Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TANDA BACA
BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAJAR
Erliani Hertati
DISUSUN OLEH: Kelompok 6
 Agustina
 Lisa
 Riska Maulida
 Putri Latifah

STKIP PGRI BANJARMASIN


Pendidikan Teknologi Informasi
2021/2022
DAFTAR…………………………………..

BAB I PENDAHULUAN………………

1.1 Latar Belakang……………………

1.2 Rumusan…………………………….

1.3 Tujuan…………………………………

1.4 Manfaat………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………..

2.1 Tanda Baca…………………………

2.2 Jenis Tanda Baca…………………

2.3 Fungsi Tanda Baca……………….

BAB III PENUTUP……………………..

3.1 Kesimpulan………………………..

3.2 Saran………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanda baca ialah tanda yang di gunakan dalam sistem ejaan. Tanda baca dapat membantu
pembaca untuk memenuhi makna tulisan dengan tepat. Tanda baca sangat penting dalam penulisan,
karena membantu untuk memahami makna tulisan, oleh karena itu, tanda baca sangat penting agar
kalimat dalam suatu paragraf mudah di pahami sebagai tindakan oleh penulis.

1.2 Rumusan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang di kemukakan penggunaan maka,
yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini yakni: 1) Apa saja bentuk tanda baca?,
2)Bagaimana penggunaan tanda baca?, dan 3) Apa fungsi tanda baca didalam kalimat?

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengguna tanda baca dalam beberapa
karangan argumen atau pun kalimat biasa.

1.4 Manfaat
Secara teoretis peneliti ini bermanfaat sebagai acuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan dalam mengunakan tanda baca yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD)
secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanda Baca


Tanda baca adalah simbol yang tidak ada hubungannya dengan suara, kata, atau frasa dalam
suatu bahasa. Bisa juga dikatakan bahwa pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara
konversional untuk memisahkan bagian-bagian dari satuan bahasa tulis.

2.2 Jenis Tanda Baca

Tanda Baca Titik (.)


1. Penanda Akhir Kalimat
Fungsi tanda titik yang paling umum dan paling banyak dipahami orang-orang ialah sebagai penanda
pada akhir kalimat. Bukan kalimat seruan atau kalimat tanya. Kamu biasa memahaminya sebagai
kalimat berita.
Contoh:
- Ayah baru saja berangkat ke Yogyakarta.
- Ida sudah menyelesaikan artikel tentang Ketimpangan Sosial kemarin.

2. Tanda di Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar


Tanda titik bisa digunakan di belakang satu huruf atau angka dalam penulisan bagan, ikhtisar, atau
daftar.
Contoh:
- II. Provinsi Jawa Barat
Kota Bekasi
Kabupaten Bekasi
- 3. Pembahasan
3.1 Isi
3.2 Analisa Tabel
3.3 Analisa Grafik

3. Pemisah Angka pada Penanda Waktu (Jam, Menit, dan Detik)


Jarang diketahui, tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik. Hal
ini disebabkan tanda tersebut sering digantikan oleh titik dua (:)
Contoh:
- Pukul 06.05 (Pukul 6 lewat 5 menit)
- Pukul 10.18 (Pukul 10 lewat 18 menit)

4. Penunjukkan Jangka Waktu


Hampir serupa dengan fungsi yang ketiga, tanda titik juga berfungsi sebagai penunjukkan jangka
waktu tertentu.
Contoh:
- 01.03.47 (1 jam 3 menit 47 detik)
- 07.00.38 (7 jam 38 detik)

5. Memperjelas Jumlah
Tanda titik digunakan untuk memperjelas bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
- Kasus COVID-19 di Indonesia tembus 1.000.000 kasus.
- Kecelakaan di tol bulan lalu mencapai 1.200 kejadian.

Tapi perlu kamu ingat nih, tanda titik tidak berlaku kepada angka yang tidak menyatakan jumlah
meskipun angkanya ribuan ya.
Contoh:
- Tsunami di Aceh terjadi pada tahun 2004.
- Perempuan itu kelahiran tahun 1999.

6. Peran dalam Penulisan Referensi


Dalam penulisan daftar pustaka, tanda titik digunakan setelah nama penulis, judul tulisan yang tidak
mengandung tanda seru atau tanda tanya, dan tempat terbit.
Contoh:
Agung, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Ragam Cendekia

7. Tidak Digunakan pada Akhir Judul


Kamu tidak boleh menggunakan tanda titik pada akhir judul karangan/artikel yang merupakan kepala
karangan. Selain itu pada bagian kepala tabel, grafik, dan ilustrasi juga tidak boleh diakhiri dengan
tanda titik.
Contoh:
- Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas
- Grafik 3.2 Angka Kematian COVID-19 di Provinsi Jawa Timur
- Cara Memulai Bisnis Rumahan di Bulan Ramadan

8. Tidak Digunakan pada Kepala Surat


Oh iya tanda titik ini juga tidak boleh dipakai dalam kepala surat ya. Artinya, tanda titik tidak
diperbolehkan di belakang alamat pengirim dan penerima surat, nama pengirim dan penerima surat,
dan tanggal surat.
Contoh:
Kepada
HRD PT Jaya Sentosa
Jalan Pandawa
Sukabumi

Tanda Baca Koma (,)


1. Diletakkan di Tengah Kalimat
Tanda ini sangat sering digunakan pada tengah-tengah kalimat. Nah, tanda koma biasanya dipakai
dalam suatu perincian atau pun penyebutan bilangan. Untuk penempatannya ada di belakang kata
yang mengikutinya.
Contoh:
- Satu, dua, tiga, ….. mulai!
- Ibu berbelanja keperluan memasak seperti garam, gula, kecap, dan minyak goreng.
2. Perbandingan Kalimat
Tanda koma berperan dalam membentuk sebuah kalimat perbandingan. Tanda ini dipakai
memisahkan kalimat yang setara yang didahului kata yang menunjukkan perbandingan seperti tetapi,
namun, atau melainkan.
Contoh:
Wahana wisata itu sungguh menyenangkan, namun cukup berbahaya bagi anak-anak.

3. Memisahkan Anak Kalimat dengan Induk Kalimat


Tanda koma juga dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya. Dengan catatan, jika
anak kalimatnya mendahului induk kalimat.
Contoh:
Jika tempatnya terlalu sempit, kita tidak akan gunakan tempat itu.

4. Pemisah Partikel
Tanda koma dipakai untuk memisahkan partikel dengan inti kalimat. Partikel ini bukan seperti partikel
di materi IPA ya. Partikel dalam bahasa Indonesia seperti oh, ya, hmm, wah, aduh, dan bentuk
lainnya.
Contoh:
- Wah, ternyata pemandangan di sini tak kalah indahnya!
- Hmm, baiklah kalau seperti itu.

5. Kata Penghubung Antarkalimat


Kamu wajib meletakkan tanda koma di belakang kata atau ungkapan yang menjadi penghubung
antarkalimat. Kata atau ungkapan tersebut misalnya oleh karena itu, namun, akan tetapi, maka dari
itu, dan meskipun begitu.
Contoh:
- …. oleh karena itu, kita harus merencanakan dengan matang.
-...... akan tetapi, peluang tim ini untuk menang masih terbuka lebar.

6. Identitas yang Ditulis Berurutan


Maksud identitas itu ialah penulisan nama dan alamat, bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama
tempat atau wilayah yang ditulis secara berurutan harus memakai tanda koma.
Contohnya:
- Jakarta, 13 April 2021
- Jalan Raya Bogor KM 19, Kramat Jati, Jakarta Timur

7. Memisahkan Petikan Langsung


Kalau kamu menemukan percakapan dalam sebuah cerita, baik di cerpen atau novel, tanda koma
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagiannya yang lain dalam kalimat.
Contoh:
- Roro bertanya, “Apakah kamu lupa materi tentang konjungsi temporal?”
- “Baiklah,” jawab Pak Adi, “segera akan saya kerjakan hari ini.”

8. Catatan Kaki
Dalam penyusunan catatan kaki, tanda koma digunakan dalam penyusunannya.
Contoh:
Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017), hlm 48.

9. Penulisan Daftar Pustaka


Pada penyusunan daftar pustaka, tanda koma berfungsi sebagai pemisah bagian nama yang dibalik
susunannya.
Dalam penulisan daftar pustaka, tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya.
Contoh:
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

10. Penulisan Bilangan


Tanda koma dalam hal ini dipakai pada angka persepuluhan atau bisa dipakai di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
- 17,2 km
- Rp90,12
11. Penulisan Gelar
Dalam penulisan gelar akademik, tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, marga, atau keluarga.
Contoh:
- Hani Ammariah, S.Si
- Ny. Ratu Regina, S.Kom

12. Kalimat Bertingkat


Nah, tanda koma juga berperan dalam kalimat bertingkat nih. Ia dipakai buat mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
- Kakak pertamaku, Kresno, adalah orang yang sangat kreatif.
- Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa dari latar belakang keluarga yang kurang mampu.

13. Menghindari Salah Baca


Ternyata tanda koma berfungsi juga untuk menghindari salah baca/salah penafsiran lho. Tanda ini
digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam upaya pembinaan warga, kita memerlukan semangat gotong royong.
Bandingan dengan
Kita memerlukan semangat gotong royong dalam upaya pembinaan warga.

14. Tidak Digunakan untuk Pemisahan Petikan Langsung


Tanda koma TIDAK dipakai untuk memisahkan petikan langsung dalam kalimat jika petikan langsung
diakhiri anda tanya atau tanda seru.
Contoh:
- “Kenapa kamu berbohong?” tanya Devi.
- “Visitor blog jangan sampai turun lagi!” tegas Fahri..

Tanda Baca Seru (!)


1. Kalimat Perintah
Kalau kamu memerintahkan atau menyeru kepada seseorang, maka berlaku penggunaan tanda seru
di sini jika ucapanmu dituliskan. Tanda seru ini dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun
tidak.
Contoh:
- Tolong matikan lampu di ruang itu!
- Kerjakan tugas ini sekarang juga!

2. Menunjukkan Ekspresi Terkejut/Kaget


Ketika kamu merasa kaget, terkejut, atau rasa emosi yang kuat, maka wajib menggunakan tanda seru
dalam penulisan kalimatnya.
Contoh:
- Astaga! Apakah aku lupa mengirimkan kabar ke kamu?
- Kita berangkat sekarang, ayo semangat!

Tanda Baca Tanya (?)


1. Menanyakan Sesuatu
Namanya aja tanda tanya, sudah pasti fungsi yang pertama bertujuan untuk kalimat yang
menanyakan sesuatu.
Contoh:
- Kapan Gulman pergi ke Bandung?
- Apakah Devi sudah tahu kabar itu?
Eits, tapi tanda tanya tidak digunakan dalam kalimat tanya yang berubah bentuk menjadi penjelas ya.
Contoh:
- Sampai sekarang dia tidak tahu kenapa gurunya selalu memberikan nilai yang jelek.
- Pak Hasan sudah mengerti bagaimana cara mengoperasikan mesin tersebut.

2. Digunakan dalam Tanda Kurung


Tanda tanya bisa diletakkan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian dari sebuah kalimat
yang masih kurang dapat dibuktikan keabsahannya.
Contoh:
Total dana yang dikorupsi sekitar 500 juta rupiah (?)

Tanda Baca Titik Koma (;)


1. Memisahkan Bagian Kalimat
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
- Malam semakin larut; tugasnya tak kunjung selesai.

2. Memisahkan Kalimat Setara


Tanda ini bisa dipakai sebagai pengganti kata hubung untuk memisahkan kalimat yang masih setara
dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Ibu memasak di dapur; Nanda menonton TV di ruang tamu.

Tanda Baca Titik Dua (:)


1. Akhir Pernyataan Lengkap
Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang lengkap. Tapi, hal ini hanya berlaku jika masih
dalam rangkaian yang sama ya.
Contoh:
- Kita persiapkan perlengkapan berkemah: tenda, ransel, jaket, dan pakaian tidur.
Lain halnya jika rangkaian tadi merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Tanda titik dua
tidak digunakan.
Contoh:
Kita memerlukan tenda, ransel, jaket, dan pakaian tidur.

2. Sesudah Kata atau Ungkapan


Tanda titik dua ini bisa digunakan sesudah kata/ungkapan juga lho
Contoh:
Ketua: Dwi Hatmojo Kresnoadi
Wakil Ketua: Hani Ammariah
Sekretaris: Salsabila Nanda
Hari/Tanggal: Senin, 19 April 2021
Waktu: 07.00 - selesai

3. Di antara Identitas Penerbit


Tanda titik dua bisa dipakai di antara
Tanda titik dua di antara:
(a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) bab dan ayat dalam kitab suci,
(c) judul dan subjudul suatu karangan, serta
(d) nama kota dan penerbit buku dalam daftar pustaka..
Contoh:
- Republika, 1 (2020), 34:7
- Al-Kahfi: 10
- Karangan Regina Kayo, Rahasia Hidup: Kisah di Kota Hujan, sudah terbit.
- Abdillah, Fahri. 2020. 7 Jurus Jitu Melakukan Negosiasi. Purwokerto: Penerbit Lampion.

4. Dalam Teks Drama Setelah Kata yang Menunjukkan Pelaku


Tanda titik dua dipakai dalam teks drama setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ratu: (sambil memandang ke bawah) “Sudahlah. Mungkin memanglah ini takdirku”
Hani: (menepuk pundak Ratu) “Hei, ngapain ngelamun aja?”
Ratu: (kaget) “Eh, kamu Hani..”

Tanda Baca Elipsis/Titik-titik (...)


1. Penulisan Kalimat yang Terputus-putus
Tanda elipsis ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik ( . . . ). Tanda ini dipakai dalam penulisan
kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Hmm . . . . aku juga tidak habis pikir dengan kejadian itu.

2. Penunjukkan Ada Bagian Naskah yang Dihilangkan


Tanda elipsis dipakai juga untuk menunjukkan kalau di sebuah kalimat ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Hal yang patut dihindari . . . serta menjadi masalah yang cukup besar dalam teknik membuat website.
Kalau bagian yang dihilangkan itu akhir dari kalimat, maka kamu perlu memakai empat titik (... .), tiga
titik penanda hilangnya bagian teks, dan satu sebagai tanda akhir kalimat.
Contoh:
Dia termasuk orang yang setuju dengan … .

Tanda Baca Hubung (-)


1. Menyambung Huruf Kata dan Penulisan Tanggal
Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dari kata yang dieja satu per satu dan digunakan
juga pada penulisan tanggal.
Contoh:
R-u-a-n-g-g-u-r-u
19-08-1998

2. Menyambung Suku
Tanda hubung berfungsi untuk menyambung suku dari kata dasar dan imbuhan yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh:
- Ririn membeli baju lengan pan-
jang di Pasar Tanah Abang.
- Jangan sampai kamu memberi-
kan berita yang tidak benar.
Pengecualian terhadap pemotongan suku kata jika huruf terakhir pada kata tersebut ialah huruf vokal
Contoh
Sejak diperketatnya aturan tersebut, para pemudik itu
seperti kesulitan mencari celah untuk pulang kampung.
Bukan
Sejak diperketatnya aturan tersebut, para pemudik i-
tu seperti kesulitan mencari celah untuk pulang kampung.

3. Memperjelas Hubungan
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata/ungkapan serta penghilangan
bagian kelompok kata.
Contoh:
- ber-evolusi
- dua puluh lima-ribuan (25 x 1.000)
Coba kamu bandingakan dengan ini:
- ber-revolusi
- dua-puluh-lima-ribuan (20 x 5.000)

4. Menyambung Unsur Kata Ulang


Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata yang berulang.
Contoh:
- mondar-mandir, kanan-kiri
- anak-anak, kuda-kuda

5. Merangkai Kata Depan dengan Huruf Kapital


Tanda hubung juga dipakai untuk merangkai:
(a) se- dengan kata selanjutnya dengan awalan kapital,
(b) ke- dengan angka,
(c) angka dengan –an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
- se-Jawa Barat
- era 90-an
- mem-PHK-kan
- Menteri-Sekretaris Negara

6. Merangkai Unsur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Asing


Dalam rangkaian unsur Bahasa Indonesia dengan bahasa asing, juga diperlukan tanda hubung lho.
Contoh:
– Dia menata rambutnya se-stylish mungkin.
– Jangan sampai sistem peng-upload-an data nanti mengalami gangguan.
– Pekerjaan Ratu tolong di-backup ya.

Tanda Baca Pisah (—)


1. Membatasi Penyisipan Kata
Jika ada pembatasan penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar
konteks kalimat, maka digunakan tanda pisah.
Contoh:
Kesuksesan itu—saya yakin akan tercapai—harus diperjuangkan oleh dirinya sendiri.

2. Tanda Pisah Dua Bilangan


Tanda pisah dipakai juga di antara dua bilangan/tanggal yang menunjukkan arti “sampai”
Contoh:
- 2019 – 2020
- Medan, 13 – 20 Januari 2015
- Bandung – Surabaya

3. Penegasan Keterangan Aposisi


Tanda pisah bisa dipakai untuk penegasan keterangan aposisi (keterangan lain) sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Contoh:
Anggota komunitas itu – Shabrina, Devi, dan Nanda – sudah memberi dampak positif yang cukup
besar bagi lingkungan sekitarnya.

Tanda Baca Kurung (())


1. Mengapit Angka
Kamu bisa memakai tanda baca kurung untuk digunakan mengapit angka atau huruf yang merinci
suatu urutan.
Contoh:
Harta kekayaannya meliputi (a) logam mulia, (b) properti, dan (c) saham.

2. Mengapit Huruf
Tanda kurung dipakai mengapit huruf atau kata yang kemunculannya di kalimat dapat dihilangkan.
Contoh:
Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai (puncak) Mahameru.

3. Mengapit Keterangan
Kamu juga bisa menggunakan tanda kurung untuk mengapit keterangan/penjelasan yang bukan
bagian pokok dari sebuah kalimat.
- Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataannya bahwa dalam melakukan teknik
negosiasi harus dilakukan secara serius.

4. Tambahan Keterangan
Untuk menjelaskan keterangan yang berupa abreviasi, digunakan pula tanda kurung.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) telah mengeluarkan kebijakan
penggunaan meterai 10000 dalam dokumen berharga.
Tanda Baca Kurung Siku ([ ])
1. Mengapit Keterangan
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan yang ada di kalimat penjelas. Nah, kalimat
penjelas ini sebelumnya sudah bertanda kurung ya.
Contoh:
– Persamaan dari metode pengajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 33-45] cukup signifikan)
memberikan output yang kurang lebih sama dengan tujuan awal..

2. Mengapit Huruf, Kata, atau Kelompok


Tanda kurung siku ini bisa dipakai dalam hal pengoreksian kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda
ini menyatakan bahwa ada kesalahan atau kekurangan huruf pada naskah aslinya.
Contoh:
Para pemuda juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n masyarakat di lingkungan sekitar tempat
mereka tinggal.

Tanda Baca Garis Miring (/)


1. Pengganti Kata Hubung
Garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta tiap (per).
Contoh:
- pria/wanita
- harga permen itu Rp1.000,00/butir

2. Dipakai pada Nomor Surat dan Kalimat


Tanda garis miring juga dipakai dalam nomor surat serta penanda rentang masa tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim.
Contoh:
- No. 036/Kep/BKD/2020
- Tahun Ajaran 2020/2021
Tanda Baca Apostrof (‘)
1. Penggunaan Kata Khusus
Dalam penulisan, tanda ini digunakan dalam penulisan nama serta kata khusus dari serapan bahasa
asing.
Contoh:
- Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)
- Surat Al-An’am (bukan Al-An am atau Al-Anam)

2. Menunjukkan Penghilangan Bagian Kata


Tanda apostrof juga dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka dalam tahun.
Contoh:
- Deni ‘lah orang yang menyelamatmu (‘lah = adalah)
- 19 Februari ’21 (’21 = 2021)

Tanda Baca Petik (“)


1. Petikan Langsung
Tanda petik berfungsi sebagai pengapit petikan langsung dari pembicaraan dalam naskah atau bahan
tertulis lain.
Contoh:
- “Aku lapar,” ucap Ratu.
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”

2. Penutup Kalimat
Tanda petik dipakai sebagai tanda baca ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung atau
bagian kalimat.
Contoh:
Tedy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan tim di tempatnya bekerja.
3. Mengapit Istilah Ilmiah
Tanda ini juga bisa dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau memiliki arti
khusus.
Contoh:
Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai “jetlag”.

4. Mengapit Judul
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Karangan Salsabila Nanda yang berjudul “Peran UKM terhadap Ekonomi Indonesia” telah diterbitkan
di surat kabar Republika sebagai tema besar halaman Keuangan.

Penggunaan Tanda Baca Petik Tunggal (‘)


1. Mengapit Makna
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang ada di dalam petikan lain.
Contoh:
“Kau dengar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?” tanya Fahri kepada Adi.

2. Mengapit Petikan di dalam Petikan Lain


Petik tunggal juga digunakan dalam penulisan untuk mengapit makna, terjemahan, atau ungkapan
asing.
Contoh:
- feedback ‘umpan balik’
- shut down ‘nonaktif

2.3 Fungsi Tanda Baca


Tanda baca berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi, dan jeda
pada saat pembacaan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkanberperan untuk menunjukkan struktur organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi
serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan diatas, bukan soal tahu saja tapi harus
dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul (salah penggunaan tanda baca)
dalam karya tulis ilmiah.
Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal tanpa
disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.
Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar bagi masalah yang terkadang timbul akibat
salah dalam penulisan tanda baca.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, diajukan saran-saran konstruktif kepada pihak-pihak sebai berikut.
Pertama, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan tanda baca secara baik
dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media internet atau buku, agar kesalahan-
kesalahan yang terjadi dapat dicegah sedini mungkin.
Kasus dilapangan yang muncul yaitu kurang perhatian para penulis karya ilmiah yang kurang tahu
mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar. Contohnya, dalam membuat
makalah, sebagian besar mungkin berpendapat bahwa makalah harus menyertakan kata pengantar,
untuk apa hal tersebut, makalah tidak butuh kata pengantar, karena makalah adalah kertas kerja
bukan seperti buku.

Anda mungkin juga menyukai