LAPORAN
LAPORAN
Oleh:
I Gusti Ngurah Darma Putra
1461221012
“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya lah, Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Keberhasilan usaha manusia tidak dapat dibuat sempurna tanpa bantuan orang
lain, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung.
Demikian juga halnya dalam kegiatan penulisan laporan kerja praktek ini,
melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Ir. Cok Agung Yujana, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Warmadewa.
2. A.A. Sagung Dewi Rahadiani, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja
praktek (KP)
3. Kepada pihak kontraktor PT. Megatama Karya yang telah memberi ijin
untuk melaksanakan kerja praktek dan membantu dalam hal data – data
pelaksanaan di lapangan pada Proyek Pembangunan Gedung K.P.P.
Pratama Badung Utar
4. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
kerja praktek ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, melalui kesempatan ini penulis mohon maaf.
Denpasar,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Gambaran Umum Proyek 2
1.2.1. Identitas Proyek 2
1.2.2. Ruang Lingkup Objek Kerja Praktek 4
1.3. Tujuan 4
1.4. Gambaran Hasil Proyek 4
ii
3.1.5. Pekerjaan Beton Pondasi Pile Cap 31
3.1.6. Pekerjaan Struktur 32
3.1.6.1. Pekerjaan Kolom Struktur 33
3.1.6.2. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 38
3.1.6.3. Pekerjaan Tangga 45
3.1.7. Pekerjaan Pemasangan Dinding Batu Bata 53
3.1.8. Pekerjaan Ring Balok dan Plat Atap 55
3.1.9. Pekerjaan Kap dan Penutup Atap 60
3.1.10. Pekerjaan Halaman 61
3.2. Keterlibatan Mahasiswa Kerja Praktek 62
BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan 91
5.2. Saran 92
DAFTAR PUSTAKA 93
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.26 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Ring Balok dan Pelat
Atap 60
Gambar 4.1 Contoh Pelat Lantai 66
Gambar 4.2 Rencana Penulangan Pelat Lantai 74
Gambar 4.3 Rencana Beton Pelat Lantai 75
Gambar 4.4 Besi Waremesh Lembaran 76
Gambar 4.5 Pasir dan Koral 77
Gambar 4.6 Semen Portland 77
Gambar 4.7 Bekisting Pelat Lantai 78
Gambar 4.8 Paku 78
Gambar 4.9 Steger Bambu 79
Gambar 4.10 Beton Decking 79
Gambar 4.11 Concreate Mixer 80
Gambar 4.12 Vibrator 81
Gambar 4.13 Gerinda 81
Gambar 4.14 Pemasangan Steger dan Bekisting Pelat Lantai 83
Gambar 4.15 Pemasangan Beton Decking 84
Gambar 4.16 Pemasangan dan Pemotongan Waremesh 84
Gambar 4.17 Pemasangan Tulangan S Pada Pelat Lantai 85
Gambar 4.18 Proses Slump Test 87
Gambar 4.19 Hasil Uji Slump Test 87
Gambar 4.20 Cetakan Silinder 88
Gambar 4.21 Proses Pengecoran Pelat Lantai 89
Gambar 4.22 Proses Pemampatan Beton dengan Concreate Vibrator 89
Gambar 4.23 Pembongkaran Bekisting Pelat Lantai 90
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Proyek Pembangunan Gedung
KPP Pratama Badung Utara 88
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lamiran 1 :
1. Surat Permohonan Izin Kerja Praktek dari Ketua Jurusan
2. Surat Balasan dari Pengelola Obyek Kerja Praktek
3. SK Pembimbing Kerja Praktek
4. Form Persetujuan Kerja Praktek dan Jadwal Kerja Praktek
5. Daftar Hadir dan Daftar Kegiatan Kerja Praktek
6. Kartu Bimbingan Kerja Praktek
Lamiran 2 :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
2. Rencana Anggaran Biaya
3. Gambar Kerja
4. Time Schedule
Lamiran 3 :
1. Dokumentasi Proyek
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat akan pentingnya hal tersebut, maka dari itu pemerintah Daerah
Badung melakukan pembangunan sarana fisik penunjang pelayanan pajak berupa
pembangunan gedung kantor pelayanan pajak. Salah satunya adalah
Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara, sebagai
bagian dari upaya meningkatkan pelayanan masyarakat kerkait dengan
perpajakan. Adanya keterbatasan sarana maupun prasarana yang tersedia
merupakan pertimbangan yang kuat untuk mewujudkan Pembangunan Gedung
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara yang mampu memenuhi secara
1
2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Badung Utara ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pajak bagi masyarakat Wajib
Pajak khususnya di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Badung Utara.
2. Menyediakan fasilitas dan kenyamanan bagi masyarakat yang hendak
membayar pajak dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara
yang dulu kapasitas dan fasilitasnya belum mampu melayani masyarakat
secara optimal.
ORGANISASI PROYEK
2.1.1. Organisasi
Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak
yang terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya
timbul bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah
ditetapkan bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing
orang mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan.
Untuk menjamin terlaksananya realisasi proyek dengan baik,
kelengkapan administrasi pihak-pihaak terkait juga merupakan hal mutlak yang
harus disiapkan. Berdasarkan pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat
hubungan yang sangat erat antara organisasi dan administrasi. Untuk
mengoptimalkan kerja suatu organisasi, perlu dipahami tentang prinsip-prinsip
organisasi diantaranya:
a. Adanya tujuan yang jelas.
b. Adanya pembagian kerja.
c. Pelimpahan wewenang.
d. Tingkat pengawasan.
e. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
f. Koordinasi yang baik.
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya
kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi dan
berfungsi untuk mempertemukan menjadi satu tujuan. Untuk mengoptimalkan
proses mengorganisir proyek maka dilakukan diferensiasi pekerjaan, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.
6
7
b. Mengelompokkan pekerjaan.
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.
d. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta melakukan
pekerjaan.
e. Menyusun mekanisme koordinasi.
Berdasarkan proses pengembangan organisasi, bentuk struktur organisasi
yang umumnya adalah:
telah sesuai dengan apa yang dikehendaki atau dengan kata lain
telah sesuai dengan ketentuan dalam rencana kerja.
Konsultan pengawas: Pengawasan terhadap bahan/material,
pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, pengawasan terhadap
mutu pelaksanaan, bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan proyek dan menjaga
syarat teknis perkerjaan.
a. Kontraktor : Pengawasan pihak kontraktor menitikberatkan pada
pencapaian mutu sesuai persyaratan teknis dengan penyelesaian
perkerjaan tepat waktu dengan biaya yang seekonomis mungkin.
Pengawasan oleh kontraktor diharapkan dapat memenuhi syarat
dalam kontrak dan berusaha menghindari denda keterlambatan.
12
Pemilik Konsultan
Proyek
Perencana
(Owner)
Pelaksana Konsultan
(Kontraktor) Pengawas
Keterangan:
: Hubungan Instruksi
: Hubungan Konsultasi
: Hubungan Koordinasi
Penjabaran ketiga hubungan kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1) Hubungan Konsultasi
a) Konsultan Perencana dan pemilik proyek bersama kontraktor dapat
mengadakan konsultasi mengenai masalah yang timbul dalam proyek.
b) Konsultan pengawas bersama kontraktor dapat mengadakan konsultasi
mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan.
2) Hubungan Instruksi
a) Instruksi pemilik proyek kepada konsultan pengawas untuk mengawasi
setiap tahapan pekerjaan di lapangan.
b) Instruksi pemilik proyek kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan
pekerjaan.
14
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi/dinas yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyiapkandana untuk
membiayai proyek pada pembangunan KPP Pratama Badung Utara.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum
yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk
melakukan perencanaan.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat
berupa badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli
dibidangnya masing-masing.
15
4. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang mengerjakan pekerjaan
menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan dasar imbalan menurut
jumlah tertentu atau tetap dengan resiko untung rugi. Secara hukum kontraktor
merupakan suatu profesi yang berbadan hukum baik perseorangan ataupun
berupa badan usaha yang bergerak dalam bidang industri konstruksi untuk
mencari keuntungan dan prestasi.
5. Pimpinan Proyek (Project Manager)
Manager Proyek adalah orang yang memimpin dan mengkoordinasi
pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana, waktu, mutu, K3L, dan system
pelaksanaan proyek untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.Ir.I Wayan
Suwindra selaku manager proyek adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada
organisasi di lapangan pada proyek pembangunan KPP Pratama Badung
Utara.
Tugas-tugas dari Pimpinan Proyek pada pelaksanaan pembangunan
keseluruhan diberikan dalam beberapa bagian :
a) Terselenggaannya kegiatan perencanaan proyek termasuk fasilitas –
fasilitas pendukung sesuai rencana.
b) Terselenggaraanya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang
berkaitan dengan penanganan proyek sampai dengan proses
penagihannya.
c) Tersedianya metode kerja bahan, alat, dan tenaga yang menjadi
tanggung jawabnya, sesuai jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan.
d) Terlaksananya pengendalian biaya, waktu, dan mutu pekerjaan.
6. Manager Lapangan (Site Manager)
Tugas-tugas dari Site Manager bertanggung jawab pada pelaksanaan
pembangunan keseluruhan baik biaya, waktu dan mutu, dapat diberikan dalam
beberapa bagian :
a. Tugas Perencanaan, antara lain:
16
8. Administrasi
Tugas administrasi proyek antara lain:
a. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
b. Membantu project manajer terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancer.
c. Membuat laporan mingguan dan bulanan terkait aktivitas pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan setiap harinya.
d. Mencatat aktivitas proyek terkait dengan kendaraan, peralatan, dan
seterusnya.
e. Membuat dan meverifikasi terkait data-data perpajakan yang akan dibayar.
f. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan supplier
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9. Drafter(Juru Gambar)
Tugas drafter adalah:
a. Membuat gambar pelaksanaan/softdrawing
b. Menyusun gambar perencanaan sesuai dengan hasil dilapangan
c. Konsultasi dengan team desain lainnya
d. Mengadakan review dan diskusi
e. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan
f. Menjelaskan kepada pelaksana atau surveyor terkait dengan detail-
detai gambar yang belum bias dipahami
g. Membuat gambar ahli pekerjaan/asbuild drawing
Tanggung jawabdrafter adalah:
a. Menyusun rencana kerja pembuatan gambar kerja dilapangan
b. Bertanggung jawab atas segala desain gambar yang telah dibuat
c. Bertanggung jawab atas hasil perencanaan pada bidangnya
10. Konsultan QS (Quantity Surveyor)
Konsultan QS ini ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai orang atau badan yang
mengatur biaya, waktu, kontrak untuk pekerjaan dalam proyek serta serta
19
12. Surveyor
Tugas surveyor atau pelaksana pengukuran adalah mengadakan
pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat theodolit maupun
waterpass untuk menentukan as-as bangunan proyek yang akan dikerjakan.
Tugas surveyor antara lain:
a. Membuat rencana dan mengusulkan kepada Site Manager mengenai
kebutuhan alat – alat ukur (Theodolit, Auto level, dan Aksesorisnya)
sesuai dengan besarnya areal dan schedule master kerja;
b. Memastikan pengadaan alat – alat ukur yang telah disetujui Site Manager
perihal jumlah, jenis, dan kelayakan pakai;
c. Memastikan bahwa hasil survei di lapangan sesuai dengan persyaratan
teknis yang ditentukan;
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager, bila
terjadi ketidak sesuaikan gambar dengan keadaan di lapangan.
13. Ahli Mekanikal
Ahli Mekanikal memilik tanggung jawab yaitu menyusun rencana kerja
perencanaan mekanikal dalam pelaksanaan, membuat rencana kebutuhan
material, tenaga dan peralatan terkait pelaksanaan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan perhari,serta melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan
mekanikal dengan gambar rencana.Tugas-tugas ahli mekanikal antara lain:
a. Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan.
b. Menyusun kriteria teknis yang dibutuhkan.
c. Merancang sistem mekanikal sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi teknis yang ditentukan.
d. Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan hasil
rancangan yang lelah dibuat.
e. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan sistem mekanikal
sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.
f. Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi sistem mekanikal
mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan.
g. Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal.
21
2.3.1. Lelang/Tender
1. Pelelangan Umum
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Dari 10 peserta yang diundang
minimal 7 kontraktor yang ikut pelelangan dan minimal 5 kontaktor yang
mengajukan penawaran. Dari kelima kontaktor yang mengajukan penawaran
hanya dipilih 3 kontraktor yang harus memenuhi syarat-syarat yang telah di
tetapkan
3. Seleksi Sederhana
Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi
untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
4. Penunjukan Langsung
Dalam hal ini pemilihan peyediaan barang atau jasa dapat dilakukan
dengan cara penunjukan langsung terhadap satu peyedia barang atau jasa
dengan cara melakukan negosiasi baik secara teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. Pada sistem ini
owner (pemilik) barang atau jasa dapat menunjuk langsung kontraktor yang
dapat di percaya untuk melaksanakan pekerjaannya.
5. Sayembara
Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang
memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.
6. E-Tendering
24
SKP = KP – P
KP = Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
a. Untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket(KP) ditentukan
sebanyak lima paket pekerjaan; dan
b. Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak enamatau satu koma dua N.
P = Jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
i. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedangdihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedangdalam menjalani sanksi pidana, yangdibuktikan
dengan surat pernyataan yangditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
j. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir;
k. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak;
l. Memiliki tenaga ahli, tenaga teknis/terampil, dan memiliki kemampuan
untuk menyediakan perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan;
m. Usaha non kecil/menengah memiliki pengalaman pada subbidang
pelaksana konstruksi/arsitektur dengan kemampuan dasar
Rp. 6.260.814.000,00;
n. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman; dan
o. Menandatangani Pakta Integritas.
26
5. Evaluasi Penawaran
PPK melakukan evaluasi penawaran terhadap enam peserta yang telah
mengajukan penawaran.Tim pelaksana dan pengawas melakukan evaluasi
penawaran pada tanggal 17 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017.
8. Masa Sanggah
Masa sanggah dilaksanakan secara online melalui website
www.lpse.kemenkeu.go.id mulai dari tanggal 24 Maret 2017 sampai dengan
28 Maret 2017. Selama masa sanggah, tidak ada pengajuan sanggahan dari
calon pemenang II (kedua).
yang dilaksanakan secara online melalui website LPSE, pada tanggal 10 Maret
2017. Selanjutnya pemasukan dan pembukaan penawaran dilakukan dari tanggal
11 Maret 2017 sampai 16 Maret 2017.Peserta yang memasukan penawaran
sebanyak 6 peserta. Setelah pembukaan penawaran, dilakukan evaluasi penawaran
pada tanggal 17 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017. Berdasarkan pada hasil
evaluasi maka ditetapkan dua calon pemenang yaitu:
a. Calon pemenang I (pertama), PT. Megatama Karya dengan harga penawaran
sebesar Rp. 4.979.066.000
b. Calon pemenang II (kedua), PT. Karya Ananda dengan harga penawaran
sebesar Rp. 5.677.740.000
Selanjutnya pihak owner melakukan pembuktian kualifikasi keaslian
dokumen untuk menetapkan pemenang pelelangan pada tanggal 23 Maret 2017.
Hasil pembuktian kualifikasi adalah sebagai berikut:
1. PT. Megatama Karya, pembuktian kualifikasi dinyatakan lulus
2. PT. Karya Ananda, pembuktian kualifikasi dinyatakan tidak lulus dengan
keterangan tidak menunjukan surat keterangan referensi kinerja asli saat
pembuktian kualifikasi.
Berdasarkan atas hasil pembuktian kualifikasi, maka PT. Megatama
Karya ditetapkan sebagai pemenang “Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Badung Utara”. Setelah pengumuman pemenang dilakukan
masa sanggah mulai dari tanggal 24 Maret 2017 sampai 28 Maret 2017. Selama
masa sanggah, tidak ada pengajuan sanggahan dari calon pemenang II
(kedua).Setelah masa sanggah selesai, dikeluarkan surat penunjukan penyedia
barang/jasa pada tanggal 31 Maret 2017 dan kemudian dilanjukan dengan
penanda tanganan kontrak beserta surat perintah mulai kerja (SPMK) pada
tanggal 26 April 2017 sebagai tanda dimulainya pekerjaan pembangunan
selama 210 hari kalender.
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN
29
30
B. Pekerjaan Bekisting
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan
bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan
dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.
C. Pekerjaan Pembesian
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk
dari Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah
BJTD 40 >Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.
D. Pekerjaan Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus
mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan
pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini
akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang
akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-
250
B. Pekerjaan Bekisting
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan
bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan
dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.
C. Pekerjaan Pembesian
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk
dari Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah
BJTD 40 >Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.
D. Pekerjaan Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus
mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan
pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini
akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang
akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-
250
f. Kawat bendrat
2. Alat yang digunakan
a. Scafolding
b. U – Head
c. Jack Base
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Waterpas
h. Bar Bander
i. Bar Cutter
3. Langkah kerja dilapangan
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan scafolding
untuk menyangga bekisting balok.
b. Jarak pemasangan scafolding ditentukan sesuai dengan gambar
rencana.
c. Setelah scafolding semua terangkai,pasang balok kayu 60x120 mm
kearah memanjang yang bertumpu pada u-head.
d. Cek kedataran posisi balok kayu dan ketinggiannya sesuai dengan
gambar rencana (elevasi bekisting balok), setelah itu pemasangan
tulangan untuk balok sudah bisa dilaksanakan.
e. Kebutuhan besi pokok dan jumlah sengkang sebelumya sudah
dibuat dipabrikasi besi yang disesuaikan dengan gambar rencana.
f. Besi yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi besi
ketempat balok yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh
mandor besi.
g. Perakitan pembesian balok langsung diatas bodeman balok, dimulai
dari penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan
sengkang.
h. Jarak pemasangan sengkang disesuaikan dengan gambar rencana.
40
h. Bar Bander
i. Bar CutterI
3. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah pemasangan skur-skur untuk balok selesai, dilanjutkan
dengan pemasangan scafolding untuktempat tumpuan kayu.
b. Kayu yang diletakkan diatas tumpuan U-Headjugadipaku pada
bekisting balok.
c. Diatas balok kayu diletakkan usuk unntuk tempat playwood.
d. Selanjutnya playwood dipasang diatas usuk tersebut.
e. Pengecekan elevasi menggunakan waterpas untuk mendapatkan
elevasi bekesting sesuai yang direncanakan.
f. Setelah pemasangan dinding balok, multyplex untuk plat sudah
selesai maka pembesian bisa dilaksanakan.
g. Pembesian plat dilaksanakan langsung diatas beketing plat dengan
mengatur jarak besi sesuai gambar rencana.
h. Selanjtnya secara menyilang diikat menggunkan kawat
i. Letakan beton deking dibawah tulangan plat untuk selimut beton.
dilakukan ditempat lain dengan metode fabrikasi. Setelah itu pasang bekisting
tangga dan pengecekan bekisting tangga. Kemudian dilakukan pemasangan dan
perakitan tulangan. Setelah pekerjaan ini dilakukan, cek kembali bekisting tangga
dan tangga siap dicor dan dibongkar. Pada pekerjaan tangga meliputi pekerjaan
pembesian tangga, pekerjaan pemasangan bekisting tangga, pekerjaan pengecoran
tangga, dan pekerjaan pembongkaran bekisting tangga.
d. Paku
3. Langkah kerja dilapangan :
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Tentukan ukuran dan tinggi bordes tangga sesuai dengan shop
drawing.
c. Pasang scaffolding di area bordes yang akan dibuatkan bekisting
dengan memperhatikan ukuran tinggi bordes.
d. Pasang balok kayu yang menumpu pada scaffolding dilanjutkan
dengan pemasangan plywood.
e. Tentukan jarak anak tangga pertama dari tepi kolom.
f. Tarik benang dari ujung anak tangga pertama sampai dengan tinggi
bordes, sehingga kemiringan tangga bisa didapat.
g. Pasang perancah dan plywood untuk bekisting pelat tangga yang
miring.
h. Setelah bekisting pelat tangga sudah jadi, dilanjutkan dengan marking
anak tangga pada dinding bekisting tangga.
i. Sebelum dilaksanakan markingan anak tangga, bodeman bordes dicek
dengan menggunakan waterpass, jika bodeman kurang rata, u-head
scaffolding bisa dikencangkan/dikendorkan.
j. Waktu melaksanakan marking tangga tinggi dan lebar disesuaikan
dengan shop drawing.
k. Dilanjutkan dengan pembuatan bekisting untuk dinding tangga yang
tingginya sama dengan tinggi optrade tangga (tinggi anak tangga)
yang direncanakan.
l. Pemasangan bekisting dinding untuk optrade tangga dipasang setelah
pembesian tangga selesai.
48
c. Siku-siku
d. Benang nilon
e. Benang sipat
2. Bahan yang digunakan
a. Bata Merah
b. Semen ”BOSOWA”
3. Tahap- tahap pengerjaan
a. Pertama dilakukan persiapan dengan membersihkan area yang akan
dipasang dinding bata merah.
b. Membuat marking jalur jalur dinding di kedua sisi menggunakan
benang yang sudah diberi warna agar membekas dilantai kerja dan
tidak lupa pada area tertentu jika terdapat kolom praktis atau
openingan untuk pintu jendela diberi tanda agar tidak dipasang bata
secara menyeluruh.
c. Pasangan batu bata merah memiliki ketebalan 10cm, panjang 20cm,
tinggi 5cm dan plesteran 2,5cm di kedua sisi sehingga total tebal
dinding adalah 15cm.
d. Sebelum bata merah digunakan bata merah tersebut dicelupkan pada
ember yang berisi air untuk mengurangi gelembung udara yang ada
dirongga bata merah hal itu dilakukan untuk mengurangi penyerapan
air.
e. Memasang bata merah pada jalur marking dan pada saat pemasangan
dilakukan secara horizontal lapis demi lapis hingga mencapai tinggi
1m dengan menggunakan adukan 1pc:5ps, untuk mengecek tegak
lurus dinding terhadap lantai menggunakan waterpass yang
ditempelkan pada muka bata.
f. Pada saat pelaksanaannya campuran adukan semen dituangkan secara
merata ke permukaan bata merah.
g. Kemudian bata merah disusun diatas campuran mortar tersebut lapis
demi lapis sambil diperiksa terus kerataan pasangannya. Kemudian
55
suri. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu paku, plywood, balok 4/6 cm, besi
D22 untuk tulangan lentur dan besi D10 untuk tulangan geser. Langkah kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan bodeman untuk
menentukan elevasi ring balok.
b. Pasang suri-suri dibawah bodeman untuk menyangga bekisting ring
balok.
c. Dilanjutkan pemasangan tembereng dipasang pada kanan dan kiri
bodeman, setelah itu pemasangan sekor sudah bisa dilaksanakan.
d. Setelah itu pemasangan scaffolding untuk menyangga bekisting pelat
atap.
e. Setelah scafolding terangkai,pasang balok kayu 6/12 cm kearah
memanjang yang bertumpu pada u-head lalu pasang plywood diatas
balok kayu.
f. Cek kedataran posisi bekisting pelat atap dan ketinggiannya sesuai dengan
elevasi pada gambar rencana.
g. Tulangan ring balok sudah bisa dirakit, kebutuhan besi pokok dan jumlah
sengkang sebelumya sudah dibuat dipabrikasi besi yang disesuaikan
dengan gambar rencana.
h. Besi yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi besi ketempat
ring balok yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh mandor besi.
i. Perakitan tulanganring balok langsung diatas bodeman ring balok, dimulai
dari penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan
sengkang dan langsung diikat dengan kawat bendrat.
j. Beton decking dipasang dibagian bagian kanan, kiri dan bawah tulangan
balok, sebagai selimut beton.
k. Perakitan tulanganring balok selesai, dilanjutkan dengan pembesian pelat
atap.
l. Kebutuhan wiremesh sebelumya sudah dibuat dipabrikasi besi yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
m. Wiremesh yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi ketempat
pelat yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh mandor besi.
n. Wiremesh sudah bisa di pasang, dimulai dari pemasangan beton decking
pada sisi bawah wiremesh lapis satu dan pasang wiremesh pada bekisting
pelat.
Gambar 3.26 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Ring Balok dan Plat Atap
Sumber: Foto Lapangan, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara (2017)
dari bahan Rangka atap baja ringan agar memakai yang produk baik,
produksi lokasi lokal dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian
Bahan Industri.Yang dilengkapi dengan baut dan alat penyambung
dengan ukuran dan dipasang sesuai gambar. Berukuran homogen
dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, tidak cacat-
cacat,karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat. Semua
permukaan baja profile baik yang utuh maupunyang dilobangi harus
ditutup dengan cat anti karat sebelum pemasangan usuk dan reng,
menghindari karat.
2. Penutup Atap
Penutup atap menggunakan genteng kodok good year. Dengan
bubungan menggunakan genteng kodok good year yang dilengkapi
dengan ikut celedu dan murdha paras. Pemasangan harus sesuai
dengan gambar rencana. Untuk list plank menggunakan list plank
kayu kamper dengan ukuran sesuai gambar.
3. Hasil Akhir
Hasil pekerjaan rangka atap dan penutup atap harus terpasang
dengan kokoh dan terpasang sesuai dengan gambar.
2. Kwalitas bahan
a. Paving Blok dengan kualitas K. 225.
62
3. Cara pemasangan
a. Pemborong wajib untuk menunjukkan contoh-contoh untuk
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
b. Areal yang akan di perkeras dengan paving, sebelumnya harus
diratakan kemudian dipadatkan hingga mendapatkan kepadatan yang
optimal.
c. Dilanjutkan dengan penghamparan pasir urug diikuti dengan
penyiraman kemudian diratakan sesuai dengan peil yang diinginkan.
d. Sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Direksi
berupa Work Request (lembar kerja). Pasangan untuk Paving harus
menghasilkan bidang-bidang yang betul rata bebas dari retak /goyah
dan nat-nat yang lurus.
1. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek, tentang hal-hal yang tidak dapat diamati
secara langsung di lapangan.
2. Pengamatan langsung di lapangan
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati hasil pekerjaan di
lapangan apakah telah sesuai dengan gambar rencana atau tidak, juga
agar dapat memahami cara kerja tukang-tukang, pengawas lapangan
maupun pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang pelaksanaan pekerjaan.
BAB IV
Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada diatas tanah secara
langsung. Artinya pelat lantai merupakan lantai yang terletak ditingkat dua,
tingkat tiga, tingkat empat dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini
dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom – kolom bangunan,
pembuatan struktur pelat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan pelat
lantai.
64
65
Pembangunan pelat kayu semen dimulai denga memasang kayu bingkrai 5/7 den
berjarak 40 cm. berikutnya susunan kayu tersebut dipasangi ring balok
diatasnya, lalu dicor menggunakan beton. Terakhir lembaran – lembaran kayu
semen ini dipasang secara berjejeran dan rapat diatas beton, kemudian
ditancapkan baut agar terpasang sempurna.
Saat ini banyak berkembang metode – metode yang dapat digunakan untuk
membuat pelat lantai yang berkualitas bagus dalam waktu singkat. Seperti kita
tahu, metode konvensional dilakukan dengan mengerjakan seluruh
pembangunan pelat lantai dilapangan. Biarpun mutu struktur bias terkontrol,
67
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
theodolithe.
68
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus
sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan
teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan
dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan
dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang
sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting
yang sudah jadi.
A. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
a) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
b) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base
jack atau U-head jack nya.
c) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7)
dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai
alas balok.
d) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku
yang dipasang di atas suri-suri.
69
B. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
a) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk
pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat
dengan mengatur base jack dan U-head jack nya
b) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
c) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding
untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang
serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
kebocoran pada saat pengecoran
d) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
C. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
D. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
a) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan
dipasang.
b) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
70
c) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping
balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan
pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun
ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan
sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.
E. Pembesian pelat
a) Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian
pelat, antara lain :
b) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah
siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang
diatas bekisting pelat.
c) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian
pasang tulangan ukuran tulangan D10-200.
d) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
e) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas
pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan
bawah pelat.
F. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok
adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
71
G. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.
c) Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
PT. ADHIMIX PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang
berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
d) Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk
membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya.
Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil
sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
e) Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
f) Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung,
diambil Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu
bucket diangkut dengan TC
g) Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket
membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area
pengecoran.
h) Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok
terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual
lalu check level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat
kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara
pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
i) Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang
panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
j) Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang
telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
C. Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada
pelat 122cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 122cm (10 cm s/d 14 cm).
73
4) Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran
sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.
5) Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
74
Dalam hal pekerjaan pelat lantai beton ada berbagai sumber daya material
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Besi Wiremesh
Besi wiremesh yang digunakan adalah besi wiremesh lembaran dengan
ukuran 2,1 meter x 5,4 meter dengan ukuran diameter besi M8, dan luas
kotak setiap wiremesh 15x15 cm
76
3. Semen
Semen yang digunakan adalah semen bosowa dengan kualitas yang baik
akan menentukan kualitas dari beton yang akan dibuat denga mutu beton
K250 (SNI DT-91-0008-2007). Untuk itu semen dipilih yang memiliki
kualitas utama dan juga ditempatkan ditempat yang baik agar terjaga
kualitasnya.
77
4. Bekisting
Bekisting yang terdiri dari triplek kayu dengan ukuran 9 mm dan usuk
kayu, bekisting pelat dikerjakan dengan tenaga yang professional agar
kualitas bekisting kuat dan juga hasil yang dapat dicapai dapat maksimal.
Sebelum pengecoran dilaksanakan bekisting dicek terlebih dahulu.
5. Paku
Paku yang digunakan untuk pembuatan bekisting pelat lantai. Peggunaan
paku di lapangan untuk pemasangan bekisting menggunakan jenis paku
biasa dengan varian panjag 2cm sampai 10cm.
78
6. Steger Bambu
Steger bambu digunakan karena lebih murah dan menghemat
pengeluaran biaya.
7. Beton Deking
Beton deking atau beton tahu yang digunakan untuk memberi jarak antar
tulangan dan bekisting yang akan dipasang.
79
2. Vibrator
Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga –
rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat.Vibrator digunakan saat
pengecoran berlangsung. Vibrator ini berfungsi sebagai alat pemadatan beton saat
pengecoran dilakukan, dengan menggunakan vibrator beton tersebut diharapkan
rongga udara pada saat pengecoran dapat dihilangkan.
3. Gerinda
Gerinda digunakan untuk memotong wiremesh atau besi
b. Pada seteger bambu dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah
balok dan diatas girder dipasang suri – suri dengan arah melintang.
c. Kemudian pasang plywood sebagai atas pelat. Pasang juga dinding untuk
tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat
mungkin , sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
terjadinya kebocoran saat proses pengecoran.
d. Setelah semua bekisting pelat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam proses pembongkaran bekisting dan bekisting masih
dalam kondisi layak pakai dalam pekerjaan berikutnya.
3. Pemasangan Wiremesh
Tahapan pemasangan wiremesh adalah sebagai berikut :
a. Pembesian pelat lantai dilakukan langsung diatas bekisting pelat yang sudah
siap. Besi wiremesh diangkat menggunakan katrol dan dipasang diatas
bekisting pelat.
b. Dilakukan cutting list dengan gerinda pada wiremesh sesuai shop drawing
dilokasi yang ditentukan.
c. Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat bendrat.
4. Pemasangan tulangan S
Tulangas S adalah tulangan yang dimana berada di posisi tengah-tengah
antara wiremesh bawah dan wiremesh atas. Tujuan diberikan tulangan S ini
agar wiremesh yang di bawah dan di atas tidak saling bersentuhan (agar bias
membuat ketebalan plat sesuai gambar rencana).
Jika nilai slump sudah sesuai dengan yang direncanakan/ memenuhi syarat
yang ditentukan selanjutnya siapkan beton untuk cetakan silinder, untuk
pengetesan kuat tekan beton nantinya danpengecoran bisa dilaksanakan.
Sumber: PT. Megatama Karya, Proyek Pembangunan KPP Pratama Badung Utara
(2017)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di lapangan maupun dokumen-dokumen yang
terkait dengan proyek ini, dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara
berlokasi di Jl. Ahmad Yani No 100, Denpasar, Bali. Angggaran proyek
4.979.066.000,00 (Empat Milyar Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan
juta enam puluh enam ribu rupiah) dengan menggunakan system kontrak
Harga Satuan (Unit Price Contract). Jangka waktu pelaksanaan
pembangunan tersebut ditetapkan selama 210 ( Dua ratus sepuluh) hari
kalender.
2. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek pembangunan KPP
Pratama Badung Utara adalah Frista Eka Purwana sebegai pejabat
pembuat komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama KPP Pratama
Badung Utara, PT. Megatama Karya sebagai kontraktor pelaksana, CV.
Tri Maya sebagai konsultan perencana dan CV. Uditi Plan sebagai
konsultan pengawas
3. Pada proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan terjadi beberapa kendala,
yaitu jebolnya bekisting pada plat atap pada saat proses pengecoran,
membuat keterlambatan waktu saat pengecoran dan saat enaga kerja
bekerja kurangnya kesadaran tenaga kerja lapangan akan pentingnya
menggunakan Alat pelindung Diri (APD) saat bekerja.
4. Pada Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung
Utara, Tinjau khusus metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat
lantai untuk mengetahui proses dan ketentuan apa saja yang harus
dilengkapi saat proses pelaksanaan pengecoran.
5. Hasil dari Uji Kuat Tekan Beton (K250) dengan menggunakan 3 benda
uji kubus untuk estimasi 28 hari yaitu 302 Kg/cm2, 288 Kg/cm2 ,dan
89
90
306 Kg/cm2. Jadi hasil uji kuat tekan beton pada Proyek Pembangunan
Kantor pelayanan Pajak Pratama Badung Utara memenuhi syarat.
5.2. Saran
Berkaitan dengan adanya permasalahan yang dijumpai pada saat
melaksanakan kerja praktek, maka ada beberapa hal yang dapat disampaikan
untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan baru yaitu:
91