Anda di halaman 1dari 10

2.1.

Instrumen Keuangan

Instrumen keuangan didefinisikan sebagai kas, kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak
kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan lain yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan. Berdasarkan definisi ini, aset dan liabilitas
tradisional seperti utang wesel, piutang wesel, investasi pada sekuritas utang dan ekuitas, dan
utang obligasi merupakan instrumen keuangan.

Definisi instrumen keuangan juga mencakup instrumen keuangan yang inovatif dan
kompleks. Instrumen keuangan ini dikenal sebagai instrumen keuangan derivatif atau sekuritas
derivatif (atau cukup disebut derivatif), karena nilainya diderivasi atau diturunkan dari nilai-nilai
aset lainnya (misalnya saham, obligasi, atau komoditas) atau berhubungan dengan indikator yang
ditentukan pasar (misalnya tingkat bunga).

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55/2011, instrumen


derivatif adalah instrumen keuangan atau perjanjian (kontrak) lainnya yang memiliki tiga
karakteristik sebagai berikut:

a) Memiliki (1) satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying) dan (2) satu atau
lebih jumlah nosional atau syarat pembayaran atau keduanya. Persyaratan perjanjian
tersebut menentukan besarnya nilai penyelesaian perjanjian (settlements), dan pada
beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian diperlukan.
b) Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment), atau
memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan
jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan
efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
c) Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net
settlement), atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di
luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aset
sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net settlement
(par. 05).

Selanjutnya, PSAK No. 55/2011 memberikan penjelasan untuk beberapa terminologi yang
terkandung di dalam definisi sekuritas derivatif sebagai berikut ini.

Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta asing,
indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya. Variabel pokok dapat berupa harga atau
tingkat bunga suatu aset atau kewajiban tetapi bukan aset atau kewajiban itu sendiri (par. 06).

Jumlah nosional merupakan suatu jumlah dalam unit valuta, saham, dan atau satuan
unit lainnya yang disebutkan dalam perjanjian. Penyelesaian instrumen derivatif dengan jumlah
nosional tertentu ditentukan oleh interaksi antara jumlah nosional dengan variabel pokoknya.
Interaksi dapat berupa perkalian sederhana, atau berupa rumus dengan faktor average atau
konstanta yang lain (par. 07).

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 1


Syarat pembayaran adalah jumlah yang harus dibayar pada saat penyelesaian kontrak
apabila variabel pokok berubah sesuai dengan syarat perjanjian (par. 08).

Investasi awal bersih (initial net investment). Berbagai macam instrumen derivatif tidak
memerlukan investasi awal bersih. Beberapa instrumen yang lain memerlukan investasi awal
bersih sebagai kompensasi atas nilai tunai (contoh, premi atas opsi) atau untuk kondisi yang
lebih atau kurang menguntungkan dibandingkan dengan kondisi pasar (contoh, premi
kontrak pembelian berjangka pada tingkat harga kurang dari kurs berjangka yang berlaku saat
itu [current forward price]). Instrumen lainnya memerlukan pertukaran valuta atau aset lainnya
pada saat terjadinya transaksi, dimana nilai investasi bersih merupakan selisih nilai wajar aset
yang dipertukarkan. Instrumen derivatif tidak memerlukan investasi awal bersih dalam
perjanjian sejumlah nosional (atau jumlah nosional ditambah premi atau dikurangi diskonto)
atau sebesar perkalian jumlah nosional dengan variabel pokoknya (par. 09).

Penyelesaian sekaligus. Suatu kontrak memenuhi ketentuan pada paragraf 5(c) apabila
ketentuan penyelesaian memenuhi salah satu dari kriteria berikut:

a) Tidak satu pihak pun diharuskan untuk menyerahkan aset yang berhubungan dengan
variabel pokok (underlying) atau yang memiliki nilai pokok, nilai tercatat, nilai nominal,
jumlah saham, atau denominasi lain sebesar jumlah nosional (atau jumlah nosional
ditambah premi atau dikurangi diskonto). Contoh, sebagian besar swap tingkat bunga tidak
mengharuskan salah satu pihak melakukan penyerahan aset berbunga dengan nilai
pokok sebesar jumlah nosional perjanjian.
b) Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aset seperti yang dalam
10 (a), tetapi terdapat mekanisme pasar yang akan membantu penyelesaian sekaligus
(net settlement), contohnya, adanya bursa yang memungkinkan penjualan kontrak atau
pembelian perjanjian yang merupakan lawan kontrak asalnya.
c) Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aset seperti yang
dijelaskan pada paragraf 10 (a), tetapi aset tersebut mudah dikonversi menjadi kas
atau aset itu sendiri merupakan instrumen derivatif. Contoh dari perjanjian ini adalah
kontrak berjangka yang mensyaratkan penyerahan surat berharga ekuitas yang
diperdagangkan di bursa. Walaupun jumlah saham yang akan diserahkan sama dengan
jumlah nosional perjanjian dan harga saham merupakan variabel pokoknya (underlying),
surat berharga yang diperdagangkan di bursa mudah dikonversi menjadi kas. Contoh lain
adalah swaption-opsi yang mensyaratkan penyerahan kontrak swap, yang
merupakan instrumen derivatif (par. 10).

Berikut ini ilustrasi untuk membantu mempermudah memahami penyelesaian


sekaligus (net settlement).

Untuk mengurangi risiko akibat kenaikan harga minyak pada dua bulan yang akan datang,
PT. DIAGONAL melakukan kontrak dengan PT. MINA untuk membeli 10.000 barrel minyak
mentah pada harga Rp100 per barrel. Kontrak ditandatangani pada 2 Januari 2015 dan
akan berakhir pada 1 Maret 2015.
Jika pada saat penyelesaian kontrak, yaitu 1 Maret 2015, harga minyak mentah di pasar
terbuka adalah Rp110 per barrel, maka pada tanggal tersebut MINA akan diminta untuk
menyerahkan 10.000 barrel minyak kepada DIAGONAL sebagai pertukaran dengan Rp100

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 2


per barrel atau cukup menyerahkan kas sebesar Rp100.000 (Rp110 – Rp100) × 10.000
barrel), yaitu selisih antara harga pasar minyak pada tanggal penyelesaian dengan harga
kesepakatan dalam kontrak. Penyerahan kas sebesar Rp100.000 oleh MINA kepada
DIAGONAL disebut sebagai penyelesaian sekaligus (net settlement).

Terdapat beberapa jenis sekuritas derivatif, antara lain kontrak forward (forward
contracts) kontrak futures (futures contracts), dan kontrak opsi (options contracts). Berikut ini
uraian untuk setiap sekuritas derivatif tersebut.

Kontrak Forward & Akuntansinya


Kontrak forward adalah kontrak berjangka berupa perjanjian antara dua pihak (disebut
counterparties) di mana satu pihak setuju untuk membeli dan pihak lain setuju untuk menjual
sejumlah tertentu (disebut jumlah nosional) item pada harga tetap (disebut juga sebagai harga
forward atau kurs forward) untuk pengiriman pada tanggal tertentu di masa yang akan datang
(disebut sebagai tanggal jatuh tempo atau tanggal forward). Peraga 2.1 menyajikan skema
kontrak forward pembelian dolar.

Membayar Rp1.200.000 dalam 3 bulan


Writer
Pemegang Kontrak
(Penerbit Kontrak/
(Pembeli)
Penjual) Menyerahkan 1.000 dolar dalam 3 bulan

Peraga 2.1. Skema Kontrak Forward

Kontrak forward dilakukan melalui over-the-counter-market (OTC market). OTC bukan


bursa resmi, melainkan terbentuk melalui jaringan komunikasi, sehingga kontrak forward bukan
kontrak terstandar dan tidak memiliki harga tercatat di bursa (quoted price). Oleh karena tidak
diperdagangkan di bursa resmi, maka kontrak forward dapat membawa risiko yang lebih tinggi
bagi pihak-pihak yang terlibat dibandingkan dengan kontrak futures. Kelebihannya, kontrak
forward lebih fleksibel dibandingkan kontrak futures karena dapat disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian.
Oleh karena kontrak forward tidak memiliki harga tercatat di bursa, maka nilai wajar
kontrak forward harus ditentukan berdasarkan estimasi dengan rumus sebagai berikut.

(𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐢𝐧𝐢 − 𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐩𝐚𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧)


𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐫 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐨𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 ×
(𝟏 + 𝐫)𝐧

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 3


Keterangan:
a) Kurs forward kesepakatan = kurs forward yang ditetapkan pada awal kontrak.
b) Kurs forward kini = kurs forward untuk periode sampai jatuh tempo (disebut juga sebagai kurs atau
harga pasar).
c) r = kurs diskontoan
d) n = sisa periode sampai dengan jatuh tempo

Alasan pendiskontoan adalah untuk menunjukkan jumlah kas masa yang akan datang karena
kontrak forward akan diselesaikan pada tanggal yang akan datang (tanggal jatuh tempo).
Nilai wajar kontrak forward pada tanggal dimulainya kontrak atau tanggal insepsi
(inception date) adalah nihil karena tidak ada pengeluaran awal dan tidak ada pihak yang
memperoleh keuntungan atau kerugian pada saat dimulainya kontrak. Sejak tanggal kontrak
dimulai sampai tanggal jatuh tempo, nilai wajar kontrak forward dapat menjadi positif
(menunjukkan keuntungan dan aset) atau negatif (menunjukkan kerugian dan kewajiban)
tergantung pada hubungan antara kurs forward kini dan kurs forward kesepakatan. Selain itu
juga tergantung pada apakah kontrak forward pembelian atau atau kontrak forward penjualan.
Lihat Tabel 2.1 berikut ini.

Kurs forward kini > kurs forward Kurs forward kini < kurs forward
Kontrak Forward
kesepakatan kesepakatan
 Nilai wajar positif  Nilai wajar negatif
 Dicatat keuntungan  Dicatat kerugian
Pembelian
 Di neraca, kontrak forward  Di neraca, kontrak forward
merupakan aset merupakan liabilitas
 Nilai wajar negatif  Nilai wajar positif
 Dicatat kerugian  Dicatat keuntungan
Penjualan
 Di neraca, kontrak forward  Di neraca, kontrak forward
merupakan liabilitas merupakan aset

Tabel 2.1. Perubahan Nilai Wajar Kontrak Forward setelah Tanggal Insepsi

Pada tanggal jatuh tempo kontrak forward, kurs forward akan menuju ke kurs spot (kurs
tukar untuk pengiriman segera mata uang yang dipertukarkan). Ini berarti bahwa nilai wajar
kontrak forward pada tanggal jatuh tempo adalah selisih antara kurs spot pada tanggal jatuh
tempo dan kurs forward kesepakatan dikalikan dengan jumlah nosional kontrak. Berikut ini
contoh penentuan nilai wajar kontrak forward.

Contoh 2.1: Penentuan nilai wajar kontrak forward


Tanggal 1 Maret 2018, PT. Arina masuk ke dalam kontrak forward dengan dealer mata uang asing
untuk membeli 1.000 unit mata uang asing (Dolar Amerika Serikat) untuk pengiriman tanggal 30

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 4


Mei 2018 dengan harga kesepakatan Rp12.000 per dolar. Berikut ini Informasi kurs tukar pada
tanggal 1 Maret sampai dengan 30 Mei 2018. Diasumsikan tingkat diskontoan yang berlaku
adalah 5% per tahun.

Kurs Spot Kurs Forward 30 Mei


Tanggal
Rp/Dolar Rp/Dolar
01 Maret 2018 Rp11.850 Rp12.000
31 Maret 2018 11.900 12.100
30 April 2018 12.000 12.050
30 Mei 2018 12.150 12.150

Berdasarkan rumus
(𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐢𝐧𝐢 − 𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐩𝐚𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧)
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐫 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐨𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 ×
(𝟏 + 𝐫)𝐧

maka perubahan nilai wajar kontrak forward pembelian adalah sebagai berikut:

Kurs Forward Kurs Forward Jumlah Faktor Nilai Wajar


Tanggal Kesepakatan Kini Nosional Diskontoan Kontrak Forward
(a) (b) (c)
$1= $1 = Unit (d) [(b - a) × c]/d
Perubahan
01 Maret 2018 Rp12.000 Rp12.000 1.000 0 Rp0 Nilai Wajar
31 Maret 2018 12.000 12.100 1.000 1,00834 99.173 99.173
30 April 2018 12.000 12.050 1.000 1,00416 49.793 -49.380
30 Mei 2018 12.000 12.150 1.000 1 150.000 100.207

Keterangan:
1. Pada tanggal insepsi, nilai wajar kontrak forward adalah nol. Setelah tanggal insepsi, nilai wajar kontrak
forward ditentukan berdasarkan atas perubahan kurs forward sejak tanggal insepsi sampai dengan tanggal
kontrak berakhir dengan tarif diskontoan 5%.
2. Pada 31 Maret 2018, periode kontrak masih tersisa dua bulan. Nilai wajar kontrak forward adalah Rp99.173
yang dihitung sebagai berikut:
[1.000 unit × (Rp12.100 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)2 = Rp100.000/1,00834 = Rp99.173.
3. Pada 30 April 2018, periode kontrak masih tersisa satu bulan. Nilai wajar kontrak forward adalah Rp49.793,
yaitu [1.000 unit × (Rp12.050 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)1 = Rp50.000/1,00416 = Rp49.793].
4. Pada 30 Mei 2018, jumlah hari tersisa dalam kontrak adalah nol, sehingga nilai wajar kontrak forward adalah
Rp150.000, yaitu [1.000 unit × (Rp12.150 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)0 = Rp150.000/1,00416 = Rp150.000].
5. Nilai wajar kontrak forward pembelian pada 31 Maret 2018, 30 April 2018, dan 30 Mei 2018 adalah positif.
Oleh karena itu, jika pada tanggal-tanggal tersebut PT. Arina menyusun laporan keuangan, kontrak forward
harus dilaporkan sebagai aset pada kelompok Aset Lancar.

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 5


Berdasarkan Contoh 2.1 (penentuan nilai wajar kontrak forward), ayat jurnal yang diperlukan
oleh PT. Arina untuk mencatat transaksi kontrak forward sejak tanggal insepsi sampai dengan
tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

1 Maret 2018
Tidak ada jurnal karena nilai wajar kontrak forward pada tanggal insepsi adalah nihil.

31 Maret 2018
Kontrak Forward Rp99.173
Laba - Kontrak Forward Rp99.173
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)

30 April 2018
Rugi - Kontrak Forward Rp49.380
Kontrak Forward Rp49.380
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)

30 Mei 2018
Kontrak Forward Rp100.207
Laba - Kontrak Forward Rp100.207
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)

Kas Rp150.000
Kontrak Forward Rp150.000
(mencatat penyelesaian kontrak secara sekaligus/net settlement)

Kontrak Futures & Akuntansinya


Kontrak futures adalah kontrak berjangka antara pembeli atau penjual dan lembaga kliring
(bursa). Kontrak futures memiliki beberapa kesamaan dengan kontrak forward. Seperti halnya
kontrak forward, kontrak futures melibatkan hak dan kewajiban, yaitu pembeli berhak untuk
menerima pengiriman dan penjual berkewajiban melakukan pengiriman sejumlah item tertentu
pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Perhatikan skema kontrak futures pada Peraga
2.2 berikut ini.

Jual minyak Beli minyak


Penjual Lembaga Kliring Pembeli
(Posisi Short) (Clearing House) (Posisi Long)
Beli minyak Jual minyak

Paraga 2.2. Skema Kontrak Futures

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 6


Kontrak futures memiliki beberapa karakteristik yang tidak ada pada kontrak forward, yaitu:
 Kontrak futures diperdagangkan di bursa dalam ukuran lot (kuantitas) standar. Dalam konteks
ini, kontrak futures tidak sefleksibel kontrak forward yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan spesifik setidaknya satu dari para pihak.
 Penjual kontrak futures disebut memiliki posisi short, sedangkan pembeli kontrak futures
disebut memiliki posisi long.
 Oleh karena kontrak futures diperdagangkan di bursa (mark-to-market), maka harga tercatat
(quoted price) akan selalu tersedia berupa harga pasar dan sekaligus merupakan nilai wajar
kontrak futures. Apabila harga spot (yang mendasari/the underlying) naik, pembeli (posisi
long) akan memperoleh keuntungan sementara penjual (posisi short) mengalami kerugian.
Sebaliknya, apabila harga spot yang mendasari turun, posisi long akan mengalami kerugian
sementara posisi short akan memperoleh keuntungan.
 Kontrak futures dapat ditutup sebelum jatuh tempo dengan melakukan kontrak identik dan
mengambil posisi berlawanan. Misalnya, posisi long dalam kontrak futures ditutup oleh posisi
short dalam kontrak futures yang identik.
 Kontrak futures mensyaratkan pembayaran deposit margin sebagai uang jaminan, bukan
sebagai kos transaksi atau investasi awal. Deposit margin ditentukan oleh bursa yang nilainya
berkisar antara 1% sampai 10% dari nilai nosional. Nilai deposit margin harus dipertahankan
sepanjang durasi kontrak dan nilainya harus ditambah (topped up) jika terjadi kerugian pada
kontrak futures yang mengikis batas margin minimum dipersyaratkan. Deposit margin akan
dikembalikan saat kontrak ditutup.
 Kontrak futures bersifat mark-to-market sehingga tidak diperlukan pendiskontoan dan
perubahan dalam nilai kontrak diselesaikan secara tunai berbasis harian.

Pada 1 Maret 2019, PT. Batas berspekulasi bahwa harga emas akan naik dan karenanya
perusahaan membeli sepuluh kontrak futures emas pada harga Rp1.000 per ons. Setiap kontrak
memuat 100 ons emas dan tanggal jatuh tempo kontrak 31 Mei 2019. Bursa futures
mensyaratkan pembayaran sebesar 10% dari jumlah nosional sebagai deposit (setoran) margin.
Pada 31 Maret 2019, harga emas naik menjadi Rp1.050 per ons dan PT. Batas menutup posisi
long.
Berdasarkan transaksi tersebut, jurnal yang diperlukan pada buku PT. Batas adalah
sebagai berikut.

1 Maret 2019
Deposit Margin Rp100.000
Kas Rp100.000
(mencatat pembayaran deposit margin atas 10 kontrak futures emas)

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 7


31 Maret 2019
Kas Rp150.000
Deposit Margin Rp100.000
Laba – Kontrak Futures 50.000
(mencatat laba Rp50.000 (10 × 100 × Rp50 dan pengembalian deposit margin)

Catatan: dalam praktik nyata, pergerakan nilai akun deposit margin dicatat secara harian.

Kontrak Opsi (Option) & Akuntansinya

Kontrak opsi adalah kontrak yang memberi pemegangnya hak untuk membeli atau menjual,
tetapi tidak berkewajiban untuk membeli atau menjual, item tertentu (yang dapat berupa
komoditas, instrumen keuangan atau instrumen ekuitas) pada harga tertentu yang disepakati
(disebut sebagai exercise price atau strike price) selama jangka waktu tertentu. Batas terakhir
pelaksanaan opsi disebut sebagai tanggal jatuh tempo opsi (expiration date).
Kontrak opsi terdiri atas kontrak opsi beli (call option) dan dan kontrak opsi jual (put
option). Kontrak opsi beli memberi kepada pemegangnya hak untuk membeli, tetapi tidak
berkewajiban untuk membeli, item tertentu sesuai harga kesepakatan (strike price). Kontrak opsi
jual memberi kepada pemegangnya hak untuk menjual, tetapi tidak berkewajiban untuk menjual,
item tertentu sesuai harga kesepakatan.
Terdapat dua gaya pelaksanaan opsi, yaitu gaya Amerika dan gaya Eropa. Pada opsi gaya
Amerika, suatu kontrak opsi dapat dilaksanakan (exercise) kapan saja selama masa berlakunya
kontrak opsi, yaitu antara tanggal insepsi sampai dengan tanggal jatuh tempo. Pada gaya Eropa,
kontrak opsi hanya dapat dilaksanakan pada tanggal jatuh tempo.
Kontrak opsi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

 Pembeli opsi beli atau opsi jual membayar premium kepada penjual (writer atau penerbit
opsi).
 Pembeli (pemegang) kontrak opsi dapat memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian. Kerugian yang dialami pembeli bersifat terbatas sementara keuntungan yang
didapat bersifat tidak terbatas. Posisi penjual opsi adalah sebaliknya, yaitu dapat
memperoleh keuntungan sebatas premium yang diterima, sementara kerugian yang
diderita bersifat tidak terbatas.
 Berdasarkan hubungan antara harga kesepakatan dan harga underlying, pemegang opsi beli
dikatakan in-the-money apabila harga kesepakatan lebih rendah dari harga underlying.
Sebaliknya, apabila harga kesepakatan lebih tinggi dari harga underlying, pemegang opsi
beli dikatakan dalam posisi out-of-the-money. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan hubungan
antara harga kesekatan dan harga underlying untuk opsi beli dan opsi jual.

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 8


Harga kesepakatan > Harga kesepakatan = Harga kesepakatan <
Underlying (harga spot) Underlying (harga spot) Underlying (harga spot)
Pemegang
Out-of-the money At-the-money In-the-money
opsi beli
Pemegang
In-the-money At-the-money Out-of-the money
opsi jual

Tebel 2.2. Hubungan antara Harga Kesepakatan dan Harga Underlying

Kos kontrak opsi pada saat dibeli adalah premium yang sekaligus mencerminkan nilai
wajar opsi pada saat dibeli. Nilai wajar kontrak opsi terdiri atas dua komponen, yaitu nilai
intrinsik dan nilai waktu.

Nilai wajar kontrak opsi = Nilai intrinsik + Nilai waktu

Nilai waktu akan menurun dari waktu ke waktu dan pada akhirnya akan menjadi nol pada saat
kontrak jatuh tempo.

Contoh 2.4:

PT. Alam melakukan spekulasi pada harga saham PT. Semesta yang memiliki harga pasar saat ini
Rp380 per lembar. Spekulasi dilakukan dengan cara membeli opsi jual (put option) sebanyak
100.000 lembar saham pada harga kesepakatan (strike price) Rp350 dan opsi beli (call option)
sebanyak 100.000 lembar saham pada harga kesepakatan Rp430, di mana pada saat ini opsi beli
merupakan in-the-money dengan harga pasar Rp29,5 per lembar. Opsi jual merupakan out-of-
the money dengan harga pasar Rp5 per lembar. Premium opsi yang dibayar PT. Alam adalah Rp15
per lembar. PT. Alam menutup kedua kontrak opsi pada harga pasar yang berlaku.

Berdasarkan transaksi tersebut, laba atau rugi kontrak opsi dihitung sebagai berikut:

Opsi Beli Opsi Jual


Pembeli opsi:
Nilai wajar Rp2.950.000 Rp500.000
Dikurangi: premium yang dibayar (1.500.000) (1.500.000)
Laba (rugi) kontrak opsi saat penutupan Rp1.450.000 Rp(1.000.000)
Penjual opsi:
Premium diterima Rp1.500.000 Rp1.500.000
Dikurangi: nilai wajar kontrak opsi saat penutupan (2.950.000) (500.000)
Rp(1.450.000) Rp1.000.000

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 9


Berdasarkan perhitungan tersebut pembeli opsi merealisasi keuntungan bersih
Rp450.000 dari kedua kontrak opsi, yaitu keuntungan Rp1.450.000 dari kontrak opsi beli dan rugi
Rp1.000.000 dari kontrak opsi beli. Posisi penjual opsi adalah sebaliknya. Penjual opsi mengalami
kerugian Rp450.000 yang terdiri atas kerugian dari kontrak opsi beli Rp1.450.000 dan keuntungan
dari kontrak opsi jual Rp1.000.000. Jurnal-jurnal yang diperlukan pada buku pembeli dan penjual
terkait transaksi tersebut adalah sebagai berikut (diasumsikan kedua opsi dijual oleh pihak yang
sama):

Jurnal pada buku pembeli opsi:

Pada tanggal insepsi


Kontrak Opsi Beli Rp1.500.000
Kontrak Opsi Jual 1.500.000
Kas Rp3.000.000
(mencatat pembelian opsi)

Pada tanggal penutupan posisi opsi


Kas Rp2.950.000
Kontrak Opsi Beli Rp1.500.000
Laba – Kontrak Opsi Beli 1.450.000

Kas Rp1.000.000
Rugi – Kontrak Opsi Jual 500.000
Kontrak Opsi Jual Rp1.500.000
(menutup posisi out atas opsi)

Jurnal pada buku penjual opsi:

Pada tanggal insepsi


Kas Rp3.000.000
Kontrak Opsi Beli Rp1.500.000
Kontrak Opsi Jual 1.500.000
(mencatat penjualan opsi)

Pada tanggal penutupan posisi opsi


Rugi – Kontrak Opsi Rp1.450.000
Kontrak Opsi Beli 1.500.000
Kas Rp2.950.000

Kontrak Opsi Jual Rp1.500.000


Kas Rp500.000
Laba – Opsi Jual 1.000.000
(menutup posisi out atas opsi)

NUROFIK – STIE YKPN HALAMAN 10

Anda mungkin juga menyukai