Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PELAYANAN PENUNJANG

BAB I .
DEFINISI

Pelayanan gizi pada ODHA secara umum adalah mempertahankan kesehatan


dan status gizi serta meningkatkan kekebalan tubuh sehingga kualitas hidup
akan lebih baik.

BAB II. RUANG LINGKUP

Asupan gizi merupakan komponen penting dalam perawatan individu yang


terinfeksi HIV .Mereka akan mengalami penurunan berat badan dan hal ini
berkaitan dengan kurang gizi . Penyebab kurang gizi bersifat multifaktoral
antara lain karena hilangnya nafsu makan , gangguuan penyerapan sari
makanan pada alat pencernaan ,hilangnya cairan tubuh akibat muntah dan
diare ,dan gangguan metabolism .Akibat gangguan tersebut kesehatan umum
mereka cepat menurun .Sekitar 97% ODHA menunjukan kehilangan berat
badan sebelum meninggal. Kehilangan berat badan tidak dapat dihindarkan
sebagai konsekuensi dari infeksi HIV.Jika seseorang dengan infeksi HIV
mempunyai status gizi yang baik maka daya tahan tubuh akan lebih baik
sehingga memperlambat memasuki tahap AIDS.Asupan gizi dan terapi gizi
medis bagi ODHA sangat penting bila mereka juga mengkonsumsi obat- obat
antiretroviral. Makanan yang di konsumsi mempengaruhi penyerapan ARV dan
obat infeksi opurtunistikdan sebaliknya penggunaan ARV OI dapat
menyebabkan gangguan gizi .Beberapa jenis ARV OI harus di konsumsi pada
saat lambung kosong ,beberapa obat lainnya tidak.Pengaturan diet dapat juga
digunakan untuk mengurangi efek samping obat ARV OI.Status gizi ODHA
sangat dipengaruhi oleh kebutuhandan asupan gizi. Asupan zat gizi yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan akibat infeksi HIV akan menyebabkan kekurangan
gizi yng bersifat kronis pada stadiumAIDS trjadi keadaan kurang gizi yang
kronis dan drastis yang mengakibatkan penurunan resistensi terhadap infeksi
lainnya .Untuk mengatasi hal tersebut penatalaksanaan gizi yang baik untuk
ODHA amat berguna untuk meningkstksn kualitas hidup seseorang dengan
HIV/AIDS.

BAB III. TATALAKSANA

Alur konsultasi gizi ODHA????????

Asupan gizi pada ODHA di lakukan melalui tiga kegiatan yang merupakan
paket kegiatan yang terdiri dari:

 Pemantauan status gizi


 Intervensi gizi
 Konseling gizi

A.Pemantuan status gizi

Pemantuan status gizi bertujuan untuk mengetahui kondisi ODHA apakah


mempunyai status gizi normal ,kurang atau buruk .pemmantuan dilakukan
dengan cara :

a. Anamnesis diet
Di lakukan dengan cara menanyakan pola makan yang dilakukan selama
2 atau 3 hari sebelumnya untuk mengetahui pola makan dan asupan zat
gizi serta mengetahui kemungkinan potensi kekurangan zat gizi

b. Pengukuran antropometri

Dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badanuntuk mengetahui


indeks masa tubuh (IMT) serta pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) untuk mengetahui seberapa jauh terjadi kekurangan zat gizi
makro seperti kurang energy protein.

C .Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan


hb ,albumin dan pre albumin ,cholesterol ,trigliserida ,fungsi hati ,dan
kadar zat gizi mikro dalam darah misalnya : zat besi ,magnesium ,asam
folst ,vit B 12, vit A dll.
 Pemeriksaan kadar hemoglobin untuk mengetahui apakah
ODHA menderita anemia.
 Pemeriksaan albumin dan pe albumin dianjurkan pada ODHA
dengan penyakit ginjal dan hati ,untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan atau terjadi penurunan kadar albumin .
 Pemeriksaan laboratorium lain seperti kolesterol ,trigliserida
,enzim-enzim hati ,kadar besi ,magnesiumdan apabila mungkin
asam folat ,vitamin B12 dan vitamin A (retinol) dilakukan untuk
mengetahui profil lipid ,fungsi hati kekurangan vitamin serta
mineral dalam tubuh .Kadar serum feritin akan meningkat pada
fase akut infeksi HIV.

B.Intervensi gizi

Intervensi gizi harus dilakukan secara komprehensif meliputi upaya


promotif,preventif, kuratif dan rehabilitative bekerja sama dengan berbagai profesi
yang terkait dengan ODHA .Intervensi gizi dapat di lakukan di rumah sakit,dan
institusi pelayanan kesehatan lainnya serta di keluarga .Di rumah sakit dilakukan
tim asuhan gizi.Dalam upaya intervensi gizi , upaya promotif sangat perlu
dilakukan untuk menyebarluaskan informasi tentang pentingnya mempertahankan
status gizi yang optimal agar orang yang terinfeksi HIV tidak cepat masuk dalam
stadium AIDS.Pada ODHA yang mendapatkanobat ARV dan OI perlu diperhatikan
efek ARV –OI terhadap fungsi pencernaan seperti mual , muntah , diare karena
keadaan ini dapat mempengaruhi asupan gizi dan status gizi mereka.

C .Konseling gizi.

Tujuan konseling gizi adalah agar ODHA mendapatkan jaminan kebutuhan gizi
yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kemampuan /daya beli keluarga
pendamping ODHA dan masyarakat . Konseling gizi di berikan kepada ODHA ,
keluarga , pendamping ODHA dan masyarakat lingkungannya serta petugas
kesehatan agar ODHA mendapatkan asupan gizi yang cukup, aman ,
terjangkau.Konseling mencakup penyuluhan tentang HIV/AIDS dan pengaruh
infeksi HIV pada status gizi Konseling yang meliputi tatalaksana gizi medis serta
penyusunan diet ,termasuk pemilihan bahan makanan setempat ,cara memasak dan
cara penyajian ,keamanan makanan dan minuman , serta aspek psikologis dan efek
samping dari ARV-OI yang mempengaruhi nafsu makan .

TERAPI GIZI MEDIS

Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan .Terapi
gizi perlu dilakukan segera setelah status HIV di ketahui .Pada prinsipnya terapi
diet harus mengandung kalori yang memadai ,protein yang sesuai dan berkualitas
tinggi ,bahan makanan yang mempunyai efek anti oksidan yang tinggi serta
mengandung vitamin dan mineral yang cukup.

Tujuan terapi gizi medis pada orang dengan HIV /AIDS:

 Meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh.


 Mencapai dan mempertahankan berat badan normal
 Memberi asupan zat gizi makro dan mikro sesuai dengan kebutuhan
 Meningkatkan kualitas hidup
 Menjaga interaksi obat dan makanan agar penyerapan obat lebih optimal.

TATALAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

Untuk mendeteksi seseorang terinfeksi HIV ,dapat di lakukan tes langsung


terhadap virus HIV atau secara tidak langsung dengan cara menemukan anti
bodi.Bila pada seseorang ditemukan antibody terhadap HIV berarti ia terinfeksi
HIV .Tes anti bodi HIV lebih murah biayanya ,lebih cepat dan mempunyai
spesifitas yang setara di bandingkan dengan tes langsung untuk mendeteksi
virus HIV yang lebih rumit dan lebih mahal .Srategi pemeriksaan laboratorium
sebagai diagnostic apabila tersedia tes konfirmasi seperti western Blot (WB)
,Indirrect immunofluorescence assay (IFA) ataupun radio immunoprecipitation
assay (RIFA).Setiap pemeriksaan laboratorium harus disertai konseling pra test
dan pasca test serta inform consent dan pelaporan hasil pemeriksaan
laboratorium penting sekali untuk selalu mempertimbangkan informasi klinis
ataupun epidemiologis.
BAGAN ALUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HIV DEWASA

Orang yang bersedia


menjalani tes HIV

Tes antibody
HIV A1

Antibodi Tes Antibodi Adakah manifestasi


HIV antibody HIV positif? Y klinis?
Positif? Y HIV A2 a
a

Tida
k

Ulangi tes A1 Antibodi HIV positif


Tida dan A2 pada keduanya Y Tida
k a k

Tida
k

Antibodi HIV positiv


pada salah satu Y
a

A1+, A2+, A3+? Y Y


a a

Tida
k
Tida
k
A1+ dan salah satu dari
A2 /A3 +? Y
a
Tes antibody
Tida
HIV A3
k

A1+, A2+, A3+? Tida A1+, A2+, A3+?


k

Tida
k
Y Y
a a

Anggap tidakditemukan Interminate Diagnosis pasti untuk


antibodi terhadap HIV infeksi HIV

Anda mungkin juga menyukai