A. Pengertian
Keperawatan transkultural adalah teori yang fokus pada keragaman budaya dan keyakinan tiap
manusia. Teori ini berfokus pada analisa komparatif dan budaya yang berbeda, nilai-nilai
kesehatan-penyakit, perilaku kepedulian dan pola keperawatan (Roman et al., 2013).
B. Tujuan
Tujuan utama konsep ini untuk melihat dari budaya maupun etnis dalam mempengaruhi
komunikasi dan juga diagnosa keperawatan serta pengambilan keputusan dalam pengobatan
yang dilakukan (Roman et al., 2013). Tujuan lainnya adalah terciptanya perawat yang sebanding
dengan budaya dengan melalui proses pengembangan terhadap kebudayaan yang kompeten
(Jeffreys, 2010).
Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada
(Geiger and Davidhizar, 1995).
Sehat
Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi
dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle,
1995).
Lingkungan
Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
G. STRATEGI
1. Strategi I : Perlindungan/Mempertahankan Budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan.
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
- Persepsi sehat-sakit
- Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas sehari-hari
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya, meliputi:
- Cara pembayaran
- Pekerjaan
- Jenis pendidikan
Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu kebudayaan,pengkajian
keperawatan transkultural model ini meliputi:
1) Komunikasi (Communication)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang ruang gerak dan
pergerakan tubuh.
Budaya, etnisitas, tempat, peran dan fungsi keluarga, pekerjaan, waktu luang, persahabatan dan
kegiatan social keagamaan.
4) Waktu (time)
Penggunaan waktu, definisi dan pengukuran waktu, waktu untuk bekerja dan menjalin hubungan
social, orientasi waktu saat ini, masa lalu dan yang akan datang.
Nilai-nilai budaya, definisi tentang sehat-sakit, budaya yang berkaitan dengan sehat-sakit.
Struktur tubuh, warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi enzim dan genetik,
penyakit yang spesifik pada populasi terntentu, kerentanan terhadap penyakit tertentu,
kecenderungan pola makan dan karakteristik psikologis, koping dan dukungan social.
Komponen-komponenya meliputi:
7) Pendidikan
Referensi:
Andrews, M. M., & Boyle, J. S. (2002). Transcultural concepts in nursing care. Journal of
Transcultural Nursing, 13(3), 178-180.
Hari, D. (2018). Psikososial Budaya. Icme press.
Jeffreys, M. R. (2010). Chapter 8: Educational Issues for Students, Organizational Staff, Patients,
and Communities. Journal of Transcultural Nursing, 21(4 suppl), 338S-356S.
Martin, J., Nakayama, T., van Oudtshoorn, G. V. R., & Schutte, P. (2012). EBOOK:
Experiencing Intercultural Communication: An Introduction. McGraw Hill.
Suroso, S., Haryati, R. T. S., & Novieastari, E. (2015). Pelayanan Keperawatan Prima Berbasis
Budaya Berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 18(1), 38–44.
Sylvie, P., & Rista, D. A. (2019). Modul Pembelajaran Psikososial Dan Budaya Dalam
Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang.
Roman, G., Enache, A., Pârvu, A., Gramma, R., Moisa, Ş. M., Dumitraş, S., & Ioan, B. (2013).
Ethical issues in communication of diagnosis and end-of-life decision-making process in
some of the Romanian Roma communities. Medicine, Health Care and Philosophy, 16(3),
483-497.