Anda di halaman 1dari 2

BAB I.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Bertambahnya usia merupakan proses penuaan secara degenaratif pada seseorang yang
dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi sistem tubuh. Hal ini akan sejalan dengan proses
perubahan fisiologi dan perubahan bentuk tubuh. Proses menua merupakan proses yang terjadi
secara ilmiah dan berkelanjutan di lewati oleh semua makhluk hidup mulai sejak awal lahir
hingga tumbuh dan kembang pada usia lansia. Pada usia lansia sangat rentan untuk terkena sakit.
Secara biologi penurunan fungsi organ dan penurun fungsi hormon memberikan dampak
penurun aktivitas tubuh dan kognitif pada lansia seperti hilangnya jaringan otot, susunan saraf
yang akan mati sedikit demi sedikit di dalam tubuh, akibatnya akan timbul masalah kesehatan
(Meiner, 2014), seperti hipertensi, asma, osteoartritis, diabetes melitus, penyakit jantung,
penyakit paru obstruktif kronis, stroke, gagal ginjal, katarak, dan lain sebagainya (Tim
Riskesdas, 2018).
Berdasarkan hasil data BPS pada tahun 2019 jumlah penduduk lansia sebanyak 25,64 juta
orang (9,60%) dari total penduduk di Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar dua
kali lipat selama kurun waktu 5 dekade (1971-2019) (Maylasari dkk., 2019). Berdasarkan hasil
dari BPS Jatim jumlah lansia di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 sebanyak 5 juta lansia,
dimana angka ini memperlihatkan bahwa posisi Jawa timur berada pada peringkat ketiga dari
seluruh jumlah provinsi yang ada (Paramita, 2018). Sedangkan berdasarkan pusat data dan
informasi kementerian kesehatan RI prevalensi gangguan kebutaan di Indonesia terbanyak
disebabkan oleh katarak (77,7%) dengan distribusi usia >50 tahun dan penemuan kasus buta
katarak di Jawa Timur sebesar 4,4% dan tertinggi di Indonesia (Ismandari, 2018). Seseorang
yang berusia lebih dari 65 tahun cenderung mudah terserang pruritis (gatal). Hal ini disebabkan
oleh penuaan ekstrinsik yakni penuaan yang terjadi akibat faktor eksternal seperti polusi dan
paparan sinar matahari yang memiliki efek kerusakan pada kulit (PERDOSKI, 2019). Pruritis
yang ditemukan pada lansia juga bisa disebabkan oleh stres psikologis dan didukung oleh
penurunan fungsi sistem saraf otonom. Sebaliknya, tanda-tanda parasimpatis yang tetap tinggi
pada fase serangan menunjukkan rendahnya kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap
stres yang dirasakan. Kondisi stres menyebabkan peningkatan kerja sistem imun yang akan
memicu pelepasan mediator inflamasi secara berlebihan. Mediator inflamasi akan menurunkan
ambang rangsang reseptor terhadap mediator lain seperti histamin dan capsaicin, dan semakin
menginduksi rasa gatal (Wibowo & Debora, 2017).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 16 Agustus sampai 19 Agustus 2021 kepada
lansia yang berada di UPT PSTW Kabupaten Jember didapatkan sebagian besar lansia yaitu
sebanyak 28 lansia menderita gatal-gatal, 19 lansia menderita hipertensi, 4 orang lansia
menderita nyeri punggung, dan sebanyak 3 orang menderita nyeri sendi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan status kesehatan lansia di UPT
PSTW Jember.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan para lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Jember
b. Menganalisa data permasalahan yang ditemukan di UPT Pelayanan Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Jember
c. Merancang perencanaan terhadap permasalahan yang ditemukan di UPT
Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jember
d. Melaksanakan upaya peningkatan kesehatan bersama lansia dengan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Jember
e. Mengevaluasi dan mengobservasi kembali kegiatan dari upaya yang sebelumnya
dilakukan bersama para lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW)
Jember

Anda mungkin juga menyukai