Anda di halaman 1dari 6

PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 (2) (2020): 131-136

DOI: 10.31289/publika.v8i2.4423
Jurnal Ilmu Administrasi Publik

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma

Pengaruh Etika Administrasi Terhadap Pelayanan Aparat


Desa Pada Kantor Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei
Tuan

1) Mahyudin Situmeang
1) Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Administrasi, Universitas Pembinaan
Masyarakat, Indonesia

Disetujui, 9 November 2020, Diterima, 7 Desember 2020, Diterbitkan, 11 Desember 2020


Abstrak
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah bagian dari aparatur pemerintah merupakan aset dari Dinas untuk
meningkatkan kualitas yang sebenarnya dapat melaksanakan tugas dan fungsi yang efisien dan efektif. Etika
administrasi bagi aparat cukup berperan sebagai pedoman dalam penerapan moralitas pada rangkaian dan proses
kegiatan pelayanan dalam organisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya faktor
yang mempengaruhi etika pekerja dengan peningkatan pegawai sumber daya manusia di Kantor Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 orang, sehingga dalam penarikan sampel peneliti menggunakan
metode sensus yaitu dengan menjadikan semua populasi sebagai sampel penelitian dikarenakan jumlah populasi
yang terlalu sedikit. Tehnik analisis yang digunakan adalah statistik infrensial atau menggunakan rumus- rumus
pehitungan statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari perhitungan uji korelasi yang dilakukan
terdapat hubungan antara variabel etika pegawai dengan peningkatan pelayanan aktor Pegawai Negeri Sipil di
Kantor Kecamatan Percut Sei Tuan.

Kata Kunci: Etika, Pelayanan, Administrasi

Abstract
Civil Servants are part of the government apparatus and are assets of the Service to improve quality, which can
actually carry out their duties and functions efficiently and effectively. Administrative ethics for the apparatus play a
sufficient role as a guide in the application of morality in the series and processes of service activities within the
organization. The purpose of this study was to analyze the presence or absence of factors that influence employee
ethics with an increase in human resource employees at the Sei Rotan Village Office, Percut Sei Tuan District, Deli
Serdang Regency. This research uses a descriptive quantitative method. The population in this study was 20 people so
that in drawing the sample the researcher used the census method, namely by making all the population as the
research sample because the population was too small. The analysis technique used is inferential statistics or
statistical calculation formulas. The results of this study indicate that from the calculation of the correlation test
carried out, there is a relationship between the employee ethics variable and the improvement in the service of civil
servant actors in the Percut Sei Tuan District Office.

Keywords: Ethics, Service, Administration

How to Cite: Situmeang, M. (2021). Pengaruh Etika Administrasi Terhadap Peyananan Aparat Desa Pada
Kantor Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan. PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA,
Vol. 8 (2): 131-136
*Corresponding author: ISSN 2549-9165 (Print)
E-mail: mahyudinsitumeang1@gmail.com ISSN 2580-2011 (Online)

131
Mahyudin Situmeang, Pengaruh Etika Administrasi Terhadap Pelayananan Aparat Desa

PENDAHULUAN administrasi bagi aparat cukup berperan


Penyelenggaraan pelayanan dalam sebagai pedoman dalam penerapan moralitas
berbagai aktivitas pemerintahan, pada rangkaian dan proses kegiatan pelayanan
Pembangunan dan pembinaan kemasyarakat dalam organisasi. Etika Administrasi akan
diperlukan sumber daya (resources), baik merupakan pedoman atau standard yang
sumber daya alam (natural resources), maupun mengatur sikap dan perilaku aparat sebagai
sumber daya manusia (human resources). pelayanan dan bekerjasama dalam organisasi.
Kedua sumber daya tersebut sangat penting Dalam rangka pelayanan pada suatu
dalam menentukan keberhasilan pelayanan organisasi, maka Etika Administrasi sangat
publik. diperlukan. Etika Administrasi akan menjadi
Faktor manusia sebagai unsur terpenting pedoman dan peraturan yang mengatur pola
dalam penyelenggaraan administrasi sukses perilaku Aparat Desa, karena Etika
tidaknya suatu proses administrasi ditentukan Administrasi itu sendiri berisi ajaran moral
oleh faktor manusia yang terlibat di dalamnya. yang mengatur pola perilaku dalam pelayanan.
Karenanya dalam prinsip maupun pelaksanaan Etika Administrasi yang berisi ajaran-ajaran
daripada administrasi menjadi pertimbangan moral yang baik, akan sangat berperan untuk
yang utama dalam penyelenggaraan pelayanan menciptakan Aparat yang memiliki kesetiaan
secara efektif dan efisien. Aparat Aparat Desa dan ketaatan yang tinggi, memiliki semangat
sebagai bagian dari aparatur pemerintah pengabdian, keteladanan, disiplin, kemampuan
adalah aset sumber daya manusia yang perlu dan kemantapan sikap mental dalam
dikembangkan kualitasnya sehingga secara menjalankan tugas-tugas pelayanan dalam
nyata dapat melaksanakan tugas dan pemerintahan, pembangunan dan
fungsinya secara efisien dan efektif. Faktor kemasyarakatan. Karena dengan pemahaman,
yang turut menentukan adalah komitmen penjiwaan dan penghayatan nilai-nilai etika
penerapan etika administrasi dan pelayanan administrasi, maka diharapkan dapat
tugas dan fungsi mereka dalam pelayanan menggerakkan dan mengarahkan sikap,
publik (masyarakat). Sering ditemui realitas perilaku dan perbuatan serta tutur kata
dibanyak organisasi, terutama organisasi/ mereka sehingga dapat melaksanakan tugas-
birokrasi pemerintahan menunjukkan bahwa tugas dengan benar. Organisasi/birokrasi
dalam kehidupannya mengalami dinamika pemerintahan adalah organisasi publik yang
yang rendah (Masitho, 2016). berhadapan dengan masyarakat dalam hal
Hal ini disebabkan karena organisasi pelayanan publik. Untuk itu, para Aparat
yang bersangkutan memiliki kualitas sebagai abdi negara dan abdi masyarakat
pemetintah yang masih rendah. dituntut memiliki sikap dan perilaku yang baik
Perkembangan dinamika sosial dan Iptek yang (etis) dan tanggap terhadap tuntutan dan
tinggi terdapat pada sistem perkantoran kebutuhan masyarakat dalam rangka
berupa sistem dan prosedur kerja yang efektif mengefektifkan pelayanan publik. Oleh karena
dan efisien serta struktur organisasi yang itu, Aparat harus memiliki kode etik dalam
mendukung kebebasan berkreasi sangat melayani masyarakat pengguna jasa publik.
dibutuhkan adanya Aparat yang dengan tulus Dalam kaitan ini, (Dwiyanto, 2013)
dan iklas dapat mempedomani etika mengemukakan bahwa sikap Aparat di
Administrasi dalam berbagai proses-proses Indonesia dalam pelaksanaan pelayanan
pelayanan kantor. Menurut (Moenir, 2010) birorasi masih belum sebaik yang diharapkan.
Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan Pelayanan Aparat sering menjadi pembicaraan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan dari protes, kritik media massa atas
dilandasi oleh ketulusan dan keikhlasan tanpa ketidakpuasan masyarakat pengguna jasa
didasari faktor material melalui sistem, organisasi publik. Hubungan etika
prosedur dan metode tertentu dalam rangka Administrasi dengan pelayanan aparat, secara
memenuhi kebutuhan orang lain sesuai teoretis dapat ditelusuri dari hubungan antara
dengan haknya. Dalam mendukung pelayanan etika dan perilaku aparat Desa. Karena antara
dipandang penting etika dan norma atau moral, etika dan perilaku merupakan satu
kaidah yang baik dalam bentuk kode etik kesatuan rangkaian yang diaktualisasikan
aparatur dalam proses pencapaian tujuannya dalam perilaku manusia dalam menjalani dan
organisasi. Dengan demikian, etika memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari

132
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 (2) (2020): 131-136

di dalam lingkungan masyarakat. Pentingnya peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
etika dalam pelayanan merupakan tantangan kesimpulan (Sugiyono, 2011).
berat yang sering dihadapi oleh seorang Populasi seluruh aparat Desa sebanyak
pimpinan organisasi karena dihadapkan pada 20 orang. Mengingat populasi yang sedikit,
bagaimana ia dapat menjelaskan dan maka peneliti menggunakan metode sensus
mengimplementasikan pentingnya mematuhi dalam meenentukan sampel yaitu seluruh
Etika Administrasi serta menjalankan, populasi dijadikan sebagai sampel. (Effendi
menghayati dan mengamalkannya di dalam dan Sofian, 2012). Sampel adalah bagian dari
lingkungan kerjanya sehingga pelayanan dapat jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
tercapai seperti apa yang diharapkan. populasi tersebut. Metode yang digunakan
Apabila para Aparat mematuhi serta adalah metode survei dengan teknik
melaksanakan nilai-nilai, norma-norma atau pengambilan sampel yang digunakan adalah
aturan-aturan yang tercantum didalam etika nonprobability sampling dengan teknik
administrasi, maka setidaknya pelayanan akan pengambilan sampel yang jenuh (sensus)
dapat dilaksanakan dengan baik, yang secara karena populasinya yang relatif kecil. Artinya
nyata dapat mengembangkan karakter Aparat Semua populasi dijadikan sebagai sampel,
yang berkepribadian, bekerja keras, disiplin sehingga sampel yang digunakan dalam
dalam pelaksanaan pelayanan tugas-tugas penelitian ini berjumlah 20 orang. Data
kerja rutin di kantor. Melalui hasil pra survai dianalisis menggunakan analisis regresi linier
dan observasi yang dilakukan menunjukkan sederhana.
bahwa Aparat pada kantor Desa Sei Rotan Mengacu pada permasalahan dan
Kecamatan Percut Sei Tuan sebagai obyek hipotesis penelitian, maka teknik analisis data
penelitian ini dirasakan masih rendah dalam yang relevan digunakan dalam penelitian ini
pelaksanaan pelayanan pada masyarakat. adalah sebagai berikut:
Hal ini diindikasikan karena rata-rata 1. Analisis Prosentase Teknik ini digunakan
jenjang pendidikan formal adalah tamatan untuk mengidentifikasi variabel Etika
SLTA lebih dominan (72.31%) disisi lain Administrasi dan Pelayanan Aparat Desa.
pelatihan aparat desa hanya diikuti oleh Rumusnya adalah:
Sekretaris desa mencapai tingkatan PIM I, Dimana : P = f n x100%
Kondisi ini mengisyaratkan masih rendahnya P = Persentase
komitmen Aparat dalam menerapkan etika f = frekuensi jawaban responden
administrasi dilingkungan kerja mereka, yang n= jumlah responden (sampel)
seharusnya dan sebenarnya kondisi ini seluruhnya.
memberikan kesempatan atau peluang bagi 2. Analisis Regresi Sederhana Teknik analisis
Aparat untuk meningkatkan potensi dan ini digunakan untuk menguji pola
aktualisasi diri aparat desa menjadi manusia hubungan fungsional antara variabel Etika
yang bermartabat. Administrasi dan Pelayanan Aparat Desa,
METODE PENELITIAN dengan prosedur analisis sebagai berikut:
Jenis penelitian yang digunakan dalam a. Menghitung persamaan regresi Y’ = a +
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. bx
Variabel Penelitian dan definisi Operasional Dimana:
Penelitian ini melibatkan dua variabel, masing- Y’= Variabel dependen (nilai yang
masing yaitu etika administrasi sebagai diprediksikan)
variabel bebas (independent variable) dengan X = Variabel independen
simbol (X) dan pelayanan aparat desa sebagai a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
variabel terikat (dependent variable) dengan b= Koefisien regresi (nilai peningkatan
simbol Y. Populasi dalam penelitian ini adalah ataupun penurunan)
semua karakteristik yang terkait dengan Etika b. Menguji keberartian koefisien regresi
Administrasi dan Pelayanan Aparat Desa pada (uji independent) digunakan statistik t,
kantor Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei uji model regresi digunakan analisis
Tuan data Tahun 2020. Populasi adalah (Analysis of Variance), dan uji linearitas
wilayah generalisasi yang terdiri atas regresi. Untuk uji signifikansi
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan hubungan.antara variabel, harga r
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh hitung langsung dikonsultasikan

133
Mahyudin Situmeang, Pengaruh Etika Administrasi Terhadap Pelayananan Aparat Desa

dengan harga r tabel pada taraf Hal ini sejalan dengan pendapat responden, di
signifikansi tertentu dengan derajat mana lebih dari setengahnya (55 %)
kebebasan (dk). Aturan penerimaan menyatakan bahwa Pelayanan Aparat Desa
hipotesis yang diuji dinyatakan pada Kantor Desa Sei Rotan masih berada pada
diterima jika hasil analisis data kategori rendah, sedangkan hanya 25 % atau
ternyata signifikan pada taraf uji 1% sebanyak 5 responden menyatakan berada
((0,01), atau pada taraf uji 5% (α = pada kategori tinggi.
0,05). Realitas ini mengindikasikan bahwa
hanya 5 orang Aparat saja yang benar-benar
HASIL DAN PEMBAHASAN mendapatkan perhatian dalam Pelayanan
Etika Administrasi Aparat Desa hingga mencapai 53,8 % dari
Rata-rata Etika Administrasi dan kriteria indikator Pelayanan Aparat Desa yang
Pelayanan Aparat Desa Berdasarkan hasil telah ditetapkan. Sesuai hasil pengamatan
analisis data, diketahui bahwa sebanyak 10 (data sekunder) menunjukkan bahwa jumlah
responden atau (50) % dari jumlah responden Aparat yang bergelar S1 sebanyak 3 orang dan
yang diwawancarai menyatakan bahwa selebihnya (17 orang) adalah tamatan SLTA.
penerapan etika administrasi pada kantor Sementara itu, Aparat yang telah mengikuti
Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan, pendidikan penjenjangan/ kedinasan
rata-rata berada pada kategori sedang Dari (pelatihan) hanya sebanyak 1 orang tamatan
skor tertinggi per butir untuk variabel etika PIM I.
administrasi yaitu 50, yang merupakan skor Hubungan Keterkaitan Faktor Etika
tertinggi/skor ideal tiap responden, yang mana administrasi Dengan Pelayanan Aparat
jumlah responden adalah 20, maka dapatlah Desa
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan Beranjak dari hasil analisis data dapat
skor tertinggi kriteria yaitu : 50 X 20 = 1000, diketahui bahwa hipotesis yang diajukan dapat
sedangkan jumlah skor variabel Etika diterima keberlakuannya secara empirik
Administrasi adalah (X)= 696. Dengan dengan sangat meyakinkan sekaligus telah
demikian tingkat penerapan Etika menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
Administrasi adalah 696/1000 x 100 = 0,696 Berdasarkan hasil analisis korelasi diketahui
atau 69,6 % dari indikator/kriteria etika bahwa antara penerapan etika administrasi,
Administrasi yang telah ditetapkan. Dari seperti nilai-nilai keagamaan, kepribadian,
gambaran diatas maka dapat disimpulkan semangat patriotisme, kerjasama gotong-
bahwa jumlah responden yang tergolong royong, dan lain-lain dengan Pelayanan Aparat
kategori tinggi yaitu 5 orang atau 25 % Desa, seperti pendidikan dan pelatihan,
tersebut hanya menerapkan etika administrasi kesehatan gizi, kebebasan berpendapat dan
hingga mencapai 69,6% dari kriteria, dan berekspresi dan lain-lain mempunyai
masih menyisakan sebesar 30,4 % dari kriteria hubungan yang sangat bermakna atau
etika administrasi yang belum diterapkan. signifikan. Artinya bahwa untuk mencapai
Berdasarkan hasil pengamatan di tingkat Pelayanan Aparat Desa bagi Aparat
lapangan, ternyata bahwa para Aparat baru secara optimal, maka penerapan etika
mempunyai kemampuan untuk menerapkan administrasi yang sarat dengan nilai-nilai etika
beberapa kriteria/indikator etika administrasi, dan moral perlu ditingkatkan. Penekanan ini
seperti nilai-nilai keagamaan, kekeluargaan, dapat dibuktikan dengan kuatnya keterkaitan
gotong-royong, kesusilaan, teratur, terarah, eratnya hubungan antara etika administrasi
setia pada tugas, dan membimbing bawahan; dengan Pelayanan Aparat Desa itu sendiri,
sementara untuk indikator kepribadian, yang diperoleh sebesar 0,620 atau 62,0 %.
semangat patriotisme, budi luhur, kejujuran, Hasil analisis ini menjelaskan pentingnya
kesederhanaan dan mendahulukan penerapan etika administrasi, baik di dalam
kepentingan umum daripada kepentingan pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsi
pribadi atau golongan masih rendah dalam Aparat Desa maupun di dalam berinteraksi
implementasinya. Sedangkan dalam Pelayanan dengan masyarakat, terutama bagi para Aparat
Aparat Desa pada Desa Sei Rotan, rata-rata Desa di Desa Sei Rotan.
berada pada kategori rendah atau baru Demikian halnya dengan upaya
mencapai 53,8 % dari kriteria yang ditetapkan. pelaksanaan Pelayanan perlu dilakukan lebih

134
PUBLIKAUMA: Jurnal Ilmu Administrasi Publik UMA, 8 (2) (2020): 131-136

intensif disatu sisi, khususnya pelaksanaan rata capaian nilai Pelayanan Aparat Desa
program pendidikan dan pelatihan, baik sebesar (26,90-19,43 = 7,47) atau minus
pendidikan kedinasan, pelatihan penjenjangan sebesar 20% dari rata-rata Pelayanan
maupun jenis pelatihan lainnya sehingga Aparat Desa.
menimbulkan ketepatan dalam pelayanan 2. Harga maksimum Y = - 6, ,956 (45) = 36,64
Aparat dalam menyelesaikan tugas-tugas atau 73,28 % sehingga terjadi selisih dari
pokok dan fungsi mereka di kantor; di sisi rata-rata capaian nilai Pelayanan Aparat
yang Iain, hasil penelitian ini juga memberikan Desa Aparat sebesar (36,64-26,90 = 9,74)
sinyal bahwa pelaksanaan program atau naik sebesar ± 36,20 % dari rata-rata
pendidikan dan pelatihan, khususnya Pelayanan Aparat Desa. Hasil penelitian ini
dilingkungan kantor Desa Sei Rotan Keamatan sejalan dengan pendapat beberapa ahli,
Percut Sei Tuan belum dilakukan secara diantaranya, (Widjaja, 2009)
optimal. mengemukakan bahwa hubungan antara
Kontribusi Etika Administrasi terhadap etika administrasi dengan Pelayanan
Pelayanan Aparat Desa Aparat Desa, secara teoretis dapat
Hasil analisis korelasi sebagaimana telah ditelusuri dari hubungan antara etika dan
dikemukakan sebelumnya, tampaknya sejalan perilaku manusia. Karena antara moral,
dengan hasil analisis regresi dan analisis etika dan perilaku merupakan satu
determinasi, di mana dapat dijelaskan lebih kesatuan rangkaian yang diaktualisasikan
lanjut bahwa apabila penerapan etika dalam perilaku manusia dalam menjalani
administrasi dapat lebih ditingkatkan kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan
kehidupan organisasional, terutama berkaitan masyarakat. Senada dengan pendapat
dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi (Hartanto, 2019) bahwa birokrasi harus
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan memiliki etika administrasi yang mampu
kemasyarakatan, maka akan mendorong upaya memberikan kesan baik kepada masyarakat
Pelayanan Aparat Desa itu sendiri. Hal ini agar dapat membangun kepercayaan
dapat dilihat dari hasil analisis determinasi, di masyarakat. Lebih lanjut dikatakan bahwa
mana kontribusi/sumbangan faktor etika perilaku manusia adalah suatu fungsi dari
administrasi terhadap Pelayanan Aparat Desa interaksi individu dengan lingkungannya.
pada Kantor Desa Sei Rotan sebesar 38,6 %, Salah satu tantangan berat yang sering
sedangkan sisanya sebesar 61,4 % dihadapi oleh seorang pimpinan organisasi
dipengaruhi oleh faktor lain. Menyimak adalah bagaimana ia dapat menjelaskan
persamaan regresi Y = -6, ,956X, dapat pentingnya mematuhi etika administrasi
diinterpretasikan bahwa apabila tanpa serta menjalankan, menghayati dan
penerapan etika administrasi (X = 0) dalam mengamalkannya di dalam lingkungan
kehidupan organisasional, maka kondisi kerjanya sehingga Pelayanan Aparat Desa
Pelayanan Aparat Desa pada kantor Desa Sei dapat tercapai seperti apa yang diharapkan
Rotan akan mengalami penurunan yang cukup bersama. Senada dengan pendapat
drastis, yakni sebesar 6,38 atau 23.72% dari (Yusriadi, 2018) menjelaskan bahwa
kondisi saat ini yang rata-rata dicapai sebesar tantangan birokrasi dalam memberikan
26,90 atau 53,8 %. Mengingat hasil uji model pelayanan kepada masyarkat adalah terkait
regresi dan uji keberartian koefisien regresi, dengan kompetensi dan sumberdaya
menunjukkan hasil yang signifikan atau nyata, manusia.
maka persamaan regresi tersebut dapat 3. Bila para Aparat mematuhi serta
dilakukan prediksi kedepan tentang kondisi melaksanakan nilai-nilai, norma-norma
Pelayanan Aparat Desa pada kantor Desa Sei atau aturan-aturan yang tercantum didalam
Rotan dengan menggunakan metode Etika Administrasi (dalam bentuk kode etik
interpolasi, yakni memasukkan harga dan sebagainya), maka setidaknya tugas-
minimum (terendah) dan harga maksimum tugas pekerjaan akan dapat dilaksanakan
(tertinggi) variabel X kedalam persamaan dengan sebaik mungkin, sehingga dengan
regresi tersebut; maka diperoleh hasil sebagai demikian secara nyata dapat
berikut: mengembangkan karakter Aparat yang
1. Harga minimum 8 = - 6, ,956 (27) = 19,43 berkepribadian, bekerja keras, disiplin yang
atau 38% sehingga terjadi selisih dari rata- kesemuanya itu merupakan bagian yang tak

135
Mahyudin Situmeang, Pengaruh Etika Administrasi Terhadap Pelayananan Aparat Desa

terpisahkan dari konsep pendukung dalam Kumorotomo. (2010). Etika Administrasi Negara.
pelayanan aparat itu sendiri. Jakrta: Rajawali Pers
Mahmudi. (2019). Buku Seri Membudayakan
SIMPULAN akuntabilitas Publik, Analisa Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta:
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa
UPP STIM YKPN
antara variabel Etika Administrasi dengan Moenir. (2010). Moenir, 2010. Manajemen
Pelayanan Aparat Desa pada kantor Desa Sei Pelayanan Umum Di Indonesia. Bumi Aksara :
Rotan terdapat hubungan yang signifikan atau Jakarta
bermakna. Artinya bahwa Pelayanan Aparat Muh. Kadarisman.(2018). Manajemen Aparatur
Desa dapat meningkat sebagai konsekuensi Sipil Negara. Depok: Rajawali Pers, PT.
dari turut meningkatnya penerapan Etika Grafindo Persada
Administrasi Desa. Hasil analisis regresi Mulyadi, D. Handikus T.Gedeona, Muhammad Nur
menunjukkan bahwa hubungan fungsional Afandi. (2016). Administrasi Publik untuk
antara faktor Etika Administrasi dengan Pelayanan Publik, Bandung, Penerbit
Alfabeta,
Pelayanan Aparat Desa berpola liner dan
Rakhmat. (2017). Administrasi dan Akuntabilitas
arahnya positif. Artinya bahwa semakin baik Publik, Konsep Administrasi, Birokrasi,
penerapan Etika Administrasi, maka akan Manajemen Pelayanan, Kebijakan, Reformasi,
semakin mendorong meningkatkan Pelayanan Akuntabilitas Publik, Yogyakarta: Penerbit
Aparat Desa pada kantor tersebut. Andi
Dengan demikian dapat ditarik Sarwoto. (2015). Dasar-dasar Organisasi dan
kesimpulan akhir bahwa hipotesis yang Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
menyatakan bahwa Etika Administrasi Sinungan, M. (2009). Produktivitas Apa dan
mempunyai pengaruh yang signifikan Bagaimana. Jakarta: Bina Aksara
terhadap Pelayanan Aparat Desa pada kantor Sofian Effendi. (2008). Metode Penelitian Survai.
Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia
Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kualitatif,
Dapat diterima keberlakuannya secara untuk penelitian yang bersifat eksploratif,
empiris, sekaligus telah menjustifikasi teori- Enterpretif, interaktif dan Konstruktif.
teori yang mendasarinya. Bandung: Alfabeta
Mengingat penerapan etika administrasi Tarsito. Widjaja, A. W, (2011). Etika Administrasi,
baru terbatas pada nilai-nilai moral dan Jakarta: Bumi aksara
keagamaan dan belum menyentuh nilai-nilai Widjaja, A. (2009). Perencanaan Sebagai Fungsi
profesionalisme sebagai seorang abdi negara Manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Rineka
dan abdi masyarakat, maka disarankan agar Cipta
pimpinan organisasi, dalam hal ini Kepala Desa Yusriadi. (2018). Tantangan Reformasi Birokrasi
berbasis E-Procurement di Indonesia, Jurnal
selaku pelaksana pemerintahan Desa dapat
PUBLIKAUMA, Vol. 6 No. 2.
mengambil langkah konkrit, berupa
memprakarsai penyusunan Draf Rancangan
Peraturan desa tentang Etika profesionalisme
ASN dilingkungan Pemerintah desa memuat
mengenai nilai-nilai/prinsip-prinsip etika
profesionalisme.

DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, A., dkk. (2012). Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia,: Gadjah Mada University
Prees. Yogyakarta
Hartanto ,D. (2019). Kajian Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani Kepolisian Resort Kota
Besar Medan. Jurnal PUBLIKAUMA, Vol. 7, No.
(2)
Henrikus Waruwu, Beby Masitho. (2016).
Efektivitas Pelayanan Paspor Pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Jurnal
PUBLIKAUMA, Vol. 6 No. 2.

136

Anda mungkin juga menyukai