DISUSUN OLEH :
Puji Syukur kami Panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongan-
Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Analisis pengamatan tumbuhan” ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin
mendalami tentang tumbuhan dan lingkungan.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Pertembuhan dan perkembangan memiliki definisi yang berbeda, tetapi proses pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk hidup berlangsung secara beriringan. Tumbuhan atau tanaman
sebagai makhluk hidup juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan, dalam proses tumbuh
dan berkembang, tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor faktor eksternal. Pertumbuhan dalam
suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah keluar dan tumbuh.
Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari tunas/awal, hanya saja
tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang mulai ada dari
awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya. Pada tumbuhan ber
sel 1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiselluler terjadi pembesaran
sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe perkecambahan;
Epigeal (Perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah) dan Hipogeal (Kotiledon tetap
berada di dalam tanah). Perkembangan adalah proses pada tubuh untuk mencapai kedewasaan
atau maturitas. Matuaritas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-
cirinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan ada 2, yaitu
Faktor Eksternal dan Faktor internal. Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi: nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban,
oksigen, dll. Faktor Internal adalah faktor dari dalam, meliputi: gen dan hormon. Faktor utama
pada pertumbuhan tanaman ialah sinar matahari, efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan
pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan
lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan
Etiolasi. Dampak tanaman akibat etiolasi adalah tanaman tidak dapat melakukan proses
fotosintesis. Padahal proses fotosintesis bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan
penting dalam pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil
sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
Tumbuhan memiliki berbagaai macam jenis, jika didasarkan pada bijinya, tumbuhan terbagi atas
tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Jika didasarkan atas tanaman pangan, tumbuhan
terbagi atas 3 macam, tumbuhan bijibijian, kacang–kacangan, dan umbi-umbian. Ketiga jenis
tumbuhan tersebut tentunya mengalami proses pertumbuhan yang berbeda beda. Cara
penanaman yang baik dan perawatan yang rutin pada tanaman membuat tanaman dapat tumbuh
dengan subur, namun lamanya pertumbuhan tanaman tentu akan berbeda–beda sesuai dengan
jenisnya. Dalam kegiatan penelitian ini, kita akan mengamati dan mebandingkan pertumbuhan
tanaman Cabai, Sawi, dan Seledri. Penanaman masing–masing tumbuhan dimulai dari benih,
media tanam yang digunakan ialah pupuk dengan campuran berupa pupuk kompos, nutrisi
tanaman, tanah, dll. Masing masing tumbuhan diberi perlakuan yang sama, dengan tempat yang
sama dan diletakan ditempat yang sama.
Dalam hal ini dapat terlihat, media tanam yang digunakan, cara penanaman, dan cara perawatan
pada masing masing tumbuhan ialah sama. Hal yang demikian itu menjadi latar belakang
penelitian ini, untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan antar masing masing tanaman. Serta
dapat mengetahui jenis tanaman apa yang cocok dengan cara penanaman seperti ini.
2.Pertumbuhan Sekunder Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
2.1.2. Sistem Produksi
Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.
Organisme bereproduksi melalui 2 Cara :
1. Repoduksi aseksual (vegetatit) Adalah terbentuknya individu baru tanpa melakukan peleburan
sel kelamin.
2. Reproduksi seksual (generatif) Umumnya melibatkan persatuan sel kelamin (gamet)dari 2
individu yang berbeda jenis kelamin.
Individu baru (keturunannya) yang terbentuk mempunyai ciri dan sifat yang sama dengan
induknya. Individu-individu sejenis yang terbentuk secara reproduksi aseksual dikatakan
termasuk dalam satu klon, sehingga anggota dari satu klon mempunyai susunan genetik yang
sama.
2. Nutrisi
Proses mendapatkan makanan pada tumbuhan disebut dengan fotosintesis.
Pada proses tersebut tumbuhan mengambil karbondioksida dari udara dan air lalu mengubahnya
menjadi zat organik glukosa dengan bantuan sinar matahari.
Tumbuhan akan menangkap energi dari sinar matahari melalui zat pigmen yang disebut klorofil
atau zat hijau daun. Klorofil akan merubah energi cahaya menjadi energi kimia. Proses yang
umumnya terjadi di daun ini akan melepaskan oksigen sebagai hasil pembuangannya.
Tanaman membutuhkan mutlak 13 unsur hara essensial dalam pertumbuhannya. Unsur hara
tersebut harus berbentuk ion untuk dapat digunakan tanaman seperti NH4+, HPO42-, K+,
Mg2+, SO42- dsb.
3. Gen
Gen yaitu faktor penentu sifat-sifat makhluk hidup.
4. Lingkungan
a. Cahaya
Cahaya ( yang umumnya diperoleh dari matahari) memiliki spektrum yang berbeda
yang memiliki panjang gelombang yang beda. Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, karena merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada
cahaya, maka proses fotosintesis tak akan terjadi.
b. Keasaman tanah (pH)
Tanaman umumnya tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7.
c. Kerapatan tanaman
Tanaman yang banyak pada suatu areal mempengaruhi jumlah unsur hara danmembatasi
keleluasaan menjalarnya akar tanaman. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan.
d. Temperatur (suhu)
lingkungan Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap jenis tumbuhan memiliki
toleransi pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu, dan suhu maksimum
tertentu. Toleransi ini berbeda-beda untuk tiap jenis tumbuhan. Pengaruh suhu dan
cahaya matahari memberi pengaruh kompleks berkaitan dengan kedudukan tempat di
bumi terhadap cahaya matahari.
1. Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup
menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh
baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar dan menopang batang
agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun
tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan
untuk tumbuh.
2. Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai
drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang
baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa
membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar
materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot
atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis)
untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.
3. Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas
mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.
4. Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan penyakit.
Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan
menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak
mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus
higienis dari bibit penyakit.
2.3.2 Bahan-bahan media tanam organik
Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media tanam mulai dari
yang alami hingga yang sintetis. Bahan organik yang banyak tersedia di alam, murah dan
gampang pembuatannya seperti berikut.
Selain kompos, bisa juga memanfaatkan humus yang didapatkan dari hutan. Tanah humus
memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Tempat-tempat terbaik adalah disekitar tanaman
pakis-pakisan.
Unsur bahan organik lain juga bisa digunakan sebagai pengganti kompos atau humus seperti
pupuk kandang atau pupuk hijau. Hanya saja perlu digarisbawahi, sebaiknya gunakan pupuk
kandang atau hijau yang telah matang benar dan teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah.
Penggunaan pupuk kandang yang belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada
tanaman.
Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna
untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan
memperbaiki struktur media tanam karena mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada
pergerakan air, udara dan menjaga kelembaban.
Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, meningkatkan
daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroba yang menguntungkan bagi
tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaikidrainase dan aerasi tanah. Arang
sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang
bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.
Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat). Sabut kelapa
mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah
yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.
2.4 Cabai
Cabai atau yang biasa kita kenal disebut lombok adalah sejenis sayuran buah semusim yang
termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai
penyedap rasa masakan.
Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh
masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas,
sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan
sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional .
Cabai sebagai komoditi sayuran mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibanding sayuran
lainya.Cabai mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia.pada umumnya,cabai
dikonsumsi atau diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk bahan penyedap berbagai
macam bahan masakan,cabai juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri
makanan,sebagai penghasil minyak atsiri dan bahan ramuan obat tradisional,cabai juga dapat
dimanfaatkan selain untuk bahan baku obat-obatan tapi juga sebagai bahan baku kosmetik.
2.5 Sawi
2.6 Terong
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian menggunakan metode pengambilan data secara teratur artinya, setiap anggota
dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama sebagai sampel. Tidak ada intervensi
tertentu dari peneliti. Masing-masing jenis dari sampel tumbuhan ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang sama.
Pengambilan data pengamatan dilakukan setiap dua hari sekali. Data yang diambil berupa
tinggi tanaman, dan jumlah hasil yang dipanen.
Waktu penelitian dilaksanakan selama 17 hari yang dimulai dari penanaman benih dan
pembelian bibit yang dimulai dari 27 oktober 2019 sampai dengan akhir pengamatan pada 13
november 2017. Waktu pencatatan pengamatan dilakukan selama 4 hari sekali, karena
pertumbuhan tanaman yang diamati relatif lama.
3.5 variabel
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian didapat dari toko penjual tanaman.
Berikut merupakan tabel alat dan bahan yang disertakan dengan unit dan harganya.
pada penelitian ini kami menggunakan bibit dan benih, yaitu 3 pokok bibit cabai, 3 pokok
bibit sawi dan 3 benih terong. Oleh karena itu, benih seledri baru dapat diukur setelah benih
menjadi bibit.
4.2.3.1 Terong 1
Benih 1
Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun
penyiraman
27-09-2019 14.45 - -
01-10-2019 17.00 0,7 2
05-10-2019 16.45 4,5 2
10-10-2019 17.10 6,5 3
13-10-2019 17.05 8 3
Pada pot terong pertama, kami menaruh sebanyak 5 benih. Tapi yang dapat tumbuh hanya 2
benih saja. Benih pertama dalam waktu per-empat hari akan tumbuh sekitar 0,7 cm – 1,5 cm. dan
pada benih keduanya memiliki pertambahan ketinggian perempat harinya sekitar 1,5 cm
4.2.3.2 Terong 2
Tanggal Waktu Tinggi Tanaman Jumlah Daun
penyiraman
27-09-2019 14.45 - -
01-10-2019 17.00 - -
05-10-2019 16.45 1,8 2
10-10-2019 17.10 3,8 3
13-10-2019 17.05 4,5 3
Pada pot terong kedua, kami menaruh sebanyak 5 benih. Tapi yang dapat tumbuh hanya 1 benih
saja. Benih tersebut dalam waktu per-empat hari akan tumbuh sekitar 1,3 cm – 1,8 cm
4.2.3.3 Terong 3
Pada pengamatan kali ini, semua tumbuhan diletakan ditempat yang sama sehingga pencahayaan
pada semua tanaman sama. Waktu penyiramannya juga sama kecuali jumlah airnya. Sehingga
akan terjadi perbedaan pertumbuhan pada tanaman. Dan ditambah lagi pengamat lupa merawat
atau menyiram tumbuhan sehingga tumbuhan sempat menjadi layu dan tidak bertambah tumbuh.
tinggi tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan air. Menurut F. Leiwakabessy (1988) yang
menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman berbanding lurus dengan jumlah air yang
tersedia sampai batas tertentu. Besarnya air yang diserap oleh akar sangat tergantung pada
kandungan air tanah. Lebih lanjut Ritche (1980) menyatakan bahwa proses yang sensitif terdapat
kekurangan air adalah pembelahan sel. Hal tersebut dapat diartikan bahwa tanaman sangat peka
terhadap defisit air karena berhubungan dengan turgor, sehingga hilangnya turgiditas dapat
menghentikan pembelahan dan pembesaran sel yang mengakibatkan tanaman lebih kerdil.
Jumlah daun tanaman dipengaruhi oleh laju fotosintesis dan penyerapan unsur hara oleh
tanaman. Sama halnya dengan pertumbuhan tinggi tanaman, pada pertumbuhan jumlah daun
juga membutuhkan unsur hara makro N dan P untuk membantu pertumbuhan vegetatif tanaman.
Menurut Marschner (1986) dalam Rian Wicaksono (2016) menyatakan bahwa kekurangan unsur
hara nitrogen mengakibatkan terhambatnya pembentukan atau pertumbuhan pada bagian –
bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar. penurun
an jumlah daun,disebabkan karena mengalami kekeringan dan dimakan hama. Menurut
Bambang Guritno dan S.M. Sitompul (2006) bahwa pertumbuhan vegetatif pada tanaman
dipengaruhi dari beberapa hal seperti faktor lingkungan, nutrisi, hormone dan genitika tanman itu
sendiri.
BAB V
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15352/BAB%20IV.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://media.neliti.com/media/publications/243980-none-53c6e7bd.pdf
https://www.academia.edu/20175227/Penelitian_Tumbuhan
http://morfologitumbuhanku.blogspot.com/2013/12/laporan-pengamatan-pada-tanaman-
cabe.html
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/60558/2/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf
https://terangsaja.wordpress.com/2017/05/29/tugas-pengamatan-tanaman-pengetahuan-
lingkungan/
https://ajichrw.wordpress.com/2009/07/15/tanaman-sawi/