorld
https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/TRS11_18.p ROIforRFIDRetail20150415.pdf
df
Taher, S. (2018, 27 Oktober). What is the Importance
Nexcom International. (2016, 30 of Technology for Indonesia’s Youth? Lektur
November). NEXCOM Smart Retail publik yang disampaikan di The Importance of
Solution [Video]. Diakses dari Technology for Indonesia’s Youth. Jakarta:
https://www.youtube.com/watch?v=qxsBJ- Atamerica.
My5Dw

26
Identifikasi Dampak Perkembangan Teknologi …| Luciana Saragih

Trax. (2018, 29 Maret). The Trax Computer Vision


Platform [Video]. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=ZmH4-
UwHP3Y
Wahyudi, M. Z. (2018, 27 September). Milenial
Penentu Indonesia Emas 2045. Diakses dari
https://kompas.id/baca/utama/2018/09/27/kaum-
milenial-penentu-indonesia-emas-2045/
Warman, M.A. (2018, 22 Mei). Industrial Relations
4.0. Lektur publik yang disampaikan di Industry
4.0 Perspectives: How to Develop Industrial
Relations Peace in Digitalization Era. Jakarta:
APINDO.
Widodo, M., Rahardja, N. (2018, 27 Oktober). Coding.
Lektur publik yang disampaikan di The
Importance of Technology for Indonesia’s
Youth.Atamerica, Jakarta.
Will Robots Take My Job? (2018).
Diakses dari https://willrobotstakemyjob.com

27
Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 14, No. 1, Juni 2019| 13-28

28

Anda mungkin juga menyukai