Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH DASAR-DASAR

BUDIDAYA PERAIRAN

Dosen Pengasuh:

Ir.Hj.Mukhlisah Ms

Oleh :

ANDIKA CIPTA MAULANA (19542430020)

YAYASAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “DASAR-DASAR BUDIDAYA
PERAIRAN”
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir.Hj.Mukhlisah Ms

selaku dosen penanggung jawab mata kuliah DASAR DASAR BUDIDAYA PERAIRAN yang


telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.

Banjarbaru,19 Mei 2021


Penulis

ANDIKA CIPTA MAULANA


BAB I
PEMILIHAN LOKASI KOLAM/TAMBAAK UNTUK BUDIDAYA
Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan usaha budidaya perairan. Pada tahap, diperlukan pertimbangan-pertimbangan
mengenai ekologi, teknis, kesehatan, sosial, dan ekonomi, serta ketentuan dari peraturan dan
perundangundangan yang berlaku. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan pengembangan sektor
lain, seperti perikanan, pertanian, pelayaran, pariwisata, pertambangan, pengawetan dan
perlindungan sumber daya alam, serta kegiatan alam lainnya.
Elevasi merupakan ketinggian tempat/lokasi tambak terhadap permukaan laut. Hal ini
dapat diketahui dengan memantau gerakan air pasang dan air surut. Air pasang atau air laut naik
terjadi pada saat bulan berada dekat sekali dengan bumi dan waktu bumi serta bulan berputar,
bergerak mengarungi angkasa dan terjadi daya tarik terhadap lautan. Air surut atau air laut turun
terjadi pada saat bumi menjauhi bulan. Bagi petambak yang akan membudidayakan komoditas
air payau harus mengetahui kapan terjadinya pasang tertinggi dan pasang terendah, hal ini untuk
mengetahui cocok tidaknya lokasi tersebut untuk dibuat menjadi tambak. Lokasi tambak yang
baik bila lokasi tersebut terletak diantara pasang tertinggi dan pasang terendah. Untuk kolam
budidaya air tawar, elevasi dibutuhkan untuk mengetahui tingkat aliran air serta konstruksi
kolam yang akan dibangun. Kemiringan lahan yang paling baik untuk lokasi perkolaman adalah
berkisar antara 3 – 5%, artinya setiap 100 meter panjang perbedaan tingginya sekitar 3 – 5 meter.
Jenis Tanah Jenis Tanah Tambak pada umumnya dibuat secara alami artinya tidak
dilapisi dengan tembok, sehingga jenis tanah sangat menentukan dalam memilih lokasi tambak
yang baik. Jenis tanah yang dipilih harus dapat menyimpan air atau kedap air sehingga tambak
yang akan dibuat tidak bocor. Tanah dasar dan pematang harus dapat menahan air atau tidak
porous, untuk itu tekstur tanahnya harus lempung berpasir (sandy loam), liat (clay), lempung
berliat (clay loam), atau lempung berdebu (silty loam) dan plastisitasnya cukup tinggi.
Kualitas Air Kualitas air atau mutu air yang akan digunakan untuk memelihara ikan di
tambak atau kolam harus diperhatikan. Dengan kualitas air yang baik, maka ikan akan tumbuh
dan berkembang dengan baik. Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan adalah suhu, pH,
kecerahan, salinitas, oksigen terlarut dan ammonia.
ASPEK EKONOMIS
1. Dekat dengan sumber air, tetapi bukan daerah banjir, serta harus dapat diairi sepanjang tahun.
Semakin jauh dengan sumber air, maka semakin banyak biaya pengadaan air untuk budidaya
ikan.
2. Dekat dan atau memiliki sarana penunjang seperti : sarana komunikasi, jaringan listrik, dan
sarana atau prasarana transportasi
3. Tidak terlalu jauh dari sumber pakan, benih, sarana produksi lainnya, serta alat dan bahan
untuk membangun komplek budidaya.
4. Dekat dengan daerah pemasaran Jarak yang dekat dengan pemasaran dapat menekan biaya
transportasi dan penurunan kualitas ikan.
5. Tidak dekat dengan pemukiman dan industry. Pemukiman dan industry yang menghasilkan
limbah menjadikan kualitas air untuk budidaya berkurang dan mengganggu pertumbuhan ikan.
6. Mudah mendapatkan tenaga kerja. Kemudahan mendapatkan tenaga kerja dari warga sekitar
dapat menekan biaya mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain, serta memberikan pendapatan
bagi masyarakat sekitar.
7. Sesuai dengan rencana induk pengembangan daerah setempat
8. Status kepemilikan dengan bukti sertifikat sangat berguna untuk mengatasi masalah tanah
atau dapat digunakan sebagai agunan.
ASPEK SOSIAL
Ditinjau dari aspek sosiologis/ social , lokasi yang dipilih untuk budidaya ikan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Lingkungan hidup dan kelestarian alam dapat dijaga, artinya lahan yang digunakan tidak
merusak lingkungan yang sudah ada sehingga nantinya dapat terjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat pengguna tanah di sekitarnya.
2. Sumberdaya alam sekitar dapat digunakan, artinya dalam penyediaan sarana dan prasarana
tidak perlu harus dicari ke daerah lain.
3. Penduduk sekitar dapat digunakan sebagai tenaga kerja, artinya orang yang bekerja pada usaha
yang akan dibangun berasal dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
4. Ada dampak positif bagi masyarakat sekitar, artinya lokasi usaha yang akan dibangun dapat
dijadikan contoh bagi masyarakat dan adapat diadakan kerja sama produksi dengan penduduk
sekitarnya.
5. Keamanan lokasi terjamin atau tidak terganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab
Pertimbangan Pemilihan Lokasi Pembenihan

 Pembenihan ikan adalah kegiatan budidaya untuk memproduksi benih.


 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pusat pembenihan ikan adalah Pemeliharaan
induk, pemijahan, penetesan telor, pemeliharaan larva sampai berukuran benih.
 Benih yang dihasilkan diteruskan dengan pembesaran di kolam, tambak keramba, bak,
dan wadah ,dll.
 Lokasi pembenihan memiliki ciri khusus atau pertimbangan khusus, terutama tentang air
yang digunakan.
 Contohnya Udang, untuk membesarkan saja maka di tambak yang berkadar garam di
bawah 30 per mil (15-25 permil), udang windu dapat tumbuh normal, Akan tetapi untuk
tujuan pemijahan, menetaskan telor dan membesarkan larva sampai ukuran siap ditebar
ke tambak, memerlukan kadar garam di atas 30 per mil.
 Beberapa pertimbangan yang perlu diambil dalam memilih lokasi pembenihan ikan
antara lain: 1. Pertimbangan Umum
2. Pertimbangan Teknis
3. Pertimbangan Biologis
4. Pertimbangan Sosial-ekonomis
5. Pertimbangan Legalitas

Lokasi budidaya ikan atau perikanan adalah suatu tempat yang sengaja dipilih sebagai tempat
praktik budidaya. Lokasi yang dipilih harus sesuai agar praktik budidaya berlangsung efisien dan
menguntungkan. Pertimbangan utama yang perlu diambil dalam memilih lokasi budidaya kolam
adalah air, topografi lahan dan keadaan tanah serta letak geografis. Sumber air, jumlah atau debit
air serta mutu air sanat besar pengaruh dalam keberhasilan praktik budidaya. Kerataan lahan dan
sifat-sifat tanah akan sangat berpengaruh dalam menentukan desain dan konstruksi kolam yang
akan dibangun. Letak geografis diperlukan untuk memastikan bahan praktik budidaya yang akan
dilaksanakan berjalan efisien dan menguntungkan. Pertimbangan utama yang harus diambil
dalam memilih lokasi keramba air tawar adalah kondisi perairan. Beberapa parameter kondisi
perairan yang perlu dipertimbangkan antara lain: luas perairan, kedalaman, arus, tidak tercemar,
aman dari bencana alam, mutu air baik serta tidak mengganggu arus lalu lintas. Sedangkan untuk
keramba laut, kondisi perairan harus memenuhi kriteria topografi (gelombang, arus dan
kedalaman), kriteria fisika (suhu air, pasang surut), kriteria kimia (mutu kimia air) dan kriteria
biologis (pencemaran bakteri). Untuk memilih lokasi pusat pembenihan harus memenuhi
pertimbangan-pertimbangan umum, teknis (Air, lahan, tanah), pertimbangan biologis
(ketersediaan induk), pertimbangan sosial-ekonomis (fasilitas umum, pasar, material,
transportasi, energi) dan pertimbangan legalitas.

BAB II

Komoditas Perikanan

Komoditas Budidaya Perikanan adalah jenis biota (ikan dalam arti luas) yang diproduksi oleh
kegiatan budidaya perikanan dan diperdagangkan. Terdiri dari ikan konsumsi dan ikan
hias(diperlukan pengelompokkan/cluster). Pengelompokan Komoditas Budidaya Perikanan • •
Pengelompokan komoditas Budidaya perikanan didasarkan pada : Morfologi ( Ikan, udang,
ekonodirmata, dan alga) Habitat ( Air tawar, air payau dan air laut).Kebutuhan biologis akan
lingkungan dan daya adaptasi ikan tropis,subtropis, ikan dataran rendah, ikan dataran tinggi, ikan
sungai, ikan danau)

-Pemilihan komoditas atau spesies budidaya didasarkan pada pertimbangan biologi, pasar, serta
sosial ekonomi

Beberapa pertimbangan biologi Kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah
secara buatan Ukuran dan umur pertama kali matang gonad Fekunditas Laju pertumbuhan dan
produksi Tingkat trofik Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi Ketahanan terhadap
stres dan penyakit Kemampuan mengkonsumsi pakan buatan Konversi pakan Toleransi terhadap
penanganan, serta Dampak terhadap lingkungan.
Kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah secara buatan Benih merupakan
salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan kandidat speses
budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan merupakan salah
satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies memijah dalam
lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan sangat penting dan
strategis karena beberapa hal berikut: Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk
mendukung kegiatan budidaya, Benih alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman
Kegiatan budidaya perairan menjadi terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami
tersebut.

Pertimbangan pasar

Permintaan pasar Harga dan keuntungan Sistem pemasaran ( marketing ) Ketersediaan sarana
dan prasarana produksi,serta Pendapat masyarakat.

Pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru Spesies harus sesuai dengan kebutuhan dan
harus jelas kebutuhannya Tidak menyaingi spesies native (asli) Tidak terjadi kawin silang
dengan spesies natifve sehingga menghasilkan hybrid yang tidak dikehendaki Spesies yang di
introduksi tidak dihinggapi oleh hama parasit atau penyakit yang mungkin bisa menyerang
spesies native Dapat hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan di lingkungan barunya.
BAB III

“Pemilihan Komoditas atau Spesies Budidaya Didasarkan pada Pertimbangan Biologi”

Kemampuan Memijah dalam Lingkungan Budidaya

Benih merupakan salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan
kandidat spesies budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan
merupakan salah satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies
memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan
sangat penting dan strategis karena beberapa hal berikut:

Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk mendukung kegiatan budidaya, Benih
alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman, Kegiatan budidaya perairan menjadi
terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami tersebut, Domestikasi dan perbaikan
genetic tidak mungkin dilakukan tanpa pemijahan buatan, Jasad-jasad penyakit, parasit, dan
hama lebih efektif dikendalikan melalui pemijahan buatan.

. Ukuran dan Umur Pertama Kali Matang Gonad

Ikan diharapkan mencapai ukuran pasar sebelum matang gonad sehingga hampir sebagaian
besar energi yang diperoleh dari aktivitas konsumsi makanan digunakan untuk pertumbuhan
somatic (pertumbuhan daging) bukan untuk perkembangan reproduksi. Contoh ikan tilapia
matang kelamin pada umur 3-4 bulan atau bobot 60g. Ikan ini matang seksual dan mulai
memijah beberapa minggu sebelum mencapai ukuran pemasaran. Hal ini menyebabkan over
population an kekerdilan.

Fekunditas

Ikan yang memiliki frekuensi pemijahan yang tinggi (jumlah telur yang mampu diproduksi oleh
induk berbobot 1 kg atau fekunditas) sangat menguntungkan dalam budidaya perairan. Produksi
telur yang tinggi oleh induk menjamin tersedianya benih yang diproduksi dari hatchery.

Laju Pertumbuhan dan Produksi

Ikan yang tumbuh cepat dapat mencapai ukuran pasar dalam waktu yang relatif singkat sehingga
pemanenan bisa lebih sering. Ikan harus mencapai ukuran minimum yang bisa dipasarkan dalam
waktu pemeliharaan tertentu atau musiman. Ikan yang tumbuh relatif cepat antara lain patin,
bawal, ikan mas, sedangkan yang tumbuh lambat contohnya ikan gurami, betutu, udang,
loobster, dan kerapu bebek.

Tingkat Trofik

Spesies budidaya perairan dikelompokkan berdasarkan jenis makanannya sehingga dikenal ikan
herbivora, ikan karnivora, dan ikan omnivora. Semakin tinggi tingkat trofik (Carnivora) dalam
piramida makanan atau semakin panjang rantai makanan maka semakin banyak kehilangan
energi dalam proses transformasi materi. Spesies yang paling dikehendaki untuk komoditas
budidaya perairan adalah jenis ikan yang memiliki rantai makanan yang pendek. Contohnya jenis
ikan herbivora, kemudian pemakan fitoplankton dan zooplankton dan selanjutnya yang
omnivora. Ikan yang kurang dikehendaki adalah golongan karnivora.

BAB IV

PRINSIP MEDIA AKUAKULTUR

akuakultur adalah memproduksi ikan dalam wadah terbatas dan terkontrol kolam Tambak bak
akuarium keramba dan sebagainya untuk mendaftar mendapatkan keuntungan memproduksi
adalah menghasilkan barang komoditas untuk tujuan komersial melalui tindakan menciptakan
dari tidak ada menjadi ada pembenihan memperbanyak jumlah dari sedikit menjadi banyak
pembenihan menambah ukuran dari kecil menjadi besar pembesaran pendederan meningkatkan
mutu dari jelek menjadi bagus pendadaran menjual menjadi berharga (memiliki harga)

Manajemen produksi akuakultur produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA manajemen dan
teknologi

p f = SDA, manajemen, teknologi

Pada kondisi SDA yang mendukung maka produksi merupakan fungsi dari manajemen dan
teknologi

P/SDA f = manajemen, teknologi


Pada kondisi SDA yang mendukung dan teknologi produksi sudah mantap maka produksi
merupakan fungsi manajemen saja

P/SDA , Teknklogi f=manajemen

BAB V

Sumber Daya Air

Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga
golongan yaitu : TAWAR 
PAYAU 
LAUT 
Perairan air tawar 
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah
dekat pantai, berupa 
• Danau 

• Air hujan 
2. Perairan payau 
Perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kondisi air
tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain : 
• Perairan payau di muara sungai dan pantai 

• Perairan payau di rawa 

• Perairan payau di paluh 


3. Perairan laut Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar garam
berkisar antara 30-35 ppt. Berupa : 
• Teluk perairan laut yang menjorok masuk 

kedalam daratan 

 Selat perairan laut diantara dua atau 

beberapa pulau 
• Perairan laut dangkal umumnya berlokasi 

RENOVA sea 
Sistem Teknologi Akuakultur 

Tujuan akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Ada 13
sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah : 

1. Kolam air tenang 2. Kolam air deras 3. Tambak 4. Jaring apung 5. Jaring tancap 6. Keramba 7.
Kombongan 8. Penculture 9. Endlusure 10.Long line 11. Rakit 12. Bak-tangki-akuarium dan 13.
Ranching (melalui restocking) 

Sitem Akuakultur : Sistem akuakultur berbasiskan daratan (land-based aquakultur) Terdiri dari
kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki. Sistem akuakultur
berbasiskan air (water-based aquakultur ). 

Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan
enclosure. 
Sistem budidaya Komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya : Sistem 
Komponen 
Sumber Daya Air Kolam air tenang 
- Sungai - Dasar kolam 
- Saluran Irigasi - Pintu air masuk (inlet) - Mata Air - Pintu air keluar (outlet) - Hujan - Saluran
pemasukan air - Sumur - Saluran pembuangan air - Waduk 
- Danau - Situ 

Kolam air deras 


- Dinding/pematang - Dasar kolam - Pintu air masuk - Pintu air keluar - Saluran pembuangan -
Saluran pembuangan 
- Sungai daratan tinggi 
(pgunungan dan 
perbukitan) - Saluran irigasi di dataran 
tinggi.
Budidaya perairan adalah merupakan kegiatan (aktivitas) untuk memproduksi biota (organisme)
akuatik di Tingkungan terkontrol dalam rangka 
mendapatkan keuntungan (profit). 
Budidaya perairan berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan dan culture =
budidaya). Oleh karena itu, budidaya perairan dapat didefinisikan menjadi campur tangan
(upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan 
. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah 
untuk memperbanyak (reproduction), menumbuhkan (growth), serta meningkatkan mutu biota
akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Organisme akuatik mencakup kelompok ikan (finfish),
udang (crustacea), hewan bercangkang (molusca), ekinodermata, dan alga. 
Suatu perairan (laut, sungai, danau, atau waduk) memiliki produktivitas (bobot biomassa biota
per satuan volume air) alamiah tertentu dan dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali
melalui kegiatan budidaya. 
SEJARAH RINGKAS BUDIDAYA PERAIRAN Seperti pada kegiatan budidaya tanaman
(agriculture dan ternak (animal husbandrysi kegiatan budidaya perairan tampaknya diawali dari
kegiatan berburu (hunting) biota akuatik untuk keperluan makanan pada hari itu. Bagian ikan
hasil buruan tersebut ditampung di suatu genangan air untuk keperluan sehari-hari atau cadangan
makanan ketika tidak bisa berburu. 
Produksi asilitas proach lokasi, peprasarana 
1).Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi. Prasarana mencakup pemilihan lokasi,
pengadaan bahan, dan pembangunan fasilitas produksi. Sementara pengadaan sarana produksi
mencakup pengadaan induk, benih, pakan, pupuk, obat-obatan, pestisida, peralatan budidaya
perairan, tenaga kerja. 2). Subsistem proses produksi, mencakup kegiatan sejak persiapan wadah
kultur, penebaran (stocking), pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan
ikan, pemantauan ikan hingga pemanenan. 

3. Subsistem penanganan pascapanen dan pemasaran, mencakup kegiatan meningkatkan mutu


produk sehingga bisa lebih diterima konsumen, distribusi produk dan pelayanan 
(servis) terhadap konsumen. 
• 4). Subsistem pendukung, antara lain mencakup aspek 
hukum aspek keuangan, aspek kelembagaan. 
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Spasial Secara spasial, kegiatan budidaya
perairan bisa berlangsung di darat dan di laut, mulai dari pegunungan, perbukitan dataran tinggi,
dataran rendah, pantai, muara sungai, teluk, selat, perairan dangkal (Shallow seas), terumbu
karang (reef flat), hingga laut lepas / laut dalam (open seas deep seas).

BAB VI
DOMESTIKASI
Domestikasi dan introduksi spesies baru bertujuan untuk menambah jumlah jenis (diversifikasi)
komoditas budidaya perairan. Spesies yang dipilih untuk domestikasi dan introduksi tersebut
memiliki potensi yang kuat sebagai kandidat komoditas budidaya perairan melalui pertimbangan
biologi, ekonomi, dan pasar. 
Domestikasi Spesies 
Domestikasi spesies adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies budidaya
perairan. Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu 1) mempertahankan agar bisa tetap
hidup (survive) dalam lingkungan budidaya perairan (wadah terbatas, lingkungan artificial dan
terkontrol), 2) menjaga agar tetap bisa tumbuh, 3) mengupayakan agar bisa berkembang biak
dalam lingkungan budidaya perairan 
Introduksi Spesies Baru 
• Introduksi spesies baru adalah mendatangkan 
spesies budidaya perairan dari kawasan lain untuk meningkatkan jumlah jenis komoditas dan
perbaikan genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk meningkatkan produksi budidaya
perairan, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis. Beberapa pertimbangan
untuk introduksi spesies baru adalah 
Spesies yang diintroduksikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan. 
Tidak menyaingi spesies native yang bernilai ekonomis. Tidak terjadi kawin silang dengan
spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki. Spesies yang
diintroduksikan tidak ditunggangi oleh hama, perasit, atau penyakit yang mungkin dapat
menyerang spesies native, dan Spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembang biak
dalam keseimbangan dengan lingkungan barunya. 
SUMBER DAYA AIR 
Sumber daya air yang memenuhi persyaratan serta sistem budidaya perairan yang memenuhi
merupakan dua faktor yang saling terkait dan sangat berperan dalam kesuksesan kegiatan
budidaya perairan. Ketersediaan air secara kuantitatif maupun kualitatif merupakan prasyarat
untuk bisa berlangsungnya kegiatan budidaya perairan. Berdasarkan kadar garamnya (salinitas),
perairan di permukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu, air tawar, air payau. Air tawar
memiliki salinitas 0-5 ppt (part per thousand), air payau 6-29 ppt, dan air laut 30-35 ppt. 
Perairan Tawar 

Perairan tawar terdapat di daratan mulai dari pegunungan, perbukitan hingga dataran rendah di
dekat pantai. Perairan tawar di permukaan bumi bisa berupa waduk, danau, situ, sungai, saluran
irigasi, mata air, sumur dan air hujan. Bentuk perairan tawar tersebut dapat dikelompokkan
menjadi 1) aliran yang terdiri dari sungai dan saluran irigasi, 2) genangan yang terdiri dari danau,
waduk, dan situ, dan 3) curahan yang berupa mata air, air sumur (air tanah) dan air hujan. 
a. Perairan berbentuk aliran: sungai dan saluran irigasi 
Sungai adalah aliran air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah, bergerak dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. 
Berbeda dengan sungai, saluran irigasi merupakan aliran air di permukaan bumi yang terjadi
bukan secara alamiah, melainkan sengaja dibuat manusia untuk keperluan tertentu. Aliran air
diarahkan untuk berbagai keperluan, antara lain pertanian / perkebunan, perikanan, perkotaan
dan sebagainya. 
Danau adalaamiah mi terisin. Danan, dan 
b. Genangan: danau, waduk dan situ 

Danau adalah genangan air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah. Cekungan yang
terbentuk secara alamiah di permukaan bumi terisi oleh air yang berasal dari mata air, sungai,
atau hujan. Danau terdapat di pegunungan, perbukitan, dataran rendah, dan dataran tinggi.
Danau yang terdapat di pegunungan dan perbukitan umumnya memiliki air yang jernih dan
msikin unsur hara sehingga memiliki kandungan fitoplankton yang sedikit. Danau yang yang
tidak subur ini disebut oligotofik, sedangkan danau yang subur disebut eutrofik dan yang sedang-
sedang saja disebut mesotrofik. 
umnya mu yang terdapat dataran re 
a memilikil air yang jern gunungan à 
• Waduk adalah danau buatan (man made lake) yang dibangun dengan cara membendung sungai
dengan dam (bendungan). Dengan adanya dam yang menahan aliran air sungai tersebut
terjadilah penggenangan (inundasi) sepadan sungai (watershed) dan daerah tangkapan hujan
(catchment area) di sekitarnya sehingga sungai menjadi sangat melebar dan berubah jadi danau
(stagnant). 

• Situ adalah danau atau waduk yang berukuran relatif kecil, baik luasan, kedalaman, maupun
volume airnya. Kata Situ diadopsi dari Bahasa Sunda yang arti sesungguhnya adalah danau. 
C. Curahan: mata air, air sumur, air hujan. 
Mata air adalah air tanah yang keluar dari perut bumi. Aliran air bawah tanah tersebut
merupakan kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai
mata air. Mata air umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung pada jenis
batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah tersebut. Mata air yang keluar dari permukaan
bumi kemudian mengalir membentuk aliran sungai kecil dan masuk ke aliran sungai besar
bersama aliran sungai kecil lainnya dan bermuara ke hilir pantai. 

• Air hujan berasal dari presivitasi uap air di udara. Uap air tersebut berasal dari evaporasi dan
transpirasi permukaan bumi akibat adanya sinar matahari. Uap air yang melayang-layang
tersebut selanjutnya bersatu dan berkumpul sehingga memiliki bobot yang cukup untuk jatuh ke
permukaan bumi sebagai hujan. Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap
ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lagi mengalir (perkolasi) membentuk sungai dan
menggenang membentuk danau. 
Perairan Payau 
Perairan payau berlokasi di muara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kodisi air
tawar ke kondisi air asin. Selain muara sungai dan pantai, air payau juga bisa ditemukan di rawa
dekat pantai dan memiliki akses ke laut dan paluh. Air payau memiliki salinitas dengan kisaran
yang sangat lebar, yakni berkisar antara 6 - 29 ppt. 
Perairan Laut 
Perairan laut adalah perairan yang berada di laut dan memiliki kadar garam berkisar antara 30
-35 ppt. Perairan laut dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria. Berdasarlan
kedalaman, perairan dangkal (shallow sea) <30 m dan laut dalam (deep sea) >30 m. Berdasarkan
keterlindungannya, perairan laut bisa dikelompokkan menjadi laut terbuka / laut lepas (open
sea/off shore) dan laut terlindung berupa teluk, selat, dan shallow sea.
Pegunungan 
Perbukitan Dataran tinggi Dataran rendah 
Pantai. muara sungai 
Reef Pat, laut Laut dangkal lepas 
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Sumber Air 
Di permukaan bumi, perairan dibedakan berdasarkan salinitas atau kandungan garam NaCl-nya
menjadi perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Oleh karena itu, dikenal budidaya air
tawar (freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya laut
(mariculture)/ marikultur. 
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Zonasi Darat-Laut 
• Ruang lingkup budidaya perairan juga dapat 
didasarkan kepada zonasi darat dan laut sehingga dikenal inland aquaculture dan marine
aquaculture (mariculture). Inland aquaculture adalah kegiatan budidaya perairan yang dilakukan
di darat dengan menggunakan sumber air berupa air tawar (mata air, sungai, danau, waduk,
saluran irigasi, air hujan, air sumur dan genangan air lainnya) atau air payau. Marine
aquaculture adalah kegiatan budidaya perairan yang dilakukan di laut. 
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Posisi Wadah Produksi 
Budidaya perairan yang berbasiskan daratan (land-base aquaculture) dan berbasiskan perairan
(water base-aquaculture). Contoh land base aquaculture adalah kolam air tenang, kolam air
deras, sawah dan tambak. Terdapat pembatas antara unit budidaya dengan perairan sebagai
sumber air, minimal oleh pematang sehingga land-base aquaculture merupakan sistem tertutup
(closed 
system). 
- Unit budidaya water-base aquaculture 
ditempatkan di badan perairan sungai, saluran irigasi, danau, waduk, dan laut) sehingga
merupakan suatu sistem yang terbuka (open system). Di dalam sistem ini, interaksi antara ikan
(unit) budidaya dengan lingkungan perairan tersebut berlangsung hampir tanpa pembatasan.
Contoh sistem water-base aquaculture adalah jaring, apung, rakit apung, jaring tancap, keramba,
kombongan, kandang (pen culture), sekat (enclosure), rakit, dan tambang (longline). 
Tujuan Budidaya 1. Produksi Makanan 
Daging ikan merupakan sumber protein hewani dan makanan sehat yang sangat dibutuhkan
manusia, selain produk-produk peternakan seperti daging sapi, ayam, dan telur. Kebutuhan ikan
dipenuhi melalui kegiatan penangkapan dan budidaya perairan. Produk perikanan tangkap
umumnya berupa ikan segar, beku dan olahan (pengeringan, pengasinan, fillet, pengalengan,
penepungan dan sebagainya). 
Perbaikan Stok Ikan di Alam 
Stock ikan di alam baik dilaut maupun perairan umum cenderung semakin berkurang.
Pengurangan stok ikan di alam disebabkan oleh tingginya laju penangkapan dan kematian
dibandingkan dengan rendahnya laju perkembangbiakan dan pertumbuhan. Laju penangkapan
ikan meningkat disebabkan oleh tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang meningkat sejalan
dengan pertambahan populasi penduduk dunia. Laju kematian di alam juga meningkat sejalan
dengan semakin memburuknya kualitas lingkungan. 
paradigmebih men hayat paradigme of data perikane 
• Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan 
perikanan tangkap dunia telah beralih, dari paradigma lama (penangkapan) ke paradigma baru
yang lebih menekankan aspek pemanfaatan sumber daya hayati secara lestari dan berkelanjutan.
Dalam paradigma baru tersebut, yang dinyatakan dalam Code of Conduct for Responsible
Fisheries atau kode tindak perikanan yang bertanggungjawab yang diprakasai oleh Organisasi
Pangan Sedunia (FAO), disebutkan perlunya upaya-upaya peningkatan stok ikan di alam (stok
enhancement) melalui kegiatan restocking. Sudah saatnya pada perairan laut yang mengalami
overfsihing dan perairan umum yang mengalami degradasi sumber daya ikan 
diberlakukan program restocking. 
Produksi Ikan Untuk Rekreasi 
Dewasa ini, kebutuhan manusia dalam hal rekreasi meningkat, terutama pada masyarakat
perkotaan. Kegiatan rekreasi tersebut diantaranya adalah memancing (leisure fishing, sport
fishing) dan atraksi ikan dalam akuarium besar seperti di Taman Akuarium Air Tawar, Taman
Mini Indonesia Indah, dan Sea World. 
Produksi Ikan Umpan 
- Bandeng (Chanos chanos) merupakan 
contoh akuakulltur untuk dijadikan umpan hidup dalam kegiatan penangkapan tuna. Bandeng
dipilih sebagai umpan hidup karena warna tubuhnya keperak-perakkan sehingga menarik
perhatian tuna. Oleh karena itu, akhir-akhir ini permintaan bandeng hidup sebagai umpan
meningkat tajam sejalan dengan perkembangan usaha penangkapan tuna. 
Produksi Ikan Hias 
Kegiatan budidaya perairan juga ditujukan untuk menghasilkan ikan hias (ornamental fish). Ikan
hias diproduksi karena memiliki warna dan bentuk tubuh serta tingkah laku yang unik dan
menarik sehingga memiliki nilai ekonomis. Nilai ekonomi ikan hias juga dipengaruhi oleh
tingkat kesulitan pengembangbiakan (breeding) ikan 
ini. 
Daur Ulang Bahan Organik Beberapa ikan budidaya perairan dapat memanfaatkan bahan
organik, baik secara langsung maupun tidak langsung Seperti ikan tilapia digunakan untuk
mengurangi sedimen organic yang terdapat di waduk. Ikan tilapia tersebut mempunyai
kemampuan mengkonsumsi bahan organic dan mengonversinya menjadi protein daging ikan
yang bernilai. 
Produksi Bahan Industri 
Dampak dari industrialisasi dan globalisasi telah menyebabkan meningkatnya secara luar biasa
permintaan akan barang/produk kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan dan kebutuhan
sekunder atau tersier lainnya. Beberapa produk budidaya perairan kini telah menjadi bahan baku
industri penting seperti industri pakan, obat-obatan atau farmasi, kosmetika, tekstil dan bahan
kimia lainnya seperti industri cat, keramik, pasta gigi dan sebagainya. Rumput laut, patin, nila,
dan fitoplankton chlorella merupakan contoh komoditas budidaya perairan yang telah menjadi
bahan baku suatu industri.
BAB VII

Pemanenan Perikanan Budidaya Air Payau 


Panen merupakan tahap akhir dari proses kegiatan usaha budidaya 
ikan. Pada kegiatan memanen hasil budidaya ikan, yang harus diperhatikan adalah pemanenan
dan penanganan pasca panen. *Pada budidaya air payau salah satu faktor yang harus
diperhatikan 
adalah teknik atau cara panen hasil budidaya. 
* Faktor penting yang harus diperhatikan 
dalam kegiatan pemanenan ikan adalah

Waktu Panen pagi hari (05.00-08.00) dan Sore hari (15.00-18.00) 

Umur Panen berdasarkan jenis ikan (tergantung pertumbuhan Ikan dan ukuran ikan) 

Penanganan Pascapanen Perikanan Budidaya 

Air Payau 

Prinsip Penanganan 
• mempertahankan kesegaran ikan sepanjang mungkin dengan cara memperlakukan ikan 
dengan cermat dan hati-hati 
• memperlakukan ikan secara bersih, hygienis, 
dan sehat, serta selalu memperhatikan faktor waktu dan kecepatan bekerja selama penanganan
hasil panen ikan. Faktor-faktor yang menentukan penanganan pasca 
panen ikan 
• Jenis dan ukuran ikan . Kondisi fisik 

• Tingkat keletihan ikan 


• Suhu penyimpanan setelah panen 
• Bentuk penyaluran/distribusi 

• Permintaan pasar . Pertimbangan umum (karakterstik ikan, 


peralatan dan teknik penanganan yg dilakukan, wadah penampung atau palka) 
• Petunjuk penanganan (Kondisi ikan, sarana penyimpanan harus saniter, teknik penyortiran, cara
pengesan (rantai dingin), menghindari sumber kontaminasai, penerapan rantai dingin, penerapan
sanitasi dan higienis, memperhatikan waktu 
Faktor penting yang harus diperhatikan sebelum melakukan 
penanganan pascapanen 
Penanganan Pascapanen Perikanan Budidaya 

Air Payau 

Teknik penerapan sistim rantai 

dingin 
• Setiap ikan harus berkontak langsung dgn es 
• Menciptakan sirkulasi panas dpt keluar dari tubuh ikan dan kesempatan hancuran 
es meleleh 
• Air lelahan es dpt menghanyutkan darah dan kotoran ikan mengalir kebawah hingga ikan tetap
segar 
• Harus ada saluran pembuangan pada 
wadah penampung 
• Jangan menggunakan peti yang berukuran 
tinggi (tidak lebih dari 0.5 meter) 
• Peralatan dan wadah yang digunakan harus selalu bersih bebas dari lendir, darah dan kotoran 
• Es sisa pemakaian harus di buang 
Penanganan Ikan Segar di TPI 
Langkah Penting Penanganan Ikan Basah di TPI 

Pembongkaran (tidak menggunakan atau garpu ) untuk menghindari ikan luka/memar 

Pisahkan es dan ikan agar mudah 


ditimbang Wadah peanmpung ikan sebaiknya terbuat dari yang mudah dibersihkan 
(aluminium, stenlis steel dll) 
Ikan hasil panen tidak terpapar sinar matahari langsung, ditambahkan es jika masih menunggu
saat pelelangan, 
pengangkutan, dan pengolahan. Ikan tidak boleh diletakkan dilantai, dilangkahi, atau diinjak dan
ditaburi es halus Setelah pelelangan ikan langsung diangkut ke tempat pengolahan 
Penanganan ikan segar ditempat 
pengepakan/pengolahan Faktor penting dalam penanganan ikan segar di tempat
pengepakan/pengolahan: 1)Lokasi pangunan pengepakan/pengolahan ikan (Desain konstruksi,
tataletak dan material yang digunakan, harus bebas dari bau, asap, debu dan pencemar, lantai tdk
licin , tidak ada tonjolan dengan kemiringan tertentu, dinding rata, kedap air, mudah dibersihkan,
loteng tidak menghimpun kotoran dan mudah dibersihkan, ventilasi yang baik, penerangan yang
cukup. 2)Spesifikasi peralatan dan perlengkapan; tempat dan alat kerja, wadah, try dan tanki
serta alat lain untuk membersihkan ikan harus kedap, material tdk beracun dan aman bagi
kesehatan, wadah penampung harus dilengkapi drainase, peralatan yang digunakan harus
menggunakan bahan dan desain yang mudah dibersihkan, tidak berkarat, mudah dibongkar
pasang 3) Penyediaan fasilitas pembersihan; ruangan penerimaan, penyiapan bahan, pengolahan,
pengemasan dan penyimpanan harus disediakan secara terpisah, memiliki fasilitas air bersih
dengan jumlah yang melimpah selama kegitan penanganan pasca panen 
Penanganan ikan segar ditempat 
pengepakan/pengolahan Faktor penting dalam penanganan ikan segar di tempat
pengepakan/pengolahan: 

4. Persyaratan oprasi higienik (Sanitasi higenik bangunan, peralatan dan bahan saat penyiangan;
wadah pengemas atau peti penyimpanan ikan harus dibersihkan dan diberi desinfektan dan
dibilas, sisa limbah cair hasil pengananan harus dibuang dgn air mengalir, bebas dari hama,
serangga dan hewan peliharaan lainnya; orang yang terlibat dalam kegiatan penanganan bebas
dari penyikat dan sumber kontaminan; peralatan dan kendaraan yang digukanan didesinfektan
setelah digunakn untuk menghindari kontaminasi 
Penanganan Pasca Panen Ikan Hidup 
Hasil Budidaya Air Payau 
*Langkah yang dilakukan sebelum transportasi ikan hidup disebut pre-conditioning atau
penyesuaian kondisi. Cara yang dilakukan adalah pre-stress atau netting, yaitu dipuasakan 24
jam sebelum dikemas. Ikan dibiarkan paling sedikit 3 jam setelah netting dalam suatu tangki
penampung (holding tank atau hapa) yang berisi air jernih disertai aerasi. *Tujuan ikan
dipuasakan selama 24 jam sebelum dikemas untuk mengkondisikan ikan agar dapat beradaptasi
dengan kondisi kolam, serta memberikan kesempatan bagi saluran pencernaan ikan menjadi
kosong. 
Penanganan Pasca Panen Ikan Hidup 
selama transportasi 

*Transportasi ikan hidup adalah memaksa 


menempatkan ikan berada ada suatu lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan aslinya
dan diserta perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. *Sistim transportasi
yang dilakukan untuk ikan 

hidup terbagi atas 2 cara yaitu transportasi basa dan transportasi sistim kering 
Faktor yang harus diperhatikan dalam penanganan transportasi ikan hidup:
TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM KERING 

*Tranportasi sistim kering adalah sistim 


transportasi yang digunakan pada ikan tanpa menggunakan media air selama pengangkutan.
*Keistimewaannya dapat mentransportasikan ikan 

hidup dalam jumlah yang lebih besar *Cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan 
suhu rendah dimana penurunan suhunya dilakukan secara bertahap maupun secar langsung
*Media yang digunakan selama transportasi adalah 

serbuk gergaji, kertas koran, serutan kayu, karung goni dan pasir. 
CARA TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM KERING *Mengangkut ikan pada
keadaan dingin (anobiosis) 
tanpa air *Membuat kondisi disekeliling ikan lembab dan 
kondisi ikan melindungi kulit ikan dari kekeringan *Cara memingsankan ikan *Ketiga metode
tersebut pada dasarnya dalam rangka memperlambat proses respirasi dalam tubuh ikan 
METODE TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM BASAH 

* Metode sistim terbuka adalah transportasi yang 


dilakukan pada ikan dengan cara ikan ditempatkan pada wadah yang berisi air tapi tetap terbuka
sehingga interaksi langsung dengan udara bebas terjadi. *pengangkutan sistem tertutup kontak
dengan 
udara diluar tidak terjadi karena media terdapat dalam wadah yang tertutup rapat. Pemenuhan
oksigen dilakukan dengan cara memasukkan oksigen murni kedalam wadah 
Penanganan Pasca Panen Ikan Budidaya Selama 
Pemasaran * penanganan yang umum dilakukan dengan menerapka 

sistim rantai dingin untuk ikan yang sudah mati *Penanganan untuk ikan hidup misalnya
kepiting 

umumnya menggunakan wadah plastik atau fiber glass yang diberi es. Selama pemasaran capit
kepiting diikat disatukan dengan badannya. *Tiap jenis ikan yang dipasarkan ditempatkan dalam 

wadah yang terpisah berdasarkan berdasarkan jenisnya *Pada ikan mati, penanganan yang
dilakukan selama 

pemasaran umumnya ikan dipreprasi (menghilangkan sisik, isi perut sirip, pemotongan kepala,
ekor dan pemotongan ikan menjadi beberapa bagian *Selama pemasaran selain rantai dingin
penanganan 
harus dilakukan dengan cermat, higienis, dan jauh dari sumber kontaminan (debu, aasap,
serangga dll) 
syarat sarana tetap & bergerak untuk Pemasaran 
hasil budidaya air payau * Pemasaran dengan menggunakan saran bergerak 

wadah penyimpanan perlu di beri lapisan insulasi, 

diberi lapisan penutup bagian dalam yang kedap air, tahan karat, terbuat dari steinless still,
lembar aluminium, atau plastik kuat yang dilengkapi lubang pembuangan air. *Sarana bergerak
untuk pemasaran secara eceran 
perlu dibagi atas dua bagian yaitu bagian pemajangan ikan dan bagian penyimpanan ikan. Pagian
pemajangan atau pemeran ikan wadahnya harus dilapisi es sehingga ikan yang dipajang
diletakkan diatas es tersebut. Bagian pnyimpanan ikan harus tertutup dan berinsulasi sehingga
suhu ikan akan tetap terjaga. 
syarat sarana tetap & bergerak untuk Pemasaran 
hasil budidaya air payau *Disain bangunan untuk pemasaran secara eceran 
harus terlindungi dan bebas dari kontaminasi serangga. Pintu harus dapat menutup sendiri,
dilengkapi dengan pipa air bersih dan sistim drainase yang baik. 
Persyaratan Operasi Higienis Pada Pemasaran 
Pengecer Hasil Budidaya Air Payau. * Semua ruangan penjualan /pemasaran ikan hasil 
budidaya payau harus sering dibersihkan, didesinfeksi, dibilas, dan dikeringkan setiap awal,
istirahat dan akhir pemasaran. Penanganan selama pemasaran harus mengikuti prinsip pertama
masuk pertama keluar pada tiap waktu pemasaran. Pada masing-masing lokasi pemasaran ikan
segar harus ada petugas yang bertanggung jawab mengaawasi kebersihan dan kesehatan yang
sudah mendapat isntruksi tentang hal tersebut.

BAB VIII

PENANGANAN PASCA PANEN

Definisi Penanganan

Penangananan adalah semua kegiatan yang dilakukan terhadap ikan sejak


ditangkap, di atas kapal, di darat dan pada saat distribusi hingga sampai
ke tangan konsumen atau siap untuk diolah di pabrik .

Tujuan penanganan ikan Mempertahankan kesegaran ikan selama mungkin,


agar tidak rusak dan tetap benilai gizi tinggi Adalah bahan makanan yang
diperoleh dari perairan baik laut maupun darat. 
 mempunyai nilai gizi yang tinggi karena mengandung protein, lemak,
vitamin dan mineral yang dapat menunjang kebutuhan gizi manusia.
 PRINSIP PENANGANAN IKAN
SEGAR
Memperlakukan ikan dengan cermat dan hati – hati Segera menurunkan
suhu atau mendinginkan ikan mencapai suhu 0°C Memperlakukan ikan
secara bersih (saniter) dan sehat (hygiene) Memperhatikan faktor waktu
dan kecepatan kerja selama rantai penanganan.
 MANFAAT IKAN
Bagi tubuh manusia,daging ikan mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Menjadi sumber energi
2. Kandungan proteinnya dapat membantu
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
3. Mempertinggi daya tahan tubuh
(kekebalan) terhadap serangan penyakit
 PEMBUSUKAN
IKAN
Setelah ikan mati,terjadi serangkaian perubahan
yang mengarah pada pembusukan.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
 Hilangnya secara perlahan-lahan ciri-ciri atau
karakter ikan segar
 Timbulnya bau-bau /odor yg tidak diinginkan
dan rupa/kenampakan ikan menjadi
jelek/rusak
PRINSIP MENCEGAH
PEMBUSUKAN IKAN
A. Mengurangi sebanyak mungkin jumlah bakteri
dan enzym pada tubuh ikan.
 mencuci ikan untuk membersihkan lender disekeliling tubuh ikan
 membuang insang atau potong kepala
 Membuang isi perut
BAB PENUTUP

KESIMPULAN
Domestikasi dan introduksi spesies baru bertujuan untuk menambah jumlah jenis (diversifikasi)
komoditas budidaya perairan. Spesies yang dipilih untuk domestikasi dan introduksi tersebut
memiliki potensi yang kuat sebagai kandidat komoditas budidaya perairan melalui pertimbangan
biologi, ekonomi, dan pasar. 
Domestikasi Spesies 
Domestikasi spesies adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies budidaya
perairan. Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu 1) mempertahankan agar bisa tetap
hidup (survive) dalam lingkungan budidaya perairan (wadah terbatas, lingkungan artificial dan
terkontrol), 2) menjaga agar tetap bisa tumbuh, 3) mengupayakan agar bisa berkembang biak
dalam lingkungan budidaya perairan .
Benih merupakan salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan
kandidat spesies budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan
merupakan salah satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies
memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan
sangat penting dan strategis karena beberapa hal berikut:

Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk mendukung kegiatan budidaya,
Benih alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman, Kegiatan budidaya perairan
menjadi terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami tersebut, Domestikasi dan
perbaikan genetic tidak mungkin dilakukan tanpa pemijahan buatan, Jasad-jasad penyakit,
parasit, dan hama lebih efektif dikendalikan melalui pemijahan buatan.

Anda mungkin juga menyukai