Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL

BELANDA DI INDONESIA PADA ABAD KE-19


DAN 20

A.LATAR BELAKANG KEDATANGAN BELANDA


    Pada mulanya pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di  Rotterdam
membeli rempah-rempah dari Lisabon.Pada waktu itu Belanda masih dalam
penjajahan Spanyol,kemudian terjadilah perang 80 tahun,dan berhasil melepaskan
Belanda terhadap Spanyol,serta menjadikan William Van Oranyesebagai pahlawan
kemerdekaan Belanda.
Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol  naik tahta,ia berhasil mempersatukan
Spanyol dan Portugis ,Akibatnya Belanda tidak dapat lagi mengambil rempah-
rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol,hal itulah yang mendorong
Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudera untuk mendapatkan daerah
asal rempah-rempah.

B.PERJALANAN BELANDA KE INDONESIA


Pada tahun 1595 Linscoten berhasil menemukan tempat-tempat di P.Jawa yang
bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan rempah-rempah untuk
diperdagangkan,Peta yang dibuat olehLinscoten diberi nama  Interatio yang artinya
keadaan didalam atau situasi di Indonesia.
Pada tahun 1595,bulan April Cornelius de Houtman dan De Keyzer dengan 4 buah
kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara dengan Route : Belanda-Pantai barat
Afrika-Tanjung Harapan-Samudera Hindia-Selat Sunda-Banten,selama
pelayarannya itu selalu menjauhi Route pelayaran Portugis,dan tidak singgah ke
India-Malaka.
Pada bulan Juni 1596 pelayarannya berhasil berlabuh di Banten,dan pada mulanya
kedatangannya mendapat sambutan baik dari masyarakat Banten.Kedatangan
Belanda diharapkan dapat memajukanperdagangan dan dapat membantu usaha
penyerangan ke Palembang yang dipimpin oleh raja Maulana Muhammad,akan
tetapi sikap De Houtman semakin kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli
rempah-rempah pada musim panen dan membeli melalui pejabat atau cina
perantara,akhirnya Ia ditangkap dan dibebaskan setelah membayar uang tebusan
kemudian meninggalkan Banten.
Walaupun demikian de Houtman disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat
Belanda,ia dianggap sebagai pelopor pelayaran menemukan jalan laut ke
Nusantara.
Pada tanggal 28 November 1598 pelayaran baru Belanda dipimpin oleh Jacob van
Neck dan Wybrect van Waerwyck dengan 8 buah kapal tiba di Banten.Pada saat itu
hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan
Belanda diterima dengan baik.
Karena sikap Van Neck yang sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para
pembesar Banten ,maka 3 buah kapalnya yang penuh muatan rempah-rempah
berhasil dikirim ke Belanda dan 5 buah kapal yang lainnya menuju Maluku.
Di Maluku ,Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku karena dianggap
sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan dengan rakyat Maluku.
C.TERBENTUKNYA VOC
Keberhasilan ekspedisi-ekspedisi Belanda dalam mengadakan perdagangan
rempah-rempah mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lainnya untuk
berdagang ke Nusantara.Diantara mereka terjadi persaingan.Disamping itu mereka
harus harus menghadapi persaingan dengan Portugis,Spanyol dan
Inggris.Akibatnya mereka saling menderita kerugian,lebih lebih dengan sering
terjadinya perampokan perampokan oleh bajak laut.
Atas prakarsa dari 2 orang tokoh Belanda yaitu Pangeran Maurits dan Johan van
Olden Barneveltpada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan
menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost
Indesche Compagnie ) atau ‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia
Timur’,  pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.
Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai
oleh Francois Witter  
                
TUJUAN DIBENTUKNYA VOC
Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda untuk
keuntungan maksimal.
Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-
bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.

HAK-HAK ISTIMEWA VOC


Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa
oleh pemerintah Belanda :
-          Memonopoli perdagangan
-          Mencetak dan mengedarkan uang
-          Mengangkat dan memperhentikan pegawai
-          Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
-          Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
-          Mendirikan benteng
-          Menyatakan perang dan damai
-          Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA DAN SISTEM


BIROKRASI PEMERINTAHAN VOC DI INDONESIA (SEBELUM ABAD
KE-19)

1.POLITIK PERDAGANGAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN VOC 


Peraturan-peraturan yg ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli
perdagangan antara lain :
a) Verplichte Laverantie.Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga  yg
telah ditetapkan oleh VOC,dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain
kepada VOC.
b) Contingenten. Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar  pajak berupa
hasil bumi.
c) Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah  tanaman rempah-rempah
yang boleh ditanam.
d) Ekstirpasi. Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah- rempah agar
tidak terjadi over produksi yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah
merosot.
e) Pelayaran Hongi. Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)
untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak
pelanggarnya.

Beberapa gubernur jendral VOC yang dianggap berhasil dalam mengembangkan


usaha dagang dan kolonisasi VOC di Nusantara antara lain :
1.Jan Pieterzoon Coen (1619-1629)
   Dikenal sebagai peletak dasar imperialisme Belanda di Nusantara.Ia dikenal pula
dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama
keluarganya ke Indonesia.

2.Antonio Van Diemen (1636-1645)


   Ia berhasil memperluas kekuasaan VOC ke Malaka pada tahun 1641,Ia juga
mengirimkan misi pelayaran yang  dipimpin Abel Tasman ke Australia, Tasmania,
Selandia baru.

3.Joan Maetsycker  (1653-1678)
   Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang Padang dan
Menado.

4.Cornelis Speeldman (1681-1684)
   Ia menghadapi perlawanan didaerah dan tidak berhasil mengalahkan Sultan
Agung,Trunojoyo dan Sultan Ageng Tirtayasa.

SISTEM BIROKRASI VOC


Guna memerintah wilayah-wilayah di Nusantara VOC mengangkat
seorang gubernur jendral  yg Dibantu oleh 4 orang yg disebut Raad van
Indie (dewan India)
Dibawah gubernur jendral diangkat beberapa gubernur yang memimpin suatu
daerah.dibawah gubernur terdapat beberapa Residen yang di-bantu oleh Asisten
Residen,pemerintahan dibawahnya lagi diserahkan pada pemerintahan
tradisional,seperti Raja dan Bupati.VOC menerapkan sistem pemerintahan
tidak langsung (Indirect rule) dengan memanfaatkan sistem Feodalisme.

KEMUNDURAN VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan
oleh :
1. Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah
kekuasaan VOC.
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu besar.
4. Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya dengan EIC milik
Inggris.
5. Hutang VOC yang sangat besar.
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami
kemunduran
7. Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli perdaganganyg
diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
8. Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun    1795.

VOC DIBUBARKAN
Pada tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran VOC dan hak-hak istimewa VOC
dihapus Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian
sebesar 134,7 juta gulden.Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil
alih oleh Pemerintah Kerajaan Belanda.

D.PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA


Perubahan yang terjadi di Eropa pada akhir abad 18 Pada tahun 1795 Partai Patriot
Belanda yg anti raja,atas bantuan Perancis berhasil merebut kekuasaan dan
membentuk pemerintahan baru yg disebut Republik Bataaf  (Bataafische
Republiek),Republik ini menjadi bawahan Perancis yg sedang dipimpin oleh
Napoleon Bonaparte.Raja Belanda Willem V,melarikan diri dan membentuk
pemerintahan peralihan di Inggris yang pada waktu itu menjadi musuh
Perancis.Setelah VOC dibubarkan oleh pemerintah tersebut pada tahun 1799,tanah
jajahan yang dulu dikuasai VOC kemudian diurus oleh suatu badan yang
disebut Aziatische Raad (Dewan Asia).
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Nusantara dipegang oleh gubernur jendral
Johanes Siberg (1801-1804) yang menggantikan gubernur jendral Overstrateen
sebagai gubernur jendral  VOC yang terakhir.
Johanes Siberg seharusnya mencerminkan sifat dari Republik Bataaf yg
Liberal.Akan tetapi sebelum resmi berkuasa di Nusantara ia mengirim 2 komisaris ke
Nusantara yaitu Nederburg dan Hogendrop.

E.MASA PEMERINTAHAN HERMAN W.DAENDELS (1808-


1811)

Letak geografis Belanda yg dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon


Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda.Pada tahun 1806,Perancis
membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Kerajaan Belanda (Kominkrijk
Holland).Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai raja Belanda dan
berarti sejak saat itu pemerintahan yang berkuasa di Nusantara adalah
pemerintahan Belanda-Perancis.Oleh karena itu Louis Napoleon
mengangkatHerman William Daendeles sebagai gubernur jen-dral di
Nusantara.Dengan tugas utama mempertahankan P.Jawa dari serangan Inggris.

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAENDELS

1).Bidang Birokrasi Pemerintahan


a. Pusat pemerintahan dipindahkan  kepedalaman
b. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legeslatif diganti dengan Dewan
Penasehat.
c. Membentuk sekretariat negara (Algemene Secretarie).
d. Pulau jawa dibagi pulau jawa di bagi menjadi 9 Prefektuur dan 31 kabupaten
e. Para bupati di jadikan pemerintah Belanda dan di beri pangakat sesuai
dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.   
2).Bidang hukum dan peradilan.
A. Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan yaitu sebagai
berikut:
1. Pengadilan utuk orang eropa
2. Pengadilan untuk orang pribumi
3. Pengadilan untuk orang timur asing. Pengadilan untuk orang pribumi ada di
setiap prefectur dengan prefect sebagai ketua dan para bupati sebagai
anggota
B. Pemberantasan koropsi tanpa pandang bulu termasuk pada bangsa
Eropa.Akan tetapi ia sendiri melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus
penjualan tanah kepada fihak swasta.

3).Bidang Militer dan Pertahanan


Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan P.Jawa dari
serangan Inggris,Daendels mengambil langkah-langkah :
a. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.
b. Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
c. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
d. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Pandang dan Surabaya.
e. Membangun benteng-benteng pertahanan.
f. Meningkatkan kesejahteraan prajurit.

4).Bidang Ekonomi dan Keuangan


a) Membentuk Dewan Pengawas Keuangan negara (Algemene Rekenkaer).
b) Mengeluarkan uang kertas
c) Memperbaiki gaji pegawai
d) Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte
laverantie) yang diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.
e) Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f) Mengadakan peminjaman paksa kepada orang-orang yang dianggap
mampu,bagi yg menolak akan dikenakan hukuman.
g) Penjualan tanah kepada fihak swasta.
h) Mengadakan Preanger Stelseel ,yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan
sekitarnya untuk menanam tanaman eksport : Kopi
5).Bidang Sosial
a) Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja Rodi untuk membangun jalan Anyer-
Panarukan..
b) Pebudakan dibiarkan berkembang
c) Menghapus upacara penghormatan kepada Resident,Sunan dan Sultan
d) Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos

AKHIR KEKUASAAN HERMAN W.DAENDELS


Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Sikapnya yg otoriter terhadap raja-raja Banten,Yogyakarta,Cirebon
menimbulkan pertentangan dan perlawanan.
2) Penyelewengan dlam kasus penjualan tanah kepada fihak swasta dan
manipulasi penjualan istana Bogor.
3) Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.

F.PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA (1811-1816)

Latar belakang pendudukan Inggris adalah sbb :


a) Contingental Stelseel yang diterapkan oleh Napoleon di Eropa 1806 dengan
memblokade perdagangan Inggris diEropa daratan,Inggris tumbuh menjadi
Negara industri besar membutuhkan daerah pemasaran yg luas,oleh karena
itu India dan Indonesia akan dijadikan tempat pemasaran barang-barang
industri Inggris.
b) Nusantara yang praktis dikuasai Perancis (Belanda Perancis) merupakan
bahaya laten bagi kekuasaan Inggris di Asia. Ketika akhirnya Inggris
menyerbu P.Jawa,penggantinya Daendels,gubernur jendral Jansen,tidak
mampu bertahan dan menyerah,akhir dari penjajahan Belanda-Perancis
ditandatangani dengan Kapitulasi Tuntang (18 September 1811), isinya :
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua pegawai Belanda yg mau bekerjasama dengan Inggris dapat
memegang jabatannya terus
4. Semua hutang Pemerintah Belanda yg dahulu,bukan menjadi tanggung
jawab Inggris.
Kapitulasi Tuntang ditandatangani tanggal 18 Sept 1811 oleh S.Auchmuty dari fihak
Inggris dan Janseens dari fihak Belanda.  
   Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang ,raja muda Lord Minto yg berkedudukan di
India mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai wakil gubernur di
P.Jawa,dalam pelaksanaannya Raffles berkuasa penuh diseluruh Nusantara.Dan
cenderung mendapat tanggapan positif dari raja-raja dan rakyat setempat karena hal
berikut ini :
1. Para raja dan rakyat tidak menyukai Daendels
2. Ketika masih berkedudukan di Penang,Malaysia Raffles beberapa kali
mengadakan misi rahasia ke kerajaan-kerajaan yg anti Belanda,seperti :
Yogyakarta,Banten dan Palembang.
3. Sebagai seorang yg Liberalis ,Raffles memiliki kepribadian yg simpatik,ia
menjalankan politik murah hati dan sabar walaupun dalam prakteknya
berlainan.
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN RAFFLES

Dalam menjalankan tugas Raffles didampingi oleh suatu badan penasehat (advisory
Council) yang terdiri atas Gillespie,Cranssen dan Muntinghe.

1.Bidang Pemerintahan langkah-langkah yg diambil Raffles :


1. P.Jawa dibagi menjadi 16 Karisidenan (berlangsung sampai tahun 1964).
2. Merubah sistem pemerintahan yg semula dilakukan oleh pengusaha pribumi
menjadi system pemerintahan kolonial yg bercorak barat.
3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yg
mereka peroleh secara turun tumurun.
2.Bidang Ekonomi dan Keuangan
1. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman eksport.
2. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem peyerahan wajib
(Verplichte Laverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC.
3. Menetapkan sistem sewa tanah (landren). Untuk menentukan besarnya
pajak, tanah dibagi menjadi 3 kelas, yaitu sebagai berikut.
1) Kelas I, yaitu tanah yang subur, dikenakan pajak  setengah dari hasil
bruto.
2) Kelas II, yaitu tanah setengah subur, dikenakan pajak sepertiga dari
hasil bruto.
3) Kelas III, yaitu tanah tandus, dikenakan pajak dua perlima dari hasil
bruto
4. Pemungutan pajak pada awalnya secara perorangan.
5. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN SISTEM SEWA TANAH
a. Para petani dapat menanam dan menjual hasil panennya secara bebas untuk
memotivasi mereka agar bekerja lebih giat sehingga kesejahteraannya
menjadi lebih baik.
b. Daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga daapt membeli barang-
barang industri Inggris.
c. Pemerintah kolonial mempunyai pemasukan negara secara tetap dan cukup
terjamin.
d. Memberikan kepastianhukum atas tanah yang dimiliki petani.
e. Secara bertahap untuk mengubah sistem ekonomi barang menjadi ekonomi
uang.

Sistem sewa tanah dalam pelaksanaannya telah menimbulkan perubahan-


perubahan penting sebagai berikut:
a. Unsur paksaan diganti dengan unsur kebebasan dan sukarela.
b. Ikatan yang bercorak tradisional dirubah menjadi hubungan  perjanjian atau
kontrak.
c. Ikatan adat-istiadat yang sudah berjalan turun-temurun menjadi semakin
longgar, karena pengaruh budaya barat.

HAMBATAN-HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN SISTEM SEWA TANAH


a. Keuangan negara dan pegawai-pegawai yang cakap jumlahnya terbatas.
b. Masyarakat Indonesia berbeda dengan masyarakat India yang sudah
mengenal perdagangan ekspor.
c. Sistem ekonomi desa pada waktu itu belum memungkinkan diterapkannya
ekonomi uang.
d. Belum adanya pengukuran tanah milik penduduk secara tepat.
e. Adanya pejabat yang bertindak sewenang-wenang dan korup.
f. Pajak terlalu tinggi sehingga banyak tanah yang tidak digarap

3. Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan affles Rlebih baik daripada yang dilaksanakan
oleh Daendels. Apabila Daendels berorientasi kepada warna kulit (ras), Raffles lebih
berorientasi kepada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum yang
ada pada masa Raffles adalah sebagai berikut.
a. Court of Justice, terdapat pada setiap residen.
b. Court of Request, terdapat pada setiap divisi.
c. Police of Magistrace, Menurut Raffles pengadilan merupakan benteng untuk
memperoleh keadilan.

4. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-
undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Hal itu
terbukti dengan pengiriman kuli-kuli dari Jawa ke Banjarmasin untuk
membantu perusahaan temannya, Alexander Hare, yang sedang kekurangan
tenaga kerja, sedangkan di Batavia Raffles menetapkan pajak yang tinggi
bagi pemilik budak.
c. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan
melawan harimau.

5. Bidang Ilmu Pengetahuan


a. Ditulisnya buku berjudul History Of Java. Dalam menulis buku tersebut
Raffles dibantu oleh juru bahasanya Raden Ario Notodiningrat dan Bupati
Sumenep, Notokusumo II.
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (residen Yogyakarta) untuk
mengadakan penelitian yang menghasilkan sebuah buku berjudul History Of
The East Indian Archipelago.
c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan
d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

Berakhirnya kekuasaan Thomas Stamford Raffles


       Berakhirnya pemerintahan Raffles di Nusantara ditandai dengan adanya
Convention of London pada tahun 1814. perjanjian tersebut ditandatangani di
London oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.
1) Nusantara dikembalikan kepada Belanda.
2) Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana,   tetap di tangan
Inggris.
3) Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

G. MASA PEMERINTAHAN VAN DEN BOSCH DAN


PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA (1830-1870)
A.PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDRAL
Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris,selanjutnya yang berkuasa adalah
Pemerintahan Hindia Belanda,yang pada mulanya pemerintahan Kolektif yang terdiri
dari 3 orang yaitu : Flout,Buyskess dan Van Der Capellen.
  
 Dengan tugas utama : menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru
(Belanda) dengan masa peralihan dari tahun 1816-1819,untuk selanjutnya yang
menjadi gubernur jendral adalah Van Der Capellen (1816-1824).
   
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi :
1) Beberapa kerajaan diluar P.Jawa bertindak mandiri.
2) Usaha-usaha sefihak dari Raffles yang masih ingin berkuasa kembali,misal
dengan menduduki Singapura.

Dengan berdirinya Singapura menimbulkan perselisihan mengenai batas wilayah


kekuasaan pendudukan Inggris dan Belanda,masalah ini kemudian diselesaikan
melalui Treaty of London 1824 yang isinya :
1) Inggris dan Belanda berhak untuk saling memasuki wilayah jajahan masing-
masing.
2) Belanda menarik diri dari jajahannya di Asia Daratan yaitu :
Benggala,Gujarat,Malaka dan Singapura.
3) Inggris menarik diri dari Nusantara dan menyerahkan Bengkulu,Bangka dan
Belitung.
4) Kemerdekaan Aceh dihormati oleh kedua belah fihak,dan dijadikan
daerah Bufferstaat : daerah pemisah.
5) Inggris dan Belanda bertanggung jawab atas keamanan di selat Malaka.

B.POLITIK KOLONIAL PADA MASA KOMISARIS JENDRAL


Dalam menjalankan pemerintahannya,komisaris jendral melakukan langkah-langkah
sebagai berikut
1. Sistem Residen tetap dipertahankan
2. Dalam bidang hukum sistem juri dihapuskan
3. Kedudukan para Bupati sebagai penguasa feodal tetap dipertahankan.
4. Desa sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan dan para penguasanya
dimanfaatkan untuk pelaksanaan pemungutan pajak dan hasil bumi.
5. Dalam bidang ekonomi memberikan kesempatan kepada pengusaha-
pengusaha asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Memorandum tahun 1851 dengan jelas menegaskan politik Belanda,bahwa “daerah


–daerah taklukan harus memberi keuntungan materiil bagi Belanda,keuntungan
yang memang menjadi tujuan penaklukkan “

H. PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA (NEDERLANDSCH


INDIE) 1816-1942
A.PENGERTIAN CULTUUR STELSEL
Istilah Cultuur Stelsel sebenarnya berarti sistem tanaman terjemahannya dalam
bahasa Inggris adalah Culture System atau Cultivation System .Lebih tepat lagi
kalau di terjemahkan menjadi System of Gouverment Controlled Agricultures karena
pengertian dari Cultuur Stelsel sebenarnya adalah :”kewajiban kepada rakyat (Jawa)
untuk menanam tanaman eksport yang laku dijual diEropa”,rakyat menterjemahkan
dengan istilah tanam paksa.

Menurut Van Den Bosch : Cultuur Stelsel didasarkan atas hukum adat yg
menyatakan bahwa barang siapa berkuasa disuatu daerah,ia memiliki tanah dan
penduduknya.

B.LATAR BELAKANG SISTEM TANAM PAKSA


1) Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa
kejayaan Napoleon sehingga menghabiskan biaya besar.
2) Terjadinya perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan
Belgia dari Belanda tahun 1830.
3) Terjadinya perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perlawanan
rakyat jajahan termahal bagi Belanda (menghabiskan beaya 20.000.000
gulden).
4) Kas negara Belanda kosong dan hutang yang ditanggung Belanda cukup
berat.
5) Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
6) Kegagalan usaha mempraktikkan gagasan Liberal  (1816-1830) dalam
mengeksploitasi tanah jajahan untuk memberikan keuntungan yang besar
terhadap negeri induk.

C.ATURAN-ATURAN TANAM PAKSA


Ketentuan pokok Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) no.22
tahun 1834,dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyediaan tanah untuk cultuur stelsel berdasarkan persetujuan penduduk.
2. Tanah tersebut tidak lebih dari seperlima tanah pertanian.
3. Tanah tersebut bebas dari pajak.
4. Kelebihan hasil tanaman jika melebihi pajak diberikan pada petani.
5. Pekerjaan untuk cultuur stelsel tidak melebihi waktu menanam padi
6. Kegagalan panen yang bukan kesalahan petani merupakan tanggung jawab
pemerintah.
7. Bagi yang tidak memiliki tanah dipekerjakan dipabrik atau perkebunan
pemerintah.
8. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin pribumi.

D.PENYIMPANGAN DALAM TANAM PAKSA


1. Perjanjian penyediaan tanah dilakukan dg paksaan.
2. Tanah yang digunakan lebih dari seperlima bagian.
3. Pengerjaan tanah untuk tanam paksa melebihi waktu menanam padi.
4. Tanah tersebut masih terkena pajak.
5. Kelebihan hasil panen tidak diberikan kepada petani.
6. Kegagalan panen tanggung jawab petani.
7. Buruh dijadikan tenaga paksaan.

Guna menjamin agar para Bupati dan kepala desa menunaikan tugasnya dg
Baik,pemerintah Belanda memberikan rangsangan yg disebut cultuur
procenten. Disamping penghasilan tetap.

E.AKIBAT-AKIBAT TANAM PAKSABAGI BELANDA


1. Meningkatnya hasil tanaman eksport dari negeri jajahan dan dijual Belanda
dipasaran Eropa.
2. Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembangkempis tetapi pada
masa tanam paksa mendapat keuntungan besar.
3. Pabrik-pabrik gula yg semula diusahakan kaum swasta Cina,kemudian juga
dikembangkan oleh pengusaha Belanda,karena keuntungannya besar.
4. Belanda mendapatkan keuntungan (Batiq slot) yang besar (keuntungan
pertama 3 juta gulden).

BAGI INDONESIA
1. Kemiskinan dan penderitaan fisik serta mental yg berkepanjangan
2. Beban pajak yang berat.
3. Pertanian,khususnya padi banyak mengalami kegagalan panen.
4. Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana,seperti yang terjadi di Cirebon
1843,Demak 1848,Grobogan 1849.
5. Jumlah penduduk di Indonesia menurun.
6. Rakyat Indonesia mengenal tekhnik menanam jenis-jenis tanaman yang baru.
7. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi eksport.
F.REAKSI TERHADAP TANAM PAKSA
1).RAKYAT INDONESIA
1. Di Sumatera Barat timbul perlawanan,al.di Pariaman (1841), di Padang .
2. Di Jawa pada tahun 1846 perlawanan dilakukan meskipun dengan
pembakaran 7 buah kebun tembakau.
2).KAUM PENGUSAHA (KAPITALIS)
     Golongan pengusaha menghendaki sistem tanam paksa dihapuskan dan diganti
dengan kebebasan berusaha.
3).KAUM HUMANIS BELANDA
a. Baron Van Hoevell : memprotes melalui parlemen Belanda : bahwa tanam
paksa tidak manusiawi.
b. Eduard douwes Dekker : memprotes tanam paksa lewat tulis yang berjudul
Max Havelaar (Saijah-Adinda), dg nama samaran Multatuli (saya menderita).

G.POLITIK EKONOMI LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 1870

1.LATAR BELAKANG
Politik ekonomi liberal kolonial dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut  :
1. Pelaksanaan tanam paksa memberi keuntungan yg besar kepada
Belanda,tetapi menimbulkan penderitaan rakyat pribumi.
2. Berkembangnya faham liberalisme di Eropa.
3. Kemenangan partai liberal di Belanda.
4. Adanya Traktar Sumatera 1871,yang memberikan kebebasan bagi Belanda
untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh.

 Pelaksanaan politik ekonomi liberal ditandai dengan beberapa peraturan antara lain
1. Reglement op het belied der regering in Nedherlandsh Indie (1854) : Berisi
tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
2. Indishe Comtabiliteit Wet (1867) : Berisi tentang perbendaharaan negara
Hindia Belanda
3. Suiker Wet :  Yaitu UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah
monopoli pemerintah yg secara berangsur-angsur akan dialihkan kepada
fihak swasta.
4. Agrarish Wet (undang-undang Agraria) 1870:
    UU Agraria yg berlaku di Indonesia dari tahun 1870-1960 isinya :
1) Tanah di Indonesia dibedakan menjadi tanah tanah rakyat dan tanah
milik pemerintah.
2) Tanah rakyat terdiri dari tanah bebas dan tidak bebas
3) Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain.
4) Tanah pemerintah dapat disewakan kepada penguasa swasta sampai
jangka waktu 75 tahun.
5. Agrarisch Besluit (1870): Ditetapkan oleh raja Belanda dan mengatur hal-hal
yang lebih rinci.

2.PELAKSANAAN SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL


 Setelah UU Agraria 1870 diterapkan,di Indonesia memasuki Imperalisme modern
dengan diterpkanOpendeur Politiek,yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-modal
swasta asing,hal itu berati Indonesia dijadikan tempat untuk berbagai kepentingan
yaitu:
a. mendapatkan bahan mentah atau bahan baku industri di Eropa.
b. mendapatkan tenaga kerja yg murah.
c. menjadi tempat pemasaran barang-barang produksi Eropa.
d. menjadi tempat penanaman modal asing.

3.AKIBAT SISTEM POLITIK LIBERAL KOLONIAL

BAGI BELANDA :
a. Memberikan keuntungan yg besar bagi kaum swasta Belanda
b. Hasil-hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda.
c. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.

BAGI INDONESIA :
a. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk.
b. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga gula dan
kopi.
c. Menurunnya konsumsi bahan makanan,terutama beras.
d. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena telah tersaingi dengan  Import
dari Eropa.
e. Pengangkutan dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah
adanya angkutan kereta api.
f. Rakyat menderita karena masih diterapkan kerja rodi dan adanya hukuman
yg berat bagi yg melanggar peraturan poenalie sanctie.

I.POLITIK ETIS
LATAR BELAKANG POLITIK ETIS
Munculnya politik etis dilatarbelakangi oleh :
a. Sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat
b. Tanam paksa memberi keuntungan besar bagi Belanda sebaliknya
menimbulkan penderitaan rakyat.
c. Belanda melakukan penekanan dan penindasan terhadap rakyat .
d. Rakyat kehilangan tanah sebagai hak milik utamanya.
e. Adanya kritik terhadap praktik kolonial liberal.

TOKOH-TOKOH YANG MELANCARKAN KRITIK POLITIK ETIS


1) Van Kol, melancarkan kritik di Indonesia sebagai politik drainage/penghisapan
2) Van Deventer, usulannya dikenal dengan Trilogi Van Deventer :
a. Irigasi
b. Emigrasi
c. Edukasi
3) De Waal, sejak tahun 1884,Indonesia berhak mendapatkan 528 G
4) Brooschooft, Selama 1 abad lebih,Belanda telah mengeruk keuntungan dari rakyat Indonesia
dan tidak mengembalikannya.
5) Baron Van Hovell, Meminta perbaikan nasib rakyat Indonesia dari sidang parlemen.

KEGAGALAN POLITIK ETIS


Kegagalan politik etis,tampak dalam kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
1) Sistem ekonomi liberal hanya memberi keuntunga besar bagi Belanda.
2) Sangat sedikit penduduk pribumi yang memperoleh keuntungan dan
kedudukan yang baik.
3) Pegawai negeri golongan pribumi hanya dijadikan alat, sehingga dominasi
Belanda tetap sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai