nim : 2001036148
matkul : perpajakan (UTS perpajakan)
Pengurangan
(Rp 401.215)
PTKP (k/1)
(Rp 28.350.000)
Pembulatan Rp 41.527.000
Rp 2.076.350 : 12 Rp 173.029
2 x Rp 207.635 = Rp 415.270
THR Rp 4.500.000
Pengurangan
(Rp 5.039.580)
PTKP (k/1)
(Rp 28.350.000)
Pembulatan Rp 45.802.000
5% x Rp 45.802.000 Rp 2.290.100
PPh pasal 21 yang harus dipotong pada bulan des 2014 Rp 173.031
2. A
66.000.000
PTKP 54.000.000
PKP 12.000.000
2. B
Kas 50,000
4,Rekonsiliasi fiskal perlu dilakukan agar sebelum data laporan keuangan komersial
dimasukkan ke dalam SPT tahunan PPh, maka data-data tersebut telah disesuaikan dengan
ketentuan fiskal, mengingat terdapat perbedaan besar diantara keduanya baik beda waktu
maupun beda tetap. Jadi rekonsiliasi fiskal yang dilakukan akan menghasilkan output berupa
hasil koreksi yang berpengaruh besar terhadap besarnya laba kena pajak dan PPh terutang.
5, Kebijakan fiskal luar negeri ke negara Indonesia memiliki sebuah tujuan khusus, yang
mana tujuan yang paling utama adalah untuk menstabilkan perekonomian makro. Dalam
pemerintahan tujuan diberlakukan fiskal adalah untuk mengurangi defisit anggaran.
Kebijakan fiscal yang diterapkan di Indonesia ini bisa tercermin dari APBN. Dalam
mekanisme kebijakan fiskal, jika pemerintah ingin mencapai sasaran ekonomi ingin
melakukan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga maka negara akan melakukan
penganggaran APBN akan melakukan pengeluaran dan belanja serta menerapkan pajak. Jika
perekonomian negara lesu maka pengeluaran pemerintah akan dinaikkan. Ketika pengeluaran
negara dinaikkan maka akan membuat sebuah pajak yang dibayarkan akan berkurang karena
banyaknya belanja yang dilakukan. selanjutnya permintaan barang permintaan barang dan
jasa juga akan naik. Seiring dengan berlakunya sistem tersebut maka Pendapatan ritel juga
akan akan naik. Dengan demikian maka produksi barang dan jasa akan naik pula, maka
kegiatan ekonomi pun akan meningkat