Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI MENGATASI KENDALA BERHENTI MEROKOK PADA KLIEN DI

PUSKESMAS RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oritasari1, Samino2, Vera Yulyani2


Email: oritasari1976@gmail.com

ABSTRAK

Proporsi penduduk usia > 15 tahun yang merokok setiap hari di Provinsi Lampung
adalah 22,0% dan kadang-kadang merokok adalah 3,8%. Proporsi merokok tertinggi di
Kabupaten Tanggamus (53,1%), sedangkan di Kabupaten Lampung Timur sebesar
16,2% masih dibawah rata-rata Provinsi Lampung. Menurut WHO (2008), 70% perokok
memiliki keinginan untuk berhenti merokok, sebagian besar hanya berdasarkan
komitmen sendiri tanpa bantuan pihak lain sehingga kemungkinan berhasil berhenti
hanya 3 – 5% saja, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana strategi
mengatasi kendala berhenti merokok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Strategi Mengatasi Kendala Berhenti Merokok Pada Klien Di Puskesmas Raman Utara
Kab. Lampung Timur Tahun2018.Jenis penelitian kulitatif positivisme dengan pendekatan
studi kasus. Informan kunci adalah pengelola program PTM puskesmas dan informan
adalah klien yang sudah berhasil berhenti merokok dan yang belum berhasil berhenti
merokok termasuk keluarganya. Teknik pengambilan sampel dengan snowball sampling.
Jumlah informan sebanyak 17 orang. Analisis menggunakan model Miles
andHuberman.Hasil penelitian diketahui bahwa strategi klien dalam mengatasi adiksi
nikotin dengan mengurangi jumlah rokok perharinya, menunda waktu merokok saat pagi
hari, melaksanakan aktifitas fisik. Strategi klien dalam menangani efek putus nikotin sulit
konsentrasi adalah dengan menyarankan untuk beristirahat sejenak dariaktifitasnya,
mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran segar, strategi meningkatkan
motivasi berhenti merokok harus ada keinginan yang kuat untuk berhenti merokok
disamping itu perlu dukungan dari keluarga, teman dan petugas kesehatan untuk
meningkatkan keberhasilan berhenti merokok.

Kata Kunci : Strategi, Kendala berhenti merokok, Klien

ABSTRACT

The proportion of people aged > 15 years old who smoke every day in Lampung
province is 22.0% and sometimes smoking is 3.8%. The highest proportion of smoking in
Tanggamus Regency as much (53.1%), while in East Lampung Regency as much 16.2%
is under average of Lampung Province. Based on WHO (2008), 70% of smoker had the
willingness to quit smoking, most of them based on their individual commitment without
other‟s help, so the probability to success in quitting smoking was only 3-5% only,
therefore the researcher was interested in researching how the strategy to overcome the
obstacles to quit smoking. This research purpose was to know The Strategy to Overcome
the Obstacles to Quit Smoking on Clients in Raman Utara Health Centre of East Lampung
Year of2018.Positivism qualitative research type with case study approach. Key informant
was Health Centre PTM program manager and the informant was client who succeeded to
quit smoking and those who did not succeed to quit smoking including their families.
Sample collecting technique was with snowball sampling. The total of informant as many
17 people. The analysis used Miles and Huberman model.The research result was known
that the client strategy in overcoming nicotine addiction was by reducing the number of
cigarettes per day, putting off the smoking time in the morning, doing the physical
activity. The client strategy in overcoming the effect of nicotine giving up of difficult to
concentrate was by suggesting to take a rest for a while from the activity, consuming the
healthy food such as: fresh fruits and vegetables, the strategy of improving the

1. Puskesmas Pekalongan LampungTimur


2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

172 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3.Juli 2019


motivation of quit smoking should be followed by strong desire to quit smoking besides
that, they need to be supported by family, friends and health staffs to improve the
success of quitting smoking.

Keywords: Strategy, the obstacles of quitting smoking,client

PENDAHULUAN (2008) dalam Kemenkes RI (2016), 70%


Prevalensi perokok Indonesia perokok memiliki keinginan untuk
menduduki peringkat ketiga (4,8%) berhenti merokok, sebagian besar hanya
setelah Cina (35%) dan India (11,2%). berda sarkan komitmen sendiri tanpa
Data dari Global Adult Tobacco Survey bantuan pihak lain sehingga
(GATS) 2011, menunjukkan bahwa kemungkinan berhasil berhenti hanya 3
prevalensi perokok sebesar 36,1%, – 5% saja. Kendala utama berhenti
sedangkan Riskesdas 2010 menunjukkan merokok dikelompokkan dalam 3 faktor
bahwa rata-rata jumlah rokok yang utama yaitu biologis/fisiologis (adiksi
dikonsumsi adalah 10 batang per hari nikotin, efek putus nikotin),
pada laki-laki dan 6 batang per hari psikologis/perilaku dan lingkungan sosial
padaperempuan. (dukungan keluarga).
Perilaku merokok telah Proporsi penduduk usia > 15
mempredisposisikan terjadi peningkatan tahun yang merokok setiap hari di
kematian akibat penyakit tidak menular Provinsi Lampung adalah 22,0% dan
yaitu 41,7% pada tahun 1995 menjadi kadang-kadang merokok adalah 3,8%.
49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% Proporsi merokok tertinggi di Kabupaten
pada tahun 2007 dan tahun 2012 Tanggamus (53,1%) Kabupaten
mencapai 61%, dan 21% dari jumlah Lampung Barat sebesar 36,0% dan
kematian tersebut disebabkan akibat terendah di Kabupaten Lampung Selatan
penyakit terkait rokok, yakni jantung (6,3%), sedangkan di Kabupaten
koroner, stroke, kanker, dan penyakit Lampung Timur sebesar 16,2% masih
paru obstruktif kronis (Achadi et al., dibawah rata-rata Provinsi Lampung.
2005). Pendapat tersebut kemudian Jumlah puskesmas di Provinsi Lampung
dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan yang sudah melaksanakan layanan UBM
oleh Sajinadiyasa et al. (2010) yang baru berjumlah 31 dari 304 puskesmas
menyebutkan penyakit tidak menular yang ada (10,19%). Jumlah tersebut
yang berhubungan dengan rokok adalah tersebar di 15 kabupaten/kota dengan
kanker, penyakit kardiovaskuler dan jumlah per kabupaten/kota antara 1 – 3
penyakit paru seperti bronkitis, puskesmas. Kabupaten/kota dengan
empisema/PPOK dan pneumonia. jumlah puskesmas layanan UBM
Berhenti merokok bukan hal mudah, terbanyak adalah Kabupaten Lampung
karena efek adiksi nikotin. Reseptor Timur dan Kota Bandar Lampung (Dinas
opioid otak memegang peranan penting Kesehatan Provinsi Lampung,
dalam reward system untuk berhenti 2017)Kabupaten Lampung Timur telah
merokok. memilki tiga Puskesmas dengan layanan
Menurut Cary Lerman, Tobacco UBM, yaitu Puskesmas Raman Utara,
Use Reserach Center, menyatakan Puskesmas Purbolinggo dan tahun 2017
bahwa kemampuan seseorang untuk puskesmas pada tahun 2017 yaitu di
berhenti merokok dipengaruhi oleh Puskesmas Raman Utara dengan 16,5%
faktor adiksi nikotin, efek putus nikotin, disusul dengan Puskes mas Purbolinggo
psikologi dan perilaku, serta lingkungan dengan tingkat keberhasilan klien
sosial. Berhenti merokok bisa berhenti merokok sebesar 10,5% dan
menyebabkan gejala putus nikotin terakhir Puskesmas Mataram baru
(withdrawal Syndrome) berupa dengan tingkat keberhasilan 6% karena
perubahan emosi. Beberapa perokok baru terbentuk di bulan Agustus2017.
bisa melaluinya, sedangkan sebagian Berdasarkan Laporan Kegiatan
terpaksa berhenti merokok karena tidak UBM Puskesmas Raman Utara selama
menemukan pengganti kenikmatan lain. Bulan Januari – Oktober 2017 terdapat
(Kemenkes RI, 2016)Menurut WHO 127 klien yang mengikuti konseling UBM,

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3. Juli 2019 173


dari 127 klien tersebut 29,1% (37 klien) kesibukan dengan berolahraga dipagi
kambuh, 54,3% (69 klien) gagal dan hari, ...” (A1)
hanya 16,5% (21 klien) sukses berhenti Bagi yang tidak berhasil berhenti
merokok. merokok sudah berupaya meningkatkan
Sampai saat ini layanan UBM di keinginan berhenti merokok dengan cara
Puskesmas Raman Utara merupakan makan permen, makanan ringan, cari
puskesmas terbaik dalam layanan UBM kesibukan ke sawah, beresin rumah,
di Kabupaten Lampung Timur, untuk itu tetapi klien akhirnya tetap tidak dapat
penulis tertarik untuk meneliti menahan keinginan merokoknya. Klien
bagaimanakah strategi mengatasi yang tidak berhasil berhenti merokok
kendala berhenti merokok pada klien di cara meningkatkan motivasi dalam diri
Puskesmas Raman Utara Kabupaten sendiri yaitu dengan makan makanan
LampungTimur. ringan, mencari kesibukan, makan
permen, seperti yang diungkapkanoleh:
METODE “ ...Tidak merokok ya yaitu paling yaitu
Penelitian ini merupakan lari ke makanan kecil makanan
penelitian kualitatif dengan pendekatan ringan,permen,dan cari kesibukan ke
studi kasus dan penentuan informan sawah,beresin rumah,,,tapi cuma
dengan snowball sampling, informan bertahan berapa minggu aja
kunci adalah pengelola program PTM bu,,selanjutnya ya ngerokok lagi...(A7)
puskesmas sedangkan informan inti ada
klien yang sudah berhasil berhenti Strategi penanganan Efek Pustus
merokok dan klien yang belum berhasil nikotin padaklien.
berhenti merokok, disamping itu setiap Berdasarkan hasil wawancara
informan inti diambil masing-masing pada klien yang berhasil berhenti
satu orang dari keluarga untuk melihat merokok cara mengatasi reaksi psikis
dukungan keluarga. Teknik seperti rasa cemas, mudah tersinggung,
pengumpulan data menggunakan sulit konsentrasi, gangguan tidur adalah
wawancara semi terstruktur dengan cara membaca buku, baca baca,
(Semistructure Interview). Analisis data makan cemilan, tarik nafas panjang,
menggunakan model Miles and minum air mineral berikut kutipan
Huberman dimana dilakukan pada saat wawancaranya:
pengumpulan data berlangsung, dan “ ...ada bu,gelisah gitu bu,,Saya cari
setelah selesai pengumpulan. kegiatan baca baca apa gitu bu,,nonton
tv, makan cemilan sampai saya benar
HASIL PENELITIAN benar lupa sama rokok,,sebelum tidur
Strategi penanganan adiksi nikotin saya minum air hangat dan kadang
padaklien kadang susu hangat seperti anjuran
Berdasarkan hasil wawancara petugas bu...itu terjadi di minggu
mendalam didapatkan hasil bahwa minggu pertama saya berhenti bu (A1)
strategi klien yang berhasil berhenti Sedangkan Berdasarkan
merokok dalam mengatasi adiksi nikotin wawancara pada klien yang tidak
yang berbeda dalam penanganannya berhasil berhenti merokok tidak dapat
yaitu dengan mengurangi jumlah rokok mengatasi gangguan psikis nya sehingga
perharinya, menunda waktu merokok mereka memutuskan untuk merokok
saat pagi hari, mencari kesibukan, kembali, berikut kutipan wawancaranya:
dengan berolahraga dipagi hari, jalan- “ ...saya susah tidur bu,,gelisah gitu
jalan disekitar rumah, keladang, bersih bu,,,kayaknya ada yang hilang gitu...
bersih rumah, makan permen, minum air Yaa saya kadang nonton tv sampe
mineral, Seperti yang disampaikan oleh malam bu,,ya Sudah bu,,tapi tetap aja
sebagian informan berikut kutipan enggak bisa bu... “( A5)
wawancaranya: Berdasarkan hasil wawancara
“Kalau saya mengatasi keinginan pada klien yang berhasil berhenti
merokoknya ya dengan mengurangi merokok dan yang tidak berhasil
jumlah rokok perharinya, menunda berhenti merokok cara mengatasi reaksi
merokok saat pagi hari, mencari psikis seperti rasa cemas, mudah
tersinggung, sulit konsentrasi, gangguan

174 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3.Juli 2019


tidur adalah dengan cara membaca bu,,anak saya yang tua aja sampe
buku, baca baca, makan cemilan, tarik ngomong ihhh bapaksekarang enggak
nafas panjang, minum air mineral, tetapi bau asap lagi ya,,dan yang kecil juga
yang tidak berhasil berhenti merokok saya liat sudah jarang batuk batuk
tidak dapat mengatasi nya sehingga bu,,biasa nya tiap bulan saya
klien memutuskan untuk merokok antarinkepuskesmas,,berobat,,
kembali. Selalu saya bu,,karena kan cuma 2
minggu sekali..jadi saya sempetin bu
Strategi meningkatkan motivasi Owh ya bu,,soalnya enggak ada yang
berhenti merokok padaklien lain..keluarga ada yang dekat sih
Berdasarkan hasil wawancara bu,,tapi kan mereka juga sibuk ke
tentang upaya meningkatkan keinginan ladang bu...(KA2)
berhenti merokok dengan cara tidak Hasil wawancara pada klien yang
kumpul dengan teman yang perokok, tidak berhasil berhenti merokok terlihat
mencari kegiatan positif, tidak adanya dukungan keluarga sangat positif
mengantongi rokok, mengurangi jumlah hanya saja bagi klien yang belum
rokok yang dihisap, serta makan berhasil masih tergoda oleh teman
makanan sehat. Klien yang sudah teman nya yang perokok. Berikut
berhasil berhenti merokok cara kutipan wawancaranya:
meningkatkan motivasi dalam diri sendiri “...Ya mendukung sekali bu,,orang suami
yaitu demi kesehatan diri sendiri, saya tu rokoknya kuat banget lho bu
kesehatan keluarga akibat dampak asap bisa habis 2 bungkus..sekarang masih
rokok, serta faktor ekonomi terkait merokok Cuma agak berkurang aja sih
dengan pengeluaran untuk belanja rokok bu
perharinya, berikut kutipan Ya saya buatin cemilan,,minuman
wawancaranya: manis,,saat bapak ngeluh enggak bisa
“...Ya itu tadi bu,,saya mencari tidur lha,,mulutnya pait,,tapi tetap aja
kesibukaan dan enggak suka kumpul bapaknya enggak bisa tahan..kalau
kumpul dengan orang yang merokok( kepuskes selalu saya antarin bu,,saya
A1) tinggalin kerjaan rumah saya demi
Bagi yang tidak berhasil berhenti bapak,,(KA6)
merokok sudah berupaya meningkatkan
keinginan berhenti merokok dengan cara Strategi penguatan dukungan
makan permen, makanan ringan, cari petugas padaklien
kesibukan ke sawah, tetapi klien Berdasarkan hasil wawancara,
akhirnya tetap tidak dapat menahan diketahui bahwa informan yang sudah
keinginan merokoknya, seperti yang berhasil berhenti merokok mendapat
diungkapkanoleh: strategi penguatan dukungan dari
“ ...Tidak merokok ya yaitu paling yaitu petugas puskesmas dengan cara selalu
,, lari ke makanan kecil makanan mendengarkan keluhan klien dan
ringan,permen,dan cari kesibukan ke memberikan solusi penanganannya serta
sawah,beresin rumah,,,tapi cuma selalu mengingatkan jadwal
bertahan berapa minggu aja konselingnya, berikut kutipan
bu,,selanjutnya ya ngerokok lagi...(A7) wawancaranya:
“...Ya mereka senang sekali bu,,saya
Strategi penguatan dukungan ditanya tanya gitu bu,,pokoknya mereka
keluarga padaklien sangat mendukung...ya petugas selalu
Berdasarkan hasil wawancara, mengingatkan jadwal kunjungan
diketahui bahwa seluruh informan yang konseling,,ramah banget petugas
sudah berhasil berhenti merokok nya...Saya 3 bulan pertama ke
mempunyai strategi yang sama dalam puskesmas nya setiap 2 minggu sekali
memperoleh dukungan keluarga yang bu,,setelah itu setiap 3 bulan
positif, upaya dukungan keluarga sekali,,sampe 1 tahun ini,,baru saya
tersebut berupa selalu mendampingi dinyatakan bener benar berhasil berhenti
klien untuk konseling di puskesmas bu..kepuskesmas nya setiap hari
berikut kutipan wawancaranya: jumat..ya Alhamdullillah saya selalu
“...Wahhh ..ya sangat mendukung tho

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3. Juli 2019 175


dingatkan sama istri dan dengan penelitian yang dilakuakn
petugasnya...(A2) Ginting, 2011 yang menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil wawancara 70% perokok mengatakan ingin berhenti
pada klien tidak berhasil berhenti merokok, tetapi hanya 7,9% yang dapat
merokok pola konsultasi tidak tepat melakukan tanpa bantuan. Bila terapi
waktu dan berhenti sebelumnya dilakukan dengan bantuan dari dokter
waktunya dan dapat disimpulkan bahwa atau tenaga medis dapat meningkatkan
terdapat persamaan pengguatan keberhasilan berhenti merokok menjadi
dukungan petugas kesehatan kepada 10,2%. Sedangkan bila semua modalitas
klien yang ingin berhenti merokok. terapi digunakan seperti kombinasi
“...Yaa saat saya ada keluhan beliau farmakologi dan fisioterapi serta
kasih tau cara penangannya,,apa aja dukungan sosial maka meningkatkan
yang saya sampaikan selalu diperhatikan keberhasilan terapi menjadi 35%.
bu,,saya kalau tidak datang ditanyakan Ketergantungan nikotin merupakan
bu kenapa enggak datang,,,ya bu,,2 penyakit kronik dan berulang kali
minggu sekali setiap hari jumat terdapat kekambuuhan. Seorang
bu,,Cuma saya hanya 2 x aja kesana nya perokok akan mencoba berhenti 5 – 7
bu,,habis saya sudah enggak kali sebelum berhenti permanen,
tahan..pengen merokok terus bu... (A6) individu tersebut akan mengalami
berbagai tahapan sebelum individu
PEMBAHASAN benar- benar berhenti merokok (Ginting,
Strategi penanganan adiksi nikotin dan Firzawati, 2016)
padaklien Bagi perokok yang ingin berhenti
Berdasarkan hasil wawancara merokok sebaiknya menggunakan
mendalam di dapatkan hasil bahwa strategi berhenti merokok dengan
strategi klien yang berhasil berhenti mengurangi jumlah rokok yang
merokok dalam mengatasi adiksi nikotin dikonsumsi secara bertahap dan
yang berbeda dalam penanganannya menunda saat merokok di pagi hari agar
yaitu dengan mengurangi jumlah rokok keinginan berhenti merokok dapat
perharinya, menunda waktu merokok berhasil.
saat pagi hari, mencari kesibukan, Sulitnya mengurangi jumlah
dengan berolahraga di pagi hari, jalan- rokok karena harga rokok relatif murah
jalan di sekitar rumah, ke ladang, bersih di Indonesia, kebiasaan masyarakat di
bersih rumah, makan permen, minum air pedesaan di Puskesmas Raman Utara
mineral. yang 85% bekerja di sektor pertanian
Hal ini sesuai dengan pendapat yang selalu membawa rokok setiap
tentang cara berhenti merokok yaitu bekerja menyebabkan klien susah untuk
dengan metode mengurangi rokok yang mengurangi rokoknya.
di hisap setiap harinya sebgai contoh: Dianjurkan pada klien yang tidak
beri waktu 6 hari bagi anda untuk berhasil berhenti merokok untuk
berhenti merokok. Pada hari pertama melakukan kegiatan yang positif atau
anda merokok seperti biasa misalnya 20 mencari kesibukan setelah bangun tidur
batang, hari kedua 20 batang, hari di pagi hari,menganjurkan untuk
ketiga 15 batang, hari keempat 10 mengganti rokok dengan permen,
batang, hari kelima 5 batang, hari cemilan ringan dan teh manis.
keenam adalah hari tanpa rokok seperti
yang anda tentukandan cara menunda Strategi penanganan Efek Pustus
keinginan merokok terutama saat pagi nikotin padaklien.
hari yaitu menunda saat merokok Berdasarkan hasil wawancara
pertama yang anda hisap setiap harinya pada klien yang berhasil berhenti
misalnya hari pertama merokok pukul merokok cara mengatasi reaksi psikis
07.00, besoknya pukul 09.00 dan hari seperti rasa cemas, mudah tersinggung,
berikutnya pukul 11.00 sampai sulit konsentrasi, gangguan tidur adalah
seterusnya sampai anda tidak merokok dengan cara membaca buku, baca baca,
sama sekali sehari penuh. (Kemenkes makan cemilan, tarik nafas panjang,
RI, 2016) minum air mineral.
Hasil penelitian ini juga serupa Hal ini sesuai dengan teori yang

176 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3.Juli 2019


menyatakan bahwa gejala yang umum yang berhenti merokok dalam 8 tahun
dari putus nikotin antara lain adalah rasa kedepan (Schimd &Gmel, 1999 dalam
cemas/ansietas, Mudah tersinggung, Firzawati,2016)
frustasi, marah, Insomnia/gangguan
tidur, tidak sabar, sulit konsentrasi Strategi meningkatkan motivasi
depresi (dysphoric), Nafsu makan berhenti merokok padaklien
meningkat (berat badan meningkat). Berdasarkan hasil wawancara
Penanganan dari gejala sulit konsentrasi tentang upaya meningkatkan keinginan
adalah menyarankan untuk beristirahat berhenti merokok dengan cara tidak
sejenak dari aktifitasnya, mengkonsumsi kumpul dengan teman yang perokok,
makanan sehat seperti buah dan mencari kegiatan positif, tidak
sayuran segar, minum banyak air untuk mengantongi rokok, mengurangi jumlah
menjaga otak terhidrasi, olah raga dan rokok yang dihisap, serta makan
mendapatkan banyak udara segar. makanan sehat. Klien yang sudah
(Kemenkes RI,2016) berhasil berhenti merokok cara
Kebiasaan merokok segera meningkatkan motivasi dalam diri sendiri
setelah bangun tidur memiliki hubungan yaitu demi kesehatan diri sendiri,
dengan tingkat risiko perokok akan kesehatan keluarga akibat dampak asap
penyakit kanker. Hal ini merupakan hasil rokok, serta faktor ekonomi terkait
penelitian yang dilakukan di Teheran dengan pengeluaran untuk belanja rokok
pada 3.249 perokok. Pada penelitian perharinya
tersebut didapatkan 1.812 (88,7%) yang Motivasi secara umum adalah
menderita kanker paru-paru yang jeda adanya kekuatan dorongan yang
waktu merokok setelah bangun tidur menggerakkan individu untuk
tersingkat. Penelitian ini juga berperilaku tertentu. Motivasi dalam diri
mengungkap bahwa risiko kanker paru individu merupakan suatu pemenuhan
justru lebih tinggi pada perokok ringan kebutuhan hidup. Tidak ada seorangpun
dengan jeda waktu merokok pertamanya di dunia ini yang ingin menjadi sakit,
di pagi hari lebih singkat, daripada namun sering secara sadar kadang
perokok berat yang mulai menghisap individu sering berperilaku yang berisiko
rokok pertamanya pada waktu lebih mendapat penyakit seperti merokok.
akhir (Reza, 2007 dalam Firzawati,2016) (Notoatmmodjo,2010)
Withdrawal effect mulai dirasakan Motivasi awal merupakan modal
dalam 406 jam setelah lepas nikotin awal dalam konseling masalah berhenti
pada seorang perokok reguler. Gejala merokok. Tingkat motivasi berperan
dapat mencapai puncak dalam beberapa penting dalam keberhasilan berhenti
hari pertama dan bisa langsung sampai merokok. Oleh karena itu penilaian
2-4 minggu selama berhenti merokok. tingkat motivasi klien harus dilakukan
Pada kondisi ini seorang perokok sering sejak awal, semakin besar motivasi akan
berusaha mempertahankan kadar nikotin semakin besar keberhasilan berhenti
serum minimal untuk mencegah merokok (Notoatmmodjo, 2010).
withdrawal effect yang terjadi dan Hasil penelitian ini serupa dengan
mempertahankan efek nyaman dari penelitian Firzawati, 2016 yang
nikotin dengan merokok kembali. Jika menyatakan bahwa nasihat berhenti
seseorang mengalami adiksi nikotin, merokok dari tenaga kesehatan akan
hari-hari pertama berhenti merokok meningkatkan peluang berhenti merokok
merupakan hal berat. jangka panjang maupun jangka pendek
Perokok yang menghabiskan sebesar 2,32 dan 2,11kali.
rokok 1 sampai dengan 10 batang Suatu penelitian didaerah
perhari memliki peluang yang besar perkotaan terhadap 438.336 keluarga di
untuk siap berhenti merokok dan ingin Indonesia menemukan bahwa 73,7%
berhenti merokok, semakin banyak orang tua dalam keluarga tersebut
rokok yang digunakan setiap hari maka adalah perokok, sedangkan 29,4% anak
akan semakin sedikit perokok yang dalam keluarga itu memiliki berat badan
berhasil berhenti merokok sedangkan di bawah rata-rata dan 31,4%
perokok yang sudah siap berhenti diantaranya mengalami masalah
merokok, akan semakin banyak perokok pertumbuhan (Semba dkk,2008)

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3. Juli 2019 177


Penelitian lain menemukan bahwa merokok. Klien akan mencoba kembali
di wilayah perkotaan tingkat kematian merokok setelah berhenti untuk
bayi mencapai 11,7% dan tingkat sementara waktu atau tidak juga
kematian balitanya 13,9%. Di daerah berhasil mengurangi jumlah rokok yang
pedesaan tingkat kematian lebih tinggi, dihisapnya tiap hari menjelang tanggal
yaitu 23,8% untuk bayi dan 24,5% berhenti merokok yang telah ditetapkan.
untuk balita. Pada tahun 2010, rumah Pada keadaan ini perlu dipertimbangkan
tangga termiskin perokok mengeluarkan peran teman-teman dan keluarganya
Rp. 102.000,- (12%) untuk membeli yang mungkin masih membantu.
rokok dari total pengeluarannya Lingkungan yang tidak mendukung
perbulan sebesar Rp. 864.000,-. untuk berhenti merokok akan
Pengeluaran tersebut merupakan urutan memberikan stimusi untuk tetap
kedua terbesar dibandingkan dengan merokok sehingga klien akan sulit untuk
pengeluaran lainnya. Ia mengalahkan 23 melepaskan rokok.
jenis pengeluaran lainnya seperti Hasil penelitian serupa di SMA N
pendidikan, pemenuhan gizi dan 1 Kasihan Bantul Yogyakarta
kesehatan. menunjukkan bahwa tidak ada hubung
Untuk itu klien yang ingin an yang signifikan antara dukungan
berhenti merokok harus meningkatkan keluarga dengan perilaku merokok
motivasi untuk berhenti merokok dengan remaja laki-laki (Walydi,2017)
melaksankan nasihat petugas kesehatan
puskesmas agar berhasil berhenti Mengetahui strategi penguatan
merokok. Masalah lain yang dukungan petugas padaklien
menyebabkan seseorang sulit Berdasarkan hasil wawancara,
termotivasi untuk berperilaku sehat diketahui bahwa informan yang sudah
adalah karena perubahan perilaku dari berhasil berhenti merokok mendapat
yang tidak sehat menjadi sehat tidak strategi penguatan dukungan dari
menimbulkan dampak langsung secara petugas puskesmas dengan cara selalu
cepat, bahkan mungkin menjadi tidak mendengarkan keluhan klien dan
berdampak apa-apa terhadap memberikan solusi penanganannya serta
penyakitnya, namun hanya mencegah selalu mengingatkan jadwal
agar mencegah agar tidak lebih buruk konselingnya
lagi. Tidak adanya dukungan orang
Berdasarkan Profil Puskesmas terdekat seperti teman atau keluarga
Raman Utara tahun 2017 menunjukkan dapat menurunkan motivasi seseorang
bahwa 10 besar penyakit didominasi untuk berhenti merokok. Klien akan
oleh penyakit ISPA dan terjadi trend mencoba kembali merokok setelah
peningkatan kasus Pneumonia pada berhenti untuk sementara waktu atau
Balita, ISPA dan Pneumonia Balita salah tidak juga berhasil mengurangi jumlah
satu faktor risikonya adalah adanya asap rokok yang dihisapnya tiap hari
terutama asap rokok di dalamrumah menjelang tangal berhenti merokok yang
telah ditetapkan. Pada keadaan ini perlu
Strategi penguatan dukungan dipertimbangkan peran teman-teman
keluarga padaklien dan keluarganya yang mungkin masih
Berdasarkan hasil wawancara, membantu. Lingkungan yang tidak
diketahui bahwa seluruh informan yang mendukung untuk berhenti merokok
sudah berhasil berhenti merokok akan memberikan stimusi untuk tetap
mempunyai strategi yang sama dalam merokok sehingga klien akan sulit untuk
memperoleh dukungan keluarga yang melepaskan rokok. (Kemenkes RI,2016)
positif, upaya dukungan keluarga Evaluasi dan dukungan motivasi
tersebut berupa selalu mendampingi dilakukan sejak awal ketika melakukan
klien untuk konseling di puskesmas. upaya berhenti merokok dan saat klien
Hasil penelitian ini sesuai dengan kontrol kembali. Diperlukan konseling
teori yang menyatakan tidak adanya khusus untuk meningkatkan motivasi di
dukungan orang terdekat seperti teman setiap pertemuan, terutama bila tingkat
atau keluarga dapat menurunkan motivasi seseorang kurang/rendah.
motivasi seseorang untuk berhenti Dukungan motivasi juga diperlukan dari

178 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3.Juli 2019


anggota keluarga atau orang terdekat tidak datang sesuaijadwal.
dalam bentuk mengingatkan agar selalu
berhenti merokok, memberikan SARAN
dukungan bila timbul kendala saat 1. Perokok yang ingin berhenti
berhenti merokok, menghilangkan merokok harus menggunakan
stimulus dilingkungan rumah yang strategi berhenti merokok dengan
membuat ingin merokok kembali, serta mengurangi jumlah rokok yang
memberikan reward andpunishment. dikonsumsi secara bertahap dan
menunda saat merokok di pagi hari
SIMPULAN agar keinginan berhenti merokok
Strategi klien yang sudah berhasil dapat berhasil. Membatasi
berhenti merokok dalam menangani pergaulannya dengan perokok agar
adiksi nikotin adalah dengan mengurangi dapat melaksanakan program
jumlah rokok perharinya, menunda berhenti merokoknya
waktu merokok saat pagi hari, 2. Perlu peningkatan niat dan motivasi
melaksanakan aktifitas fisik, dengan pola hidup sehat yang kuat bagi
berolahraga dipagi hari, jalan-jalan klien yang ingin berhenti merokok
disekitar rumah, keladang, bersih bersih serta menjauhkan dari rokok, asbak,
rumah, makan permen, minum membatasi pergaulannya dengan
airmineral. Strategi klien yang sudah perokok agar dapat melaksanakan
berhasil berhenti merokok dalam program berhenti merokoknya.
menanganiEfek Pustus nikotin sulit 3. Bagi pengelola program PTM
konsentrasi adalah dengan menyarankan puskesmas untuk meningkatkan
untuk beristirahat sejenak dari motivasi klien dengan melakukan
aktifitasnya, mengkonsumsi makanan kunjungan rumah bagi klien yang
sehat seperti buah dan sayuran segar, tidak datang setiap 2 minggu selama
minum banyak air untuk menjaga otak 3 bulan.
terhidrasi, olah raga dan mendapatkan 4. Membentuk kelompok generasi
banyak udara segar.menghibur diri, tanpa rokok (GENTAR) bagi remaja
mencari aktifitas positif seperti olah sebagai bentuk pemberdayaan
raga, makan makanan yang manis. masyarakat.
Strategi meningkatkan motivasi 5. Perlu penelitian lebih lanjut
berhenti merokok pada klien harus ada mengenai faktor keberhasilan
keinginan yang kuat dalam diri klien berhenti merokok pada klien dengan
bahwa demi kesehatan diri sendiri, demi desain case control/cohort agar
kesehatan keluarga yang kena dampak dapat diketahui penyebab/risiko
asap rokok, serta faktor ekonomi terkait seseorang dapat berhasil berhenti
dengan pengeluaran untuk belanja rokok merokok.
perharinya yang terbilang sangat mahal,
lebih memotivasi klien untuk berhenti DAFTAR PUSTAKA
merokok. Dengan berhenti merokok Achadi, A. et al, (2005). The relevance
klien bisa menghemat pengeluaran, yang and prospects of advancing
sebelumnya pengeluaran untuk beli tobacco control in Indonesia.
rokok sekarang bisa ditabung atau dapat Health Policy, 72; p. 333349,
digunakan untuk keperluan yanglain. (diunduh 7 Mei 2018 di
Strategi penguatan dukungan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
keluarga pada klien yang ingin berhenti bmed/15862641)
merokok terhadap anggota keluarganya Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur
dengan selalu mengingatkan klien untuk Penelitian Suatu Pendekatan
berhenti merokok dan mendampingi Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
klien saat konseling. Departemen Kesehatan RI, 2007,
Strategi penguatandukungan Riset Kesehatan Dasar 2007
petugas puskesmas pada klien yang CDC, 2009, Cigarette Smoking Among
ingin berhenti merokok dengan cara Adults and Trend in Smoking
selalu mengingatkan klien jadwal Cessation- Inited State, 2008,
kunjungan konseling berikutnya dan (diunduh 3 Mei 2018
melakukan kunjungan rumah jika klien diwww.cdc.gov /mmwr)

Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3. Juli 2019 179


Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Kementerian Kesehatan RI, 2016,
Timur, Evaluasi Program P2 Petunjuk Teknis Upaya Berhenti
Penyakit Tidak Menular Lampung Merokok Pada Fasilitas Pelayanan
Timur Tahun 2017 Kesehatan Primer, Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Marhaeni, Harmawanti, 2008, BPS:
Timur, Profil Kesehatan Lampung Belanja Rokok Sumbang
Timur 2017 Kemiskinan di Kota dan Desa
Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, (diunduh 21 Juli 2018 di
2016, Buku Pedoman Penyakit https://republika.co.id/berita/eko
Terkait Rokok, Jakarta nomi
Fawzani, Nurhidayati dan Atik /keuangan/18/01/30/p3cukp348-
Triratnawati, 2005, Terapi bps-belanja-rokok-sumbang-
Berhenti Merokok (Studi Kasus 3 kemiskinan-di-kota-dan-desa)
Perokok Berat) Makara Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Promosi
Kesehatan, Vol 9 No. 1 Kesehatan Teori & Aplikasi,
Firzawati, 2015, Faktor Upaya Berhenti Rineka Cipta, Jakarta Puskesmas
Merokok Pada Perokok Aktif Umur Raman Utara, 2018, Profil
15 Tahun Keatas di Indonesia, Puskesmas Raman Utara 2017
Disertasi FKM-UI,Depok Rosemary, Rizanna, Antara Motivasi dan
Griffiths, et all, 2010 : Prevalence of the Tantangan Berhenti Merokok
Addictions: A Problem of the (Studi Kasus Mahasiswa di Banda
Majority or the Minority?(diunduh Aceh), Jurnal FISIP
29 Mei 2018 UniversitasSyiah Kuala Banda
dihttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/p Aceh
mc/articles/ PMC3134413/) Sajinadiyasa, I GK, et al. 2010,
Hovart, Arthur T, 1989. Coping with Prevalensi Dan Risiko Merokok
addiction (diunduh 25 Mei 2018 di Terhadap Penyakit Paru di
http://www.cts.com/ Poliklinik Paru Rumah Sakit
babtsmrt/coping/html. Umum Pusat Sanglah Denpasar.
IGN Bagus Artana, IB Ngurah Rai, Vol. 11 no.2.(diunduh 3 Mei 2018
Tingkat Ketergantungan Nikotin di
Dan Faktor-Faktor Yang https://ojs.unud.ac.id/index.php/j
Berhubungan Pada Perokok Di im/article/view/ 3953
Desa Penglipuran 2009 Satiti, Alfi, 2011, Strategi Rahasia
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Berhenti Merokok, Data Media,
FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar Yogyakarta Sugiyono, 2017,
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Metode Penelitian Kualitatif,
Kesehatan Dasar Lampung dalam Alfabeta, Bandung
Angka 2013, Badan Penelitian Univ Respati Yogyakarta, The 3rd
dan Pengembangan Kesehatan Indonesian Conference on
Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Tobacco or Health, 26-30
Kesehatan Dasar 2013 November 2016

180 Jurnal Dunia Kesmas Volume 8. Nomor 3.Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai