Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI”


DISUSUN OLEH:

1.NIKEN WIDIYA ( 19101155310617 )


2.ARDI SUPRIMA PUTRA ( 19101155310592 )
3.FARHAN SAIFULLAH ( 19101155310600 )
4.JULIO PUTRA APRISON ( 19101155310608 )
5.YOGI SAPUTRA ( 19101155310634 )

DOSEN: WIDIA FIRTA, S.E.,M.M


NIDN: 1022068804

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA(YPTK)PADANG

2020/2021

P a g e 1 | 22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul analisis keputusan investsi sesuai jadwal yang ditentukan.
Makalah analisis keputusan investasi disusun guna memenuhi tugas ibu Widia firta, SE, MM
pada Manajemen Keuangan di kampus UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang menganalisis investasi.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kulih
Manajemen Keuangan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 15 oktober 2020

Kelompok 7

P a g e 2 | 22
BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Masalah Keputusan investasi merupakan kebijakan terpenting dari dua
kebijakan lain dalam manajemen keuangan, yaitu kebijakan pendanaan dan kebijakan dividen.
Investasi modal sebagai aspek utama kebijakan manajemen keuangan karena investasi adalah
bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan manfaat atau keuntungan di masa
yang akan datang. Di sisi lain, manfaat investasi di masa yang akan datang diliputi oleh
ketidakpastian, yang ada dalam konsep manajemen keuangan disebut risiko investasi. Sebagai
konsekuensi, dalam melakukan investasi harus melalui proses evaluasi secara cermat mengenai
prediksi tingkat keuntungan dan risiko (Harmono 2009 : 9). Dalam berinvestasi pada sektor
manufaktur harus dipertimbangkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh (return) dari
investasi tersebut dan tingkat risiko yang akan ditanggung (risiko) dari akibat atas investasi
tersebut (Yulia Efni et al. 2012). Para investor pastinya mengharapkan tingkat return yang lebih
tinggi dari tingkat risiko yang akan ditanggung, namun pada kenyataannya tidak selalu terjadi
seperti itu. Semakin tinggi tingkat risiko yang ditanggung maka semakin tinggi pula tingkat
return yang diperoleh. Namun saat ini masih sedikit para investor yg bersifat risk lover atau love
seeker. 2 Jacob dan Pettit (1988 : 509) mengatakan bahwa “maximization of value by choice of
investment, financing, and dividen decisons of those decisions impact upon expected future cash
flow, risk, and thus the equilibrium expected return”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa nilai perusahaan tergantung pada pilihan keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen, dan berdampak pada aliran kas masa datang, tingkat risiko yang akan
ditanggung, dan tingkat return yang akan diperoleh. Nilai perusahaan juga tercermin dari harga
saham, jika harga saham turun maka nilai perusahaan tersebut juga turun, dan sebaliknya jika
harga saham naik maka nilai perusahaan pun akan naik dan investor pun akan melirik karena
keuntungan yang akan diperolehnya lebih tinggi. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan
kekayaan pemegang saham dan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
pengambilan keputusan keuangan yang tepat. Menurut Van Horne (2002 : 6) fungsi keuangan
mencakup tiga keputusan utama yang harus diambil oleh perusahaan, yaitu keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Tiga keputusan tersebut saling beruhubungan
karena keputusan investasi dapat dilakukan jika didukung dengan dana yang cukup, sedangkan
untuk mendapatkan dana tersebut perlu dibuat suatu keputusan pendanaan yang tepat dan sesuai
dengan kondisi perusahaan dan dipengaruhi oleh kebijakan dividen atau pembelian kembali
saham. Seperti yang telah dijelaskan, keputusan pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan
yaitu keputusan investasi. Keputusan investasi adalah sebuah keputusan tentang penanaman
modal baik bersumber dari dalam maupun luar 3 perusahaan. Investasi ada yang jangka pendek,
menengah dan panjang. Namun jangka waktu yang ditentukan tergantung dari kebijakan
perusahaan. Tujuan dari investasi adalah untuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di
masa mendatang. Menurut Signalling Theory menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang
dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal positif, khususnya pada investor maupun kreditur
bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang (Wahyudi, 2006). Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan cenderung positif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Prihatin Ningsih dan Iin Indarti (2012),
Oktaviana Tiara Sari (2013), dan Dimas Prasetyo et al (2012) menunjukkan bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan searah antara keputusan investasi dengan nilai perusahaan. Keputusan
selanjutnya adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan adalah sebuah keputusan tentang
P a g e 3 | 22
pencarian sumber dana untuk membiayai investasi dan menentukan seberapa besar komposisi
sumber dana yang akan digunakan. Pendanaan ada yang berasal dari dalam seperti laba ditahan,
modal sendiri, dan kas, dan ada pula yang berasal dari luar seperti hutang dan ekuitas. Tujuan
dari pendanaan adalah untuk mendanai investasi. Modigliani dan Miller (1963) mengatakan
bahwa penambahan hutang akan menaikkan nilai perusahaan, artinya jika sebuah perusahaan
berhutang maka nilai perusahaan akan tinggi. 4 Menurut Static Trade Off Theory
memperkirakan bahwa rasio hutang sasaran akan bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan
lain. Perusahaan dengan aset berwujud dan aman serta laba kena pajak yang melimpah yang
harus dilindungi sebaiknya memiliki rasio sasaran yang tinggi. Perusahaan yang tidak
menguntungkan dengan aset tak berwujud yang berisiko sebaiknya hanya bergantung pada
pendanaan ekuitas (Brealey, Myers, Marcus 2010 : 24). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Putri Prihatin Ningsih dan Iin Indarti (2012) dan Dimas Prasetyo et al (2012)
menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana Tiara Sari (2013)
menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan masih bervariasi. Keputusan lainnya yaitu kebijakan dividen. Kebijakan dividen
adalah sebuah kebijakan tentang seberapa besar proporsi keuntungan yang akan dibagikan
kepada para pemegang saham baik itu pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen. Bagi pemegang saham preferen jelas proporsinya sama tiap periode dan didahulukan
dari pemegang saham biasa. Sebaliknya, bagi pemegang saham biasa proporsinya disesuaikan
dengan sisa laba yang diperoleh perusahaan dan dibagikan setelah pemegang saham preferen,
namun pemegang saham biasa mempunyai hak khusus salah satunya mempunyai suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang tidak dimiliki oleh pemegang saham preferen. 5
Tujuan dari pembagian dividen adalah untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi stakeholder
sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut teori efek klien (Clientele Effect Theory)
ada dua kelompok pemegang saham yang memiliki preferensi berbeda tentang kebijakan dividen
perusahaan (Agnes Sawir 2004 : 148). Kelompok pertama adalah kelompok pemegang shaam
yang lebih menyukai dividen payout ratio yang tinggi dan kelompok yang kedua adalah
kelompok pemegang saham yang lebih menyukai menahan sebagian laba bersih. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan juga bergantung pada
kelompok pemegang saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri Prihatin
Ningsih dan Iin Indarti (2012) menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana Tiara Sari
(2013) menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
masih bervariasi. Berdasarkan beberapa penelitian diatas, peneliti ingin meneliti tentang
pengaruh keputusan, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan baik
secara parsial maupun simultan.

P a g e 4 | 22
B.    Rumusan Masalah

1. pengertian investasi dan keputusan investasi dalam analisis Resiko.


2. Pajak penghasilan
3. Kriteria penilaian investasi
4. Analisis risiko suatu proyek
5. Rencana, analisis dan pengambilan keputusan investasi

C.    Tujuan
untuk mengetahui perbedaan investasi dan keputusan investasi dalam suatu analisis
resiko,menyelesaikan persoalan dan berinvestasi serta menambah wawasan mengenai
pengambilan kepuusan invesasi suau analisis resiko.

P a g e 5 | 22
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian investasi dan keputusan Investasi dalam Analisis Resiko.

Investasi adalah Komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan saat
ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang.

Keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk
menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan
datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam
bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk,
macam dan komposisi dari investasi  akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di
masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh
karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang
diharapkan dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai
perusahaan.

Menganalisis investasi-investasi yang akan dipilih ini digunakan dengan menghitung atau
mengevaluasi secara statistik dan membandingkan hasil evaluasi tersebut pada setiap alternatif.
Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

Pertama menghitung dan menentukan nilai yang diharapkan (U) yang merupakan estimasi
penerimaan uang (Cash inflow) dari setiap investasi berdasar pada informasi atau prediksi yang
telah dilakukan. Kedua menghitung atau memprediksi risiko yang dapat diperkirakan dengan
tingkat variabelitas dari hasil {cashflow) yang diperkirakan masuk. Kemudian menghitung
standar deviasi atau kemlesetan (Standart Error) yang merupakan ukuran risiko setiap
penerimaan Investasi. Standar deviasi yang lebih besar menunjukkan risiko kemlesetan yang
ebih besar dari penerimaan investasi. Sedangkan standar deviasi yang lebih kecil menunjukkan
risiko kemlesetan yang lebih kecil dari penerimaan investasi. Sedangkan risiko per (uang/cash
flow ) dari penerimaan yang diharapkan diukur ;engan koefisien varian (V).

Dari informasi dan data yang diolah secara statistik tersebut, maka yang menjadi
persoalan bagi manajer investasi atau perusahaan terfokus pada masalah investasi yang mana
yang akan dipilih. Untuk menjawab persoalan ini tidak mudah dan tergantung pada persepsi
investor atau perusahaan terhadap risiko. Bagi invesitor atau perusahaan yang pemberani
terhadap risiko yang lebih tinggi karena penerimaan yang lebih tinggi sudah selayaknya memiliki
P a g e 6 | 22
risiko yang lebih tinggi Tergantung pada keyakinannya, seberapa besar tingkat keyakinan
investor dalam meraih penerimaan dari pada risikonya. Tetapi bagi investor yang kurang berani
terhadap risiko maka tentunya akan memilih investasi yang berisiko lebih rendah daripada
investasi yang berisiko lebih tinggi yang tercermin pada tingkat kerugian lebih besar. Karena
telah menjadi hukum alam bahwa risiko yag lebih rendah biasanya mengandung konsekuensi
penerimaan yang bakal diterima adalah lebih rendah Dengan perkataan lain bahwa bagi investor
yang moderat dan penuh kehati-hatian, maka investasi yang dipilih adalah investasi yang
berisiko lebih rendah, meski penerimaan yang diharapkan lebih rendah, daripada memilih
investasi yang berisiko lebih tinggi. Oleh karena itu return yang lebih tinggi biasanya diikuti
dengan risiko yang lebih besar. Sedangkan penerimaan yang lebih rendah biasanya diikuti
dengan risiko yang lebih rendah.
Maka dari itu pilihan secara ekonomi memang sesuatu yang ditetapkan. Tetapi yang terpenting
adalah pilihan itu dilakukan secara tepat, sesuai denga logika ekonomi dan pengorbanan tertentu
yang secara logis selalu diikuti dengan penerimaan dan pengorbanan yang tertentu
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI
(CAPITAL BUDGETING)
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup perusahaan, karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi,
jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang mungkin
timbul. Untuk menganalisa keputusan usulan investasi atau proyek investasi (layak atau tidak
dilaksanakan), konsep yang digunakan adalah konsep aliran kas bukan konsep laba.Dalam
pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru,
harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin
baru.

Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan
sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus
diperhitungkan.

Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat
penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang
P a g e 7 | 22
lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan ariab. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas
akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang,
biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.

2.PAJAK PENGHASILAN

Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur
informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan
keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan
biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial,
yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh
karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula
tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau
penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.

CONTOH PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

1). Mekanisme Perhitungan Pajak Badan Usaha

a. Penghasilan Kena Pajak


Sebelum Anda melakukan perhitungan Pajak Penghasilan Badan Usaha, Anda harus terlebih
dulu mengetahui nominal penghasilan kena pajak badan. Bagaimana caranya? Anda bisa
mengurangi penghasilan neto fiskal dengan kompensasi kerugian fiskal. Di mana penghasilan
neto fiskal merupakan penghasilan neto yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri, baik dari
kegiatan usaha maupun bukan, setelah melewati penyesuaian fiskal yang berdasarkan ketentuan
perpajakan. Sedangkan kompensasi neto fiskal adalah kerugian yang dialami badan. Apabila
menggunakan pembukuan, kerugian tersebut dapat dikompensasi selama lima tahun secara
berturut-turut.

b. Penghitungan PPh Terutang


Untuk mendapatkan nominal ini, Anda dapat mengalikan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif
pajak yang berlaku. Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) bagian b UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan, tarif pajak yang dikenakan kepada badan adalah 25%. Besar tarif ini berlaku
sejak tahun pajak 2010. Tarif lebih rendah dapat dikenakan kepada wajib pajak badan dalam
negeri dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Berbentuk perseroan terbuka.


2. Memiliki sedikitnya 40% jumlah keseluruhan saham yang disetor dan diperdagangkan di
bursa efek Indonesia.
3. Tarif yang dikenakan sebesar 5% lebih rendah daripada tarif normal.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka cara menghitung tarif PPh badan adalah sebagai berikut:

Perusahaan Maju Bersama memiliki jumlah Penghasilan Kena Pajak senilai Rp.2.000.000.000,
maka tarif PPh badan yang harus dibayarkan adalah
P a g e 8 | 22
25% x Rp2.000.000.000 = Rp500.000.000.

Dan perlu Anda ketahui, penghasilan yang dipotong dengan Pajak Penghasilan yang bersifat
final, tidak termasuk dalam ketentuan ini. Tarif pajak final diatur dalam aturan tersendiri
berdasarkan Peraturan Pemerintah.

2). Ketentuan Lain Tentang Pajak PPh Badan Usaha

Selain mekanisme di atas. ada juga hal lain yang harus Anda pahami, yaitu peredaran bruto dan
kepentingannya dalam penghitungan PPh Badan. Peredaran bruto adalah seluruh penghasilan
yang diterima, baik orang pribadi maupun badan. Jika wajib pajak memilih untuk tidak
melakukan pembukuan, PKP akan dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
Sebaliknya, jika wajib pajak melakukan pembukuan yang benar, penghitungan PKP dilakukan
berdasarkan catatan yang tertulis di pembukuan.

Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang dimaksud dapat Anda lihat pada pasal 14 UU No.
36 Tahun 2008 tentang PPh. Berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dibagi dalam 2 jenis berdasarkan jumlah peredaran bruto, yaitu:

a. Peredaran Bruto hingga Rp50 Miliar


Penghasilan Kotor
Tarif Pajak
(Bruto) (Rp)

Kurang dari Rp4,8 Miliar 50% x 25% x Penghasilan Kena Pajak

Lebih dari Rp4.8 Miliar s/d [(50%x25%) x Penghasilan Kena Pajak yang Memperoleh Fasilitas] + (25% x P
Rp50 Miliar Pajak Tidak Memperoleh Fasilitas

b. Peredaran Bruto di atas Rp50 miliar


PPh badan terutang dengan peredaran bruto di atas Rp50 miliar akan dihitung berdasarkan
ketentuan umum atau tanpa fasilitas pengurangan tarif. Jadi dapat disimpulkan bahwa besar PPh
badan tetap adalah 25% x penghasilan kena pajak.

Penghasilan Kotor (Bruto) Tarif Pajak

1% x Penghasilan Kotor
Kurang dari Rp4.8 Miliar
(Peredaran Bruto)

Lebih dari Rp4.8 Miliar s/d {0.25 – (0.6 Miliar/Penghasilan


Rp50 Miliar Kotor)} x PKP

P a g e 9 | 22
Lebih dari Rp50 Miliar 25% x PKP

3). Menghitung Pajak Penghasilan Badan

Pada tahun 2019, PT Maju Bersama memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp2 Miliar. Maka
besar pajak penghasilan PT Maju Bersama adalah:

Harapan. Maka, Pajak yang harus dibayar adalah

50% x 25% x Rp5 Miliar = Rp625 juta.

Namun, perlu dibuat catatan bahwa selama periode tahun 2018, PT Maju Bersama telah
menyetor pajak penghasilan karyawan ke kas negara sebesar Rp100 juta dan pajak PPh Pasal 23
sebesar Rp200 juta. Maka, pajak penghasilan terutang PT Maju Bersama adalah

Rp625 juta – Rp100 juta – Rp200 juta = Rp325 juta.

Rp325 Juta adalah angka yang bisa dicicil oleh PT Maju Bersama ke kas negara atas penghasilan
Badan Usaha di tahun 2018.

Inilah sisa pajak yang dibayar PT Maju Bersama ke Kas Negara atas pajak penghasilan badan
usaha di tahun 2018. Pajak ini bisa dicicil dengan meminta persetujuan dari kantor pajak
setempat. Dalam bentuk tabel, berikut adalah ringkasan dari perhitungan pajak penghasilan PT.
Maju Bersama.

No Keterangan Jumlah
1 Penghasilan Kotor 2.000.000.000
2 Kredit Pajak PPh 21 100.000.000
3 Kredit Pajak PPh 23 200.000.000
Pajak Penghasilan Badan (50% x 25%
4 625.000.000
Rp2 Miliar)
Pajak Penghasilan Terutang ((4)-(2)-
5 325.000.000
(3))
Contoh penghitungan pajak penghasilan perusahaan di atas merupakan ilustrasi perhitungan
pajak yang sudah disederhanakan. Pada kenyataannya, proses penghitungan pajak penghasilan
dalam perusahaan tidaklah sesederhana itu dan memerlukan laporan dari berbagai akun
keuangan. Akun keuangan yang sebelumnya telah dibukukan dan dikumpulkan dalam laporan
keuangan akan membantu mempermudah proses perhitungan pajak badan usaha Anda.

3.KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

P a g e 10 | 22
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah
satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam
suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai
macam alternatif investasi.

 Pay back method


 Average return on investment
 Present value
 Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
 Profitability Index (PI)

Pay back Method

Dalam metode ini ariab yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup ariabl investasi. Oleh karena itu, dengan
metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang
diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari
investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih

A.    KLASIFIKASI INVESTASI


1.  Investasi Penggantian
2.  Investasi Penambahan Kapasitas
3.  Investasi Penamabahan Jenis Produk Baru
4.  Investasi Lain-lain

B.     ALIRAN KAS DALAM INVESTASI


Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam investasi :
 Initial cashflow (capital outlays)
 Operational cashflow
 Terminal cashflow

b. INITIAL CASHFLOW
P a g e 11 | 22
Initial cash flow (capital outlays) merupakan aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran
kas pertama kali untuk keperluan investasi.
Yang termasuk dalam capital outlays antara lain harga pembelian mesin, biaya pasang, biaya
percobaan, biaya balik nama (jika ada) dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan sampai
mesin tersebut siap dioperasikan.

b.      OPERATIONAL CASH FLOW


Operational cashflow (cash inflow) merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi.
Operational cashflow (cash inflow) berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Aliran kas masuk bersih disebut juga dengan Proceeds
Besarnya proceed terdiri dari 2 sumber yaitu laba setelah pajak (earning after tax) dan
depresiasi.

Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri :


Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi
Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri dan hutang :
Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-Pajak)

c.       TERMINAL CASHFLOW


Terminal cashflow merupakan aliran kas masuk yang diterima perusahaan sebagai akibat
habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
Terminal cashflow dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerja yang
digunakan untuk investasi.
Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur ekonomisnya yang dihitung
dari nilai buku aktiva yang bersangkutan.
Contoh : Bila Tanpa Hutang
b. PT. ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi senilai Rp.300.000.000,
dengan dibiayai modal sendiri. Umur Ekonomis 3 tahun disusutkan dengan metode
garis lurus tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan setiap tahun selama umur ekonomis

P a g e 12 | 22
Rp. 400.000.000,- biaya tunai Rp. 200.000.000,- (belum termasuk penyusutan),
pajak 20%.
Hitung Operasional Cash Flow / Aliran Kas Bersih

Jawab
             Penyusutan =
Estimasi Laba / Rugi :
Pendapatan                                                   Rp. 400.000.000
Biaya :
Biaya Tunai                 Rp. 200.000.000
Biaya Penyusutan       Rp. 100.000.000 +
Total Biaya                                                   Rp. 300.000.000 –
Laba Sebelum Pajak                                     Rp. 100.000.000
Pajak (20%)                                                  Rp.   20.000.000 –
EAT                                                              Rp.   80.000.000
OCF = Rp. 80.000.000 + Rp. 100.000.000
= Rp. 180.000.000

Contoh: Bila hutang


PT. ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi senilai Rp.300.000.000. 50% dari
investasi modal pinjaman dengan bunga 25% pertahun, sisa modal sendiri. Umur Ekonomis 3
tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan setiap tahun
selama umur ekonomis Rp. 400.000.000,- dengan biaya tunai Rp. 200.000.000,- (belum
termasuk penyusutan), pajak 20%.
Hitung Kas Bersih ?
Estimasi laba-Rugi
Pendapatan                                                   Rp. 400.000.000
Biaya :
Biaya Tunai                 Rp. 200.000.000
Biaya Penyusutan       Rp. 100.000.000 +
Total Biaya                                          Rp. 300.000.000 –
P a g e 13 | 22
Laba Usaha (EBIT)                                      Rp. 100.000.000
Bunga                                                                       Rp.   37.500.000 –
EBT                                                              Rp.   62.500.000
Pajak (20%)                                                  Rp.   12.500.000 –
EAT                                                              Rp.   50.000.000
Aliran Kas Bersih (OCF)
= Rp.   50.000.000 + Rp. 100.000.000 + Rp.37.500.000 (1-20%)
= Rp. 150.000.000 + Rp.   37.500.000  (1-0,2)
= Rp. 150.000.000 + Rp.   30.000.000.
= Rp. 180.000.000

METODE PENILAIAN INVESTASI


1) Metode Payback Period (PP)
2) Metode Net Present Value (NPV)
3) Metode Propability Index (PI)
4) Metode Internal Rate Return (IRR)
5) Metode Payback Period (PP)
6) Metode Payback Period (PP) merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup ariabl
pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto (proceeds) yang
diperoleh.
Rumus :
Capital Outlays
PP = ------------------------- x 1 tahun
Proceeds

b) Metode Payback Period (PP)


Kriteria :
apabila payback period lebih pendek ariable g jangka waktu kredit (apabila dananya berasal dari
pinjaman) yang diisyaratkan oleh investor atau pihak bank, maka investasi diterima.
Kelemahan :
mengabaikan nilai waktu uang
P a g e 14 | 22
mengabaikan proceeds setelah PP dicapai
mengabaikan nilai sisa

Contoh : (Jika Proceed Tiap tahun sama)


Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan Rp.
40.000.000 per tahun selama 6 tahun.
Penyelesaian :
Rp. 120.000.000
PP = ------------------------- x 1 tahun = 3 Tahun
Rp. 40.000.000
Metode Payback Period (PP)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan :
Tahun 1   Rp. 50.000.000                 Tahun 4   Rp. 30.000.000
Tahun 2   Rp. 50.000.000                 Tahun 5   Rp. 20.000.000
Tahun 3   Rp. 40.000.000                 Tahun 6   Rp. 20.000.000
Penyelesaian :
Outlays (Investasi)                Rp. 120.000.000
Proceed Th. 1                        (Rp.   50.000.000)
b. Rp.   70.000.000
Proceed Th. 2                        (Rp.   50.000.000)
2.      Rp.   20.000.000
PP = 2 Tahun + [(20.000.000 / 40.000.000) x 1 tahun] = 2 Tahun 6 Bulan
Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang
dari proceed dengan nilai sekarang dari suatu investasi
Rumus :
n        At
NPV =  -Io +  ∑    ------------
t=0    (1 + r )t
Dimana :
Io   =  Nilai investasi
P a g e 15 | 22
At  =  aliran kas netto pada periode t
r    =  Discount rate
t    =  jangka waktu proyek investasi

b)      Metode Net Present Value (NPV)


Kriteria kelayakan suatu investasi :
a.       NPV > 0 atau positif   : investasi layak dan diterima
b.      NPV ≤ 0 atau ariable  : investasi tidak layak dan ditolak
Metode Net Present Value (NPV)
Contoh : (Jika Proceed Tiap tahun sama)
Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. proceeds diperkirakan Rp.
40.000.000 per tahun selama 6 tahun dengan rate of return = 10 %
Penyelesaian :
NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 40.000.000 (4,3553)*)
NPV = - Rp. 120.000.000 + Rp. 174.212.000
NPV = Rp. 54.212.000
*)
Lihat Tabel A-2 (Nilai sekarang dari suatu Anuity

Contoh Perhitungan Jika Proceeds per tahun tidak sama :


Proyek B membutuhkan investasi sebesar Rp. 120.000.000. Tingkat bunga (Rate of Return) = 10
%, proceeds diperkirakan :
Tahun 1   Rp. 50.000.000                 Tahun 4   Rp. 30.000.000
Tahun 2   Rp. 50.000.000                 Tahun 5   Rp. 20.000.000
Tahun 3   Rp. 40.000.000                 Tahun 6   Rp. 20.000.000

c)      Metode Propability Index (PI)


Metode Propability Index (PI) atau cash ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan
sama dengan NPV.
Rumus :
Total PV of Proceed
PI = -----------------------------
P a g e 16 | 22
Investasi
Kriteria :

a.       Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak diterima


b.      Apabila PI < 1, maka rencana investasi ditolak
Berdasarkan contoh yang telah dibuat sebelumnya dalam Metode NPV :
Untuk proceeds tiap tahun sama :
174.212.000
PI = ------------------- = 1,45  > 1 : Proyek diterima
120.000.000
Untuk proceeds tiap tahun yang berbeda :
160.980.000
PI = ------------------- = 1,34  > 1 : Proyek diterima
120.000.000
d)     Metode Internal Rate Return (IRR)
Metode Internal Rate Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari ringkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari lairan kas netto dan investasi.
Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV = 0, untuk itu menghitung IRR, perlu dicari data
NPV yang positif juga NPV yang ariable.
Rumus :
NPV rk
IRR = rk +  ------------------------- x (rb – rk)
PV rk – PV rb
Dimana :
IRR        = internal rate of return
Rk          =  tingkat bunga terendah
Rb         = tingkat bunga tertinggi
NPV rk  = NPV pada tingkat bunga terendah
PV rk     = PV of proceed pada tingkat bunga terendah
PV rb     = PV of proceed pada tingkat bunga tertinggi

P a g e 17 | 22
Metode Internal Rate Return (IRR)
8.710.000
IRR = 20 % + ------------------ x 10 % = 20 % + 3,89 % = 23,89 %
22.390.000
atau
NPV rk
IRR = rk +  ------------------------- x (rb – rk)
PV rk – PV rb
8.710.000
IRR= 20% + ------------------------------------ x (30%-20%)
128.710.000 – 106.320.000
IRR = 20% + 0,389 x 10

IRR = 20% + 3,89% = 23,89%

SOAL LATIHAN :
PT. SANGRILLA merencanakan sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi
sebesar Rp. 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp.50.000.000 sebagai Modal kerja. Umur
ekonomis investasi diperkirakan 5 tahun dengan nilai residu Rp. 100.000.000. metode
penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Proyeksi penjualan :
Tahun 1         350 Juta           Tahun 4           410 Juta
Tahun 2         360 Juta           Tahun 5           430 Juta
Tahun 3         370 Juta
Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya ariable 40 % dari penjualan dan biaya tetap
selain penyusutan Rp. 15.000.000,- Pajak 30 % dan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar
20 %.
Hitunglah :
a.  Cash flow selama umur ekonomis
b.  Apakah investasi tersebut layak diterima dengan menggunakan lima metode penilaian investasi
4. Analisis Risiko Suatu Proyek

P a g e 18 | 22
Analisis Risiko Proyek diartikan sebagai suatu analisis estimasi kemungkinan terjadinya
resiko atas proyek-proyek yang akan dipilih. Lebih spisifik lagi bahwa analisis risiko
dikuantifikasikan ke dalam variabilitas (fluktuasi variabilitas) dari berbagai pilihan proyek atas
cash flow-nya masing-masing proyek yang diharapkan.

Semakin besar variabilitas atau fluktuasi itu semakin tinggi risiko proyek tersebut.
Sebaliknya semakin kecil variabilitas (fluktuasi) cash flow suatu proyek, berarti semakin rendah
risiko proyek tersebut.
Bagi proyek yang dipertimbangkan oleh para manajer, kita dapat menyusun tentang arus kas
(cash flow) yang akan diperoleh dengan dasar berbagai lemungkinan arus kas yang terjadi pada
proyek itu sendiri. Sebagai contoh diasumsikan bahwa kita memiliki 2 pilihan proyek yaitu
proyek A dan proyek B yang masing-masing proyek diprediksi menghasilkan arus kas sebagai
berikut:
Tabel Arus Kas Proyek A dan Proyek B pada Berbagai Kondisi Ekonomi

Kondisi Ekonomi Proyek A Proyek B

Resesi buruk 4.000 3.000

Ressi sedang 4.500 4.000

Normal 5.000 5.000

Tumbuh tinggi 5.500 6.000

Tumbuh sedang 6.000 7.000

Berdasar atas dua pilihan proyek dimana cash flow-nya dihadapkan pada keadaan ekonomi
tersebut, misalnya memiliki kas atau kemungkinan (probabilitas) sebagai berikut:
a. Keadaan ekonomi dalam resesi buruk probabilitas sebesar 10%
b. Keadaan ekonomi dalam resesi sedang probabilitas sebesar 20%
c. Keadaan ekonomi normal probabilitas sebesar 40%
d. Keadaan ekonomi tumbuh tinggi probabilitas sebesar 20%
e. Keadaan ekonomi tumbuh sedang probabilitas sebesar 10%
P a g e 19 | 22
Probabilitas keadaan ekonomi tersebut dapat kita nyatakan bahwa tingkat dispersi
(penyebaran) arus kas-arus kas untuk proyek B terlihat lebih besar daripada arus kas pada proyek
A Dari tingkat dispersi arus kas proyek B seperti itu kita dapat menyatakan bahwa proyek B
lebih berisiko daripada proyek A.
Untuk mendukung argumentasi ini kita perlu membuat distribusi probabilitas arus - untuk proyek
A dan proyek B seperti nampak berikut ini.

Dari perhitungan Sd (standar deviasi) kedua proyek tersebut terlihat bahwa proyek B
memiliki standar deviasi lebih besar daripada standar deviasi proyek A. Berdasar perhitungan Sd
ini kita dapat menentukan bahwa memilih proyek A lebih kecil risikonya daripada proyek B
yang lebih berisiko. Dengan asumsi estimasi ke masa depan tidak terdapat perubahan yang
berarti. Asumsi yang kita pergunakan mendekati ketepatan.
Koefisien variasi dari suatu usulan proyek menunjukkan kadar besar kecilnya risiko dari
proyek yang bersangkutan.

Standar Deviasi (Sd)


Koefisien Variasi (CV) = ___________________
Expected Value (^A)

Sda 547,72
Jadi CVa = _____=_________= 0,1095
^Aa 5.000

Sdb 1095,45
CVb = _____= ________= 0,21909
^Ab 5.000
Berdasar perhitungan CV dari proyek A dan proyek B tersebut terlihat bahwa proyek
berisikonya lebih besar daripada proyek A. Tentunya jika faktor risiko
merupakan pertimbangan utama, maka yang akan dipilih tentunya adalah
proyek A sebab proyek A ini lebih kecil resikonya.
5. Rencana Dan Pengambilan Keputusan Investasi

P a g e 20 | 22
Bagi para manajer perusahaan atau investor, rencana investasi merupakan suatu policy
perusahaan yang strategis untuk mendiversifikasi usaha (bisnis) dan untuk meningkatkan
peluang usaha (bisnis) yang makin maju dan berkembang secara ebih terintegrasi tidak hanya
terfokus pada satu bidang usaha tertentu saja, melainkan dapat meningkatkan kegiatan usaha di
berbagai bidang atau investasi, sehingga mencapai suatu portofolio usaha yang saling
mendukung dan menguntungkan dalam jangka panjang. Karena peranan manajer investasi makin
penting dalam mengkaji peluang dan hambatan rencana investasi yang hendak diusulkan.
Rencana investasi, apakah itu rencana ekspansi usaha ataukah rencana pada bidang yang baru,
ini memerlukan suatu studi atau kajian khusus mengenai kelayakan usulan investasi.

Di samping itu juga dilihat apakah usulan investasi ini memiliki peluang prospek yang
baik dan menguntungkan ataukah tidak untuk masa yang akan datang, maka hal ini memerlukan
suatu kajian yang bersifat prediktif yang cukup mendalam. Namun untuk keperluan penilaian
praktis dan kelayakan dalam arti fmansial dan kuantitatif dalam arti yang terbatas, maka
diperlukan suatu studi kelayakan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :

P a g e 21 | 22
Analisis keputusan Investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk
menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan
datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam
bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
Sedangkan . Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka
panjang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi  akan mempengaruhi dan menunjang
tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat
diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian.
Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan mempengaruhi pencapaian tujuan,
kebijakan, maupun nilai perusahaan.

Menganalisis investasi-investasi yang akan dipilih ini digunakan dengan menghitung


atau mengevaluasi secara statistik dan membandingkan hasil evaluasi tersebut pada setiap
alternatif.

P a g e 22 | 22

Anda mungkin juga menyukai