Anda di halaman 1dari 8

LEARNING JOURNAL

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021

Nama : Melisawati, S. Pd.


NIP : 199405212020122033
NDH : 38
Kelompok : IV
Angkatan : XXXV
Instansi : Pemerintah Kabupaten Sukamara
Materi : Nasionalisme dan Etika Publik
Tutor : Ade Setiadi, ST., M.Si.

NASIONALISME

A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita –cita yang sama dalam
mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga merupakan rasa ingin
mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal. Rasa nasionalisme
memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari kemungkinan adanya
ancaman, tantangan, hambatan,maupun gangguan (AGHT) sehingga bangsa kita harus
berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara Indonesia, kita harus
memiliki sikap nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang
–undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat beragam.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat
Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari nilai – nilai Pancasila.
Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para pahlawan
yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tumpah darahnya, maka
tugas kita adalah melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan
kemerdekaan serta mengisinya dengan pembangunan.
2. Nilai – Nilai Nasionalisme Pancasila bagi ASN
Sebagai ASN seharusnya memiliki rasa nasionalisme dan wawasan
kebangsaan yang kuat dan diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas yang didasari
Pancasila dan UUD 1995. Selanjutnya, diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan
ASN sebagai seseorang yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa, negara,
dan menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila, yaitu :
 Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai relegius, toleran, transparan, etos
kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
 Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
 Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentingan publik, dan gotong royong.
 Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan,
menghargai pendapat, dan bijaksana.
 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil,
tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

3. ASN Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik


Pelaksana kebijakan publik merupakan salah satu fungsi ASN (pasal 10 UU
No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara). ASN sebagai eksekutor yang
melaksanakan segala peraturan perundang –undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik diberbagai bidang dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana
kebijakan publik, ASN harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat
yaitu nilai kepublikan yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa dan negara
di atas kepentingan lainnya, kepentingan nasional di atas kepentingan sektoral atau
golongan, dan berintegritas tinggi (konsisten dalam tindakan, nilai,prinsip, dan
menjadi pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat) dan mampu
mengaktualisasikannya dalam setiap langkah –langkah kebijakan publik.
4. ASN Sebagai Pelayan Publik
Berdasarkan Undang – Undang No. 25 Tahun 2008 tentang Pelayanan Publik
pasal 1 ayat (1) Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang –
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara layanan publik.
Yang disebut sebagai penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang – undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang
dibentuk semata – mata untuk kegiatan pelayanan publik (pasal 1 ayat (2)).
Sedangkan yang dimaksud dengan pelaksana pelayanan publik adalah pejabat,
pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara
yang bertugas melaksanakan tindakan pelayanan publik. Undang – Undang
Pelayanan Publik ini tentu saja menjadi landasan utama penyelengaraan pelayanan
publik bagi ASN. ASN harus memiliki integritas tinggi dalam melayani publik yang
disesuaikan dengan kode etik dan kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik, ASN
harus bersikap adil dan tidak diskriminatif, profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung nilai –
nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja
yang memuaskan publik.

5. ASN Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa


Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1995, negara dan pemerintah. ASN juga senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi. Adanya potensi perusak persatuan
harus diwaspadai dengan ideologi negara Pancasila seperti penyalahgunaan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada,
pilpres, daerah perbatasan,dsb. Seorang ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga
kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa serta mengupayakan
situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus menjaga keutuhan negara
kesatuan republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam menciptakan kondisi damai
adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan kelompok minoritas
dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi figur teladan di
lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat ini menjadikan
ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa
nasionalismenya sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

6. Profil Singkat Tokoh : John Lie


Kecintaan terhadap nusa dan bangsa tidak hanya didominasi oleh warga
negara asli Indonesia, tapi juga dari mereka yang berasal dari keturunan. Hal ini
ditunjukkan oleh pahlawan nasional keturunan Tionghoa, Laksamana Muda John
Lie. Kerelaan John Lie demi cintanya terhadap bangsa dan negara dibuktikan lewat
serangkaian tindakan kepahlawanannya. John Lie menyumbangkan tenaga dan
pikirannya sejak 1946 secara penuh dalam membangun fasilitas ALRI di Cilacap,
misalnya membersihkan ranjau laut serta mendidik tenaga muda ALRI dalam
berbagai ilmu kelautan dan navigasi. John Lie juga memainkan peran pentingnya
sebagai penyelundup senjata dalam suatujaringan internasional. Peran itu ia jalankan
dalam kapasitasnya sebagai pejuang kemerdekaan yang idealis, bukan pejuang
oportunis yang mencari keuntungan. Aksi – aksi heroic John Lie pada gilirannya
dapat mendukung perjuangan diplomasi politik Indonesia di PBB sehingga Indonesia
mendapat dukungan internasional sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

B. Penerapan Nasionalisme di Tempat Kerja


Dalam dunia pendidikan, tentunya nasionalisme sangat penting untuk diterapkan,
termasuk di lingkungan sekolah. Nilai – nilai nasionalisme yang telah diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas maupun diluar kegiatan pembelajaran di tempat saya
bekerja di SMPN 2 permata kecubung antara lain :
1) Guru dan peserta didik saling menghargai kebhinekaan. Contohnya saat
pembentukan anggota kelompok di kelas dilakukan secara adil dan tidak ada yang
dibeda – bedakan.
2) Melakukan upacara bendera setiap hari senin pagi dan dalam pelaksanaan upacara
bendera seluruh warga sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah, dewan guru, staf, dan
seluruh peserta didik tidak hanya dibiasakan untuk disiplin dan hormat kepada
bendera merah putih tetapi juga ingat akan pasal – pasal Pancasila dan UUD 1945
sehingga diharapkan nilai –nilai dari Pancasila tersebut dapat diterapkan dalam
kegiatan sehari –hari.
3) Bangga sebagai bangsa Indonesia dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
beberapa lagu nasional lainnya.
4) Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
5) Mengadakan berbagai kegiatan perlombaan setiap tanggal 17 Agustus, seperti lomba
makan kerupuk, lomba kelereng, lomba menyanyi, lomba puisi, dan lomba dibidang
olah raga untuk memperingati hari Kemerdekaan Indonesia.
Diharapkan implementasi nilai – nilai nasionalisme ini terus dipertahankan dan
dikembangkan oleh seluruh warga sekolah agar Identitas bangsa Indonesia tetap terjaga.
ETIKA PUBLIK

A. Pokok Pikiran
1. Pengertian Etika Publik
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika adalah
refleksi atas baik/ buruk, benar/ salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik dan benar. Etika publik adalah refleksi tentang standar atau
norma yang menentukan baik/ buruk dan benar/ salah suatu perilaku, tindakan, dan
keputusan yang mengarahkan kebijakan publik dalam menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip – prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan
akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika – rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Sebagai ASN wajib mengaktualisasikan etika publik, karenaa pada dasarnya
fungsi ASN menurut UU No. 5 tahun 2014 adalah sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Tugas seorang ASN adalah
melayani masyarakat sesuai etika publik yang ada. Etika publik memberikan aturan
atau standar pelayanan yang sesuai dengan norma yang berlaku.Bagaimana ASN
bertanggung jawab terhadap tugas dan jabatan yang diemban dalam melayani
masyarakat. Penerapan etika publik ASN, dapat merubah perilaku mindset pejabat
publik dari ‘penguasa’ menjadi ‘pelayan’, dari ‘wewenang’ menjadi ‘peranan’, dan
menyadari jabatan publik adalah ‘amanah’ yang harus dipertanggungjawabkan di
dunia dan akhirat. Ada tiga dimensi etika publik, yaitu :
1. Dimensi kualitas pelayanan publik. Etika publik menekankan pada aspek nilai dan
norma , serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan
publik.
2. Dimensi mobilitas. Unsur – unsur mobilitas dalam etika publik yakni
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas.
3. Dimensi tindakan integritas publik.. Tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan
dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.
Nilai –nilai etika harus selalu melekat baik sebagai ASN maupun sebagai
anggota masyarakat. Setiap aktifitas baik sebagai ASN maupun masyarakat biasa
harus selalu menerapkan nilai – nilai etika dan berhati –hati agar aktifitas tersebut
tidak bertentangan dengan nilai –nilai etika yang harus dijunjung dan ditegakkan.
Etika publik menekankan akuntabilitas, transparansi, dan netralitas para ASN untuk
mencapai pelayanan publik yang berkualitas, relevan, dan berpihak pada kepentingan
rakyat. Seorang ASN diharapkan memiliki kekuatan integritas moral publik. Secara
singkat, pelayan publik itu dituntut memiliki karakter – karakter moral publik seperti
kejujuran, tanggung jawab, ketulusan dan melayani.

2. Profil Singkat Tokoh : Hoegeng Imam Santoso


Hoegeng merupakan tokoh. Dia satu – satunya Jenderal Polisi yang kerap
disanjung Presiden RI ke- 4 Abdurrahman Wahid alias Gusdur sebagai polisi yang
jujur. Merujuk pada buku Hoegeng :Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis oleh
Suhartono pada 2013 lalu, tergambar bagaimana sosok Jenderal Polisi ini berdedikasi
dalammenjalankan tugasnya dengan penuh kedisiplinan dan menolak ‘upeti’ baik di
institusi kepolisian ataupun lembaga negara lain.

B. Penerapan Etika Publik di Tempat Kerja


Etika publik diakui sebagai salah satu faktor kunci dalam menggapai keberhasilan
pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan di bidang pendidikan, salah
satunya adalah lingkungan sekolah. Seluruh warga sekolah, dalam hal ini adalah tenaga
pendidik (guru) dan peserta didik sudah seharusnya memiliki etika publik yang baik.
Etika guru yang sudah saya terapkan di SMPN 2 Permata kecubung antara lain :
1. Membentuk karakter anak dengan pembiasaan – pembiasaan yang positif di sekolah.
2. Memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Membangun hubungan komunikasi yang baik terhadap peserta didik dan rekan –
rekan guru yang lain.
4. Menciptakan suasana sekolah sebaik – baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
Sedangkan etika publik yang telah diterapkan oleh peserta didik di SMPN 2 Permata
Kecubung antara lain :
1. Menghormati sosok guru, teman dan warga sekolah.
2. Tidak merusak fasilitas yang ada di sekolah.
3. Menggunakan bahasa yang sopan saat berkomunikasi dengan guru.
4. Bergaul dengan siapa saja tanpa membeda – bedakan teman.
Kunci sukses pendidikan ada di tangan guru. Guru juga menjadi ujung tombak
peningkatan mutu pendidikan. Jika seorang guru mempunyai etika publik yang baik,
tentu akan membentuk teladan yang baik bagi peserta didik, karena guru adalah contoh
nyata bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai