Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

’’ KADAR AIR ’’

Disusun Oleh :

Alisa Adistia D (19012035)


Desi Kristina P (19012037)

S1 RK-B Semester 5

Dosen Pengampu: Lilik Sulastri,M.Farm

Tempat Praktikum : Laboratorium STTIF Bogor

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER KHUSUS


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan
proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial.

Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang dapat


mempengaruhi kualitas bahan pangan itu sendiri. Peningkatan jumlah air dapat
mempengaruhi laju kerusakan bahan pangan oleh proses mikrobiologis, kimiawi,
dan enzimatis. Rendahnya kadar air suatu bahan pangan merupakan salah satu
faktor yang dapat membuat bahan menjadi awet.

Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di
gunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan
mempercepat pembusukan karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang
lembab, sehingga bakteri dengan mudah dan cepatnya mengembang.

Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari
kadar air, konsentrasi larutan, tekanan osmotik, kelembaban relatif berimbang dan
aktivitas air. Keberadaan air dalam bahan pangan selalu dihubungkan dengan
mutu bahan pangan dan sebagai pengukur bagian bahan kering atau padatan. Air
dalam bahan dapat digunakan sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan
serta penentu mutu organoleptik terutama rasa dan keempukan. Analisa kadar air
dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan olahan. Analisa sering
menjadi tidak sederhana karena air dalam bahan pangan berada dalam bentuk
terikat secara fisik atau kimia dengan komponen bahan pangan lainnya sehingga
sulit memecahkan ikatan-ikatan air tersebut. Penentuan kadar air dalam makanan
dapat dilakukan dengan metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus.
1.2 Tujuan Praktikum
Menghitung kadar air pada sampel daun ketepeng dan daun lamtoro
dengan metode oven.
BAB II

DASAR TEORI
2.1 Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993). 

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum
dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara
terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di
sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap
kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula.
Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan
kelembaban relatif. Pada istilah kadara air, terdapat juga kadar air keseimbangan.
Kadar air keseimbangan adaalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan
ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air
keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat
dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara
relatif tertentu atau bias juga disebut dengan kadar air minimum yang dapat
dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan
kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989)

Sedangkan pada tanaman berat basah adakah berat mula-mula. Berat


kering adalah berat bahan setelah dilakukan pengeringan. Pengeringan ini dapat
dilakukan dengan cara mengoven bahan sehingga seluruh airnya menguap. Saat
air menguap, otomatis berat bahan akan berkurang. Jumlah pengurangan ini
dianggap sebagai selisih antar berat basah dan berat kering. Perbandingan dari
pengurangan berat dan berat awal inilah yang kemudian diubah menjadi persen
dan kadar air ditemukan. Pada organ tumbuhan, kadar air sangat bervariasi,
tergantng dari jenis tumbuhan, struktur dan usia dari jaringan organ (Ellya, 2009).
2.2 Penentuan Kadar Air
Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui ketahanan suatu bahan
dalam penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu
bahan untuk menghindari pengaruh aktifitas mikroba. Jumlah kadar air yang
rendah membuat bahan akan lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang
relatif lama (Malangi, 2015).Penentuan kadar air dilakukan dengan memasukkan
sampel dalam oven pada suhu 105˚C selama 3 jam. Kemudian berat sampel
ditimbang kadar air dalam bahan dapat dihitungan dengan rumus :

% kadar air = berat awal - berat akhir  x 100%

berat awal

2.3 Metode Analisa Kadar Air


Metode gravimetri (pengeringan dengan oven )

Metode oven biasa merupakan salah satu metode pemanasan langsung


dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan
dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh
berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan
yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung. Metode ini terutama
digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi,
serta produk yang tidak atau rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti
tepung-tepungan dan serelia (AOAC,1984).

Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan dalam oven.
Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat
konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah
dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air
yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air
yang benar-banar terikat kuat dengan sampel. Setelah itu dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Crampton, 1959).

Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu, metode
oven temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi. Metode ove
temperatur rendah mengunakan suhu (103 + 2)0C dengan periode pengeringan
selama 17 ± 1jam. Periode pengeringan dimulai pada saat oven menujukkan
temperatur yang diinginkan. Setelah pengeringan, contoh bahan beserta cawannya
disimpan dalam desikator selama 30-45 menit untuk menyesuaikan suhu media
yang digunakan dengan suhu lingkungan disekitarnya. Setelah itu bahan
ditimbang beserta wadahnya. Selama penimbangan, kelembaban dalam ruang
laboratorium harus kurang dari 70%. Selanjutnya metode oven temperatur tinggi.
Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah, hanya saja
temperatur yanng digunakan pada suhu 130-1330C dan waktu yang digunakan
relatif lebih rendah (Crampton, 1959).

2.4 Daun Ketepeng


Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Cassia

Spesies : Cassia alata L.

2.5 Daun Lamtoro


Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Sub Divisio : Spermatophyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Fabales

Suku : Fabaceae

Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephal

BAB III

ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1. Cawan porcelin

2. Oven
3. Desikator

4. Neraca analitik (timbangan)

5. Pisau atau gunting

6. Penjepit Kayu

3.2 Bahan
1. Sampel Daun Ketepeng

2. Sampel Daun Lamtoro

BAB IV

METODE KERJA
1. Timbang cawan porselin kosong sebanyak 3 kali dan catat hasilnya.
Lakukan masing-masing untuk sampel daun ketepeng daun lamtoro.

2. Timbang masing-masing sampel daun ketepeng dan daun lamtoro 5gr,


lakukan sebanyak 3 kali.
3. Masukan masing-masing sampel yang sudah ditimbang ke dalam oven
dengan suhu 105° C selama 1 jam. Lakukan sebanyak 3 kali.

4. Setelah 1 jam, keluarkan masing-masing sampel lalu masukan ke dalam


desikator.

5. Keluarkan masing-masing sampel dari desikator, timbang hasil lalu catat.


Lakukan sebanyak 3 kali.

6. Lakukan perhitungan kadar air pada masing-masing sampel.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Perhiitungan Daun Ketepeng
a) Bobot cawan kosong a = 89,17 gr

b) Bobot cawan kosong b = 65,68 gr

c) Bobot isi a = 5,00 gr

d) Bobot isi b = 5,03 gr

e) Bobot cawan kosong + isi a sebelum pengeringan = 94,17 gr


f) Bobot cawan kosong + isi b sebelum pengeringan = 70,71 gr

g) Bobot cawan + isi a setelah pengeringan = 93,81 gr

h) Bobot cawan + isi b setelah pengeringan = 70,33 gr

i) Kadar air a = (cawan+isi sebelum) – (cawan+isi setelah) x 100%

bobot isi

= 94,17 gr – 93,81 gr x 100%

5,00 gr

= 7,20 %

j) Kadar air b = (cawan+isi sebelum) – (cawan+isi setelah) x 100%

bobot isi

= 70,71 gr – 70,33 gr x 100%

5,03 gr

= 7,55 %

k) Rata – Rata = 7,20 % + 7,55% = 7,375 %

5.2 Perhitungan Daun Lamtoro


a) Bobot cawan kosong a = 27,82gr

b) Bobot cawan kosong b = 32,96 gr

c) Bobot isi a = 5,03 gr

d) Bobot isi b = 5,01 gr

e) Bobot cawan kosong + isi a sebelum pengeringan = 32,85 gr

f) Bobot cawan kosong + isi b sebelum pengeringan = 37,97 gr

g) Bobot cawan + isi a setelah pengeringan = 32,47 gr

h) Bobot cawan + isi b setelah pengeringan = 37,58 gr


i) Kadar air a = (cawan+isi sebelum) – (cawan+isi setelah) x 100%

bobot isi

= 32,85 gr – 32,47 gr x 100%

5,03 gr

= 7,55 %

j) Kadar air b = (cawan+isi sebelum) – (cawan+isi setelah) x 100%

bobot isi

= 37,97 gr – 37,58 gr x 100%

5,01 gr

= 7,78 %

k) Rata – Rata = 7,55 % + 7,78% = 7,665 %

5.3 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan
yaitu daun ketepeng dan daun lamtoro. Metode yang digunakan adalah oven
pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan
tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi
didalamnya (Deman, 1989).

Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung

dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o
C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air (Astuti, 2010).

Pengeringan dengan oven dilakukan dengan memasukkan masing-masing


sampel daun ketepeng dan sampel daun lamtoro yang telah ditimbang ke dalam
cawan yang kemudian dikeringkan atau dimasukkan kedalam oven. Dalam
kegiatan praktikum ini pengeringan dengan oven dilakukan selama 1 jam.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alat desikator.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan nilai kadar air rata-rata


daun ketepeng yaitu 7,375% dan nilai kadar air rata-rata daun lamtoro sebesar
7,665 %. Pada praktikum kali ini pengovenan dilakukan secara berulang – ulang,
penimbangan juga dilakukan secara berulang – ulang hingga berat konstan yaitu
selisih timbangan seberat 0,2 mg dan tidak berubah ubah kembali. Suhu
pengeringan juga berpengaruh terhadap nilai kadar air yang didapat, apabila suhu
tidak stabil maka hasil yang didapat kandungan air pada bahan menguap atau tetap
terikat dengan bahan yang menyebabkan kandunga air yang terdapat pada bahan
tidak menguap sama sekali. 

BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Kadar air pada bahan setelah dilakukan pengeringan
ternyata berbeda dari hasil awal, karena adanya penguapan air yang terjadi
setelah dioven.

2. Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil kadar air yang berbeda,
didapatkan nilai kadar air rata-rata daun ketepeng yaitu 7,375% dan nilai
kadar air rata-rata daun lamtoro sebesar 7,665 %. Setelah dilakukan
pengeringan atau dioven bahan atau sampel tersebut nilainya menjadi
beda, ini disebabkan karena adanya timbal balik dari kadar air tersebut.

3. Bahan yang mempuyai kadar air yang tinggi ini akan mempercepat
pembusukan, karena bakteri lebih mudah masuk, sebab bakteri lebih
menyukai keadaan yang lembab sehingga bakteri dengan mudahnya
berkembang.

6.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum mahasiswa lebih mempelajari bahan dan
metode yang akan diuji untuk mempermudah proses praktikum. Saat pengeringan
dioven sebaiknya menggunakan waktu yang seharusnya agar didapatkan hasil
yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of the Associatian of Official
Analytical Chemitry. 14th Ed. Virgina : AOC, Inc

Crampton, EW. 1959. Fundamental of Nutrition. USA. Freeman And Company

Haryanto, 1992. Anlisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta.  Liberty:


Yogyakarta

Syarief, R Dan A.Irawati, 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanain.


Mediatama Sarana Perkasa: Jakarta

Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi Dan Konsumen. Gramedia Pustaka


Utama: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai