Anda di halaman 1dari 25

Nama: Sumarlina Noviyanti

Npm: 718621186/6B

Masalah: ( Imunisasi ), saat ini banyak sekali orang tua yang tidak mau membawa

anaknya ke pelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi, mereka takut atau

cemas terhadap dampak dari imunisasi yang diberikan terhadap anaknya nanti dan

tingkat pengetahuan ibu yang sangat rendah.

Alasan: Alasan saya mengambil masalah ini karena saya ingin memberikan ilmu

pengetahuan dan akan lebih menjelaskan tentang bagaimana dampak dari

imunisasi tersebut agar lebih bisa ngeyakinkan orang tua bahwa imunisasi ini

lebih bisa mencegah anaknya dari segala penyakit, dan untuk orang tua bisa

membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi.


PROPOSAL

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TIGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK

Di Susun Oleh:

SUMARLINA NOVIYANTI

718621186 (6B)

UNIVERSITAS WIRARAJA MADURA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...................................................................................................5
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................7
1.3. Tujuan................................................................................................................7
1.3.1. Tujuan Umum............................................................................................7
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................................7
1.4. Manfaat..............................................................................................................7
1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti.....................................................................................7
1.4.2. Manfaat Bagi masyarakat..........................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................9
2.1 Pengertian Imunisasi..........................................................................................9
2.2 Penyelenggaraan Imunisasi................................................................................9
2.3 Imunologi PD3I..................................................................................................9
2.4 Jenis Imunisasi.................................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................18
KERANGKA KONSEPTUAL......................................................................................18
3.1 Kerangka Konseptual.......................................................................................18
3.2 Hipotesis...........................................................................................................18
BAB IV............................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................20
4.1 Desain Penelitian..............................................................................................20
4.2 Kerangka kerja (Frame Work)..........................................................................20
4.3 Populasi............................................................................................................21
4.4 Sampel dan besar sampel..................................................................................21
4.5 Tekhnik sampling.............................................................................................22
4.6 Variabel penelitian...........................................................................................22
4.7 Definisi operasional..........................................................................................22
4.8 Tekhnik pengumpulan data..............................................................................24
4.9 Etika dan Perbatasan dalam penelitian.............................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,

berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau

resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit

yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila

suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan. [ CITATION drH14 \l 1033 ]

Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2017,

diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak tercapai dengan layanan

imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DTP. Sekitar 60% dari anak-anak ini

tinggal di 10 negara termasuk Indonesia. Pemantauan data di tingkat daerah

sangat penting untuk membantu negara memprioritaskan dan menyesuaikan

strategi vaksinasi dan rencana operasional untuk mengatasi kesenjangan

imunisasi dan menjangkau setiap orang dengan vaksin yang menyelamatkan

jiwa.

Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan bahwa 32,9% bayi di

Indonesia tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan 9,2% bayi tidak

melakukan imunisasi meningkat dari tahun 2013 yaitu 32,1% (Balitbangkes,

2019). Target cakupan imunisasi di DIY adalah 95% dan telah terpenuhi untuk

wilayah DIY. Hasil laporan menunjukkan bahwa cakupan imunisasi tahun

2014 sudah memenuhi semua target karena sudah berada di atas angka 95%.
Rincian cakupan imunisasi dasar setiap kabupaten yaitu pada Kabupaten

Kulon Progo 99,3%, Kota Yogyakarta 96,7%, Kabupaten Bantul 97,1%,

Kabupaten Sleman 97,1%, Kabupaten Gunungkidul 97,6%. Dari data tersebut

Kota Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi terendah. Kurangnya

cakupan imunisasi bayi di Kota Yogyakarta disebabkan karena masih ada

orang tua yang menolak imunisasi pada bayinya serta tingginya mobilisasi

penduduk di Kota Yogyakarta. Cakupan Imunisasi terendah di Kota

Yogyakarta tepat di Puskesmas Kotagede I yaitu sebesar 91,89%. Angka

tersebut masih tergolong kurang dari target cakupan imunisasi di DIY.

[ CITATION DIY18 \l 1033 ]

Akibat jika anak tidak mendapatkan imunisasi, anak akan berisiko terkena

penyakit-penyakit seperti Hepatitis B, TBC, Polio, DPT (Difteri, Pertusis,

Tetanus) dan Campak, parahnya lagi penyakit tersebut bisa menyebabkan

kematian pada anak. Sistem kekebalan tubuh pada anak yang tidak mendapat

imunisasi tidak sekuat anak yang diberi imunisasi, tubuh tidak mengenali

virus penyakit yang masuk ke tubuh sehingga tidak bisa melawannya, ini

membuat anak rentan terhadap penyakit. Jika anak yang tidak diimunisasi ini

menderita sakit, ia juga dapat menularkannya ke orang sekitarnya sehingga

juga membahayakan orang lain. Berdasarkan data survey Dinas Kesehatan

DIY pada tahun 2017 ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak 126 kasus dan

Hepatitis B 35 kasus di Kota Yogyakarta[ CITATION DIY18 \l 1033 ]

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk

meningkatkan cakupan imunisasi adalah penyuluhan imunisasi di tingkat

kelurahan oleh petugas puskesmas; sweeping imunisasi di wilayah puskesmas


yang cakupan imunisasinya masih rendah, pendekatan kepada kelompok

masyarakat yang masih menolak imunisasi dengan melibatkan para tokoh

masyarakat dan pemula agama. Salah satu faktor yang menunjang program

imunisasi di Puskesmas Kotagede I adalah partisipasi dasar dari ibu yang

memiliki bayi yang menjadi sasaran imunisasi membutuhkan pengetahuan

tentang imunisasi dasar. Terdapat dua wilayah binaan Puskesmas Kotagede I

yaitu Kelurahan Purbayan dan Kelurahan Prenggan dengan jumlah bayi

terbanyak berada di Kelurahan Prenggan yaitu sebanyak 144 bayi. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang

imunisasi dasar di Kelurahan Purabayan Kecamatan Kotagede Kota

Yogyakarta.[ CITATION DIY18 \l 1033 ]

1.2. Rumusan masalah

Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar

lengkap pada bayi?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengingkatkan pengetahuan ibu terhadap imunisasi

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi

b. Menganalisis tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan tentang imunisasi dan pengalaman

dalam menangani imunisasi bayi


1.4.2. Manfaat Bagi masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak

diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal

terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. [ CITATION

drH14 \l 1033 ]

2.2 Penyelenggaraan Imunisasi

Anda sudah banyak mendengar tentang imunisasi, tahukah Anda

siapa sajakah yang bisa memberikan pelayanan imunisasi? Yang dapat

melaksanakan pelayanan imunisasi adalah pemerintah, swasta, dan

masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak

terkait. Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan imunisasi.

[ CITATION drH14 \l 1033 ]

2.3 Imunologi PD3I

Imunologi adalah ilmu yang sangat kompleks mempelajari tentang

sistem kekebalan tubuh. Perlindungan terhadap penyakit infeksi

dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan

kekebalan pasif.
Sistem Kekebalan Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang

rumit dari interaksi sel yang tujuan utamanya adalah mengenali adanya

antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri yang hidup atau yang

sudah diinaktifkan. Jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan aktif dan

kekebalan pasif.[ CITATION drH14 \l 1033 ]

2.4 Jenis Imunisasi

Setelah mempelajari tentang penyakit yang bisa dicegah dengan

imunisasi, sekarang Anda akan mempelajari jenis imunisasi berdasarkan

sifat penyelenggaraannya di Indonesia. Berikut ini bagan pembagian jenis

imunisasi.

1. Imunisasi Wajib Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan

oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam

rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari

penyakit menular tertentu. Imunisasi wajib terdiri atas imunisasi rutin,

imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.

a. Imunisasi Rutin

Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan

secara terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi

dasar dan imunisasi lanjutan. Tahukah Anda mengenai jenis vaksin

imunisasi rutin yang ada di Indonesia? Berikut akan diuraikan macam

vaksin imunisasi rutin meliputi deskripsi, indikasi, cara pemberian dan

dosis, kontraindikasi, efek samping, serta penanganan efek samping.

b. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu

yang paling berisiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada

periode waktu tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi

tambahan adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi

Nasional), Sub-PIN, Catch up Campaign campak dan Imunisasi dalam

Penanganan KLB.

c. Imunisasi Khusus

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan

untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi

tertentu. Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon jemaah

haji/umrah, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu

dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri

atas Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan

Imunisasi Anti-Rabies.[ CITATION drH14 \l 1033 ]

2. Imunisasi Pilihan Setelah mempelajari tentang macam vaksin imunisasi dasar,

sekarang kita akan mempelajari macam vaksin imunisasi pilihan yang sudah

beredar di Indonesia. Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat

diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka

melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin

MMR, Hib, Tifoid, Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus,

Japanese Ensephalitis, dan HPV.[ CITATION drH14 \l 1033 ]

3.  Jenis-Jenis Imunisasi Dasar

Terdapat beberapa jenis imunisasi dasar bagi bayi menurut Hidayat (2011)

adalah sebagai:
a.    Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab

terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun

sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada

selaput otak, TBC miller pada seluruh paru-paru, TBC tulang. Vaksin BCG

meruapakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan

yang diberikan melalui intradermal. Efek samping pemberian BCG adalah

terjadinya ulkus pada daerah suntikan dan reaksi panas.

b.    Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam

bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan

penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun, iminisasi ini diberikan melalui

intramuskuler, angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi

dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian bayi dan balita.

c.    Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuesni

pemberian polio adalah 4 kali dan pemberiannya melalui oral.

d.   Imunisasi DPT

Imunisasi DPT (dipteria, pertusis, tetanus) merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit dipteri, pertusis dan tetanus.


Vaksin DPT merupakan vaksin yang mengandung racun kuman dipteri yang

telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang

pembentukan zat anti toksoid. Frekuensi pemberian imunisasi DPT sebanyak

3 kali. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap

pertama) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat

anti, pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup,

imunisasi ini diberikan melalui intramuskular, efek sampingnya dapat terjadi

pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan dan demam.

e.    Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian

imunisasi campak diberikan hanya 1 kali diberikan melalui subkutan, efek

samping yang terjadi adalah ruam dan panas temapat penyuntikan.

4.    Jadwal Pemberian Imunisasi

Jadwal imunisasi dari Kemenkes disusun berdasarkan pertauran Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

imunisasi. Jadwal imunisasi rekomendasi Kemenkes RI yaitu sebagai berikut:

No Vaksin Usia bayi


1 HB 0 0-7
2 BCG 1
3 Polio 1 2
4 DPT/HB 1 3
5 Polio 2 4
6 DPT/HB 2 5
7 Polio 3 6
8 DPT/HB 3 7
9 Polio 4 8
10 Campak 9
  

Jadwal imunisasi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2014 

adalah sebagai berikut:

No Vaksin Usia bayi


1 Hepatitis B Lahir

1 bulan

6 bulan
2 Polio Lahir

2 bulan

4 bulan

6 bulan
3 BCG 0-3 bulan
4 DTP 2 bulan

4 bulan

6 bulan
6 Hib 2 bulan

4 bulan

6 bulan
7 PCV 2 bulan

4 bulan

6 bulan
8 Rotavirus 2 bulan

4 bulan

6 bulan
9 Influenza 6 bulan
10 Campak 9 bulan
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak

(2011) yaitu sebagai berikut:

1)        Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar

dapat memahami sesuatu hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin

mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat

pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang

tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2)   Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

3)   Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan

psikologis (mental). Secara garis besar pertumbuhan fisik terdiri atas empat

kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-

ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan

fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi

semakin matang dan dewasa.


4)        Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga

seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5)        Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. orang cenderung berusaha melupakan

pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika pengalaman tersebut

menyenangkan makan secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini

akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6)        Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap

seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru.

d.   Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau

responden. Pengukuran pengetahuan dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

1)        Tinggi, jika x ≥

2)        Rendah, jika x <


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual

Faktok internal
pengetahuan: Pengetahuan ibu
1. Umur bayi tentang
2. intelegensi imunisasi dasar
lengkap

1.tahu dan
pengetahuan
Factor eksternal
pengetahuan :
1. Pendidikan 2. paham
2. Lingkungan 1. Baik
3. aplikasi
3. Sosisal 2. Cukup
budaya 4. analisis 3. kurang
4. Informasi
5. Pengalaman 5. sintesis
6. motivasi 6. evaluasi

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan

karena hipotesis akan bisa memberikan petujuk pada tahap pengumpulan,


analisis dan interpretasi data. [ CITATION Nur13 \l 1033 ]. Hipotesis pada

penilitian ini adalah :

Ha : ada hubungan tingkat pengetahuan dalam pemberian imunisasi


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian “hubungan tingkat pengetahuan ibu

dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi”

menggunakan pendekatan analitik dengan rancangan penelitian

case control. Pada penelitian ini teori yang di gunakan Health

Promotion Model (HPM)

4.2 Kerangka kerja (Frame Work)

Populasi : imunisasi dilakukan pada semua ibu


yang memiliki bayi di Polindes X sebanyak 52

Sampel : sebagian ibu yang tingkat pengetahuannya


tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di
Polindes X sebanyak 14

Tekhnik sampling

Non probality sampling


Identifikasi variabel

Dependen variabel, Idependen variabel

4.3 Populasi

Populsi adalah keseluruhan obyek penelitian yang berada di

Polides X. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyanyi bayi.

4.4 Sampel dan besar sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi dimana peneliti

melakukan pengamatan dari unit ini[ CITATION Sug16 \l 1033 ]

n=Z 2 ∝ P ( 1−P ) N

d 2 ( N −1 ) + Z2 ∝ P(1−P)

n=1,962 X 0,10 (1−0,10 ) 52

0,012 ( 52−1 ) +1,962 X 0,10(1−0,10)


n=3,84 X 0,09 X 52

0,9948+3,84 X 0,09

n=17,9712

1,3404

= 13,40 = 14

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang pengetahuan

dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi sebanyak 14

4.5 Tekhnik sampling

Tekhnik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini

yaitu dengan metode non probality sampling yaitu sampling jenuh.

Dalam hal ini peneliti memilih tekhnik sampling diatas karena

seluruh populasi di jadikan sebagai sampel.

4.6 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah variabel terikat (dependen variabel)

yaitu status imunisasi dasar pada bayi yang berumur 12-24 bulan

dengan skala nominal dan variabel bebas (idependen variabel)

umur ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu,

sikap ibu terhadap imunisasi, persepsi ibu terhadap fasilitas

kesehatan, persepsi ibu terhadap peran petugas imunisasi, jumlah

bayi dalam rumah tangga dan media informasi.

4.7 Definisi operasional


Variabel Definisi Cara ukur skala Kategori

operasional
Status Status Melihat nominal 0= tidak

imunisasi imunisasi buku kohort lengkap

dasar pada dasar lengkap bayi di 1=

bayi apabila bayi Polindes X lengkap

yang

berumur 12-

24 bulan

sebelum

ulang

tahunnya

yang

pertama(9-11

bulan) ia

telah

memperoleh

5 imunisasi

dasar
Pendidikan Jenjang Menanyakan Nominal 0=rendah

ibu pendidikan langsung 1=tinggi

tertinggi pada ibu

yang pernah yang

dicapai ibu. menjadi


Kategori responden

rendah jika atau dengan

tidak melihat

sekolah/tamat bukti

SD/tamat identitas diri

SLTP dan seperti KK

kategori

tinggi jika

tamat SLTA

dan

Perguruan

tinggi.

4.8 Tekhnik pengumpulan data

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah:

1. Sumber data dalam pengumpulan dan pencatatan adalah data

sekunder dari buku kohort bayi di Polindes X dan data primer

yang dilakukan dalam bentuk survey penelitian

2. Pengammbilan sampel dengan purposive sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan cara semua yang memenuhi

kriteriaan inklusi dan eklusi dimasukan dalam penelitian

berdasarkan data sekunder dari data dalam buku register

imunisasi. Proses pengambilan sampel diambil dengan

menghitung proporsi dari masing – masing desa atau kelurahan


di Polindes X sehingga didapatkan sampel yang sesuai dengan

penelitian.

3. Dilakukan dengan daftar pertanyaan dan cara wawancara

terhadap yang berlangsung di tempet responden. Responden

adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 12-24 bulan.

4. Pengumpulan data, pemeriksaan data dan pemberian kode

(koding) berlangsung selama kurang lebih 30 hari.

4.9 Etika dan Perbatasan dalam penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan hanya pada 1 polindes

saja sehingga tidak bisa di generalisasikan pada wilayah puskesmas

yang merupakan wilayah dengan cakupan imunisasi terendah.


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes, D. (2018). skala data imunisasi. Yogyakarta.

DIY, D. (2018). skala data imunisasi. Yogyakarta.

dr.H. M. Subuh, M. (2014). imunisasi. Jakarta: Kemenkes RI.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya.

Sugiyono. (2016). Prof.Dr. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai