Bab 2 Akun Derivatif Handout
Bab 2 Akun Derivatif Handout
Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan didefinisikan sebagai kas, kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak
kontraktual untuk menerima atau memberikan uang tunai atau instrumen keuangan lain yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan. Berdasarkan definisi ini, aset dan liabilitas
tradisional seperti utang wesel, piutang wesel, investasi pada sekuritas utang dan ekuitas, dan
utang obligasi merupakan instrumen keuangan.
Definisi instrumen keuangan juga mencakup instrumen keuangan yang inovatif dan
kompleks. Instrumen keuangan ini dikenal sebagai instrumen keuangan derivatif atau sekuritas
derivatif (atau cukup disebut derivatif), karena nilainya diderivasi atau diturunkan dari nilai-nilai
aset lainnya (misalnya saham, obligasi, atau komoditas) atau berhubungan dengan indikator yang
ditentukan pasar (misalnya tingkat bunga).
a) Memiliki (1) satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying) dan (2) satu atau
lebih jumlah nosional atau syarat pembayaran atau keduanya. Persyaratan perjanjian
tersebut menentukan besarnya nilai penyelesaian perjanjian (settlements), dan pada
beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian diperlukan.
b) Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment), atau
memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan
jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan
efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
c) Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net
settlement), atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di
luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aset
sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net settlement
(par. 05).
Selanjutnya, PSAK No. 55/2011 memberikan penjelasan untuk beberapa terminologi yang
terkandung di dalam definisi sekuritas derivatif sebagai berikut ini.
Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta asing,
indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya. Variabel pokok dapat berupa harga atau
tingkat bunga suatu aset atau kewajiban tetapi bukan aset atau kewajiban itu sendiri (par. 06).
Jumlah nosional merupakan suatu jumlah dalam unit valuta, saham, dan atau satuan
unit lainnya yang disebutkan dalam perjanjian. Penyelesaian instrumen derivatif dengan jumlah
nosional tertentu ditentukan oleh interaksi antara jumlah nosional dengan variabel pokoknya.
Interaksi dapat berupa perkalian sederhana, atau berupa rumus dengan faktor average atau
konstanta yang lain (par. 07).
Investasi awal bersih (initial net investment). Berbagai macam instrumen derivatif tidak
memerlukan investasi awal bersih. Beberapa instrumen yang lain memerlukan investasi awal
bersih sebagai kompensasi atas nilai tunai (contoh, premi atas opsi) atau untuk kondisi yang
lebih atau kurang menguntungkan dibandingkan dengan kondisi pasar (contoh, premi
kontrak pembelian berjangka pada tingkat harga kurang dari kurs berjangka yang berlaku saat
itu [current forward price]). Instrumen lainnya memerlukan pertukaran valuta atau aset lainnya
pada saat terjadinya transaksi, dimana nilai investasi bersih merupakan selisih nilai wajar aset
yang dipertukarkan. Instrumen derivatif tidak memerlukan investasi awal bersih dalam
perjanjian sejumlah nosional (atau jumlah nosional ditambah premi atau dikurangi diskonto)
atau sebesar perkalian jumlah nosional dengan variabel pokoknya (par. 09).
Penyelesaian sekaligus. Suatu kontrak memenuhi ketentuan pada paragraf 5(c) apabila
ketentuan penyelesaian memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
a) Tidak satu pihak pun diharuskan untuk menyerahkan aset yang berhubungan dengan
variabel pokok (underlying) atau yang memiliki nilai pokok, nilai tercatat, nilai nominal,
jumlah saham, atau denominasi lain sebesar jumlah nosional (atau jumlah nosional
ditambah premi atau dikurangi diskonto). Contoh, sebagian besar swap tingkat bunga tidak
mengharuskan salah satu pihak melakukan penyerahan aset berbunga dengan nilai
pokok sebesar jumlah nosional perjanjian.
b) Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aset seperti yang dalam
10 (a), tetapi terdapat mekanisme pasar yang akan membantu penyelesaian sekaligus
(net settlement), contohnya, adanya bursa yang memungkinkan penjualan kontrak atau
pembelian perjanjian yang merupakan lawan kontrak asalnya.
c) Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aset seperti yang
dijelaskan pada paragraf 10 (a), tetapi aset tersebut mudah dikonversi menjadi kas
atau aset itu sendiri merupakan instrumen derivatif. Contoh dari perjanjian ini adalah
kontrak berjangka yang mensyaratkan penyerahan surat berharga ekuitas yang
diperdagangkan di bursa. Walaupun jumlah saham yang akan diserahkan sama dengan
jumlah nosional perjanjian dan harga saham merupakan variabel pokoknya (underlying),
surat berharga yang diperdagangkan di bursa mudah dikonversi menjadi kas. Contoh lain
adalah swaption-opsi yang mensyaratkan penyerahan kontrak swap, yang
merupakan instrumen derivatif (par. 10).
Untuk mengurangi risiko akibat kenaikan harga minyak pada dua bulan yang akan datang,
PT. DIAGONAL melakukan kontrak dengan PT. MINA untuk membeli 10.000 barrel minyak
mentah pada harga Rp100 per barrel. Kontrak ditandatangani pada 2 Januari 2015 dan
akan berakhir pada 1 Maret 2015.
Jika pada saat penyelesaian kontrak, yaitu 1 Maret 2015, harga minyak mentah di pasar
terbuka adalah Rp110 per barrel, maka pada tanggal tersebut MINA akan diminta untuk
menyerahkan 10.000 barrel minyak kepada DIAGONAL sebagai pertukaran dengan Rp100
Terdapat beberapa jenis sekuritas derivatif, antara lain kontrak forward (forward
contracts) kontrak futures (futures contracts), dan kontrak opsi (options contracts). Berikut ini
uraian untuk setiap sekuritas derivatif tersebut.
Alasan pendiskontoan adalah untuk menunjukkan jumlah kas masa yang akan datang karena
kontrak forward akan diselesaikan pada tanggal yang akan datang (tanggal jatuh tempo).
Nilai wajar kontrak forward pada tanggal dimulainya kontrak atau tanggal insepsi
(inception date) adalah nihil karena tidak ada pengeluaran awal dan tidak ada pihak yang
memperoleh keuntungan atau kerugian pada saat dimulainya kontrak. Sejak tanggal kontrak
dimulai sampai tanggal jatuh tempo, nilai wajar kontrak forward dapat menjadi positif
(menunjukkan keuntungan dan aset) atau negatif (menunjukkan kerugian dan kewajiban)
tergantung pada hubungan antara kurs forward kini dan kurs forward kesepakatan. Selain itu
juga tergantung pada apakah kontrak forward pembelian atau atau kontrak forward penjualan.
Lihat Tabel 2.1 berikut ini.
Kurs forward kini > kurs forward Kurs forward kini < kurs forward
Kontrak Forward
kesepakatan kesepakatan
Nilai wajar positif Nilai wajar negatif
Dicatat keuntungan Dicatat kerugian
Pembelian
Di neraca, kontrak forward Di neraca, kontrak forward
merupakan aset merupakan liabilitas
Nilai wajar negatif Nilai wajar positif
Dicatat kerugian Dicatat keuntungan
Penjualan
Di neraca, kontrak forward Di neraca, kontrak forward
merupakan liabilitas merupakan aset
Tabel 2.1. Perubahan Nilai Wajar Kontrak Forward setelah Tanggal Insepsi
Pada tanggal jatuh tempo kontrak forward, kurs forward akan menuju ke kurs spot (kurs
tukar untuk pengiriman segera mata uang yang dipertukarkan). Ini berarti bahwa nilai wajar
kontrak forward pada tanggal jatuh tempo adalah selisih antara kurs spot pada tanggal jatuh
tempo dan kurs forward kesepakatan dikalikan dengan jumlah nosional kontrak. Berikut ini
contoh penentuan nilai wajar kontrak forward.
Berdasarkan rumus
(𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐢𝐧𝐢 − 𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐩𝐚𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧)
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐫 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐨𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 ×
(𝟏 + 𝐫)𝐧
maka perubahan nilai wajar kontrak forward pembelian adalah sebagai berikut:
Keterangan:
1. Pada tanggal insepsi, nilai wajar kontrak forward adalah nol. Setelah tanggal insepsi, nilai wajar kontrak
forward ditentukan berdasarkan atas perubahan kurs forward sejak tanggal insepsi sampai dengan tanggal
kontrak berakhir dengan tarif diskontoan 5%.
2. Pada 31 Maret 2018, periode kontrak masih tersisa dua bulan. Nilai wajar kontrak forward adalah Rp99.173
yang dihitung sebagai berikut:
[1.000 unit × (Rp12.100 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)2 = Rp100.000/1,00834 = Rp99.173.
3. Pada 30 April 2018, periode kontrak masih tersisa satu bulan. Nilai wajar kontrak forward adalah Rp49.793,
yaitu [1.000 unit × (Rp12.050 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)1 = Rp50.000/1,00416 = Rp49.793].
4. Pada 30 Mei 2018, jumlah hari tersisa dalam kontrak adalah nol, sehingga nilai wajar kontrak forward adalah
Rp150.000, yaitu [1.000 unit × (Rp12.150 – Rp12.000)] ÷ (1 + 0,05/12)0 = Rp150.000/1,00416 = Rp150.000].
5. Nilai wajar kontrak forward pembelian pada 31 Maret 2018, 30 April 2018, dan 30 Mei 2018 adalah positif.
Oleh karena itu, jika pada tanggal-tanggal tersebut PT. Arina menyusun laporan keuangan, kontrak forward
harus dilaporkan sebagai aset pada kelompok Aset Lancar.
1 Maret 2018
Tidak ada jurnal karena nilai wajar kontrak forward pada tanggal insepsi adalah nihil.
31 Maret 2018
Kontrak Forward Rp99.173
Laba - Kontrak Forward Rp99.173
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)
30 April 2018
Rugi - Kontrak Forward Rp49.380
Kontrak Forward Rp49.380
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)
30 Mei 2018
Kontrak Forward Rp100.207
Laba - Kontrak Forward Rp100.207
(mencatat perubahan nilai wajar kontrak forward)
Kas Rp150.000
Kontrak Forward Rp150.000
(mencatat penyelesaian kontrak secara sekaligus/net settlement)
Pada 1 Maret 2019, PT. Batas berspekulasi bahwa harga emas akan naik dan karenanya
perusahaan membeli sepuluh kontrak futures emas pada harga Rp1.000 per ons. Setiap kontrak
memuat 100 ons emas dan tanggal jatuh tempo kontrak 31 Mei 2019. Bursa futures
mensyaratkan pembayaran sebesar 10% dari jumlah nosional sebagai deposit (setoran) margin.
Pada 31 Maret 2019, harga emas naik menjadi Rp1.050 per ons dan PT. Batas menutup posisi
long.
Berdasarkan transaksi tersebut, jurnal yang diperlukan pada buku PT. Batas adalah
sebagai berikut.
1 Maret 2019
Deposit Margin Rp100.000
Kas Rp100.000
(mencatat pembayaran deposit margin atas 10 kontrak futures emas)
Catatan: dalam praktik nyata, pergerakan nilai akun deposit margin dicatat secara harian.
Kontrak opsi adalah kontrak yang memberi pemegangnya hak untuk membeli atau menjual,
tetapi tidak berkewajiban untuk membeli atau menjual, item tertentu (yang dapat berupa
komoditas, instrumen keuangan atau instrumen ekuitas) pada harga tertentu yang disepakati
(disebut sebagai exercise price atau strike price) selama jangka waktu tertentu. Batas terakhir
pelaksanaan opsi disebut sebagai tanggal jatuh tempo opsi (expiration date).
Kontrak opsi terdiri atas kontrak opsi beli (call option) dan dan kontrak opsi jual (put
option). Kontrak opsi beli memberi kepada pemegangnya hak untuk membeli, tetapi tidak
berkewajiban untuk membeli, item tertentu sesuai harga kesepakatan (strike price). Kontrak opsi
jual memberi kepada pemegangnya hak untuk menjual, tetapi tidak berkewajiban untuk menjual,
item tertentu sesuai harga kesepakatan.
Terdapat dua gaya pelaksanaan opsi, yaitu gaya Amerika dan gaya Eropa. Pada opsi gaya
Amerika, suatu kontrak opsi dapat dilaksanakan (exercise) kapan saja selama masa berlakunya
kontrak opsi, yaitu antara tanggal insepsi sampai dengan tanggal jatuh tempo. Pada gaya Eropa,
kontrak opsi hanya dapat dilaksanakan pada tanggal jatuh tempo.
Kontrak opsi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
Pembeli opsi beli atau opsi jual membayar premium kepada penjual (writer atau penerbit
opsi).
Pembeli (pemegang) kontrak opsi dapat memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian. Kerugian yang dialami pembeli bersifat terbatas sementara keuntungan yang
didapat bersifat tidak terbatas. Posisi penjual opsi adalah sebaliknya, yaitu dapat
memperoleh keuntungan sebatas premium yang diterima, sementara kerugian yang
diderita bersifat tidak terbatas.
Berdasarkan hubungan antara harga kesepakatan dan harga underlying, pemegang opsi beli
dikatakan in-the-money apabila harga kesepakatan lebih rendah dari harga underlying.
Sebaliknya, apabila harga kesepakatan lebih tinggi dari harga underlying, pemegang opsi
beli dikatakan dalam posisi out-of-the-money. Tabel 2.2 berikut ini menunjukkan hubungan
antara harga kesekatan dan harga underlying untuk opsi beli dan opsi jual.
Kos kontrak opsi pada saat dibeli adalah premium yang sekaligus mencerminkan nilai
wajar opsi pada saat dibeli. Nilai wajar kontrak opsi terdiri atas dua komponen, yaitu nilai
intrinsik dan nilai waktu.
Nilai waktu akan menurun dari waktu ke waktu dan pada akhirnya akan menjadi nol pada saat
kontrak jatuh tempo.
Contoh 2.4:
PT. Alam melakukan spekulasi pada harga saham PT. Semesta yang memiliki harga pasar saat ini
Rp380 per lembar. Spekulasi dilakukan dengan cara membeli opsi jual (put option) sebanyak
100.000 lembar saham pada harga kesepakatan (strike price) Rp350 dan opsi beli (call option)
sebanyak 100.000 lembar saham pada harga kesepakatan Rp430, di mana pada saat ini opsi beli
merupakan in-the-money dengan harga pasar Rp29,5 per lembar. Opsi jual merupakan out-of-
the money dengan harga pasar Rp5 per lembar. Premium opsi yang dibayar PT. Alam adalah Rp15
per lembar. PT. Alam menutup kedua kontrak opsi pada harga pasar yang berlaku.
Berdasarkan transaksi tersebut, laba atau rugi kontrak opsi dihitung sebagai berikut:
Kas Rp1.000.000
Rugi – Kontrak Opsi Jual 500.000
Kontrak Opsi Jual Rp1.500.000
(menutup posisi out atas opsi)