Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
KETATANEGARAAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
PANCASILA KELAS 33
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan” ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................II
DAFTAR ISI...........................................................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1. 1 LATAR BELAKANG................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
BAB III...................................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................15
3.2 SARAN.....................................................................................................................15
III
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan hukum
Indonesia
3. Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan pilihan
hukum di Indonesia
4. Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa
Indonesia, juga dalam hukumnya
Pengaturan TAP MPR di atas lebih memperjelas maksud dari istilah sumber
hukum dalam sistem hukum di Indonesia bahwa yang menjadi sumber hukum
(tempat untuk menemukan dan menggali hukum) adalah sumber yang tertulis
dan tidak tertulis. Selain itu, menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama dari
pembuatan segala macam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, tidak
lagi ditemukan istilah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Hal ini memang tidak mengganggu keberadaan Pancasila sebagai norma dasar
yang menginduki segala norma tetapi tentu mengurangi supremasi dan daya
ikat Pancasila dalam tatanan hukum. Dikatakan demikian, karena nilai-nilai
Pancasila seperti sebagai pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum dan
3
cita-cita moral tidak lagi mendapatkan legitimasi yuridis. Terutama, sistem
hukum modern sudah banyak dipengaruhi oleh aliran pemikiran positivisme
hukum yang hanya mengakui peraturan-peraturan tertulis. Untuk itu, adalah
suatu kekeliruan apabila tidak menerangkan secara eksplisit mengenai
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Lebih lanjut, Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok atau kaidah negara yang
bersifat fundamental, serta mempunyai kedudukan yang tetap dan melekat bagi
negara Republik Indonesia.
4
o Sumber cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan
dalam lingkungan nasional dan internasional
Alinea 1
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
Makna
Alinea 2
5
Makna
Alinea 3
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaanya
Makna
Alinea 4
6
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradap, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Makna
4. Dasar Negara: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia; yang lazim disebut dengan
PANCASILA.
7
2. Keadilan sosial “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia “
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 dalam berita Republik Indonesia
tahun 11 No 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakekatnya
semua aspek penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila
terdapat dalam alenia IV pembukaan UUD 1945.
a. Hubungan Secara Formal, bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945: bahwa Pembukaan UUD
1945 berkedudukan dan berfungsi selain sebagai Mukadimah UUD 1945 juga sebagai
suatu yang bereksistensi sendiri karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila
tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya:
bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada
kelangsungan hidup Negara RI.
8
1945; sidang berikutnya tersusun Piagam Jakarta sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945.
Dari Penjelasan UUD 1945, penulis melihat ada hubungan antara Pembukaan UUD
1945 dengan UUD 1945 sebagai berikut: Pembukaan UUD 1945 mengandung empat
pokok pikiran dan UUD menciptakan pokok-pokok pikiran itu dalam pasal-pasalnya.
Ini berarti pasal-pasal yang terdapat dalam UUD merupakan penjabaran dari keempat
9
pokok pikiran dalam pembukaan UUD’45 tersebut. Dengan demikian, Pembukaan
UUD 1945 sebagai satu kesatuan dengan pasal-pasalnya.
Pembukaan UUD 1945 sebagai satu kesatuan dengan pasal-pasalnya, semakin jelas
didasarkan pada:
1. Proses penyusunan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan dengan
pembahasan masalah lain dalam Undang-Undang Dasar oleh BPUPKI, yaitu masalah
bentuk negara, daerah negara, badan perwakilan rakyat, dan badan penasehat.
2. Pasal II Aturan Tambahan UUD 1945 yang berbunyi: “Dengan ditetapkannya
perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.”
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 yang dimuat dalam Penjelasan UUD
1945 seiring dengan dinamika ketatanegaraan sekarang ini telah mengalami
perubahan. Perubahan UUD 1945 sebagai agenda utama era reformasi mulai
dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1999 telah
menghilangkan penjelasan ini. Pada Sidang Tahunan MPR 1999, seluruh fraksi di
MPR membuat kesepakatan tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu:
1. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
2. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensiil (dalam pengertian sekaligus
menyempurnakan agar betul-betul memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensiil)
4. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD
1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945
5. sepakat untuk menempuh cara adendum dalam melakukan amandemen terhadap
UUD 1945.
Lima kesepakatan tersebut dilampirkan dalam Ketetapan MPR No. IX/MPR/1999
tentang Penugasan Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia untuk Melanjutkan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
10
Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05’
Atas nama bangsa IndonesiaSoekarno-Hatta
Latar belakang terjadinya proklamasi saat Jepang diserang oleh tentara sekutu pada tanggal
6 Agustus 1945. Pemimpin Jepang menyadari akan kekalahannya bahwa negaranya telah
mendekati kekalahan. Oleh sebab itu tanggal 7 Agustus 1945, Panglima dari jepang yaitu
Jendral Tarauchi memberikan pernyataan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Dan pada tanggal 9 Agustus, Ir.
Soekarno, Drs Moh. Hatta dan DR. Radjiman Wedyodiningrat diminta datang ke \saigon
untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai penyelenggaraan kemerdekaan tersebut.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada tentara sekutu, hilanglah
”janji kemerdekaan” dari Jendral Terauchi behubung dengan kekalahan Jepang tersebut.
Maka, pada pukul 10.00 WIB pagi hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
nomor 56, Jakarta. Proklamasi kemerdekaan RI diumumkan kepada dunia, “INDONESIA
MERDEKA” dan Indonesia siap mempertahankan kemerdekaannya. Sampailah perjuangan
bangsa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Arti Proklamasi
Proklamasi yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar
bahwasanya Indonesia telah merdeka. Hal ini dapat dilihat pada :
11
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia."
12
· untuk melaksanakan kenegaraan kita
· untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita
· untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.
13
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dubia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
•Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatu Undang-Undang
Dasar 1945.
•Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia.
•Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat
(demokrasi)
• Dasar Negara Pancasila
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
tentang makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.
15