Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK
Stimulasi Sensori : Halusinasi SP 1, SP 2, SP 3 dan SP 4

B. LATAR BELAKAN
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan
spesialisik, namun tetap dilakukan secara holistik pada saat melakukan
asuhan kepada klien. Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan
difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga maupun
komunitas, terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok sering terjadi dinamika interaski yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboraturium tempat berlatih perilaku baru
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat,2012).
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang
dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi
satu sama lain yang dipimpin oleh seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang sudah dilatih(pedoman rehabiltas pasien mental RSJ
di indonesia). Terapi kelompok adalah terapi psikologis yang dilakukan
kelompok untuk memberikan stimulan bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Yosep,2011). Kelompok adalah individu yang memiliki
hubungan satu sama lain, saling bergangtung dan mempunyai hubungan
satu sama lain, sering bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Struart&Laraia,2001). Anggota kelompok mungkin datang dari latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti
agresif, takut, kebencian, kompetitif, kebersamaan, ketidaksamaan,
kesukaran dan menarik (Yalom,1995 dalam Stuart&Sudden, 2001).
Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika
anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti
dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

1
Keliat,2012 mengemukaan bahwa aktivitas kelompok dibagi
empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
realita dan terapi aktivitas sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok
kognitif/persepsi yaitu klien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan pada setiap sesi. Dengan proses ini,
diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam berbagai
kehidupan menjadi adaptif.
Berdasarkan data di ruang Gelatik RSJ Provinsi Jawa Barat,
masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah gangguan
sensori persepsi halusinasi. Mereka menganggap dirinya hanya sakit
biasa dan apabila mereka mendengar suara-suara tersebut maka yang
dilakukan hanya mengauk, tutup telinga, menarik selimut, dan ada
beberapa yang berdoa. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik
melakukan aktivitas kelompok stimulasi persepsi : Halusinasi
SP1,SP2,SP3,SP4 yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi,
melatih bercakap-cakap ketika halusinasi muncul, mendiskusikan aktivitas
yang bisa dilakukan dan pentingnya program pengobatan.

C. LANDASAN TEORI
Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi adalah salah
satu dari jenis aktivitas kelompok dimana klien dilatih mempersiapkan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami (Keliat,
2011).
Menurut Varcarolis, halusinasi dapat didefinisikan sebagai
terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat
stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering adalah halusinasi
pendengaran (auditory-hearing voices or sounds), halusinasi penglihatan
(visual-seeing persons or things), halusinasi penciuman (olpactory-
smeeling odors), halusinasi pengecapan (gustatory-experiencing tastes).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan sensorik persepsi sensorik, merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan peraba, atau penghidu.
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari

2
halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asik dengan pikirannya sendiri salah satunya
dengan melakukan aktivitas kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi, mengontrol halusinasi yang dialaminya,
melatih bercakap-cakap ketika halusinasi muncul, mendiskusikan aktivitas
yang bisa dilakukan dan pentingnya program pengobatan sehingga saat
TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu kelompok yang lain.
Ada lima sesi yang terdapat di dalam gangguan persepsi sensori
halusinasi yaitu :
1. Mengenal halusinasi
2. Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
4. Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan
5. Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenal dan mengontrol halusinasi
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasinya
b. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d. Klien mengenal pada saat terjadi halusinasi
e. Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik
f. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

E. KLIEN
1. Kriteria peserta
a. Klien dalam keadaan tenang
b. Klien bersedia untuk mengikuti TAK
c. Klien mempunyai riwayat halusinasi
d. Klien mengenal halusinasinya yang sudah terkontrol
e. Klien tidak menunjukan prilaku yang agresif dan bisa
berkomunikasi

3
2. Proses seleksi
a. Klien berasal dari ruang Gelatik, pasien dengan gangguan
halusinasi, pasien dalam keadaan tenang, dan pasien dapat
berkomunikasi secara koopratif.
b. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok
3. Nama-nama klien
1. Tn. T : diagnosa halusinasi
2. Tn. I : diagnosa halusinasi
3. Tn. S : diagnosa halusinasi
4. Tn. A : diagnosa halusinasi
5. Tn. Y : diagnosa halusinasi
6. Tn. D : diagnosa halusinasi

F. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan peserta yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Mengingatkan peserta
b. Memberi kesempatan kepada peserta tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau peserta yang lain
2. Bila pasien meninggalkan TAK tanpa pamit :
a. Panggil nama peserta
b. Tanya alasan peserta meninggalkan TAK
c. Berikan penjelasan tentang tujuan TAK dan berikan penjelasan
pada peserta bahwa peserta dapat melaksanakan keperluannya
setelah itu peserta boleh kembali lagi
3. Bila ada peserta lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa TAK ini ditujukan pada peserta yang
telah dipilih
b. Katakan pada peserta lain bahwa ada TAK lain yang mungkin
dapat diikuti oleh peserta tersebut
c. Jika peserta memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada TAK tersebut

4
G. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Tanggal : 18 juni 2019
b. Hari : Selasa
c. Jam : 14.15 – 14.45 WIB

2. Tim Terapis
a. Leader :
b. Co Leader :
c. Fasilitator :
d. Observer :

3. Tugas Leader :
a. Membuka acara
b. Memimpin kegiatan
c. Memotivasi peserta
d. Menjelaskan maksud dan tujuan
e. Menjelaskan langkah-langkah
f. Mengontrol jalanannya terapi aktivitas kelompok
g. Menutup acara

4. Tugas Co Leader :
a. Mendampingi leader dalam melaksanakan tugas
b. Mengambil alih tugas leader jika leader pasif

5. Tugas Fasilitator :
1) Mempertahankan keikutsertakan peserta
2) Memfasilitasi peserta
3) Memotivasi peserta selama berlangsungnya keadaan TAK

6. Tugas Observer :
a. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan

5
b. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)

7. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader / Co Leader : Observer

: Fasilitator

: Klien

6
8. Metode
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Melengkapi jadwal harian peserta

9. Media
a. Handphone
b. Papan nama
c. Kursi
d. Bola

H. PROSES PELAKSANAAN
1. Sesi kesatu
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1. Perencanaan :
a. Persiapan Materi
b. Persiapan media/alat yang
digunakan
c. Setting tempat terapis dan
peserta
d. Pembagian tugas terapis
14.15 WIB Pelaksanaan :
5 menit a. Orientasi
1. Salam terapeutik
a) Terapis mengucapkan 1. Menjawab
salam salam
b) Memperkenalkan terapis 2. Mendengarkan
dan fasilitator / dan
pembimbing memperhatian

2. Evaluasi/ validasi
a) Menanyakan perasaan 1. Mendengarkan
peserta saat ini dan
memperhatikan

7
3. Kontrak
a) Terapis menjelaskan 1. Mendengarkan
tujuan kegiatan yaitu dan
mengontrol halusinasi memperhatikan
b) Terapis menjelaskan 2. Mendengarkan
aturannya, yaitu : dan
1) Jika ada peserta memperhatikan
yang meninggalkan
kelompok, harus
meminta izin kepada
terapis
2) Lama kegiatan 30
menit
3) Setiap peserta
mengikuti kegiatan
dari awal sampai
selesai
3. 14.40 Tahap Kerja :
20 menit a. Leader menjelaskan / tanyakan 1. Mendengarkan
program pengobatan dan
memperhatikan
a)Leader menjelaskan 2. Mendengarkan
pentingnya penggunaan obat dan
pada gangguan jiwa akibat memperhatikan
bila tidak digunakan sebagai
program (jelaskan akibat bila
putus obat)

a. Co- Leader menjelaskan 3. Memperhatikan


pengobatan 5 B

b. Leader menjelaskan cara dan 4. Mendengarkan


peraturan melakukan TAK dan
memperhatikan

8
c. Tarapis menyanyikan lagu disini 5. Memutarkan
senang bersama” bola
d. Terapis menghentikan lagu 6. Mengambil
“Stop” lagu kemudian peserta kocokan kertas
yang memegang bola mendapat dan menjawab
giliran untuk memilih pertanyaan pertanyaan yang
dengan mengambil kocokan keluar dari
kertas kemudian menjawab kertas tersebut
pertanyaan dari kertas tersebut
yang akan dibacakan oleh Co-
Leader
e. Ulangi kegiatan sampai semua 7. Memperhatikan
peserta mendapatkan giliran dan menunggu
giliran
selanjutnya
f. Beripujian dan mengajak semua 8. Memperhatikan
peserta bertepuk tangan untuk dan
tiap keberhasilan peserta alam mendengarkan
menjawab pertanyaan
4. 14.45 Tahap Terminasi :
5 menit 1. Evaluasi
a. Leader menanyakan 1. Mengungkapkan
perasaan peserta setelah pendapat
mengikuti TAK
b. Leader memberikan pujian 2. Mendengarkan
atas keberhasilan peserta dan
memperhatikan
2. Rencana tindak lanjut
a. Leader mengajarkan peserta 1. Mendengarkan
untuk menerapkan cara dan
pengobatan 5 B memperhatikan
b. Masukan kegiatan 2. Mendengarkan
menghardik ke dalam jadwal dan
kegiatan harian klien memperhatikan

9
serta
menyetujui

3. Kontrak yang akan datang


a. Leader membuat 1. Memperhatikan
kesepakatan dengan peserta dan menyetujui
untuk TAK berikutnya
b. Leader membuat 2. menyepakati
kesepakatan waktu dan
tempat TAK berikutnya
Waktu : 3 September 2016
Tempat : Ruang Gelatik
Topik : Evaluasi Sp 1, Sp
2,Sp 3 dan 4
Penutup
1. Co-Leader menyimpulkan
seluruh kesimpulan materi
2. Setelah kegiatan berakhir leader
mengajak seluruh peserta serta
fasilitator untuk berdo’a.

Lampiran

Evaluasi dan Dokumentasi

10
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemapuan peserta sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan
peserta yang diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya
halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, perasaan terjadi halusinasi dan
mengatasi halusinasi dengan menghardik.

Sesi 1

Stimulasi persepsi : mengenal halusinasi

No Nama Menyebutkan isi Menyebutkan waktu Menyebutkan situasi


Peserta halusinasi terjadinya halusinasi dan perasaan saat
terjadi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan peserta yang ikut TAK pada kolom nama peserta

2. Untuk tiap peserta beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan isi


halusinasi, dan menyebutkan situasi dan perasaan saat terjadi halusinasi. Beri
tanda checklist ( √) jika peserta mampu dan tanda Silang (X) jika peserta tidak
mampu.

Dokumentasi : Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta pada catatan


proses keperawatan tiap peserta.

Sesi 2

Stimulus Persepsi : Halusinasi

11
Kemampuan menghardik Halusinasi

No Nama Menyebutkan Cara Menyebutkan Menyebutkan Memperagakan


Peserta Yang Selama Ini Keefektifitas Cara Cara
Digunakan Cara Yang Mengatasi Menghardik
Mengatasi Digunakan Halusinasi Halusinasi
Halusinasi Dengan Cara
Menghardik
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan peserta yang ikut TAK pada kolom nama peserta

2. Untuk tiap peserta, beri penilaian tentang menyebutkan cara yang selama ini
digunakan mengatasi halusinasi, menyebutkan keefektifitasan cara yang
digunakan, menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan cara menghardik
dan memperagakan menghardik halusinasi. Beri tanda Checklist (√ ) Jika
peserta mampu dan silang (X) jika peserta tidak mampu.

Dokumentasi : Dokumentasi kemampuan yang dimiliki peserta pada catatatn


proses keperawatan tiap peserta.

Lampiran

Kemampuan menghardik Halusinasi

N Nama Menyebutkan Cara Menyebutkan Menyebutkan Memperagakan


o Peserta Yang Selama Ini Keefektifitas Cara Cara
Digunakan Cara Yang Mengatasi Menghardik

12
Mengatasi Digunakan Halusinasi Halusinasi
Halusinasi Dengan Cara
Menghardik
1

13
4

5.

Lampiran
HALUSINASI

A. Definisi
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan
di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari,
2001).
Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan
panca indera (Isaacs, 2002).

14
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem
penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan
baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat
menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata
lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya
dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan.
Klien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap
meskipun tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera
tersebut (Izzudin, 2005).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah
(Stuart, 2007).
Kesimpulannya bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca
indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang
nyata.

B. Macam-macam Halusinasi
1.  Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang.
Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang
jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan
lengkap antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan

15
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
3. Penciuman
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
7. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

C. Tahapan Halusinasi

Tahap I : Tahap 2 : Tahap 3 : Tahap 4 :


Halusinasi bersifat Halusinasi Halusinasi yang Halusinasi
menyenangkan bersifat bersifat bersifat
menjijikkan mengendalikan menaklukkan

Gejala klinis : Gejala klinis : Gejala klinis : Gejala klinis :


a. Menyeringai/ a. Cemas a. Cenderung a. Pasien mengikuti

16
tertawa tidak b. Konsentrasi mengikuti halusinasi
sesuai menurun halusinasi b. Tidak mampu
b. Menggerakan c. Ketidakmamp b. Kesulitan mengendalikan
bibir tanpa uan berhubungan diri
suara membedakan dengan orang c. Tidak mampu
c. Gerakan mata nyata dan lain mengikuti
cepat tidak nyata c. Perhatian atau perintah nyata
d. Bicara lambat konsentrasi d. Beresiko
e. Diam dan menurun dan mencederai diri,
pikiran cepat berubah orang lain dan
dipenuhi d. Kecemasan lingkungan
sesuatu yang berat
mengasikkan (berkeringat,
gemetar, tidak
mampu
mengikuti
petunjuk)

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, I.J, (1998) Buku Sako Diaagnosa Keperawatan, edisi 8, Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; Jakarta.

Keliat, Budi Ana (2012), Keperawatan Jiwa Aktivitas Kelompok, Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; Jakarta

17
Struart dan Laraia, Principles And Practice Of Psyciatric Nursing (5 Th.Ed) St.
Louis MosbyYear Book 2005

Yosep (2011), Keperawatan Jiwa. Edisi 4, PT Refika Aditama : Bandung

18

Anda mungkin juga menyukai