Anda di halaman 1dari 4

Pola Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Keluarga dan Masyarakat

Artikel ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem
Informasi Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns Siti Kholifah,M.Kep

Disusun Oleh :

Anindya Ayu Nur Rohmah (1911011077)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
Hidup bersih dan sehat merupakan salah satu program Pemerintah Daerah, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2269 tahun 2011. Berdasarkan
peraturan tersebut menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Faktor-faktor
penentu dalam hidup sehat menurut WHO & United Nation High Commissioner for Human
Rights (2008) yaitu makanan yang sehat, perumahan yang memadai, kondisi lingkungan yang
sehat, pendidikan dan informasi terkait kesehatan. Hidup bersih dan sehat berkaitan dengan
sikap, motivasi dan keterampilan dalam mengembangkan kesehatan pada lingkungan
masyarakat, kondisi ini ditandai dengan keadaan masyarakat yang berkarakter, berperilaku
sehat, dan hidup dalam lingkungan sehat, serta adanya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai
hidup sehat (Indrawati, 2015) dalam (Rehusisma et al., 2017)

Keluarga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu:
ayah, ibu dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam suatu rumah tangga tersebut.
Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi dan interdependensi (saling ketergantungan)
untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya, yaitu lingkungan (masyarakat) dan dapat mempengaruhi
masyarakat (supra sistem) (Muwarni, 2007: 2) dalam (Erna & Wahyuni, 2011). Pendidikan
merupakan salah satu usaha pengorganisasian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
karena tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perilaku sehat keluarga dengan tingkat
pendidikan yang kurang mendukung akan menyebabkan rendahnya kesadaran lingkungan,
semakin baik tingkat pendidikan formal sehingga akan mematangkan pemahaman tentang
pengetahuan kesehatan lingkungan dan kesadaran menjaga kesehatan lingkungan termasuk
penerapan prinsip - prinsip PHBS.

Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga maupun masyarakat sangatlah banyak
dan beragam macamnya. Oleh karena itu, pengaruh pendidikan terhadap perilaku PHBS
sangat signifikan. Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang
berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut dengan pengetahuan kesehatan lingkungan
yang baik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menciptakan kondisi lingkungan yang sehat, sehingga dapat memutuskan rantai penularan
penyakit melalui lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat agar tidak mudah tertular
penyakit. Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor predisposisi (Umur, Tingkat Pengetahuan masyarakat
dan tingkat pendidikan masyarakat), faktor pemungkin (fasilitas dan sarana) dan Faktor
penguat (Dukungan Tokoh masyarakat, perilaku petugas kesehatan, dan tersamapaikan atau
tidaknya promosi kesehatan PHBS terhadap masyarakat tersebut) (Green, 2005) dalam
(Umaroh et al., 2016). Mubarak (2007) dalam (Umaroh et al., 2016) juga menjelaskan bahwa
pendidikan sebagai suatu proses dalam rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan perilaku pada diri nya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi kesehatan.
Sebaliknya jika seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi kesehatan dan nilai – nilai baru
yang diperkenalkan.

Selain pengetahuan, GERMAS juga merupakan suatu tindakan sistematis dan


terencana yang dilakukan secara bersama-sama dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan ini mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif - rehabilitatif. Mencuci
tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun yang lebih dikenal dengan Cuci
Tangan Pakai Sabun merupakan salah satu indikator PHBS (Anggraini, 2016) dalam
(Ambarwati & Prihastuti, 2019). Salah satu kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka
germas yaitu peningkatan PHBS dengan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
(Kemenkes, 2016) dalam (Prihanti et al., 2018) . Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang
sangat berkaitan dengan peningkatan kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat dan
lingkungannya. Itulah alasan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mulai dari
hal – hal yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. R., & Prihastuti. (2019). Gerakan masyarakat hidup sehat (germas) mencuci
tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebagai upaya untuk menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (phbs) sejak dini. Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 45–52. http://journal.lldikti9.id/CER/index

Erna, I., & Wahyuni. (2011). Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasem Wilayah
Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. Gaster : Jurnal Kesehatan, 8(2), 741–749.
http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/25

Prihanti, G. S., A., L. D., R, H., I., A. I., P., H. S., P., G. R., & F., S. (2018). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Tatanan Rumah
Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Poned X. Saintika Medika, 14(1), 7–14.
https://doi.org/10.22219/sm.vol14.smumm1.6644

Rehusisma, L. A., Indriwati, S. E., & Suarsini, E. (2017). Pengembangan Media


Pembelajaran Booklet Dan Video Sebagai Penguatan. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, Dan Pengembangan, 2001, 1238–1243.

Umaroh, A. K., Hanggara, H. Y., & Choiri, C. (2016). Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo Bulan Januari-
Maret 2015. Jurnal Kesehatan, 9(1), 25. https://doi.org/10.23917/jurkes.v9i1.3375

Anda mungkin juga menyukai