Nim : PO6224220188
Kelas : IIA
Matkul : Anatomi Fisioogi
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan
SISTEM PERKEMIHAN
a. Filtrasi Glomerulus.
Filtrasi glomerulus adalah sebuah proses pasif, yaitu tekanan hidrostatik
mendorong cairan dan zat terlarut melewati suatu membran. Jumlah cairan yang
disaring dari darah ke dalam kapsul per menit disebut laju filtrasi glomerulus.
Tiga faktor yang mempengaruhi laju ini, yaitu total area permukaan yang ada
untuk filtrasi, permeabilitas membran filtrasi, dan tekanan filtrasi bersih. Tekanan
filtrasi bersih berperan untuk pembentukan filtrat dan ditentukan oleh dua gaya:
gaya dorong (tekanan hidrostatik) dan gaya tarik (tekanan osmotik). Tekanan
hidrostatik glomerulus mendorong air dan zat terlarut menembus membran.
Tekanan ini dilawan oleh tekanan osmotik di glomerulus (terutama tekanan
osmotik koloid protein plasma dalam darah glomerulus) dan tekanan hidrostatik
kapsul yang dikeluarkan oleh cairan dalam kapsul glomerulus.
b. Reabsorpsi Tubulus.
Reabsorbsi tubulus adalah proses yang dimulai saat filtrat memasuki
tubulus proksimal. Pada ginjal sehat, hampir semua nutrien organik (seperti
glukosa dan asam amino) direabsorpsi. Namun, tubulus secara konstan mengatur
dan menyesuaikan laju serta tingkat reabsorpsi air dan ion sebagai respon
terhadap sinyal hormonal. Reabsorbsi dapat terjadi secara aktif dan pasif. Zat
yang didapat kembali melalui reabsorpsi tubulus aktif biasanya bergerak melawan
gradien listrik dan/ atau kimia. Zat – zat ini, termasuk glukosa, asam amino,
laktat, vitamin, dan sebagian besar ion, membutuhkan ATP-dependent carrier
untuk dipindahkan ke ruang interstisial. Pada reabsorpsi tubulus pasif, yang
mencakup difusi dan osmosis, zat bergerak di sepanjang gradiennya tanpa
mengeluarkan energi.
c. Sekresi Tubulus.
Proses akhir pembentukan urine adalah sekresi tubulus, yang merupakan
reabsorpsi balik yang penting. Zat seperti ion hidrogen dan kalium, kreatinin,
amonia, dan asam organik bergerak dari darah di kapiler peritubulus menuju
tubulus itu sendiri sebagai filtrat. Dengan demikian, urine terdiri atas zat yang
disaring dan disekresi. Sekresi tubulus sangat diperlukan untuk membuang zat
yang tidak ada dalam 5 filtrat, seperti obat – obatan. Proses ini membuang zat
yang tidak diinginkan yang telah direabsorpsi oleh proses pasif dan
menghilangkan ion kalium tubuh yang berlebihan. Sekresi tubulus juga
merupakan kekuatan penting dalam pengaturan pH darah.
Glomerulus Filtrasi Rate (GFR) terukur dianggap sebagai cara yang paling akurat
mendeteksi perubahan fungsi ginjal. Nilai normal GFR adalah 90 – 120 mL/menit.
Estimate GFR (eGFR) dapat digunakan untuk menghitung fungsi ginjal berdasarkan pada
kreatinin serum, usia, dan jenis kelamin. National Kidney Foundation merekomendasi
bahwa eGFR dapat dihitung secara otomatis setiap kali dilakukan pemeriksaan kreatinin.
Hormon paratiroid dari kelenjar paratiroid dan kalsitonin dari kelenjar tiroid
bersama – sama mengatur reabsorbsi kalsium dan fosfat. Hormon antidiuretik (ADH) dari
lobus posterior kelenjar hipofisis meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal
dan duktus kolektivus, meningkatkan reabsorpsi air. Aldosteron, disekresi oleh korteks
adrenal, meningkatkan reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium. Peptida natriuretik atrial
disekresi oleh atrium jantung dalam berespons terhadap peregangan dinding atrium,
penurunan reabsorpsi natrium dan air di tubulus kontortus proksimal dan duktus
kolektivus. Hormon ini juga menghambat sekresi ADH dan aldosterone.
2. Ureter
Ureter membentuk cekungan di medial pelvis renalis pada hilus ginjal. Biasanya
sepanjang 25 – 35 cm di orang dewasa, ureter terletak di jaringan penghubung
ekstraperitoneal dan memanjang secara vertikal sepanjang otot psoas menuju ke pelvis.
Setelah masuk ke rongga pelvis, ureter memanjang ke anterior untuk bergabung dengan
kandung kemih di bagian posterolateral. Pada setiap sudut ureterovesika, ureter terletak
secara oblik melalui dinding kandung kemih sepanjang 1,5 – 2 cm sebelum masuk ke
ruangan kandung kemih
Ureter mempunyai tiga penyempitan sepanjang perjalanannya, yaitu: (1) ditempat
pelvis renalis berhubungan dengan ureter, (2) di tempat ureter melengkung pada waktu
menyilang apertura perlvis superior, (3) di tempat ureter menembus dinding vesica
urinaria. Pembuluh darah yang memperdarahi ureter adalah arteri renalis, arteri
spermatika interna, arteri hipogastrika, dan arteri vesikalis inferior. Persarafan ureter
cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pelvis.
Sepertiga bawah dari ureter terisi sel – sel saraf yang bersatu dengan rantai aferen dan
nervus vagus. Rantai aferen dari nervus torakalis XI, XII, dan nervus lumbalis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini
adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal.
Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua
tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat
menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan
Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan
parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.
2. Penyakit Glomerular
a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di
nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak,
dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa
disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk
antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini
dapat menyebabkan gagal ginjal.
b. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan
edema generalisata.
4. Gagal Ginjal
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal
ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu
berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai
mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
Pada kondisi tertentu, proses berkemih tidak dapat terjadi secara normal, oleh
karenanya diperlukan tindakan khusus untuk tetap dapat mengeluarkan urin dari kandung
kemih, yaitu dengan pemasangan kateter. Pola eliminasi urin sangat tergantung pada
individu, biasanya berkemih setelah bekerja, makan atau bangun tidur. Normalnya dalam
sehari sekitar lima kali. Jumlah urin yang dikeluarkan tergantung pada usia, intake cairan,
dan status kesehatan. Pada orang dewasa sekitar 1200 sampai 1500 ml per hari atau 150-
600 ml per sekali berkemih.
Proses berkemih pada seseorang dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat
berjalan dengan normal. Kondisi umum yang terjadi sebagian besar adalah
ketidakmampuan individu untuk berkemih karena adanya obstruksi uretra. Pada
kondisi ini perlu dilakukan intervensi untuk mengosongkan kandung kemih yaitu
dengan pemasangan kateter.
G. Bahan-Bahan Yang Diekskresikan dan Tidak Diekskresikan ke Dalam Urine
Komposisi urine normal. Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium klorida.
Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 – 100 gram protein
dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
Air 96%
Benda Padat 4 %(terdiri atas urea 2% dan produk metabolic lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolism protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah ammonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30
gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap seratus ccm darah,
tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam
pembentukan ureum.
Asam urat. Pada normal asam urat di dalam darah adalah 2 – 3 mg setiap 100 cm,
sedagkan 1,5 – 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine. Keratin adalah hasil
buangan keratin dalam otot. Produk metabolism lain mencakup benda-benda purin,
oksalat, fosfat, sulfat, dan uratik. Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium
klorida, diekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.
Daftar Pustaka
https://azkurs.org/sistem-perkemihan.html
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fjunsatu.blogspot.com
%2F2018%2F01%2Fsistem-
urinaria.html&psig=AOvVaw0__nj1_pdlnhyXu_lTWNam&ust=1601114474123000&source=i
mages&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIjb4Y-XhOwCFQAAAAAdAAAAABAR
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fperpus.fikumj.ac.id%2Findex.php
%3Fp%3Dfstream-pdf%26fid%3D3281%26bid
%3D3307&psig=AOvVaw0__nj1_pdlnhyXu_lTWNam&ust=1601114474123000&source=imag
es&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCIjb4Y-XhOwCFQAAAAAdAAAAABAZ
http://anatomidianhusada.blogspot.com/p/kelainan-kelainan-pada-sistem.html
http://ayubenjamin1202.blogspot.com/2013/03/hubungan-sistem-reproduksi-dengan.html