Anda di halaman 1dari 11

Tugas Praktikum III

Sistem Informasi Geografis (SIG)

ANALISIS SPASIAL

Oleh:
Yonas Septwan Rapa
H061201002

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Sebelum masuk ke tutorial analisis spasial kali ini, ada baiknya terlebih dahulu kita
mengetahui apa sih analisis spasial itu? Nah Analisis spasial adalah suatu analisis yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ruang, termasuk akurasi posisi/lokasi (locational
accuracy) obyek atau fenomena dengan skala studi yang ditentukan (Baja, 2006). Analisis spasial
dilakukan untuk menunjang keputusan-keputusan spasial (spatial decisions). Untuk kebutuhan
tersebut dibutuhkan beberapa analisis yaitu Pengetahuan (knowledge), Pemahaman
(understanding), Prediksi dan persepsi (prediction & perseption), Petunjuk (guidelines),
Konsekuensi (consequence). Biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan spasial
(Spatial Query),
Ada beberapa hal yang biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan spasial
(Spatial Query), Misalnya :
➢ Dimana lokasi paling sesuai untuk permukiman.
➢ Bagaimana menentukan kawasan lindung dan kawasan budidaya.
➢ Dimana daerah rawan banjir.
➢ Adakah hubungan spasial antara Jumlah penderita DBD dan rawa.
➢ Dan lain-lain.
Adapun tujuan dilakukannya analisis spasial adalah :
➢ Memahami dan mampu melakukan operasi overlay, Generate dan Buffer.
➢ Mampu melakukan analisis spasial sederehana.
➢ Mampu melakukan Query Builder
Sebelum membuka ArcMap terlebih dahulu kita harus mendownload data kabupaten yang akan
dianalisis pada link berikut: https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/download/perwilayah.
Pada analisis spasial ini saya memilih kabupaten kelahiran saya yaitu Kabupaten Mamasa.
Setelah selesai mendownload data kabupaten di geoportal, langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut:
A. Analisis tools
1. Extract
a. Select yaitu memisahkan unsur spasial berdasarkan kriteria data atribut yang
dipilih menggunakan Query Builder.
➢ Melakukan Add data
➢ Pada ArcToolbox pilih akar utama Analysis Tools->Extract->Select
➢ Pada input features, isikan nama layer kabupaten.
➢ Pada Output Feature Class, isi nama layer baru (Select.shp)
➢ Klik tombol SQL, Isikan SQL berdasarkan pilihan kabupaten yang ingin
dipisahkan dalam hal ini ‘Mamasa’.
➢ Tekan tombol OK

Gambar 1.1 Penggunaan Select


b. Split yaitu memisahkan unsur spasial polygon berdasarkan unsur spasial split
menjadi beberapa polygon.
➢ Contoh berikut adalah memisahkan Puskesmas berdasarkan batas kabupaten
sehingga akan diperoleh Puskesmas untuk seluruh kabupaten secara terpisah.
➢ Pada ArcToolbox pilih akar utama Analysis Tools->Extract->Split.
➢ Pada Input Features, isikan nama layer Puskesmas_PT_50K.shp
➢ Pada Split Features, isikan nama layer pembagi (Select)
➢ Pada Split Field, isikan nama kolom (field) sebagai rujukan pembagi, sekaligus
menjadi nama layer dari setiap layer yang tercipta.
➢ Pada Target Workspace, isikan nama direktori tempat menyimpan layer-layer
yang tercipta.
➢ Tekan tombol OK.
➢ Setelah itu masukkan data hasil split.

Gambar 1.2 Mengisi Kotak Split


2. Proximity
Proximity adalah analisis spasial yang berkaitan dengan hubungan atau kedekatan
suatu unsur spasial dengan unsur-unsur spasial lainnya.
a. Buffer adalah analisis spasial yang menghasilkan unsur-unsur spasial bertipe
polygon berdasarkan rujukan jarak yang ditentukan oleh pengguna. Berikut
adalah contoh penggunaan buffer untuk menentukan luas wilayah yang terlayani
oleh fasilitas puskesmas berjarak 5000 m.
➢ Layer yang digunakan adalah layer lokasi-lokasi puskesmas dan layer batas
kabupaten Mamasa
➢ Pada ArcToolbox pilih akar utama Analysis Tools->Proximity->Buffer.
➢ Selanjutnya akan ditampilkan kotak dialog Buffer.
➢ Pada Input Features, isikan layer yang akan dibuffer.
➢ Pada Output Feature Class, isikan nama layer baru hasil buffering.
➢ Pada Liniear unit, isikan jarak buffer (5000m).

Gambar 2.1 Mengisis kotak Dialog Buffer


➢ Hasil yang diperoleh adalah berupa lingkaran-lingkaran yang menunmpuk,
dimana setiap lingkaran mewakili hasil buffer satu puskesmas.

Gambar 2.2 Tampilan Peta Kab Mamasa setelah di-Buffer


b. Dissolve merupakan Proses menyatukan atau menghilangkan batas batas unsur-
unsur spasial yang tepat bersebelahan namun terletak dalam suatu theme yang
sama atau dengan perkataan lain dissolve merupakan operasi yang digunakan
untuk menyatukan features yang mempunyai nilai atribut yang sama. Berikut
Langkah Langkah proses dissolve.
➢ Pada Geoprocessing pilih Dissolve.

Gambar 2.3 Letak Dissolve


➢ Pada Input Features, isikan layer yang akan dilakukan proses Dissolve (Buffer
Mamasa_1).
➢ Pada Output Feature Class, isikan nama layer baru hasil Dissolve. Dissolve
Field, isikan nama field yang dijadikan rujukan (karakteristik yang sama akan
digabung)
➢ Klik tombol OK
Gambar 2.4 Hasil Dissolve
➢ Hasilnya berupa layer baru dengan batas 5 km dari jarak terluar dari puskesmas
yang ada di kabupaten Mamasa
➢ Agar batas bufferingnya mengikut batas administrasi kabupaten, maka hasil
buffering tersebut perlu diclip dengan layer batas kabupaten.
➢ Pada Input Feature, isikan layer yang telah dI-Dissolve tadi.
➢ Pada Clip Feature, isikan layer Select
➢ Pada Output Feature Class, isikan layer baru hasil Clip.
➢ Klik tombol OK.

Gambar 2.5 Hasil Clip Layer Dissolve


➢ Selanjutnya adalah menghitung luas wilayah yang tefasilitasi.
➢ Layer yang digunakan adalah layer hasil buffer yang telah diclip menggunakan batas
kabupaten. Wilayah tidak terfasilitasi Wilayah terfasilitasi
➢ Tambahkan satu kolom tempat menyimpan luas. Gunakan menu Option- >Add Field.
➢ Berikan nama fieldnya Luas, dengan tipe data double

Gambar 2.6 Kotak Dialog Add Field


➢ Selanjutnya klik kanan pada menu judul field , lalu pilih menu calculate geometry
➢ Lalu akan muncul luas yang terfasilitasi pada table atributnya, yakni 108249,561633 Ha.

Gambar 1.9 Kotak Dialog Luas Wilayah yang terfasilitasi Fasilitas Kesehatan
c. Union
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari
tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas
atribut.
➢ Selanjutnya kita dapat mencari luas wilayah yang belum terfasilitasi
dengan menggunakan fungsi union
➢ Menggabungkan BufferMamasa_1_Dissolve1_Clip dengan batas
kabupaten menggunakan fungsi Union.

Gambar 2.7 Kotak Dialog Union

Gambar 2.8 Hasil Kotak Dialog Union


➢ Membuka table atribut dari hasil union sehingga kita bisa melihat wilayah
yang terfasilitasi dan tidak terfasilitasi.
➢ Selanjutnya adalah membuat field baru untuk menghitung luas wilayahnya
Gunakan menu Option->Add Field. Berikan nama fieldnya Luas, dengan
tipe data double
➢ Selanjutnya klik kanan pada judul field, lalu pilih menu
➢ Pada Property: pilih Area, Coordinate System: pilih system koordiant yang
sesuai dalam hal ini PCS: WGS 1984 UTM Zone 50S.
➢ Pada Units: pilih satuan luas yang diinginkan: dalam hal ini hectares [ha]
➢ Lalu klik OK

Gambar 2.9 Luas wilayah yang terfasilitasi fasilitas Kesehatan dan tidak terfasilitasi
➢ Dengan mengikuti Langkah seperti di atas, kita dapat mengetahui wilayah
mana saja yang terfasilitasi fasilitas puskesmas/Puskesmas Pembantu
dengan jarak tertentu, dalam hal ini 5000 m.

Berikut terlampir layout dari peta Kab. Mamasa yang terfasilitasi dan tidak terfasilitasi fasilitas
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai