Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

PERCOBAAN KALORIMETER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktikum Fisika Dasar 1
Dosen Pengampu : Joko Utomo, M. Pd.

Disusun oleh:

Nama : Achmad Ridho Khuzaini


NIM : 190321624068
Offering :D
Kelompok : 06

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
SEMESTER GENAP 2019/2020
Percobaan Menera Termometer
1. Tujuan
adapun tujuan dari praktikum percobaan kali ini adalah
a. Mahasiswa memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor,
kalor zat dan kalor jenis zat.
b. Mahasiswa mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat
padat.
c. Mahasiswa terampil menggunakan set kalorimeter.
d. Mahasiswa terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.
e. Mahasiswa terampil dalam menggunakan termometer.
2. Dasar Teori
Pentransferan energi dari suatu objek ke objek lainnya yang disebabkan oleh perbedaan
temperature dari sistem bertemperature tinggi menuju sistem bertemperature rendah
disebut sebagai kalor.

Setiap zat memiliki perbedaan dalam jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur pada jumlah massa yang dimiliki oleh zat itu. Perbandingan banyaknya kalor
yang diperlukan benda sehingga temperaturnya naik sebesar T (kalor yang diberikan
pada benda sehingga temperatur benda naik sebesar 10C) dinamakan Kapasitas Kalor (C)
benda, dengan persamaan matematis :

C= …………………………………………………………….(1)
Hal yang lebih khusus mengarah pada karakteristik bahan pembentuk benda dinyatakan
sebagai Kalor Jenis Zat. Kalor jenis c adalah kapasitas kalor persatuan massa benda,
yaitu:
∆Q
c= …………………………………………………………..(2)
m ∆T
Kalor yang harus diberikan kepada benda bermassa m yang memiliki kalor jenis c, untuk
menaikkan temperatur benda dari T1 menjadi T2, dimana T2>T1 adalah:
T2

Q=m∫ c dT ……………………………………………………(3)
T1

Untuk interval temperature biasa kalor jenis bahan relative knstan terhadap temperature
sehingga persamaaan 3 dapat dinyatakan dengan:
Q = mcT………………………………………………………….(4)
Ketika dua bagian berbeda temperatur dicampur dalam suatu sistem terisolasi, maka
terjadi “serah terima” kalor. Kalor mengalir dari bagian bertemperatur tinggi menuju
bagian yang bertemperatur lebih rendah. Jika sistem berada dalam keadaan terisolasi
sempurna, tidak terjadi aliran energi dan lingkungan menuju sistem dan sebaliknya,
bersandar pada Hukum Kekekalan Energi, kalor yang dilepas oleh bagian bertemperatur
lebih tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh bagian yang bertemperatur lebih
rendah. Ungkapan azas Black menyatakan:
“Kalor yang dilepas = Kalor yang Diserap”
Bila kapasitas kalor dan kalorimeter diketahui, maka kalorimeter dapat digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Metode yang digunakan dikenal dengan metode
pencampuran, yaitu benda yang ingin diketahui kalor jenisnya dipanasi sampai
temperatur T2,kemudian dimasukkan dalam kalorimeter berisi air yang berada dalam
kesetimbangan temperatur T1. Pencampuran dua sistem bertemperatur yang berbeda
tersebut akan menghasilkan kesetimbangan temperatur T3.
Faktor terpenting yang harus diperhatikan dalam percobaan menggunakan kalorimeter
adalah semaksimal mungkin sistem kalorimeter berada dalam kondisi terisolasi dengan
lingkungannya (tidak terjadi pertukaran kalor antara kalorimeter dengan lingkungannya).
Dengan demikian kalor yang dilepas benda sama dengan kalor yang diterima oleh
kalorimeter dan air dingin.
Dalam praktikum ini kita akan melakukan dua set percobaan, yaitu menentukan kapasitas
kalor kalorimeter dan mencari kalor jenis zat padat. Secara garis besar prosedur
percobannya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter (Ck)


Pada percobaan 1 ini, mula-mula air dingin bermassa m1 dimasukkan ke dalam
kalorimeter sehingga terjadi kesetimbangan termal antara air dan kalorimeter pada
temperatur T1. Tambahkan air panas yang bertemperatur T2 >T1, sehingga terjadi
perpindahan kalor dari zat yang bersuhu tinggi (air panas) menuju zat bersuhu rendah (air
dingin dan kalorimeter). Pernyataan azas Black untuk fenomena ini adalah kalor yang
dilepas air panas sama dengan kalor yang diserap air dingin dan kalorimeter.
Jika kalor jenis air untuk kisaran suhu ini diasumsikan konstan sebesar cair = 1 kalori/g°C,
maka persamaan eksplisit kapasitas kalor kalorimeter (Ckal) adalah:
T 2−T 3
Ckal = map.ca −¿madca………………………………………………………..(5)
T 3−T 1
Jelaslah bahwa besaran-besaran yang hams kita ukur untuk menentukan Ck adalah massa
air dingin mad, massa air panas map, temperatur setimbang antara air dingin dan
kalorimeterT1 , suhu air panas tepat ketika akan dimasukkan ke dalam kalorimeter T2
temperatur setimbang dari campuran air dingin dan air panas dalam kalorimater T3.

2. Menentukan Kalor Jenis Zat Padat (cb)


Dari percobaan 1, dapat ditentukan kapasitas kalor kalorimeter yang digunakan untuk
menentukan panas jenis suatu zat padat pada percobaan 2 berikut ini. Mula-mula
sejumlah (mad) air dingin bertemperatur lebih rendah dari temperatur kamar dimasukkan
ke dalam kalorimeter sehingga mencapai kesetimbangan termal dengan kalorimeter pada
temperatur T1; kemudian zat padat bermassa mb yang telah dipanaskan sampai
bertemperatur T3 (T3>T1) dimasukkan ke dalam kalorimeter). Pernyataan azas Black untuk
fenomena ini adalah kalor yang dilepas benda padat sama dengan kalor yang diserap air
dingin dan kalor yang diserap oleh kalorimeter.
Dengan demikian persamaan eksplisit kalor jenis benda (cb) adalah
mad ( T 3−T 1 ) C kal ( T 3 −T 1 )
cb = + …………………………….(6)
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 )
Dengan nilai kalor jenis air kisaran suhu ini diasumsikan konstan sebesar cair = 1
kalori/g°C.
Jelaslah bahwa besaran-besaran yang harus kita ukur untuk menentukan cb adalah massa
air dingin mad, massa benda padat panas mb temperatur setimbang antara air dingin dan
kalorimeter T1, suhu benda padat tepat ketika akan dimasukkan ke dalam kalorimeter T2,
temperatur setimbang dari campuran air dingin dan benda padat panas dalam kalorimeter
T3, sementara data kapasitas kalor kalorimeter kita peroleh berdasarkan hasil percobaan
1.
Kalor adalah energi yang berpindah. Hukum kekekalan energi kalor pertama kali
diperkenalkan oleh ilmuwan Inggris bernama Joseph Black. Kapasitas kalor adalah
banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda
sebesar satu derajat (dalam satuan SI dituliskan J/K). Jika seluruh sistem terisolasi dari
lingkungannya panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang diterima oleh air
dan wadahnya.(Bambang Ruwanto,2007)
Kalorimeter terdiri atas sebuah bejana logam dengan suatu bejana yang ditempatkan
dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kegunaan bejana luar adalah sebagai pelindung
agar pertukaran kalor dengan lingkungan disekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada saat zat dicampurkan
didalam kalorimeter, air dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh temperature
merata dari pencampuran dua zat suhu yang berbeda. (Aip Sarippudin, 2007)
Kalor dapat diukur berdasarkan pada akibat yang ditimbulkannya seperti perubahan
suhu dan perubahan wujud. Setiap benda memiliki kapasitas kalor yang berbeda
tergantung dari jenis benda. Termometer memanfaatkan konsep pemuaian pada zat cair
ketika dipanaskan. Satuan suhu berdasarkan SI adalah Kelvin.(Mudilarto, 2007)

3. Alat dan Bahan


- Kalorimeter - Water heater - Air
- Termometer batang - Zat padat (logam) - Gelas ukur
- Neraca - Penjapit -
4. Prosedur Percobaan
1. Percobaan 1 (Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter)
a. Siapkan alat dan bahan, kemudian susunlah percobaan!
b. Panaskan sejumlah air menggunakan water heater yang tersedia!
c. letakkan di atas timbangan bagian set kalorimeter yang terdiri dari bejana
kalorimeter, termometer, dan pengaduk jadi satu.
d. Timbanglah air dingin (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar
50 g, kemudian masukkan kedalam kalorimeter. Catat massa air dingin
sebagai mad!
e. Amati termometer dan catat temperature kesetimbangan awal antara air dingin
dan calorimeter sebagai T1!
f. Ambil 50 ml air yang dipanaskan (dari langkah 2) buatlah temperatur air panas
50°C (diukur dengan termometer lain) dan dimasukkan dengan cepat kedalam
kalorimeter. Catat suhu ini sebagai T2!
g. Aduk pelan – pelan campuran air dingin dan panas tersebut sambil amati terus
perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penunjukan
termometer stabil,dan suhunya hampir turun, catat suhunya sebagai T3.
h. Buanglah air dalam calorimeter dan usap dengan lap bejana calorimeter
hingga kering , lalu ulangi langkah butir 4 sampai dengan butir 8 sebanyak 4
kali!
i. Catat data yang anda peroleh pada lembar data pengamatan yang tersedia.
Perhatian!
a. Suhu air dingin harus lebih rendah dari suhu kamar.
b. Suhu air panas 50°C.
c. Hindari segala peristiwa yang memperbesar kernungkinan terjadinya
pertukaran kalor antara sistem calorimeter dengan lingkungannya!

2. Percobaan 2 (Menentukan Kalor Jenis Zat Padat)


a. Memanaskan butiran atau logam di water heater yang telah tersedia
b. Ulangi langkah pada percobaan 1, tetapi kini air panasnya diganti dengan zat
padat (zat pelepas kalor)!
Perhatian!
a. Suhu air dingin harus lebih rendah dari suhu kamar!
b. Suhuzatpadat 80°C!
c. Massa zatpadatsebelumdipanasi 100 g!

5. Data Pengamatan
Percobaan 1
No Mad (g) Map (g) T1 (℃ ) T2(℃ ) T3 (℃ )
1 50 50 26 47 39
2 50 50 26 48 35
3 50 50 25 46 37
4 50 50 25 48 36

Percobaan 2
No Mad (g) Mb (g) T1 (℃ ) T2(℃ ) T3 (℃ )
1 50 66,6 26 60 31
2 50 66,6 25 72 29
--3 50 71,8 24 62 28
4 50 71,8 26 77 29

6. Analisis Data
Pada percobaan kali ini, kami menggunakan metode ralat relatif. Ralat relatif digunakan
untuk mengetahui nilai perbandingan dari ketidakpastian dibagi dengan variabel dan
dikalikan dengan 100%.
Pada percobaan kalorimeter, kita dapat menentukan kapasitas kalor (Ckal ) dalam
praktikum kalorimeter ini, dengan menggunakan persamaan berikut :
m ap c a (T 2−T 3) m ad c a (T 3−T 1 )
C kal= −
(T 3−T 1) (T 3 −T 1 )
Selain mengetahui C kal, kita juga mencari besarnya SCkal atau yang biasa disebut dengan
∆ C kal dengan menggunakan persamaan :

2 2 2
∂C kal 2 ∂ C kal 2 ∂ C kal 2

SCkal =


| ∂ map 3

+
∆ map +

|
||
∂ mad 3
∂C kal 2
∂ T2 3
∆ mad +

∆ T2 +
2
∂ C kal 2
||∂T3 3
||
∂T 1 3

∆T3
∆T1

|
2
|

Sedangkan pada percobaan kedua, kami menambahkan benda padat kedalam zat cair
yaitu baja dan kuningan. Untuk mengetahui kalor jenis zat padat yang kami gunakan
dalam praktikum calorimeter ini, kami dapat mengetahui kalor jenis zat padat melalui
persamaan :
mad ( T 3−T 1 ) C kal ( T 3 −T 1 )
cb = +
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 )
Serta untuk mencari ∆ C bberdasarkan data yang diperoleh sebelumnya, kita dapat
mendapatkannya melalui persamaan :
2 2
( T 3−T 1) 2 ∂ mad ( T 3 −T 1 ) ∂C kal ( T 3−T 1 ) 2

√ | || |
∆ map + + ∆ mb
mb ( T 2−T 3 ) 3 mb2 ( T 2−T 3 ) mb2 ( T 2−T 3 ) 3
C b=
2
( T 3−T 1 ) 2
+
|
mb ( T 2−T 3 ) 3
∆ m ap
|
Dalam metode ralat relatif yang kami gunakan dalam percobaan kalorimeter kali ini
adalah menggunakan persamaan :
∆ Cb S C kal
Ralat relatif = ×100 % atau Ralat relatif = × 100 %
Cb C kal
PERHITUNGAN
Percobaan 1

Data 1
T 2−T 3 T −T 1
Ckal = map C a −mad C a 3
T 3−T 1 T 3−T 1
47−39 39−26
Ckal = 50 ×1 × −50 ×1
39−26 39−26

Ckal = 50 ×1,615- 50

Ckal = -19,23

2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
× ×∆m +
∂ m ap 3
∂C kal 2
||
× ×∆m +
∂ mad 3
∂ C kal 2
∂T 1 3 ||
× ×∆T1 +
∂ C kal 2
∂T 2 3 ||
× ×∆T2 +
∂C kal 2
∂T 3 3 ||
× ×∆ T 3 |
2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
∂ map 3
× × 0,05 +
∂ Ckal 2
|| × ×0,05 +
∂ mad 3
∂C kal 2
||
∂T 1 3
× ×0,5 +
∂ C kal 2
∂T 2 3 ||
× × 0,5 +
∂ Ckal 2
||
× × 0,5
∂ T3 3 |
2 2

√| (
2
T −T T 2−T 3 m C
2
) 2
||
∆ C kal= C a 2 3 × × 0,05 + −C a × × 0,05 + −m ap Ca
T 3−T 1 3 3 || (
2
( T 3−T 1 ) 3
2
) || 2
× ×0,5 + ¿ ap a × × 0,5
T 3−T 1 3 |

2 2

∆ C kal=
√|( 1kal
g )(
°C
47−39 2
)
× ×0,05 + −
39−26 3
¿
1 ka l
||(
g
2
3 )
° C × × 0,05 + ¿¿ ¿ ¿ |

∆ C kal= √ 0,0003408284024+ ( 0,001111 ) + ( 0,504184027 ) +1,331360947+3,474143062

∆ C kal= √5,31139865

∆ C kal=2,304591041

∆ Ckal
RC kal= ×100 %
C kal

2,304591041
RC kal= ×100 %
−19,23
RC kal=¿ -11,94% (2AP)

Jadi, diperoleh nilai Ckal sebesar (−19 ±2,3 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar -12%
(2AP)

Data 2

T 2−T 3 T −T 1
Ckal = map C a −mad C a 3
T 3−T 1 T 3−T 1

48−35 35−26
Ckal = 50 ×1 × −50 ×1
35−26 35−26

Ckal = 50 ×1,4- 50

Ckal = 22,22

2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
× ×∆m +
∂ m ap 3
∂C kal 2
||
× ×∆m +
∂ mad 3
∂ C kal 2
∂T 1 3 ||
× ×∆T1 +
∂ C kal 2
∂T 2 3
× ×∆T2 +
∂C kal 2
∂T 3 3 ||
× ×∆ T 3 || |
2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
∂ map 3
× × 0,05 +
∂ Ckal 2
||× ×0,05 +
∂ mad 3
∂C kal 2
∂T 1 3 ||
× ×0,5 +
∂ C kal 2
∂T 2 3
× × 0,5 +
∂ Ckal 2
|| × × 0,5
∂ T3 3 || |
2 2 2
2
T 2−T 3 2 T 2−T 3 m C

√|( ) || || ||
2 2 2

∆ C kal=
Ca × × 0,05 + −C a × × 0,05 + −m ap Ca
T 3 −T 1 3 3 (
2
( T 3−T 1 ) 3 )
× ×0,5 + ap a × × 0,5
T 3−T 1 3 |
2
T 1−T 2
| (
+ map C a
)
( T 3−T 1) 3
2
2
× ×0,5
|

2 2

∆ C kal=
√|( 1kal
g
°C
48−35 2
)( )
× ×0,05 + −
35−26 3
¿
1 kal
||(
g
2
3 )
°C × ×0,05 +¿ ¿ ¿ |
∆ C kal= √ 0,00231824417+ 0,001111+ 7.155074599+ 3.429355281+20,49145625

∆ C kal=5,574982218

∆ Ckal
RC kal= ×100 %
C kal

5,574982218
RC kal= ×100 %
22,22

RC kal=¿ 25 % (2AP)

Jadi, diperoleh nilai C sebesar (22 ±5,6 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 25% (2AP)

Data 3

T 2−T 3
Ckal = map C a −mad C a
T 3−T 1

46−37 37−25
Ckal = 50 ×1 × −50 ×
37−25 37−25

Ckal = 50 ×1 ×0,75−50× 1
Ckal =-12,5

2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
× ×∆m +
∂ m ap 3
∂C kal 2
||
× ×∆m +
∂ mad 3
∂ C kal 2
||
∂T 1 3
× ×∆T1 +
∂ C kal 2
∂T 2 3 ||
× ×∆T2 +
∂C kal 2
∂T 3 3
× ×∆ T 3|| |
2 2 2 2 2

∆ C kal=
√|
∂ C kal 2
∂ map 3
× × 0,05 +
∂ Ckal 2
|| × ×0,05 +
∂ mad 3
∂C kal 2
||
∂T 1 3
× ×0,5 +
∂ C kal 2
∂T 2 3 ||
× × 0,5 +
∂ Ckal 2
||
× × 0,5
∂ T3 3 |
2 2

√| (
2
T −T T 2−T 3 m C
2
) 2
||
∆ C kal= C a 2 3 × × 0,05 + −C a × × 0,05 + −m ap Ca
T 3−T 1 3 3 || (
( T 3−T 1 ) 3
2
2
) ||
2
× ×0,5 + ¿ ap a × × 0,5
T 3−T 1 3 |
2 2

∆ C kal=
√ |( 1kal
g
°C
46−37
)(
37−25
2
)
× ×0,05 + −
3
¿
1 kal
g | |(2
3 )
° C × ×0,05 + ¿ ¿ ¿ |

∆ C kal= √ 0,000625+ 0,001111+ 1,085069444+1,929012346+5,907600 309

∆ C kal= √ 8,923418099

∆ C kal=¿ 2,987209082
∆ Ckal
RC kal= ×100 %
C kal
2,987209082
RC kal= ×100 %
−12,5

RC kal=¿ 24% (2 AP)

Jadi, diperoleh nilai Ckal sebesar (−12 ±2,9 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 24%
(2AP)

Data 4
m ap c a (T 2−T 3) m ad c a (T 3−T 1 )
C kal= −
(T 3−T 1) (T 3 −T 1 )

1 kal 1 kal
( 50 gr ) ( ° C)(48 ° C−36 ° C) ( 50 gr ) ( ° C)(36 ° C−25 ° C)
g g
C kal= −
(36 ° C−25 ° C) (36 ° C−25 ° C)

C kal=( 54,54 )−(50)


C kal=4,54 kal/ g ° C

2 2 2
∂C kal 2 ∂ C kal 2 ∂ C kal 2

SCkal =

√ | ∂ map 3
∆ map +

+
|
||
∂ mad 3
∂C kal 2
∂ T2 3
∆ mad +
2

||
∆ T2 +
||
∂T 1 3
∂ C kal 2
∂T3 3
∆T3
|
∆T1
2
|
2 2 2


T −T 2 T −T 3 2

SCkal =
|( ) ||
T 3−T 1 3
2
c a 2 3 ∆ map + −c a ∆ mad + map c a 2
3
2
T 3−T 1 3 || (
∆ T1
) |
2
ma p c a 2 −map ca ( T 3−T 1 ) +map c a ( T 2−T 3 ) 2
| +
||
( T 3−T 1 ) 3
∆T 2 +
( T 3−T 1 )2 3
∆T3
|
2 2 2
1 kal 48−36 2 1 kal 2 1 kal 48−36 2
|( )( ) | |( ) || ( )( ) |


°C ( 0,05 ) + ° C ( 0,05 ) + ( 50 gr ) °C (0,5)
g 36−25 3 g 3 g 36−25 3
2
1 kal
SCkal = +| ( 50 gr )
g (
°C
2
( 36 ° C−25 ° C ) 3
)
( 0,5 ) | 2
1kal 1 kal

+ |
−( 50 gr )
g ( )
° C ( 36° C−25 °C )+ (50 gr )

(36 ° C−25 ° C)2


g
°C ( 48−36 ) (
2
3
(0,5)
)
|
kal
SCkal =2,96173 °C
g
SC kal
RC kal = x 100 %
Ckal
2,96173
RC kal = x 100 %
4,54
RC kal =¿65,23%
RC kal =¿65 % (2AP)
Jadi, diperoleh nilai Ckal sebesar (4,5 ± 2,9 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 65%
(2AP)

Percobaan 2

Data 1
mb (T 2−T 3 ) mb c a ( T 3 −T 1 )
C kal= −
( T 3−T 1 ) ( T 3−T 1 )

C kal=
66,6 gr (60 ° C−31 ° C)

(66,6 gr ) ( 1kalg ° C ) ( 31 ° C−26 ° C )
( 31° C−26 ° C ) ( 31° C−26 ° C )
C kal=386,28−66,6
C kal=319,68

( mad +C kal ) ( T 3−T 1)


c b=
m b (T 2−T 3 )
( 50+319,68 ) ( 31° C−26 ° C )
c b=
(66,6 gr )(60 ° C−31 ° C )
c b=0,827586 kal /g ° C

2 2
( T 3−T 1 ) 2 ∂m ad ( T 3−T 1 ) ∂ Ckal ( T 3−T 1 ) 2

√| || |
∆ map + + ∆ mb
mb ( T 2−T 3 ) 3 mb2 ( T 2−T 3 ) mb2 ( T 2−T 3 ) 3
∆ C b=
2
( T 3−T 1 ) 2
+
|
mb ( T 2−T 3 ) 3
∆ map
|
2 2
mad ( T 3−T 1) Ckal ( T 3−T 1 ) 2


m ad Ckal

¿
| +
2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
∆T +
|| 2
+ 2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
mad C kal 2
+
| 2
+
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
2 2
50 319,68 2 50 ( 31−26 ) 319,68 ( 31−26 ) 2


| || |
+ ( 0,5) + + (0,5)
66,6 (60−31 ) 66,6 ( 60−31 ) 3 66,6 ( 60−31 )2 66,6 ( 60−31 )2 3
¿
2
50 319,68 2
+
| 2
+ 2
66,6 ( 60−31 ) 66,6 ( 60−31 ) 3 |
(0,5)

= √ 0,0040618+0,0001207448+0,0000048298
= 0,0647099266
∆ Cb
Ralat relatif = ×100 %
Cb
0,0647099266
¿ x 100%
0,827586
= 7,82 % (3AP)
Jadi, diperoleh nilai Ckal sebesar (0,8275 ± 0,0647 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar
7,82 % (3AP)
Data 2
mb (T 2−T 3 ) mb c a ( T 3 −T 1 )
C kal= −
( T 3−T 1 ) ( T 3−T 1 )

C kal=
66,6 gr (72° C−29 ° C)

(66,6 gr ) ( 1 kalg ° C ) ( 29 ° C−25 ° C )
( 29 ° C−25 ° C ) ( 29 ° C−25 ° C )

C kal=715,95−66,6
C kal=649,35

( mad +C kal ) ( T 3−T 1)


c b=
mb (T 2−T 3 )
( 50+649,35 )( 29 ° C−25 ° C )
c b=
(66,6 gr )(72° C−29 ° C )
c b=0,976814 kal/ g ° C

2 2
( T 3−T 1 ) 2 ∂m ad ( T 3−T 1 ) ∂ Ckal ( T 3−T 1 ) 2

√| || |
∆ map + + ∆ mb
mb ( T 2−T 3 ) 3 mb2 ( T 2−T 3 ) mb2 ( T 2−T 3 ) 3
∆ C b=
2
( T 3−T 1 ) 2
+
|
mb ( T 2−T 3 ) 3
∆ map
|
2 2
mad ( T 3−T 1) Ckal ( T 3−T 1 ) 2


m ad Ckal

¿
| +
2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
∆T +
|| 2
+ 2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
mad C kal 2
+
| 2
+
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
2 2
50 649,35 2 50 ( 29−25 ) 649,35 ( 29−25 ) 2


| || |
+ (0,5) + + (0,5)
66,6 (72−29 ) 66,6 ( 72−29 ) 3 66,6 ( 72−29 )2 66,6 ( 72−29 )2 3
¿
2
50 649,35 2
+
| 2
+ 2
66,6 ( 72−29 ) 66,6 ( 72−29 ) 3
(0,5)
|
= √ 0,0066261503+0,0000000129+0,0000000008
= 0,0814012531
∆ Cb
Ralat relatif = ×100 %=¿1,65 %
Cb
0,0814012531
¿ x 100%
0,976814
= 8,33 % (3AP)
Jadi, diperoleh nilai Ckal sebesar (0,976 ± 0,0814 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 8,33
% (3AP)
Data 3

mb (T 2−T 3 ) mb c a ( T 3 −T 1 )
C kal= −
( T 3−T 1 ) ( T 3−T 1 )

C kal=
71,8 gr (62° C−28° C)

(71,8 gr) ( 1 kal
g
° C ) ( 28° C−24 ° C )

( 28° C−24 ° C ) ( 28° C−24 ° C )

C kal=538,5

( mad +C kal ) ( T 3−T 1)


c b=
mb (T 2−T 3 )
( 50+538,5 ) ( 28 ° C−24 ° C )
c b=
(71,8 gr )(62 ° C−28 ° C )
c b=0,964279862kal /g ° C

2 2
( T 3−T 1 ) 2 ∂m ad ( T 3−T 1 ) ∂ Ckal ( T 3−T 1 ) 2

√| || |
∆ map + + ∆ mb
mb ( T 2−T 3 ) 3 mb2 ( T 2−T 3 ) mb2 ( T 2−T 3 ) 3
∆ C b=
2
( T 3−T 1 ) 2
+
|
mb ( T 2−T 3 ) 3
∆ map
|
2 2
mad ( T 3−T 1) Ckal ( T 3−T 1 ) 2


m ad Ckal

¿
| +
2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
∆T +
|| 2
+ 2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
mad C kal 2
+
| 2
+
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
= 0,0983880
∆ Cb
Ralat relatif = ×100 %
Cb
0,0983880
¿ x 100%
0,964279862
= 10 % (2AP)
Jadi, diperoleh nilai C sebesar (0,96 ± 0,098 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 10 %
(AP)

mb (T 2−T 3 ) mb c a ( T 3 −T 1 )
C kal= −
( T 3−T 1 ) ( T 3−T 1 )
C kal=538,5

( mad +C kal ) ( T 3−T 1)


c b=
m b (T 2−T 3 )
c b=0,978817128 kal/ g ° C

2 2
( T 3−T 1 ) 2 ∂m ad ( T 3−T 1 ) ∂ Ckal ( T 3−T 1 ) 2

√| || |
∆ map + + ∆ mb
mb ( T 2−T 3 ) 3 mb2 ( T 2−T 3 ) mb2 ( T 2−T 3 ) 3
∆ C b=
2
( T 3−T 1 ) 2
+
|
mb ( T 2−T 3 ) 3
∆ map
|
2 2
mad ( T 3−T 1) Ckal ( T 3−T 1 ) 2


m ad Ckal

¿
| +
2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3 ||
∆T + 2
+ 2
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
mad C kal 2
+
| 2
+
mb ( T 2−T 3 ) mb ( T 2−T 3 ) 3
2
∆T
|
= 0,1092563
∆ Cb
Ralat relatif = ×100 %
Cb
0,1092563
¿ x 100%
0,978817128
= 11 % (2AP)
Jadi, diperoleh nilai C sebesar (0,97 ± 0,11¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 11%
(2AP)

7. Pembahasan
Pada praktikum kalorimeter ini, terdapat bebrapa variabel. Variabel tersebut adalah
variabel kontrol, terikat, dan bebas. Variabel kontrol dalam praktikum kalorimeter ini
adalah massa air dingin dan massa air panas. Variabel bebasnya adalah massa benda,
suhu air dingin (T1) dan suhu air panas (T2), variabel bebas inilah yang kami variasikan
dalam praktikum kalorimeter. Terakhir, variabel terikatnya adalah suhu campuran sebagai
T2.

Pada praktikum kalorimeter ini, kami memperoleh hasil kapasitas kalori, kapasitas kalori
pada benda padat, serta mendapatkan ralat relatif sesuai dengan persamaan yang terdapat
pada modul. Melalui perhitungan tersebut, kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan 1
Data 1 diperoleh nilai Ckal sebesar (−19 ±2,3 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar -12%
(2AP)
Data 2 diperoleh nilai C sebesar (22 ±5,6 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 25% (2AP)
Data 3 diperoleh nilai Ckal sebesar (−12 ±2,9 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 24%
(2AP)
Data 4 diperoleh nilai Ckal sebesar (4,5 ± 2,9 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 65%
(2AP)
Sedangkan pada percobaan kedua dimana terdapat tambahan benda padat ke dalam zat
cair yang diamati dalam percobaan calorimeter ini, diperoleh data sebagai berikut :
Percobaan 2
Data 1 diperoleh nilai Ckal sebesar (0,8275 ± 0,0647 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar
7,82 % (3AP)
Data 2 diperoleh nilai Ckal sebesar (0,976 ± 0,0814 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar
8,33 % (3AP)
Data 3 diperoleh nilai C sebesar (0,96 ± 0,098 ¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 10 %
(AP)
Data 4 diperoleh nilai C sebesar (0,97 ± 0,11¿kal/g° C dengan ralat relatif sebesar 11%
(2AP)
Berdasarkan data yang kami peroleh, kami mendapatkan nilai kapasitas kalor yang berarti
kemampuan zat tersebut dalam massa yang sama memiliki kemampuan yang berbeda
dalam menyerap kalor. Hal ini sesuai dengan teori kalor yang ada. Selain itu, pada hasil
perhitungan kami terdapat beberapa ralat relatif yang besar yaitu lebih dari 10% serta
terdapat juga ralat relatif yang nilainya negatif. Hal ini dapat terjadi karena mungkin saja
saat pelaksanaan praktikum, kita kurang teliti dalam membaca skala alat yang digunakan
atau perhitungan yang salah, dan bisa juga karena alat yang digunakan dalam praktikum
kalorimeter kurang akurat dalam penunjukan skala yang diukur. Walaupun demikian,
terdapat beberapa ralat relatif yang nilainya masih dibawah 10% yang kemungkinan saat
pengukuran akurasinya lebih baik dari pada saat pengambilan data yang lain.
8. Tugas
a. Kira- kira kesalahan yang mungkin terjadi bila air yang berada didalam kalorimeter
terlalu banyak dibanding dengan jumlah zat padat/zat cair yang dimasukkan
kedalamnya?
Jawab :
Jika volume air dingin yang didalam kalorimeter lebih banyak dibanding air panas ( > ),
maka suhu yang lebih dominan adalah suhu dingin, begitu juga sebaliknya. Selain itu,
penurunan suhu ataupun kenaikan suhu menjadi lebih lambat dan diragukan teori azas
Black tidak berlaku pada percobaan tersebut. Sehingga kita akan sulit dalam memperoleh
suhu setimbang karena suhu yang kita campurkan lebih dominan pada salah satu suhu
baik suhu yang rendah atau yang dingin.

b. Sebuah bola platina dengan massa 100 gram dimasukkan kedalam 400 gram air yang
bersuhu 0° C, jika kemudian terjadi kesetimbangan temperature pada 10,1° C dan
kalor jenis platina adalah 0,040 kal/g° C. Berapakah temperature platina tepat ketika
akan dimasukkan kedalam air?

Jawab :
∆ Qlepas =∆Q terima
∆ Qb =∆ Qa
m b Cb ∆ T =m a C a ∆T
mb Cb (T 2−T 3)=mad C a (T 3−T 1)
100(0,040)(T 2−10,1¿=400(1)(10,1−0)
T 2= 1020,1° C

9. Kesimpulan
Berdasarkan praktikumyang telah kami lakukan, kami memperoleh penguatan
pemahaman tentang hal kalor, kapasitas kalor, dan juga kalor jenis zat. Kami dapat
mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat padat, mampu
terampil menggunakan set kalorimeter, terampil menggunakan teori ralat dan
mengetahui ralat alat ; serta mampu terampil menggunakan termometer.
Jika dilihat dari teori kalor, faktor yang mempengaruhi besarnya kalor (Q) adalah
massa (m) tiap zat atau benda dan kenaikan suhu (T) yang disebabkan oleh benda
bermassa (m) tersebut dan aklor jenis benda tersebut. Penguatan pemahaman saya
mengenai teori ini dapat saya peroleh setelah melakukan praktikum kalorimeter ini.
DAFTAR RUJUKAN
Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas Fisika. Surabaya : Yudhistira Ghalia
Sarippudin, Aip. 2009. Praktis Belajar Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tim Praktikum Fisika Dasar.2019.Modul Praktikum Fisika Dasar II, Malang:
FMIPA UM
Mundilarto. 2007. Penilaian Hasil Belajar Fisika. Rahma : Solo.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai