Anda di halaman 1dari 17

Rabu, 22April 2020

MODUL 5
DIFRAKSI, PANJANG GELOMBANG
CAHAYA, DAN POLARISASI

Nama Praktikan : Ivan Marcelino Purba


NIM : 101119024
Kelas : Teknik Geofisika (GP-2019)
Kelompok : Kelompok 6
Anggota Kelompok :
1. Andrew jupan (101119023)
2. Nabilla S(101119022)
3. M radhitio (101119021)

Tanggal Praktikum : Rabu, 22 April 2020


Asisten Praktikum : Rizky Miftahul Akbar
I. INTISARI
Pada Modul 5 yaitu Difraksi, Panjang Gelombang Cahaya, dan Polarisasi yang
bertujuan untuk Menentukan Peristiwa fisis yang dialami oleh cahaya dengan prinsip
difraksi oleh kisi,Menentukan Panjang Gelombang Cahaya tampak dengan
menggunakan kisi difraksi, dan Menentukan Fenomena Polarisasi Gelombang Cahaya
dan Fenomena Perputaran bidang Polarisasi oleh benda padat. Metode yang digunakan
pada Percobaan ini adalah menggunakan rumus ( m dikali lamda = d sin teta ), Dan di
dapatkan data dari percobaan yang telah dilakukan yaitu dapat dilihat pada tabel
Percobaan 1,2,3,dan 4. Pada Tabel Percobaan 1 diperoleh hasil pengamatan Difraksi
Pada Kisi, Pada Tabel Percobaan 2 di peroleh hasil Pengamatan Panjang Gelombang,
Pada Tabel Percobaan 3 diperoleh hasil pengamatan Polarisasi Cahaya, dan Pada Tabel
Percobaan 4 diperoleh hasil Pengamatan pengamatan percobaan perputaran bidang
polarisasi oleh benda Padat (tanpa filter Warna). Panjang Gelombang Yang dihasilakan
pada waran merah 700 nanometer, hijau 500 nanometer, dan biru 400 nanometer
Kata kunci : cahaya, difraksi,fenomena,gelombang, panjang,perputaran, polarisasi,dan warna
,nanometer(nm)

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
a) Menentukan Peristiwa fisis yang dialami oleh cahaya dengan prinsip difraksi oleh kisi
b) Menentukan Panjang Gelombang Cahaya tampak dengan menggunakan kisi difraksi
c) Menentukan Fenomena Polarisasi Gelombang Cahaya dan Fenomena Perputaran bidang
Polarisasi oleh benda padat
2.2. Dasar Teori
Difraksi dan Panjang Gelombang Cahaya

Difraksi merupakan penyebaran arah rambar gelombang ketika melewati suatu celah yang sempit.
ketika suatu gelombang masuk melewati celah yang sempit maka tiap titik pada celah berperan
sebagai sumber gelombang baru dengan arah rambat radial. Gelombang yang melewati celah
merupakan hasil superposisi gelombang-gelombang baru pada celah. Penyebaran arah rambat
gelombang akan membentuk pola difraksi (rahayu,2018)
Persamaan umum dari peristiwa difraksi adalah

m  d sin  (1.1)
Keterangannya

adalah panjang gelombang cahaya

d adalah jarak antara celah kisi

θ adalah sudut difraksi

m adalah orde pola difraksi.

Dimana untuk mencari d, sebagai berikut :


1
d (1.2)
N

Skema Percobaan difraksi pada kisi :

Interferensi maksimum terjadi bila beda lintasan cahaya datang dari dua celah yang berdekatan
sebesar kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang.
Polarisasi

Gelombang cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, gelombang elektromagnetik akan


terpolarisasi jika arah vektor medan listrik pada bidang osilasi yang sama. Gelombang cahaya
umumnya tidak terpolarisasi atau terpolarisasi dengan arah yang acak.. Polarisasi cahaya dapat
disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi)
ganda dan hamburan.Bidang osilasi dari gelombang cahaya yang terpolarisasi( h e n d r o , 2 0 1 5 ) :

Ketika filter polarisasi diletakkan pada suatu sumber cahaya yang tidak terpolarisasi maka hanya
medan listrik yang arahnya paralel dengan arah filter polarisasi yang akan diteruskan sehingga
intensitas cahaya yang diteruskan (I) akan menjadi setengah dari intensitas sumber cahaya (Io):
1
I  Io (1.3)
2

Namun pada sumber cahaya yang terpolarisasi intensitas cahaya yang diteruskan akan
bergantungpada sudut (θ) antara arah polarisasi sumber cahaya dengan arah polarisasi dari filter
polarisasi, sehingga intensitas yang diteruskan (I):
I  Io cos 
2
(1.4)

Gambar A. Cahaya yang tidak Gambar B. Jumlah cahaya yang diteruskan oleh filter P2
terpolarisasi menjadi bergantung pada sudut antara arah polarisasi filter P2
terpolarisasi setelah melewati dan filter P1 dimana cahaya
2.3. Daftar Peralatan
 Daftar alat-alat percobaan difraksi dan panjang gelombang cahaya :

Nama Alat Jumlah


Kotak cahaya 1
Pemegang kotak cahaya 1
Rel presisi 2
Penyambung rel 1
Kaki rel 2

Pemegang slaid diafragma 2


Kisi difraksi 1
Diafragma celah tunggal 1
Keping penutup 2
Diafragma 4 lingkaran 1
Layar putih 1

Tumapakan berpenjepit 6

Lensa f =+50mm 1
Lensa f =+100mm 1

Diafragma anak panah 1


Catu daya 1
Kabel probe 2
 Daftar alat-alat percobaan polarisasi :

Nama Alat Jumlah


Kotak cahaya 1
Pemegang kotak cahaya 1
Rel presisi 2

Penyambung rel 1
Kaki rel 2
Slaid polarisasi 1

Filter polarisasi 1
Layar putih 1
Tumapakan berpenjepit 6
Lensa f =+50mm 1

Lensa f =+100mm 1
Pemegang slaid diagfragma 1
Catu daya 1
Kabel Probe 2

2.4. Prosedur Percobaan


1. Difraksi dan Panjang Gelombang
 Percobaan 1 : Difraksi pada Kisi
1. Semua Peralatan disiapkan
2. Peralatan Dirangkai sesuai dengan percobaan yaitu Difraksi pada Kisi
Seperti pada gambar berikut :

Gambar 1. Percobaan difraksi pada kisi

3. Selanjutnya, Catu daya dinyalakan


4. Jarak antara Lampu dan lensa di atur dengan lensa f = +50 mm sejauh 5 cm. Fungsi dari
lensa ini untuk mensejajarkan sinar yang datang dari sumber cahaya
5. Kedudukan dari lensa f = + 100 mm Diatur Hingga membentuk bayangan celah tunggal yang
tajam di layar
6. Pemegang slaid diafragma diletakkan dibelakang lensa ( f = 100 mm), Selanjutnya kisi diafragma
dimasukkan ke dalamnya
7. Perhatikan sinar yang jatuh pada layar, apakah terdapat warna atau tidak pada layar tersebut
8. Kemudian, amati susunan warna yang ada, Catatat warna yang paling banyak dan yang paling
sedikit
9. Terakhir, Matikan Catu daya

 Percobaan 2 : Mengukur Panjang Gelombang Cahaya


1. Semua Peralatan Percobaan disiapkan
2. Peralatan Percobaan dirangkai sesuai dengan percobaan Mengukur Panjang Gelombang
Cahaya. Seperti Pada gambar berikut :

Gambar 2. Percobaan pengukuran panjang gelombang cahaya dengan prinsip kisi difraksi

3. Catu daya dinyalakan


4. Jarak antara Lampu dan lensa di atur dengan lensa f = +50 mm sejauh 5 cm. Fungsi dari
lensa ini untuk mensejajarkan sinar yang datang dari sumber cahaya
5. Kedudukan dari lensa f = + 100 mm Diatur Hingga membentuk bayangan celah tunggal yang
tajam di layar
6. Pemegang slaid diafragma diletakkan dibelakang lensa ( f = 100 mm), Selanjutnya kisi diafragma
dimasukkan ke dalamnya
7. Perhatikan sinar yang jatuh pada layar, apakah terdapat warna atau tidak pada layar tersebut
8. Kemudian, amati susunan warna yang ada, Catatat warna yang paling banyak dan yang paling
sedikit
9. Terakhir, Matikan Catu daya
2. Polarisasi
 Percobaan 1 : Polarisasi Cahaya
1. Semua Peralatan Percobaan disiapkan
2. Alat Percobaan dirangkai Sesuai dengan Percobaan Polarisasi Cahaya, Seperti pada gambar :

Gambar 3. Percobaan Polarisasi Cahaya

3. Catu daya dinyalakan


4. Jarak antar kontak cahaya dan lensa Diatur dengan Lensa f = + 50 mm
Sejauh 5 cm
5. Filter Polarisasi Pertama (Polarisator) di belakang lensa f = + 50 mm
Diletakkan dilubang kedua tumpukan berpenjepit
6. Filter Polarisasi Kedua (analisator) di depan lensa f = + 100 mm Diletakkan
pada lubang pertama tumpukkan terjepit
7. Kedua Filter Polarisasi di atur Agar memiliki arah (skala) yang sama
8. Filter Polarisasi Kedua (analisator) diputar Hingga 360o.
9. Selanjutnya Amati perubahan cahaya dan catatat hasil pengamatan
10. Terakhir Catu daya dimatikan
 Percobaan 2 : Perputaran Bidang Polarisasi Oleh Benda Padat
1. Semua Peralatan Percobaan disiapkan
2. Alat Percobaan dirangkai Sesuai dengan Percobaan Perputaran Bidang Polarisasi Oleh Benda
Padat, Seperti pada gambar :

Gambar 4. Percobaan perputaran bidang polarisasi oleh benda

3. Catu daya dinyalakan


4. Jarak antar kontak cahaya dan lensa Diatur dengan Lensa f = + 50 mm
Sejauh 5 cm
5. Filter Polarisasi Pertama (Polarisator) di belakang lensa f = + 50 mm
Diletakkan dilubang kedua tumpukan berpenjepit
6. Filter Polarisasi Kedua (analisator) di depan lensa f = + 100 mm Diletakkan
pada lubang pertama tumpukkan terjepit
7. Kedua Filter Polarisasi di atur Agar memiliki arah (skala) yang sama
8. Filter Polarisasi Kedua (analisator) diputar Hingga 360o.
9. Selanjutnya Amati perubahan cahaya dan catatat hasil pengamatan
10. Terakhir Catu daya dimatikan
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

1. Difraksi dan Panjang Gelombang Cahaya

 Percobaan 1 : Difraksi Pada kisi


Tabel 3.1 Hasil pengamatan difraksi pada kisi

No Orde Difraksi Susunan Cahaya

1 Orde 0 (Terang pusat) Kuning

2 Orde 1 Kuning, Biru, Hijau, Merah

3 Orde 2 Kuning, Biru, Hijau, Merah

4 Orde 3 Kuning, Biru, Hijau, Merah

 Percobaan 2 : Mengukur Panjang Gelombang Cahaya


Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Panjang Gelombang

Warna
No y (mm) L (mm) ʎ (nm)
Cahaya
53 mm 150 mm 700 nm
1 Merah
37.5 mm 150 mm 500 nm
2 Hijau
36 mm 150 mm 400 nm
3 Biru

Catatan :
y = Jarak antara pusat terang orde 0 dengan pusat terang orde1

L = Jarak kisi ke layar


Pengolahan Data Percobaan 2 : Mengukur Panjang Gelombang Cahaya

N ( jumlah kisi) = 500 Garis/mm d(Lebar celah) = 1/N


= 1/500
= 0.002 mm

Mencari Panjang Gelombang


Merah

d.y
 m.L

(0.002)(53)
=  0,007 mm = 700 nm
1.(150)

Hijau

d.y
 m.L

(0.002 )(37.5)
  0.0005mm  500nm
1.(150)

Biru

 d .
y
m.
L

(0.002 )(36)
  0.0004mm  400nm
1.(150)

1mm  1.000.000 (noted)


nm
II. Polarisasi
 Percobaan 1 : Polarisasi Cahaya
Tabel 3.3 Hasil pengamatan percobaan polarisasi cahaya

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi
Terang Redup
1 00 4 1350
Redup Terang
2 450 5 1800

3 Gelap Gelap
900 6 2700

Catatan : isi kolom cahaya pada layar dengan gelap, redup, dan terang

 Percobaan 2 : Perputaran Bidang Polarisasi oleh Benda Padat


Tabel 3.4 Hasil pengamatan percobaan perputaran bidang polarisasi oleh benda

Padat (tanpa filter Warna).

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya Pada Layar
Rotasi Rotasi
Kuning Merah dan Hijau
1 00 4 1350
Kuning dan Jingga Merah
2 450 5 1800
Hijau Hijau dan Biru
3 900 6 2700

Catatan : isi kolom cahaya pada layar dengan warna yang muncul
IV. PEMBAHASAN
Pola cahaya yang muncul pada layar dari hasil percobaan 1 yaitu Difraksi pada
Kisi diperoleh data sebagai berikut :

No Orde Difraksi Susunan Cahaya

1 Orde 0 (Terang pusat) Kuning

2 Orde 1 Kuning, Biru, Hijau, Merah

3 Orde 2 Kuning, Biru, Hijau, Merah

4 Orde 3 Kuning, Biru, Hijau, Merah

Pada orde 0 ( Terang Pusat) berbeda dengan orde 1, orde 2, dan orde 3 hal
tersebut disebabkan oleh adanya difraksi oleh kisi yang mengenai lensa dan
menghasikan warna pada setiap orde,(penjelasan warna diatas)

Perbedaaan pola cahaya yang dihasilkan pada layar dengan sumber cahaya
Polikromatik dan Monokromatik
Terdapat 2 jenis cahaya, yaitu: Cahaya Polikromatik dan cahaya
monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak
warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya
putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu
warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah
cahaya merah dan ungu.
Pada Cahaya Poliokromatik induk cahaya yang dihasilkan berwarna-warni
karena sumber cahayanya adalah putih (yang menyimpan banyak warna).
Sedangkan Pada Cahaya Monokromatik induk cahaya yang dihasilkan hanya
satu (1) maka cahaya yang dihasilkan juga hanya satu warna

Pengaruh Perubahan Jarak antara kisi difraksi menuju layar (L) Terhadap Pola
Cahaya Hasil Difraksi
Semakin besar jarak antara kisi ke layar (L) maka jarak antar pola cahaya
juga semakin besar (berjauhan) dan semakin kecil jarak anatara kisi ke layar
(L) maka jarak antar pola cahaya juga makin kecil (berdekatan).
Hal yang terjadi saat filter Polarisasi 1 (Polarisator) dan Polarisasi 2
(analisator) berbeda sudut
Pada saat filter polarisasi 1 (polarisator) dan Polarisasi 2 (analisator)
berbeda sudut, maka intensitas cahaya yang dihasilkan akan berbeda pula.
Seperti data yang telah didapatkan dari Percobaan 3 Polarisasi Cahaya ;

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi
Terang Redup
1 00 4 1350
Redup Terang
2 450 5 1800

3 Gelap Gelap
900 6 2700

Persamaan yang digunakan untuk mengukur panjang Gelombang adalah


m. .L
y
d
d.y  m. .L

d.y
 m.L

Faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya pada layar


 intensitas awal

 sudut yang digunakan pada saat melakukan percobaan


V. KESIMPULAN
Peristiwa fisis yang dialami oleh cahaya dengan prinsip difraksi oleh kisi
dapat disimpulkan bahwa pada orde 0 (terang pusat) hanya terdapat satu warna
yaitu warna kuning. Sedangkan Pada Orde 1,2,dan 3 terdapat beberapa warna
yaitu warna kuning, biru, hijau, dan merah.

Panjang Gelombang Cahaya tampak dengan menggunakan kisi difraksi,


yaitu dapat dilihat dari hasil Percobaan 2 mengukur Panjang Gelombang
Cahaya yaitu warna merah 700 nanometer,warna hijau 500 nanometer dan
warna biru 400 nanometer :
Warna
No  (nm)
Cahaya

1 Merah 700 nm

500 nm
2 Hijau

3 Biru 400 nm

Pada saat filter polarisasi 1 (polarisator) dan Polarisasi 2 (analisator)


berbeda sudut, maka intensitas cahaya yang dihasilkan akan berbeda pula.
Seperti data yang telah didapatkan dari Percobaan 3 Polarisasi Cahaya ;

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
Rotasi Rotasi

1 Terang Redup
00 4 1350
Redup Terang
2 450 5 1800

3 Gelap Gelap
900 6 2700
VI. REFERENSI
[1] Aji,Mahardika Prasetya, dkk.2017.”a simple ditraction experiment
as netural grahpithy social”.Hoboken: John Wiley Sons
[2] Hendro,M.S, dkk. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar II 2019/2020.
Bandung: ITB
[3] Rahayu, Agustina winda.2018. Laporan Praktikum Polarisasi
Cahaya .Malang:Universitas Kanjuruhan Malangss

Anda mungkin juga menyukai