’’ ANTIOKSIDAN FRAKSI ’’
Disusun Oleh :
S1 RK-B Semester 5
LOO· + AH → LOOH + A·
Antioksidan (AH) akan mencegah dua tahapan meliputi
tahapan inisiasi terjadi ketika radikal beraksi dengan Lipid (L) dan
proses propagasi (beraksi dengan alkoksi (LO·) ataupun peroksil
(LOO·) (Madhavi et al., 1996).
b. Berdasarkan mekanisme kerja
Antioksidan enzimatik, misalnya : katalase (CAT),
superoxyde dismutase
(SOD), dan glutation peroksidase (GSH-Px).
Antioksidan non-enzimatik, misalnya: vitamin E (α-
tokoferol), vitamin C (asam askorbat), dan β-karoten.
c. Berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimia
Antioksidan hidrofilik, yaitu antioksidan yang bekerja
dalam sitosol dan cairan ekstrasel, misalnya: vitamin C,
asam urat, glutation, sistein, kreatinin.
Antioksidan lipofilik, yaitu antioksidan yang bekerja
pada membran sel (terlarut dalam lipid membran),
misalnya: vitamin E, β-karoten, ubikuinon, bilirubin,
protein pengikat logam (transferin, laktoferin,
seruloplasmin, dan albumin).
Klasifikasi Tanaman
Ordo : Fabales
Genus : Cassia
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnolipsida
Ordo : Fabales
Suku : Fabaceae
Genus : Leucaena
b) Bahan
- Sampel hasil partisi ketepeng fraksi etil asetat
- Methanol
- DPPH
- DMSO
- Alumunium foil
b) Bahan
- Sampel hasil partisi lamtoro fraksi air
- Methanol
- DPPH
- DMSO
- Alumunium foil
BAB IV
METODE KERJA
4.1 Daun Ketepeng
1. Sampel partisi ketepeng ditimbang 0,1 gram dalam beaker glass.
2. Ditambahkan DMSO 1 ml, aduk hingga homogen.
3. Larutan tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ad
aquades sampai tanda batas (1000 ppm).
4. Dibuat deret konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 160
ppm dan 320 ppm
5. Masing-masing larutan deret konsentrasi tersebut dipipet 3 ml ke
dalam tabung reaksi dan ditambah 3 ml DPPH.
6. Tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil dan inkubasi
dalam ruangan tertutup selama 30 menit.
7. Di ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis.
- 20 ppm = 26.856 %
- 40 ppm = 29.965 %
- 80 ppm = 34.168 %
- 160 ppm = 30.053 %
- 320 ppm = 4.213 %
50. 10
1000
IC50 = y = 50
Y = -0.0724X + 32.971
50 = -0.0724X + 32.971
X = (50-32.971) / -0.0724
X = -235.20718
Perhitungan % inhibisi
blanko− sampel
% Inhibisi = x 100 %
blanko
- 10 ppm
2.036− 1.322
% Inhibisi = x 100 % = 35 %
2.036
- 20 ppm = 27.17 %
- 40 ppm = 30.91 %
- 80 ppm = 32.27 %
- 160 ppm = 32.52 %
- 320 ppm = 35.78 %
Hubungan % Inhibisi dengan Konsentrasi
40.00
35.00
f(x) = 0.01 x + 30.74
30.00 R² = 0.32
% Inhibisi 25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 50 100 150 200 250 300 350
Konsentrasi
IC50 = y = 50
Y = 0.0147X + 30.736
50 = 0.0147X + 30.736
X = (50-30.736) / 0.0147
X = 1310.476
5.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian antioksidan
fraksi pada masing-masing sampel yaitu ketepeng fraksi etil asetat
dan lamtoro fraksi air. Metode yang digunakan untuk pengujian
antioksidan pada penelitian ini adalah metode DPPH (1,1 difenil-2-
pikrilhidrazil). Berdasarkan metode ini, kemampuan antioksidan
suatu senyawa dinyatakan oleh nilai IC50. Metode DPPH
memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu
radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang
gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal
bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian
menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah
elektron yang diambil (Sunarni, 2005). Nilai IC50 adalah parameter
konsentrasi yang ekuivalen memberikan 50% aktivitas antioksidan.
Pertama pembuatan larutan uji, larutan uji dibuat dengan
konsentrasi 1000 ppm sebagai larutan induk. Penyiapan larutan uji
dilakukan dengan menimbang masing-masing sampel yaitu fraksi
ketepeng etil asetat dan fraksi lamtoro air sebanyak masing-masing 100
mg, dimasukan ke dalam masing-masing labu ukur 100 ml, ditambah
DMSO 1 ml dan ditambah air sampai 100 ml lalu di kocok hingga
homogen. Setelah itu, masing-masing sampel dibuatkan menjadi larutan
uji 1 0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 8 0 ppm, 160 ppm dan 320 ppm.
Kemudian dilakukan operating time. Operating time
dilakukan dengan cara dipipet 3ml masing-masing fraksi uji dari
masing-masing sampel ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan
3 ml larutan DPPH. Inkubasi semua tabung reaksi dengan ditutup
alumunium foil di dalam ruang tertutup selama 30 menit. Kemudian
diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-
Vis.
Hasil pengukuran absorbansi dengan menggunakan
spektrofotometer UV- Vis digunakan untuk menghitung persentase
peredaman radikal bebas DPPH (% inhibisi). Persen peredaman
radikal bebas DPPH dihitung dengan menggunakan rumus :
blanko − sampel
% Inhibisi = blanko x 100 %
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,1985. Cara pembuatan simplisia. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Can-ake,R.,Gilda
E.R.,Filogonio,M.P.,and Luis,M.P.2004.Bioactive terpenoids
from roots and leaves of Jatropha gaumeri.Rev Soc Quim
Mex.48