Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENGAMATAN TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

DISUSUN OLEH :

 Muhammad Firmansyah K.Baya 18250910


 Muhammad Tajudin 18250911
 Muhammad Izzudin Alhaq 18250912
 Muhammad Kachfi S Jailan 18250913
 Muhammad Khairil 18250914
 Nabila Yolanda Husna 18250916

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
YOGYAKARTA
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongan-
Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Analisis pengamatan tumbuhan” ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin
mendalami tentang tumbuhan dan lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertembuhan dan perkembangan memiliki definisi yang berbeda, tetapi  proses pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup berlangsung  secara  beriringan.  Tumbuhan atau tanaman
sebagai makhluk hidup juga mengalami  pertumbuhan dan perkembangan, dalam proses tumbuh
dan berkembang, tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor faktor eksternal. Pertumbuhan dalam
suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.
Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja
tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari
awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pada tumbuhan ber
sel 1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran
sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe perkecambahan;
Epigeal (Perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah) dan Hipogeal (Kotiledon tetap
berada di dalam tanah). Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan
atau maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-
cirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2, yaitu
Faktor Eksternal dan Faktor internal. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban,
oksigen, dll. Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon.  Faktor utama
pada pertumbuhan tanaman ialah sinar matahari, efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan
pertumbuhan sel  tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan
lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan
Etiolasi.  Dampak tanaman akibat etiolasi adalah tanaman tidak dapat melakukan proses
fotosintesis. Padahal proses fotosintesis bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan
penting dalam pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil
sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning pucat.

Tumbuhan memiliki berbagaai macam jenis, jika didasarkan pada bijinya, tumbuhan terbagi atas 
tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Jika didasarkan atas tanaman pangan, tumbuhan
terbagi atas 3 macam, tumbuhan bijibijian, kacang–kacangan, dan umbi-umbian. Ketiga jenis
tumbuhan tersebut tentunya mengalami proses pertumbuhan yang berbeda beda.  Cara
penanaman yang baik dan perawatan yang rutin pada tanaman  membuat tanaman dapat tumbuh
dengan subur, namun  lamanya pertumbuhan tanaman tentu akan berbeda–beda sesuai dengan
jenisnya.  Dalam kegiatan penelitian ini, kita akan mengamati dan mebandingkan pertumbuhan
tanaman Cabai, Sawi, dan Seledri.  Penanaman masing–masing tumbuhan dimulai dari benih,
media tanam yang digunakan ialah pupuk dengan campuran berupa pupuk kompos, nutrisi
tanaman, tanah, dll. Masing masing tumbuhan diberi perlakuan yang sama, dengan tempat yang
sama dan diletakan ditempat yang sama.

Dalam hal ini dapat terlihat, media tanam yang digunakan, cara penanaman, dan cara perawatan
pada masing masing tumbuhan ialah sama. Hal yang demikian itu menjadi latar belakang
penelitian ini,  untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan antar masing masing tanaman. Serta
dapat mengetahui jenis tanaman apa yang cocok dengan cara penanaman seperti ini.

1.2 Perumusan masalah


 Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan ?
 Bagaimana pertumbuhan tanaman cabai, sawi, dan terong ?
 Bagaimana pemeliharaan setiap tanaman ?
 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan ?

1.3 Tujuan Penelitian


 Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan tanaman cabai, sawi dan terong
 Untuk mengetahui tumbuhan mana yang lebih cepat dan lebih lama mengalami
pertumbuhan
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan
1.4 Batasan Masalah
 Mengetahui pertumbuhan tanaman cabai, sawi, dan terong
 Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1       Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
 Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/
terukur.Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme.
 Proses ini berlangsung secara kualitatif.Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat
irreversibel. Bila kita menanam biji tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari
terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif, terlihat bentuk awal (biji) yang demikian
sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap.
 Pada tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru.
Misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak. Melihat
arah pertumbuhan, tanaman tumbuh kedua arah utama:
- Akar ke bawah (Menuju ke bumi)
- Daun (dan batang) ke atas
 Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium
zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan
zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami
diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel,
membentuk organorgan yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Terdapat 2
macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3
daerah
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang
akan menjadi cabang.

2.Pertumbuhan Sekunder Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
2.1.2. Sistem Produksi
Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 Cara :
1. Repoduksi aseksual (vegetatit) Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan
sel kelamin.
2. Reproduksi seksual (generatif) Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet)dari 2
individu yang berbeda jenis kelamin.
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan
termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang
sama.

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


Tumbuhan dapat tumbuh karena adanya faktorr-faktor yang mendukung. Faktor-faktor tersebut
yaitu:
1. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan bertugas memacu atau merangsang bagian tertentu untuk melakukan
pembelahan sel agar tumbuhan semakin besar. Hormon yang utama yaitu :
a. Auksin (Bahasa yunani Auxein = meningkatkan)
Dengan sifat auksin ini, tumbuhan dapat tumbuh sangat cepat ditempat gelap (etiolasi).
Sifat auksin ini digunakan oleh para petani buah untuk merangsang bunga menjadi buah
tanpa pembuahan terlebih dahulu, sehingga kini muncul jenis buah tanpa biji, seperti
semangka, jeruk, dan durian.
b. Giberelin (Dari kata Gibbrela fujijuroi)
Didunia pertanian, giberelin banyak dimanfaatkan karena fungsinya yang istimewa,
antara lain Digunakan untuk partenokarpi, menghasilkan buah tanpa biji, Mempercepat
penuaan daun (ayuran) dan buah (Jeruk), Memacu pertumbuhan padang rumput untuk
ternak, Menyebabkan gerombol buah anggur lebih panjang
c. Sitokinin
Didunia pertanian, sitokinin diperlukan untuk: Pertumbuhan pada kultur jaringan,
Menunda penuaan bagian tubuh tumbuhan, Memacu pembesaran sel-sel keping biji dan
sel daun dikotil, Memacu perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil.

2. Nutrisi
Proses mendapatkan makanan pada tumbuhan disebut dengan fotosintesis.
Pada proses tersebut tumbuhan mengambil karbondioksida dari udara dan air lalu mengubahnya
menjadi zat organik glukosa dengan bantuan sinar matahari.
Tumbuhan akan menangkap energi dari sinar matahari melalui zat pigmen yang disebut klorofil
atau zat hijau daun. Klorofil akan merubah energi cahaya menjadi energi kimia. Proses yang
umumnya terjadi di daun ini akan melepaskan oksigen sebagai hasil pembuangannya.
Tanaman membutuhkan mutlak 13 unsur hara essensial dalam pertumbuhannya. Unsur hara
tersebut harus berbentuk ion untuk dapat digunakan tanaman seperti NH4+, HPO42-, K+,
Mg2+, SO42- dsb.

3. Gen
Gen yaitu faktor penentu sifat-sifat makhluk hidup.

4. Lingkungan
a. Cahaya
Cahaya ( yang umumnya diperoleh dari matahari) memiliki spektrum yang berbeda
yang memiliki panjang gelombang yang beda. Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, karena merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada
cahaya, maka proses fotosintesis tak akan terjadi.
b. Keasaman tanah (pH)
Tanaman umumnya tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7.
c. Kerapatan tanaman
Tanaman yang banyak pada suatu areal mempengaruhi jumlah unsur hara danmembatasi
keleluasaan menjalarnya akar tanaman. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan.
d. Temperatur (suhu)
lingkungan Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap jenis tumbuhan memiliki
toleransi pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu, dan suhu maksimum
tertentu. Toleransi ini berbeda-beda untuk tiap jenis tumbuhan. Pengaruh suhu dan
cahaya matahari memberi pengaruh kompleks berkaitan dengan kedudukan tempat di
bumi terhadap cahaya matahari.

2.3.      Media Tanam Tumbuhan


Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan
bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman yang pada
akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media
tanam yang gembur dan mudah ditembus akar. Media tanam yang biasa digunakan untuk
budidaya sayuran organik dalam polybag ataupun pot.

2.3.1    Syarat media tanam yang baik


Media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan
tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-
tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot
atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa
menggantikan fungsi tanah bagi tanaman.
Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:

1. Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup
menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh
baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar dan menopang batang
agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun
tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan
untuk tumbuh.
2. Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai
drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang
baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa
membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar
materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot
atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis)
untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.
3. Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas
mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.
4. Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan penyakit.
Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan
menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak
mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus
higienis dari bibit penyakit.
 2.3.2    Bahan-bahan media tanam organik
Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media tanam mulai dari
yang alami hingga yang sintetis. Bahan organik yang banyak tersedia di alam, murah dan
gampang pembuatannya seperti berikut.

1. Tanah (bahan utama)


Tanah yang baik untuk media tanam sebaiknya diambil dari lapisan bagian (top soil). Secara
umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni tanah pasir dan tanah
lempung. Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase yang baik, cepat mengalirkan air
namun kelemahannya tanah tersebut buruk dalam menyimpan air sebagai cadangan. Sedangkan
tanah lempung lebih sulit ditembus oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam media
tanam. Tanah yang baik untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu lempung,
melainkan harus gembur.
2. Kompos atau humus
Kompos merupakan bahan organik yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman.
Penambahan bahan-bahan organik seperti kompos atau humus pada media tanam bisa
memperbaiki struktur fisik tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kompos yang
ditambahkan sebaiknya berupa kompos yang telah matang. Kompos yang belum matang
berpotensi mendatangkan hama dan penyakit. Selain itu unsur haranya sulit diserap tanaman
karena belum terurai secara penuh.

Selain kompos, bisa juga memanfaatkan humus yang didapatkan dari hutan. Tanah humus
memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Tempat-tempat terbaik adalah disekitar tanaman
pakis-pakisan.

Unsur bahan organik lain juga bisa digunakan sebagai pengganti kompos atau humus seperti
pupuk kandang atau pupuk hijau. Hanya saja perlu digarisbawahi, sebaiknya gunakan pupuk
kandang atau hijau yang telah matang benar dan teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah.
Penggunaan pupuk kandang yang belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada
tanaman.

3. Arang sekam atau sabut kelapa

Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna
untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan
memperbaiki struktur media tanam karena mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada
pergerakan air, udara dan menjaga kelembaban.

Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, meningkatkan
daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroba yang menguntungkan bagi
tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaikidrainase dan aerasi tanah. Arang
sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang
bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.
Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat). Sabut kelapa
mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah
yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.

2.4 Cabai

Cabai atau yang biasa kita kenal disebut lombok  adalah sejenis sayuran buah semusim yang
termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai
penyedap rasa masakan.

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh
masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas,
sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan
sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional .

Cabai sebagai komoditi sayuran mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibanding sayuran
lainya.Cabai mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia.pada umumnya,cabai
dikonsumsi atau diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk bahan penyedap berbagai
macam bahan masakan,cabai juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri
makanan,sebagai penghasil minyak atsiri dan bahan ramuan obat tradisional,cabai juga dapat
dimanfaatkan selain untuk bahan baku obat-obatan tapi juga sebagai bahan baku kosmetik.

2.5 Sawi

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya


sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa
spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi
biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga
sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica
rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan.
Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk
membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah
sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok
menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis
sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.

2.6 Terong

Terung  (Solanum melongena) adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran.


Asalnya adalah India dan Sri Lanka. Terung berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan
agak jauh dari tomat.
Terung ternyata sangat kaya akan mineral yang sangat bermanfaat untuk daya tahan tubuh Anda.
Kandungan potassium, magnesium, kalsium, dan fosfor terung cukup sarat. Manfaat terong
seperti;
1. Makanan Otak. Kandungan nutrisi phyto pada terong merupakan salah satu nutrisi yang sangat
di butuhkan oleh organ otak. Jadi, bagi anda yang bingung untuk memilih jenis makanan yang
mampu menutrisi otak, maka terong akan menjadi salah satu solusinya.
2.  Pencernaan Yang Lebih Baik. Kandungan serat yang tinggi dalam terong dapat membantu
menyehatkan saluran pencernaan serta menghindarkan kanker yang bisa menyerang usus besar
anda.
3. Pencegah Diabetes. Ini dikarenakan, terong merupakan sumber serat dan rendah karbohidrat
larut yang sangat baik untuk mencegah penyakit diabetes.
4. Makanan Untuk Jantung. Ini dikarenakan, Terong dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol jahat yang beresiko membahayakan organ jantung tersebut.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Peneliti menggunakan dengan mengamati dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan


tanaman-tanaman yang ditanam.

3.2 Metode Pengambilan Data

Penelitian menggunakan metode pengambilan data secara teratur artinya, setiap anggota
dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama sebagai sampel. Tidak ada intervensi
tertentu dari peneliti. Masing-masing jenis dari sampel tumbuhan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang sama.

Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap dua hari sekali. Data yang diambil berupa
tinggi tanaman, dan jumlah hasil yang dipanen.

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 17 hari yang dimulai dari penanaman benih dan
pembelian bibit yang dimulai dari 27 oktober 2019 sampai dengan akhir pengamatan pada 13
november 2017. Waktu pencatatan pengamatan dilakukan selama 4 hari sekali, karena
pertumbuhan tanaman yang diamati relatif lama.

3.5 variabel

Variable-variabel tersebut berupa;

1. Variable bebas : jenis-jenis tanah


2. Variable terikat : pertumbuhan dan perkembangan
3. Variable kontrol : air dan cahaya matahari

3.6      Alat dan Bahan

            Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian didapat dari toko penjual tanaman.
Berikut merupakan tabel alat dan bahan yang disertakan dengan unit dan harganya.

No Alat dan Bahan Unit Harga/Unit


1 Bibit cabai 3 polybag Rp 5.000
2 Bibit sawi 3 polybag Rp 5.000
3 Benih terong 1 kemasan Rp 5.000
4. Botol Plastik - -
5. Tanah - -
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA

pada penelitian ini kami menggunakan bibit dan benih, yaitu 3 pokok bibit cabai, 3 pokok
bibit sawi dan 3 benih terong. Oleh karena itu, benih seledri baru dapat diukur setelah benih
menjadi bibit.

4.1 Hasil Pengamatan

4.2.1.1 Bibit Cabai 1

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 12,5 cm 6
01-10-2019 17.00 13 cm 6
05-10-2019 16.45 13,5 cm 7
10-10-2019 17.10 14 cm 8
13-10-2019 17.05 14 cm 8
Pada bibit cabai pertama, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 0,5 cm – 1 cm.

4.2.1.2 Bibit Cabai 2

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 10 cm 8
01-10-2019 17.00 11 cm 10
05-10-2019 16.45 12 cm 12
10-10-2019 17.10 12,5 cm 12
13-10-2019 17.05 13,5 cm 12
Pada bibit cabai kedua, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 0,5 cm – 1 cm

4.2.1.3 Bibit Cabai 3

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 10 cm 13
01-10-2019 17.00 11,5 cm 16
05-10-2019 16.45 13 cm 17
10-10-2019 17.10 14,5 cm 19
13-10-2019 17.05 15 cm 19
pada bibit cabai ketiga, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 0,5 cm – 1,5 cm

4.2.2.1 Bibit Sawi 1

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 5 10
01-10-2019 17.00 6,5 13
05-10-2019 16.45 8 15
10-10-2019 17.10 10 17
13-10-2019 17.05 12 20
Pada bibit sawi pertama, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 0,5 cm – 2 cm

4.2.2.2 Bibit Sawi 2

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 5 cm 10
01-10-2019 17.00 5,5 cm 12
05-10-2019 16.45 6,5 cm 14
10-10-2019 17.10 7 cm 18
13-10-2019 17.05 8 cm 22
Pada bibit sawi kedua, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 0,5 cm – 1 cm

4.2.2.3 Bibit Sawi 3

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 8 10
01-10-2019 17.00 9 10
05-10-2019 16.45 10 12
10-10-2019 17.10 12 14
13-10-2019 17.05 15 16
Pada bibit ketiga, perempat harinya akan bertambah tinggi sekitar 1 cm – 2 cm

4.2.3.1 Terong 1

Benih 1
Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun
penyiraman
27-09-2019 14.45 - -
01-10-2019 17.00 0,7 2
05-10-2019 16.45 4,5 2
10-10-2019 17.10 6,5 3
13-10-2019 17.05 8 3

Pada pot terong pertama, kami menaruh sebanyak 5 benih. Tapi yang dapat tumbuh hanya 2
benih saja. Benih pertama dalam waktu per-empat hari akan tumbuh sekitar 0,7 cm – 1,5 cm. dan
pada benih keduanya memiliki pertambahan ketinggian perempat harinya sekitar 1,5 cm

4.2.3.2 Terong 2
Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun
penyiraman
27-09-2019 14.45 - -
01-10-2019 17.00 - -
05-10-2019 16.45 1,8 2
10-10-2019 17.10 3,8 3
13-10-2019 17.05 4,5 3
Pada pot terong kedua, kami menaruh sebanyak 5 benih. Tapi yang dapat tumbuh hanya 1 benih
saja. Benih tersebut dalam waktu per-empat hari akan tumbuh sekitar 1,3 cm – 1,8 cm

4.2.3.3 Terong 3

Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun


penyiraman
27-09-2019 14.45 - -
01-10-2019 17.00 - -
05-10-2019 16.45 1 2
10-10-2019 17.10 1,5 2
13-10-2019 17.05 2,5 2
Pada pot terong ketiga, kami menaruh sebanyak 5 benih. Tapi yang dapat tumbuh hanya 1 benih
saja. Benih tersebut dalam waktu per-empat hari akan tumbuh sekitar 0,5 cm – 1 cm.

4.2 Analisa Data

Pada pengamatan kali ini, semua tumbuhan diletakan ditempat yang sama sehingga pencahayaan
pada semua tanaman sama. Waktu penyiramannya juga sama kecuali jumlah airnya. Sehingga
akan terjadi perbedaan pertumbuhan pada tanaman. Dan ditambah lagi pengamat lupa merawat
atau menyiram tumbuhan sehingga tumbuhan sempat menjadi layu dan tidak bertambah tumbuh.

tinggi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan air. Menurut F. Leiwakabessy (1988) yang
menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman berbanding lurus dengan jumlah air yang
tersedia sampai batas tertentu. Besarnya air yang diserap oleh akar sangat tergantung pada
kandungan air tanah. Lebih lanjut Ritche (1980) menyatakan bahwa proses yang sensitif terdapat
kekurangan air adalah pembelahan sel. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tanaman sangat peka
terhadap defisit air karena berhubungan dengan turgor, sehingga hilangnya turgiditas dapat
menghentikan pembelahan dan pembesaran sel yang mengakibatkan tanaman lebih kerdil.

Jumlah daun tanaman dipengaruhi oleh laju fotosintesis dan penyerapan unsur hara oleh
tanaman. Sama halnya dengan pertumbuhan tinggi tanaman, pada pertumbuhan jumlah daun
juga membutuhkan unsur hara makro N dan P untuk membantu pertumbuhan vegetatif tanaman.
Menurut Marschner (1986) dalam Rian Wicaksono (2016) menyatakan bahwa kekurangan unsur
hara nitrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan atau pertumbuhan pada bagian –
bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar. penurun
an jumlah daun,disebabkan karena mengalami kekeringan dan dimakan hama. Menurut
Bambang Guritno dan S.M. Sitompul (2006) bahwa pertumbuhan vegetatif pada tanaman
dipengaruhi dari beberapa hal seperti faktor lingkungan, nutrisi, hormone dan genitika tanman itu
sendiri.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan peneliti menyimpulkan bahwa proses


pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari tumbuhnya akar, batang, lalu daun.
Setiap tanaman memiliki waktu yang berbeda untuk pertumbuhan dan perkembangan.
  Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor tersebut contohnya ketersediaan air dan cahaya matahari. Apabila tanaman kekurangan
air dan cahaya matahari akan menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sehingga membuat tanaman akan layu ataupun mati. Sehingga dalam
merawat tanaman kita sangat perlu memperhatikan air dan cahaya matahari tumbuhan agar
tumbuhan dapat melakukan fotosintesis dengan baik. Kita juga harus mengetahui jenis-jenis
tumbuhan dan kriteria tumbuh tumbuhan karena tidak semua tumbuhan dapat tumbuh dengan
dengan baik dengan perlakuan yang sama. Contohnya sawi dan cabai, peletakan sawi tidak perlu
langsung berada tepat dibawah matahari dan penyiramannya pun harus lebih banyak dalam
perharinya. Sedangkan cabai lebih baik diletakkan dibawah sinar matahari langsung dan cukup
disiram 1 kali perhari.

SARAN

Diperlukan penanganan khusus terhadap pertumbuhan seperti penyiraman, pengukuran


dan perhatian terhadap pertumbuhan tanaman, maka dibutuhkan orang khusus untuk merawat
tanaman sehingga tau apa saja kelebihan dan kekurangan tumbuhan

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15352/BAB%20IV.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

https://media.neliti.com/media/publications/243980-none-53c6e7bd.pdf

https://www.academia.edu/20175227/Penelitian_Tumbuhan
http://morfologitumbuhanku.blogspot.com/2013/12/laporan-pengamatan-pada-tanaman-
cabe.html

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60558/2/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf

https://terangsaja.wordpress.com/2017/05/29/tugas-pengamatan-tanaman-pengetahuan-
lingkungan/

https://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/tanaman-sawi/

Anda mungkin juga menyukai