Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Nama : Intan Trixzi Fradina Praktikum : Ekologi Umum
NPM : 21901061008

NO BAGIAN PENJELASAN

1 Judul Penentuan Faktor Abiotik dan Pendugaan Populasi Kupu-Kupu pada Ekosistem
Teresterial
2 Tujuan a. Menggunakan teknik sederhana untuk mengukur beberapa factor lingkungan
termasuk iklim mikro, factor geografis, dan factor edaphis.
b. Mempelajari interaksi di antara factor abiotic yang diamati.
c. Menentukan dan membandingkan ukuran populasi kupu-kupu di dua lokasi.
3 Tinjauan • Faktor Abiotik adalah kondisi fisik dan kimia di sekitar organisme. Komponen ini
Pustaka mempengaruhi kehidupan di bumi. Unsur abiotic yang memengaruhi kehidupan
di muka bumi yakni air, tanah, udara, iklim, topografi, dan kelembaban (Arumsari,
2012). Beberapa contoh faktor abiotik adalah suhu, cahaya, air, kelembaban,
udara, garam mineral, dan tanah.
a) Suhu
Suhu adalah derajat energi panas. Suhu sangat diperlukan oleh makhluk hidup
untuk melakukan reaksi kimia dalam tubuh dimana pada setiap reaksi
dibutuhkan enzim yang kinerjanya dipengaruhi oleh suhu.
b) Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari matahari. Cahaya
matahari terdiri atas beberapa jenis panjang gelombang. Tumbuhan
membutuhkan panjang gelombang tertentu untuk melakukan fotosintesis.
c) Air
Air merupakan komponen kimia yang tersusun atas molekul H2O yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Selain sebagai habitat, air pun berfungsi
sebagai penyusun tubuh makhluk hidup dan reaksi dalam tubuh.
d) Kelembaban
Kelembaban merupakan kandungan uap air yang berada di tanah dan udara.
Kelembaban diperlukan makhluk hidup untuk menjaga kondisi tubuh agar
tidak cepat kering. Kebutuhan kelembaban udara antara satu organisme
berbeda dengan organisme yang lain.
e) Udara
Udara terdiri atas beberapa macam yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida,
dll. Oksigen dibutuhkan makhluk hidup untuk bernafas, sedangkan karbon
dioksida dibutuhkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis.
f) Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh faktor iklim
maupun biologis. Pada tanah, terkandung sejumlah garam mineral yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk bertahan hidup.
g) Garam mineral
Beberapa contoh garam mineral yang terdapat di alam adalah fosfat, sulfur,
kalsium, dan natrium. Garam-garam mineral tersebut dapat mempengaruhi
NO BAGIAN PENJELASAN
tingkat keasaman dan salinitas lingkungan sehingga dapat mempengaruhi
kondisi makhluk hidup.
• Iklim Mikro adalah kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, namun
komponen iklim ini penting bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan, karena
kondisi udara pada skala mikro akan berkontak dan mempengaruhi langsung
dengan makhluk-makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup peka terhadap dinamika
atau perubahan-perubahan dari unsur-unsur iklim di sekitarnya. Keadaan unsur-
unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang terjadi
pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk hidup tumbuhan akan
mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya. Makhluk hidup dan udara di
sekittarnya akan berpengaruh atau berinteraksi satu sama lain (Indrawan, 2017).
• Faktor Geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai
pertalian langsung ata tidak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti
memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai
wilayah (Setyaningrum, 2019).
• Faktor Edafis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan tanah.
Faktor-faktor yang secara langsung memepengaruhi vegetasi hutan adalah tekstur
atau susunan partikel tanah, air tanah, temperatur tanah, dan unsur-unsur hara yang
terkandung di dalam tanah (Sambas, 2013).
• Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu, objek
atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang akan
diteliti, yang dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa, dan lain-lain yang di
dalamnya dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan (Asari, 2018).
4 Metode dan FAKTOR ABIOTIK
Cara Kerja
Iklim Mikro
1. Intensitas cahaya
• Alat : Lux meter
• Cara Penggunaan :
a. Tekan tombol ON/OFF
b. Pilih range yang akan diukur
c. Arahkan sensor ke sumber cahaya
d. Lihat hasil pengukuran pada layer panel
2. Temperature
• Alat : Hygrometer
• Cara penggunaan :
a. Meletakkan hygrometer pada lokasi pengamatan
b. Menunggu beberapa menit.
c. Catat hasil yang ada.
3. Kelembaban relative
• Alat : Hygrometer
• Cara penggunaan :
a. Meletakkan hygrometer pada lokasi pengamatan.
b. Menunggu beberapa menit.
c. Catat hasil yang ada
NO BAGIAN PENJELASAN
d. Evaporasi
• Alat : Evaporimeter
• Cara penggunaan :
a. Pasang hook gauge di atas bejana still well.
b. Putar sekrup pengatur pada hook gauge sampai ujung jarum tepat pada
permukaan air. Sekrup ini berfungsi sevagai mikrometer yang dibagi
menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh dari mikrometer mencatat
perubahan ujung jatrum setinggi 1 mm.
c. Angkat hook gauge dan baca serta catat angka yang ditunjukkan skala
atau mikrometer.
d. Ketinggian permukaan air di dalam panci diukur pada awal periode
waktu pengamatan dan akhir periode waktu tersebut. Selisihnya adalah
besar penguapan.
e. Keesokan harinya lakukan pengamatan seperti di atas dan keduanya itu
dapat menentukan jumlah penguapan yang terjadi dalam 24 jam.
f. Jika air dalam panci hampir habis, maka isi kembali hingga air mencapai
tanda atau skala yang telah ditentukan.
g. Hasil pengamatan dicatat pada lembar kerja praktikum.
e. Arah angin
• Alat : Anemometer
• Cara penggunaan :
a. Pastikan jarum ke angka 0.
b. Letakkan alat tersebut pada tempat yang berangin.
c. Tarik stop level yang ada dibagian bawah alat setelah 30 detik.
d. Catat hasil yang muncul pada alat.
f. Kecepatan angin
• Alat : Anemometer
• Cara penggunaan :
a. Pastikan jarum ke angka 0.
b. Letakkan alat tersebut pada tempat yang berangin.
c. Tarik stop level yang ada dibagian bawah alat setelah 30 detik.
d. Catat hasil yang muncul pada alat.
g. Curah hujan
• Alat : Ombrometer
• Cara penggunaan :
a. Saat terjadi hujan, air masuk ke dalam corong penakar.
b. Air yang masuk ke dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam
tabung penampung.
c. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur.
d. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas
ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang
tertampung dapat terukur semua.
NO BAGIAN PENJELASAN

Faktor Geografis
1. Topografi
• Alat : Waterpass
• Cara penggunaan :
a. Letakkan alat secara horizontal atau vertical, sejajar di atas bidang lokasi
pengamatan.
b. Ketika mengukur objek, dan gelembung jatuh di antara garis maka objek
keduanya sudah sejajar.
c. Pegang alat ini setenang mungkin, dan tunggu sampai gelembung
berhenti bergerak.
d. Perhatikan sampai lokasi gelembung pada lingkaran di setiap sisi tabung,
dan sudah yakin bahwa objek sudah sejajar.
2. Ketinggian
• Alat : Aplikasi Altimeter
• Cara penggunaan :
a. Tempatkan altimeter pada posisi datar dan pastikan gelembung nivo
berada tepat di tengah lingkaran.
b. Aturlah jarum indicator yang memiliki tanda minus dan plusagar berada
di tengah. Untuk mengaturnya, putarlah tuas pemutar besar yang berada
pada altimeter.
c. Aturlah skala ketinggian pada titik 0 meter. Caranya, tariklah ke atas lalu
putar tuas pemutar kecil.
d. Pindahkan altimeter ke tempat yang akan diukur ketinggiannya.
e. Putar jarum indicator hingga berada di tengah lalu catat skala yang
muncul.
3. Kemiringan
• Alat : Inclinometer
• Cara penggunaan :
a. Buat lubang dengan bantuan mesin bor putar, diameter lubang
disesuaikan dengan diameter pipa inclinometer yang akan dipasang.
b. Posisi mesin bor dan putaran mata bor harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dinding lubang bor lurus dan rata.
c. Pasang pipa pelindung sampai pada kedalaman yang diperkirakan
dinding lubang bor mengalami keruntuhan.
d. Perkirakan kedalaman lubang bor, sehingga bagian bawah pipa
inclinometer terjepit pada lapisan yang stabil.
e. Pastikan bagian bawah lubang telah memenuhi kemiringan yang
direncanakan.
f. Tutup bagian bawah pipa inclinometer dengan alat penutup yang telah
disediakan supaya bagian bawah pipa tidak terisi butiran tanah/batuan.
NO BAGIAN PENJELASAN

Faktor Edaphis
1. Jenis dan Tekstur tanah
• Cara :
a. Massa tanah kering atau lembab dibasahi.
b. Kemudian dipirid diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk
pita lembab, sambal dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket.
c. Tanah tersebut dibentuk bola, digulung dan diamati adanya daya tahan
terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu telunjuk dan ibu
jari diregangkan.
d. Dari rasa kasar, licin, pirisan, gulungan dan kelekatannya dapatlah
ditentukan tekstur tanahnya.
2. Struktur tanah
• Cara :
a. Melalui perbandingan rasa ketiganya maka secara kasa tekstur tanah
dapat diperkirakan, indra kulit merasakan partikel-partikel :
▪ Jika terasa kasar sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat
dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur pasir.
▪ Jika terasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk
bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur pasir berlempung.
▪ Jika terasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibentuk bola
tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
lempung berpasir.
▪ Jika tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan
permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
lempung.
▪ Jika terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur lempung berdebu.
▪ Jika terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur debu.
▪ Jika terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,
dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur lempug berkilat.
▪ Jika terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat,
dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan
mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur lempung
liat berpasir.
▪ Jika terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola
teguh, serta dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur lempung liat berdebu.
NO BAGIAN PENJELASAN
▪ Jika terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk
bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur liat berpasir.
▪ Jika terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur liat berdebu.
▪ Jika terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan
baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur liat.
3. Temperature tanah
• Alat : Soil thermometer
• Cara penggunaan :
a. Melubangi tanah yang akan kita masukkan soil thermometer.
b. Memasukkan soil termometer ke dalam tanah yang telah kita lubangi.
c. Menunggu beberapa menit.
d. Catat hasil yang ada.
e. Kelembaban tanah
• Alat : Soil ph meter
• Cara penggunaan :
a. Masukkan elektroda logam meteran di tanah sepenuhnya, sementara
posisi elektroda sedekat mungkin dengan akar tanaman .
b. Divisi skala berkisar dari 1 sampai 8, yang masing-masing berbunyi nilai
kelembaban sesuai dengan kondisi tanah.
c. Kebutuhan air dapat ditentukan oleh posisi pointer.
f. Ketersediaan air
• Cara :
a. Ketersediaan air tanah merupakan hasil perkalian antara base flow dan
luas daerah. Sedangkan untuk mendapatkan base flow, harus dihitung
dahulu parameter : evaporasi potensial, water balance, dan Analisa
groundwater.
b. Perhitungan diatas didasarkan pada perhitungan nilai limited evaporation
dan besarnya curah hujan dengan data tambahan berupa factor infitrasi,
lengas tanah (soil moisture) dan factor penyusutan bulanan.
c. Sedangkan output yang diperoleh berupa water surplus, infiltrasi, base
flow, direct, dan run off. Sedangkan luas daerah merupakan suatu
kawasan dimana curah hujan terjadi.
g. Keasaman tanah
• Alat : Soil tester
• Cara penggunaan :
a. Memasukkan soil tester ke dalam tanah yang telah kita lubangi.
b. Menunggu bebarapa menit.
c. Catat hasil yang ada.
h. Kadar senyawa organic
• Cara :
a. Ambil sampel tanah pada lokasi pengamatan.
b. Masukkan tanah yang akan diuji masing-masing ke dalam gelas beaker.
NO BAGIAN PENJELASAN
c. Tambahkan air dan hydrogen peroksida pada masing-masing gelas
beaker.
d. Bandingkan perbedaan warna tanah pada kedua gelas beaker tersebut.
i. Ketebalan serasah
• Alat : Penggaris
• Cara penggunaan :
a. Tancapkan penggaris pada tanah serasah yang berada pada lokasi
pengamatan.
b. Ukur ketebalannya, dan catat pada lembar kerja praktikum.
j. Ketebalan humus
• Alat : Penggaris
• Cara penggunaan :
a. Tancapkan penggaris pada tanah humus yang berada pada lokasi
pengamatan.
b. Ukur ketebalannya, dan catat pada lembar kerja praktikum.

PENDUGAAN POPULASI KUPU - KUPU


Cara Kerja :
250 m

25 m

25 m

Besar populasi dihitung :


A.Z
P=
X.2.Y

Keterangan :
P = Perkiraan besar populasi
A = Luas area penjelajahan
Z = Jumlah hewan (serangga) yang dilihat
X = Panjang garis transek
Y = Jarak rata-rata tempat hewan terlihat dan terhitung
HASIL DAN PEMBAHASAN
1) FAKTOR ABIOTIK

Faktor abiotic Lokasi I Lokasi II

Faktor iklim mikro

Intensitas cahaya 2075 lux 2480 lux

Temperature 22°C 25°C

Kelembaban relative 80% 90%

Arah angin Timur Timur

Kecepatan angin 10 km.j-1 10 km.j-1

Curah hujan 8,3 mm 8,3 mm

Faktor geografis

Topografi Datar Sedikit


curam

Ketinggian 420 mdpl 322 mdpl

Kemiringan 5,7° 22,5°

Faktor edaphis

Jenis tanah Humus Humus

Tekstur tanah Sedang Sedang

Struktur tanah Granular Granular

Ketebalan serasah 4 cm 6 cm

Ketebalan humus 25 cm 30 cm
2) PENDUGAAN POPULASI KUPU – KUPU
a. Lokasi 1
Tempat : Sawah Kupu-kupu
Jarak ke- Jumlah Spesies Jarak Objek dengan Pengamat Kanan Kiri
10 m 2 2m 0 2
20 m 8 5m 5 3
30 m 2 1m 2 0
40 m 3 1m 2 1
60 m 8 4m 5 3
80 m 4 1m 3 1
140 m 13 3m 8 5
150 m 7 6m 2 5
180 m 8 5m 3 5
200 m 3 1m 1 2
220 m 5 2m 3 2
250 m 5 2m 3 2

b. Lokasi 2
Tempat : Pemukiman Warga Kupu-kupu
Jarak ke- Jumlah Spesies Jarak Objek dengan Pengamat Kanan Kiri
10 m 4 2m 2 2
30 m 7 6m 1 6
70 m 8 6m 2 6
100 m 7 5m 1 6
120 m 15 5m 4 11
160 m 4 1m 3 1
200 m 4 1m 4 0
230 m 3 1m 1 2
250 m 2 0,5 m 1 1

c. Hasil pengamatan
Lokasi A Z X Y 𝐴×𝑍
P=𝑋×2𝑌

I 12500 m2 68 ekor 62500 m 2,75 4,9454


II 12500 m2 54 ekor 62500 m 3,055556 3,5345

PEMBAHASAN
1. Faktor Abiotik
Pada praktikum kali ini untuk factor abiotic, data yang kita dapatkan ialah pada lokasi pertama
untuk factor iklim mikronya, intensitas cahaya sebesar 2075 lux, temperature udaranya 22°C, kelembaban
relatifnya 80%, arah anginya ke timur, kecepatan anginnya 10 km.j-1. Untuk factor geografisnya,
topografinya datar, ketinggiannya 420 mdpl, dan kemiringannya 5,7°. Untuk factor edaphisnya, jenis
tanahnya humus, tekstur tanahnya sedang, struktur tanahnya berlembung, ketebalan serasahnya 4 cm, dan
ketebalan humusnya 25 cm.
Sedangkan pada lokasi kedua untuk factor iklim mikronya, intensitas cahaya sebesar 2480 lux,
temperature udaranya 25°C, kelembaban relatifnya 90%, arah anginya ke timur, kecepatan anginnya 10
km.j-1. Untuk factor geografisnya, topografinya sedikit curam, ketinggiannya 322 mdpl, dan
kemiringannya 22,5°. Untuk factor edaphisnya, jenis tanahnya humus, tekstur tanahnya sedang, struktur
tanahnya berlembung, ketebalan serasahnya 6 cm, dan ketebalan humusnya 30 cm.
Bisa kita simpulkan ternyata kelembaban udara untuk lokasi pertama dengan lokasi kedua yang
diamati cukup tinggi karena kelembaban di atas rata – rata. Untuk suhu udara antara lokasi pertama dengan
lokasi kedua yang diamati ternyata berbeda sedikit. Data pengamatan terlihat bahwa suhu bergantung
terhadap intentitas cahaya. Karena semakin besar intentitas berarti semakin besar pula suhunya.

2. Pendugaan Populasi Serangga


Pada praktikum ini populasi spesies yang diamati adalah kupu-kupu (Eurema daira) yang berada
di sawah dan pemukiman warga. Pengamatan dilakukan pada pukul 09.15 WIB, jalur transek yang dilalui
sepanjang 250 meter dan jarak kanan kiri dengan objek sejauh 25 meter. Kupu-kupu belerang termasuk
famili Pieridae adalah keluarga kupu-kupu dengan ukuran kecil hingga sedang, yaitu sekitar 2,5 sampai
3,5 cm. Karakteristik dari jenis ini adalah kebiasannya terbang dalam jumlah banyak, karena sedang
melakukan migrasi. Sayapnya berwarna putih, kuning, orange, dan hitam dengan bentuk sedikit bulat,
sehingga tidak ada sayap bawah. Jumlah spesies dari famili Pieridae seluruhnya ada sekitar 1.000 jenis
yang terbagi menjadi empat kelompok. Keempat kelompok tersebut antara lain Pierinae sekitar 700 jenis,
Coliadinae sekitar 250 jenis, Dismporhiinae sekitar 100 jenis di Amerika dan Eropa, serta Pdeudopontiinae
sekitar 250 jenis yang semuanya ditemukan di Indonesia kecuali satu jenis (Priyono, 2013). Klasifikasi
kupu-kupu belerang sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Phyllum : Athropoda
Classis : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Eurema
Spesies : Eurema daira

Pengamatan kupu-kupu dilakukan pada dua tempat yang berbeda, lokasi pertama pada ekosistem
persawahan dan lokasi kedua pada ekosistem pemukiman warga. Pada lokasi pertama didapatkan 68 ekor
kupu-kupu yang tercatat sepanjang 250 m jalur pengamatan. Pada lokasi kedua didapatkan 54 ekor kupu-
kupu yang tercatat sepanjang 250 m jalur pengamatan. Perhitungan pendugaan populasi kupu-kupu pada
lokasi pertama yaitu persawahan senilai 4,9454, sedangkan perhitungan pendugaan populasi kupu-kupu
pada lokasi kedua yaitu pemukiman warga senilai 3,5345.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini ialah ekologi didefenisikan sebagai kajian yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungan fisik dan biotik
secara menyeluruh. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suhu bergantung terhadap intentitas cahaya. Populasi kupu-kupu
pada ekosistem persawahan dan pemukiman warga sangat berbeda karena perbedaan ekosistem yang
berbanding terbalik yang menyebabkan jumlah populasi kupu-kupu berbeda secara signifikan.
Ada beberapa saran-saran yang dapat kita ambil dalam praktikum ini yaitu penyediaan alat dan bahan
yang memadai ,dan kondisi praktikum yang harus kondusif. Laboratorium juga diperhatikan
kebersihannya,serta para pratikan harus lebih aktif lagi agar tujuan dari praktikum terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Wahyuni, dkk. 2012. Analisis Faktor Lingkungan Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan
Leptospirosis pada Tikus di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 (2) : 514-524.
Asari, Ayu, dkk. 2018. Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat di Desa Bahoi, Kecamatan
Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara. Manado. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 6(1) : 29-41.
Indrawan, Rizki, dkk. 2017. KAJIAN IKLIM MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN
POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.). Malang. Jurnal Produksi
Tanaman Vol. 5 (1) : 92 – 9.
Priyono, Bambang. Dkk. 2013. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Taman Kehati Unnes. Semarang.
Biosaintifika 5 (2) : 100 – 105.
Sambas E.N. dkk. 2013. Preferensi Ekologis Jenis-Jenis Tumbuhan Dominan di Gunung Endut, Banten
(Ecological Preferences of Dominant Plant Species at Mount Endut, Banten). Bogor. Jurnal Biologi
Indonesia 9(2): 209-218.
Setyaningrum, Neta. 2019. PENGARUH FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP PERUBAHAN
PRODUKTIVITAS JENIS PADI DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN.
SKRIPSI. Semarang. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai