Anda di halaman 1dari 5

nama : muhamad iqbal

nim : 2001036148
matkul : perpajakan (UTS perpajakan)

1a. PPh Pasal 21 Sebulan

Gaji sebulan Rp 4.500.000

Tunjangan Pengobatan Rp 1.000.000

Pemberian Beras Rp 200.000

Premi JKK 0,24% x Rp 4.500.000 Rp 10.800

Premi JKM 0,30% x Rp 4.500.000 Rp 13.500

PPh yang ditanggung Perusahaan Rp 500.000

Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.224.300

Pengurangan

Biaya jabatan 5% x Rp 6.224.300 Rp 311.215

Iuran JHT 2% x Rp 4.500.000 Rp 90.000

(Rp 401.215)

Penghasilan Netto Sebulan Rp 5.823.085

Penghasilan Netto Setahun 12 x Rp 5.823.085 Rp 69.877.020

PTKP (k/1)

Untuk WP Sendiri Rp 24.300.000

Tambahan WP kawin Rp 2.025.000

Tambahan seorang anak Rp 2.025.000

(Rp 28.350.000)

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 41.527.020

Pembulatan Rp 41.527.000

PPh Pasal 21 Terutang


5% x Rp 41.527.000 Rp 2.076.350

PPh pasal 21 Sebulan

Rp 2.076.350 : 12 Rp 173.029

PPh yang dipotong karena yang bers


belum memiliki NPWP
120% x Rp 173.029 Rp 207.635

1b .PPh 21 yang dipotong bulan maret setelah Sahil ber NPWP

Jumlah PPh pasal 21 yang dipotong dari januari- Februari 2014

2 x Rp 207.635 = Rp 415.270

Jumlah PPh pasal 21 Terutang jika yang bersangkutan memiliki NPWP

2 x Rp 173.029 = (Rp 346.058)

Selisih (20% x 2 x Rp 173.029) Rp 69.212

PPh pasal 21 yang terutang sebulan

(sama dengan perhitungan sebelumnya) Rp 173.029

Diperhitungkan dengan pemotongan atas tambahan 20% sebelum mem

(jan-feb 2014) 20% x 2 x Rp 173.029) (Rp 69.212)

PPh Pasal 21 yang harus dipotong bulan maret 2014 Rp 103.818

1c. PPh Pasal 21 Atas Gaji dan THR

Gaji Setahun Rp 54.000.000

Tunjangan Pengobatan Rp 12.000.000

Pemberian Beras Rp 2.400.000

Premi JKK 0,24% x Rp 54.000.000Rp 129.600


Premi JKM 0,30% x Rp 54.000.000Rp 162.000

THR Rp 4.500.000

PPh yang ditanggung Perusah Rp 6.000.000

Penghasilan Bruto Setahun Rp 79.191.600

Pengurangan

Biaya jabatan 5% x Rp 82.399.200Rp 3.959.580

Iuran JHT 2% x Rp 54.000.000Rp 1.080.000

(Rp 5.039.580)

Penghasilan Netto Setahun Rp 74.152.020

PTKP (k/1)

Untuk WP Sendiri Rp 24.300.000

Tambahan WP kawin Rp 2.025.000

Tambahan seorang anak Rp 2.025.000

(Rp 28.350.000)

Penghasilan Kena Pajak setah Rp 45.802.020

Pembulatan Rp 45.802.000

PPh Pasal 21 Terutang

5% x Rp 45.802.000 Rp 2.290.100

PPh pasal 21 atas THR

PPh pasal 21 atas THR adalah

Rp 2.290.100 -Rp 2.076.350 Rp 213.750

1d. PPh Pasal 21 untuk bulan Desember 2014

PPh Pasal 21 terutang setahun Rp 2.290.100


PPh pasal 21 yang telah dipotong s.d November 2014:

(Rp 173.029 x 11) + Rp 213.750 Rp 2.117.069

PPh pasal 21 yang harus dipotong pada bulan des 2014 Rp 173.031

2. A

66.000.000

PTKP 54.000.000

PKP 12.000.000

PPh terutang = 5% x 12.000.000

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 2018 adalah = 1/12 x 600.000 = 50.000

2. B

Pada saat pembayaran

Uang muka PPh 25 50,000

Kas 50,000

Pada saat pencatatan SPT Tahunan PPh Maret

Pajak penghasilan 600,000

Pajak dibayar dimuka 600,000

3.a.Menghitung besar hutang PPh Pasal 26 PT Aku Indonesia

Perkiraan Penghasilan = 50% x Rp15.000.000 = Rp7.500.000

PPh Pasal 26 = 20% x Rp 7.500.000 = Rp1.500.000

4,Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan agar sebelum data laporan keuangan komersial
dimasukkan ke dalam SPT tahunan PPh, maka data-data tersebut telah disesuaikan dengan
ketentuan fiskal, mengingat terdapat perbedaan besar diantara keduanya baik beda waktu
maupun beda tetap. Jadi rekonsiliasi fiskal yang dilakukan akan menghasilkan output berupa
hasil koreksi yang berpengaruh besar terhadap besarnya laba kena pajak dan PPh terutang.

5, Kebijakan fiskal luar negeri ke negara Indonesia memiliki sebuah tujuan khusus, yang
mana tujuan yang paling utama adalah untuk menstabilkan perekonomian makro. Dalam
pemerintahan tujuan diberlakukan fiskal adalah untuk mengurangi defisit anggaran.
Kebijakan fiscal yang diterapkan di Indonesia ini bisa tercermin dari APBN. Dalam
mekanisme kebijakan fiskal, jika pemerintah ingin mencapai sasaran ekonomi ingin
melakukan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga maka negara akan melakukan
penganggaran APBN akan melakukan pengeluaran dan belanja serta menerapkan pajak. Jika
perekonomian negara lesu maka pengeluaran pemerintah akan dinaikkan. Ketika pengeluaran
negara dinaikkan maka akan membuat sebuah pajak yang dibayarkan akan berkurang karena
banyaknya belanja yang dilakukan. selanjutnya permintaan barang permintaan barang dan
jasa juga akan naik. Seiring dengan berlakunya sistem tersebut maka Pendapatan ritel juga
akan akan naik. Dengan demikian maka produksi barang dan jasa akan naik pula, maka
kegiatan ekonomi pun akan meningkat

Anda mungkin juga menyukai