Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
006: 2020
Lampiran Surat Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0026.P/DIR/2020
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL
PEMBANGKITAN
(PLC)
STANDAR SPLN K3.006: 2020
Lampiran Surat Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0026.P/DIR/2020
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)
PADA SISTEM PEMBANGKITAN
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Pembangkitan
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No. : 0013.K/DIR/2020
1. Sahrijal Purba : Sebagai Ketua merangkap Anggota
2. Harry Indrawan, S.T., M.Sc. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Dr. Ir. Zainal Arifin, M.B.A. : Sebagai Anggota
4. Ir. Teguh Widjajanto, M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. I Putu Wirasangka, M.T. : Sebagai Anggota
6. Agus Wibawa, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. M. Irwansyah Putra : Sebagai Anggota
8. Moch. Syofan Hadi, S.T. : Sebagai Anggota
9. Ir. Parlindungan Sihombing, M.Sc. : Sebagai Anggota
10. Ir. Wismanto Setyadi, M.T. : Sebagai Anggota
11. Ir. Eko Warsito : Sebagai Anggota
12. Ir. Budi Mulyono : Sebagai Anggota
13. Ir. Al Susilo Handoko : Sebagai Anggota
Daftar Isi
i
SPLN K3.005: 2020
ii
SPLN K3.006: 2020
Prakata
Standar K3.006: 2020 ini memberikan informasi yang berkaitan dengan spesifikasi,
konfigurasi, operasi dan pemeliharaan, pengujian, dokumentasi, peralatan tambahan
serta panduan retrofit dari Distributed Control System (DCS) yang digunakan pada sistem
kontrol di pembangkitan.
Dengan diterbitkannya standar ini diharapkan pemilihan DCS yang akan digunakan untuk
sistem pembangkitan dapat lebih seragam sesuai dengan spesifikasi dan melalui tahapan
uji seperti yang disyaratkan dalam standar ini.
Dengan ditetapkannya standar K3.006: 2020 ini, maka setiap DCS pembangkitan yang
digunakan dalam lingkungan PLN harus mengacu terhadap ketentuan teknis yang
terdapat dalam standar ini.
iii
SPLN K3.006: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini memberikan informasi mengenai Spesifikasi DCS yang mencakup controller,
Human Machine Interface (HMI), Engineering Workstation (EWS), Historian and Logger
Server, Sequence of Event (SOE), OPC server, GPS synchronization dan peralatan
tambahan/sarana pendukung DCS. Standar ini juga memberikan informasi mengenai
operasi dan pemeliharaan DCS, pengujian, dokumentasi dan report, serta panduan retrofit
Distributed Control System (DCS) yang digunakan pada main control pada sistem
pembangkitan.
Standar ini berlaku untuk sistem yang relevan dan layak menggunakan DCS dari analisis
teknis.
2 Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan seragam dalam
menerapkan standar spesifikasi DCS, operasi dan pemeliharaan, pengujian, dokumentasi
dan report, serta retrofit DCS yang mengutamakan mutu, keandalan dan aspek
keselamatan. Standar ini merupakan acuan dalam pembangunan sistem DCS baru dan
peremajaan DCS (retrofit) pembangkitan.
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, ketentuan mengikuti standar dan
referensi berikut. Dalam hal terjadi perubahan, maka ketentuan dapat mengikuti edisi
terakhir.
1
SPLN K3.006: 2020
2
SPLN K3.006: 2020
Fungsi pengendalian tingkat lanjut yang dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi.
Layanan purna jual yang diberikan vendor pada konsumen setelah melakukan pembelian
produk sesuai klausal after sales service yang dinyatakan oleh vendor.
4.3 Antena
Perangkat yang dirancang untuk menerima dan memperkuat sinyal radio yang
ditransmisikan pada frekuensi tertentu oleh satelit/pemancar radio dan kemudian
mengubahnya menjadi sinyal listrik untuk digunakan oleh penerima.
Jaringan yang menghubungkan antar controller (main control unit ke main control unit).
Sistem kontrol berbasis komputer yang mengendalikan proses pada instalasi industrial
plant/pembangkit/industri, terdiri dari sejumlah besar loop control dimana pengendali
autonom (controller) didistribusikan ke seluruh sistem tidak hanya dikendalikan oleh satu
controller dan terdapat central operator yang bisa melakukan supervisory control.
Network yang menghubungkan sistem DCS dengan eksternal network (seperti jaringan
intranet/internet).
3
SPLN K3.006: 2020
Antarmuka pengguna atau dashboard yang menyediakan fasilitas interaksi antara seseorang
dengan mesin, sistem atau perangkat.
Penggantian modul tanpa memutus power supply dan tidak mempengaruhi kinerja controller.
Suatu infrastukstur jaringan global yang menghubungkan benda-benda fisik maupun virtual
melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi yang menawarkan identitas
objek, sensor dengan tingkat autonom dan capture yang tinggi ditandai dengan konektifitas
jaringan dengan fleksibilitas dan interoperabilitas yang tinggi.
Suatu evolusi dan pengembangan DCS menuju global real time processing control yang
memanfaatkan teknologi IoT dalam lingkungan industri.
Satu atau lebih kabinet yang berisi modul power supply, modul controller, modul I/O (I/O),
modul komunikasi dan rack/terminating/isolating barrier yang berfungsi sebagai pemrosesan
isyarat digital yang menghubungkan filed device dengan control network system.
Suatu infrastruktur yang menyediakan fasilitas yang dapat mengakses data dari DCS,
melalui jaringan intranet atau internet dengan atau tidak menggunakan web dan dapat
diakses melalui PC atau smartphone dalam jalur atau segmen terpisah dengan control
network tanpa mempengaruhi proses operasi (read only).
4
SPLN K3.006: 2020
Perangkat switch yang memiliki fasilitas untuk melakukan konfigurasi sesuai dengan
kebutuhan user.
Kegiatan meningkatkan performa DCS dengan cara penggantian seluruh sistem DCS dari
sisi hardware maupun software dengan teknologi dan fitur yang berbeda, didukung dengan
kajian yang sesuai. Contoh migrasi dari brand A ke brand B.
Protokol yang diperuntukkan untuk sinkronisasi waktu (clock) diantara host dalam sebuah
jaringan TCP/IP sehingga setiap komputer atau peralatan lain yang menggunakan fungsi
waktu, disinkronkan waktunya dengan waktu universal (UTC) melalui jaringan.
Memori yang dapat menyimpan data secara permanen walaupun power supply/listrik yang
mengalir pada memori tersebut diputus.
Sebuah server yang menyinkronkan waktunya terhadap sumber waktu akurat dan
mentransmisikan paket informasi waktu kepada komputer client yang terhubung.
Suatu protokol standar untuk pertukaran data antar perangkat atau sistem lain dari berbagai
vendor dalam dunia otomasi industri yang dikembangkan oleh OPC Foundation.
4.21 Obsolescence
Berakhirnya masa produksi sebagian atau seluruhnya peralatan utama atau pendukung
yang diinformasikan oleh Original Equipment Manufacturer (OEM) dengan konsekuensi
dukungan spare part dari OEM sudah berakhir, meskipun ketersediaan spare part dalam
waktu terbatas mungkin masih tersedia di gudang vendor, agen tunggal atau di pasar bebas.
5
SPLN K3.006: 2020
Suatu peralatan yang berfungsi memasok kebutuhan listrik pada suatu beban, khususnya
sistem DCS baik controller maupun module input-output (I/O). Secara umum berupa
converter dari sumber tegangan AC/DC menjadi keluaran DC yang teregulasi.
4.25 Retrofit
Metoda improvement (peremajaan) terhadap kemampuan dan kapabilitas DCS yang dalam
pelaksanaannya bisa dilakukan dengan metoda upgrade dan atau migrasi.
Perangkat keras dan perangkat lunak dalam pengontrol yang mampu memantau operasinya
sendiri dan menampilkan kesalahan apa pun yang dapat dideteksi.
Infrastruktur untuk merekam urutan kejadian berdasarkan waktu kejadian dengan ordo
(interval) waktu tertentu, misalnya per milidetik (ms).
Suatu peralatan yang berfungsi sebagai fasilitas pengujian modul controller dan I/O untuk
mengetahui fungsi modul tersebut tanpa mengganggu proses kontrol. Fasilitas tersebut
dapat terhubung dengan node DCS atau sebagai sistem terpisah dari DCS.
Konfigurasi jaringan yang memiliki kemampuan untuk dapat terus beroperasi tanpa
mengalami interupsi ketika satu atau lebih komponen mengalami kegagalan. Pada jaringan
fault tolerance terdapat jalur backup atau redundant antara sumber dan tujuan.
6
SPLN K3.006: 2020
Konfigurasi jaringan dimana setiap titik/node (switch, bridge dan komponen lain) terhubung
pada semua titik/node lain dalam jaringan.
Konfigurasi jaringan dimana hubungan node dengan node lainnya membentuk aliran data
melingkar (ring). Tiap node dalam jaringan terhubung pada dua node lainnya seperti suatu
titik dalam sebuah garis lingkaran.
Konfigurasi jaringan dimana tiap node dalam jaringan tersebut terhubung pada satu central
node (sering disebut sebagai hub atau switch).
4.34 Upgrade
Kegiatan meningkatkan atau mempertahankan performa DCS dengan cara penggantian baik
sebagian maupun seluruh sistem DCS dari sisi hardware maupun software dengan versi
yang terbaru dan brand yang sama, didukung dengan kajian yang sesuai.
7
SPLN K3.006: 2020
5 Gambaran Umum
Secara umum spesifikasi DCS harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Spesifikasi DCS yang akan digunakan merupakan generasi terbaru dan terbukti memiliki
kehandalan (sudah pernah dipasang minimum 2 (dua) proyek similar pada kurun
5 (lima) tahun terakhir);
2. Masa obsolescence minimal 10 (sepuluh) tahun dari versi terbaru sejak diproduksi;
3. Jaminan after sales service sampai dengan 5 (lima) tahun setelah pernyataan
obsolescence (untuk software dan hardware);
4. Semua lisensi software tidak dibatasi oleh periode tahunan (lifetime);
5. Apabila ada lisensi software terkait pembatasan jumlah point/tag, input/output (I/O)
maka penentuan jumlah total I/O mempertimbangkan rencana pengembangan ke
depan. Sebagai contoh, dilakukan permintaan spare minimal 20%;
6. Untuk modul (I/O) mengacu pada SPLN K3.005:2018, PLC Pembangkitan sub pasal
5.1.3 input unit dan 6.1.4 output unit;
7. Mempunyai sistem isolasi pada modul I/O pada setiap channel;
8. Mempunyai tahanan isolasi mengacu pada IEC 60747-5-5:2007 sub pasal 7.3, electrical
safety requirements, untuk I/O yang menggunakan galvanic isolation;
9. Memiliki healthy indicator untuk setiap I/O unit dan indikator komunikasi bus untuk setiap
remote I/O unit mengacu pada IEC 61131-2:2017 sub pasal 5.8 PLC-system self-test
and diagnostic;
10. DCS tidak terpengaruh oleh:
a. Interferensi frekuensi radio, harus telah memenuhi IEC 61000-4-3:2010
Electromagnetic Compatibility (EMC);
b. Interferensi medan elektromagnetik, harus telah memenuhi IEC 61000-4-2:2001,
Testing and measurement techniques-electrostatic discarge immunity test;
11. Terdapat indikasi Light Emitting Diode (LED) pada digital I/O untuk masing-masing
channel, CPU, power supply unit (PSU) dan network interface card;
12. Comply terhadap Industrial Internet of Things (IIoT).
DCS memiliki fitur utama dan fitur pendukung. Fitur utama merupakan fitur yang harus ada
dan dimiliki dalam sistem DCS. Fitur pendukung merupakan fitur yang mendukung sistem
fitur utama.
8
SPLN K3.006: 2020
6 Spesifikasi
Konfigurasi power supply harus dapat memenuhi kebutuhan daya maksimum operasional
dengan mengacu SPLN PLC Pembangkitan K3.005:2018 sub pasal 5.1.1 Power supply unit
dan dengan tambahan spesifikasi sebagai berikut:
1. Masing-masing Main Control Unit (MCU) dilengkapi minimum 2 buah PSU yang
beroperasi redundant;
2. Masing-masing indikator PSU dapat ditampilkan di software monitor HMI;
3. Masing-masing modul PSU mempunyai Circuit Breaker (CB);
4. Memiliki dua internal power supply yang masing-masing internal power supply memiliki
kapasitas 150% dari kebutuhan daya dalam plug-in module (share load). Kehilangan
satu buah modul hanya menimbulkan alarm dan tidak mempengaruhi operasional DCS
dan memungkinkan untuk penggantian satu modul tanpa menggangu sistem;
9
SPLN K3.006: 2020
5. Sumber daya untuk power supply internal berasal dari tegangan AC dan DC yang
menggunakan baterai. Untuk sumber tegangan yang berasal dari jala-jala harus
menggunakan sinewave Uninteruptable Power Supply (UPS) dengan kapasitas
minimum 150% dari kebutuhan DCS dengan ketahanan supply ketika kehilangan
tegangan jala-jala minimum 2 jam.
Spesifikasi sistem controller module mengacu pada IEC 61131-2:2017 sub pasal 5.5,
main processing unit(s) and memory(ies) of the PLC-system requirements.
I/O module terdiri dari digital I/O module dan analog I/O module, mengacu pada SPLN PLC
Pembangkitan K3.005:2018 sub pasal 5.1.3 input unit dan sub pasal 5.1.4 output unit
dengan tambahan spesifikasi:
1. Analog input memiliki fitur signal quality mengacu pada standar NAMUR NE43
Standarization of signal level for the breakdown information of digital transmitters dan
ISA 50.00.01:1975(R2012) Compatibility of analog signals for electronic industrial
process instruments;
2. Apabila dibutuhkan:
a. Analog input dapat membaca secara langsung tanpa signal conditioning, contoh:
sensor posisi (LVDT) dan sensor vibrasi;
b. Analog output dapat menghasilkan arus output yang lebih besar dari 20 mA (dengan
atau tidak menggunakan tambahan converter), contoh: drivers module servo.
10
SPLN K3.006: 2020
3. Sampling rate untuk digital input SOE maksimum 0,25 milisecond per channel dalam
1 card dan maksimal 1 milisecond untuk satu sistem DCS keseluruhan.
Spesifikasi Remote I/O station mengacu pada IEC 61131-2:2017 sub pasal 5.6, Remote I/O
Stations (RIOSs) Requirements. Spesifikasi pendukung dari remote I/O adalah:
1. Memiliki sistem jaringan remote I/O redundant;
2. Memiliki fungsi change over controller apabila sistem jaringan remote I/O terjadi
masalah.
Spesifikasi I/O termination mengacu pada SPLN PLC pembangkitan K3.005:2018 sub pasal
5.1.12 Termination.
Spesifikasi kabel mengacu pada mengacu pada IEEE 1202/383 (flame testing), IEC 60228
Conductor of insulated cable (resistant dan kelenturan) dan MIL-C 27072 (cable special
purpose, shielded conductor).
Spesifikasi komunikasi mengacu pada IEC 61131-2:2017 sub pasal 5.4, communication
interface requirements dan IEEE 802.3-2012, communication standards.
Topologi komunikasi yang dimaksud adalah jaringan komunikasi berupa ring, star dan/atau
fault tolerance (mesh) mengacu pada ISO/IEC 15045-2:2012, Information technology - home
electronic system (hes) gateway - part 2: modularity and protocol. Pada arsitektur
komunikasi DCS minimal terdiri dari:
1. Control network (komunikasi antar controller) harus bersifat redundant;
2. Supervisory/plant management network (komunikasi yang menghubungkan HMI,
Engineering Work Station dengan Controller) harus bersifat redundant;
3. Pada konfigurasi network yang redundant dan kompleks harus memiliki fasilitas protokol
yang dapat menghindari terjadinya looping, contoh: Spanning Tree Protocol (STP),
High-availability Seamless Redundancy Protocol (HSR) atau Parallel Redundancy
Protocol (PRP);
4. Arsitektur untuk enterprise network (komunikasi dengan jaringan intranet/WAN).
11
SPLN K3.006: 2020
Nodes komunikasi yang dimaksud adalah port atau terminal dalam satu jaringan komunikasi
DCS sebagai tempat terhubungnya device atau sistem yang lainnya.
Spesifikasi kabel komunikasi mengacu pada SPLN PLC pembangkitan K3.005:2018 sub
pasal 5.1.5.2 Kabel komunikasi. Spesifikasi pendukung dari kabel komunikasi untuk DCS
adalah:
1. Untuk komunikasi dengan jarak dibawah 100 meter, dapat menggunakan media kabel
ethernet minimal CAT-6 atau fiber optic;
2. Untuk komunikasi dengan jarak diatas 100 meter harus menggunakan media kabel fiber
optic.
6.1.7.3.2 Switch
Switch menggunakan brand yang telah dikenal dan teruji untuk aplikasi DCS dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Menggunakan manageable switch, dengan standar protokol (IEEE 802.3 U,
IEEE 802.3 X, IEEE 802.3 AZ);
2. Memiliki power supply redundant dengan sumber terpisah (AC atau DC);
3. Tersedia spare port minimal 20%;
4. Dapat beroperasi pada range temperatur operasi -10 sampai 60 ℃, atau lebih baik;
5. Shock and vibration mengacu pada IEC 60068-2-27, Tests – test Ea and guidance:
shock;
6. Memiliki ketahanan kondisi lingkungan (IEC 60068-2-30, Environmental testing);
7. Terdapat indikasi/status Light Emitting Diode (LED) untuk memberikan informasi
mengenai status koneksi (link) dan aktifitas koneksi (link activity);
12
SPLN K3.006: 2020
8. Dilengkapi dengan fitur Quality of Service (QoS), trunking, Virtual Local Area Network
(VLAN), port mirroring, fault relay, redundancy, SNMP dan IGMP snooping (jika
diperlukan);
9. Mendukung proses time synchronization antara GPS dengan PC serta controller pada
DCS sesuai standar IEEE 1588 INT 1-10 – (A precision clock synchronization protocol
for networked measurement and control systems) dan dilengkapi dengan Network Time
Protocol (NTP).
Menambahkan sistem fail safe untuk critical equipment ketika terjadi kegagalan sistem DCS,
misalnya hardwired protection pada boiler trip (MFT).
Sistem keamanan DCS mengacu pada IEC 62443:2018, Security for industrial automation
and control systems.
Sistem yang dibangun harus memiliki GPS network time protocol server dengan resolusi
1 (satu) milisecond untuk seluruh sinkronisasi waktu controller dan server di dalam lingkup
DCS.
6.1.11 Panel
Spesifikasi panel mengacu pada SPLN PLC pembangkitan K3.005:2018 sub pasal 5.1.13
Panel.
Spesifikasi sistem pentanahan mengacu pada SPLN K3.005: 2018 PLC pembangkitan sub
pasal 5.1.9 sistem pentanahan dan sub pasal 6.5 sistem pentanahan. Resistansi
pentanahan maksimal 0,1 Ω, mengacu pada IEC 61131-2:2017 sub pasal 13.3 Protective
earthing test.
13
SPLN K3.006: 2020
6.2 HMI
Konfigurasi umum dari HMI yang terdiri dari konfigurasi client-server dan serverless,
pemilihan konfigurasi berdasarkan:
1. Kemampuan peralatan untuk menangani jumlah data yang diproses;
2. Jumlah I/O, jumlah tag/point, jumlah tag per grafik display.
3. HMI client-server dan serverless harus mengakses controller secara langsung tanpa
melalui driver third party/OPC server;
14
SPLN K3.006: 2020
Hardware HMI berbasis PC menggunakan brand yang telah dikenal dan teruji untuk
hardware HMI dengan spesifikasi pendukung sebagai berikut:
1. Menggunakan industrial platform tipe terbaru yang tersedia dipasaran;
2. Menggunakan dual ethernet dan aksesoris LAN yang sesuai untuk seluruh jenis
komputer;
3. Tersedia back-up konfigurasi yang tersimpan di media penyimpan eksternal;
4. Terdapat hardisk yang redundant dan bersifat hot swap yang dikonfigurasi RAID 1;
5. Terpasang sistem pendinginan yang memadai pada setiap PC platform.
6. Power supply unit untuk hardware HMI redundant dengan kapasitas 150% dari
maksimal load dan disuplai dari dua sumber power yang saling backup;
7. Tersedia fasilitas multi display output;
8. Dapat mendukung large screen dengan resolusi yang memadai;
9. Mendukung input keyboard dan mouse.
Secara umum spesifikasi dari software HMI untuk DCS terdapat firtur-fitur antara lain:
1. Harus memiliki fasilitas performance multitasking, data acquisition, supervisory control,
monitoring, control development and routine software;
2. Menggunakan operating system dengan platform yang umum digunakan;
3. Harus memiliki fitur alarm summary, trending, data logging, production backup history,
operation action list, report, online printing of event;
4. Management alarm mengacu pada ISA 18.2 : 2009, Alarms management system dan
EEMUA 191 : 2013, Alarms Systems - A guide to design management and procurement,
yang berfungsi:
a. Melihat dan merubah priority alarm;
b. Melihat data SOE dalam periode yang ditentukan;
c. Melihat alarm dalam periode yang ditentukan;
d. Melihat data histori tindakan yang dilakukan oleh operator (operator log activity);
e. Merubah status poin alarm (list, beep, dump, dan print).
5. Manajemen user, roles dan security;
6. Grafik interaktif yang berisi tampilan plant atau equipment dilengkapi dengan parameter
yang terhubung dengan sensor dan terbaca secara realtime;
7. Update rate atau refresh rate maksimal 500 ms;
8. Pop up untuk memanggil menu yang tersembunyi;
9. Signaling, merupakan suatu fungsi untuk memberikan perintah, kompensasi, opsi, atau
transposisi ke peralatan atau sensor;
10. Trending masing-masing signal baik analog maupun digital, yang terdiri dari historical
atau real time;
11. Logic view dan monitoring nilai variabel atau status;
12. Force/unforce status I/O/logic/function/quality signal, mengubah engineering units, batas
alarm atas bawah (high and low alarm limits), batasan reset alarm (alarm dead bands)
dan tune parameter untuk user tertentu sesuai roles;
15
SPLN K3.006: 2020
16
SPLN K3.006: 2020
Spesifikasi hardware historian and logger server secara umum sama dengan spesifikasi
hardware HMI, mengacu pada sub pasal 6.2.2 Hardware HMI, spesifikasi mendukung untuk
historian and logger server antara lain:
1. Terdapat fungsi konfigurasi fitur-fitur historian and logger server;
2. Terdapat storage dengan kapasitas minimum yang dapat menyimpan data selama
6 (enam) s.d 12 (dua belas) bulan;
3. Terdapat tools management storage (backup dan restore data);
4. Terdapat port untuk koneksi dengan external storage (external hardisk);
5. Terdapat historical trending;
6. Terdapat alarm logging dan SOE;
7. Terdapat operator log activity;
8. Mendukung fasilitas laporan periodik atau event yang dapat di ekspor menjadi format
excel atau file CSV;
9. Dapat terhubung ke OPC server.
Spesifikasi hardware SOE server secara umum sama dengan spesifikasi hardware historian
and logger server, dan dapat dimungkinkan untuk digabung dengan historian server apabila
memenuhi kondisi:
1. Penambahan fitur SOE pada historian and logger server;
2. Kapasitas storage sub pasal 6.4. Historian and logger server poin 2 terpenuhi.
Spesifikasi hardware OPC server secara umum sama dengan spesifikasi hardware HMI,
mengacu pada sub pasal 6.2.2 Hardware HMI, OPC server dapat berupa:
1. OPC data access untuk mengakses controller;
2. OPC historical data access untuk mengakses database historian;
3. OPC Unified Architecture (UA) merupakan OPC server yang tidak tergantung dengan
COM/DCOM;
4. OPC yang menggunakan COM/DCOM dilengkapi dengan OPC tunneller untuk
memudahkan pemasangan OPC client;
5. Tidak boleh menggunakan OPC sebagai sarana komunikasi antara work station (HMI)
dengan controller dan historian server dengan controller.
17
SPLN K3.006: 2020
NTP Server menggunakan brand yang telah dikenal dan teruji di pasaran dengan spesifikasi
minimal sebagai berikut :
1. Proteksi terhadap manipulasi waktu dan infeksi malware;
2. Enkripsi data;
3. Sinkronisasi waktu dengan client yang kompatibel dengan protokol NTP dan SNTP;
4. Mendukung networking protocols IPV4, IPV6, HTTPS, HTTP, SSH, TELNET, SFTP dan
FTP.
Antena GPS menggunakan brand yang telah dikenal dan teruji di pasaran dengan spesifikasi
minimal sebagai berikut:
1. Impedansi 50 Ω;
2. Gain 20 db;
3. Dapat menerima time signal hingga 24 satelit;
4. Mempunyai proteksi surja arrester dan penguat sinyal GPS.
Management Information System (MIS) adalah sistem yang terhubung dengan DCS secara
read only yang berfungsi menampilkan grafik DCS secara real time dan memberikan fasilitas
retriving data untuk keperluan manajemen. MIS memiliki fitur sebagai berikut:
1. MIS merupakan client-server technology dan dapat diakses dengan menggunakan
smartphone, web, dan PC oleh client melalui internet;
2. Dapat menampilkan grafik, trend, alarm, report dan point database;
3. Engineering tool dan management user untuk membangun sistemnya sendiri;
4. Lisensi server MIS menggunakan software yang dilengkapi lisensi fungsi developer dan
untuk lisensi client MIS minimal sebanyak 10 user;
18
SPLN K3.006: 2020
5. Kemampuan untuk mengumpulkan data dari DCS, PLC, dan meter-meter melalui
protokol OPC Data Access (DA), atau OPC Unified Access (UA), ataupun Modbus;
6. Kapasitas minimal 10.000 point;
7. Mampu diakses secara simultan oleh minimal 10 client sekaligus atau sesuai jumlah
lisensi yang dipesan;
8. Kemampuan mereplika grafik dan semua point di plant, baik untuk DCS utama, DCS
yang lain, dan sistem PLC yang ada;
9. Kemampuan untuk membuat laporan secara customize;
10. Excel plug-in, untuk data retrieval dari MIS server pada saat mengimplementasi
perhitungan custom dalam microsoft excel;
11. Mampu menampilkan data historical yang tersimpan di MIS server;
12. Kemampuan mengirim laporan melalui email secara otomatis (bila diperlukan);
13. Management user, roles dan security.
Pembangkit fosil mengacu pada ANSI/ISA 77.20.01:2012, Fossil fuel power plant simulators:
functional requirements.
Persyaratan plant simulator antara lain :
1. Harus didesain sesuai dengan plant;
2. Sistem konfigurasi perangkat keras dan lunak harus dapat dikembangkan oleh user;
3. Aplikasi simulator harus dapat dijalankan pada HMI PC yang terpisah dengan sistem
kontrol DCS;
4. Simulator harus dapat digunakan pada kondisi normal dan abnormal operasi, malfuction
proses, melakukan trouble shooting, optimasi dan kontrol perawatan;
5. Simulator harus memiliki fungsi sesuai fungsi kontrol aktual seperti sequence, interlock,
alarm, trip, kontrol, permisive, start/stop, open/close, dll.
19
SPLN K3.006: 2020
Test bench merupakan suatu node controller yang berfungsi untuk pengujian hardware dan
software DCS, terutama dapat digunakan untuk melakukan pengujian module baru
(pengadaan baru) dan pembelajaran untuk peningkatan kompetensi engineer DCS tanpa
mengganggu fungsi DCS.
Test bench terdiri dari backplane, power supply, controller dan semua jenis module I/O
(minimal jenis module I/O yang terinstal di DCS).
Test bench terhubung dengan control network DCS sehingga dapat dikonfigurasi dari EWS
atau test bench dan EWS terpisah yang membentuk suatu control network yang terpisah
dengan DCS.
Ruang display pengunjung dapat berupa large screen, proyektor dan lain-lain.
Operasi dan pemeliharaan mengikuti buku panduan (manual book) yang diterbitkan oleh
pabrikan DCS.
8 Pengujian
10 Retrofit
Retrofit dapat dilaksanakan dalam 2 metode yaitu upgrade dan atau migrasi.
Persyaratan pekerjaan retrofit antara lain:
1. DCS dapat berfungsi dengan baik dan dapat berkomunikasi dengan DCS sebelumnya
atau eksisting lainnya;
2. Tidak ada fungsi yang hilang dari sistem yang eksisting seperti fungsi redundancy
peralatan pembangkit;
3. Kecepatan proses kontrol tidak berkurang (minimal sama dengan eksisting);
4. Tidak boleh menggunakan OPC sebagai sarana komunikasi antara work station (HMI)
dengan controller termasuk historian server;
20
SPLN K3.006: 2020
5. Uji coba sistem (hot commissioning system) atau simulasi/tunning online diijinkan
maksimal 2 (dua) kali fail yang menyebabkan shutdown unit dan dilanjutkan dengan
pengujian Reliability Run (RR) mengacu pada SPLN komisioning terkait;
6. Dukungan technical service di site (on site) selama 1 (satu) bulan dan off site selama
masa garansi;
7. Vendor diharuskan dapat melakukan simulasi/tuning dan simulasi operasi secara offline
(menggunakan simulator apabila tersedia) untuk mengurangi error dan menghindari uji
coba yang berulang-ulang (trial and error);
8. Vendor harus memiliki dokumen kerja sama atau surat penunjukan dari pabrikan
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
10.1. Upgrade
10.2. Migrasi
Dari sisi pengguna dan pengadaan perlu diperhatikan hal berikut ini:
1. Pengguna
a. Life cycle cost management dengan item kajian sebagai berikut:
• Review mekanisme aging;
• Expected lifetimes of major components;
• Teknis penilaian obsolescence;
• Cost and benefit secara menyeluruh terhadap sistem dan proses.
21
SPLN K3.006: 2020
b. Kajian kelayakan Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dan Kajian
Risiko (KR);
c. Membentuk tim yang tetap untuk mengawal, memonitor dan transfer knowledge
terhadap pekerjaan retrofit dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengujian sampai
serah terima yang terdiri dari para engineer dari bidang operasi, DCS, elektrik,
control and instrument.
2. Pengadaan
Secara umum mengacu pada Keputusan Direktur (Kepdir) terkait pedoman pengadaan
barang dan jasa yang berlaku, dengan tambahan:
1. Persyaratan administrasi mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Vendor memiliki tenaga ahli sistem kontrol yang paham dan familiar dengan
DCS yang terpasang dan DCS yang baru, dibuktikan dengan pengalaman
masing-masing minimal 3 (tiga) proyek pada pembangkit sejenis;
b. Vendor memiliki tenaga ahli tuning yang dibuktikan dengan pengalaman
minimal 5 (lima) proyek dan 2 (dua) diantaranya pada pembangkit sejenis;
c. Memiliki pengalaman sukses melakukan retrofit dengan pola penggantian brand
dan kapasitas pembangkit yang sejenis/sama.
2. Persyaratan teknis mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan penyedia melakukan pekerjaan dengan memperhatikan keamanan
operasi unit yang berinteraksi dengan unit yang diretrofit. Jika retrofit
dilaksanakan secara bertahap pihak penyedia harus menyiapkan metode
eksekusi retrofit sebagai bahan penilaian pengguna;
b. Kemampuan tenaga ahli vendor/penyedia (process engineer dan DCS engineer)
dalam membaca sistem eksisting dan mengaplikasikan pada sistem yang
diretrofit, seperti konversi logic diagram, parameter tuning, anomali sistem, pola
operasi, dll;
c. Metode penilaian vendor/penyedia mengutamakan pertimbangan kesesuaian
track record vendor dengan project yang akan dilaksanakan.
3. Dalam hal dirasa perlu dapat menggunakan jasa konsultan dalam penyusunan
bid-document maupun jasa konsultan pekerjaan.
22
Pengelola Standardisasi: