MODUL 5
DIFRAKSI, PANJANG GELOMBANG
CAHAYA, DAN POLARISASI
II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
a) Menentukan Peristiwa fisis yang dialami oleh cahaya dengan prinsip difraksi oleh kisi
b) Menentukan Panjang Gelombang Cahaya tampak dengan menggunakan kisi difraksi
c) Menentukan Fenomena Polarisasi Gelombang Cahaya dan Fenomena Perputaran bidang
Polarisasi oleh benda padat
2.2. Dasar Teori
Difraksi dan Panjang Gelombang Cahaya
Difraksi merupakan penyebaran arah rambar gelombang ketika melewati suatu celah yang sempit.
ketika suatu gelombang masuk melewati celah yang sempit maka tiap titik pada celah berperan
sebagai sumber gelombang baru dengan arah rambat radial. Gelombang yang melewati celah
merupakan hasil superposisi gelombang-gelombang baru pada celah. Penyebaran arah rambat
gelombang akan membentuk pola difraksi (rahayu,2018)
Persamaan umum dari peristiwa difraksi adalah
(1.1)
m = d sin
Keterangannya
Interferensi maksimum terjadi bila beda lintasan cahaya datang dari dua celah yang berdekatan
sebesar kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang.
Polarisasi
Ketika filter polarisasi diletakkan pada suatu sumber cahaya yang tidak terpolarisasi maka hanya
medan listrik yang arahnya paralel dengan arah filter polarisasi yang akan diteruskan sehingga
intensitas cahaya yang diteruskan (I) akan menjadi setengah dari intensitas sumber cahaya (Io):
1
I = Io (1.3)
2
Namun pada sumber cahaya yang terpolarisasi intensitas cahaya yang diteruskan akan
bergantungpada sudut (θ) antara arah polarisasi sumber cahaya dengan arah polarisasi dari filter
polarisasi, sehingga intensitas yang diteruskan (I):
I = Io cos
2
(1.4)
Gambar A. Cahaya yang tidak Gambar B. Jumlah cahaya yang diteruskan oleh filter P2
terpolarisasi menjadi bergantung pada sudut antara arah polarisasi filter P2
terpolarisasi setelah melewati dan filter P1 dimana cahaya
2.3. Daftar Peralatan
➢ Daftar alat-alat percobaan difraksi dan panjang gelombang cahaya :
Keping penutup 2
Diafragma 4 lingkaran 1
Layar putih 1
Tumapakan berpenjepit 6
Lensa f =+50mm 1
Lensa f =+100mm 1
Penyambung rel 1
Kaki rel 2
Slaid polarisasi 1
Filter polarisasi 1
Layar putih 1
Tumapakan berpenjepit 6
Lensa f =+50mm 1
Lensa f =+100mm 1
Pemegang slaid diagfragma 1
Catu daya 1
Kabel Probe 2
Gambar 2. Percobaan pengukuran panjang gelombang cahaya dengan prinsip kisi difraksi
Warna
No y (mm) L (mm) ʎ (nm)
Cahaya
53 mm 150 mm 700 nm
1 Merah
37.5 mm 150 mm 500 nm
2 Hijau
Catatan :
y = Jarak antara pusat terang orde 0 dengan pusat terang orde1
d.y
=
m.L
(0.002)(53)
= = 0,007 mm = 700 nm
1.(150)
Hijau
d.y
=
m.L
(0.002)(37.5)
= = 0.0005mm = 500nm
1.(150)
Biru
d.y
=
m.L
(0.002)(36)
= = 0.0004mm = 400nm
1.(150)
Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi
Terang Redup
1 00 4 1350
2 Redup Terang
450 5 1800
3 Gelap Gelap
900 6 2700
Catatan : isi kolom cahaya pada layar dengan gelap, redup, dan terang
Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya Pada Layar
Rotasi Rotasi
Kuning Merah dan Hijau
1 00 4 1350
Kuning dan Jingga Merah
2 450 5 1800
Hijau Hijau dan Biru
3 900 6 2700
Catatan : isi kolom cahaya pada layar dengan warna yang muncul
IV. PEMBAHASAN
Pola cahaya yang muncul pada layar dari hasil percobaan 1 yaitu Difraksi pada
Kisi diperoleh data sebagai berikut :
Pada orde 0 ( Terang Pusat) berbeda dengan orde 1, orde 2, dan orde 3 hal
tersebut disebabkan oleh adanya difraksi oleh kisi yang mengenai lensa dan
menghasikan warna pada setiap orde,(penjelasan warna diatas)
Perbedaaan pola cahaya yang dihasilkan pada layar dengan sumber cahaya
Polikromatik dan Monokromatik
Terdapat 2 jenis cahaya, yaitu: Cahaya Polikromatik dan cahaya
monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak
warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya
putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu
warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah
cahaya merah dan ungu.
Pada Cahaya Poliokromatik induk cahaya yang dihasilkan berwarna-warni
karena sumber cahayanya adalah putih (yang menyimpan banyak warna).
Sedangkan Pada Cahaya Monokromatik induk cahaya yang dihasilkan hanya
satu (1) maka cahaya yang dihasilkan juga hanya satu warna
Pengaruh Perubahan Jarak antara kisi difraksi menuju layar (L) Terhadap Pola
Cahaya Hasil Difraksi
Semakin besar jarak antara kisi ke layar (L) maka jarak antar pola cahaya
juga semakin besar (berjauhan) dan semakin kecil jarak anatara kisi ke layar (L)
maka jarak antar pola cahaya juga makin kecil (berdekatan).
Hal yang terjadi saat filter Polarisasi 1 (Polarisator) dan Polarisasi 2
(analisator) berbeda sudut
Pada saat filter polarisasi 1 (polarisator) dan Polarisasi 2 (analisator)
berbeda sudut, maka intensitas cahaya yang dihasilkan akan berbeda pula.
Seperti data yang telah didapatkan dari Percobaan 3 Polarisasi Cahaya ;
Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi
Terang Redup
1 00 4 1350
Redup Terang
2 450 5 1800
3 Gelap Gelap
900 6 2700
d.y
=
m.L
Faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya pada layar
➢ intensitas awal
1 Merah 700 nm
500 nm
2 Hijau
3 Biru 400 nm
Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi
1 Terang 4 Redup
00 1350
Redup Terang
2 450 5 1800
3 Gelap Gelap
900 6 2700
VI. REFERENSI
[1] Aji,Mahardika Prasetya, dkk.2017.”a simple ditraction experiment
as netural grahpithy social”.Hoboken: John Wiley Sons
[2] Hendro,M.S, dkk. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar II 2019/2020.
Bandung: ITB
[3] Rahayu, Agustina winda.2018. Laporan Praktikum Polarisasi
Cahaya .Malang:Universitas Kanjuruhan Malangss