Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
’’ KADAR AIR ’’
Disusun Oleh :
S1 RK-B Semester 5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan
proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial.
Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99%, dan yang di
gunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Bahan yang mempunyai kadar air yang tinggi akan
mempercepat pembusukan karena bakteri lebih menyukai tempat-tempat yang
lembab, sehingga bakteri dengan mudah dan cepatnya mengembang.
Kriteria ikatan air dalam aspek daya awet bahan pangan dapat ditinjau dari
kadar air, konsentrasi larutan, tekanan osmotik, kelembaban relatif berimbang dan
aktivitas air. Keberadaan air dalam bahan pangan selalu dihubungkan dengan
mutu bahan pangan dan sebagai pengukur bagian bahan kering atau padatan. Air
dalam bahan dapat digunakan sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan
serta penentu mutu organoleptik terutama rasa dan keempukan. Analisa kadar air
dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan olahan. Analisa sering
menjadi tidak sederhana karena air dalam bahan pangan berada dalam bentuk
terikat secara fisik atau kimia dengan komponen bahan pangan lainnya sehingga
sulit memecahkan ikatan-ikatan air tersebut. Penentuan kadar air dalam makanan
dapat dilakukan dengan metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa),
metode destilasi, metode kimia, dan metode khusus.
1.2 Tujuan Praktikum
Menghitung kadar air pada sampel daun ketepeng dan daun lamtoro
dengan metode oven.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kadar Air
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum
dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara
terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di
sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Setiap
kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air seimbang tertentu pula.
Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang dengan
kelembaban relatif. Pada istilah kadara air, terdapat juga kadar air keseimbangan.
Kadar air keseimbangan adaalah kadar air dimana laju perpindahan air dari bahan
ke udara sama dengan laju perpindahan air dari udara ke bahan. Kadar air
keseimbangan dapat digunakan untuk mengetahui kadar air terendah yang dapat
dicapai pada proses pengeringan dengan tingkat suhu dan kelembaban udara
relatif tertentu atau bias juga disebut dengan kadar air minimum yang dapat
dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan
kelembaban relatif yang tetap (Sudarmadji, Dkk, 1989)
berat awal
Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan dalam oven.
Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat
konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah
dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air
yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air
yang benar-banar terikat kuat dengan sampel. Setelah itu dapat dilakukan
perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Crampton, 1959).
Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu, metode
oven temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi. Metode ove
temperatur rendah mengunakan suhu (103 + 2)0C dengan periode pengeringan
selama 17 ± 1jam. Periode pengeringan dimulai pada saat oven menujukkan
temperatur yang diinginkan. Setelah pengeringan, contoh bahan beserta cawannya
disimpan dalam desikator selama 30-45 menit untuk menyesuaikan suhu media
yang digunakan dengan suhu lingkungan disekitarnya. Setelah itu bahan
ditimbang beserta wadahnya. Selama penimbangan, kelembaban dalam ruang
laboratorium harus kurang dari 70%. Selanjutnya metode oven temperatur tinggi.
Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah, hanya saja
temperatur yanng digunakan pada suhu 130-1330C dan waktu yang digunakan
relatif lebih rendah (Crampton, 1959).
Ordo : Fabales
Genus : Cassia
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Fabales
Suku : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephal
BAB III
2. Oven
3. Desikator
6. Penjepit Kayu
3.2 Bahan
1. Sampel Daun Ketepeng
BAB IV
METODE KERJA
1. Timbang cawan porselin kosong sebanyak 3 kali dan catat hasilnya.
Lakukan masing-masing untuk sampel daun ketepeng daun lamtoro.
BAB V
bobot isi
5,00 gr
= 7,20 %
bobot isi
5,03 gr
= 7,55 %
bobot isi
5,03 gr
= 7,55 %
bobot isi
5,01 gr
= 7,78 %
5.3 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan
yaitu daun ketepeng dan daun lamtoro. Metode yang digunakan adalah oven
pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan
tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi
didalamnya (Deman, 1989).
Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o
C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air (Astuti, 2010).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Kadar air pada bahan setelah dilakukan pengeringan
ternyata berbeda dari hasil awal, karena adanya penguapan air yang terjadi
setelah dioven.
2. Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil kadar air yang berbeda,
didapatkan nilai kadar air rata-rata daun ketepeng yaitu 7,375% dan nilai
kadar air rata-rata daun lamtoro sebesar 7,665 %. Setelah dilakukan
pengeringan atau dioven bahan atau sampel tersebut nilainya menjadi
beda, ini disebabkan karena adanya timbal balik dari kadar air tersebut.
3. Bahan yang mempuyai kadar air yang tinggi ini akan mempercepat
pembusukan, karena bakteri lebih mudah masuk, sebab bakteri lebih
menyukai keadaan yang lembab sehingga bakteri dengan mudahnya
berkembang.
6.2 Saran
Sebaiknya sebelum praktikum mahasiswa lebih mempelajari bahan dan
metode yang akan diuji untuk mempermudah proses praktikum. Saat pengeringan
dioven sebaiknya menggunakan waktu yang seharusnya agar didapatkan hasil
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of the Associatian of Official
Analytical Chemitry. 14th Ed. Virgina : AOC, Inc