5 SAK Brucellosis Mata
5 SAK Brucellosis Mata
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 1 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
Ditetapkan,
KEPERAWATAN
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 2 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
didiagnosa malaria atau influenza. Kadang ditemukan
batuk non produktif dan pneumonitis. Kesembuhan dapat
terjadi dalam 3-6 bulan. Brucellosis juga dapat
menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama
dan kedua.
3. Riwayat penyakit dahulu
Mengkaji adanya Riwayat penyakit dahulu : pasien adalah
peternak hewan
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga tidak ada, karena penyakitnya
bukan dari genetik
5. Pengkajian nutrisi
Makanan : mengkonsumsi konsumsi minum susu sapi
atau kambing yang masih mentah.
Mengkaji adanya nausea, muntah, nyeri abdomen,
perubahan berat badan yang drastis, perubahan selera
makan, pola makan dan minum serta kebiasaan
mengkonsumsi makanan.
6. Pengkajian aktivitas/istirahat
Mengkaji adanya perubahan fisik yang mengganggu klien
seperti perubahan tingkat energy, kelemahan atau nyeri
saat beraktivitas.
7. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial dapat dilakukan dengan mengkaji
keterampilan koping, dukungan keluarga dan teman serta
bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.
Kemampuan klien dan keluarga dalam perawatan klien di
rumah termasuk penggunaan obat-obatan yang
berlangsung lama.
BRUCELLOSIS MATA
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 3 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
Laboratorium
PEMERIKSAAN Uji Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat dilakukan tetapi
PENUNJANG memerlukan evaluasi dan standar yang tinggi untuk
mendiagnosa kasus Brucellosis kronis.
DIAGNOSA 1. Resiko Infeksi (D.0142)
KEPERAWATAN 2. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
3. Hipertermia (D.0131)
1. Kontrol Resiko Meningkat (L.14128)
LUARAN KEPERAWATAN 2. Status Kenyamanan Menungkat ( L.08064)
3. Termoregulasi (L.14134)
INTERVENSI Nyeri akut ( D.0077)
KEPERAWATAN
1. Manajemen nyeri ( I. 08238)
1.1 Observasi
1.1.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
1.1.2 Identifikasi skala nyeri
1.1.3 Identifikasi respon non nyeri non verbal
1.1.4 Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
1.1.5 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
1.1.6 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
1.1.7 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
1.1.8 Monitor keberhasilan terapi konplementer
yang sudah diberikan
1.1.9 Monitor efek samping penggunaan analgetik
1.2 Terapeutik
BRUCELLOSIS MATA
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 4 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
1.2.1 Berikan Teknik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis,
akurpresur, terapi music, terapi pijat, aroma
terapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/ dingin, terapi bermain ).
1.2.2 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri ( mis. Suhu ruangan, pencahayaan ,
kebisingan )
1.2.3 Fasilitasi istirahat dan tidur
1.2.4 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
1.3 Edukasi
1.4 Kolaborasi
Nausea (D.0076)
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 5 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
2.1.1 Identifikasi pengalaman mual
2.1.2 Identifikasi isyarat nonverbal ketidak
nyamanan (mis. Bayi, anak-anak, dan
mereka yang tidak dapat berkomunikasi
secara efektif)
2.1.3 Identifikasi dampak mual terhadapkualitas
hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja,
tanggung jawab peran, dan tidur)
2.1.4 Identifikasi faktor penyebab mual (mis.
Pengobatan dan prosedur)
2.1.5 Identifikasi antiemetik untuk mencegah
mual (kecuali mual pada kehamilan)
2.1.6 Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahan)
2.1.7 Monitor asupan nutrisi dan kalori
2.2 Terapeutik
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 6 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
2.3 Edukasi
2.4 Kolaborasi
Hipertermi (D.0130)
3.1 Observasi
3.2 Terapeutik
3.2.1 Sediakan lingkungan yang dingin
3.2.2 longgarkan atau lepaskan pakaian
3.2.3 basahi dan kipasi prmukaan tubuh
3.2.4 berikan cairan oral
BRUCELLOSIS MATA
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 7 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
3.2.5 ganti linen setiap hari
3.2.6 lakukan pndinginan eksternal
3.2.7 hindari pemberian antifiretik atau aspirin
3.2.8 berikan oksigen jika perlu
3.3 Edukasi
Anjurkan tirah baring
3.4 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intra
vena jika perlu
1. Anjurkan pasien untuk melakukan medical check up atau
melakukan kontrol ke dokter sesuai jadwal yang sudah
ditetapkan
2. Anjurkan pasien dan keluarga pasien bila timbul gejala
DISCHARGE PLANNING
atau gejala yang dirasakan tidak membaik segera
mendatangi pelayanan kesehatan terdekat.
3. Edukasi pasien untuk melakukan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dn Sehat)
4. Ajarkan untuk meminimalisir nyeri
PENELAAH KLINIS CLINICAL INSTRUKTUR, MUTU, KOMITE
KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA 1. Ariyana, D. (2021). Analisis Kestabilan dan Kontrol
Optimal Model Penyebaran Brucellosis pada Manusia dan
Sapi Perah (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
2. Novita, R. (2016). Brucellosis: Penyakit Zoonosis Yang
Terabaikan. BALABA: JURNAL LITBANG
PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER
BINATANG BANJARNEGARA, 135-140.
3. Noor, S. M. (2006). Brucellosis: Penyakit Zoonosis yang
belum banyak dikenal di Indonesia. Wartazoa, 16(1)31-
39.
BRUCELLOSIS MATA
No. Dokumen
No. Revisi
001/SAK/C- Hal. 8 dari 8
RUMAH SAKIT UKRIDA 00
MUT/VII/20
4. PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
5. PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI
6. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI