Abstrak
Pendahuluan : Stimulasi somatosensorik pada kaki adalah salah satu metode untuk
Riwayat artikel meningkatkan keseimbangan. Dari penelitian terdahulu, stimulasi tersebut mampu
Diajukan: 3 Juni 2021 meningkatkan keseimbangan dinamis pada pasien diabetes melitus. Sampai saat ini
Diterima: 2 Juli 2021 belum diteliti pengaruh stimulasi somatosensorik pada kaki terhadap perubahan
keseimbangan dinamis pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh stimulasi
somatosensorik pada kaki dalam meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia.
Penulis Korespondensi: Metode: Penelitian quasy eksperimental, sampel 20 lansia usia 60-68 (63,9±2,1 tahun),
dibagi secara acak 2 kelompok (kelompok 1/perlakuan dan kelompok 2/kontrol).
- Khabib Abdullah Stimulasi somatosensorik diberikan pada kaki lansia selama 30 menit, setiap hari selama
- Prodi S1 Fisioterapi, 6 hari. Pengukuran keseimbangan dinamis (dengan timed up and go test/TUG dalam
Fakultas Ilmu satuan detik), dilakukan pada pra dan paska perlakuan. Uji statistik menggunakan uji
Kesehatan, Universitas paired t test dan uji Wilcoxon. Hasil: Kelompok perlakuan, TUG berbeda bermakna
Muhammadiyah p=0,02 (12,9±0,9 menjadi 11,1±1,3 detik), sedangkan kelompok kontrol, TUG tidak
Surabaya berbeda bermakna p=0,317 (12,4±1,5 menjadi 12,3±1,6 detik). Kesimpulan: Stimulasi
e-mail: somatosensorik pada kaki meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. Stimulasi
abi337587@gmail.com ini akan meningkatkan input taktil telapak kaki dan proprioseptif sendi-sendi kaki yang
berdampak pada kewaspadaan gerak yang meningkat saat berjalan. Beberapa gerakan
pada stimulasi ini dapat dilakukan secara mandiri oleh lansia dan beberapa gerakan harus
dikerjakan oleh fisioterapis, sehingga pelaksanaan diluar penelitian harus menyesuaikan.
Kata Kunci:
Somatosensorik, Abstract
Keseimbangan, Lansia Background: Somatosensory stimulation of the feet is one method to improve balance.
From previous studies, the stimulation is able to improve dynamic balance in patients
with diabetes mellitus. Until now, the effect of somatosensory stimulation on the feet has
not been studied on changes in dynamic balance in the elderly. Objective: To determine
the effect of somatosensory stimulation on the feet in improving dynamic balance in the
elderly. Method: Quasy experimental study, a sample of 20 elderly people aged 60-68
(63.9±2.1 years), randomly divided into 2 groups (group 1/treatment and group
2/control). Somatosensory stimulation was given to the feet of the elderly for 30 minutes,
every day for 6 days. Measurement of dynamic balance (with timed up and go test/TUG
in seconds), was carried out on pre and post treatment. Statistical test using paired t test
and Wilcoxon test. Results: The treatment group, TUG was significantly different p=0.02
(12.9±0.9 to 11.1±1.3 seconds), while the control group, TUG was not significantly
different p=0.317 (12.4±1, 5 becomes 12.3±1.6 seconds). Conclusion: Somatosensory
stimulation of the feet improves dynamic balance in the elderly. This stimulation will
increase the tactile input of the sole of the foot and proprioception of the foot joints which
results in increased alertness of motion when walking. Some movements on this
stimulation can be done independently by the elderly and some movements must be done
by a physiotherapist, so that the implementation outside the research must adjust.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), Vol 7, No 2, Tahun 2021
yang sama dengan kelompok 1untuk etik menjadi 11,1±1,3. Keduanya memiliki data
penelitian. dengan distribusi tidak normal, sehingga uji
Alat-alat dan bahan yang digunakan beda menggunakan uji Wilcoxon.
adalah minyak zaitun (hipo allergen), Sedangkan untuk rerata dan simpangan baku
handuk kering (setiap sampel 1 handuk), nilai TUG pra perlakuan pada kelompok 2
meteran, stop watch, alat tulis. adalah 12,4±1,5 kemudian pada paska
Pengukuran keseimbangan dinamis perlakuan menjadi 12,3±1,6. Keduanya
dengan TUG (time up and go test dalam memiliki distribusi data yang normal,
satuan detik). Pengukuran keseimbangan sehingga uji beda menggunakan uji Ipaired t
dinamis dilakukan pada pra dan paska test(pada tabel 2).
perlakuan. Data lain yang diperoleh dari
sampel adalah usia, dan nilai indeks masa Tabel 2. Nilai rerata dan simpangan baku
tubuh. Data keseimbangan dinamis uji normalitas variabel penelitian
dikumpulkan dengan cara mengukur
langsung pada sampel, kemudian dicatat Rerata±SD
pada formulir pengumpul data. Data yang Karakteristik kelompok
1 2
sudah terkumpul dilakukan input pada
program SPSS 17.0 kemudian dilakukan TUG (detik)
analisis deskriptif, uji normalitas, uji beda
Pra 12,9±0,9* 12,4±1,5
dengan paired t tes dan Wilcoxon dengan
perlakuan
tingkat kemaknaan p<0,05. Penelitian ini
mendapatkan kelayakan etik dari komisi etik Paska 11,1±1,3* 12,3±1,6
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga perlakuan
nomor 58/EC/KEPK/FKUA/2016.
*Distribusi data tidak normal
HASIL PENELITIAN
Rerata dan simpangan baku umur dan Untuk menentukan perbedaan signifikansi
IMT kelompok 1/perlakuan (63,8±1,8 pada kelompok 1 menggunakan uji
tahun) dan (22,1±1,5 kg/m2). Sedangkan Wilcoxon dan didapatkan hasil berbeda
kelompok 2/kontrol (64,1±2,5 tahun) dan bermakna pada tabel 3.
(22,4±1,6 kg/m2). Data umur dan IMT antar
kelompok adalah homogen karena nilai Tabel 3. Uji wilcoxon keseimbangan
p>0,05 pada uji homogenitas (pada tabel 1). dinamis kelompok 1
Variabel Rerata±Sd p
Tabel 1 Rerata dan simpangan baku TUG pra 12,9±0,9
umur dan IMT sampel kedua kelompok 0.002*
paska 11,1±1,3
Keterangan : * signifikan jika p<0,05
Rerata±SD p*
Karakteristik kelompok
1 2
Indeks masa Sedangkan untuk mengetahui signifikansi
tubuh 22,1±1,5 22,4±1,6 0.77 perbedaan keseimbangan dinamis pada
(kg/m2) kelompok 2, dilakukan uji paired t test, dan
didapatkan hasil tidak berbeda bermakna.
Usia (tahun) 63,8±1,8 64,1±2,5 0.55 (tabel 4)
Jumlah 10 10
*nilai p uji homogenitas