Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT PANCASILA

OLEH :

ARDILA

A1Q1 19 069

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS HALU OLEO

2020
Pengertian Filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris)
yang berasal dari bahasa Yunani filosofia  (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk
yang terususun dari kata philos  atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan
kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. Dengan
demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan.

Dalam konteks ilmu pengetahuan pengertian fisafat sanngat sederhana dan mudah dipahami.
Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia.
Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:

 Filsafat sebagai produk mencakup pengertian :

1. Pengertian filsafat yang mencakup arti filsafat sebagai jenis pangetahuan, ilmu, konsep dari
pada filsuf pda zaman dahulu, teori, system atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil
dari proses berfilsafat dan yang mempunyai cirri-ciri tertentu.
2. Filsafat sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas
berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan
kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis).

 Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian :

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu
permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek
permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu system penngetahuan yang
bersifat dinamis.

Objek Filsafat

Fisafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Pra ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu
dibedakan atas :

1. Objek material filsafat yaitu objek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu baik
yang bersifat material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain,
maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideology, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.
2. Objek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya
sedalam-dalamnya. Objek formal ialah sudut pandang yang membedakan watak fisafat
dengan ilmu pengetahuan.
Sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara  berpikir filsafat tidaklah sempit, tetapi selalu
melihat persoalan dari setiap sudut yang ada. Sifat mendasar artinya bahwa untuk dapat
menganalisa tiap sudut persoalan tertentu perlu di analisis secara mendalam. Sedangkan sifat
spekulatif maksudnya bukan menganalisis suatu persoalan dengan  untung-untungan tetapi harus
memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pengertian
system adalah suatu kesatua bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya
system memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Suatu kesatuan bagian–bagian


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergntunngan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan system)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-sendiri, fungsi sendiri-sendiri
namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan
(bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan
organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang
manusia yang berhubungan  dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan
masyarakat  bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan  Tuhan Yang Maha Esa,
dengan dirinya sendiri, dengan sesame manusia, dengan masyarakat bangsa dan negaranya.
Pemikiran seperti ini merupakan pola piker bangsa Indonesia. Dengan demikian pancasila
merupakan suatu system dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana system filsafat lainnya antara
lain materialism, idealisme, nasinalisme,dan sebagainya.

Pengertian Filsafat Pancasila Sebagai Filosofi Menurut Para Ahli

Pengertian filsafah pancasila secara umum adalah hasil dari pemikiran yang paling dalam yang
dianggap, dipercaya dan sangat diyakini sebagai sesuatu ( norma-norma dan nilai-nilai ) yang paling
dianggap benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia.
1.Abdulgani

Menurut Abdulgani pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir sebagai collective ideologie
( cita-cita bersama ) dari seluruh bangsa Indonesia.

2.Soekarno

Filsafat pancasila oleh Soekarno dikembangkan lagi sejak tahun 1955 hingga berakhirnya
kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu Soekarno selalu manyatakan bahwa pancasila merupakan
filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya india
( hindu-budha ), Barat ( Kristen ) dan Arab ( Islam ).

Menurut Soekarno ( ketuhanan ) ialah asli berasal dari Indonesia ( keadilan sosial ) terinpirasi dari
konsep ratu adil, Soekarno tidak pernah menyinggung atau memprogandakan ( persatuan ).

3.Soeharto

Oleh Soeharto filsafat pancasila mengalami Indonesia, melalui filsuf-filsuf yang disponsori
Depdikbud semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia
sehingga menghasilkan ( pancasila truly Indonesia ). Semua sila dalam pancasila ialah asli Indonesia
dan pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci ( butir-butir pancasila ). Filsuf Indonesia yang bekerja
dan mempromosikan bahwa filsafat pancasila ialah truly Indonesia antara lain : sunoto, R. Parmono,
Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus
Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto Poespowardojo dan Moerdiono.

Pancasila merupakan sebagai sistem filsafat yang memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan
dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain.

Secara ontologis, dari kajian pancasila merupakan sebagai filsafata yang dimaksudkan sebagai
upaya untuk dapat mengetahui pada hakekat dasar dari sila-sila panacasila. Bahwa pada
hakekatnya dasar ontologism pancasila ialah manusia, sebab pancasila merupakan subjek hukum
pokok dari pancasila itu sendiri. Kemudian pada hakekatnya manusia itu ialah semua kompleksitas
makhluk hidup baik sebagai makhluk indivindu sekaligus juga sebagai makhluk sosial.

Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan bahwa yang berketuhanan yang maha esa, yang
berkemanusian yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serat yang berkeadilan
sosial adalah manusia.
Dari bidang ilmu epistemologis filsafat pancasila dalam arti sebagai upaya untuk mencari kebenaran
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Dalam persoalan mendasar epistemologis dibagi
menjadi 3 yaitu :

 Tentang sumber pengetahuan manusia


 Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
 Dan tentang watak pengetahuan manusia

Bahwa tentang sumber pengetahuan pancasila, sebagaimana telah diketahui bahwa pancasila digali
dari nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia itu sendiri, serta dirumuskan secara bersama-sama.
Pancasila juga sebagai suatu sistem pengetahuan yang memiliki susunan yang bersifat formal logis,
baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-silanya. Selanjutnya sila-sisla pancasila
merupakan sebagai suatu sistem filsafat yang juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya yaitu
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu kesatuan.

Kesatuan Sila-Sila Pancasila

 Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkhis dan Berbentuk Piramidal

Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu tampak dalam susunan Pancasila, di mana sila pertama
Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan
mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila
pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari
dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima
didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.

1.Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam pembukaan Undang- Undang
Dasar 1945 pada alinea keempat, merupakan suatu kesatuan yang utuh secara sistematis. Pancasila
merupakan suatu lima dasar yang tunggal, yang tiap-tiap sila harus mengandung keempat sila yang
lain.

Tiap sila tidak boleh terlepas dari sila yang lain, tiap sila tidak boleh bertentangan dengan sila yang
lain. Pancasila sebagai dasar Negara falsafatah Negara ditegaskan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu :

 Ketuhanan Yang Maha Esa


 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
 Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki dasar ontologis, dasar
epistemologis, dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sitem fisafat yang lainnya,
misalnya materialism, liberalism dan sebagainya.

2.Dasar Ontologis Sila-Sila Pancasila

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakekat
mutlak monoprulalis, oleh karena itu hakekat dasar ini juga disebut dasar antropologis.

3.Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancasila

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Oleh karena itu dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan  dengan konsep dasarnya
tentang hakekat manusia. Terdapat  tiga permasalahan mendasar dalam epistemologi, yaitu :
pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan
manusia, ketiga tentag watak pengetahuan manusia.

4.Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya,
yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantunng pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan pengertian nilai dan hirarkinya.

Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara RI

Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI karena pancasila bersifat
kekal dan abadi. Nilai-nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia diyakini sebagai filsafat (pandangan
hidup) yang paling baik, benar, adil dan bijaksana dalam memedomani kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegaradan melekat pada kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Jadi, berfilsafat
fundamental. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai dasar
fundamental bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia.

 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


 Pengertian Ideologi
Secara etimologis, Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti gagsan
dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideology adalah berbicara tentang
gagasan atau ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud disini adalah
gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan masyarakat yang
ada atau berdomisili dalam wilayah Negara di mana mereka berada.

Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa defenisi Ideologi ada beberapa macam,
diantaranya yaitu :

Defenisi Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi)

Ideology adalah ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang di susun secara sistematis
dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Dr. Maswadi Rauf, ahli Ilmu Politik UI

Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi landasan atau
pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama. Berdasarkan defenisi Ideologi
Pancasila di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi
sila-sila Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia,
serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila
adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
 Pancasila sebagai Ideologi terbuka

Ideologi terbuka adalah  ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya,
ideologi Pancasila dapat mengikuti peerkembangan yang terjadi pada Negara lain yang memiliki
ideologi yang berbeda dengan pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini
disebabkan karena  ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi .

1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.


2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta lembaga
pelaksanaanya.

Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengamalan
yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Makna Nilai- Nilai Setiap Sila Pancasila

Nilai-nilai yang di kandung pancasila dapat di bagi menjadi lima sesuai dengan jumlah silanya yaitu :

1. Nilai dan jiwa religious (nilai ketuhanan)


2. Nilai dan jiwa kemanusiaan
3. Nilai dan jiwa persatuan
4. Nilai dan jiwa kerakyatan
5. Nilai dan jiwa yang berkeadilan social.

 Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa


1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang
Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga
negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
 Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan


2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

 Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia

1. Nasionalisme.
2. Cinta bangsa dan tanah air.
3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna
kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

 Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

1. Hakikat sila ini adalah demokrasi.


2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu
diadakan tindakan bersama.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

 Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut
potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya.

Fungsi Filsafat Pancasila

Untuk mengetahui fungsi filsafat Pancasila, perlu dikaji ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikat oleh filsafat.

1.  Memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental dalam kehidupan bernegara. Ternyata


segala aspek berkaitan erat dengan kehidupan dan kelangsungan hidup negara. Oleh karena
itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat harus memberikan jawaban mendasar tentang hakikat
kehidupan bernegara, yaitu dalam susunan politik, sistem politik, bentuk negara, susunan
perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Semua tadi harus dapat
dijelaskan oleh filsafat Pancasila.
2. Mencari kebenaran tentang hakikat negara, ide negara, tujuan negara. Dasar negara kita
ada lima dasar, yang satu sila dengan sila lainnya saling berkait. Kelimanya merupakan
kesatuan utuh, dan tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberi arah dan dasar
kepada sila yang lainnya. Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar negara mampu menjawab
pertanyaan tentang “hakikat negara”.
3. Berusaha menempatkan dan menjadikan perangkat dan berbagai ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan kehidupan bernegara. Fungsi filsafat akan terlihat jelas, kalau di negara itu
sudah berjalan teratur. Contohnya, di dunia Barat yang liberal, kita menemukan
pengembangan ilmu yang didasarkan pada tujuan pengembangan liberalism.

Anda mungkin juga menyukai