Makalah Kepemimpinann Kelompok 7
Makalah Kepemimpinann Kelompok 7
Organisasi
MK. Kepemimpinan
DOSEN PENGAMPU :
Kinanti Wijaya M.Sc.
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinggga kami dapat
menyelesaikan malah ini guna memenuhi tugas makalah untuk mata kuliah
Kepemimpinan, dengan judul “Implementasi gaya-gaya kepemimpinan dalam
penyelesaian permasalahan organisasi”.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Kinanti Wijaya M.Sc. yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada teman teman yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, Kami menerima segala bentuk saran,masukan serta kritik yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
Lembar Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang Masalah 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan Penulisan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
2.1. Konsep Kepemimpinan 5
2.2. Peran Kepemimpinan 7
2.3. Gaya Kepemimpinan 8
2.4. Implementasi Peran dan Gaya Kepemimipinan terhadap Kesuksesan 9
2.5. Pengatasan Masalah 12
BAB 3 PENUTUP 14
3.1. Kesimpulan 14
3.2. Kritik dan Saran 14
Daftar Pustaka 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Karakter Pengikut
Ciri (Kebutuhan, nilai, konsep peribadi)
Keyakinan & Optimisme
Keterampilan & keahlian
Sifat dari pemimpinnya
Kepercayaan kepada pemimpin
Komitmen dan upaya tugas
Kepuasan terhadap pemimpin & Pekerjaan.
Karakter Situasi
Jeni Unit Organisasi
Besarnya Unit Organisasi
Posisi Kekuasaan & wewenang
Struktur & kerumitan tugas
Kesaling tergantungan tugas
Keadaan lingkungan yang tdk menentu
Ketergantungan eksternal
6
2.2 Peran Kepemimpinan
peran kepemimpinan merupakan suatu perilaku-perilaku yang diharapkan oleh
pemimpin dalam menduduki suatu posisi tertentu diharapkan bisa berperan
untuk mempengaruhi, membimbing, mengevalauasi bawahannya kearah
pencapaian tujuan sebuah organisasi. Ketika istilah peran digunakan dalam
lingkungan pekerjaan terutama seorang pemimpin, maka seseorang yang diberi
(atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Harapan mengenai peran
seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan dari si pemberi tugas
dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari pekerjaan/posisi tersebut.
7
2.3 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah prilaku karakteristik seorang pemimpin untuk
mengarahkan, memotivasi, membimbing dan mengelola anggota kelompok di
suatu organisasi atau perusahaan, kita kenal sebagai leadership bagaiaman
pemimpin mampu memberikan arahan dan mengajak anggotanya untuk terus
berfikir kreatif.
8
4. Lebih banyak mengambil peran untuk mengawasi kinerja anggota dari pada
terlibat langsung.
6. Gaya Kepemimpinan Karismatik
1. Mampu memberikan pengaruh melalui inspirasi.
2. Memiliki visi yang kuat dan mampu mengajak anggota untuk mencapainya.
3. Menjadi figur penting, yang ketiadaannya berpengaruh negatif bagi
organisasi.
4. Tidak banyak mengambil gagasan dari anggota.
7. Gaya Kepemimpinan Otokratis
1. Menghendaki kekuasaan penuh dalam memimpin.
2. Mengambil keputusan secara mutlak.
3. Anggota sebagai pelaksana perintah.
4. Jarang membuka komunikasi kepada anggota
9
menyesuaikan gaya kepemimpinan apa yang cocok bagi setiap pengikut agar mau
mengikuti arahan yang bersumber dari pimpinan. Misalkan salah satu
karakterisitik yang dilihat dari aspek keterampilan dan keahlian, maka unsur
pimpinan sebenarnya menanamkan dan memberi keyakinan bahwa apa yang
dimiliki dapat memberi kontribusi terhadap organisasi, oleh karena itu pengikut
merasa diperhatian dan diharagai. Jika mengalami hambatan dengan adanya
potensi yang dimiliki maka unsur pimpinan mengarahkannya sesuai tujuan yang
hendak dicapai serta memberinya motivasi untuk meningkatkan kemampuan
dengan mengikuti pendidikan dsan pelatihan. Jika tidak menagalami hambatan,
maka unsur pimpinan memberi penghargaan baik berupa materi maupun non
materi, seperti pujian, karena tidak semua manusia dalam bekerja hanya sekedar
memnuhi kebutuhan hidup secara mendasar akan tetapi masih ada beberapa
manusia membutuhkan aktualisasi. Untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia
atau pengikut maka unsur pimpinan dapat menerapkan gaya kepemimpinan
transaksional maupun transformasional.
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan gaya kepemimpinan yang dapat
meningkatkan semangat kerja pengikut melalui transaksi/imbalan. gaya
kepemimpinan transaksional merupakan hubungan antara pimpinan dan
bawahan yang didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar
keduanya. Adapun karakteristik kepemimpinan transaksional contingent reward
dapat berupa penghargaan dari pimpinan karena tugas telah dilaksanakan, yaitu
berupa bonus atau bertambahnya penghasilan atau fasilitas. penghargaan yang
diberikan pada bawahan baik berupa pujian atas upaya-upayanya maupun jika
terjadi kesalahan yang dilakukan oleh bawahan kemudian pimpinan member
arahan kearah pencapaian tujuan. Sedangkan gaya kepemimpinan
transformasional merupakan suatu gaya kepemimpinan yang dapat memberi
motivasi para bawahan dengan membuat mereka lebih sadar akan pentingnya
hasil suatu pekerjaan, mendorong mereka lebih mementingkan kepentingan
organisasi dari pada kepentingan diri sendiri, dan mengaktifkan kebutuhan-
kebutuhan yang lebih tinggi. Kedua gaya kepemimpinan tersebut dapat
dimanfaatkan kedua-duanya tergantung situasi dari pada pengikut. Burns
mengatakan bahwa jika pengikut memiliki kebutuhan yang rendah maka
pemimpin menerapkan kepemimpinan transaksional, sedangkan pengikut yang
membutuhkan aktualisasi diri maka pimpinan sebaiknya menerapkan gaya
kepemimpinan transformasional.
10
Mengimplementasikan Peran kepemimpinan sebagai agen perubahan. Untuk
menjadi agen perubahan merupakan suatu lanjutan dari pemimpin sebagai
penentu arah, karena arahan yang diberikan pada pengikut bersumber dari visi,
karena visi merupakan komoditi dari para pemimpin bahwa perubahan adalah
kebutuhan setiap organisasi, baik organisasi birokrasi pemerintahan maupun
organisasi swasta, Hal ini sejalan dengan dengan visi dan misi masing-masing
organisasi serta dinamika perubahan perkembangan ilmu dan tekhnologi.
Untuk mengikuti dinamika perubahan tersebut, maka semua unsur pimpinan
sedapat mungkin menggalang kerjasama atau mengupayakan agar orang-orang
bersedia untuk bekerja dalam satu kata dan semangat kebersamaan, karena
kedua aspek tersebut merupakan tugas utama dari seorang pemimpin untuk
mencapai visi yang telah ditentukan. Pemimpin yang mau menerima perubahan
dapat dikategorikan pemimpin transfomasional atau visioner, karena kedua
pemimpin tersebut yang melakukan aktivitas selalu mengacu pada visi organisasi.
Implementasi peran kepemimpinan sebagai juru bicara. Untuk menjadi juru bicara
atau pembicara maka seorang pemimpin sedapat mungkin memeiliki kelebihan
atau profesional dalam bidangnya agar dapat menjadi negosiator dengan pihak
luar. Untuk menjadi pembicara yang efektif harus membangun jejaringa dengan
dunia luar, agar memperoleh informasi, dikungan, ide dari sumberdaya yang
bermanfaat bagi perkembangan organisasi. Implementasi peran kepemimpinan
sebagai pelatih. Untuk menjadi pelatih bagi pengembangan organisasi, maka
unsur pimpinan harus memiliki kemampuan membina, memberdayakan setiap
pengikut sesuai dengan job yang telah ditentukan kemudian mengarahkannya
kearah pencapaian visi yang telah dirumuskan. Kemudian pemimpin tersebut
mampu menjadikan visi sebagai realita.
Keempat peran tersebut dapat memberi kontribusi terhadap organisasi jika peran
kepemimpinan dapat berjalan. Untuk menerapkannya unsur pimpinan dapat
menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan transformasional
dapat memberikan pengaruh positif terhadap pegawai, pemimpin, dan organisasi,
dalam era globalisasi seperti sekarang ini yang membutuhkan lingkungan kerja
sama dari seluruh komponen organisasi untuk memecahkan masalah strategis.
dan kepatuhan.
11
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai
suatu proses menginspirasi perubahan dan memberdayakan bawahan untuk
mencapai tujuan yang lebih tinggi, untuk meningkatkan kemampuan mereka
miliki dan untuk meningkatkan kualitas proses-proses keorganisasian, Kesemua
itu dimungkinkan berproses sebab para bawahan menerima tanggungjawab dan
mempertanggungjawabkannya untuk dirinya sendiri dan proses-proses untuk
tugas-tugas yang telah ditetapkan.
1. Mendefinisikan Masalah
Anda perlu fokus pada apa yang menjadi masalah inti dan mencari tahu
segalanya secara rinci. Seringkali hanya menganalisa permasalahan sekejap
saja, sehingga tidak bisa mengetahui penyebab suatu permasalahan dengan
benar. Untuk mendefinisikan permasalahan secara tepat, Anda perlu
membedakan antara fakta dan pendapat. Logikanya, Anda tidak akan
mendapatkan penyebab permasalahan yang valid jika tidak bisa
membedakan keduanya.Dalam hal ini, juga perlu menyatakan atau
mengungkapkan permasalahan yang terjadi secara spesifik. Coba
identifikasi standar, norma-norma atau nilai-nilai apa saja yang telah
dilanggar dari permasalahan ini. Anda juga perlu menentukan dimana titik
permasalahan yang ada dan mulai merancang proses pemecahan masalah.
Pastikan untuk tidak menyelesaikan sebuah permasalahan tanpa data-data
yang valid.
2. Mengembangkan Alternatif Solusi
Curhat pendapat (brainstorming) merupakan cara yang paling populer
untuk memunculkan beragam gagasan. Semakin banyak kemungkinan
dapat Anda munculkan, semakin baik peluang Anda untuk mendapatkan
solusi yang bagus. Pastikan untuk tidak terburu-buru dalam menentukan
solusi alternatif. Dalam hal ini sangat penting untuk megajak semua
individu yang terlibat dalam menentukan solusi alternatif yang terbaik.
Tentu saja, solusi alternatif yang sejalan dengan tujuan organisasi atau
perusahaan serta untuk jangka pendek dan jangka panjang. Setelah itu,
barulah dapat memilih solusi alternatif yang paling tepat untuk
menyelesaikan masalah.
12
3. Evaluasi dan Pilih Solusi Alternatif yang Ada
Dalam mengevaluasi pilihan solusi alternatif, Anda juga perlu
melakukannya secara hati-hati. Maksudnya, jangan sampai Anda
mempertimbangkannya secara bias, sehingga solusi alternatif yang
dihasilkan bisa saja sebenarnya tidak cocok dengan permasalahan yang
ada. Untuk itu Anda bisa mengevaluasi solusi alternatif yang relatif
terhadap standar target yang ada. Selanjutnya, perlu mengevaluasi solusi
alternatif yang mungkin terbukti berhasil.
4. Pengambilan Keputusan Melalui Konsensus
Pengambilan keputusan secara konsensus bukan berarti setiap orang harus
senang dengan keputusan yang diambil. Bukan berarti bahwa setiap orang
juga harus dapat menerimanya. Tapi, ini masih lebih baik daripada
mayoritas yang membuat keputusan. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana sikap kelompok. Mungkin ada satu atau dua pilihan solusi
terbaik sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan atau
mungkin juga ada satu pilihan yang tidak disukai semua orang.
5. Melakukan Tindakan
Kini saatnya Anda menerapkan solusi yang sudah terpilih untuk
memecahkan permasalahan yang ada. Akan tetapi, bukan berarti
menerapkan solusi telah menandakan bahwa permasalahan dapat selesai
begitu saja. Perlu adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh orang-orang
yang terlibat agar mereka bisa meninjau bersama, apakah permasalahan
yang ada sudah benar-benar terselesaikan atau belum.Anda perlu
merencanakan dan mengimplementasikan solusi alternatif yang telah
dipilih dan diuji coba. Selain itu juga perlu mengumpulkan segala umpan
balik dari semua pihak yang mungkin akan terkena dampak dari solusi
alternatif tersebut. Jangan lupa, untuk mencari persetujuan atau konsensus
dari semua pihak yang terkena dampaknya. Terakhir, Anda perlu terus
mengevaluasi hasil jangka panjang berdasarkan solusi akhir yang telah
dipilih secara bersama-sama.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk
berperan aktif dalam melaksanakan peran kepemimpinan, baik peran sebagai
penentu arah, agen perubahan, juru bicara maupun pelatih untuk meningkatkan
kinerja atau semangat kerja bagi pegawai/pengikut pada sebuah organisasi. Peran
tersebut mempunyai pengaruh jika para pimpinan memiliki kemampuan
menerapkan gaya kepemimpinan untuk menggerakkan pengikut kearah
pencapaian visi organisasi. Memadukan gaya kepemimpinan dengan karakteristik
pengikut, maka akan organisasi menuju pada kesuksesan.
3.2. Kritik dan Saran
Saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ,
untuk menjadi lebih baik kedepannya
Daftar Pustaka
Adi Sujatno,Muladi., 2008. Traktat Etis Kepemimpinan Nasional, Jakarta: Wahana Semesta
Intermedia.
Bass, B.M. 1981. Stogdils Handbook of Leadership, A Survey of theory and research . Revised
and Ekspanted Editon: New York: Free Press.
Burns, J.M. 1978. Leadership New York : Harper and Row
Conger, J.A.and Kanungo, 1987a. Toward a Behavioral Theory of charismatic Leadership in
organizational settings . Academy of Management Review .
Gibson, Ivancevich, Donnely,1997. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses Edisi Kedelapan ,
terjemahan Jakarta: Binarupa Aksara
Koehler, Jerry W & Joseph M.Pankowski, 1997. Transformational Leadership in Government.
Florida :St;Lucie Press.
Komariah, Aan, 2008. Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif: Jakarta: Bumi Aksara
Luthans. 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan Edisi 10. Vivin Andika Yuwono. Yogyakarta
14