NASIONALISME
A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita –cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga merupakan rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal. Rasa nasionalisme
memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari kemungkinan adanya
ancaman, tantangan, hambatan,maupun gangguan (AGHT) sehingga bangsa kita harus
berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara Indonesia, kita harus
memiliki sikap nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang
–undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat beragam.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat
Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari nilai – nilai Pancasila.
Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para pahlawan
yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tumpah darahnya, maka
tugas kita adalah melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan
kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan.
2. Nilai – Nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN
Sebagai ASN seharusnya memiliki rasa nasionalisme dan wawasan
kebangsaan yang kuat dan diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas yang didasari
Pancasila dan UUD 1995. Selanjutnya, diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan
ASN sebagai seseorang yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa, negara,
dan menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila, yaitu :
Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai relegius, toleran, transparan, etos
kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, dan gotong royong.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, dan bijaksana.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil,
tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Etika Publik
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika adalah
refleksi atas baik/ buruk, benar/ salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik dan benar. Etika publik adalah refleksi tentang standar atau
norma yang menentukan baik/ buruk dan benar/ salah suatu perilaku, tindakan, dan
keputusan yang mengarahkan kebijakan publik dalam menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip – prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan
akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika – rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Sebagai ASN wajib mengaktualisasikan etika publik, karenaa pada dasarnya
fungsi ASN menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Tugas seorang ASN adalah
melayani masyarakat sesuai etika publik yang ada. Etika publik memberikan aturan
atau standar pelayanan yang sesuai dengan norma yang berlaku.Bagaimana ASN
bertanggung jawab terhadap tugas dan jabatan yang diemban dalam melayani
masyarakat. Penerapan etika publik ASN, dapat merubah perilaku mindset pejabat
publik dari ‘penguasa’ menjadi ‘pelayan’, dari ‘wewenang’ menjadi ‘peranan’, dan
menyadari jabatan publik adalah ‘amanah’ yang harus dipertanggungjawabkan di
dunia dan akhirat. Ada tiga dimensi etika publik, yaitu :
1. Dimensi kualitas pelayanan publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai dan
norma , serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan
publik.
2. Dimensi mobilitas. Unsur – unsur mobilitas dalam etika publik yakni
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas.
3. Dimensi tindakan integritas publik.. Tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan
dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.
Nilai –nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai
anggota masyarakat. Setiap aktifitas baik sebagai ASN maupun masyarakat biasa
harus selalu menerapkan nilai – nilai etika dan berhati –hati agar aktifitas tersebut
tidak bertentangan dengan nilai –nilai etika yang harus dijunjung dan ditegakkan.
Etika publik menekankan akuntabilitas, transparansi, dan netralitas para ASN untuk
mencapai pelayanan publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak pada kepentingan
rakyat. Seorang ASN diharapkan memiliki kekuatan integritas moral publik. Secara
singkat, pelayan publik itu dituntut memiliki karakter – karakter moral publik seperti
kejujuran, tanggung jawab, ketulusan dan melayani.