Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian yang saya lakukan merupakan penelitian dengan metode

kuantitatif dengan jenis eksperimental. Rancangan penelitian yang akan

digunakan adalah two groups pre-test post-test design, dengan tujuan untuk

mengetahui perbedaan mobilisasi sendi terhadap mobilisasi sendi dan

transverse friction terhadap pengurangan nyeri dan peningkatan luas gerak

sendi pada penderita tendinitis supraspinatus.

Penelitian ini bersifat komperatif untuk membandingkan dua

kelompok subjek penelitian, yaitu : (1) kelompok perlakuan I dengan

pemberian Mobilisasi Sendi. (2) kelompok perlakuan II dengan pemberian

mobilisasi sendi dan transverse friction.

Adapun bentuk rancangan penelitian adalah sebagai berikut:

y1
O1 O2

P S R

y2
O3 O4

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

33
34

Keterangan :

P : Populasi
S : Sampel
R : Random
01 : Nyeri pre-test perlakuan 1
02 : Nyeri post-test perlakuan 1
03 : Nyeri pre-test perlakuan 2
04 : Nyeri post-test perlakuan 2
Y1 : Perlakuan 1
Y2 : Perlakuan 2

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan suatu variable menyangkut masalah

yang diteliti. Variabel tersebut berupa orang, kejadian, perilaku atau

sesuatu yang akan dilakukan penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah pasien tendinitis supraspinatus di RSUD Djoeham Binjai.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah sejumlah subyek yang diambil dari

populasi yang terpilih.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Subyek penelitian yang digunakan adalah seluruh pasien tendinitis

supraspinatus di RSUD Djoelham Binjai yang memenuhi criteria inklusi

dan eklusi selama dalam penelitian.


35

4. Kriteria Iklusi

Yang termasuk ke dalam kriteria inklusi adalah :

a. Subjek berjenis kelamin pria maupun wanita

b. Yang mengalami keluhan nyeri pada bahu

c. Kooperatif dan bersedia bekerjasama dan mengikuti program

penelitian.

5. Kriteria Eklusi

Yang termasuk ke dalam eklusi adalah :

a. Tidak ada keluhan atau berbadan sehat

b. Pernah melakukan arthroplasty

c. Tidak bersedia mengikuti penelitian

6. Ketika Drop – out

Penderita atau sampel yang tidak menyelesaikan sesuai dengan

program, tidak mampu mengikuti instruksi, jatuh sakit, serta meninggal dunia.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di bulan April 2015 di RSUD

Djoelham Binjai.

D. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variable dalam penelitian ini adalah :


36

a. Variabel terikat

Variabel terikat dalam hal ini adalah keluhan dari penderita,

dimana keluhan ini adalah adanya rasa nyeri dan keterbatasan gerak

yang diakibatkan oleh kasus ini.

b. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah modalitas yang akan

digunakan untuk keluhan dari penderita, modalitas yang digunakan

yaitu mobilisasi sendi dan transverse friction.

2. Defenisi Operasional

a. Nyeri diukur dengan menggunakan numeric rating scale pada sebelum

perlakuan dan sesudah dilakukannya perlakuan.

b. Luas gerak sendi diukur dengan menggunakan goniometer pada

sebelum perlakuan dan sesudah dilakukannya perlakuan.

c. Mobilisasi sendi adalah modalitas manual terapi yang diambil oleh

peneliti yang akan diberikan kepada kelompok 1.

d. Transverse friction adalah modalitas manual terapi yang diambil oleh

peneliti yang akan diberikan kepada kelompok 2 dengan tambahan

mobilisasi sendi.

3. Prosedur Pengukuran Numeric Rating Scale dan Goniometer

Numeric rating scale adalah suatu alat pengukuran nyeri yang sering

digunakan dalam pengukuran nyeri dan telah divalidasi, alat ini berguna untuk

menilai intensitas nyeri dengan membuat garis lurus sepanjang 10 milimeter. Cara
37

penilaiannya adalah dengan pensil penderita menandai sendiri pada nilai skala

yang sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakannya setelah diberi penjelasan

dari peneliti tentang makna dari setiap skala tersebut dalam milimeter.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Ada Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Tak


Nyeri Ringan Sedang Hebat Tertahan

Gambar 3.2 Skala Nyeri Numeric Rating Scale

Keterangan :

Nilai 0 : Menunjukkan bahwa tidak ada nyeri.


Nilai 1, 2 dan 3 : Menunjukkan bahwa nyeri ringan.
Nilai 4, 5 dan 6 : Menunjukkan bahwa nyeri sedang.
Niali 7, 8 dan 9 : Menunjukkan bahwa nyeri hebat.
Nilai 10 : Menunjukkan bahwa nyeri tak tertahankan.

Goniometer adalah alat untuk mengukur luas gerak sendi. Cara

menggunakan alat ini adalah dengan meletakkan alat ini pada sumbu atau titik

tertentu saat pasien menggerakan lengan pasien, misalnya: pasien diminta untuk

melakukan gerakan abduksi lengan sampai batas pasien sanggup, pada sumbu atau

titik tertentu alat itu diletakkan lalu diamkan sisi yang satu dan tarik sisi yang satu

lagi mengikuti gerakan abduksi lengan tersebut dan lihat pada alat itu angka yang

ada disana menunjukkan derajat angka berapa. Lalu didapatlah derajat luas gerak

sendi pasien.
38

E. Alur Penelitian

Populasi

Sampel

Random

Pre Test Pre Test

Kelompok I Kelompok II
Mobilisasi Sendi Mobilisasi Sendi dan
Transverse Friction

Post Test Post Test

Analisis Data

Hasil

Bagan 3.2 Alur Penelitian


39

F. Proses Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan tempat penelitian yaitu di RSUD Djoelham Binjai

b. Mengurus surat – surat penelitian atau meminta ijin pada ketua Jurusan

Fisioterapi Poltekkes Dr. Rusdi medan.

c. Mempersiapkan formulir penelitian (informed consent) yang

menyatakan bahwa subjek siap sebagai sampel penelitian dan dengan

kesungguhan hati akan mendukung sepenuhnya proses penelitian.

d. Sebelum pelaksanaan penelitian subjek diberikan penjelasan tentang

tujuan dan manfaat penelitian, tatalaksana penelitian, dan hak – hak

subjek dalam pelaksanaan penelitian.

e. Mengadakan perjanjian antara peneliti dengan subjek untuk

menentukan kapan mereka siap sebagai sampel penelitian dan siap

memberikan data.

f. Melakukan penentuan sampel secara acak sederhana dengan cara

undian, berdasarkan metode dan kriteria yang telah di tentukan.

g. Membuat jadwal pelaksanaan penelitian.

h. Menyiapkan alat ukur numeric rating scale dan goniometer serta

punya ketelitian yang dapat di percaya dan diakui secara ilmiah.


40

2. Pre Test

a. Subjek dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 dengan

perlakuan mobilisasi sendi dan kelompok 2 dengan perlakuan

mobilisasi sendi dan transverse friction.

b. Subjek nyeri diukur dengan numeric rating scale dan luas gerak sendi

diukur dengan goniometer sebelum melakukan terapi, hasilnya dicatat

dan ini sebagai data awal.

3. Pelaksanaan Penelitian

Hari senin, dan rabu kelompok I melakukan terapi, yang dilaksanakan di

RSUD Djoelham Binjai. Selanjutnya terapi kelompok II pada hari selasa, dan

kamis yang dilaksanakan di RSUD Djoelham Binjai.

a. Mobilisasi Sendi

Pelaksanaa mobilisasi sendi dilakukan pada subjek kelompok I dengan

pemberian metode masing – masing 5-10 menit setiap kali terapi. Terapi

dilaksanakan 2 kali seminggu selama 4 minggu.

b. Mobilisasi dan Transverse Friction

Pelaksanaan mobilisasi sendi dan transverse friction dilakukan pada

subjek kelompok II dengan pemberian metode masing-masing 5-10 menit

setiap kali terapi. Terapi dilaksanakan 2 kali seminggu selama 4 minggu.

4. Post Test

Setelah semua tahap penelitian selesai dilaksanakan kemudian

dilakukan kembali pengukuran dan pencatatan tingkat keluhan nyeri dan


41

keterbatasan luas gerak sendi bahu, hal ini ditujukan untuk mengetahui efek

terapi yang telah dilaksanakan apakah ada pengurangan nyeri dan peningkatan

luas gerak sendi atau tidak pada masing – masing anggota kelompok dari

kedua perlakuan pencatatan rasa nyeri dan luas gerak sendi akhir untuk

kemudian hasilnya diolah secara statistik.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah hasil yang telah dicatat pada pre test

dan hasil yang telah dicatat selama 4 minggu dilakukannya tindakan atau

perlakuan pada kedua kelompok atau post test. Pada ke dua tahap penelitian

tersebut alat yang digunakan pada pengukuran tingkat rasa nyeri yaitu

numeric ratio scale dan luas gerak sendi menggunakan goniometer sebelum

dan sesudah dilakukan perlakuan. Pada proses pengukuran ini dilakukan oleh

orang yang telah ditunjuk oleh peneliti dan peneliti mengetahui hasil

pengukuran tersebut. Pemilihan sampel dilakukan secara random.

H. Metode Pengolahan Data

1. Teknik pengolahan data

a. Editing

Data yang didapatkan dari responden dalam bentuk lembar

pengukuran nyeri dan luas gerak sendi bahu dilengkapi bila masih ada

kekurangan. Diperbaiki, diperjelas dan bila ditemukan kejanggalan


42

dari data yang diperlukan maka segera dikembalikan pada responden

untuk perbaikan.

b. Koding

Data yang telah diberikan kode dimasukkan dan disimpan dalam

data computer untuk memudahkan pengambilan kembali apabila

diperlukan.

c. Cleaning

Data yang telah di-entry dicocokkan dan diperiksa kembali dengan

data yang didapatkan pada lebar pengukuran nyeri dan luas gerak sendi

bahu. Apabila ada perubahan hasil segera dilakukan pencocokkan

ulang.

2. Analisis data

Dalam menganalisi data yang didapatkan dari lembar pengukuran

nyeri dan luas gerak sendi bahu akan terlihat perubahan pengurangan nyeri

dan luas gerak sendi bahu sebelum dan sesudah perlakuan dengan

menggunakan SPSS (statistical program for social science).

Dalam menganalisis data yang diperoleh, maka peneliti

mengumpulkan beberapa uji statistik, antara lain:

a. Uji deskriftif data

Analisis data untuk memberikan gambaran tentang karakteristik

data yang didapatkan dari hasil penelitian. Analisis deskriftif dipakai

untuk menganalisis variable identitas data dan beberapa variabel


43

lainnya. Analisis deskriptif ini mendeskripsikan data dalam beberapa

tampilan antara lain frekuensi, kurtosis, standar deviasi dan variance.

b. Uji normalitas data

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil

pengukuran distribusi normal atau tidak normal, maka dilakukan

pengujian normalitas distribusi dengan menggunakan shapiro wilk

test.

Adapun ketentuan pengujian adalah

Jika data sampel dinyatakan berdistribusi normal maka dilakukan

dengan menggunakan independent t-test, dengan dinyatakan diterima jika

nilai signifikan P>0,05.

Jika tidak berdistribusi normal maka dilakukan pengujian dengan

menggunakan wilcoxon sign rank test, dengan dinyatakan diterima jika

nilai signifikan P<0,05.

c. Uji mann u whitney

Untuk mengetahui selisih dari hasil uji I dan uji II. Adapun

ketentuan pengujian adalah data sampel dinyatakan diterima jika nilai

signifikan P<0,05.

I. Uji hipotesis penelitian

Hipotesis I :
44

a. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi normal, maka pengujian

hipotesis menggunakan independent t-test.

b. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi tidak normal, maka

pengujian hipotesis menggunakan wilcoxon sign rank test.

Dengan pengujian hipotesis Ho diterima bila P>nilai α (0,05)

sedangkan Ho ditolak bila P<nilai α (0,05) :

Ho : Pengaruh mobilisasi sendi tidak dapat pengurangan nyeri dan

menigkatkan luas gerak sendi terhadap pasien tendinitis

supraspinatus.

Ha : Pengaruh mobilisasi sendi dapat pengurangan nyeri dan

menigkatkan luas gerak sendi terhadap pasien tendinitis

supraspinatus.

Hipotesis II :

a. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi normal, maka pengujian

hipotesis menggunakan independent t-test.

b. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi tidak normal, maka

pengujian hipotesis menggunakan wilcoxon sign rank test.

Dengan pengujian hipotesis Ho diterima bila P>nilai α (0,05)

sedangkan Ho ditolak bila P<nilai α (0,05) :

Ho : Pengaruh penambahan transverse friction pada mobilisasi sendi

tidak dapat mengurangi nyeri dan menigkatkan luas gerak sendi

pada penderita tendinitis supraspinatus.


45

Ha : Penambahan transverse friction pada mobilisasi sendi dapat

mengurangi nyeri dan menigkatkan luas gerak sendi pada

penderita tendinitis supraspinatus.

Hipotesis III :

a. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi normal, maka pengujian

hipotesis menggunakan independent t-test.

b. Jika data sampel dinyatakan berdistribusi tidak normal, maka

pengujian hipotesis menggunakan mann u whitney test.

Dengan pengujian hipotesa Ho diterima bila P>nilai α (0,05).

Sedangkan Ho ditolak bila P<nilai α (0,05) :

Ho : Penambahan transverse friction pada mobilisasi sendi tidak

lebih efektif dari pada mobilisasi sendi terhadap pengurangan

nyeri dan penigkatkan luas gerak sendi pada penderita

tendinitis supraspinatus.

Ha : Penambahan transverse friction pada mobilisasi sendi lebih

efektif dari pada mobilisasi sendi terhadap pengurangan nyeri dan

penigkatkan luas gerak sendi pada penderita tendinitis

supraspinatus.

Anda mungkin juga menyukai