Di susun oleh :
NANDA SAPUTRA
12130411994
FAKULTAS USHULUDDIN
2021
. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan)
dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk
Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak
dan kuasa Allah. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering
menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan
bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan
kuasa Allah.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh
Allah, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya,
dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan
tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus
berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk
menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat
Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.
B. Rumusan Masalah
D. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah;
Bab II, adalah pembahasan;
Bab II, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takdir
Qadha` secara bahasa adalah ketetapan hukum, firman Allah, Qadha’ berarti
hukum atau keputusan, mewujudkan atau menjadikan, kehendak atau perintah. Qadar
secara bahasa adalah takdir (ukuran, kadar dan ketentuan), Qadar juga berarti
perwujudan kehendak allah terhadap semua makhluknya.
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
segala sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah yang pasti dan
tetap dan tidak tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada Qadha dan Qadar biasa
disebut Takdir. Jadi Qadha adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika
rencana itu telah menjadi kenyataan disebut Qadar.
B. Tingkatan-tingkatan Takdir
Al-‘Ilmu
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu, mengetahui apa yang telah terjadi
dan yang akan terjadi. Tidak satupun yang luput dari ilmu-Nya. Seperti yang ditulis
dalam Qs. Al-Haj (22):70, yang terjemahannya:“apakah kamu tidak mengetahui
bahwa sesunggunya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi ?,
bahwasanya demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi-Nya”.
Al-kitabah
Allah yang mengetahui telah menuliskan segala sesuatu di lauhin mahfudz dan
tulisan itu tetap ada sampai dunia kiamat. Apa yang telah, sedang dan akan terjadi
telah dituliskan oleh Allah dalam Qs. Al-Hadid (57):22, yang terjemahannya:“tiada
suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Al-Masyi’ah
Mempunyai kehendak atas segala sesuatu baik di langit maupun di bumi.
Tidak satupun yang terjadi kecuali atas kehendak-Nya. Seperti yang ditulis dalam Qs.
Al-Takwir (81):28-29, yang terjemahannya:“dan kamu tidak mampu (menempuh
jalan itu), kecuali bilah dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah maha
mengetahui lagi maha bijaksana”.
Al-Khalq
Segala sesuatu diciptakan oleh-Nya. Dialah maha pencipta dan diluar diri-
Nya, semua adalah ciptaan-Nya. Seperti yang dituliskan dalam Qs. Al-Zumar (39):
62,yang terjemahannya:”Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas
segala sesuatu”.
Macam-macam Takdir
Takdir dibagi menjadi 2 yaitu:
Takdir Mubram yaitu takdir atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah oleh
siapapun. Contoh:Semua makhluk pasti mati, seseorang pasti hanya memiliki 1 ibu
kandung, manusia pasti memiliki akal, pikiran dan perasaan.
Takdir Muallaq yaitu takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia.
Setiap hamba diberi kesempatan oleh Allah untuk berusaha mengubah keadaan
ddirinya menjadi lebih baik. Dalam Q.S Ar Ra’d:11 yang artinya”Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah keaddaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
C. Manusia dan Takdir
Kesimpulannya, karena manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan
takdirnya) maka diwajibkan untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan hidupnya yaitu beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya,
manusia diberikan pegangan hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits
untuk ditaati.
Contoh :
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga
bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan
akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah yang artinya “Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena
musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman yang artinya
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah
kedalam sorga-Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
segala sesuatu yang terjadi di ala mini dikuasai suatu hokum Allah yang pasti dan
tetap dan tidak tunduk pada kemauan manusia. Iman kepada Qadha dan Qadar biasa
disebut Takdir. Jadi Qadha adalah ketetapan yang masih bersifat rencana dan ketika
rencana itu telah menjadi kenyataan disebut Qadar.
Takdir dibagi menjadi 2 yaitu Takdik Mubram dan takdir Muallaq.
Tingkatan-tingakatan takdir: Al ‘Ilmu, Al Kitabah, Al Masyiah,Al Khalq.
Manusia itu lemah (antara lain tidak tahu akan takdirnya) maka diwajibkan
untuk berusaha secara bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu
beribadah kepada Allah. Dalam menjalani hidupnya, manusia diberikan pegangan
hidup berupa wahyu Allah yaitu Al Quran dan Al Hadits untuk ditaati.
Bagi orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apapun kenyataan dan
peristiwa yang dialaminya, akan ditanggapi dan diterima secara positif. Sebaliknya,
bagi orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, kenyataan apapun yang
diterima ditanggapi dan diterima secara negatif.
Hikmah beriman kepada Takdir: senantiasa bersyukur dan bersabar, tidak
sombong dan putus asa, giat bekerja dan jiwanya selalu merasa senang.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini Penulis mohon dengan sangat masukan dan
kritikan dari Bapak Dosen agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://andrilamodji.wordpress.com//
http://kandajun.blogspot.com//
http://muslimah.or.id//
http://siyasahhjinnazah.blogspot.com/