Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


PELAYANAAN PAJAK PRATAMA BADUNG UTARA

Oleh:
I Gusti Ngurah Darma Putra
1461221012

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya lah, Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Keberhasilan usaha manusia tidak dapat dibuat sempurna tanpa bantuan orang
lain, baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung.
Demikian juga halnya dalam kegiatan penulisan laporan kerja praktek ini,
melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Ir. Cok Agung Yujana, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Warmadewa.
2. A.A. Sagung Dewi Rahadiani, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kerja
praktek (KP)
3. Kepada pihak kontraktor PT. Megatama Karya yang telah memberi ijin
untuk melaksanakan kerja praktek dan membantu dalam hal data – data
pelaksanaan di lapangan pada Proyek Pembangunan Gedung K.P.P.
Pratama Badung Utar
4. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
kerja praktek ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, melalui kesempatan ini penulis mohon maaf.

“Om Santhi Santhi Santhi Om”

Denpasar,
Penulis

I Gusti Ngurah Darma Putra


12612210112

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Gambaran Umum Proyek 2
1.2.1. Identitas Proyek 2
1.2.2. Ruang Lingkup Objek Kerja Praktek 4
1.3. Tujuan 4
1.4. Gambaran Hasil Proyek 4

BAB II ORGANISASI PROYEK


2.1. Struktur Organisasi Proyek 6
2.1.1. Organisasi 6
2.1.2. Manajemen Organisasi 7
2.2. Hubungan Kerja Organisasi Proyek 12
2.2.1. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Masing-masing Personil 14
2.3. Proses Pelelangan 23
2.3.1. Lelang / Tender 23
2.3.2. Proses Pelelangan 24

BAB III LINGKUP PEKERJAAN


3.1. Lingkup Proyek 29
3.1.1. Pekerjaan Pendahuluan 29
3.1.2. Pekerjaan Pengukuran 29
3.1.3. Pekerjaan Pondasi, Tanah dan Pasir 30
3.1.4. Pekerjaan Pondasi Bored Pile 30

ii
3.1.5. Pekerjaan Beton Pondasi Pile Cap 31
3.1.6. Pekerjaan Struktur 32
3.1.6.1. Pekerjaan Kolom Struktur 33
3.1.6.2. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 38
3.1.6.3. Pekerjaan Tangga 45
3.1.7. Pekerjaan Pemasangan Dinding Batu Bata 53
3.1.8. Pekerjaan Ring Balok dan Plat Atap 55
3.1.9. Pekerjaan Kap dan Penutup Atap 60
3.1.10. Pekerjaan Halaman 61
3.2. Keterlibatan Mahasiswa Kerja Praktek 62

BAB IV KEGIATAN PROYEK / TINJAUAN KHUSUS


4.1. Tinjauan Pelaksanaan Kerja Praktek / KP 64
4.2. Kajian Teknis Teoritis (Tinjauan Khusus) 64
4.2.1. Jenis-jenis Plat Lantai 65
4.2.2. Fungsi Plat Lantai 66
4.2.3. Metode Pembuatan Plat Lantai 66
4.2.4. Proses Pembuatan Plat Lantai 67
4.3. Evaluasi Pelaksanaan Terhadap Kajian Pustaka 74
4.3.1. Pembuatan Plat Plantai 74
4.3.2. Gambar Rencana Plat Lantai 74
4.3.3. Kebutuhan Sumber Daya Material 76
4.3.4. Kebutuhan Sumber Daya Alat 80
4.3.5. Kebutuhan Sumber Daya Manusia 82
4.3.6. Tahap Pembuatan Plat Lantai 82

BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan 91
5.2. Saran 92

DAFTAR PUSTAKA 93

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek 3


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek 7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Lapangan Proyek KPP Pratama Badung
Utara 12
Gambar 2.3 Skema Hubungan Organisasi 13
Gambar 3.1 Pemasangan Tulangan Kolom 34
Gambar 3.2 Bar Bender 34
Gambar 3.3 Bar Cutter 35
Gambar 3.4 Pekerjaan Bekisting Kolom 36
Gambar 3.5 Proses Pengecoran Kolom Pada Lantai 2 37
Gambar 3.6 Pembongkaran Bekisting Kolom 38
Gambar 3.7 Pemasangan Bekisting Kolom dan Pelat 40
Gambar 3.8 Pekerjaan Tulangan Balok 40
Gambar 3.9 Scaffolding dan Steger Bambu yang telah dipasang 41
Gambar 3.10 Pemasangan Bekisting Pelat Lantai 42
Gambar 3.11 Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai 43
Gambar 3.12 Proses Pengecoran Balok dan Pelat Lantai 44
Gambar 3.13 Proses Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat 45
Gambar 3.14 Pemasangan Bekisting Tangga 48
Gambar 3.15 Pembesian Tangga 49
Gambar 3.16 Pemasangan Beton Decking Tangga 50
Gambar 3.17 Pengujian Slump Capuran Beton Tangga 51
Gambar 3.18 Pekerjaan Pengecoran Tangga 51
Gambar 3.19 Proses Perataan Campuran Beton Tangga 52
Gambar 3.20 Tes Uji Kuat Tekan Beton Tangga 52
Gambar 3.21 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga 53
Gambar 3.22 Pemasangan Dinding Batu Bata Merah 55
Gambar 3.23 Pekerjaan Pembesian dan Pemasangan Bekisting Ring Balok 56
Gambar 3.24 Pekerjaan Perakitan Waremesh Pelat Atap 57
Gambar 3.25 Proses Pengecoran Ring Balok dan Pelat Atap 59

iv
Gambar 3.26 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Ring Balok dan Pelat
Atap 60
Gambar 4.1 Contoh Pelat Lantai 66
Gambar 4.2 Rencana Penulangan Pelat Lantai 74
Gambar 4.3 Rencana Beton Pelat Lantai 75
Gambar 4.4 Besi Waremesh Lembaran 76
Gambar 4.5 Pasir dan Koral 77
Gambar 4.6 Semen Portland 77
Gambar 4.7 Bekisting Pelat Lantai 78
Gambar 4.8 Paku 78
Gambar 4.9 Steger Bambu 79
Gambar 4.10 Beton Decking 79
Gambar 4.11 Concreate Mixer 80
Gambar 4.12 Vibrator 81
Gambar 4.13 Gerinda 81
Gambar 4.14 Pemasangan Steger dan Bekisting Pelat Lantai 83
Gambar 4.15 Pemasangan Beton Decking 84
Gambar 4.16 Pemasangan dan Pemotongan Waremesh 84
Gambar 4.17 Pemasangan Tulangan S Pada Pelat Lantai 85
Gambar 4.18 Proses Slump Test 87
Gambar 4.19 Hasil Uji Slump Test 87
Gambar 4.20 Cetakan Silinder 88
Gambar 4.21 Proses Pengecoran Pelat Lantai 89
Gambar 4.22 Proses Pemampatan Beton dengan Concreate Vibrator 89
Gambar 4.23 Pembongkaran Bekisting Pelat Lantai 90

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Proyek Pembangunan Gedung
KPP Pratama Badung Utara 88

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lamiran 1 :
1. Surat Permohonan Izin Kerja Praktek dari Ketua Jurusan
2. Surat Balasan dari Pengelola Obyek Kerja Praktek
3. SK Pembimbing Kerja Praktek
4. Form Persetujuan Kerja Praktek dan Jadwal Kerja Praktek
5. Daftar Hadir dan Daftar Kegiatan Kerja Praktek
6. Kartu Bimbingan Kerja Praktek

Lamiran 2 :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
2. Rencana Anggaran Biaya
3. Gambar Kerja
4. Time Schedule

Lamiran 3 :
1. Dokumentasi Proyek

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mengadakan


pembangunan secara terus menerus, yang bertujuan untuk mensejahterakan
rakyat. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
Untuk mewujudkan pembangunan tersebut, maka perlu diadakannya penggalian
dana yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak. Pajak merupakan salah satu
sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas
anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan
pembangunan maupun pembiayaan rutin.

Pembayaran pajak merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan


oleh penduduk di Indonesia. Pembayaran pajak ini dilakukan secara rutin setiap
bulannya. Salah satu kiat pemerintah untuk merealisasikan kegiatan pembayaran
pajak ini adalah dengan membangun fasilitas - fasilitas pendukung. Salah satu
contohnya adalah gedung kantor pelayanan pajak. Kantor Pelayanan Pajak
merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan
menyelenggarakan urusan perpajakan, karena iuran pajak dapat digunakan untuk
pembangunan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Melihat akan pentingnya hal tersebut, maka dari itu pemerintah Daerah
Badung melakukan pembangunan sarana fisik penunjang pelayanan pajak berupa
pembangunan gedung kantor pelayanan pajak. Salah satunya adalah
Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara, sebagai
bagian dari upaya meningkatkan pelayanan masyarakat kerkait dengan
perpajakan. Adanya keterbatasan sarana maupun prasarana yang tersedia
merupakan pertimbangan yang kuat untuk mewujudkan Pembangunan Gedung
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara yang mampu memenuhi secara

1
2

optimal fungsi dan pemanfaatannya, tugas-tugasnya, dan berkonstribusi positif


bagi peningkatan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara adalah salah


satu proyek pembangunan fasilitas umum yang ada di Kota Denpasar akan tetapi
dikelola oleh Kabupaten Badung. Perencanaan hingga proses realisasi proyek
Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara ini dilakukan
dengan sangat cermat dengan memperhatikan kenyamanan saat pembangunan
hingga operasionalnya. Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung
Utara ini dilakukan pada pusat kota sehingga memerlukan manajemen yang baik
agar tidak mengganggu kenyamanan sekitas pada saat pembangunan berlangsung.
Dengan pertimbangan tersebut proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Badung Utara sangat ideal untuk dijadikan lokasi untuk melakukan Kerja
Praktek untuk mendapatkan pengetahuan mengenai perencanaan struktur
bangunan public, perencanaan penataan fungsi ruangan, hingga manajemen saat
proses pembangunan hingga operasional proyek tersebut.

1.2. Gambaran Umum Proyek


1.2.1. Identitas Proyek
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proyek yang
menjadi sasaran dalam penyajian laporan kerja praktek ini, maka perlu
menyajikan secara singkat mengenai data-data secara umum dari proyek
tersebut:

a. Nama Proyek : Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak


Pratama Badung Utara
b. Lokasi Proyek : Jl. Ahmad Yani No. 100, Denpasar, Bali
3

Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek


Sumber: Dokumen Perencana (2017)

c. Pemilik Proyek : KPP Pratama Badung Utara


d. Perencana Proyek : CV. TRI MAYA
e. Pengawas Proyek : CV. UDITI PLAN
f. Pelaksana Proyek : PT. MEGATAMA KARYA
g. Biaya Pelaksanaan : Rp. 4.979.066.000,00 (Empat milyar Sembilan
ratus tujuh puluh sembilan juta enam puluh
enam ribu rupiah)
h. Sumber Dana : Pembiayaan bersumber pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten Badung
tahun anggaran 2017.
i. Sistem Konstruksi : Portal beton bertulang, pondasi bored pile dan
konstuksi atap baja ringan.
j. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan pembangunan
tersebut ditetapkan selama 210 (Dua ratus
sepuluh) hari kalender terhitung sejak 30 Mei
2017 sampai dengan 25 Desember 2017.
4

k. Syarat Pekerjaan : Sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-


syarat, berita acara penjelasan dan kontrak.
l. Luas Area Lantai 1 : 24,4 m × 18 m
m. Luas Area Lantai 2 dan 3 : 24,4 m × 13 m

1.2.2. Ruang Lingkup Objek Kerja Praktek


Mengingat singkatnya waktu kerja praktek dibandingkan dengan
waktu pelaksanaan proyekmaka untuk mengetahui secara keseluruhan tidaklah
memungkinkan, sehingga hal yang diamati selama kerja praktek yaitu:
1. Pekerjaan pemasangan tulangan untuk pelat lantai, balok,
kolom,ring balok dan tangga
2. Pekerjaan pengecoran balok, pelat lantai, ring balok, tangga dan

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Badung Utara ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pajak bagi masyarakat Wajib
Pajak khususnya di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Badung Utara.
2. Menyediakan fasilitas dan kenyamanan bagi masyarakat yang hendak
membayar pajak dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara
yang dulu kapasitas dan fasilitasnya belum mampu melayani masyarakat
secara optimal.

1.4. Gambaran Hasil Proyek


Secara umum hasil proyek yang diinginkan adalah melaksanakan pekerjaan
pembangunan yang menyangkut kualitas, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan kelncaran penyelesaian administrasi
yang berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian kelengkapan
5

pembangunan. Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung


Utara ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan kinerja kantor pelayanan pajak
yang dulunya belum mampu melayani masyarakat secara optimal. Dengan
pertimbangan tersebut maka Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Badung Utara mengharapkan hasil bangunan gedung yang aman, nyaman
dan kuat serta memiliki nilai estetika yang tinggi dan utamanya menunjang
pelayanan bagi masyarakat.
BAB II

ORGANISASI PROYEK

2.1. Struktur Organisasi Proyek

2.1.1. Organisasi
Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak
yang terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya
timbul bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah
ditetapkan bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing
orang mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan.
Untuk menjamin terlaksananya realisasi proyek dengan baik,
kelengkapan administrasi pihak-pihaak terkait juga merupakan hal mutlak yang
harus disiapkan. Berdasarkan pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat
hubungan yang sangat erat antara organisasi dan administrasi. Untuk
mengoptimalkan kerja suatu organisasi, perlu dipahami tentang prinsip-prinsip
organisasi diantaranya:
a. Adanya tujuan yang jelas.
b. Adanya pembagian kerja.
c. Pelimpahan wewenang.
d. Tingkat pengawasan.
e. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
f. Koordinasi yang baik.
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya
kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi dan
berfungsi untuk mempertemukan menjadi satu tujuan. Untuk mengoptimalkan
proses mengorganisir proyek maka dilakukan diferensiasi pekerjaan, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.

6
7

b. Mengelompokkan pekerjaan.
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.
d. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta melakukan
pekerjaan.
e. Menyusun mekanisme koordinasi.
Berdasarkan proses pengembangan organisasi, bentuk struktur organisasi
yang umumnya adalah:

Gambar 2.1.Struktur Organisasi Proyek


Sumber: Departemen PU (1998)

2.1.2. Manajemen Organisasi


Organisasi tentunya memiliki sistem pengaturan yang disebut
manajemen, dimana didalamnya terdapat beberapa fungsi – fungsi penting
yang terkait erat satu dengan lainnya. Suatu organinasi akan mengalami
8

kemajuan yang pesat apabila fungsi-fungsi manajemennya dapat diberdayakan


secara optimal. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut antara lain:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen karena dapat
digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan perlu dirinci lebih lanjut dengan menyusun
rencana kerja dan penjadwalan (scheduling). Perencana struktur proyek
KPP Pratama Badung Utara oleh PT. MEGATAMA KARYA.
Konsultan perencana oleh CV. TRI MAYA. Dalam pembuatan suatu
perencanaan struktur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perencanaan antara lain:
a. Ketersediaan tenaga kerja dengan jumlah, keterampilan, keahlian,
mutu serta pasaran harganya upah.
b. Ketersediaan materi bahan bangunan yang dibutuhkan dengan
memperhatikan jumlah, mutu, harga, dan pengangkutan sampai di
lokasi proyek.
c. Pengadaan modal kas dan modal kerja serta penggunaannya secara
tepat dan hemat.
d. Ketersediaan peralatan pembangunan proyek baik milik
perusahaan sendiri maupun disewa dari pihak lain.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan pengorganisasian merupakan kegiatan penyusunan dan
pengaturan sistem kerja antara unsur-unsur pelaksana bangunan, dimana
masing-masing memiliki tugas dan kewajiban, tanggung jawab dan
wewenang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Setiap personil
diharapkan mampu bekerja maksimal sesuai dengan kapabilitasnya.
Dalam organisasi yang bersangkutan juga diusahakan adanya pengaturan
hubungan vertikal dan horisontal yang harmonis sehingga menjamin
terciptanya suatu team work yang kompak dan mantap.
9

3. Penyediaan Staf (Staffing)


Dengan tersusunnya skema organisasi proyek, akan memudahkan
pemimpin/manajer proyek untuk pemilihan orang-orang yang tepat dan
cakap untuk menempati posisi yang ada dalam organisasi tersebut sesuai
dengan keahliannya masing-masing. Hal ini penting untuk menjamin
dilaksanakannya rencana serta kegiatan yang sudah digariskan melalui
perencanaan dan struktur organisasi yang baik. Sesuai dengan organisasi
yang telah dibentuk, PT. MEGATAMA KARYA selaku kontraktor
menyediakan staf-staf dilapangan untuk menempati posisi yang tepat
berdasarkan keahliannya masing-masing.
4. Pengarahan (Directing)
Tahap pengarahan ini meliputi kegiatan pembinaan dan
kepemimpinan yang dilaksanakan oleh atasan kepada bawahannya. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan komunikasi timbal balik
yang lancar antara atasan dan bawahan dan adanya unsur partisipasi
dalam memecahkan suatu masalah dan pengambilan keputusan. Fungsi
pengarahan ini bertujuan agar bawahan benar-benar mengetahui apa
yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya dengan benar,
sehingga pada akhirnya diharapkan tercipta hubungan yang harmonis
antara komponen-komponen pelaksana. Pada proyek pembangunan KPP
Pratama Badung Utara, proses pengarahan dilakukan pada penyerahan
tugas dari Pimpinan Perusahaan kepada Project Manager. Pengarahan
berisi urutan kegiatan yang akan dilakukan beserta waktu di mulai dan
batas akhir pekerjaan itu. Selanjutnya Project Manager memberikan
pengarahan kepada para pelaksana tentang urutan kegiatan yang harus
dilaksanakan pada masing-masing proyek. Pelaksana dilapangan pada
proyek pembangunan KPP Pratama Badung Utara terbagi atas project
manager,site manager, pelaksana, adiministrasi, drafter, quantity
surveyor, logistik, surveyor. Selanjutnya para pelaksana lapangan yang
sesuai dengan bidang masing – masing memberikan pengarahan kepada
mandor dan para teknisi proyek. Selanjutnya para mandor memberikan
10

pengarahan kepada para pekerja dan tukang selama pekerjaan


berlangsung serta adanya pengawasan langsung dari pihak pelaksana dan
pihak pengawas. Permasalahan-permasalahan yang ditemui oleh mandor
selama pekerjaan berlangsung dapat langsung ditanyakan kepada pihak
pelaksana.
5. Koordinasi
Berupa koordinasi antara unsur-unsur yang terlibat di dalam proses
realisasi proyek seperti pemilik (owner), kontraktor, dan konsultan (baik
pengawas maupun pelaksana) yang diwujudkan dalam bentuk pertemuan
berkala (site meeting) yang akan membicarakan dan mengatasi segala
permasalahan yang timbul selama proses pelaksanaan proyek serta
merumuskan cara-cara mengatasinya untuk mendapatkan hasil yang
optimal.
6. Pengawasan
Merupakan suatu proses penilaian selama pelaksanaan kegiatan
dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) dan Rencana Waktu (time schedule) yang telah
ditetapkan dengan memperkecil kesalahan yang terjadi dari segi kualitas,
kuantitas, biaya maupun waktu. Pengawasan dimaksudkan untuk
menjamin pelaksanaan proyek sesuai dengan ketentuan dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan rencana waktu (time schedulle) yang
telah ditetapkan. Pada proyek pembangunan KPP Pratama Badung Utara
ini, pengawasan dilakukan dari kedua belah pihak secara berkala yaitu
oleh pihak owner dan pengawasan yang dilakukan oleh kontraktor itu
sendiri. Pengawasan pada proyek pembangunan KPP Pratama Badung
Utara dilakukan oleh semua pihak yaitu:
 Pemilik proyek: Pengawasan dari pemilik proyek dalam hal ini
wakilkan oleh owner representative. Pengawasan segi struktur,
artsitektur, pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas perkerjaan,
pengawasan administrasi dan waktu pelaksanaan, ini bertujuan
untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya
11

telah sesuai dengan apa yang dikehendaki atau dengan kata lain
telah sesuai dengan ketentuan dalam rencana kerja.
 Konsultan pengawas: Pengawasan terhadap bahan/material,
pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, pengawasan terhadap
mutu pelaksanaan, bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan proyek dan menjaga
syarat teknis perkerjaan.
a. Kontraktor : Pengawasan pihak kontraktor menitikberatkan pada
pencapaian mutu sesuai persyaratan teknis dengan penyelesaian
perkerjaan tepat waktu dengan biaya yang seekonomis mungkin.
Pengawasan oleh kontraktor diharapkan dapat memenuhi syarat
dalam kontrak dan berusaha menghindari denda keterlambatan.
12

Gambar 2.2.Struktur Organisasi Lapangan Proyek KPP Pratama Badung Utara


Sumber: PT. Megatama Karya, Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

2.2. Hubungan Kerja Organisasi Proyek

Struktur organisasi merupakan gambaran pembagian tugas dan


tanggung jawab kerja sehingga tujuan bersama dapat dicapai. Dalam mengelola
suatu proyek, hubungan antara badan badan pengelola proyek memegang
perananyang sangat penting. Maka dari itu, untuk kelancaran
pelaksanaanproyek ini dibuat struktur organisasi proyek seperti Gambar 2.3.
13

Pemilik Konsultan
Proyek
Perencana
(Owner)

Pelaksana Konsultan

(Kontraktor) Pengawas

Gambar 2.3 Skema Hubungan Organisasi

Keterangan:
: Hubungan Instruksi
: Hubungan Konsultasi
: Hubungan Koordinasi
Penjabaran ketiga hubungan kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1) Hubungan Konsultasi
a) Konsultan Perencana dan pemilik proyek bersama kontraktor dapat
mengadakan konsultasi mengenai masalah yang timbul dalam proyek.
b) Konsultan pengawas bersama kontraktor dapat mengadakan konsultasi
mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan.
2) Hubungan Instruksi
a) Instruksi pemilik proyek kepada konsultan pengawas untuk mengawasi
setiap tahapan pekerjaan di lapangan.
b) Instruksi pemilik proyek kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan
pekerjaan.
14

c) Instruksi pemilik proyek kepada konsultan perencana untuk merencanakan


pekerjaan.
d) Instruksi konsultan pengawas kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksakan pekerjaan.
3) Hubungan Koordinasi
a) Dalam hubungan ini ketiga unsur yang terlibat yaitu pemilik proyek,
konsultan, dan kontraktor mengadakan koordinasi yang baik dan terarah.
Hubungan ini sangat penting bagi setiap unsur yang terlibat dalam proyek,
karena tanpa adanya koordinasi yang mantap dari perilaku proyek maka
tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai

2.2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Masing - Masing Personil

1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi/dinas yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyiapkandana untuk
membiayai proyek pada pembangunan KPP Pratama Badung Utara.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum
yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk
melakukan perencanaan.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat
berupa badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli
dibidangnya masing-masing.
15

4. Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang mengerjakan pekerjaan
menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan dasar imbalan menurut
jumlah tertentu atau tetap dengan resiko untung rugi. Secara hukum kontraktor
merupakan suatu profesi yang berbadan hukum baik perseorangan ataupun
berupa badan usaha yang bergerak dalam bidang industri konstruksi untuk
mencari keuntungan dan prestasi.
5. Pimpinan Proyek (Project Manager)
Manager Proyek adalah orang yang memimpin dan mengkoordinasi
pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana, waktu, mutu, K3L, dan system
pelaksanaan proyek untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.Ir.I Wayan
Suwindra selaku manager proyek adalah pemegang kekuasaan tertinggi pada
organisasi di lapangan pada proyek pembangunan KPP Pratama Badung
Utara.
Tugas-tugas dari Pimpinan Proyek pada pelaksanaan pembangunan
keseluruhan diberikan dalam beberapa bagian :
a) Terselenggaannya kegiatan perencanaan proyek termasuk fasilitas –
fasilitas pendukung sesuai rencana.
b) Terselenggaraanya pengadministrasian kegiatan – kegiatan yang
berkaitan dengan penanganan proyek sampai dengan proses
penagihannya.
c) Tersedianya metode kerja bahan, alat, dan tenaga yang menjadi
tanggung jawabnya, sesuai jadwal pelaksanaan yang telah ditetapkan.
d) Terlaksananya pengendalian biaya, waktu, dan mutu pekerjaan.
6. Manager Lapangan (Site Manager)
Tugas-tugas dari Site Manager bertanggung jawab pada pelaksanaan
pembangunan keseluruhan baik biaya, waktu dan mutu, dapat diberikan dalam
beberapa bagian :
a. Tugas Perencanaan, antara lain:
16

a) Merencanakan “TimeSchedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan


kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan sendiri.
b) Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi
untuk setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannnya.
b. Tugas dan controlling pengarahan
Dapat diuraikan dalam beberapa hal-hal pokok :
a) Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana
dalam menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan
secara umum dapat diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus
dibukukan dalam buku instruksi pengawas.
b) Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas
pekerjaan, maupun time schedulenya.
c) Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek,
mandor maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan
wewenang masing-masing.

c. Tugas-tugas komunikasi dan administrasi, antara lain:


a) Berkomunikasi dengan pemilik rumah atau direksi yang ditunjuk
dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek untuk
menunjang kewajiban perusahaan dengan pemilik proyek, baik
dalam waktu maupun kualitasnya. Komunikasi ini juga meliputi
pemilihan material, surat-menyurat, penyelesaian klaim dan
sebagainya.
b) Melaksanakan pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan
pekerjaan tambah kurang. Dan diberikan ke Budget Control
sepengetahuan Proyek Manager dan disetujui oleh Direktur Proyek.
17

d. Tugas Laporan, antara lain:


a) Membicarakan masalah-masalah khusus dan kesulitan teknis dengan
Proyek Manager.
b) Membuat laporan mingguan untuk Proyek Manager yang mencakup
kegiatan proyek, kesulitan-kesulitan proyek, dan hal-hal khusus yang
perlu dilaporkan.
c) Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail bangunan dengan
Proyek Manager.
e. Tugas pengaturan tenaga, antara lain:
a) Mengatur penggunaan tenaga pekerja di proyek untuk menunjang
rencana Time Schedule.
b) Menyetujui dan menerima tenaga pelaksana, mandor, dan pekerja
sesuai dengan target dari kantor dan menugaskan sesuai dengan tujuan
masing-masing.
c) Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengarahan tenaga
pelaksana kepada Manager Proyek.
d) Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga untuk dihitung
oleh Budget Control, menghitung ulang upah untuk disetujui oleh
Proyek Manager dan Direktur Proyek.
7. Pelaksana
Pelaksana mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai
masalah-masalah teknis dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan
yang menjadi bagiannya. Pelaksana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut:
a. Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan
dan mencatat semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada site
manager.
b. Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan
kesalahan pelaksanaan.
c. Bertanggung jawab kepada site manager terhadap pelaksanaan pekerjaan
diproyek.
18

8. Administrasi
Tugas administrasi proyek antara lain:
a. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
b. Membantu project manajer terutama dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancer.
c. Membuat laporan mingguan dan bulanan terkait aktivitas pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan setiap harinya.
d. Mencatat aktivitas proyek terkait dengan kendaraan, peralatan, dan
seterusnya.
e. Membuat dan meverifikasi terkait data-data perpajakan yang akan dibayar.
f. Melakukan seleksi dan negosiasi dengan sub kontraktor dan supplier
sesuai dengan prosedur yang berlaku.

9. Drafter(Juru Gambar)
Tugas drafter adalah:
a. Membuat gambar pelaksanaan/softdrawing
b. Menyusun gambar perencanaan sesuai dengan hasil dilapangan
c. Konsultasi dengan team desain lainnya
d. Mengadakan review dan diskusi
e. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan
f. Menjelaskan kepada pelaksana atau surveyor terkait dengan detail-
detai gambar yang belum bias dipahami
g. Membuat gambar ahli pekerjaan/asbuild drawing
Tanggung jawabdrafter adalah:
a. Menyusun rencana kerja pembuatan gambar kerja dilapangan
b. Bertanggung jawab atas segala desain gambar yang telah dibuat
c. Bertanggung jawab atas hasil perencanaan pada bidangnya
10. Konsultan QS (Quantity Surveyor)
Konsultan QS ini ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai orang atau badan yang
mengatur biaya, waktu, kontrak untuk pekerjaan dalam proyek serta serta
19

bernegosiasi. Adapun alasan untuk menggunakan jasa konsultan QS ini karena


pemilik proyek tidak punya suatu badan atau orang yang biasa mengatur
pendanaan. Tugas dan tanggung jawab sebagai pengatur biaya, waktu,
kontrak antara lain adalah:
a. Menghitung luas pekerjaan bangunan.
b. Menghitung volume pekerjaan.
c. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk
memberikan informasi kebutuhan material yang harus didatangkan
ke lokasi proyek.
d. Menghitung pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor / pemborong
dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan
pelaksanaan pembangunan.
e. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan.
f. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang dihitung estimator.
g. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi
perubahan dari apa yang sudahdihiting sebelumnya, jika terjadi
perubahan maka tugas Quantity Surveyor adalah menghitung ulang
volume pekerjaan tersebut atau menghitung pada penambahan atau
pengurangan item pekerjaan.
11. Logistik
Yaitu bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan material
bahan bangunan, termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan
dan pemakaian bahan dan peralatan proyek. Bagian ini juga bertugas untuk
mencari dan mensurvey data jumlah material yang diperlukan, menyediakan
dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan ke
proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik pemakaiannya,
dan berkoordinasi dengan pelaksana terkait pendatangan material yang
dibutuhkan pada masing-masing waktu pelaksanaan.
20

12. Surveyor
Tugas surveyor atau pelaksana pengukuran adalah mengadakan
pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat theodolit maupun
waterpass untuk menentukan as-as bangunan proyek yang akan dikerjakan.
Tugas surveyor antara lain:
a. Membuat rencana dan mengusulkan kepada Site Manager mengenai
kebutuhan alat – alat ukur (Theodolit, Auto level, dan Aksesorisnya)
sesuai dengan besarnya areal dan schedule master kerja;
b. Memastikan pengadaan alat – alat ukur yang telah disetujui Site Manager
perihal jumlah, jenis, dan kelayakan pakai;
c. Memastikan bahwa hasil survei di lapangan sesuai dengan persyaratan
teknis yang ditentukan;
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager, bila
terjadi ketidak sesuaikan gambar dengan keadaan di lapangan.
13. Ahli Mekanikal
Ahli Mekanikal memilik tanggung jawab yaitu menyusun rencana kerja
perencanaan mekanikal dalam pelaksanaan, membuat rencana kebutuhan
material, tenaga dan peralatan terkait pelaksanaan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan perhari,serta melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan
mekanikal dengan gambar rencana.Tugas-tugas ahli mekanikal antara lain:
a. Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan.
b. Menyusun kriteria teknis yang dibutuhkan.
c. Merancang sistem mekanikal sesuai dengan persyaratan dan
spesifikasi teknis yang ditentukan.
d. Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan hasil
rancangan yang lelah dibuat.
e. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan sistem mekanikal
sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.
f. Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi sistem mekanikal
mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan.
g. Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal.
21

h. Melakukan pemeliharaan sistem mekanikal yang telah dipasang


i. Melakukan pengkajian teknis atas sistem mekanikal yang telah
dirancang, dibuat, dipasang dan dioperasikan untuk mengetahui
efektifitas dan efisiensinya.
j. Membuat laporan hasil pekerjaan.
14. Ahli Elektrikal
Ahli Elektrikal memiliki tanggung jawab yaitu menyusun rencana kerja
perencanaan elektrikal dalam pelaksanaan, membuat rencana kebutuhan
material, tenaga dan dan peralatan terkait pelaksanaan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan perhari, melakukan pengawasan terhadap proses pelaksanaan
elektrikal dengan gambar rencana, dan bertanggung jawab atas hasil
perencanaan pada bidangnya. Tugas- tugas ahli elektrikal Antara lain:
a. Mendukung dan memberi input terhadap design yang dihasilkan.
b. Memberikan informasi kepada Mekanikal dan Quantity Surveyor.
c. Konsultasi dengan team design lainnya.
d. Mengadakan review dan diskusi.
e. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.
f. Perencanaan jaringan air bersih.
g. Perencanaan jaringan Air Kotor.
h. Mempersiapkan bahan-bahan untuk pemaparan.
i. Bertanggungjawab atas hasil perencanaan pada bidngnya.
j. Mendukung dan memberi input terhadap design yang dihasilkan.
k. Memberikan informasi kepada elektrikal dan Quantity Surveyor
l. Konsultasi dengan team design lainnya.
m. Mengadakan review dan diskusi.
n. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.
o. Perencanaan jaringan Instalasi Listrik di dalam gedung.
15. Estimator
Estimator bertanggung jawab atas pengeluaran dan pemasukan kas/ dana
proyek, penetapan harga terhadap suplaier dan mandor, menganalisis
22

kebutuhan dana proyek, mencatat dan memberikan laporan terkait keuangan


proyek tersebut setiap hari. Tugas-tugas estimator antara lain:
a. Penanggung jawab dalam pengelolaan biaya proyek.
b. Menganalisis pekerjaan
c. Menghitung kebutuhan anggaran pelaksanaan dilapangan.
d. Melakukan perhitungan volume bersama Mitra kerja
e. Melakukan perhitungan volume bersama pengawas pekerjaan.
f. Melakukan Contract Review Pekerjaan Tambah / kurang
g. Melakukan perhitungan dan pencatatan pekerjaan tambahan
h. Membuat rencana keuangan dan sistem pembayaran proyek
i. Berkoordinasi dengan site manager/project manager terkait
pembayaran termyn.
j. Mencari informasi perkembangan harga bahan
k. Memberikan alternatif harga kepada pimpinan.
16. Tenaga Terampil Listrik
Tenaga terampil listrik bertanggung jawab atas jadwal pemeliharaan,
rencana biaya dan jumlah material yang diperlukan utuk pemeliharaan listrik
dan kelengkapannya, bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pada
bidangnya, dan mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan
kelengkapannya. Tugas – tugas tenaga terampil listrik antara lain :
a. Membuat rencana: jadwal pemeliharaan, rencana biaya dan jumlah
material yang diperluksn untuk pemeliharaan listrik dan
kelengkapannya.
b. Melaksanakan pemeliharaan dibidangnya
c. Mengatasi gangguan pada peralatan listrik dan kelengkapannya.
d. Memonitoring parameter yang ada untuk mencegah gangguan yang
timbul dan menjaga kerusakan yang lebih fatal.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidangnya.
23

2.3. Proses Pelelangan

2.3.1. Lelang/Tender
1. Pelelangan Umum
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. Dari 10 peserta yang diundang
minimal 7 kontraktor yang ikut pelelangan dan minimal 5 kontaktor yang
mengajukan penawaran. Dari kelima kontaktor yang mengajukan penawaran
hanya dipilih 3 kontraktor yang harus memenuhi syarat-syarat yang telah di
tetapkan
3. Seleksi Sederhana
Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi
untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
4. Penunjukan Langsung
Dalam hal ini pemilihan peyediaan barang atau jasa dapat dilakukan
dengan cara penunjukan langsung terhadap satu peyedia barang atau jasa
dengan cara melakukan negosiasi baik secara teknis maupun biaya sehingga
diperoleh harga yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. Pada sistem ini
owner (pemilik) barang atau jasa dapat menunjuk langsung kontraktor yang
dapat di percaya untuk melaksanakan pekerjaannya.
5. Sayembara
Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang
memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.
6. E-Tendering
24

E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasayang


dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa
yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara
menyampaikan satu kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

2.3.2. Proses Pelelangan


Pemilihan konrtraktor proyek di Indonesia pada umunya menggunkan
sistem pelelangan atau pengadaan yang sudah diatur pada KEPPERS Nomor 80
Tahun 2003 dan sudah di revisi menjadi KEPPERS Nomor 4 Tahun 2015 dimana
dibedakan sistem pelelangan sebagai berikut :
Tujuan dari pelelangan ini adalah untuk memilih kontraktor sebagai
pelaksana yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. KPP Pratama Badung
Utara diwakili oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dipimpin oleh Frista
Eka Purwana sebagai owner melaksanakan pelelangan melalui beberapa tahap
yaitu:
1. Pengumuman Pelelangan
Owner mengumumkan pelelangan umum pascakualifikasi melalui
websitewww.lpse.kemenkeu.go.id pada tanggal 07 Maret 2017. Adapun
syarat-syarat untuk bisa mengikuti pelelangan umum dari Pembangunan
Gedung KPP Pratama Badung Utara yaitu:
a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha;
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan Barang/Jasa;
c. Memperoleh paling kurang satu pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa
dalam kurun waktu empat tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
d. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi
Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari tiga tahun;
e. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
25

f. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha


Mikro, Usaha Kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang
pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;
g. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk
Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi;
h. Memiliki Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:

SKP = KP – P
KP = Nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
a. Untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket(KP) ditentukan
sebanyak lima paket pekerjaan; dan
b. Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak enamatau satu koma dua N.
P = Jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
i. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedangdihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedangdalam menjalani sanksi pidana, yangdibuktikan
dengan surat pernyataan yangditandatangani Penyedia Barang/Jasa;
j. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir;
k. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak;
l. Memiliki tenaga ahli, tenaga teknis/terampil, dan memiliki kemampuan
untuk menyediakan perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan;
m. Usaha non kecil/menengah memiliki pengalaman pada subbidang
pelaksana konstruksi/arsitektur dengan kemampuan dasar
Rp. 6.260.814.000,00;
n. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman; dan
o. Menandatangani Pakta Integritas.
26

2. Pengambilan Dokumen Tender


Peserta diundang untuk mengambil dokumen tender supaya dipelajari.
Pengambilan dokumen ini dilaksanakan secara elektronik melalui
websitewww.lpse.kemenkeu.go.id, pada tanggal 7 Maret 2017 sampai
dengan tanggal 14 Maret 2017.Peserta yang mendaftar untuk mengikuti
pelelangan umum sebanyak 71 peserta.

3. Pemberian Penjelasan Pekerjaan


Pemberian penjelasan pekerjaan baik dari segi teknis maupun
administrasi dilaksanakan secara online melalui website
www.lpse.kemenkeu.go.id, pada tanggal 10 Maret 2017.

4. Pemasukan dan Pembukaan Penawaran


Pemasukan dan pembukaan penawaran dilakukan dari tanggal 11 Maret
2017 sampai dengan tanggal 16 Maret 2017. Penawaran yang masuk
dievaluasi terhadap pemenuhan persyaratan administrasi, teknis dan
kewajaran harga yang telah ditetapkan dalam dokumen pelelangan. Peserta
yang memasukan penawaransebanyak 6 peserta.

5. Evaluasi Penawaran
PPK melakukan evaluasi penawaran terhadap enam peserta yang telah
mengajukan penawaran.Tim pelaksana dan pengawas melakukan evaluasi
penawaran pada tanggal 17 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017.

6. Penetapan calon pemenang


Penetapan calon pemenang pelelangan di laksanakan pada tanggal 23
Maret 2017. Berdasarkan pada hasil evaluasi penawaran dari PPK maka
ditetapkan dua calon pemenang, yaitu:
a. Calon pemenang I (pertama), PT. Megatama Karya dengan harga
penawaran sebesar Rp. 4.979.066.000
27

b. Calon pemenang II (kedua), PT. Karya Ananda dengan harga penawaran


sebesar Rp. 5.677.740.000

7. Pengumuman Pemenang Pelelangan


Setelah penetapan calon pemenang, maka pihak owner melakukan
pembuktian kualifikasi untuk menentukan pemenang tenderpada tanggal 23
Maret 2017. Adapun kesimpulan pembuktian kualifikasi adalah sebagai
berikut:
a. Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap dua peserta lelang yang
memenuhi persyaratan kualifikasi.
b. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen.
c. Hasil pembuktian kualifikasi adalah sebagai berikut:
1. PT. Megatama Karya, pembuktian kualifikasi dinyatakan lulus
2. PT. Karya Ananda, pembuktian kualifikasi dinyatakan tidak lulus
dengan keterangan tidak menunjukan surat keterangan referensi kinerja
asli saat pembuktian kualifikasi.
Berdasarkan atas hasil pembuktian kualifikasi, maka PT. Megatama
Karya ditetapkan sebagai pemenang “Pembangunan Gedung Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara”.

8. Masa Sanggah
Masa sanggah dilaksanakan secara online melalui website
www.lpse.kemenkeu.go.id mulai dari tanggal 24 Maret 2017 sampai dengan
28 Maret 2017. Selama masa sanggah, tidak ada pengajuan sanggahan dari
calon pemenang II (kedua).

Proses pelelangan umum pembangunan gedung KPP Pratama Badung Utara


dimulai dari pengumuman pelelangan pada tanggal 7 Maret 2017.Peserta yang
mendaftar sebanyak 71 peserta.Selanjutnya pengambilan dokumen tender
dilaksanakan secara elektronik melalui website LPSE, pada tanggal 7 Maret 2017
sampai 14 Maret 2017. Proses berikutnya yaitu pemberian penjelasan pekerjaan
28

yang dilaksanakan secara online melalui website LPSE, pada tanggal 10 Maret
2017. Selanjutnya pemasukan dan pembukaan penawaran dilakukan dari tanggal
11 Maret 2017 sampai 16 Maret 2017.Peserta yang memasukan penawaran
sebanyak 6 peserta. Setelah pembukaan penawaran, dilakukan evaluasi penawaran
pada tanggal 17 Maret 2017 sampai 22 Maret 2017. Berdasarkan pada hasil
evaluasi maka ditetapkan dua calon pemenang yaitu:
a. Calon pemenang I (pertama), PT. Megatama Karya dengan harga penawaran
sebesar Rp. 4.979.066.000
b. Calon pemenang II (kedua), PT. Karya Ananda dengan harga penawaran
sebesar Rp. 5.677.740.000
Selanjutnya pihak owner melakukan pembuktian kualifikasi keaslian
dokumen untuk menetapkan pemenang pelelangan pada tanggal 23 Maret 2017.
Hasil pembuktian kualifikasi adalah sebagai berikut:
1. PT. Megatama Karya, pembuktian kualifikasi dinyatakan lulus
2. PT. Karya Ananda, pembuktian kualifikasi dinyatakan tidak lulus dengan
keterangan tidak menunjukan surat keterangan referensi kinerja asli saat
pembuktian kualifikasi.
Berdasarkan atas hasil pembuktian kualifikasi, maka PT. Megatama
Karya ditetapkan sebagai pemenang “Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Badung Utara”. Setelah pengumuman pemenang dilakukan
masa sanggah mulai dari tanggal 24 Maret 2017 sampai 28 Maret 2017. Selama
masa sanggah, tidak ada pengajuan sanggahan dari calon pemenang II
(kedua).Setelah masa sanggah selesai, dikeluarkan surat penunjukan penyedia
barang/jasa pada tanggal 31 Maret 2017 dan kemudian dilanjukan dengan
penanda tanganan kontrak beserta surat perintah mulai kerja (SPMK) pada
tanggal 26 April 2017 sebagai tanda dimulainya pekerjaan pembangunan
selama 210 hari kalender.
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN

3.1. Lingkup Pekerjaan Proyek


3.1.1. Pekerjaan Pendahuluan
Adapun tahapan- tahapan pekerjaan pendahuluan yang diuraikan secara
umum yaitu:
1. Persiapan area lokasi dan setting out.
2. Pembersihan pada lokasi pekerjaan.
3. Membuat Direksi Keet (bangunan semi permanen) untuk keperluan
karyawan proyek dan konsultan pengawas yang memenuhi syarat sebagai
ruang kerja.
4. Membuat gudang bahan (logistik) untuk material-material bangunan yang
berharga, atau material penting lainnya agar terhindar dari hujan, panas
matahari, dan pencurian.
5. Penyediaan air, listrik, dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K).
6. Pekerjaan mobilisasi peralatan dan material.

3.1.2. Pekerjaan Pengukuran


Pekerjaan pengukuran bertujuan untuk memberi informasi mengenai
posisi dan ukuran yang harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja. Alat-alat
pengukuran berupa meteran, dan theodolit untuk menentukan as, garis/bidang
horizontal dan vertikal yang direncanakan dalam membantu pelaksanaan
pekerjaan lainnya. Pada setiap proyek konstruksi terdapat satu titik acuan untuk
menentukan posisi atau titik-titik bangunan sebelum memulai pekerjaan
konstruksi. Titik tersebut dinamakan benchmark. Benchmark adalah titik yang
telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk monumen/
patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada kegiatan survey,
yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek pada suatu sistem
koordinat global.

29
30

3.1.3. Pekerjaan Pondasi, Tanah dan Pasir


a) Menggali/mengurug tanah dalam site dikerjakan sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan dalam gambar. Mengurug dilakukan lapis
demi lapis dengan tebal urugan setiap lapis adalah 25 cm yang
dipadatkan dengan mesin pemadat sampai mencapai kepadatan
yang disyaratkan dan bahan urugan harus bebas dari kotoran dan
humus.Sebelum pengurugan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan
pembersihan lapangan terhadap benda-benda yang dapat mengurangi
kepadatan tanah dikemudian hari.
b) Ukuran galian pondasi disesuaikan dengan gambar, bila keadaan
tanah mudah longsor pinggiran lobang galian dibuat miring,
sehingga galian tidak tertimbun sebelum pekerjaan pondasi selesai.
c) Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan
peninggian lantai bangunan dengan tanah bekas galian, dilakukan
lapis demi lapis, disiram dengan air sampai padat. Bila dianggap
perlu pemadatan menggunakan alat / mesin pemadat. Bahan urugan
ini harus bebas dari segala kotoran-kotoran humus.
d) Tebal urugan pasir dibawah pondasi adalah 5 cm dan dibawah lantai
adalah 10 cm. Urugan pasir pada tempat-tempat lain disesuaikan
dengan gambar rencana.
e) Urugan pasir disiram dengan air sampai padat.

3.1.4. Pekerjaan Pondasi Bored File


A. Pekerjaan Persiapan
Galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana sampai
kedalaman yang ditentukan. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan
campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.
31

B. Pekerjaan Bekisting
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan
bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan
dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.

C. Pekerjaan Pembesian
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk
dari Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah
BJTD 40 >Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.

D. Pekerjaan Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus
mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan
pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini
akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang
akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-
250

3.1.5. Pekerjaan Beton Pondasi Pile Cap


A. Pekerjaan Persiapan
Galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana sampai
kedalaman yang ditentukan. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan
campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.
32

B. Pekerjaan Bekisting
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan
bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan
dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.

C. Pekerjaan Pembesian
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk
dari Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah
BJTD 40 >Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.

D. Pekerjaan Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus
mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan
pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan
berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini
akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang
akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-
250

3.1.6. Pekerjaan Struktur


Pekerjaan struktur yang dimaksud disini adalah pekerjaan yang meliputi
pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom lantai 1, pekerjaan balok, pekerjaan pelat
lantai 2 pada proyek pembanguann KPP Pratama Badung Utara. Pekerjaan
tersebut sudah dilaksanakan sebelum kerja praktek dimulai.
33

3.1.6.1. Pekerjaan Kolom Struktur


Pada saat proses kerja praktek terdapat pekerjaan kolom struktur pada lantai
2-3. Adapun tahapan-tahapan pekerjaan kolom struktur ialah:
A. Pekerjaan Pembesian Kolom
1. Bahan yang diperlukan :
a. Besi Tulangan Lentur D16
b. Besi Tulangan Geser D 10
c. Kawat bendrat
d. Beton Decking
2. Alat yang Digunakan :
a. Bar Bander
b. Bar Cutter
c. Meteran
d. Pengikat kawat bendrat
3. Langkah kerja yang dilakukan adalah:
a. Pabrikasi dilakukan dengan memotong besi D16 untuk tulangan
lentur,dan besi D10 untuk tulangan sengkang sesuai dengan ukuran
gambar kerja.
b. Hasil pabrikasi dibawa ketempat pemasangan kolom.
c. Pekerja merakit besi D16 untuk tulangan lentur dan besi D10 untuk
tulangan geser sesuai dengan tipe kolom yang akan dibuat.
d. Tulangan sengkang dipasang dengan jarak yang sesuai dengan
ketentuan gambar, diikat dengan kawat bendrat.
e. Setelah perakitan selesai, dipasang beton decking yang nantinya
berfungsi sebagai selimut beton.
f. Antara tulangan pokok dengan tulangan stek kolom diikat dengan
kawat bendrat.
34

Gambar 3.1. Pemasangan Tulangan Kolom


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara(2017)

Gambar 3.2. Bar Bender


Sumber: Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara(2017)
35

Gambar 3.3. Bar Cutter


Sumber: Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara(2017)

B. Pekerjaan Bekisting Kolom


1. Bahan yang digunakan
a. Bekisting dari triplek dan balok kayu ukuran 4/6
2. Alat yang digunakan
a. Palu
b. Suport
c. Tirod
d. Paku
3. Langkah kerja di lapangan :
a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Siapkan bekisting yang akan dipasang, setiap sisi bekisting
dibersihkan dan dilapisi oleh oli.
c. Rakit bekesting sesuai ukuran kolom. Pasang tirot pada keempat
sisi.
d. Setelah bekesting telah sempurna menutupi tulangan dari kolom,
kencangkan tirot dan paku tirot agar tidak bergeser.
e. Selanjutnya pemasangan support keempat sisi bekisting.
36

f. Lot kedua sisi bekisting dengan menggunakan unting-unting untuk


mengetahui ketegakan posisi bekisting.
g. Jika posisi bekisting belum tegak, support bisa dikencangkan atau
dikendorkan sampai posisi bekisting benar-benar tegak.

Gambar 3.4. Pekerjaan Bekisting Kolom


Sumber : Dokumentasi Pribadi Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara(2017)

C. Pekerjaan Pengecoran Kolom


1. Bahan yang digunakan
a. Semen
b. Pasir
c. Koral
d. Air
2. Alat yang digunakan
a. Arco
b. Ember
c. Concrete mixer
3. Langkah kerjadilapangan
a. Dari Concrete Mixer, beton akan dituangkan ke ember yang lalu
dinaikan ke lantai 2-3 dengan sistem tali katrol.
b. Dari lantai 2-3akan diangkut menggunakan Arco yang akan dibawa
ke dekat kolom yang akan dicor.
37

c. Saat sampai dilokasi pengecoran,beton yang berada di dalam arco


akan diangkut menggunakan ember dan beton dituangkan kedalam
bekisting oleh pekerja.
d. Beton lalu dipadatkan dengan concrete vibrator.
e. Pengecoran dilakukan bertahap sampai ketinggian stop cor yang
direncanakan.

Gambar 3.5. Proses Pengecoran Kolom Pada Lantai 2


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)

D. Pembongkaran Bekisting Kolom


1. Alat Yang digunakan
a. Palu
b. Linggis
2. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah kolom dicor minimal 3-4 hari, bekisting bisa dibongkar.
b. Lepaskan support yang menyangga bekisting.
c. Kendor dan lepaskan tirod.
38

d. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada yang


menempel pada beton, proses pembongkaran menggunakan
linggis.
e. Bekisting yang dilepas dipindahkan ketempat yang telah
ditentukan agar tidak menggangu pekerjaan lain.

Gambar 3.6. Pembongkaran Bekisting


Sumber : Dokumentasi Pribadi Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara(2017)

3.1.6.2. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai


A. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Balok
1. Bahan yang digunakan
a. Paku
b. Plywood
c. Balok kayu ukuran 4/6
d. Besi D22 dan D22 untuk tulangan lentur.
e. Besi D10 untuk tulangan geser.
39

f. Kawat bendrat
2. Alat yang digunakan
a. Scafolding
b. U – Head
c. Jack Base
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Waterpas
h. Bar Bander
i. Bar Cutter
3. Langkah kerja dilapangan
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan scafolding
untuk menyangga bekisting balok.
b. Jarak pemasangan scafolding ditentukan sesuai dengan gambar
rencana.
c. Setelah scafolding semua terangkai,pasang balok kayu 60x120 mm
kearah memanjang yang bertumpu pada u-head.
d. Cek kedataran posisi balok kayu dan ketinggiannya sesuai dengan
gambar rencana (elevasi bekisting balok), setelah itu pemasangan
tulangan untuk balok sudah bisa dilaksanakan.
e. Kebutuhan besi pokok dan jumlah sengkang sebelumya sudah
dibuat dipabrikasi besi yang disesuaikan dengan gambar rencana.
f. Besi yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi besi
ketempat balok yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh
mandor besi.
g. Perakitan pembesian balok langsung diatas bodeman balok, dimulai
dari penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan
sengkang.
h. Jarak pemasangan sengkang disesuaikan dengan gambar rencana.
40

i. Tulangan sengkang dengan tulangan pokok diikat dengan kawat


bendrat.
j. Beton decking dipasang dibagian sisi dan bagian bawah sengkang,
sebagai selimut beton.
k. Pembesian selesai, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting
dinding balok, dan pemasangan skur pada bagian sisi/dinding
bekisting balok dengan jarak yang direncanakan.
l. Pemasangan skur harus kuat, agar waktu pengecoran dinding
bekisting balok tidak jebol.

Gambar 3.7. Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)

Gambar 3.8.Pekerjaan Tulangan Balok


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)
41

Gambar 3.9. Scaffolding dan steger yang telah dipasang


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)

B. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Plat Lantai


1. Bahan yang dibutuhkan
a. Playwood
b. Paku
c. Balok kayu dan usuk
d. Besi wiremesh M6 untuk penulangan plat
e. Kawat Bendrat
2. Alat yang digunakan
a. Scafolding
b. U – Head
c. Jack Base
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Waterpas
42

h. Bar Bander
i. Bar CutterI
3. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah pemasangan skur-skur untuk balok selesai, dilanjutkan
dengan pemasangan scafolding untuktempat tumpuan kayu.
b. Kayu yang diletakkan diatas tumpuan U-Headjugadipaku pada
bekisting balok.
c. Diatas balok kayu diletakkan usuk unntuk tempat playwood.
d. Selanjutnya playwood dipasang diatas usuk tersebut.
e. Pengecekan elevasi menggunakan waterpas untuk mendapatkan
elevasi bekesting sesuai yang direncanakan.
f. Setelah pemasangan dinding balok, multyplex untuk plat sudah
selesai maka pembesian bisa dilaksanakan.
g. Pembesian plat dilaksanakan langsung diatas beketing plat dengan
mengatur jarak besi sesuai gambar rencana.
h. Selanjtnya secara menyilang diikat menggunkan kawat
i. Letakan beton deking dibawah tulangan plat untuk selimut beton.

Gambar 3.10. Pemasangan Bekisting Pelat Lantai


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)
43

Gambar 3.11 Pekerjaan Pembesian Pelat Lantai


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)

C. Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai


1. Alat yang digunakan
a. Concrete Mixer Truck
b. Concrete Pump
c. Concrete Vibrator
d. Alat uji slump
e. Cangkul
f. Pipa Tremi
2. Bahan yang Dibutuhkan
a. Beton Ready mix K250.
3. Langkah Kerja dilapangan
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, area yang akan dicor
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran – kotoran yang ada di
sekitarnya agar dapat menghasilkan plat lantai sesuai dengan mutu
dan perencanaan.
b. Sebelum beton dituangkan kearea pengecoran dilakukan pengujian
tes slump dan pembuatan benda uji silinder.
44

c. Jika nilai slump sudah memenuhi syarat yang ditentukan


pengecoran bisa dlaksanakan.
d. Pengecoran dilaksanakan dengan bantuan concrete pump yang
akan mendorong beton ke atas yang dimana operator akan
mengarahkan pipa concrete pump ke arah bagian yang akan dicor..
e. Dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator agar seluruh
cetakan/ bekisting balok dan plat termampatkan/terisi beton, setelah
itu permukaan beton diratakan.
f. Setelah diratakan, supervisor akan mengecek elevasi dan kedataran
dari plat tersebut dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan agar dihasilkan plat yang datar sesuai dengan yang
direncanakan.
g. Dikarenakan pengecoran yang dilaksanakan dengan waktu cukup
lama yang biasanya pengecoran dilaksanakan sampai malam jadi
disiapkan genset yang digunakan untuk menghidupkan lampu
penerangan agar pengecoran dapat dilaksankan pada malam hari.

Gambar 3.12 Proses Pengecoran Balok dan Pelat


Sumber :Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara
(2017)
45

D. Pembongkaran Bekisting Balok dan Plat Lantai


1. Alat Yang digunakan
a. Linggis
b. Palu
2. Langkah Kerja Dilapangan
a. Setelah balok dan plat dicor 28 hari, bekisting bisa dibongkar.
b. Lepaskan scafolding yang menyangga bekisting secara hati-hati.
c. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada yang
menempel pada beton, dibantu dengan linggis secara hati-hati
untuk melepaskannya.
d. Bekisting yang dilepas dikumpulkan dalam suatu tempat agar bisa
diangkut ke tempat lain agar tidak menggangu pekerjaan lain.

Gambar 3.13. Proses Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat


Sumber : Dokumentasi Lapangan Proyek Kantor KPP Pratama Badung
Utara (2017)

3.1.6.3. Pekerjaan Tangga


Pekerjaan tangga merupakan pekerjaan beton bertulang yang
menghubungkan lantai bawah dengan lantai di atasnya. Pada pekerjaan tangga hal
yang pertama yang dilakukan marking untuk menentukan tinggi dan besarnya
dimensirencana tangga sesuai gambar rencana. Untuk persiapan tulangan
46

dilakukan ditempat lain dengan metode fabrikasi. Setelah itu pasang bekisting
tangga dan pengecekan bekisting tangga. Kemudian dilakukan pemasangan dan
perakitan tulangan. Setelah pekerjaan ini dilakukan, cek kembali bekisting tangga
dan tangga siap dicor dan dibongkar. Pada pekerjaan tangga meliputi pekerjaan
pembesian tangga, pekerjaan pemasangan bekisting tangga, pekerjaan pengecoran
tangga, dan pekerjaan pembongkaran bekisting tangga.

A. Pekerjaan Perancah Serta Bekisting Tangga


Pekerjaan tangga dimulai dengan pemasangan perancah atau steger.
Perancah sebagian besar menggunakan scaffolding dan sebagian lagi
menggunakan balok dan usuk kayu dengan kualitas baik. Scaffolding didapat
dengan cara menyewa, sedangkan balok dan usuk kayu dapat menggunakan kayu
bekas sisa bangunan yang masih bisa dipakai. Pada Proyek Pembangunan Gedung
KPP Pratama Badung Utara, steger atau perancah yang digunakan yakni
scaffolding dan steger. Pekerjaan diawali dengan pemasangan perancah untuk
tangga, kemudian menentukan elevasi dan kemiringan tangga. Bekesting tangga
dibuat dari plywood danbalok kayu berukuran 5 cm x7 cm.Pada proyek
pembangunan Kantor KPP. Pratama Badung Utara menggunakan tangga tipe
berbalik arah – Model U, dimana biasanya paling umum digunakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pekerjaanbekisting tangga sebagai
berikut:
a) Pekerjaan Bekisting Tangga
1. Alat yang digunakan :
a. Palu
b. Kunci inggris
c. Support
d. Meteran
2. Bahan yang digunakan :
a. Balok kayu 6/12
b. Usuk 5/8
c. Plywood 1 cm
47

d. Paku
3. Langkah kerja dilapangan :
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Tentukan ukuran dan tinggi bordes tangga sesuai dengan shop
drawing.
c. Pasang scaffolding di area bordes yang akan dibuatkan bekisting
dengan memperhatikan ukuran tinggi bordes.
d. Pasang balok kayu yang menumpu pada scaffolding dilanjutkan
dengan pemasangan plywood.
e. Tentukan jarak anak tangga pertama dari tepi kolom.
f. Tarik benang dari ujung anak tangga pertama sampai dengan tinggi
bordes, sehingga kemiringan tangga bisa didapat.
g. Pasang perancah dan plywood untuk bekisting pelat tangga yang
miring.
h. Setelah bekisting pelat tangga sudah jadi, dilanjutkan dengan marking
anak tangga pada dinding bekisting tangga.
i. Sebelum dilaksanakan markingan anak tangga, bodeman bordes dicek
dengan menggunakan waterpass, jika bodeman kurang rata, u-head
scaffolding bisa dikencangkan/dikendorkan.
j. Waktu melaksanakan marking tangga tinggi dan lebar disesuaikan
dengan shop drawing.
k. Dilanjutkan dengan pembuatan bekisting untuk dinding tangga yang
tingginya sama dengan tinggi optrade tangga (tinggi anak tangga)
yang direncanakan.
l. Pemasangan bekisting dinding untuk optrade tangga dipasang setelah
pembesian tangga selesai.
48

Gambar 3.14 Pemasangan Bekisting Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

B. Pekerjaan Pembesian Tangga


Pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di halaman site,
sedangkan perakitan tulangan tangga dilakukan diatas bekisting. Setelah tulangan
tangga selesai dirakit dengan dilengkapi beton decking, tulangan tersebut
diturunkan ke dalam bekisting. Penulangan tangga menggunakan baja ulir dengan
tulangan urama berukuran D-13 dan Ø10 mm untuk tulangan bagi. Penutup beton
yang dipakai mempunyai ketebalan 20 mm untuk pelat tangga dan pelat bordes
tangga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pekerjaan pembesian tangga
sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan :
a. Bar Bander
b. Bar Cutter
c. Meteran
2. Material yang diperlukan :
a. Besi Tulangan Pokok D13
b. Besi Tulangan Bagi (Tulangan S) D10
c. Besi Tulangan anak tangga (Wiremesh tipe M8)
d. Kawat Bendrat
3. Langkah kerja dilapangan :
a. Untuk kebutuhan besi baik jumlah, pemotongan maupun
pembengkokan dilakukan ditempat pabrikasi besi.
49

b. Pabrikasi dilakukan dengan memotong besi D13 untuk tulangan


pokok dan besi D10 untuk tulangan bagi sesuai dengan gambar kerja.
c. Pada bagian akan dibuat tangga terlebih dahulu pemasangan bekisting
yang terbuat dari kayu serta ditahan oleh scaffolding.
d. Tulangan pokok diikat dengan tulangan stek tangga yang sudah ada
e. Memasang tulangan S (cakar ayam) diatas tulangan pokok, yang
diikat dengan kawat bendrat dengan jarak sesuai gambar
f. Rakitan pembesian bagian bawah diangkat sedemikian rupa sehingga
bagian bawahnya bisa diisi beton decking dengan tebal sesuai dengan
selimut beton yang direncanakan
g. Setelah penulangan bagian bawah selesai, dilanjutkan penulangan
bagian atas yang dimulai dari memasang tulangan S (cakar ayam)
h. Selanjutnya dipasang tulangan pokok dengan jarak sesuai gambar
i. Tulangan S (cakar ayam) dengan tulangan pokok diikat menggunakan
kawat bendrat, sehingga tulangan menjadi satu kesatuan
j. Untuk menjaga jarak penulangan bagian bawah dengan penulangan
bagian atas diberi sepatu diikat menggunakan kawat bendrat sehingga
penulangan pelat tidak menjadi satu
k. Setelah pembesian selesai, dilanjutkan dengan memasang bekisting
dinding optrede yang sudah dibuat sebelumnya.

Gambar 3.15 Pembesian Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)
50

Gambar 3.16 Pemasangan Beton Decking Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

C. Pekerjaan Pengecoran Tangga


Sebelum pengecoran dimulai, dilakukan pembersihan lokasi pengecoran
dari sisa-sisa kawat tali pengikat. Setelah lokasi pengecoran benar-benar bersih
selanjutnya dilanjutkan pekerjaan pengecoran, dimana pada pengecoran ini
pengangkutan campuran beton dari lokasi ke tempat pengecoran dilakukan dengan
bantuan concrete pump.Pemadatan campuran beton pada pengecoran tangga
dilakukan dengan alat penggetar mekanis concrete vibrator .
Beberapa hal yang perklu diperhatikan pekerjaan pengecoran tangga
sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan:
a. Concrete Pump
b. Concrete Vibrator
c. Alat uji slump
d. Cangkul
2. Material yang diperlukan:
a. Beton ready mix
3. Langkah Kerja dilapangan:
51

a. Setelah beton ready mix dibuat , terlebih dahulu dilakukan pengujian


tes slump menggunakan alat uji slump.
b. Jika nilai slump sudah memenuhi syarat, siapkan beton untuk cetakan
silinder, untuk pengetesan kuat tekan beton nantinya.
c. Dari Concrete Mixer Truck, beton dituangkan kedalam concrete pump
dan dipompa ke tempat yang akan di cor.
d. Dilakukan pemadatan dengan concrete vibrator, dan permukaan beton
diratakan menggunakan cangkul.
e. Pengecoran dilakukan bertahap dari anak bordes ke anak tangga
sampai ketinggian stop cor yang direncanakan.

Gambar 3.17 Pengujian Slump Campuran Beton Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badunng Utara (2017)

Gambar 3.18 Pekerjaan Pengecoran Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)
52

Gambar 3.19 Proses Perataan Campuran Beton Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

Gambar 3.20 Tes Uji Kuat Tekan Beton Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

D. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga


Pekerjaan pembongkaran bekisting tangga dilakukan apabila beton telah
cukup umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat
menahan berat sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar
dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang
terlindung untuk menjaga bekisting untuk pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan
pembongkaran bekisting tangga dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi
keamanan dan kemampuan struktur.
53

Beberapa hal yang perklu diperhatikan pekerjaan pembongkaran


bekisting tangga sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan :
a. Linggis.
b. Palu .
2. Langkah kerja di lapangan
a. Setelah tangga dicor minimal 5 hari bekisting bisa dibongkar.
b. Lepaskan support yang menyangga bekisting.
c. Kendorkan dan lepaskan baut – baut antar bekisting.
d. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada
yangmenempel pada beton, dibantu dengan linggis secara hati-hati.
e. Bersihkan area dari bongkaran bekisting.

Gambar 3.21 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

3.1.7. Pekerjaan Pemasangan Dinding Batu Bata


Dalam pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak
Badung Utara ini, kontraktor memakai batu bata merah untuk tembok
gedung,Adapun alat , bahan dan tahap-tahap pengerjaanya dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Alat yang digunakan
a. Cetok
b. Meteran
54

c. Siku-siku
d. Benang nilon
e. Benang sipat
2. Bahan yang digunakan
a. Bata Merah
b. Semen ”BOSOWA”
3. Tahap- tahap pengerjaan
a. Pertama dilakukan persiapan dengan membersihkan area yang akan
dipasang dinding bata merah.
b. Membuat marking jalur jalur dinding di kedua sisi menggunakan
benang yang sudah diberi warna agar membekas dilantai kerja dan
tidak lupa pada area tertentu jika terdapat kolom praktis atau
openingan untuk pintu jendela diberi tanda agar tidak dipasang bata
secara menyeluruh.
c. Pasangan batu bata merah memiliki ketebalan 10cm, panjang 20cm,
tinggi 5cm dan plesteran 2,5cm di kedua sisi sehingga total tebal
dinding adalah 15cm.
d. Sebelum bata merah digunakan bata merah tersebut dicelupkan pada
ember yang berisi air untuk mengurangi gelembung udara yang ada
dirongga bata merah hal itu dilakukan untuk mengurangi penyerapan
air.
e. Memasang bata merah pada jalur marking dan pada saat pemasangan
dilakukan secara horizontal lapis demi lapis hingga mencapai tinggi
1m dengan menggunakan adukan 1pc:5ps, untuk mengecek tegak
lurus dinding terhadap lantai menggunakan waterpass yang
ditempelkan pada muka bata.
f. Pada saat pelaksanaannya campuran adukan semen dituangkan secara
merata ke permukaan bata merah.
g. Kemudian bata merah disusun diatas campuran mortar tersebut lapis
demi lapis sambil diperiksa terus kerataan pasangannya. Kemudian
55

bata merah sesekali dipukul pukul hingga mencapai elevasi yang


diperlukan.
h. Setelah tinggi pasangan bata mencapai 1m dilanjutkan mengecor
kolom praktis agar pada saat pengecoran kolom praktis tidak terlalu
tinggi untuk menghindari agregat kasar tertahan ditengah bentang
kolom.
i. Setelah diperiksa kelurusannya secara vertikal pasangan bata merah
dapat dilanjutkan dengan metode yang sama hingga mencapai
ketinggian 1m lagi lalu periksa kerataannya lalu cor kolom praktis lagi
setelah itu dilanjutkan pemasangan hingga mencapai ketinggian
maksimum sesuai dengan gambar rencana.

Gambar 3.22 Pemasangan Dinding Batu Bata Merah.


Sumber: Dokumentasi Proyek KPP Pratama Badung Utara (2017)

3.1.8. Pekerjaan Ring Balok dan Plat Atap


Pekerjaan ring balok dan atap terdiri atas pekerjaan pembesian, pekerjaan
bekesting, pekerjaan pengecoran, dan pembongkaran bekesting. Ukuran ring
balok yang digunakan adalah 20/80, sedangkan ukuran pelat atap yang digunakan
dengan ketebalan 10cm. Alat yang diperlukan pada pekerjaan bekisting dan
pembesian balok serta pelat lantai adalah scaffolding, U–Head, jack base, gergaji,
palu, balok 6/12 cm, meteran, waterpass, bar bander, bar cutter, paku, dan suri-
56

suri. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu paku, plywood, balok 4/6 cm, besi
D22 untuk tulangan lentur dan besi D10 untuk tulangan geser. Langkah kerja yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Bekisting dan Pembesian
a. Setelah kolom dicor dilanjutkan dengan pemasangan bodeman untuk
menentukan elevasi ring balok.
b. Pasang suri-suri dibawah bodeman untuk menyangga bekisting ring
balok.
c. Dilanjutkan pemasangan tembereng dipasang pada kanan dan kiri
bodeman, setelah itu pemasangan sekor sudah bisa dilaksanakan.
d. Setelah itu pemasangan scaffolding untuk menyangga bekisting pelat
atap.
e. Setelah scafolding terangkai,pasang balok kayu 6/12 cm kearah
memanjang yang bertumpu pada u-head lalu pasang plywood diatas
balok kayu.
f. Cek kedataran posisi bekisting pelat atap dan ketinggiannya sesuai dengan
elevasi pada gambar rencana.
g. Tulangan ring balok sudah bisa dirakit, kebutuhan besi pokok dan jumlah
sengkang sebelumya sudah dibuat dipabrikasi besi yang disesuaikan
dengan gambar rencana.

Gambar 3.23 . Pekerjaan Pembesian dan Pemasangan Beksting Ring Balok


Sumber: Foto Lapangan, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara (2017)
57

h. Besi yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi besi ketempat
ring balok yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh mandor besi.
i. Perakitan tulanganring balok langsung diatas bodeman ring balok, dimulai
dari penempatan tulangan pokok, dilanjutkan dengan pemasangan
sengkang dan langsung diikat dengan kawat bendrat.
j. Beton decking dipasang dibagian bagian kanan, kiri dan bawah tulangan
balok, sebagai selimut beton.
k. Perakitan tulanganring balok selesai, dilanjutkan dengan pembesian pelat
atap.
l. Kebutuhan wiremesh sebelumya sudah dibuat dipabrikasi besi yang
disesuaikan dengan gambar rencana.
m. Wiremesh yang akan dipasang diangkut dari tempat pabrikasi ketempat
pelat yang akan dikerjakan dan di monitoring oleh mandor besi.
n. Wiremesh sudah bisa di pasang, dimulai dari pemasangan beton decking
pada sisi bawah wiremesh lapis satu dan pasang wiremesh pada bekisting
pelat.

Gambar 3.24 Pekerjaan perakitan wiremesh plat atap


Sumber: Foto Lapangan, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara
(2017)
58

o. Dilanjutkan dengan wiremesh lapis dua, dimulai dari pemasangan


tulangan S di atas wiremesh lapis satu dan pasang wiremesh lapis dua
diatas tulangan S yang langsung diikat dengan kawat bendrat.
p. Setelah itu dipasang tulangan stek untuk menghubungkan pertemuan
wiremesh diantara balok.

2. Pekerjaan Pengecoran Ring Balok dan Plat Atap


Alat yang digunakan pada pekerjaan pengecoran ring balok dan plat atap
adalah Concrete Mixer Truck, Concrete Pump, Concrete Vibrator, alat uji slump,
cetok, cangkul, dan pipa tremi. Bahan yang dibutuhkan adalah beton ready mix
K250. Langkah kerja dilapangan adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, area yang akan dicor dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang ada di sekitarnya agar dapat
menghasilkan ring balok dan plat atap sesuai dengan mutu dan
perencanaan.
b. Setelah beton ready mix tiba dilapangan, diuji kekentalan beton apakah
sesuai dengan yang direncanakan dengan tes Slump.
c. Jika nilai slump sudah sesuai dengan yang direncanakan, siapkan beton
untuk cetakan silinder, untuk pengetesan kuat tekan beton nantinya dan
pengecoran bisa dilaksanakan.
d. Pengecoran dilakukan dengan bantuan concrete pump. Beton ready mix
dari concrete mixer truck dialirkan ke bucket concrete pump, kemudian
concrete pump yang akan mendorong beton ke atas yang dimana operator
akan mengarahkan pipa concrete pump ke arah bagian yang akan dicor.
e. Dilakukan pemadatan menggunakan concrete vibrator agar seluruh
cetakan/ bekisting balok dan plat termampatkan/terisi beton, setelah itu
permukaan beton diratakan.
f. Setelah diratakan, supervisor akan mengecek elevasi dan kedataran dari
plat tersebut dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan agar
dihasilkan plat yang datar sesuai dengan yang direncanakan.
59

Gambar 3.25 Proses Pengecoran Ring Balok dan Plat Atap


Sumber: Foto Lapangan, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara (2017)

3. Pembongkaran Bekisting Ring Balok dan Plat lantai


Alat yang digunakan dalam pembongkaran bekisting balok dan plat lantai
adalah linggis dan palu. Langkah kerja dilapangan adalah sebagai berikut:
a. Setelah ring balok dan plat atap dicor minimal 28 hari bekisting bisa
dibongkar.
b. Lepaskan scaffolding yang menyangga bekisting pelat lantai secara hati-
hati.
c. Lepaskan suri-suri yang menyangga bekisting balok secara hati-hati.
d. Lepaskan satu persatu bagian bekisting, jika bekisting ada yang
menempel pada beton, dibantu dengan linggis secara hati-hati untuk
melepaskannya.
60

Gambar 3.26 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Ring Balok dan Plat Atap
Sumber: Foto Lapangan, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara (2017)

3.1.9. Pekerjaan Kap dan Penutup Atap


Pekerjaan kap bahan rangka atap : Besi baja WF kualitas baik dan
penutup atap adalah genteng kodok setara good year sesuai ditunjuk dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos
kerja dan peralatan yang diperlukan.

Pelaksanaan pekerjaan atap :


A. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna. Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan
sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
B. B a h a n :
1. Struktur Rangka Kap
Rangka Kap menggunakan Baja profile WF150.75.5.7 Sdengan jurai
menggunakan Baja profile WF 150.75.5.7, gording dari baja profil
C150x65x20x3,2 atau sesuai dengan gambar rencana, usuk dan reng
61

dari bahan Rangka atap baja ringan agar memakai yang produk baik,
produksi lokasi lokal dalam negeri disahkan oleh Balai Penelitian
Bahan Industri.Yang dilengkapi dengan baut dan alat penyambung
dengan ukuran dan dipasang sesuai gambar. Berukuran homogen
dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, tidak cacat-
cacat,karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat. Semua
permukaan baja profile baik yang utuh maupunyang dilobangi harus
ditutup dengan cat anti karat sebelum pemasangan usuk dan reng,
menghindari karat.
2. Penutup Atap
Penutup atap menggunakan genteng kodok good year. Dengan
bubungan menggunakan genteng kodok good year yang dilengkapi
dengan ikut celedu dan murdha paras. Pemasangan harus sesuai
dengan gambar rencana. Untuk list plank menggunakan list plank
kayu kamper dengan ukuran sesuai gambar.
3. Hasil Akhir
Hasil pekerjaan rangka atap dan penutup atap harus terpasang
dengan kokoh dan terpasang sesuai dengan gambar.

3.1.10. Pekerjaan Halaman


1. Pekerjaan Pemasangan Paving Blok
Perkerasan halaman Kantor menggunakan Paving Blok 20x20 cm dengan
ketebalan 8 cm, Paving Blok dipasang diatas permukaan pasir urug yang
sebelumnya telah dihampar dengan penyiraman sebagai balas.
Penempatan ukuran/dimensi disesuaikan dengan gambar rencana.
Warna akan ditentukan kemudian. Pemborong wajib menyediakan
minimal 3 sample atau brosur untuk pengajuan/persetujuan motif
maupun warna dan disetujui perencana dan direksi.

2. Kwalitas bahan
a. Paving Blok dengan kualitas K. 225.
62

b. Pemborong wajib menyediakan minimal 3 (tiga) sample untuk


pengajuan motif maupun warna dan disetujui perencana dan direksi.

3. Cara pemasangan
a. Pemborong wajib untuk menunjukkan contoh-contoh untuk
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
b. Areal yang akan di perkeras dengan paving, sebelumnya harus
diratakan kemudian dipadatkan hingga mendapatkan kepadatan yang
optimal.
c. Dilanjutkan dengan penghamparan pasir urug diikuti dengan
penyiraman kemudian diratakan sesuai dengan peil yang diinginkan.
d. Sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan dari Direksi
berupa Work Request (lembar kerja). Pasangan untuk Paving harus
menghasilkan bidang-bidang yang betul rata bebas dari retak /goyah
dan nat-nat yang lurus.

3.2. Keterlibatan Mahasiswa Kerja Praktek


Selama melaksanakan kerja praktek pada Pembangunan Kantor
Pelayanan Pajak, kegiatan pokok yang penulis atau mahasiswa lakukan adalah
sebagai berikut :

1. Mengamati teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan sistem


manajemen yang diterapkan, sehingga dapat membandingkan dengan
teori yang di dapat dibangku kuliah.

2. Melakukan pengumpulan data dan informasi sebagai bahan untuk


menyusun laporan kerja praktek baik itu dari segi manajemen proyek
maupun cara pelaksanaannya.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini diperlukan data yang


lengkap dan akurat. Pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain:
63

1. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek, tentang hal-hal yang tidak dapat diamati
secara langsung di lapangan.
2. Pengamatan langsung di lapangan
Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati hasil pekerjaan di
lapangan apakah telah sesuai dengan gambar rencana atau tidak, juga
agar dapat memahami cara kerja tukang-tukang, pengawas lapangan
maupun pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang pelaksanaan pekerjaan.
BAB IV

KEGIATAN PROYEK / TINJAUAN KHUSUS

4.1. Tinjauan Pelaksanaan Kerja Praktek / KP

Pelaksanaan pembangunan Proyek Gedung Kator Pelayanan Pajak Baduang


Utara, penulis meninjau pekerjaan Pelat Lantai . Pekerjaan pelat lantai meliputi :
bekistingan pelat, pembesian pelat dan pengecoran pelat lantai.

Pekerjaan tersebut terdiri dari pekerjaan bekisting balok, bekisting pelat


lantai, pembesian balok, pembesian pelat lantai, dan pengecoran balok dan pelat
lantai.

4.2. Kajian Teknis Teoritis (Tinjauan Khusus)

Pelat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada diatas tanah secara
langsung. Artinya pelat lantai merupakan lantai yang terletak ditingkat dua,
tingkat tiga, tingkat empat dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini
dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom – kolom bangunan,
pembuatan struktur pelat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan pelat
lantai.

Faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain besar lendutan yang


diijinkan, lebar bentangan atau jarak antar balok pendukung dan bahan material
yang digunakan. Tingkat ketebalan minimum dari pelat lantai yaitu 12 cm
menggunakan tulangan berupa 2 lapis beton berdiameter 10 mm dan berjarak 10
cm pada lokasi momen maksimum, serta 2 lapis besi beton berdiameter 10 mm
dan berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum.

64
65

4.2.1. Jenis-jenis Plat Lantai

Berdasarkan bahan material penyusunnya, terdapat 3 macam pelat lantai, yaitu :


1. Pelat Lantai Kayu
Pelat lantai kayu ialah pelat lantai yang terbuat dari kayu. Papan kayu yang
dipakai umumnya memiliki ukuran lebar 20 – 30 cm, tebal 2 – 3 cm, dan
panjang menyesuaikan. Papan – papan ini didukung oleh balok yang berukuran
8/12, 8/14, atau 10/14 dengan jarak 60 – 80 cm. untuk bentangan 3 – 3,5 cm,
balok kayu ini bias dipasang diatas pasangan bata 1 batu atau balok beton agar
daya dukung dan kekuatannya semakin tinggi.
Kelebihan pelat lantai kayu diantaranya anggaran yang dikeluarkan relative
murah, gampang dibuat, dan bobotnya cukup ringan. Disisi lain, kekurangannya
yaitu hanya bias diterapkan dalam konstruksi sederhana, bersifat permeable,
gampang berakar, tidak bias dilapisi ubin, cenderung tidak awet, dan
terpengaruh cuaca.
2. Pelat Lantai Beton
Persyaratan pelat lantai yang dibuat dengan beton bertulang tercantum
dalam buku SNI I 03-2847 -2002 yang meliputi ukuran ketebalan minimal pelat
untuk lantai adalah 12 cm dan pelat untuk atap yaitu 7 cm. pelat beton harus diisi
tulangan baja lunak atau baja sedang yang ditumpuk silang dengan diameter
minimum 8 mm. Pelat lantai yang mempunyai ketebalan lebih dari 25 cm wajib
disokong tulangan baja rangkap diatas dan bawah.
Perhatikan jarak ideal tulangan pokok berkisar antara 2,5 – 20 cm atau 2 kali
tebal pelat. Untuk melindunginya dari korosi, tulangan – tulangan baja tersebut
harus terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. beton terbuat dari
campuran semen, pasir, kerikil, air dan admixture dengan perbandingan tertentu.
3. Pelat Kayu Semen
Dinamakan pelat kayu semen karena pelat ini dibuat dari potongan –
potongan kayu berukuran 80 – 90 cm yang dicampur dengan semen. Karena
tergolong bahan bangunan yang baru, material ini masih jarang digunakan
sebagai bahan pembuata struktur pelat lantai.
66

Pembangunan pelat kayu semen dimulai denga memasang kayu bingkrai 5/7 den
berjarak 40 cm. berikutnya susunan kayu tersebut dipasangi ring balok
diatasnya, lalu dicor menggunakan beton. Terakhir lembaran – lembaran kayu
semen ini dipasang secara berjejeran dan rapat diatas beton, kemudian
ditancapkan baut agar terpasang sempurna.

4.2.2. Fungsi Plat Lantai

Fungsi pelat lantai adalah :


1. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas
2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah
4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Gambar 4.1 Contoh Plat Lantai

4.2.3. Metode Pembuatan Plat Lantai

Saat ini banyak berkembang metode – metode yang dapat digunakan untuk
membuat pelat lantai yang berkualitas bagus dalam waktu singkat. Seperti kita
tahu, metode konvensional dilakukan dengan mengerjakan seluruh
pembangunan pelat lantai dilapangan. Biarpun mutu struktur bias terkontrol,
67

tetapi hal ini menyebabkan waktu pengerjaannya lama sehingga biaya


pembangunan pun membengkak.
Metode half slub yakni membangun separuh struktur dilapangan dan
setengahnya lagi dibuat di pabrik memakai sistem precast. Setelah itu bagian –
bagian tersebut dikirim keproyek untuk dipasang sesegera mungkin. Kelebihan
dari metode ini ialah estimasi waktu pengerjaan menjadi berkurang.
Ada pula metode full precast yaitu pengerjaan pelat beton dilakukan di
pabrik sejak awal, kemudian dikirim ke lapangan untuk diterapkan. Ini
merupakan metode yang paling singkat dibandingkan dengan metode – metode
pembuatan pelat lantai lainnya.
Sementara itu, untuk menghemat biaya pembangunan dikenal dengan
metode bondek. Metode ini dilakukan dengan menggunakan pelat bondek. Hal
ini dimaksudkan untuk menghemat pengadaan tulangan baja dan material
bangunan yang dibutuhkan untuk membuat bekisting dibawahnya. Sedangkan
pada tulangan atas dapat dibuat berupa batangan atau diganti besi wiremesh agar
pembangunannya lebih efisien.

4.2.4. Proses Pembuatan Plat Lantai dan Balok

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.


Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok
yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam,
yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai
perawatan.

1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan
ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur
theodolithe.
68

b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan,
kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus
sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan
teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan
dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan
material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan
dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang
sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting
yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

A. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
a) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
b) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base
jack atau U-head jack nya.
c) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7)
dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai
alas balok.
d) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku
yang dipasang di atas suri-suri.
69

B. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
a) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk
pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat
dengan mengatur base jack dan U-head jack nya
b) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
c) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding
untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang
serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
kebocoran pada saat pengecoran
d) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

C. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika
sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

D. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
a) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan
dipasang.
b) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
70

c) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping
balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode
pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi
seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan
pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua yaitu dengan
pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan sengkang dipisah namun
ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir semua bagian
pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan
sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.

E. Pembesian pelat
a) Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian
pelat, antara lain :
b) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah
siap. Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang
diatas bekisting pelat.
c) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian
pasang tulangan ukuran tulangan D10-200.
d) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
e) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas
pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan
bawah pelat.

F. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok
adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
71

tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton


decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

G. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah
bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.

3) Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


A. Administrasi pengecoran
a) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau
zona yang akan dicor
b) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin
ke konsultan pengawas
c) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam
surat cor.
d) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
e) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh
dilaksanakan.

B. Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan
pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck
mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat
sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
a) Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi
pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
b) Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air
compressor sampai benar – benar bersih
72

c) Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
PT. ADHIMIX PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang
berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
d) Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk
membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya.
Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil
sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.
e) Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
f) Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung,
diambil Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu
bucket diangkut dengan TC
g) Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket
membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area
pengecoran.
h) Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok
terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual
lalu check level dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat
kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara
pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
i) Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang
panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
j) Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang
telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

C. Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan
pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada
pelat 122cm (10 cm s/d 14 cm) sedangkan pada balok 122cm (10 cm s/d 14 cm).
73

Pengecoran balok dan pelat dengan menggunakn concrete pump dengan


menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan
pemeriksaan bekisting meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah
sesuai dengan yang direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan
kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting
dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
a. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-
sambung.
b. Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
c. Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
d. Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan
finishing.

4) Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran
sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

5) Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
74

4.3. Evaluasi Rencana Terhadap Kajian Pustaka

4.3.1. Pembuatan Plat Lantai

Pembuatan struktur pelat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan


pelat yaitu 12cm dengan luas 414,7 m² dengan mutu beton K250 (SNI DT-91-
0008-2007). Faktor – faktor yang mempengaruhinya antara lain besar lendutan
yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antar balok pendukung, dan bahan
material yang digunakan.

4.3.2. Gambar Rencana Plat Lantai

Gambar 4.2 Rencana Penulangan plat lantai


Sumber: PT. Megatama Karya Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara
(2017)
75

Gambar 4.3 Rencana Beton Plat Lantai


Sumber: PT. Megatama Karya, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara
(2017)

4.3.3. Kebutuhan Sumber Daya Material

Dalam hal pekerjaan pelat lantai beton ada berbagai sumber daya material
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Besi Wiremesh
Besi wiremesh yang digunakan adalah besi wiremesh lembaran dengan
ukuran 2,1 meter x 5,4 meter dengan ukuran diameter besi M8, dan luas
kotak setiap wiremesh 15x15 cm
76

Gambar 4.4 Besi Wiremesh Lembaran

2. Pasir dan Koral


Pasir dank oral yang digunakan dengan kualitas yang baik dan memenuhi
standar, penempatannya juga ditempatkan pada tempat yang sudah
disediakan di proyek agar kualitasnya dapat terjaga.

Gambar 4.5 Pasir dan Koral

3. Semen
Semen yang digunakan adalah semen bosowa dengan kualitas yang baik
akan menentukan kualitas dari beton yang akan dibuat denga mutu beton
K250 (SNI DT-91-0008-2007). Untuk itu semen dipilih yang memiliki
kualitas utama dan juga ditempatkan ditempat yang baik agar terjaga
kualitasnya.
77

Gambar 4.6 Semen

4. Bekisting
Bekisting yang terdiri dari triplek kayu dengan ukuran 9 mm dan usuk
kayu, bekisting pelat dikerjakan dengan tenaga yang professional agar
kualitas bekisting kuat dan juga hasil yang dapat dicapai dapat maksimal.
Sebelum pengecoran dilaksanakan bekisting dicek terlebih dahulu.

Gambar 4.7 Bekisting Plat Lantai

5. Paku
Paku yang digunakan untuk pembuatan bekisting pelat lantai. Peggunaan
paku di lapangan untuk pemasangan bekisting menggunakan jenis paku
biasa dengan varian panjag 2cm sampai 10cm.
78

Gambar 4.8 Paku

6. Steger Bambu
Steger bambu digunakan karena lebih murah dan menghemat
pengeluaran biaya.

Gambar 4.9 Steger bamboo

7. Beton Deking
Beton deking atau beton tahu yang digunakan untuk memberi jarak antar
tulangan dan bekisting yang akan dipasang.
79

Gambar 4.10 Beton Decking

4.3.4. Kebutuhan Sumber Daya Alat

Sumber daya alat sangat menentukan kecepatan dari pelaksanaan proyek,


maka kebutuhan akan peralatan harus direncanakan dengan baik, berikut sumber
daya alat yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Concrete Mixer
Concrete Mixer atau yang sering disebut dengan molen berguna untuk
mencampur dan mengaduk material beton agar lebih homogen. Alat ini digunakan
khusus untuk volume pekerjaan yang relative kecil dan non structural seperti
pembuatan lantai kerja, pemasangan batako, pekerjaang plesteran dan lain
sebagainya.

Gambar 4.11 Concrate Mixer


80

2. Vibrator
Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga –
rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat.Vibrator digunakan saat
pengecoran berlangsung. Vibrator ini berfungsi sebagai alat pemadatan beton saat
pengecoran dilakukan, dengan menggunakan vibrator beton tersebut diharapkan
rongga udara pada saat pengecoran dapat dihilangkan.

Gambar 4.12 Vibrator

3. Gerinda
Gerinda digunakan untuk memotong wiremesh atau besi

Gambar 4.13 Gerinda


81

4.3.5. Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting. Sebab


tidak mungkin proyek akan berjalan dengan lancar jika persediaan sumber daya
manusia tidak sesuai dengan kebutuhan. Berikut sumber daya manusia yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Tukang pengecoran
Proses pengecoran dilakukan dengan tenaga manusia untuk mempercepat
proses pengecoran dengan 15 tukang cor dan 7 pekerja, pengecoran
dilakukan beramai – ramai agar waktu yang diperlukan semakin singkat.

2. Tukang pembuatan bekisting


Bekisting yang dibuat dengan bantuan tenaga manusia dan professional
dalam pembuatan bekisting dengan 4 tukang kayu dan 11 pekerja agar
proses cepat dan hasil yang maksimal.

4.3.6. Tahap Pembuatan Plat Lantai

Pelat lantai beton yang direncanakan dikerjakan dengan beberapa


tahapan pekerjaan yaitu dipaparkan sebagai berikut :
1. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan agar beton yang dicor nantinya dapat tecetak
sesuai dengan bentuk yang diharapkan, pembuatan bekisting dilakukan oleh 4
tukang kayu dan 11 pekerja agar proses cepat dan hasil yang maksimal,
pemasangan bekisting dilaksanakan dengan rapi dan rapat agar bekisting
tidak mengalami kebocoran. Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai
berikut :
a. Seteger bambu disusun sejajar dengan seteger bambu untuk balok. Karena
posisi pelat lebih tinggi dari pada balok maka seteger bambu untuk pelat
lebih tinggi dari pada balok dan diperlukan kayu balok tambahan.
Perhitungkan ketinggian seteger bambu pelat dengan mengatur level kayu
balok tumpuan.
82

b. Pada seteger bambu dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah
balok dan diatas girder dipasang suri – suri dengan arah melintang.
c. Kemudian pasang plywood sebagai atas pelat. Pasang juga dinding untuk
tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. Plywood dipasang serapat
mungkin , sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
terjadinya kebocoran saat proses pengecoran.
d. Setelah semua bekisting pelat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar
sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam proses pembongkaran bekisting dan bekisting masih
dalam kondisi layak pakai dalam pekerjaan berikutnya.

Gambar 4.14 Pemasangan Steger dan Bekisting Plat Lantai

2. Pemasangan Beton Deking


Pemasangan beton deking yang berfungsi sebagai selimut beton agar tulangan
wiremesh tidak langsung menyentuh atau menempel pada bekisting pelat
lantai.

Gambar 4.15 Pemasangan Beton decking


83

3. Pemasangan Wiremesh
Tahapan pemasangan wiremesh adalah sebagai berikut :
a. Pembesian pelat lantai dilakukan langsung diatas bekisting pelat yang sudah
siap. Besi wiremesh diangkat menggunakan katrol dan dipasang diatas
bekisting pelat.
b. Dilakukan cutting list dengan gerinda pada wiremesh sesuai shop drawing
dilokasi yang ditentukan.
c. Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat bendrat.

Gambar 4.16 Pemasangan dan Pemotongan Wiremesh

4. Pemasangan tulangan S
Tulangas S adalah tulangan yang dimana berada di posisi tengah-tengah
antara wiremesh bawah dan wiremesh atas. Tujuan diberikan tulangan S ini
agar wiremesh yang di bawah dan di atas tidak saling bersentuhan (agar bias
membuat ketebalan plat sesuai gambar rencana).

Gambar 4.17 Pemasangan tulangan S pada plat lantai


84

5. Pengecoran Plat lantai


Alat yang digunakan pada pekerjaan pengecoran plat lantai adalah Concrete
Mixer Truck, Concrete Pump, Concrete Vibrator, alat uji slump, cetok,
cangkul, dan pipa tremi. Sebelum beton dituangkan kearea pengecoran
dilakukan terlebih dahulu pengujian tes slump dan pembuatan benda uji
silinder.Bahan yang dibutuhkan adalah beton ready mix K250.
Langkah kerja dilapangan adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melaksanakan pengecoran, area yang akan dicor dibersihkan
terlebih dahulu dari kotoran-kotoran yang ada di sekitarnya agar dapat
menghasilkan plat lantai sesuai dengan mutu dan perencanaan.
b. Setelah beton ready mix tiba dilapangan, diuji kekentalan beton apakah
sesuai dengan yang direncanakan dengan tes Slump. Alat-alat yang
digunakan dalam uji slump antara lain:
1) Cetakan krucut terpancung yang berdiameter dasar 20 cm, diameter
bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm.
2) Tongkat pemampat berdiameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan ujung
bulat dan terbuat dari baja tahan karat.
3) Slump test dapat dilakukan dengan cara :
4) Letakkan corong cetakan yang sudah dialasi triplek di tempat yang rata.
5) Beton cair dimasukkan ke dalam cetakan kerucut terpancung
6) Corong cetakan diisi dalam 3 (tiga) lapisan, masing-masing sekitar 1/3
volume corong. Setiap lapis beton cair dimampatkan dengan tongkat
pemampat sebanyak 25 kali. Pemukulan atau pemampatan dengan
tongkat harus merata dan tidak boleh sampai masuk ke dalam lapisan
beton sebelumnya.
7) Setelah lapisan ke-3 beton cair selesai dimampatkan, ratakan bagian
atas kerucut, diamkan selama 30 detik. Kemudian corong diangkat
tegak lurus ke atas secara perlahan.
8) Pengukuran nilai slump dilakukan dengan meletakkan penggaris
(meteram) pada bagian atas kerucut terpancung, kemudian ukur
penurunan beton yang terjadi.
85

9) Beton yang memiliki perbandingan campuran yang baik akan


menampakkan penurunan bagian atas secara perlahan-lahan dan bentuk
kerucut semula tidak hilang.
10) Toleransi dari kekentalan beton yang diinginkan untuk test ini yaitu 12
cm ± 2.
11) Hasil dari uji slamp tersebut 10 cm ± 2

Gambar 4.18 Proses Slump Test

Gambar 4.19 Hasil Uji Slump Test


86

Jika nilai slump sudah sesuai dengan yang direncanakan/ memenuhi syarat
yang ditentukan selanjutnya siapkan beton untuk cetakan silinder, untuk
pengetesan kuat tekan beton nantinya danpengecoran bisa dilaksanakan.

Gambar 4.20 Cetakan Silinder


Sumber: PT. Megatama Karya, Proyek Kantor KPP Pratama Badung Utara
(2017)

Pengecoran pelat lantai dilakukan dengan bantuan concrete pump. Beton


ready mix dari concrete mixer truck dialirkan ke bucket concrete pump, kemudian
concrete pump yang akan mendorong beton ke atas yang dimana operator akan
mengarahkan pipa concrete pump ke arah bagian yang akan dicor akan
mendorong beton ready mix ke atas bagian yang akan di cor dan mempermudah
pengecoran pelat lantai, kemudian di lakukan pemadatan menggunakan concrete
vibrator agar seluruh cetakan/ bekisting balok dan plat termampatkan/terisi beton,
setelah itu permukaan beton diratakan. Setelah diratakan,supervisor akan
mengecek elevasi kedataran dari plat menggunakan waterpasss, dimana hal
tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil plat lantai sesuai perencanaan.
pengecoran yang dilaksanakan dengan waktu cukup lama yang biasanya
pengecoran dilaksanakan sampai malam jadi disiapkan genset yang digunakan
untuk menghidupkan lampu penerangan agar pengecoran dapat dilaksankan
pada malam hari. Agar pekerjaan pengecoran lebih cepat di laksanakan, maka
menggunakan tenaga manusia 15 tukang cor dan 7 pekerja, untuk proses
pengecoran dilakukan secara beramai – ramai.
87

Gambar 4.21 Proses pengecoran plat lantai

Gambar 4.22 Beton Dimampatkan dengan Concrete Vibrartor

6. Pembongkaran Bekisting Plat Lantai


Untuk pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan 28 hari dari waktu
pengecoran, pembongkaran bekisting dilakukan dengan tenaga manusia,
tahap pertama dilakukan pembongkaran pada bekisting balok kemudian
dilanjutkan dengan pembongkaran bekisting pelat lantai dan pembongkaran
dilepaskan satu persatu dengan menggunakan linggis dan palu, setelah
bekisting dilepas maka bekisting diangkat untuk dipindahkan ke tempat lain
yang lebih bagus dan tidak mengganggu perkerjaan lain yang sedang
berlangsung. Kemudian lepaskan scaffolding yang menyangga bekisting pelat
lantai secara hati-hati agar tidak terjadi kecelekaan saat bekerja.
88

Gambar 4.23 Pembongkaran Bekisting Plat Lantai

7. Hasil Uji Kuat Tekan Beton (K250)


Tabel 4.1 Hasil Uji Kuat tekanProyek Pembangunan KPP Pratama Badung Utara

Sumber: PT. Megatama Karya, Proyek Pembangunan KPP Pratama Badung Utara
(2017)
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di lapangan maupun dokumen-dokumen yang
terkait dengan proyek ini, dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara
berlokasi di Jl. Ahmad Yani No 100, Denpasar, Bali. Angggaran proyek
4.979.066.000,00 (Empat Milyar Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan
juta enam puluh enam ribu rupiah) dengan menggunakan system kontrak
Harga Satuan (Unit Price Contract). Jangka waktu pelaksanaan
pembangunan tersebut ditetapkan selama 210 ( Dua ratus sepuluh) hari
kalender.
2. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek pembangunan KPP
Pratama Badung Utara adalah Frista Eka Purwana sebegai pejabat
pembuat komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama KPP Pratama
Badung Utara, PT. Megatama Karya sebagai kontraktor pelaksana, CV.
Tri Maya sebagai konsultan perencana dan CV. Uditi Plan sebagai
konsultan pengawas
3. Pada proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan terjadi beberapa kendala,
yaitu jebolnya bekisting pada plat atap pada saat proses pengecoran,
membuat keterlambatan waktu saat pengecoran dan saat enaga kerja
bekerja kurangnya kesadaran tenaga kerja lapangan akan pentingnya
menggunakan Alat pelindung Diri (APD) saat bekerja.
4. Pada Proyek Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung
Utara, Tinjau khusus metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran plat
lantai untuk mengetahui proses dan ketentuan apa saja yang harus
dilengkapi saat proses pelaksanaan pengecoran.
5. Hasil dari Uji Kuat Tekan Beton (K250) dengan menggunakan 3 benda
uji kubus untuk estimasi 28 hari yaitu 302 Kg/cm2, 288 Kg/cm2 ,dan

89
90

306 Kg/cm2. Jadi hasil uji kuat tekan beton pada Proyek Pembangunan
Kantor pelayanan Pajak Pratama Badung Utara memenuhi syarat.

5.2. Saran
Berkaitan dengan adanya permasalahan yang dijumpai pada saat
melaksanakan kerja praktek, maka ada beberapa hal yang dapat disampaikan
untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan baru yaitu:

1. Pengawasan pelaksanaan proyek seharusnya lebih diperketat lagi agar


tidak terjadi penyimpangan dari gambar kerja (shop drawing) seperti
jarak tulangan, jarak antar sengkang, jumlah tulangan, diameter
tulangan yang dipakai, beton decking dan material yang sudah tidak
layak dipakai seperti plywood pada bekisting balok dan pelat lantai.
2. Lebih memperketat aturan pada setiap pekerja yang tidak menggunakan
alat pelindung diri (APD) keselamatan kerja untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.
3. Antara konsultan perencana dan kontraktor ada hubungan konsultasi
sehingga bila terjadi perubahan gambar kerja atau desain dapat ditindak
lanjuti secepat mungkin agar tidak mengalami kemunduran pelaksanaan
proyek dan jauh menyimpang dari waktu pelaksanaan yang telah
direncanakan.
4. Pihak Kontraktor diharapkan mampu memilih material yang berkualitas
seperti besi tulangan, paku, kawat, bahan dari bekisting, dll. Hal ini
disarankan agar tercapainya konsep zero defect (nol persen kegagalan),
sehingga pada proses pelaksanaannya tidak akan terjadi kendala seperti
jebolnya bekisting saat proses pengecoran. Jadi dapat meminimalisir
biaya yang dikeluarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arafu. 2013. Pengertian Tentang Konstruksi Pelat Lantai Beton.

Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Manajemen Konstruksi. Jakarta: Yayasan


Badan Penerbit PU.

Peraturan. 2015. PERPRES RI No. 4 Tahun 2015. Website :


http://peraturan.go.id/perpres/nomor-4-tahun-2015.html

PT. Megatama Karya. 2017. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Proyek


Pembangunan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara.

SNI DT-91-0008-2007. Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan.

Ticha P. 2015. Analisa Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai


Pada Pembangunan Proyek Puri Indah.

91

Anda mungkin juga menyukai