Anda di halaman 1dari 31

Dampak Pandemi COVID-19 pada Kesehatan

Mental dan Keselamatan Staf RS:


Bagaimana Mencegah dan Menanganinya?

Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ


Komite Mutu dan Keselamatan RSCM/FKUI
KSM Kedokteran Jiwa RSCM/FKUI
Berita gembira untuk kita…

One of the Best in The World


Penurunan kasus -58% dalam 2 minggu terakhir

Johns Hopkins University CSSE COVID-19 Data – 12 September 2021


Berita gembira untuk kita….
Kita masih terus melayani….
Kita masih terus melayani….
Kita masih terus melayani….
Kita masih terus melayani….
Covid.go.id, 12 Sept 2021

Meskipun menurun, second wave masih belum sepenuhnya selesai di Indonesia.


Para tenaga kesehatan masih berisiko dan tetap perlu waspada.
Kita masih terus melayani….
Perjalanan Pandemi ini di Indonesia untuk Kesehatan Jiwa dan Keselamatan Kerja:
Gelombang pertama dan gelombang kedua – apakah semua sama?
Sebab: Gelombang Pertama
- Informasi masih simpang siur, status infeksi pasien, mitra kerja
- Fasilitas kesehatan belum siap – aturan berubah-ubah, lingkungan aman
- Tempat tugas baru
- Kelelahan fisik dan mental
- Risiko tertular dan menularkan
- Aspek finansial
- Kesadaran masyarakat rendah
- Stigma dan pandangan negatif

Kebutuhan:
- Informasi adekuat dan panduan kerja dilatihkan
- APD adekuat, screening berkala, dan vaksinasi
- Jam kerja dan jam istirahat
- Ketersediaan tempat perawatan dan isolasi mandiri
- Insentif, akomodasi, dan nutrisi tambahan
- Dukungan pimpinan dan pemerintah
covid19.go.id; Protecting health workers from COVID-19 (who.int); ccc-19.depok.go.id; Sheraton, M., Deo, N., Dutt, T., Surani, S., Hall-Flavin, D., & Kashyap, R. (2020); Li, J., Xu, J., Zhou, H., You, H., Wang, X., & Li, Y. et al. (2021); Lasalvia, A., Amaddeo, F., Porru, S., Carta, A., Tardivo, S., & Bovo, C. et al. (2021),
Orrù, G., Marzetti, F., Conversano, C., Vagheggini, G., Miccoli, M., & Ciacchini, R. et al. (2021). Basrowi R., Khoe L.C., Isbayuputra M. (2020), International Journal of Environmental Research and Public Health (2020), Pablo S et al, 2020, Maunder RG., Lancee WJ., Balderson KE., et al, 2016, Chan AKM, Rudolph
JW, Lau VNM, Wong HMK, Wong RSL, Lo TSF, et al., 2021.Azoulay E, Pochard F, Reignier J, Argaud L, Bruneel F, Courbon P, et al., 2021, Diatri H et al, 2020
Perjalanan Pandemi ini di Indonesia untuk untuk Kesehatan Jiwa dan Keselamatan Kerja :
Gelombang pertama dan gelombang kedua – apakah semua sama?
Sebab: Gelombang Kedua
- Mobilisasi masyarakat (termasuk nakes) meningkat saat liburan Hari Raya vs
perpanjangan PPKM secara terus menerus
- Varian baru (Delta) → tingkat penularan dan kematian tinggi → kehilangan keluarga,
sejawat, dan pasien
- Panduan dan aturan kerja baru
- Risiko kerja panjang (belum ada jeda, meskipun sempat ada penurunan kasus), jam
kerja bertambah - lonjakan kasus
- Rasio petugas kesehatan : pasien → lonjakan kasus
- Stigma sosial dan disalahkan karena terpapar
- Kesempatan vaksinasi, terpapar (re-infeksi)- isolasi, dan risiko kematian
- Kekurangan infrastruktur → kerja manual semakin banyak
Kebutuhan:
- APD adekuat dan screening berkala
- Kompensasi dan jaminan fasilitas kesehatan
- Perlindungan tenaga kesehatan (vaksin booster, dll)
- Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial – deteksi dini, dukungan mitra bestari
(peer/buddy), konseling, hingga konsultasi profesional kesehatan jiwa
- Sistem fit to work yang jelas
covid19.go.id; Protecting health workers from COVID-19 (who.int); ccc-19.depok.go.id; Sheraton, M., Deo, N., Dutt, T., Surani, S., Hall-Flavin, D., & Kashyap, R. (2020); Li, J., Xu, J., Zhou, H., You, H., Wang, X., & Li, Y. et al. (2021); Lasalvia, A., Amaddeo, F., Porru, S., Carta, A., Tardivo, S., & Bovo, C. et al. (2021),
Orrù, G., Marzetti, F., Conversano, C., Vagheggini, G., Miccoli, M., & Ciacchini, R. et al. (2021). Basrowi R., Khoe L.C., Isbayuputra M. (2020), International Journal of Environmental Research and Public Health (2020), Pablo S et al, 2020, Maunder RG., Lancee WJ., Balderson KE., et al, 2016, Chan AKM, Rudolph
JW, Lau VNM, Wong HMK, Wong RSL, Lo TSF, et al., 2021.Azoulay E, Pochard F, Reignier J, Argaud L, Bruneel F, Courbon P, et al., 2021, Diatri H et al, 2020
Risiko yang dihadapi
Risiko pada first
finansial wave
di masa dan second wave
depan

Desember 2020 – Februari 2021 Juli – Agustus 2021


Perubahan besar dari rencana hidup

Perubahan kehidupan dan rutinitas →


perubahan ruang lingkup layanan

Kekuatiran pada orang tua dan anak-


remaja – sandwich generation

Risiko infeksi COVID-19

Beban tugas yang lebih besar –


lonjakan kasus
WHO, 21/08/21; Sheraton, M., Deo, N., Dutt, T., Surani, S., Hall-Flavin, D., & Kashyap, R. (2020); Li, J., Xu, J., Zhou, H., You, H., Wang, X., & Li, Y. et al. (2021); Lasalvia, A., Amaddeo, F., Porru, S., Carta, A., Tardivo,
This is a marathon, not a sprint!
Seberapa besar peran nakes dalam manajemen kasus COVID-19?

Garda terdepan untuk respons outbreak apapun


Pelindung, merawat pasien walau risiko paparan patogen sangat
tinggi
Dengan
Penenang, peran danpasien
menenangkan tanggung
walaujawab
kondisiyang sangat
diri sendiri besar
belum
tenang dan sangat bervariasi, tenaga kesehatan sangat
mungkin mengalami stres dan kelelahan yang berisiko
Pelaksana protokol dan guideline yang dinamis dan berubah-ubah
menimbulkan gangguan kesehatan jiwa bila tidak
Edukator dan pembasmi hoax di lingkungan
mendapatkan RS dan keluarga
perhatian
Peneliti yang menyediakan informasi baru selama pandemi
Pengambil keputusan, akibat terbatasnya fasilitas kadang nakes
perlu memilih siapa yang harus diselamatkan

who-rights-roles-respon-hw-covid-19.pdf
Tenaga Kesehatan bisa mengalami masalah kesehatan jiwa?
Setiap saat dan terus dalam perjalanan: Masalah/gangguan jiwa yang banyak timbul di gelombang pertama:
• Takut (70,6%) • Gangguan depresi
• Kelelahan emosi yang tinggi (38,3 - 56%)
• Gangguan cemas menyeluruh
• Efikasi profesionalisme rendah (46,5%)
• Gangguan stres pasca trauma
• Sinisme tinggi (26,5%)
• Depersonalisasi (48,9%) • Gangguan penyalahgunaan zat
• Depresi (21,3%)
• Ansietas (19%) Masalah/gangguan jiwa yang banyak timbul di gelombang kedua:
• Insomnia (2,19x lebih tinggi) • Burnout
• Gejala secondary traumatic strees (STS) • Gangguan ansietas
(41,3%) • Gangguan depresi (cenderung menurun)
• Ansietas, depresi, stres pekerjaan, • Insomnia sedang - tinggi Ancaman
gangguan stres pasca trauma (1,39 x • Distres imunitas
lebih tinggi) tubuh
• Kelelahan emosional
• Kondisi kesehatan rendah (9,8%)
• Burnout (50 – 83%)
• Kelelahan fisik (fatigue)
• Kehilangan empati (22%)
• Kehilangan rasa percaya diri (52%)
• Risiko bunuh diri 1,4x lebih tinggi pada
Kita manusia…
nakes laki-laki dan 2,2x pada perempuan
Vizheh, M., et al, 2020; Sheraton, M., Deo, N., Dutt, T., Surani, S., Hall-Flavin, D., & Kashyap, R. (2020); Li, J., Xu, J., Zhou, H., You, H., Wang, X., & Li, Y. et al. (2021); Lasalvia, A., Amaddeo, F., Porru, S., Carta, A., Tardivo, S., & Bovo, C. et al. (2021), Orrù, G., Marzetti, F., Conversano, C.,
Vagheggini, G., Miccoli, M., & Ciacchini, R. et al. (2021). Basrowi R., Khoe L.C., Isbayuputra M. (2020), International Journal of Environmental Research and Public Health (2020), Pablo S et al, 2020, Maunder RG., Lancee WJ., Balderson KE., et al, 2016, Chan AKM, Rudolph JW, Lau VNM,
Wong HMK, Wong RSL, Lo TSF, et al., 2021; Azoulay E, Pochard F, Reignier J, Argaud L, Bruneel F, Courbon P, et al., 2021, Diatri H et al, 2020; Stocchetti, N., et al, 2021
Memahami Pandemic Fatigue
Faktor yang melindungi pandemic fatigue

Munculnya demotivasi untuk ikut dalam


sikap proaktif melindungi diri dari COVID-19

Berkembang secara bertahap dipengaruhi oleh


emosi, pengalaman, persepsi, dan budaya
social serta sikap pemerintah/pimpinan dalam
mengelola COVID-19
Memahami Burnout
Ketidaksesuaian beban kerja: beban Ketidaksesuaian komunitas: isolasi
tinggi atau kurang kapasitas sosial atau konflik di tempat kerja

Ketidaksesuaian kontrol: tanggung Ketidaksesuaian keadilan: beban


jawab tanpa autoritas kerja, jasa, evaluasi, promosi, keluhan

Ketidaksesuaian penghargaan:
kompensasi, pengenalan sosial, Ketidaksesuaian nilai: tidak etis, tidak
penghargaan karya, kebanggaan sesuai budaya, agama
dalam keberhasilan kerja → rasa
tidak mampu

JOUR Coles, Tad 2017/10/01 Compassion Fatigue and Burnout: History, Definitions and Assessment. Veterinarian's Money Digest 2017;1:10–15; Denning M et al. (2021) Determinants of burnout and other aspects of psychological well-being in healthcare workers during the Covid-19
pandemic: A multinational cross-sectional study. PLOS ONE 16(4): e0238666. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0238666
Memahami Risiko Bunuh Diri

Belgia 1,5% ide dan 1% rencana bunuh diri


China 13% dengan risiko bunuh diri
Canada 10,5% ide, 4,6% rencana, 0,7% percobaan

Bruffaerts et al, 2021


Apakah semua nakes memiliki risiko
yang sama terkait masalah
kesehatan jiwa selama pandemi?
Kenyataannya TIDAK
Ada yang LEBIH RENTAN mengalami masalah kejiwaan

Bekerja lebih
Tanpa dukungan
Perempuan panjang (3 hari
sosial
berturut-turut)

Memiliki masalah
Krisis finansial Hidup sendiri dan
kejiwaan sebelum
keluarga jauh dari keluarga
pandemi

Dokter, peserta
Bekerja di layanan
didik, perawat, Lama bekerja
intensif COVID-19
dan bidan

Sheraton, M., Deo, N., Dutt, T., Surani, S., Hall-Flavin, D., & Kashyap, R. (2020), Li, J., Xu, J., Zhou, H., You, H., Wang, X., & Li, Y. et al. (2021), Lasalvia, A., Amaddeo,
F., Porru, S., Carta, A., Tardivo, S., & Bovo, C. et al. (2021), Reger et al, 2020, Orrù, G., Marzetti, F., Conversano, C., Vagheggini, G., Miccoli, M., & Ciacchini, R. et al.
(2021), Basrowi R., Khoe L.C., Isbayuputra M. (2020), International Journal of Environmental Research and Public Health (2020), Matsuo T, et al, 2020
Apakah Tenaga Kesehatan yang terkonfirmasi rentan mengalami masalah
kesehatan jiwa? Kerentanan meningkat 1,5 – 2%

Gangguan depresi Penurunan status kesehatan


32,6 – 50,4% jiwa secara umum 43,9%
Distres 71,5%

Gangguan tidur Terkonfirmas


Gangguan ansietas
37 – 41,9% i 35,7 - 47%

Kelelahan 53,6% Gangguan stres pasca


trauma 12,2%

Kebingungan 27,9 - 65%


Agitasi 69%
Gangguan memori – 34,1%
Lai J., et al, 2020; Deng J et al, 2020; Qi R et al, 2020; Rogers JP, 2020
Apakah Tenaga Kesehatan juga dapat mengalami masalah kesehatan
jiwa post COVID-19? Kerentanan sama atau lebih rendah
• Gangguan ansietas – 12,3 - 29,6%
• Penurunan fungsi berpikir – 58,7% • Gangguan depresi – 10,5 - 26,8%
• Penurunan fungsi memori verbal • Gangguan stres pasca trauma – 25,1
dan belajar – 18,9 - 38% – 32,2%
• Perlambatan verbal memori - • Insomnia – 12,1%; gangguan tidur
11,8%, 100%
• Penurunan kelancaran verbal • Iritabilitas – 12,8%
(34,6%) dan memori kerja • Kelemahan otot dan nyeri sendi –
(executive function) - 6,1 - 33% 19%
• Fatigue – 19,3%
Reaktivasi, re-infeksi, dan Long • Ageusia (kapasitas pengecapan) –
COVID: 23%
• Sembuh? • Nafas pendek – 24%
• Kebal? • Memiliki komorbiditas – 39,1%
• Komplikasi? 94,3% kesembuhan • Kualitas hidup rendah – fisik 44,1%
11 – 15% long COVID dan mental – 39,1%

covid19.go.id 14 September 2021; Yong, S.J., 2020; Mendez R, et al, 2020; Rogers JP, 2020
Bagaimana cara kita menghadapinya?

Menjaga kesehatan jiwa kita untuk keselamatan bersama


Apa yang dibutuhkan
nakes di tahun 2021?
Wajib tersedia: 5 sumber rekomendasi –
Disaster readiness dan SNARS 1.1 (KKS dan PPI)
• APD
• Pengaturan jam kerja

Perlu tersedia: 4 sumber rekomendasi –


Disaster readiness dan SNARS 1.1 (KKS, PAP, PPI)
• Screening berkala
• Insentif
• Panduan yang jelas
• Pelatihan sesuai panduan

Kebutuhan : 3 sumber rekomendasi – Disaster


readiness dan SNARS 1.1 (KKS)
• Akomodasi,
• Jaminan fasilitas kesehatan
• Deteksi dini dan konseling kesehatan jiwa
• Informasi yang jelas dan benar
• Budaya kerja yang positif
Diatri, 2021
Menciptakan komitmen → Bekerja lebih optimis, fokus
mencari solusi (dibandingkan keluhan)

Bertumbuh → Belajar menerima ketidaksempurnaan,


membangun lingkungan yang memampukan, belajar berkontribusi
dan bekerja multitasks
Membangun
lingkungan kerja Membangun tanggung jawab → Lingkungan yang
penuh empati dan tepat waktu untuk kebaikan Bersama,
yang positif dan mendorong untuk menyelesaikan dan tidak berfokus pada hal-hal
penuh dukungan yang tidak seharusnya

Saling percaya → berfokus pada kekuatan, tidak bergosip,


bebas perundungan, tidak ada budaya menyalahkan

Kesetaraan → membawa nilai-nilai kebaikan, berbuat sesuatu


untuk kebaikan diri dan orang lain; dan tidak membanding-
bandingkan
Ketika tanggung jawab berpulang pada kita….
General Rule kita di masa pandemi…

Safety first
&
It’s okay to be not okay
Menjadikan diri yang utama…

Apa yang perlu dan


dapat kita lakukan
setiap hari…
SANGAT DAPAT
Akhir perjalanan pandemi
kita kontrol tidak bisa kita kontrol
Bila Kondisi Khusus Terjadi atau Berlanjut → Tidak Terkontrol
Saatnya perlu meminta bantuan professional:

• Mengganggu fungsi harian – menimbulkan penderitaan lahir dan bathin


• Cenderung melukai diri dan/atau mengakhiri hidup
• Cenderung agresif dan/atau menyerang orang/fasilitas
• Gejala sulit dikendalikan dengan upaya apapun yang sudah dicoba
• Memiliki gangguan fisik yang berisiko → termasuk komorbiditas

Layanan yang sesuai dengan kebutuhan: (internal faskes)


• jenis konsultasi
• penyediaan waktu layanan (jam kerja vs jam istirahat);
• media konsultasi;
• kerahasiaan dan stigma

Walton M, Esther M, and Michael DC, Mental health care for medical staff and affiliated healthcare workers during the COVID-19 pandemic, European Heart Journal: Acute Cardiovascular Care, 2020
Bantuan dapat berasal dari…
Wrap-up Message
Pandemi dialami oleh kita semua Pengalaman dan respons kita baru (diperbaharui)

Respons wajar di situasi yang tidak wajar Situasi yang meningkatkan kapasitas adaptasi

Adaptasi dengan pola, tatanan, dan cara hidup yang baru

Hidup baru → kesempatan baru Kesempatan untuk membangun budaya baru

Budaya baru → makna hidup yang baru


→ tanggung jawab lebih → untuk dan pada diri serta sesama
Inilah kita….

hervita94@yahoo.com
08567942962

Anda mungkin juga menyukai