OLEH:
Teknik ionisasi adalah kunci menentukan apakah tipe sampel yang dapat
dianalisis oleh MS. Ionisasi electron dan ionisasi kimia digunakan untuk gas
dan uap. Dalam sumber ionisasi kimia, analit di ionisasikan oleh reaksi ion-
molekul selama tumbuhan dan dua teknik yang ini sering digunakan pada
sampel cairan atau padatan biologis meliputi ionisasi electrospray (di
kembangkan oleh John Fenn) dan matrix-assisted laser desorption / ionization
(MAIDI di kembangkan oleh K. Tanaka). Inductively Couple Plasma (ICP),
sumber yang digunakan untuk menganalisis kation. Plasma keseluruhannya
adalah listrik netral, tetapi punya fraksi atom yang terionisasi oleh
temperature tinggi, digunakan untuk mengatokan molekul sampel selanjutnya
memotong electron terluar dari atom ini. Plasma biasanya dihasilkan dari gas
argon, energy ionisasi pertama gas argon lebih tinggi dari ite, O.F dan Nc,
tetapi lebih rendah dari energy ionisasi kedua untuk semua unsure kecuali
arus logam frekuensi yag melewati coil sekeliling plasma.
2. Teknologi Penganalisis Massa ( Mass Analyzer )
Mass Analzer memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa dengan
muatan. Dua hukum dinamika muatan partikel dalam medan magnet dan
medan listrik dalam vakum
F = Q (E+V+B) hukum Lorentz
F = ma (Hukum kedua neoton pada kasus non relative vistik, kecepatan ion
lebih rendah dari kecepatan cahaya)
F adalah gaya yang dipilih untuk ion,
m=massa ion
A= percepatan ion
Q= muatan ion
E= medan listrik V X B vector kecepatan ion dan medan magnet Persamaan
disederhanakan (M/Q) a = E+V x B
Banyak massa analyzer yang dapat digunakan di antaranya:
a. Sector Sector field mass analyzer manggunakan medan magnet dan medan
listrik untuk meningkatkan kecepatan partikel bermuatan dan mengukur
berdasarkan rasio massa atau muatan.
b. Time-of-flight Menggunakan medan listrik untuk meningkatkan kecepatan
ion-ion melalui pokusial sama, dan mengukur waktu yang di perlukan
untuk mensapai defaktor. Jika partikel mempunyai muatan sama, energy
kinetik sama dan kecepatan akan bergantung pada massa nya. Ion ringan
akan mencapai defaktor terlebih dahulu.
c. Quadrupole mass filter Menggunakan madan listrik yang bergerak-gerak
untuk menstabilkan ion yang melewati medan rasio frekuensi (rf)
quadrupole di buat 4 tangkai parallel. Hanya ion dalam batas mass atau
muatan tertentu, tetapi nilai potensial terhadap muatan di biarkan tersapu
dengan cepat. Quadrupole pertama bertindak sebagai massa filter dan
quadrupole ke dua bertindak sebagai sel penumbuk dimana ion di pecah
menjadi fragmen-fragmen. Fragmen yang di filter oleh quadrupole ke tiga
yang selanjutnya dibiarkan melewati defector menghasilkan rumus
fragmen ms/ms.
d. Three-dimensional qudrupole Ion dapat juga di keluarkan dengan metode
eksitasi resonansi, dimana tegangan eksitasi penggerak tambahan dipilih
sebagai elektroda dan memerangkap tegangan amplitude atau frekuensi
tegangan eksitasi di keluarkan untuk membawa ion-ion dalam kondisi
resonansi dan di susun menurut perbandingan massa atau muatan.
e. Linear qudrupole ion trap Sama dengan quadrupole ion trap, tapi
pemerangkap ion 2 (2D) dimensi diganti dengan medan tiga dimensi (3
D).
3. Detektor
Unsure tarakhir dari MS adalah detector. Detector menghitung muatan yang
terinduksi atau arus yang dihasilkan ketika ion dilewatkan atau mengenai
suatu permukaan. Dalam scanning instrument, sinyal dihasilkan dalam
detector selama scanning, dimana scanning massa dan menghitung ion
sebagai m/z. menurut tipenya, beberapa tipe elektron multipileir digunakan,
meliputi faradaycups dan detektor ion ke photon karena jumlah ion yang yang
meninggalkan massa analizer cukup kecil, maka sering di gunakan
Microchanels plate defector, defector ini terdiri dari sepasang logam pada
permukaan dengan massa analizer atau daerah pemerangkap ion.
Karakteristik penganalisis:
a. Mass Rosolving power Adalah ukuran kemampuan membeda-badakan
dua puncak yang perbedaannya kecil ( m/z )
b. Mass Accuracy
Rasio kesalahan pengukuran m/z di banding dengan kebenaran m/z
biasanya di ukur dalam ppm atau mili massa unit.
c. Mass Range Adalah batas m/z yang dapat di terima, yang di berikan oleh
analizer. 4.Linear Dinamic Range Batas yang menunjukkan bahwa sinyal
ion linear dengan konsentrasi analit.
d. Speed
Menunjukkan waktu awal dan akhir, percobaan di gunakan untuk
menentuksn jumlah spectra per unit waktu yang dapat di hasilkan.
Spectrum massa biasanya di tampilkan sebagai grafik vertical
menunjukkan rasio massa atau muatan dan horizonta menunujukkan
kelimpahan relatif unsure.
C. Metode Analisis Spektrometri Massa
Pada masa awal-awal perkembangan ilmu kimia, massa molekul suatu senyawa
ditentukan dengan cara mengukur kerapatan uap atau penurunan titik beku
senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya ditentukan dengan cara analisis
unsur. Metode ini membutuhkan waktu lama dan rumit, teknik ini juga
memerlukan kuantitas sampel yang banyak dan dengan kemurnian yang tinggi.
Saat ini berat molekul dan rumus molekul bisa ditentukan dengan cepat dan
jumlah sampel sedikit menggunakan instrument yang dikenal dengan
spektrofotometer massa (MS).
MS adalah teknik analisis yang mengukur perbandingan massa dengan muatan.
MS digunakan untuk menentukan massa partikel, komposisi unsur dari suatu
sampel atau molekul serta untuk menuangkan struktur kimia dari molekul, seperti
peptida dan senyawa lainnya. Prinsip MS adalah pengionisasian senyawa kimia
menghasilkan molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa / muatan.
1. Ion Metastabil
Dalam spektrum massa dapat terlihat adanya puncak-puncak lebar pada massa-
massa yang tidak bulat seperti m/e 60,2 dan m/e 43,4 yang dikenal sebagai ion-ion
metastabil, mereka mempunyai tenaga kinetik yang lebih rendah dari pada ion-ion
normal dan timbul dari fragmentasi-fragmentasi yang terjadi selama lepas dari
kamar pengion. Apabila sejumlah besar molekul M diubah menjadi ion-ion
molekuler M+, maka tidak semua ion-ion tersebut akan memiliki tenaga eksitasi
sama hingga beberapa akan mempunyai waktu hidup yang lebih panjang bila
dibandingkan dengan yang lain. Ion-ion M+ dengan waktu hidup yang lebih
pendek muingkin terurai dalam ruangan pengion menjadi ion-ion A+ dan radikal-
radikal B, ion-ion A+ akan dideteksi oleh kolektor secara normal.
Ion-ion molekuler yang lepas dari sumber ion akan dipercepat oleh tegangan
pemercepat hingga memiliki tenaga translasi eV. Sejumlah ion-ion M ini dapat
mencapai kolektor dan dideteksi. Meskipun demikian, jika ion-ion M lain terurai
menjadi A+ dan B, segera setelah dipercepat, maka tenaga translasi induk M (eV)
akan dibagikan antara A+ dan B sebanding dengan massa-massa mereka. Tenaga
translasi ion A+ harus lebih rendah daripada induknya, dan ion A+ ini akan
mencapai kolektor yang berbeda dari yang seharusnya (abnormal). Ion A+ dengan
translasi yang abnormal tersebut dikenal sebagi ion metastabil. Massa ion
metastabil A (m*) dapat dihitung dari massa ion induk (m1) dan ion anak normal
A+ (m2) dengan persamaan sebagai berikut :
Persamaan tersebut sering memberikan hasil satuan massa 0,1 hingga 0,4 lebih
rendah daripada massa kenyataannya yang diamati. Sebagi contoh, spectrum
massa toluene menunjukkan puncak-puncak kuat pada m/z 91 dan m/z 65,
bersama sama dengan puncak metastabil yang lebar dan kuat pada m/e 46,5.
Dengan menggunakan persamaan perhitungan m* diperoleh 46,4, sehingga kita
dapat mengintrepetasikan bahwa ion m/e 91 terurai dengan melepaskan 26 satuan
massa menjadi ion m/e 65, dan ada sejumlah fragmen yang membentuk ion
metastabil.
2. Efek Percabangan
Percabangan dalam suatu rantai hidrogen menghasilkan fragmentasi yang terjadi
terutama pada cabang, karena radikal ion sekunder dan karbokation sekunder
lebih stabil daripada bentuk primer. Stabilitas karbokation adalah faktor yang
lebih penting daripada stabilitas radikal bebas. Misalnya ion molekul
metilpropana menghasilkan suatu kation isopropil dan radikal metil.
3. Efek suatu Heteroatom atau Gugus Karbonil
Perhatikan spektrum dari N-etilpropilamina yang terdapat pada gambar di bawah
ini. Ion molekulnya mempunyai m/z 87. Fragmentasi ion molekul ini terjadi pada
posisi alfa terhadap atom nitrogen dan menghasilkan fragmen dengan m/z 58
(kehilangan gugus etil) dan m/z 72 (kehilangan gugus metil). Tipe fragmentasi
seperti ini disebut pembelaan -α dan lazim terjadi dalam amina maupun eter.
Gambar 3. Spektrum Massa n-etilpropilamina
Faktor penyebab pembelahan ini adalah bahwa kation yang dibentuk dalam
reaksi ini terstabilkan oleh resonansi. Fragmentasi serupa terjadi pada suatu ikatan
di dekat suatu gugus karbonil (atau α terhadap oksigen). Hal ini kation yang
dihasilkan juga terstabilkan oleh resonansi.
4. Pelepasan Molekul Kecil
Molekul-molekul kecil yang stabil seperti H2O, CO2, CO dan C dapat terlepas dari
dalam sebuah ion molekul. Misalnya sebuah alkohol mudah kehilangan H2O dan
menunjukkan suatu peak yang 18 satuan massa lebih kecil daripada peak ion
molekul itu. Peak ini dikatakan sebagai peak M-18. dalam banyak alkohol,
eleminasi H2O sedemikian mudah sehingga peak ion molekul itu bahkan tidak
dijumpai dalam spektrum. Sebagai contoh spektrum 1-butanol yang dapat dilihat
pada gambar di bawah ini, merupakan spektrum massa yang khas dari suatu
alkohol.
Gambar 5. Fragmen Massa - Pelepasan Molekul Kecil
Metode ini banyak digunakan untuk sampel yang volatil dan stabil pada
temperatur tinggi. Sacara umum, lebih umum digunakan spektroskopi massa
dengan metode tumbukan elektron yang menghasilkan kation (ion positif) dari
pada yang menghasilkan anion (ion negatif). Selain itu, telah banyak
dipublikasikan referensi atau literatur dengan pola-pola fragmentasi ion positif
dibandingkan ion negatif.
Keunggulan:
1. Dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatile
2. Dapat menghasilkan spektrum massa
3. Fragmentasi menyediakan informasi struktur
4. Perpustakaan spektrum massa dapat dicari "sidik jari" massa EI
spektral
Kekurangan:
1. Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil
2. Molekul Ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banyak senyawa.
3. Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah
(<1000 Amu)
2. Electrospray Ionisation (ESI)
Suatu larutan disemprotkan melalui pipa berdiameter sangat kecil kedalam
ruang vakum dengan medan listrik bergradient beberapa ratus hingga ribuan
volt per centimeter, menghasilkan ion gas dari zat terlarut. ESI merupakan
teknik MS yang mampu menghasilkan fraksi besar dari fragmen-fragmen
molekul organik atau analit biologis.
Karena MS mengukur rasio massa terhadap muatan ion, metode ini
memberikan keuntungan dalam menganalisa massa yang sangat tinggi tanpa
perlu instrument analisis massa yang khusus. Sebagai contoh, suatu ion dengan
massa 120.000 dalton membawa 60 muatan positif muncul pada 2000 m/z.
Metode ini telah digunakan untuk mengukur massa ion dari molekul hingga
200.000 dalton, seperti protein.
Keunggulan:
1. Baik untuk dibebankan, senyawa polar atau dasar
2. Pendeteksian massa senyawa yang tinggi pada massa-untuk-biaya
rasio yang mudah ditentukan oleh spektrometer massa yang paling
(m/z biasanya kurang dari 2000 hingga 3000).
3. Metode terbaik untuk menganalisis senyawa multiply
4. Latar belakang kimia yang sangat rendah menyebabkan batas
deteksi yang sangat baik
5. Dapat mengendalikan atau tidak adanya fragmentasi dengan
mengendalikan potensi antarmuka lensa
6. Kompatibel dengan MS/MS metode
Kekurangan:
1. Spesies multiply dibebankan membutuhkan interpretasi dan
transformasi matematika (kadang-kadang bisa sulit)
2. Dilengkapi dengan APCI. Tidak baik untuk bermuatan, non-dasar,
senyawa dengan polaritas (egsteroids)
3. Sangat sensitif terhadap kontaminan seperti logam alkali atau
senyawa utama
4. Aliran ion relatif rendah
5. Hardware relatif kompleks dibandingkan dengan sumber ion lain
3. Chemical Ionization (CI)
Ion yang akan dianalisa diproduksi melalui transfer suatu partikel (H+, H-, dan
lebih berat) hasil pengionan suatu reaktan berupa gas yang lebih berat ke dalam
sampel. Umumnya reaktan yang digunakan adalah gas metana (CH4) pada
tekanan 0.2-2.0 torr (27-270 pascal). Mula-mula metana diionkan melalui
proses tumbukan elektron menghasilkan ion CH4+. Selanjutnya ion tersebut
bereaksi dengan molekul netral metana yang lain menghasilkan asam Bronsted
yang kuat untuk bereaksi dengan molekul sampel melalui transfer proton.
CH4 + e- → CH4+ + 2e-
CH4+ + CH4 → CH5+ + CH3
CH3+ + CH4 → C2H5+ + H2
CH5+ + A-B-C → HABC+ + CH4
C2H5+ + A-B-C → HABC+ + C2H4
Gas lain yang juga sering digunakan adalah hidrogen (H2), uap air (H2O),
ammonia (NH3), dan isobutana (C4H10). Dalam gas-gas ini, ion yang reaktif
adalah H3+, H2O+, NH3+ dan C4H10+. Energi yang ditransfer pada proses
ionisasi dengan metode ini berkisar 10-50 kkal/mol atau 40-200 kJ/mol, jumlah
energi yang cukup kuat untuk proses fragmentasi, namun fragmentasi yang
terjadi lebih sedikit dari metode tumbukan elektron.
Keunggulan:
1. Memberikan informasi berat molekul melalui molekul ion seperti
ion [M+ H]+, bahkan ketika EI tidak akan menghasilkan ion
molekuler.
2. Spektrum massanya sederhana, pola fragmentasi berkurang
dibandingkan dengan EI
Kekurangan:
1. Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil
2. Fragmentasinya kurang dari EI, pola fragmen tidak cukup
informatif
3. Hasilnya tergantung pada jenis reagen gas, tekanan pereaksi gas
atau waktu reaksi, dan sifat sampel.
4. Fast Atom Bombardment (FAB)
FAB merupakan suatu tehnik ionisasi yang popular untuk molekul non-volatil
dan atau labil terhadap temperatur tinggi. Baik digunakan untuk molekul polar
dan molekul dengan berat molekul tinggi. Umumnya FAB menggunakan uap
atom netral berkecepatan tinggi seperti Argon dan Xenon pada 8 kV. Sampel
yang dianalisa dapat berupa padatan atau sampel yang dilarutkan dalam pelarut
kental seperti gliserol. Biasanya ion pseudo molekuler [M+H]+ terbentuk
bersama sedikit ion fragmen dengan massa yang lebih rendah.
Analit dilarutkan dalam sejumlah kecil matriks cair seperti gliserol,
thioglycerol, m-nitrobenzyl alkohol, atau dietanolamina (sekitar 1 mikroliter)
dan ditempatkan pada target. Target ini dibombardir dengan sinar atom cepat
(misalnya, 6 keV atom xenon) yang mendesorpsi molekul seperti ion dan
fragmen dari analit. Gugus ion dari matriks cair juga didesorbsi dan
menghasilkan latar belakang kimia yang bervariasi dengan matriks yang
digunakan.
Keunggulan :
1. Cepat
2. Sederhana
3. Relatif toleran terhadap variasi dalam sampling
4. Baik untuk berbagai macam senyawa
5. Kuat arus ion, sangat baik dan memberikan resolusi tinggi pada
pengukuran
Kekurangan:
1. Latar belakang kimia yang tinggi menetapkan batas deteksi
2. Sulit untuk membedakan senyawa kimia dengan berat molekul
rendah
3. Analit harus larut dalam matriks cair