BUDIDAYA PERAIRAN
Dosen Pengasuh:
Ir.Hj.Mukhlisah Ms
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “DASAR-DASAR BUDIDAYA
PERAIRAN”
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir.Hj.Mukhlisah Ms
Lokasi budidaya ikan atau perikanan adalah suatu tempat yang sengaja dipilih sebagai tempat
praktik budidaya. Lokasi yang dipilih harus sesuai agar praktik budidaya berlangsung efisien dan
menguntungkan. Pertimbangan utama yang perlu diambil dalam memilih lokasi budidaya kolam
adalah air, topografi lahan dan keadaan tanah serta letak geografis. Sumber air, jumlah atau debit
air serta mutu air sanat besar pengaruh dalam keberhasilan praktik budidaya. Kerataan lahan dan
sifat-sifat tanah akan sangat berpengaruh dalam menentukan desain dan konstruksi kolam yang
akan dibangun. Letak geografis diperlukan untuk memastikan bahan praktik budidaya yang akan
dilaksanakan berjalan efisien dan menguntungkan. Pertimbangan utama yang harus diambil
dalam memilih lokasi keramba air tawar adalah kondisi perairan. Beberapa parameter kondisi
perairan yang perlu dipertimbangkan antara lain: luas perairan, kedalaman, arus, tidak tercemar,
aman dari bencana alam, mutu air baik serta tidak mengganggu arus lalu lintas. Sedangkan untuk
keramba laut, kondisi perairan harus memenuhi kriteria topografi (gelombang, arus dan
kedalaman), kriteria fisika (suhu air, pasang surut), kriteria kimia (mutu kimia air) dan kriteria
biologis (pencemaran bakteri). Untuk memilih lokasi pusat pembenihan harus memenuhi
pertimbangan-pertimbangan umum, teknis (Air, lahan, tanah), pertimbangan biologis
(ketersediaan induk), pertimbangan sosial-ekonomis (fasilitas umum, pasar, material,
transportasi, energi) dan pertimbangan legalitas.
BAB II
Komoditas Perikanan
Komoditas Budidaya Perikanan adalah jenis biota (ikan dalam arti luas) yang diproduksi oleh
kegiatan budidaya perikanan dan diperdagangkan. Terdiri dari ikan konsumsi dan ikan
hias(diperlukan pengelompokkan/cluster). Pengelompokan Komoditas Budidaya Perikanan • •
Pengelompokan komoditas Budidaya perikanan didasarkan pada : Morfologi ( Ikan, udang,
ekonodirmata, dan alga) Habitat ( Air tawar, air payau dan air laut).Kebutuhan biologis akan
lingkungan dan daya adaptasi ikan tropis,subtropis, ikan dataran rendah, ikan dataran tinggi, ikan
sungai, ikan danau)
-Pemilihan komoditas atau spesies budidaya didasarkan pada pertimbangan biologi, pasar, serta
sosial ekonomi
Beberapa pertimbangan biologi Kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah
secara buatan Ukuran dan umur pertama kali matang gonad Fekunditas Laju pertumbuhan dan
produksi Tingkat trofik Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi Ketahanan terhadap
stres dan penyakit Kemampuan mengkonsumsi pakan buatan Konversi pakan Toleransi terhadap
penanganan, serta Dampak terhadap lingkungan.
Kemampuan memijah dalam lingkungan budidaya dan memijah secara buatan Benih merupakan
salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan kandidat speses
budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan merupakan salah
satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies memijah dalam
lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan sangat penting dan
strategis karena beberapa hal berikut: Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk
mendukung kegiatan budidaya, Benih alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman
Kegiatan budidaya perairan menjadi terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami
tersebut.
Pertimbangan pasar
Permintaan pasar Harga dan keuntungan Sistem pemasaran ( marketing ) Ketersediaan sarana
dan prasarana produksi,serta Pendapat masyarakat.
Pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru Spesies harus sesuai dengan kebutuhan dan
harus jelas kebutuhannya Tidak menyaingi spesies native (asli) Tidak terjadi kawin silang
dengan spesies natifve sehingga menghasilkan hybrid yang tidak dikehendaki Spesies yang di
introduksi tidak dihinggapi oleh hama parasit atau penyakit yang mungkin bisa menyerang
spesies native Dapat hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan di lingkungan barunya.
BAB III
Benih merupakan salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan
kandidat spesies budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan
merupakan salah satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies
memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan
sangat penting dan strategis karena beberapa hal berikut:
Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk mendukung kegiatan budidaya, Benih
alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman, Kegiatan budidaya perairan menjadi
terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami tersebut, Domestikasi dan perbaikan
genetic tidak mungkin dilakukan tanpa pemijahan buatan, Jasad-jasad penyakit, parasit, dan
hama lebih efektif dikendalikan melalui pemijahan buatan.
Ikan diharapkan mencapai ukuran pasar sebelum matang gonad sehingga hampir sebagaian
besar energi yang diperoleh dari aktivitas konsumsi makanan digunakan untuk pertumbuhan
somatic (pertumbuhan daging) bukan untuk perkembangan reproduksi. Contoh ikan tilapia
matang kelamin pada umur 3-4 bulan atau bobot 60g. Ikan ini matang seksual dan mulai
memijah beberapa minggu sebelum mencapai ukuran pemasaran. Hal ini menyebabkan over
population an kekerdilan.
Fekunditas
Ikan yang memiliki frekuensi pemijahan yang tinggi (jumlah telur yang mampu diproduksi oleh
induk berbobot 1 kg atau fekunditas) sangat menguntungkan dalam budidaya perairan. Produksi
telur yang tinggi oleh induk menjamin tersedianya benih yang diproduksi dari hatchery.
Ikan yang tumbuh cepat dapat mencapai ukuran pasar dalam waktu yang relatif singkat sehingga
pemanenan bisa lebih sering. Ikan harus mencapai ukuran minimum yang bisa dipasarkan dalam
waktu pemeliharaan tertentu atau musiman. Ikan yang tumbuh relatif cepat antara lain patin,
bawal, ikan mas, sedangkan yang tumbuh lambat contohnya ikan gurami, betutu, udang,
loobster, dan kerapu bebek.
Tingkat Trofik
Spesies budidaya perairan dikelompokkan berdasarkan jenis makanannya sehingga dikenal ikan
herbivora, ikan karnivora, dan ikan omnivora. Semakin tinggi tingkat trofik (Carnivora) dalam
piramida makanan atau semakin panjang rantai makanan maka semakin banyak kehilangan
energi dalam proses transformasi materi. Spesies yang paling dikehendaki untuk komoditas
budidaya perairan adalah jenis ikan yang memiliki rantai makanan yang pendek. Contohnya jenis
ikan herbivora, kemudian pemakan fitoplankton dan zooplankton dan selanjutnya yang
omnivora. Ikan yang kurang dikehendaki adalah golongan karnivora.
BAB IV
akuakultur adalah memproduksi ikan dalam wadah terbatas dan terkontrol kolam Tambak bak
akuarium keramba dan sebagainya untuk mendaftar mendapatkan keuntungan memproduksi
adalah menghasilkan barang komoditas untuk tujuan komersial melalui tindakan menciptakan
dari tidak ada menjadi ada pembenihan memperbanyak jumlah dari sedikit menjadi banyak
pembenihan menambah ukuran dari kecil menjadi besar pembesaran pendederan meningkatkan
mutu dari jelek menjadi bagus pendadaran menjual menjadi berharga (memiliki harga)
Manajemen produksi akuakultur produksi akuakultur adalah fungsi dari SDA manajemen dan
teknologi
Pada kondisi SDA yang mendukung maka produksi merupakan fungsi dari manajemen dan
teknologi
BAB V
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga
golongan yaitu : TAWAR
PAYAU
LAUT
Perairan air tawar
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah
dekat pantai, berupa
• Danau
• Air hujan
2. Perairan payau
Perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kondisi air
tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain :
• Perairan payau di muara sungai dan pantai
kedalam daratan
beberapa pulau
• Perairan laut dangkal umumnya berlokasi
RENOVA sea
Sistem Teknologi Akuakultur
Tujuan akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Ada 13
sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
1. Kolam air tenang 2. Kolam air deras 3. Tambak 4. Jaring apung 5. Jaring tancap 6. Keramba 7.
Kombongan 8. Penculture 9. Endlusure 10.Long line 11. Rakit 12. Bak-tangki-akuarium dan 13.
Ranching (melalui restocking)
Sitem Akuakultur : Sistem akuakultur berbasiskan daratan (land-based aquakultur) Terdiri dari
kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki. Sistem akuakultur
berbasiskan air (water-based aquakultur ).
Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan
enclosure.
Sistem budidaya Komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya : Sistem
Komponen
Sumber Daya Air Kolam air tenang
- Sungai - Dasar kolam
- Saluran Irigasi - Pintu air masuk (inlet) - Mata Air - Pintu air keluar (outlet) - Hujan - Saluran
pemasukan air - Sumur - Saluran pembuangan air - Waduk
- Danau - Situ
BAB VI
DOMESTIKASI
Domestikasi dan introduksi spesies baru bertujuan untuk menambah jumlah jenis (diversifikasi)
komoditas budidaya perairan. Spesies yang dipilih untuk domestikasi dan introduksi tersebut
memiliki potensi yang kuat sebagai kandidat komoditas budidaya perairan melalui pertimbangan
biologi, ekonomi, dan pasar.
Domestikasi Spesies
Domestikasi spesies adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies budidaya
perairan. Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu 1) mempertahankan agar bisa tetap
hidup (survive) dalam lingkungan budidaya perairan (wadah terbatas, lingkungan artificial dan
terkontrol), 2) menjaga agar tetap bisa tumbuh, 3) mengupayakan agar bisa berkembang biak
dalam lingkungan budidaya perairan
Introduksi Spesies Baru
• Introduksi spesies baru adalah mendatangkan
spesies budidaya perairan dari kawasan lain untuk meningkatkan jumlah jenis komoditas dan
perbaikan genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk meningkatkan produksi budidaya
perairan, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis. Beberapa pertimbangan
untuk introduksi spesies baru adalah
Spesies yang diintroduksikan hendaknya sesuai dengan kebutuhan.
Tidak menyaingi spesies native yang bernilai ekonomis. Tidak terjadi kawin silang dengan
spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki. Spesies yang
diintroduksikan tidak ditunggangi oleh hama, perasit, atau penyakit yang mungkin dapat
menyerang spesies native, dan Spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembang biak
dalam keseimbangan dengan lingkungan barunya.
SUMBER DAYA AIR
Sumber daya air yang memenuhi persyaratan serta sistem budidaya perairan yang memenuhi
merupakan dua faktor yang saling terkait dan sangat berperan dalam kesuksesan kegiatan
budidaya perairan. Ketersediaan air secara kuantitatif maupun kualitatif merupakan prasyarat
untuk bisa berlangsungnya kegiatan budidaya perairan. Berdasarkan kadar garamnya (salinitas),
perairan di permukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu, air tawar, air payau. Air tawar
memiliki salinitas 0-5 ppt (part per thousand), air payau 6-29 ppt, dan air laut 30-35 ppt.
Perairan Tawar
Perairan tawar terdapat di daratan mulai dari pegunungan, perbukitan hingga dataran rendah di
dekat pantai. Perairan tawar di permukaan bumi bisa berupa waduk, danau, situ, sungai, saluran
irigasi, mata air, sumur dan air hujan. Bentuk perairan tawar tersebut dapat dikelompokkan
menjadi 1) aliran yang terdiri dari sungai dan saluran irigasi, 2) genangan yang terdiri dari danau,
waduk, dan situ, dan 3) curahan yang berupa mata air, air sumur (air tanah) dan air hujan.
a. Perairan berbentuk aliran: sungai dan saluran irigasi
Sungai adalah aliran air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah, bergerak dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Berbeda dengan sungai, saluran irigasi merupakan aliran air di permukaan bumi yang terjadi
bukan secara alamiah, melainkan sengaja dibuat manusia untuk keperluan tertentu. Aliran air
diarahkan untuk berbagai keperluan, antara lain pertanian / perkebunan, perikanan, perkotaan
dan sebagainya.
Danau adalaamiah mi terisin. Danan, dan
b. Genangan: danau, waduk dan situ
Danau adalah genangan air di permukaan bumi yang terjadi secara alamiah. Cekungan yang
terbentuk secara alamiah di permukaan bumi terisi oleh air yang berasal dari mata air, sungai,
atau hujan. Danau terdapat di pegunungan, perbukitan, dataran rendah, dan dataran tinggi.
Danau yang terdapat di pegunungan dan perbukitan umumnya memiliki air yang jernih dan
msikin unsur hara sehingga memiliki kandungan fitoplankton yang sedikit. Danau yang yang
tidak subur ini disebut oligotofik, sedangkan danau yang subur disebut eutrofik dan yang sedang-
sedang saja disebut mesotrofik.
umnya mu yang terdapat dataran re
a memilikil air yang jern gunungan à
• Waduk adalah danau buatan (man made lake) yang dibangun dengan cara membendung sungai
dengan dam (bendungan). Dengan adanya dam yang menahan aliran air sungai tersebut
terjadilah penggenangan (inundasi) sepadan sungai (watershed) dan daerah tangkapan hujan
(catchment area) di sekitarnya sehingga sungai menjadi sangat melebar dan berubah jadi danau
(stagnant).
• Situ adalah danau atau waduk yang berukuran relatif kecil, baik luasan, kedalaman, maupun
volume airnya. Kata Situ diadopsi dari Bahasa Sunda yang arti sesungguhnya adalah danau.
C. Curahan: mata air, air sumur, air hujan.
Mata air adalah air tanah yang keluar dari perut bumi. Aliran air bawah tanah tersebut
merupakan kumpulan dari rembesan air di dalam tanah dan muncul ke permukaan bumi sebagai
mata air. Mata air umumnya jernih dan unsur hara yang dikandungnya tergantung pada jenis
batuan yang terdapat di aliran air bawah tanah tersebut. Mata air yang keluar dari permukaan
bumi kemudian mengalir membentuk aliran sungai kecil dan masuk ke aliran sungai besar
bersama aliran sungai kecil lainnya dan bermuara ke hilir pantai.
• Air hujan berasal dari presivitasi uap air di udara. Uap air tersebut berasal dari evaporasi dan
transpirasi permukaan bumi akibat adanya sinar matahari. Uap air yang melayang-layang
tersebut selanjutnya bersatu dan berkumpul sehingga memiliki bobot yang cukup untuk jatuh ke
permukaan bumi sebagai hujan. Di permukaan bumi, curahan hujan tersebut sebagian meresap
ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lagi mengalir (perkolasi) membentuk sungai dan
menggenang membentuk danau.
Perairan Payau
Perairan payau berlokasi di muara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kodisi air
tawar ke kondisi air asin. Selain muara sungai dan pantai, air payau juga bisa ditemukan di rawa
dekat pantai dan memiliki akses ke laut dan paluh. Air payau memiliki salinitas dengan kisaran
yang sangat lebar, yakni berkisar antara 6 - 29 ppt.
Perairan Laut
Perairan laut adalah perairan yang berada di laut dan memiliki kadar garam berkisar antara 30
-35 ppt. Perairan laut dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria. Berdasarlan
kedalaman, perairan dangkal (shallow sea) <30 m dan laut dalam (deep sea) >30 m. Berdasarkan
keterlindungannya, perairan laut bisa dikelompokkan menjadi laut terbuka / laut lepas (open
sea/off shore) dan laut terlindung berupa teluk, selat, dan shallow sea.
Pegunungan
Perbukitan Dataran tinggi Dataran rendah
Pantai. muara sungai
Reef Pat, laut Laut dangkal lepas
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Sumber Air
Di permukaan bumi, perairan dibedakan berdasarkan salinitas atau kandungan garam NaCl-nya
menjadi perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Oleh karena itu, dikenal budidaya air
tawar (freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya laut
(mariculture)/ marikultur.
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Zonasi Darat-Laut
• Ruang lingkup budidaya perairan juga dapat
didasarkan kepada zonasi darat dan laut sehingga dikenal inland aquaculture dan marine
aquaculture (mariculture). Inland aquaculture adalah kegiatan budidaya perairan yang dilakukan
di darat dengan menggunakan sumber air berupa air tawar (mata air, sungai, danau, waduk,
saluran irigasi, air hujan, air sumur dan genangan air lainnya) atau air payau. Marine
aquaculture adalah kegiatan budidaya perairan yang dilakukan di laut.
Ruang Lingkup Budidaya Perairan Berdasarkan Posisi Wadah Produksi
Budidaya perairan yang berbasiskan daratan (land-base aquaculture) dan berbasiskan perairan
(water base-aquaculture). Contoh land base aquaculture adalah kolam air tenang, kolam air
deras, sawah dan tambak. Terdapat pembatas antara unit budidaya dengan perairan sebagai
sumber air, minimal oleh pematang sehingga land-base aquaculture merupakan sistem tertutup
(closed
system).
- Unit budidaya water-base aquaculture
ditempatkan di badan perairan sungai, saluran irigasi, danau, waduk, dan laut) sehingga
merupakan suatu sistem yang terbuka (open system). Di dalam sistem ini, interaksi antara ikan
(unit) budidaya dengan lingkungan perairan tersebut berlangsung hampir tanpa pembatasan.
Contoh sistem water-base aquaculture adalah jaring, apung, rakit apung, jaring tancap, keramba,
kombongan, kandang (pen culture), sekat (enclosure), rakit, dan tambang (longline).
Tujuan Budidaya 1. Produksi Makanan
Daging ikan merupakan sumber protein hewani dan makanan sehat yang sangat dibutuhkan
manusia, selain produk-produk peternakan seperti daging sapi, ayam, dan telur. Kebutuhan ikan
dipenuhi melalui kegiatan penangkapan dan budidaya perairan. Produk perikanan tangkap
umumnya berupa ikan segar, beku dan olahan (pengeringan, pengasinan, fillet, pengalengan,
penepungan dan sebagainya).
Perbaikan Stok Ikan di Alam
Stock ikan di alam baik dilaut maupun perairan umum cenderung semakin berkurang.
Pengurangan stok ikan di alam disebabkan oleh tingginya laju penangkapan dan kematian
dibandingkan dengan rendahnya laju perkembangbiakan dan pertumbuhan. Laju penangkapan
ikan meningkat disebabkan oleh tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang meningkat sejalan
dengan pertambahan populasi penduduk dunia. Laju kematian di alam juga meningkat sejalan
dengan semakin memburuknya kualitas lingkungan.
paradigmebih men hayat paradigme of data perikane
• Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan
perikanan tangkap dunia telah beralih, dari paradigma lama (penangkapan) ke paradigma baru
yang lebih menekankan aspek pemanfaatan sumber daya hayati secara lestari dan berkelanjutan.
Dalam paradigma baru tersebut, yang dinyatakan dalam Code of Conduct for Responsible
Fisheries atau kode tindak perikanan yang bertanggungjawab yang diprakasai oleh Organisasi
Pangan Sedunia (FAO), disebutkan perlunya upaya-upaya peningkatan stok ikan di alam (stok
enhancement) melalui kegiatan restocking. Sudah saatnya pada perairan laut yang mengalami
overfsihing dan perairan umum yang mengalami degradasi sumber daya ikan
diberlakukan program restocking.
Produksi Ikan Untuk Rekreasi
Dewasa ini, kebutuhan manusia dalam hal rekreasi meningkat, terutama pada masyarakat
perkotaan. Kegiatan rekreasi tersebut diantaranya adalah memancing (leisure fishing, sport
fishing) dan atraksi ikan dalam akuarium besar seperti di Taman Akuarium Air Tawar, Taman
Mini Indonesia Indah, dan Sea World.
Produksi Ikan Umpan
- Bandeng (Chanos chanos) merupakan
contoh akuakulltur untuk dijadikan umpan hidup dalam kegiatan penangkapan tuna. Bandeng
dipilih sebagai umpan hidup karena warna tubuhnya keperak-perakkan sehingga menarik
perhatian tuna. Oleh karena itu, akhir-akhir ini permintaan bandeng hidup sebagai umpan
meningkat tajam sejalan dengan perkembangan usaha penangkapan tuna.
Produksi Ikan Hias
Kegiatan budidaya perairan juga ditujukan untuk menghasilkan ikan hias (ornamental fish). Ikan
hias diproduksi karena memiliki warna dan bentuk tubuh serta tingkah laku yang unik dan
menarik sehingga memiliki nilai ekonomis. Nilai ekonomi ikan hias juga dipengaruhi oleh
tingkat kesulitan pengembangbiakan (breeding) ikan
ini.
Daur Ulang Bahan Organik Beberapa ikan budidaya perairan dapat memanfaatkan bahan
organik, baik secara langsung maupun tidak langsung Seperti ikan tilapia digunakan untuk
mengurangi sedimen organic yang terdapat di waduk. Ikan tilapia tersebut mempunyai
kemampuan mengkonsumsi bahan organic dan mengonversinya menjadi protein daging ikan
yang bernilai.
Produksi Bahan Industri
Dampak dari industrialisasi dan globalisasi telah menyebabkan meningkatnya secara luar biasa
permintaan akan barang/produk kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan dan kebutuhan
sekunder atau tersier lainnya. Beberapa produk budidaya perairan kini telah menjadi bahan baku
industri penting seperti industri pakan, obat-obatan atau farmasi, kosmetika, tekstil dan bahan
kimia lainnya seperti industri cat, keramik, pasta gigi dan sebagainya. Rumput laut, patin, nila,
dan fitoplankton chlorella merupakan contoh komoditas budidaya perairan yang telah menjadi
bahan baku suatu industri.
BAB VII
Umur Panen berdasarkan jenis ikan (tergantung pertumbuhan Ikan dan ukuran ikan)
Air Payau
Prinsip Penanganan
• mempertahankan kesegaran ikan sepanjang mungkin dengan cara memperlakukan ikan
dengan cermat dan hati-hati
• memperlakukan ikan secara bersih, hygienis,
dan sehat, serta selalu memperhatikan faktor waktu dan kecepatan bekerja selama penanganan
hasil panen ikan. Faktor-faktor yang menentukan penanganan pasca
panen ikan
• Jenis dan ukuran ikan . Kondisi fisik
Air Payau
dingin
• Setiap ikan harus berkontak langsung dgn es
• Menciptakan sirkulasi panas dpt keluar dari tubuh ikan dan kesempatan hancuran
es meleleh
• Air lelahan es dpt menghanyutkan darah dan kotoran ikan mengalir kebawah hingga ikan tetap
segar
• Harus ada saluran pembuangan pada
wadah penampung
• Jangan menggunakan peti yang berukuran
tinggi (tidak lebih dari 0.5 meter)
• Peralatan dan wadah yang digunakan harus selalu bersih bebas dari lendir, darah dan kotoran
• Es sisa pemakaian harus di buang
Penanganan Ikan Segar di TPI
Langkah Penting Penanganan Ikan Basah di TPI
4. Persyaratan oprasi higienik (Sanitasi higenik bangunan, peralatan dan bahan saat penyiangan;
wadah pengemas atau peti penyimpanan ikan harus dibersihkan dan diberi desinfektan dan
dibilas, sisa limbah cair hasil pengananan harus dibuang dgn air mengalir, bebas dari hama,
serangga dan hewan peliharaan lainnya; orang yang terlibat dalam kegiatan penanganan bebas
dari penyikat dan sumber kontaminan; peralatan dan kendaraan yang digukanan didesinfektan
setelah digunakn untuk menghindari kontaminasi
Penanganan Pasca Panen Ikan Hidup
Hasil Budidaya Air Payau
*Langkah yang dilakukan sebelum transportasi ikan hidup disebut pre-conditioning atau
penyesuaian kondisi. Cara yang dilakukan adalah pre-stress atau netting, yaitu dipuasakan 24
jam sebelum dikemas. Ikan dibiarkan paling sedikit 3 jam setelah netting dalam suatu tangki
penampung (holding tank atau hapa) yang berisi air jernih disertai aerasi. *Tujuan ikan
dipuasakan selama 24 jam sebelum dikemas untuk mengkondisikan ikan agar dapat beradaptasi
dengan kondisi kolam, serta memberikan kesempatan bagi saluran pencernaan ikan menjadi
kosong.
Penanganan Pasca Panen Ikan Hidup
selama transportasi
hidup terbagi atas 2 cara yaitu transportasi basa dan transportasi sistim kering
Faktor yang harus diperhatikan dalam penanganan transportasi ikan hidup:
TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM KERING
hidup dalam jumlah yang lebih besar *Cara yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
suhu rendah dimana penurunan suhunya dilakukan secara bertahap maupun secar langsung
*Media yang digunakan selama transportasi adalah
serbuk gergaji, kertas koran, serutan kayu, karung goni dan pasir.
CARA TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM KERING *Mengangkut ikan pada
keadaan dingin (anobiosis)
tanpa air *Membuat kondisi disekeliling ikan lembab dan
kondisi ikan melindungi kulit ikan dari kekeringan *Cara memingsankan ikan *Ketiga metode
tersebut pada dasarnya dalam rangka memperlambat proses respirasi dalam tubuh ikan
METODE TRANSPORTASI IKAN HIDUP SISTIM BASAH
sistim rantai dingin untuk ikan yang sudah mati *Penanganan untuk ikan hidup misalnya
kepiting
umumnya menggunakan wadah plastik atau fiber glass yang diberi es. Selama pemasaran capit
kepiting diikat disatukan dengan badannya. *Tiap jenis ikan yang dipasarkan ditempatkan dalam
wadah yang terpisah berdasarkan berdasarkan jenisnya *Pada ikan mati, penanganan yang
dilakukan selama
pemasaran umumnya ikan dipreprasi (menghilangkan sisik, isi perut sirip, pemotongan kepala,
ekor dan pemotongan ikan menjadi beberapa bagian *Selama pemasaran selain rantai dingin
penanganan
harus dilakukan dengan cermat, higienis, dan jauh dari sumber kontaminan (debu, aasap,
serangga dll)
syarat sarana tetap & bergerak untuk Pemasaran
hasil budidaya air payau * Pemasaran dengan menggunakan saran bergerak
diberi lapisan penutup bagian dalam yang kedap air, tahan karat, terbuat dari steinless still,
lembar aluminium, atau plastik kuat yang dilengkapi lubang pembuangan air. *Sarana bergerak
untuk pemasaran secara eceran
perlu dibagi atas dua bagian yaitu bagian pemajangan ikan dan bagian penyimpanan ikan. Pagian
pemajangan atau pemeran ikan wadahnya harus dilapisi es sehingga ikan yang dipajang
diletakkan diatas es tersebut. Bagian pnyimpanan ikan harus tertutup dan berinsulasi sehingga
suhu ikan akan tetap terjaga.
syarat sarana tetap & bergerak untuk Pemasaran
hasil budidaya air payau *Disain bangunan untuk pemasaran secara eceran
harus terlindungi dan bebas dari kontaminasi serangga. Pintu harus dapat menutup sendiri,
dilengkapi dengan pipa air bersih dan sistim drainase yang baik.
Persyaratan Operasi Higienis Pada Pemasaran
Pengecer Hasil Budidaya Air Payau. * Semua ruangan penjualan /pemasaran ikan hasil
budidaya payau harus sering dibersihkan, didesinfeksi, dibilas, dan dikeringkan setiap awal,
istirahat dan akhir pemasaran. Penanganan selama pemasaran harus mengikuti prinsip pertama
masuk pertama keluar pada tiap waktu pemasaran. Pada masing-masing lokasi pemasaran ikan
segar harus ada petugas yang bertanggung jawab mengaawasi kebersihan dan kesehatan yang
sudah mendapat isntruksi tentang hal tersebut.
BAB VIII
Definisi Penanganan
KESIMPULAN
Domestikasi dan introduksi spesies baru bertujuan untuk menambah jumlah jenis (diversifikasi)
komoditas budidaya perairan. Spesies yang dipilih untuk domestikasi dan introduksi tersebut
memiliki potensi yang kuat sebagai kandidat komoditas budidaya perairan melalui pertimbangan
biologi, ekonomi, dan pasar.
Domestikasi Spesies
Domestikasi spesies adalah menjadikan spesies liar (wild species) menjadi spesies budidaya
perairan. Terdapat tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu 1) mempertahankan agar bisa tetap
hidup (survive) dalam lingkungan budidaya perairan (wadah terbatas, lingkungan artificial dan
terkontrol), 2) menjaga agar tetap bisa tumbuh, 3) mengupayakan agar bisa berkembang biak
dalam lingkungan budidaya perairan .
Benih merupakan salah satu input penting dalam kegiatan budidaya perairan. Kemampuan
kandidat spesies budidaya perairan untuk memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan
merupakan salah satu jaminan ketersediaan benih bagi kegiatan akuakultur. Kemampuan spesies
memijah dalam lingkungan wadah budidaya perairan secara alamiah maupun secara buatan
sangat penting dan strategis karena beberapa hal berikut:
Ketersediaan benih alam tidak cukup dan konsisten untuk mendukung kegiatan budidaya,
Benih alami biasanya lebih mahal dan hanya tersedia musiman, Kegiatan budidaya perairan
menjadi terbatas hanya pada wilayah terdapatnya benih alami tersebut, Domestikasi dan
perbaikan genetic tidak mungkin dilakukan tanpa pemijahan buatan, Jasad-jasad penyakit,
parasit, dan hama lebih efektif dikendalikan melalui pemijahan buatan.