Anda di halaman 1dari 3

A.

Deskripsi Program

Senyum Sehat adalah program Rumah Zakat yang melayani hingga ke


pelosok negeri agar masyarakat kurang mampu dapat mengakses kesehatan
secara gratis. Senyum Sehat merupakan program perbaikan kualitas kesehatan
masyarakat yang berbasis individual, komunal, swadaya masyarakat. Adapun
realisasi program tersebut berupa Khitanan Massal, Ambulance Gratis, Siaga
Sehat, Bantuan Kesehatan, Kebun Gizi, Klinik Gratis, dan Posyandu.
Program ini juga aktif menggandeng berbagai instansi untuk bekerja sama,
seperti korporasi-korporasi juga lembaga terkait lainnya. Salah satu contoh
pemberdayaan masyarakat adalah dengan adanya kegiatan Kebun Gizi yang
bertempat di Kp. Banen RT 02 RW 11 Desa Limbangan Timur Kecamatan
Limbangan Kabupaten Garut. Masyarakat Kp. Banen yang mengikuti
kegiatan Kebun Gizi terdapat 21 Orang yang dipimpin oleh Ibu Maryam
selaku Ibu RW di Kampung Banen. Rumah Zakat melalui fasilitator Desa
Berdaya dalam Program Senyum Sehat mendirikan kebun gizi masyarakat di
Kp. Banen pada bulan November 2015. Masyarakat diberdayakan dengan
memanfaatkan lingkungan pekarangan untuk menanam tanaman obat- obatan,
sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
“Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Melalui Program Senyum Sehat”.

B. Tujuan program

Tujuan ICD adalah menciptakan perbaikan secara terukur berdasarkan


permasalahan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, pendekatan inilah
yang menjadi konsep Rumah Zakat sehingga selaras dengan tujuan di era
Millenium Development Goals (MDGs). Periode waktu pada masing-masing
program pemberdayaan di bagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap
implementasi dan tahap evaluasi. Sasaran wilayah ditentukan setingkat desa
yang memiliki permasalahan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sanitasi
dengan menerapkan program tertentu menuju pada perbaikan dan
kesejahteraan.

C. Sasaran program
Untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima manfaat, Rumah Zakat
memiliki standar sendiri. Selain mereka yang fakir dan miskin melihat
daerahnya terlebih dahulu, seperti lokasi yang memang aksesnya jauh dari
pusat kota dan memang masyrakatnya mayoritas tidak mampu.
D. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan
Dalam pelaksanaannya setiap program itu berbeda-beda. Program yang
sifatnya kuratif seperti halnya yang di lakukan disalahsatu Klinik RBG
binaan rumah zakat, pelaksaannya itu masyarakat mendatangi Klinik
kemudian melakukan pengecekan lalu diberi obat, selain itu masyarakat juga
diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan agar masyarakat bisa menjaga
kesehatnnya, adapun bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yaitu dengan di adakannya Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) seperti mencuci tangan dengan baik dan benar,
gosok gigi setiap hari, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke
pelayanan kesehatan terdekat. Dengan di adakannya penyuluhan berupa
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, diharapkan masyarakat dapat: 1)
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat. 2) Masyarakat dapat mengertahui
bagaimana cara untuk melakukan PHBS. 3) Meningkatnya cakupan
rumahtangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
4) Semua kalangan masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu dapat
melakukan PHBS.

“Untuk diluar klinik yang sifatnya non kuratif misalkan kalau siaga
sehat dia langsung mendatangi masyarakat melihat bagaimana kondisinya,
kemudian untuk kebun gizi khususnya di bagian lingkungan melihat kondisi
dan lahan lingkungannya seperti apa, terus untuk siaga posyandu lebih ke
balita bagaimana kita menurunkan angka kekurangan gizi, atau bahkan lebih
buruk lagi misalkan ada gizi buruk di wilayah itu, nah bagaimana nanti
informasunya seperti apa, apakah misalnya melalui kunjungan posyandu
(wawancara dengan Bapak Erif selaku Kepala Bidang Program Senyum
Sehat pada tanggal 31 juli 2018).
Disebutkan lagi dalam wawancara berikutnya untuk yang sifatnya non
kuratif itu pihak Rumah Zakat mendatangi lokasi yang membutuhkan
bantuan, misalkan untuk program siaga sehat fasilitator Rumah Zakat melihat
kondisi kesehatannya seperti apa lalu menyesuaikan dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan begitu Rumah Zakat dapat memberikan
bantuan terhadap masyarakat di wilayah tersebut.

E. Keterlibatan kelembagaan local atau lembaga lain


F. Hambatan dari program
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwasannya dalam menjalankan
program senyum sehat terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh Rumah
Zakat. Adapun kendala-kendala yang dihadapi seperti adanya penolakan dari
masyarakat itu sendiri, kurangnya partisipasi masyarakat dalam menerima
pemanfaatan dari program senyum sehat. Adanya penolakan dari masyarakat
mengenai program senyum sehat disebabkan oleh adanya penolakan dari
perangkat desa dan keengganan masyarakat untuk berkembang. Hal ini
menjadi suatu tantangan untuk rumah zakat dalam membedayakan
masyarakat agar lebih meningkatkan kualitas program senyum sehat
sehingga diharapkan ke depannya masyarakat dapat lebih terbuka,
berpartisipasi dalam program senyum sehat tersebut. Dampak tidak selalu
dengan keadaan yang baik atau positif dan juga tidak selalu denganyang
tidak baik atau negatif, keduanya saling bersandingan ketika melihat suatu
realisasi program yang di canangkan atau dikerjakan menurut Budi (2007:
23) dampak kebijakan (policy outcomes) lebih merujuk kepad akibat-
akibatnya bagi masyarakat, baik yang diinginkan atau tidak diinginkan yang
berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah. Dari pengertian
tersebut jelas bahwsanya dampak suatu hal itu akan menjadi baik atau buruk
karena hal itu diluar dugaan suatu kegiatan yang dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai